Proposal Pemantauan Tumbuh Kembang Usia Toodler Melalui Kegiatan DDST (Denver Development Screening Test) Di PAUD Bantur
Oleh : 1. Ainun Anggun L 2. Chetrin Iga L 3. Dian Wahyu N 4. Hendra Putra P 5. Ni Putu Nia N 6. Nurul Winda 7. Ulfa Rhizka F 8. Vivi Nur S 9. Yudha Andang L POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG 2013-2014
KATA PENGANTAR Puji syukur syukur kehadirat Allah swt yang yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul ‘‘Denver Development Screening Test/ DDST ’’dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dususun untuk memenuhi tugas praktek klinik Puskesmas Bantur. Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa yang lain dan bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.
Malang, 22 Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………................... ………......................................... ............................................ ............................................ .....................................i ...............i DAFTAR ISI….. ISI…......................... ............................................. ............................................ .............................................. .............................................. .............................ii .......ii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................. ....................................................................... ............................................. .............................. ....... ............................................................... ............................................. .............................................. ............................ ..... 1.2 Tujuan ......................................... ..................................................................... .............................................. ........................... .... 1.3 Rumusan Masalah .............................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perkembangan ................................................................. ....................................................................................... ......................... ... 2.4 Aspek-aspek Perkembangan yang dinilai.............................................. dinilai............................................................... ................. 2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak................................ 2.4 Konsep dasar DDST........................................ DDST............................................................... ............................................. ................................. ........... 2.5Fungsi DDST..........……………………………………….. DDST.......... ……………………………………….................................. ................................ 2.6 Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST …......................................... …......................................... BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian..................................... Pengkajian........................................................... ............................................ ............................................ .............................. ........ 3.2. Pelaksanaan...................... Pelaksanaan............................................ ............................................ ............................................ .......................................... .................... BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan................. Pembahasan....................................... ............................................ ............................................ ............................................ ......................... ... BAB V PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................ ................................................................... .............................................. ......................................... .................. 3.2 Saran........................................... Saran................................................................. .............................................. ............................................... ............................. ......
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspek – Aspek – aspek aspek perkembangan dan tahapan perkembangan normal sesuai usia pada anak perlu diketahui dan dipahami karena sangat penting untuk mengetahui tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis. Pertumbuhan anak akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak itu sendiri maupun dari luar , apabila hal ini mengalami masalah maka akan berpengaruh pada pertumbuhan anak. Perkembangan anak akan berjalan dengan baik, apabila faktor yang mempengaruhinya tidak mengalami gangguan. Anak akan mulai menampakkan perkembanganya (skill) sesuai dengan tahapa usianya, dan itu akan terus bertambah sampai dewasa. Untuk mengetahui perkembangan anak harus tahu aspek apa saja dalam perkembangan dan tahapan perkembangan sesuai usia anak, dan itu diperlukan parameter – parameter tertentu, dan semua itu akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Tujuan 1.2.1.
Tujuan umum
Setelah mengikuti presentasi diharapakan mahasiswa mampu memahami apa saja perkembangan (skill) yang seharusnya dimiliki oleh anak sesuai usianya. 1.2.2.
Tujuan khusus
Setelah mengikuti simulasi perkembangan mahasiswa diharapakan memahami tentang: 1.
Bagaimana pemeriksaan perkebangan pada sektor
Sosialisasi dan kemandirian
Gerak halus atau motorik halus
Kemampuan bicara dan bahasa
2.
Gerak kasar atau motorik kasar
Tahap perkembangan normal sesuai usia
1.3 Rumusan Masalah
-
Konsep Dasar DDST ?
-
Apa fungsi DDST ?
-
Apa yang dimaksud perkembangan ?
-
Apa saja aspek-aspek perkembangan pada anak ?
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
-
Bagaimana cara mengukur perkembangan anak dengan DDST ?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar DDST DDST adalah salah satu dari metode Skrinning terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ. DDST memnuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan cepat ( 15-20 menit), dapat diandalkan Dari
beberapa
dan penelitian
menunjukan yang
pernah
validitas dilakukan
ternyata
yang DDST
tinggi. secara
efektif
dapatmengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89 % dari kelompok DDST
abnormal
mengalami
kegagalan
di
sekolah
5-6
tahun
kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz ( 1986 ) menunjukan bahwa DDST tidak dapat mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan retandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
2.2 Fungsi DDST DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun. Umur : 1 bulan sampai 6 tahun. Catatan : Diberikan secara individual dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa. a. Aspek perkembangan yang dinilai Terdiri dari 105 tugas perkembangan per kembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST D DST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan.
Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat : - Peningkatan 86 % pada sektor bahasa. - 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa.
- Skala umur yang baru. - Kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan. - Skala penilaian tingkah laku. - Materi training yang baru
2.3 Definisi perkembangan Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan bersifat kualitatif dan mempunyai pola yang teratur serta dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
2.4 Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai A. Personal Social (Perilaku Sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti: 1. Menatap muka 2. Membalas senyum pemeriksa 3. Tersenyum spontan 4. Mengamati tangannya 5. Berusaha menggapai mainan 6. Makan sendiri 7. Tepuk tangan 8. Menyatakan keinginan 9. Daag-daag dengan tangan 10. Main bola dengan pemeriksa 11. Menirukan kegiatan 12. Minum dengan cangkir 13. Membantu di rumah 14. Menggunakan sendok dan garpu 15. Membuka pakaian 16. Menyuapi boneka 17. Memakai baju 18. Gosok gigi dengan bantuan 19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman 21. Memakai T-shirt 22. Berpakaian tanpa bantuan 23. Bermain ular tangga / kartu 24. Gosok gigi tanpa bantuan 25. Mengambil makan
B. Fine Motor Adaptive (Gerakan (Gerakan Motorik Halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam: 1. Mengikuti ke garis garis tengah 2. Mengikuti lewat garis tengah 3. Memegang icik-icik 4. Mengikuti 1800 5. Mengamati manik-manik 6. Tangan bersentuhan 7. Meraih 8. Mencari benang 9. Menggaruk manik-manik 10. Memindahkan kubus 11. Mengambil dua buah kubus 12. Memegang dengan ibu jari dan jari 13. Membenturkan 2 kubus 14. Menaruh kubus di cangkir 15. Mencoret-coret 16. Ambil manik-manik manik-manik ditunjukkan 17. Menara dari 2 kubus kubus 18. Menara dari 4 kubus kubus 19. Menara dari 6 kubus kubus 20. Meniru garis vertikal 21. Menara dari kubus kubus 22. Menggoyangkan dari ibu jari 23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan dengan 3 bagian 25. Mencontoh (titik) 26. Memilih garis yang yang lebih panjang 27. Mencontoh ð yang ditunjukkan 28. Menggambar orang 6 bagian 29. Mencontoh ð
C. Language (Bahasa) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi : 1.
Bereaksi
2.
