KEGIATAN BELAJAR 1 PENYUSUNAN KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. URAIAN
1. Keran Ke rangka gka Teori Teo ri Setelah masalah penelitian berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah berikutnya adalah mengajukan hipotesis yang didasarkan dari kajian mendalam teori-teori yang relevan dengan
variabel-variabel
penelitian. Agar sebuah kerangka teoretis meyakinkan maka argumentasi yang disusun dalam teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan terbaru. Disamping itu, kerangka teori juga dapat dilakukan melalui pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti lainnya. Hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba
melakukan pengulangan, revisi, modidikasi, dan
sebagainya. Berdasarkan kajian teoretis dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka tahap berikutnya peneliti menyusun kerangka berpikir yang mengarahkan perumusan hipotesis. Dengan demikian produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoretis
adalah
perumusan
hipotesis.
Secara
ringkas,
langkah
penyusunan kerangka teoretis dan pengajuan hipotesis dapat dibagi ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Pengkajian mengenai teori-teori ilmiah yang akan dipergunakan dalam analisis. b. Pembasan mengenai penelitian-penelitian penelitian-p enelitian lain yang relevan. c. Penyusunan kerangka berpikir dengan mempergunakan premispremis
sebagaimana ya yang te terkandung da dalam te teori
dan
hasi
penelitian tersebut dengan menyatakan secara tersurat pernyataan, postulat, asumsi, dan prinsip yang dipergunakan. d. Perumusan hipotesis.
2. Hipo Hi pote te sis Hipotesis adalah hasil proses teoretik atau proses rasional yang berbentuk pernyataan tentang karakteristik poupulasi. Hipotesis juga merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang ada pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan diberikan baru didasarkan didasarkan teori yang relevan, relevan, belum didasarkan atas fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sebagai hasil proses teori yang belum berdasarkan atas fakta, maka hipotesis masih perlu diuji kebenarannya dengan data empiris. Penelitian yang merumuskan dan menguji hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif pada tahap tertentu mungkin baru bisa menemukan hipotesis, yang selanjutnya hipotesis yang telah ditemukan diuji oleh peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Hipotesis penelitian yang dirumuskan berdasarkan teori-teori yang relevan dinamakan hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif. Ingkaran atau negasi dari hipotesis alternatif disebut hipotesis nol nol atau hipotesis statistik. Hipotesis nol perlu dirumuskan secara statistik karena dalam pengujian statistik yang diuji adalah hipotesis nol. Kesimpulan mengenai hipotesis penelitian adalah implikasi logis dari dari hasil pengujian pengujian terhadap hipotesis nol. Artinya, jika hipotesis nol ditolak maka hipotesis penlitian diterima atau dianggap benar dengan taraf kepercayaan 1 - α . Pembentukan hipotesis tidak berarti bahwa hubungan tertentu yang diharapkan merupakan suatu fakta yang pasti. Seorang peneliti harus waspada jangan sampai mempunyai membenarkan bagaim gaima anapu napun n sedangkan
kebenaran jug juga
hipotesisnya,
menyesuaikan
sebenarnya
“vested interest” untuk
hipotesis
datanya itu
sehingga dengan
sendiri
masih
berusaha hipotesisnya, harus
diuji
kebenarannya. Gejala ini menunjukkan bahwa ada kalanya seorang peneliti tidak sadar bahwa kalau hipotesisnya
tidak teruji, juga
merupakan penemuan yang dapat bermanfaat bagi pengetahuan tentang masalah yang diteliti. Berdasarkan pemikiran tersebut jelas bahwa hipotesis penelitian tidak ditentukan secara asal-asalan, tetapi berdasarkan atas teori, kerangka pikir, dan fakta komparasi yang cukup kuat, sehingga secara teoretik telah mempunyai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi hipotesis adalah hasil dari tinjauan pustaka atau proses rasional dari penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik. Namun demikian kebenaran hipotesis masih harus diuji secara empirik. Oleh karena itu, hipotesis juga dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik. Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati”, sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa “hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan dan diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang dapat diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” (Nazir, 1985). Dalam lam pen pengujia jian hipotesis, yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya, yaitu sesuai dengan fakta yang ada di populasi. Dalam hubungan ini, hipotesis dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data sampel. Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah inferensial yang telah dirumuskan, dan pernyataan tersebut merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenarannya melalui pengujian hipotesis secara statistik dengan menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel. Karena pengujian hipotesis dilakukan secara statistik, maka rumusan hipotesis dalam bentuk pernyataan tersebut biasanya dilengkapi dengan rumusan statistik. Misalnya “ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan prestasi kerja” atau “makin tinggi
motivasi kerja, maka prestasi kerja yang dicapai juga makin tinggi. Penyataan hipotesis ini sebaiknya dilengkapi dengan rumusan statistik yang berbunyi sebagai berikut: H1 : ρ > 0
versus
HO : ρ ≤ 0
Atau hipotesis mengenai perbedaan misalnya “terdapat perbedaan ratarata prestasi kerja statistik antara mahasiswa PTIK yang diajar dengan metode ceramah dan mahasiswa PTIK yang diajar dengan metode diskusi”. Pernyataan hipotesis ini sebaiknya dilengkapi dengan rumusan statistik yang berbunyi sebagai berikut : H1 : ρ ≠ 0
versus HO :
ρ
= 0
Perlu pula dijelaskan bahwa dalam pengujian hipotesis secara statistik, yang diuji adalah H o (hipotesis nol) yang merupakan negasi atau ingkaran dari hipotesis penelitian (H 1 =
hipo hipote tesi sis s alt alter erna nati tif) f),, kar karen ena a
distribusi statistik yang tersedia adalah distribusi untuk menguji hipotesis nol.