Bersuara
3.
Oooo ? Aaaah
4.
Tertawa
5.
Berteriak
6.
Menoleh ke bunyi icik-icik
7.
Menoleh ke arah suara
8.
Satu silabel
9.
Meniru bunyi kata-kata
10.
Papa/mama tidak spesifik
11.
Kombinasi silabel
12.
Mengoceh
13.
Papa/mama spesifik
14.
1 kata
15.
2 kata
16.
3 kata
17.
6 kata
18.
Menunjuk 2 gambar
19.
Kombinasi kata
20.
menyebut 1 gambar
21.
Menyebut bagian badan
22.
Menunjuk 4 gambar
23.
Bicara dengan dimengerti
24.
Menyebut 4 gambar
25.
Mengetahui 2 kegiatan
26.
Mengerti 2 kata sifat
27.
Menyebut satu warna
28.
Kegunaan 2 benda
29.
Mengetahui
30.
Bicara semua dimengerti
31.
Mengerti 4 kata depan
32.
Menyebut 4 warna
33.
Mengartikan 6 kata
34.
Mengetahui 3 kata sifat
35.
Menghitung 6 kubus
36.
Berlawanan 2
37.
Mengartikan 7 kata
D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam: 1.
Gerakan seimbang
2.
Mengangkat kepala
3.
Kepala terangkat ke atas
4.
Duduk kepala tegak
5.
Menumpu badan pada kaki
6.
Dada terangkat menumpu satu lengan
7.
Membalik
8.
Bangkit kepala tegak
9.
Duduk tanpa pegangan
10.
Berdiri tanpa pegangan
11.
Bangkit waktu berdiri
12.
Bangkit terus duduk
13.
Berdiri 2 detik
14.
Berdiri sendiri
15.
Membungkuk kemudian berdiri
16.
Berjalan dengan baik
17.
Berjalan dengan mundur
18.
Lari
19.
Berjalan naik tangga
20.
Menendang bola ke depan
21.
Melompat
22.
Melempar bola, lengan ke atas
23.
Loncat
24.
Berdiri satu kaki 1 detik
25.
Berdiri satu kaki 2 detik
26.
Melompat dengan satu kaki
27.
Berdiri satu kaki 3 detik
28.
Berdiri satu kaki 4 detik
29.
Berjalan tumit ke jari kaki
30.
Berdiri satu kaki 6 detik
2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
1.
Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2.
Faktor Lingkungan
a.
Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
-
Gizi ibu pada waktu hamil
-
Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
-
Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin,
obna-obat anti kanker)
methadion,
-
Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
-
Radiasi
-
Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak,
teptospira, virus influenza, virus hepatitis) -
Stres
-
Imunitas
-
Anoksia embrio
b.
Faktor Lingkungan Lingkungan Post Natal, yaitu :
1.
Lingkungan Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon. 2.
Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi,
keadaan rumah, radiasi. 3.
Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua. 4.
Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga,
pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas sta bilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam
masyarakat
yang
mempengaruhi
prioritas
kepentingan
anak,
angaran,
dll.
(Soetjiningsih, 1998)
Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu pada anak Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu:
1.
Kebutuhan Fisik – Fisik – Biomedis Biomedis (“ASUH”)
-
Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
-
Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang
teratur, pengobatan kalau sakit. -
Papan/pemukiman yang layak.
-
Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
-
Sandang
-
Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. -
Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASUH”) Kebutuhan hubungan ibu dan anak
-
Emosi
-
Psikososial
-
Kasih sayang
3.
Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASUH”)
-
Kecerdasan
- Kreativitas
- Moral – Moral – Etika Etika
-
Ketrampilan Ketrampila n
- Agama
- Produktivitas
-
Kemandirian
- Kepribadian
- dsb.
Stimulasi yang diberikan tenaga profesional, meliputi: 1.
Fisioterapi
2.
Terapi okupasi
3.
Terapi wicara
4.
Terapi bermain
5.
Terapi pijat
6.
Latihan persepsi motorik
7.
Psikoterapi
8.
Edukasi
Stimulasi yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang terintegrasi meliputi: 1.
Penglihatan
2.
Pendengaran
3.
Proprioseptif raba
4.
Sentuhan
5.
Keseimbangan
2.6 Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja
a.
Alat yang Digunakan
1.
Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-
hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pe nsil. 2.
Lembar formulir DDST
3.
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
menilainya.
b. 1.
Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu: Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 6 bulan, 9
– 12 12 bulan, 18 – 18 – 24 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. 2.
Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi evaluasi diagnostik yang lengkap.
c.
Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable). 1.
Abnormal
-
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
-
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 2.
Meragukan
-
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 3.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 4.
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :
1.
DDST Short Form, Form , yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu per lu dilanjutkan dengan DDST lengkap. 2.
PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)
TEKNIK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENVER II A. Personal Sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Terdiri dari 31 tugas kerja atau item. 1. Menatap Wajah Anak dibaringkan , pemeriksa berhadapan dengan anak dengan jarak kurang lebih 30 cm di atas wajah anak tersebut 2. Membalas senyum pemeriksa Anak dalam keadaan berbaring , lalu pemeriksa tersenyum atau bercakap-cakap anak tanpa melirik 3. Tersenyum Spontan ® Selama test pemeriksa memperhatikan anak, apakah tersenyum pada pemeriksa atau pada orang tuanya tanpa ada stimulasi baik dengan sentuhan atau dengan suara. Jika hal ini tidak terlihat maka ditanyakan pada orang tuanya ank tersebut pernah tersenyum pada seseorang pertama kali sebelum orang tersebut tersenyum, ter senyum, bicara atau menyentuh anak. 4. Mengamati tangannya ® Selama test, perhatikan apakah anak memandang salah satu tangannya selama paling tidak beberapa detik , bukan memandang sekilas tanpa sengaja . Bila anak tidak melakukan hal ini tanyakan pada orang tuannya apakah anak pernah melakukannya. 5. Berusaha Mencapai Mainan Meletakkan suatu mainan yang menarik perhatian anak diatas meja yang agak jauh dari jangkauan anak. 6. Makan Sendiri ® Menanyakan pada pengasuh anak apakah anak makan sendiri seperti makan makanan kecil.
7. Tepuk Tangan ® Tanpa menyentuh lengan atau tangan anak, perlihatkan suatu permainan dengan cara bertepuk tangan sendiri serta meminta anak untuk bermain dengan pemeriksa. Jika anak ti dak melakukannya maka minta ortunya untuk melakukannya dengan baik. Jika anak tidak melakukanya maka menanyakan pada ortunya apakah anak pernah melakukannya. 8. Menyatakan Keinginan® Selama test
perhatikan apakah anak mencoba sehingga ortuatau pemeriksa
mengetahui bahwa anak ingin sesuatu, tanpa menangis. Jika hal tersebut tidak terjadi pada anak tanyakan pada ortunya bagaimana cara anak untuk memperlihatkan keinginannya 9. Melambaikan tangan ® Saat anak berpisah dengan ortunya atau ketika pemeriksa meninggalkan ruangan tersebut, hadapkan wajah pemeriksa pada anak dan katakana “da -da”. Ortu anak jangan menyentuh lengan atau tangan anak, dalam membantu melambaikaikan tangan. Jika anak tersebut tidak berespon maka laporan dari ortunya apakah anak tersebut suka melambaikan tangan. 10. Bermain Bola dengan pemeriksa Menggelindingkan bola ke arah anak tersebut dan mencoba agar anak tersebut mencoba menggelindingkan kembali/melemparkannya kepada pemeriksa. Pemeriksa bias menggelindingkan bola kembali dan sebaliknya beberapa kali. 11. Meniru Kegiatan ® Tanyakan kepada ortunya apakah anak tersebut pernah meniru kegiatan rumah seperti : menyapu, membersihkan, mengepel, atau bertelpon 12. Minum dari Cangkir Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut dapat memegang atau gelas serta meminumnya tanpa pertolongan, dengan dengan tumpahan isinya tidak lebih dari setengah isinya. Cangkir /gelas jangan tertutup / mempunyai ceretan (bibir gelas / yang mengucur air ) 13 Membantu di Rumah ®
Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut pernah menolong ortunya dirumah, dengan tugas-tugas sederhana seperti menyingkirkan/membereskan mainan (membuang sampah), atau membalikan sesuatu ketika diminta orang tuanya 14. Menggunakan sendok / garpu ® Menanyakan pada ortunya pakah anak tersebut apakah bias menggunakan sendok / garpu untuk makan , jika demikian berapa banyak yang tumpah. 15. Membuka pakaian ® Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut dapat membuka pakaiannya sendiri termasuk menanggalkan sepatu, jaket , celana, atau t -shirtnya 16. Menyuapi boneka Letakkan boneka dan botol minuman diatas meja anak, dan meminta anak tersebut member makan boneka dan atau member boneka sebuah botol. 17. Memakai Baju ® Menanyakan pada orang tuannya apakah anak tersebut dapat memakai pakaiannya sendiri, jika bisa pakaian yang mana. 18. Berlari Doronglah anak untuk berlari , mungkin dengan melemparkan bola untuk dikejarnya. 19. Berjalan Naik Tangga ® Tanyakan orang tuannya bagaimana cara anak menaikki tangga. 20. Menendang bola ke depan Minta anak ± 15 cm dari hadapan anak dan minta anak untuk menendangnya atau berikan. 21. Melempar bola dengan tangan di atas Minta anak untuk melempar bola ke atas ke arah pemeriksa. Bisa didemontrasikan dahulu.
22. Melompat di tempat Minta anak untuk melompat di tempat. Bisa di contohkan dahulu. 23. Berdiri satu kaki dalam satu detik Perlihatkan pada anak dengan cara berdiri satu kaki tanpa pegangan dan minta anak untuk melakukannya. Catat waktunya dan di ulangi 3kali. 24. Menggosok gigi dengan bantuan Tanayakan pada orang tuanya apakah anak terssebut dapat menggisik giginya dengan sedikit bantuan jika sedemikian, mintalah penjelasan bagaimana anak ter seebut gosok gigi. 25. Mencuci tangan dan mengeringkan tangan ® Menanyakan pada orang tua apakah anak dapat mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan kecuali mendekatkan wadah cuci tangan padanya. 26. Menyebutkan nama teman Tanyakan kepada anak apakah dapat menyebutkan beberapa nama temannya attau teman bermain (yang tidak tinggal dengan anak tersebut.
27. Mengenakan T-Shirt ® Menanyakan pada orang tua apakah anak dapat memakai T-shirtnya atau pull-over tanpa bantuan. 28. Berpakaian tanpa bantuan Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat memakai pakaian tanpa bantuan. 29. Bermain kartu Menanyakan pada orang tuanya apakah anak dapat bermain permainan seperti kartu, ular tangga. Pastikan bahwa anak benar-benar bermain dan mengerti permainan. 30. Menggosok gigi tanpa bantuan
Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat menggosok gigi tanpa bantuan atau pengawasan, meliputi meletakkan pasta gigi pada sikat gigi serta menyikat semua giginya dengan gerakan bolaik-balik atau menggerakkan ke depan atau ke belakang pada garis gigi. 31. Menyiapkan makan sendiri Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat mempersiapkan sendiri makanannya tanpa bantuannya (kecuali tidak dapat dijangkau) mencakup mendapatkan mangkuknya, sendok dan susunya serta menuangkan ke dalam mangkuk tanpa bantuan serta ttidak tumpah. Jika orang tua mengatakan bahwa anak tidak dapat mengerjakan karena wadahnya terlalu besar, tanyakan apakah anak dapat menuangkan dari wadah yang hamper kosong, wadah yang lebih kecilatau gelas.