3. Ciri-ciri Hipotes Hi potesis
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara teoritik dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya. b. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi. c. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel. d. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan. e. Hipotesis harus dapat diuji. f. Hipotes Hipotesis is harus harus spes spesifik ifik dan sederhan sederhana. a.
4. Teknik Tek nik Perumu Per umusan san Hipote Hip otesis sis Secara Sec ara Statis Sta tistitik k Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang karakteristik populasi yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
telah dirumuskan dalam suatu penelitian. Hipotesis merupakan hasil penelaahan teoritik (melalui proses rasional), baik dengan penalaran deduktif maupun penalaran induktif. Namun demikian kebenaran suatu hipotesis masih harus diuji dengan menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel. Pengajuan hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, kita selalu merumuskan hipotesis nol (H O) dan hipotesis alternatif (H 1). H1 adalah hipotesis penelitian, sedang H O adalah ingkaran negasi dari H 1 yang akan diuji secara statistik. Jadi dalam pengujian hipotesis yang diuji adalah H O, sedang kesimpulan mengenai H 1 adalah konsekuensi logis dari hasil pengujian H O. Artinya jika H O ditolak maka H 1 diterima, dan sebaliknya jika H O diterima, maka H 1 ditolak. Rumusan
hipotesis
untuk
keperluan
pengujian
dengan
menggunakan teknik-teknik statistik dibedakan atas tiga, yaitu (1) hipotesis tidak langsung, (2) hipotesis langsung langsung positif, dan (3) hipotesis langsung negatif.
1. Hipotesis tidak langsung Untuk menguji hipotesis tidak langsung digunakan uji-dua pihak, yaitu ½ pihak kanan dan ½ pihak kiri sebagai daerah penolakan.
daerah
daerah
penolakan Ho
penolakan Ho
2. Hipotesis Langsung Positif Untuk menguji hipotesis langsung positif digunakan uji-satu pihak kanan dengan daerah penolakan sebesar terletak di sebelah kanan.
daerah penolakan Ho
3. Hipotesis Langsung Negatif Untuk menguji hipotesis langsung negatif digunakan uji-satu pihak kiri, dengan daerah penolakan sebesar terletak di sebelah kiri.
daerah penolakan Ho
B. CONTOH:
Contoh : Hipotesis tidak langsung “Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan tingkat kematian bayi” Secara statistik hipotesis ini dirumuskan : H1 : ρ = 0
versus Ho : ρ ≠ 0
Jika nilai mutlak koefisien hubungannya cukup besar sehingga masuk pada daerah penolakan kiri, maka H o akan ditolak, dan kita berkesimpulan bahwa hubungannya signifikan atau ada hubungan pada populasi.
Contoh : Hipotesis Langsung Positif “Ada hubungan positif antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak balita”, atau “Makin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka status gizi anak balita juga makin baik”. Secara statistik hipotesis ini dirumuskan :
H1 : ρ > 0
versus
Ho : ρ ≤ 0
H0 akan ditolak jika koefisien hubungannya positif dan cukup besar sehingga masuk pada daerah penolakan.
Contoh : Hipotesis Langsung Negatif “Ada hubungan negatif antara jumlah anak dengan status gizi”, atau “Makin banyak anak, maka status gizinya akan makin rendah”. Secara statistik hipotesis ini dirumuskan : H1 :
ρ
< 0
versus
H0 : ρ ≥ 0
H0 akan ditolak jika koefisien hubungannya negatif dan nilai mutlaknya cukup besar sehingga masuk pada daerah penolakan.
C. LATIHAN
1. Sebutkan langkah penyusunan hipotesis! 2. Sebutkan ciri-ciri hipotesis yang baik! 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (1) hipotesis tidak langsung, (2) hipotesis langsung positif, dan (3) hipotesis langsung negatif.
D. TES FORMATIF
1. Apa kegunaan kerangka teori, jelaskan! 2. Apa yang dimaksud dengan hipotesis? 3. Sebutkan ciri-ciri hipotesis!
E. KUNCI
1. Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang karakteristik populasi yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian. 2. Jenis-jenis hipotesis hipote sis yaitu (1) hipotesis hi potesis tidak langsung, langsung , (2) hipotesis langsung positif, dan (3) hipotesis langsung negatif. 3. Ciri-ciri hipotesis sebagai berikut.
a. Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara teoritik dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya. b. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi. c. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data empirik yang diperoleh dari sampel. d. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan. e. Hipotesis harus dapat diuji. f. Hipotes Hipotesis is harus harus spes spesifik ifik dan sederhan sederhana. a.