B. Adaptasi Motorik Halus
Aspek-aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil , tetapi memerlukan koordinasi yang cermat , terdiri dari 24 kerja / item. 1. Mengikuti garis tengah atau mid line Anak dalam keadaan berbaring telentang , pemeriksa memegang benamg merah di atas wajahnya pada ketinggian dimana anak tersebut dapat memfokuskan matanya kurang lebih 20 cm. Goyangkan benang merah tersebut untuk menarik perhatian anak dan geserkan benang dengan arah yang melengkung dari sisi lainnya beberapa kali. Perpindahan benang dapat dihentikan untuk menarik perhatian anak lalu dilanjutkan lagi. 2. Mengikuti lewat garis tengah Seperti gerakan mengikuti garis tengah 3. Memegang krincingan Baringkan anak terlentang atau sedang dipegang oleh orang tua sentuhan pegangan oleh kerincingan pada bagian belakang atau ujung-ujung anak tersebut. 4. Tangan bersentuhan Ketika anak berbaring terlentang (tidak digendong oleh ortunya) perhatikan apakah kedua anak dapat saling berpegangan satu sama lain pada garis tegak tubuh di daerah dada atau pada mulutnya.
5. Gerakan mengikuti 180 derajat (berpaling) Sama seperti mengikuti garis tengah 6. Mengamati manik-manik Pada saat anak posisi duduk pada pangkuan ortunya, letakkan manik-manik pada latar belakang yang kontras , misalnya dengan kertas putih pemeriksa ddapat menunjuk /menyentuh manik-manik tersebut untuk menarik perhatian anak. 7. Gerakan menggapai Dengan posisi anak duduk pada pangkuan ortunya sehingga siku anak setinggi meja serta tangan anak diatas meja, letakkan suatu objek misalnya benang merah yang mudah dijangkau dan diambil oleh anak tersebut. 8. Mencari benang Ketika anak duduk di pangku ortunya , peganglah benang merah cukup tinggi untuk menarik perhatian anak tersebut. Ketika ia melihat pada benang , jatuhkan benang tersebut keluar pandangannya , jangn menggerakkan lengan atau tangan pemeriksa kecuali menjatuhkan benang tersebut. Ulang jika respon anak tersebut tidak jelas. 9. Menggerakkan manik-manik Pada saat anak tersebut dipangkuan ortunya sehingga siku setinggi meja dan tangn anak diatas meja. Jatuhkan sebuah manik-manik tidak langsung di depan anak tersebut pada jarak yang mudah dijangkau. Jika perlu pemeriksa dapat menunjukkan atau menyentuh manik-manik tersebut 10. Memindahkan kubus Perhatikan apakah anak dapat memindahkan satu kubus dari satu tangan ke tangan lainnya. Untuk mendukung hal tersebut berikan anak sebuah kubus lalu berikan kubus kedua pada tangan yang sama, sehingga anak sering memindahkan kubus pertama ke tangan yang satunya lagi untuk mengambil kubus kedua. 11. Mengambil 2 kubus Simpan 2 buah kubus pada meja di depan anak, suruhlah anak untuk mengambil kubus tersebut tapi jangan memberikan kubus ke tangan anak. 12. Memegang dengan ibu jari dan jari Sama seperti menggaruk manik-manik 13. Membenturkan 2 kubus Letakkan 1 kubus pada masing-masing tangan anak dan minta anak untuk membenturkan 2 buah kubus tersebut secara bersamaan. Pemeriksa dapata memberikan contoh dengan memegang kubus dengan kedua tangan pemeriksa.
Jangan menyentuh tangan/lengan anak tersebut oleh orang tuanya / oleh pemeriksa. Jika anak tersebut tidak dapat membenturkan kubus bersamaan, tanyakanlah pada ortunya apakah anaknya dapat membenturkan objek kecil-kecil bersama-sama dengan cara yang sama (dirumah) 14. Menaruh kubus kedalam cangkir Letakkan 3 kubus dan cangkir di atas meja di depan anak tersebut. Upayakan agar anak memasukkan kubus ke dalam cangkir dengan cara memberi contoh kata-kata. Contoh ini dilakukan berulang ulang. 15. Mencoret-coret Letakkan selembar kertas dan pensil diatas meja di depan anak tersebut. Pemeriksa dapat meletakkan pensil tersebut agar dipegang anak dan mengupayakan untuk mencoret-coretnya(perhatikan dengan hati-hati serta siap-siap mencegah anak tersebut agar tidak memasukkan pensil ke dalam mulut atau matanya) 16. Mengambil manik-manik yang ditunjukkan Perhatikan 2-3 kali caranya mengeluarkan manik-manik dari botol kemudian minta anak tersebut untuk mengeluarkannya sendiri 17. Menumpukkan 2,4,6,8 kubus Dengan anak duduk cukup tinggi sehingga sikunya setinggi daun meja serta lengan dan tangannya diletakkan diatas meja, tempatkan kubus di atas meja di depan anak tersebut. Mintakkan anak tersebut untuk menumpukkan kubus dengan cara diberi contoh atau dengan kata-kata. Cukup bermanfaat bermanfaat jika memberi kubus kubus tersebut satu per satu setiap kali. Tiga kali percobaan dapat dilakukan. 18. Meniru gambar garis vertikal Anak didudukkan dekat meja dengan posisi yang nyaman untuk menulis, tempatkan pensil dan selembar kertas di depan anak serta terangkan pada anak untuk menggambarkan garis seperti yang dibuat oleh pemeriksa. Pada kertas tersebut perlihatkan bagaimana caranya menggambar garis-garis vertikal yang menuju arah anak tersebut. Jangan membimbing tangan anak. Tiga kali percobaan dapat diberikan. 19. Menggerakkan ibu jari Berilah contoh dengan 1 atau kedua tangan anda dengan cara mengepalkan tangan dengan jempol menunjuk ke atas. Gerak-gerakkan jempol anda, ceritakan pada anak untuk meniru hal yang sama. Jangan menolong memposisikan tangan anak tersebut. 20. Meniru gambar lingkaran
Berikan anak sebuah pensil dan selembar kertas dan perlihatkan anak tersebut, gambarkan lingkaran pada belakang formulir tes tanpa menyebutkan nama gambar tersebut yaitu lingkaran maupun cara menggambarnya dengan gerakan-gerakan tangan atau pensil. Mintalah anak tersebut te rsebut untuk menggambarkan seperti contoh. Tiga kali percobaan dapat diberikan. 21. Menggambar orang – orang – 3 3 bagian, 6 bagian Berikanlah anak sebuah pensil dan selembar kertas biasa. Sampaikanlah kepadannya untuk menggambar seseorang. Pastikanlah si anak telah menyelesaikan gambarnya sebelum memberikan nilai angka 3 bagian – lulus jika si anak telah menggambar 3 atau lebih bagian tubuh. Sepasang dianggap satu bagian. Untuk mendapatkan nilai, kedua bagian pasangan itu harusalah digambar, kalau gambar untuk itu berprofil buatlah catatan dalam pengamatan tes pemeriksa setiap gambar yang luar biasa. 22. Mencontoh + Berilah si anak sebuah pensil dan selembar kertas. Perlihatkan kepadanya garis silang dibelakang formulir tes tanpa menyebutkan atau memindahkan jari pemeriksa atau pensil menunjukkan bagaimana cara menggambarnya. Ceritakanlah kepada si anak untuk mencontoh gambar. Tiga kali percobaan dapat diberikan. 23. Memilih garis yang lebih panjang Pastikanlah garis-garis itu disajikan secara vertikal, tunjukkan kepada si anak itu manakah garis yang lebih panjang. Setelah si anak menunjukkan sebuah garis, kembalilah pada kertas ini dan tanyakanlah lagi pertanyaan itu. Kembalikan dan putar lagi kertas itu lalu ulang pertanyaan itu sampai 3 kali. 24. Mencontoh Berikan contoh sebelum contoh diperagakan. Berikan si anak sebuah pensil dan sehelai kertas. Tunjukkan kepadanya 4 persegi pada bagian belakang formulir tes. Tanpa menyebut namanya atau menggerakkan jari anda atau pensil untuk menunjukkan bagaimana menggambar 4 persegi panjang seperti gambar itu. 3 kali percobaan bisa diberikan. C. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Terdiri dari 28 tugas kerja atau item. 1. Bereaksi terhadap bel
Peganglah lonceng dimana si anak tidak dapat melihatnya bunyikan lonceng itu perlahan. Jika si anak tidak merespon, cobalah kembali pada akhir akhir tes ini. 2. Bersuara ® Selama tes, dengarkan suara selain tangisan seperti bunyi tenggorokan atau bunyi vokal pendek (‘’uh’’,’’eh’’). Jika tidak ada yang di terdengar tanyakan ke orang tuanya apakah si anak membuat bunyi-bunyi ini. 3. ‘’Ooo’’/’’Aah’’ ® Dengarkan si anak apakah membuat bunyi bunyi vokal, seperti ‘’ooo’’ atau ‘’aaa’’. Jika bunyi-bunyi ini tidak terdengar, tanyakan orang tuanya apakah si anak telah membuat bunyi-bunyi ini. 4. Tertawa ® Dengarkan apakah si anak tertawa keras, jika ini tidak terdengar tanyakan pada orang tuanya apakah anak melakukan ini. 5. Berteriak ® Dengarkan apakah si anak membuat bunyi-bunyi nada tinggi dan menjerit gembira. Jika ini tidak terdengar, tanyakan pada ortunya apakah anak melakukan ini. 6. Menoleh ke bunyi icik-icik Berdirilah dibelakang si anak ketika dia mengahadapi orang tuannya, duduklan anak dipangkuan ortunya atau di atas meja. Jika perlu minta ortunya untuk menggunakan benang merah untuk menarik perhatian si anak. Tempatkan satu potongan dalam cangkir dan pegang dengan tangan pemeriksa menutup bagian atasnya. Dengan cermat membuat cangkir tersebut 15 sampai 30 cm dari telinga si anak tetapi diluar garis penglihatan si anak. Goyangkan cangkir tersebut dengan halus yang membuat bunyi rendah dan halus. Ulangi dengan telinga satu lagi. 7. Menoleh ke arah suara Ketika anak menghadap ke pada ortunya, baik duduk di pangkuan ortunya atau duduk di atas meja, dekatilah si anak dari belakang hingga jarak 15-30 cm dari telinganya. Dengan menempatkan tangan pemeriksa antara mulut pemeriksa dan si anak tidak merespon pada saat merasa dekat dengan napas anda bukannya pada bunyi, bisikkanlah nama si anak beberapa kali, ulangi dengan dengan telinga satu lagi. 8. Satu Syllabel ® Dengarkan apakah si anak mengeluarkan satu syllabel yang terjadi dari satu konsonan dari satu vokal seperti ‘’ba’’, ‘’da’’, ‘’ga’’, atau ‘ma’’. Jika ini tidak terdengar, tanyakanlah orang tuanya apakah si anak melakukan ini
9. Meniru bunyi kata-kata ® Ulangi suatu bunyi beberapa kali dan lihat apakah anak meniru pemeriksa. Jika si anak tidak merespon, tanya ortunya apakah si anak meniru bunyi-bunyi ujaran. Tekankan bahwa bunyi-bunyi tersebut harus dimulai oleh orang lain, bukan oleh si anak. 10. Papa/mama, tidak spesifik ® Dengarkan apakah si anak mengatakan ‘’papa’’ atau ‘’mama’’ atau jika ortunya melaporkan bahwa si anak melakukan ini. 11. Kombinasi Syllabel ® Dengarkan apakah si anak mengulang syllabel yang sama tiga kata atau lebih, sperti ‘’dadada’’ atau ‘’gagaga’’. Jika ini tidak terdengar tanya ortunya apakah si anak melakukan ini. 12. Mengoceh Selama tes, dengarkan apakah si anak membuat membu at ‘’percakapan’’ yang tidak karuan pada dirinya sendiri dengan mengguanakan infleksi atau jedah. Dimana pola-pola brubah-ubah dan hanya sedikit sedikit atau tidak ada kata-kata real dapat dibedakan. Jika ini tidak terdengar, tanyakan ortunya apakah si anak berbicara pada dirinya dengan cara ini atau terdengar seperti berbahasa asing. 13. Papa/mama spesifik ® Dengarkan apakah si anak mengatakan ‘’papa’’ pada ayahnya atau ‘’mama’’ pada ibunya selama tes. Jika ini terdengar tanya tan ya ortunya apakah anaknya melakukan ini. 14. Satu,2,3,6 kata Tanyakan ortunya berapa kata yang dikatakan si anak dan apa saja kata-kat a tersebut. 15. Menunjuk 2,4 gambar Pertama-tama berikanlah item-item nama gambar. Jika si anak menyebutkan nama kurang dari empat gambar secara tepat, berikan item ini. Tunjukkan pada si anak gambar-gambar pada bagian belakang formulir. Suruh hanya 1 gambar pada satu waktu, dan tunggu si anak menunjukkan sebelum menyebutkan gambar berikutnya. 16. Kombinasi kata-kata ® Dengarkan apakah si anak menggabungkan setidaknya dua kata untuk membuat frase yang bermakna yang mengindikasikan suatu tindakan. Jika ini tidak terdengar, tanya ortu apakah si anak melakukan ini. 17. Menunjuk 1,4 gambar
Tunjukkan pada si anak gambar-gambar pada bagian formulir. Tunjukkan pada kucing, burung, kuda,anjing ku da,anjing dan orang dan tanyakan ‘’Apa ini?” 18. Enam (6) bagian tubuh Tunjukkan boneka pada si anak. Katakan pada si anak ‘’tunjuk pada hidung -telingamata-tangan-kaki-rambut- boneka’’ boneka’’ dengan menyebutkan bagian bagian tubuh tersebut satu per satu. 19. Bicara sebagian dimengerti atau semua dimengerti Sepanjang tes, perhatikan kebermaknaan dari ujaran si anak 20. Mengetahui 2,4 kegiatan Tunjukkan kepada si anak gambar-gambar pada bagian belakang formulir suruh si anak menunjukkan gambar yang tepat ketika pertanyaan-pertanyaan berikut ditanyakan ‘’mana yang menggonggong?’’. ‘’mana yang menderap?’’ 21. Mengetahui 2,3 kata sifat Tanyakan pada si anak pertanyaan-pertanyaan berikut, pada keadaan : ‘’apa yang kamu lakukan bila kamu dingin?’’ ‘’apa yang kamu lakukan bila kamu cape?’’ ‘’apa yang kamu lakukan bila kamu lapar?’’ 22. Menyebutkan 1,4 warna Tempatkan sebuah balok merah, biru, kuning, hijau diatas meja didepan anak. Tunjuk pada satu balok dan tanya si anak ‘’warna apa ini?’’. Setelah si anak menjawab pindahkan balok-balok disekitar meja dan tanyakan warna. 23. Kegunaan 2,3 benda Ajukan kepada si anak pertanyaan- pertanyaan berikut : ‘’apa yang kita lakukan dengan sebuah cangkir?’’‘’digunakan apa sebuah kursi?’’ ‘’digunakan untuk apa sebuah pensil?’’ 24. Menghitung 1 kubus Letakkan 8 kubus di atas meja di depan anak, tempatkan sepotong kertas di depan kubus tersebut. Katakan kepada si anak ‘’letakkan satu kubus pada kertas’’. Bila si anak tampak selesai, tanyakan ‘’berapa banyak kubus ada pada kertas?’’ 27. Menghitung 5 kubus
Cara :
Letakkan 8 kubus diatas meja di depan si anak. Tempatkan sepotong kertas di depan kubus tersebut. Katakan pada si anak “letakkan 5 kubus kubus pada kertas” , bila si anak tampak selesai , tanyakan “ berapa banyak kubus pada kertas ?” 28. Dua kata berlawanan
Cara : Katakan masing-masing dari kalimat-kalimat berikut dengan dengan lambat dan dan tersendiri, dan dan tunggu si anak mengisi tempat kosong.setiap kalimat dapat diulangi 3 kali jika perlu. “jika kuda besar , tikus ….” “jika api panas , es….” “jika matahari bersinar selama siang, nulan bersinar selama… “ D. Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Terdiri dari 22 tugas perkembangan atau item 1. Gerakan seimbang
Cara: Ketika si anak berbaring pada punggungnya amatilah kegiatan lengan dan kakinya. 2. Mengangkat kepala
Cara : Tempatkan si anak pada perutnya (membuat si anak telungkup telungkup dengan bagian bagian perut sebagai penyangga utama tubuh pada permuaan yang rata. 3. Kepala terangkat 45 derajat
Cara : Tempatkan si anak pada perutnya perutnya pada permukaan permukaan rata. 4. Kepala terangkat 90 derajat
Cara : Tempatka n si anak pada perutnya pada permukaan rata. 5.Duduk atau kepala tegak
Cara : Buatlah si anak dalam posisi duduk 6. Menumpu badan pada kaki
Cara : Buatlah si anak dalam posisi berdiri sehingga kakinya kakinya terletak di atas meja.
Perlahan-
lahan longgarkan topangan tangan pemeriksa untuk membiarkan bobot si anak di topang pada kakinya. 7.Dada terangkat menumpu pada lengan
Cara : Tempatkan si anak pada perutnya perutnya pada permukaan rata 8. Membalik
Cara : Selama tes perhatikan apakah anak membalik dari terlentang ke tengkurap atau dari tengkurap ke terlentang. Jika ini tidak terlihat Tanya orang tuanya apakah si anak telah pernah membalik secara komplit, dari terlentang ke tengkurap atau tengkurap ke terlentang , setidaknya dua kali. 9. Bangkit kepala tegak
Cara : Tepatkan si anak terlentang , genggan tangan dan pergelangan tangannya dan tarik secara perlahan lahan ke posisi duduk . jika kepalanya terkulai segera tarik si anak hingga ke posisi duduk. 10.Duduk, tangan pegangan
Cara : Buatlah si anak dalam posisi duduk di atas meja . pastikan si anak tidak jatuh , perlahan lahan tarik tangan pemeriksa. 11. Berdiri dengan pegangan
Cara: Tempatkan si anak dalam posisi berdiri memegang benda (bukan pada orang) 12.Bangkit untuk berdiri
Cara : Tempatkan si anak duduk di samping kursin atau meja pendek. Dorong dia untuk berdiri dengan meletakkan mainan di atas kursi atau diatas di atas meja. 13. Bangkit terus duduk
Cara: Ketika si anak tidur (terlentang atau tengkurap) , merangkak atau berdiri sambil memegang sesuatu , doronglah dia untuk beralig ke posisi duduk. Jika ini tidak terlihat , Tanya orang tua apakah si anak dapata beralih ke posisi duduk tanpa dibantu . 14.Berdiri 2 detik
Cara : Tempatkan si anak anak berdiri di atas lantai . setelah sin anak tampak seimbang berusahalah untuk melepas topangan. 15.Berdiri sendiri
Cara: Prosedur pelaksanaan sama seperti untuk berdiri dua detik. 16.Membungkuk 16.Membungkuk kemudian berdiri
Cara ;
Ketika si anak sedang berdiri di atas lantai tanpa topangan sama sekali ,tempatkan sebuah mainan atau bola di atas lantai dan minta si anak untuk memungutnya. 17.Berjalan 17.Berjalan dengan baik
Cara : Amati anak berjalan 18.Berjalan mundur
Cara : Doronglah si anak untuk berjalan berjalan mundur melalui demomstrasi atau peragaan . atau perhatikan apakah si anak melakukan ini selama tes. Jika pemeriksaan tidak ti dak melihat anak tersebut melakukan ini, tanyakan orang tuanya apakah si anak pernah berjalan mundur , mungkin karena menarik sebuah mainan atau sebuah pintu. 19.Loncat jauh
Cara: Perhatikan pada pada anak bagaimana cara melewati
blangko tes, kemudian minta anak
melakukan 3 kali. 20.Berdiri dengan satu kaki selama 2,3,4,5,6,detik
Cara : Perlihatkan pada anak cara berdiri dengan satu kaki tanpa pegangan dan kemudian minta anakmelakukannya . catat waktunya , dapat diulang tiga kali. 21. Melompat dengan satu kaki
Cara: Minta anak untuk melompat pada satu kaki , dapat di demonstrasikan terlebuh dahulu. 22. Berjalan tumit ke jari kaki
Cara :
Perlihatkan cara berjalan maju dengan meletakkan tumit dari satu kaki di depan jari-jari kaki yang lain. Jalan lebih kurang delapan langkah , kemudian minta anak untuk menirukanya. Dapat dicoba 3 kali.
BAB III SATUAN ACARA PELAKSANAAN
Bidang studi
: Ilmu Keperawatan Anak
Topik
: Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita melalui DDST
Sasaran
: Anak usia toodler di PAUD
Tempat
: Balai Desa Bantur
Hari/Tanggal
: Jum’at, Jum’at, 30 Mei 2014
Waktu
:
Anggota
:
1. Leader 2. Co leader
: Yudha Andang Lestari : hendra putra p Dian Wahyu Nugroho
3. Fasilitator
: Ulfa Rhizka Fatmala Vivi Nur Sefiawati
4. Observer
: Ainun Anggun Lestari Chetrin Iga L
5. Dokumentasi
: Nurul Winda Ni Putu nia
HALAMAN PENGESAHAN Proposal Pemantauan Tumbuh Kembang Kembang Usia Toodler Melalui Kegiatan DDST (Denver Development Screening Test)Di PAUD
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Klinik
(Ns. Soebagjono, S. Kep ,MM . Kes)
Kepala PAUD Bantur
(Pipit, Amd Keb)
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Hari/tanggal
: Rabu / 12 Juni 2013
Jam
: 09.00 WIB
1. Biodata
-
-
Anak Nama Anak
: Maulana Jauharul Ashravin
TTL
: Malang , 22 September 2009
Umur
: 3 tahun 6 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Anak ke
:1
Orang tua Nama
: Ariza Dwi Astuti
Umur
: 30 tahun
Suku
: Jawa
Pendidikan
: S1 – S1 – PGSD PGSD
Alamat
: JL. Perum Tirta Aji blok C-7 , Malang
Pertumbuhan
:
-
TB / BB
: 125cm / 13kg
-
LLA
: 15 cm
2. Diagnosa Mempertahankan perkembangan anak secara optimal
3. Umur anak yang di tes DDST 13
.
3
.
13
13
.
9
.
22
3
.
5
.
21
Anak Savin berumur 3 tahun 6 bulan
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tes perkembangan dengan menggunakan lembar Denver II yang diberikan pada pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2013 2013 di dapatkan hasil antara lain : 1. Pada sektor Personal-Sosial Dalam sektor personal sosial di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : memakai T-shirt , menyebutkan nama teman, cuci dan mengeringkan tangan didapatkan nilai “P: 2” dan “F: 1” dimana nilai “F” pada kiri garis g aris umur harusnya sudah dapat dilakukan. Dimana nilai ‘’F’’ yang didapatkan dari tidak bisa menggunakan
T-shirt.
Hal
inibisajadidisebabkankarenaadanya
factor
lingkunganataupengaruhdarisikap orang tua yang over protektif. Kotak yang ditembus garis umur tugas yang yang diberikan pada anak Savin yaitu
:
mengambil makana, gosok gigi tanpa bantuan, bermain ular tangga atau kartu, berpakaian tanpa bantuan didapatkan nilai “P: 4” dimana memang seharusnya kegiatan dalam kotak yang ditembus garis umur dapat dilakukan. 2. Pada sektor Motorik Halus Dalam sektor motorik halus di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : meniru garis vertikal, menara dari 4 kubus, menara dari 6 kubus didapatkan nilai “P: 3” 3” dimana memang kegiatan pada kiri garis umur seharusnya sudah dapat dilakukan. Pada kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : memilih garis yang lebih panjang, mencontoh bintang, menggambar 3 bagian orang, mencontoh lingkaran, menggoyangkan ibu jari, menara dari kubus didapatkan nilai “P: 6” dimana memang kegiatan pada kotak yang ditembus garis umur seharusnya bisa dilakukan.
Pada kanan garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : mencotoh persegi, menggambar 6 bagian orang, mencotoh persegi ditunjukkan didapatkan nilai “P: 3” dimana walaupun anak tidak bisa melakukan kegiatan ini tetap dianggap lulus. Karena kegiatan di kanan garis umur merupakan kegiatan yang belum seharusnya dilakukan oleh anak se usia Anak Savin. 3. Pada sektor Bahasa Dalam sektor ini di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : mengetahui 2 kegiatan, menyebut 4 gambar, bicara dengan dimengerti didapatkan nilai “P: 3” dimana memang kegiatan pada kiri garis umur seharusnya sudah bisa dilakukan. Kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : mengetahui 3 kata sifat, mengartikan 5 kata, menyebut warna, mengerti kata depan, bicara semua dimengerti, mengetahui 4 kegiatan, kegunaan 1 benda, menghitung 1 kubus, kegunaan 2 benda, menyebut warna, mengerti 3 ka ta sifat didapatkan nilai “P: 11” dimana memang kegiatan ini anak sudah bisa melakukan. Pada kanan garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : mengartikan 7 kata, berlawanan 2, menghitung 5 kubus didapatkan nilai “P: 3” dimana walaupun anak tidak bisa melakukan kegiatan ini tetap dianggap lulus. 4. Pada sektor Motorik Kasar Dalam sektor motorik kasar di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : berdiri 1 kaki 1 detik, loncat jauh, melempar bola ke atas didapatkan nilai “P: 3” dimana memang seharusnya anak sudah harus bisa melakukan. Kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : berdiri 1 kaki 3 detik, melompat dengan 1 kaki, berdiri 1 kaki 2 detik, berdiri 1 kaki 4 detik didapatkan hasil “P: 4” dimana di mana kotak yang ditembus garis umur bisa dilakukan. Kotak dikanan garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : berdiri 1 kaki 6 detik, bejalan tumit kejari kaki, berdiri 1 kaki 4 detik didapatkan nilai “P: 3” dimana walaupun anak tidak bisa melakukan tetaqp dianggap lulus.
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil tes perkembangan yang menggunakan formulir DDST ini perkembang Anak Savin adalah ‘’suspek’’ dimana ada ada nilai 1 “F” di kiri garis umur pada sektor personal sosial, karena mungkin anak Savin belum terlatih
menggunakan T-shirt scara mandiri atau bisa juga pengaruh dari kelahiran anak pertama dalam keluarga sehingga orangtua lebih over protektif pada anak.
BAB V
PENUTUP 1.1
Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dari hasil tes perkembangan yang menggunakan formulir DDST ini perkembang Anak Savin adalah ‘’suspek’’. Dimana nilai suspek ini di dapatkan karena dari semua hasil tes yang diperiksakan pada anak Savin hanya ada satu ‘’F’’ yaitu pada sektor Personal Sosial, khususnya yang harus lebih diperhatikan nilai ini berada di kiri garis umur, dimana anak seusia Savin ini sudah seharusnya bisa melakukan tes yang di ujikan yaitu ‘’memakai TT -shirt’’.
1.2
Saran
-
Saran untuk orang tua Adakalanya orang tua bisa lebih mengajarkan anak dalam hal kemandirian seperti memberikan anjuran pada anak untuk memakai baju sendiri, karena dilihat dari hasil tes Anak Savin tidak bisa menggunakan baju padahal seharusnya pada umur ini sudah bisa, namun perkembangan Anak Savin masih dalam batas normal. Bisa juga orang tua sering mengajak bicara/ngobrol dengan si anak untuk melatih bahasa agar lebih mahir, mengenalkan pekerjaan di rumah sehari-hari, mengajak anak bermain diluar rumah, dan membiarkan anak bersosialisasi dengan orang lain/teman-temannya. Pemeriksaan ulang DDST ini dapat dilakukan dua minggu lagi, untuk mengetahui apa perkembangan yang di uji pada pemeriksaan pertama yang
hasilnyasuspekapakahdapatberubahmenjadi
normal,
atausebaliknyamalahtetapmendapatkannilaisuspek, bisajadiAnakSavinmengalamiketerlambatanpadaperkembangannya. Apabila ibu ingin mengetahui perkembangan anak selanjutnya , bisa diperiksakan lagi di RS atau di Puskemas.
-
Saran untuk Mahasiswa Adakalanya
untuk
lebih
memantapkan
pemeriksaan
,
mahasiswa
lebih
mempersiapkan apa saja yang akan di lakukan dengan cara menambah literatur dari berbagai sumber agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/perkembangan-menurut-denver-ii-ddst-ii.html http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/ddst-denver-development-screeningtest_14.html#ixzz2MGMkVc6Z
Hand out Keperawatan Anak I , Denver II Bu Dian Pitaloka S, Kep. Ners