Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
3 PENGUKURAN STRATIGRAFI 3.1 Pendahuluan Penguk Pengukur uran an strati stratigra grafi fi merupa merupakan kan salah salah satu satu pekerj pekerjaan aan yang yang biasa biasa dila dilaku kuka kan n dala dalam m peme pemeta taan an geol geolog ogii lapa lapang ngan an.. Adap Adapun un peke pekerj rjaan aan pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang terper terperinc incii dari dari hubung hubungan an strat stratigr igrafi afi antar antar setiap setiap perlap perlapisa isan n batuan batuan / satuan batuan, ketebalan setiap satuan stratigrafi, sejarah sedimentasi secara vertikal dan lingkungan pengendapan dari setiap satuan batuan. Di lapa lapang ngan an,, peng penguk ukur uran an stra strati tigr graf afii bias biasan anya ya dila dilaku kuka kan n deng dengan an menggu menggunak nakan an tali tali metera meteran n dan kompas kompas pada pada singka singkapan pan-si -singk ngkapa apan n yang menerus menerus dalam dalam suatu lintasan lintasan.. Pengukuran Pengukuran diusahaka diusahakan n tegak luru lurus s deng dengan an juru jurus s perl perlap apis isan an batu batuan anny nya, a, sehi sehing ngga ga ko kore reks ksii sudu sudutt antara jalur pengukuran dan arah jurus perlapisan tidak begitu besar.
3.2 Metoda Pengukuran Stratigrafi Penguk Pengukur uran an strati stratigra grafi fi dimaks dimaksudk udkan an untuk untuk memper memperole oleh h gambar gambaran an terperinc terperincii urut-uru urut-urutan tan perlapisan perlapisan satuan satuan stratigr stratigrafi, afi, ketebalan ketebalan setiap setiap satuan stratigrafi, hubungan stratigrafi, sejarah sedimentasi dalam arah vertikal, vertikal, dan lingkungan lingkungan pengendapan. pengendapan. Mengukur Mengukur suatu penampang penampang strati stratigra grafi fi dari dari singka singkapan pan mempun mempunyai yai arti arti pentin penting g dalam dalam penelit penelitian ian geologi. Secara umum tujuan pengukuran stratigrafi adalah: a) Mendap Mendapatk atkan an data data litolo litologi gi terper terperinc incii dari dari urut-u urut-urut rutan an perlap perlapisa isan n suat suatu u satu satuan an stra strati tigr graf afii (for (forma masi si), ), ke kelo lomp mpok ok,, angg anggot ota a dan dan sebagainya. b) Mendapa apatkan kete etebalan yang ang teliti dar arii tiap-tiap satu atuan stratigrafi. c) Untuk mendap mendapatkan atkan dan mempelaj mempelajari ari hubungan hubungan stratigr stratigrafi afi antar satuan batuan dan urut-urutan sedimentasi dalam arah vertikal secara detil, untuk menafsirkan lingkungan pengendapan. Peng Penguk ukur uran an str stratig atigra rafi fi bias biasan anya ya dila dilaku kuka kan n terh terhad adap ap sing singka kapa pan n sing singka kapa pan n yang yang mene meneru rus, s, teru teruta tama ma yang yang meli melipu puti ti satu satu atau atau lebi lebih h satuan satuan stratigrafi yang resmi. Metoda pengukuran penampang
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
41
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
strati stratigra grafi fi banyak banyak sekali sekali ragamn ragamnya. ya. Namun Namun demiki demikian an metoda metoda yang yang pali paling ng umum umum dan dan seri sering ng dila dilaku kuka kan n di lapa lapang ngan an adal adalah ah deng dengan an menggunakan pita ukur dan kompas. Metoda ini diterapkan terhadap singka singkapan pan yang yang meneru menerus s atau atau sejuml sejumlah ah singka singkapan pan-si -singk ngkapa apan n yang yang dapat disusun menjadi suatu penampang stratigrafi.
Gambar Gambar 3.1
Singkapan Singkapan batuan batuan pada pada satuan satuan stratigrafi stratigrafi (kiri) (kiri) dan sing singka kapa pan n sing singka kapa pan n yang yang mene meneru rus s dari dari satu satua an stratigrafi (kanan).
Metoda pengukuran stratigrafi dilakukan dalam tahapan sebagai berikut: 1. Menyiapkan peralatan untuk pengukuran stratigrafi, antara lain:
2.
3. 4.
5.
6.
pita ukur (± 25 meter), kompas, tripot (optional), kaca pembesar (loupe), buku catatan lapangan, tongkat kayu sebagai alat bantu. Menentukan jalur lintasan yang akan dilalui dalam pengukuran stratigrafi, jalur lintasan ditandai dengan huruf B (Bottom) adalah mewakili bagian Bawah sedangkan huruf T (Top) mewakili bagian atas. Tentukan satuan-satuan litologi yang akan diukur. Berilah patokpatok atau tanda lainnya pada batas-batas satuan litologinya. Penguk Pengukura uran n strati stratigra grafi fi di lapang lapangan an dapat dapat dimula dimulaii dari dari bagian bagian bawah bawah atau atau atas. atas. Unsur Unsur-un -unsur sur yang yang diukur diukur dalam dalam penguk pengukura uran n stratigrafi adalah: arah lintasan (mulai dari sta.1 ke sta.2; sta.2 ke sta.3. dst.nya), sudut lereng (apabila pengukuran di lintasan yang berbuk berbukit) it),, jarak jarak antar antar statio station n penguk pengukura uran, n, kedudu kedudukan kan lapisa lapisan n batuan, dan pengukuran unsur-unsur geologi lainnya. Jik Jika a juru jurus s dan dan ke kemi miri ring ngan an dari dari tiap tiap satu satuan an beru beruba bah h ruba rubah h sep sepanja anjan ng pen penampa ampang ng,, seb sebaikn aiknya ya peng penguk uku uran jur jurus dan dan kemiri kemiringa ngan n dilaku dilakukan kan pada pada alas alas dan atap atap dari dari satuan satuan ini dan dalam perhitungan dipergunakan rata-ratanya. Memb Me mbua uatt cata catata tan n hasi hasill peng pengam amat atan an dise disepa panj njan ang g lint lintas asan an pengku pengkuran ran strati stratigr grafi afi yang yang melipu meliputi ti semua semua jenis jenis batuan batuan yang yang dijump dijumpai ai pada pada lintas lintasan an terseb tersebut, ut, yaitu: yaitu: jenis jenis batuan batuan,, kea keadaa daan n perlap perlapisa isan, n, keteb ketebalan alan setiap setiap lapisa lapisan n batuan batuan,, strukt struktur ur sedime sedimen n (bila ada), dan unsur-unsur geologi lainnya yang dianggap perlu. Jika ada sisipan, tentukan jaraknya dari atas satuan.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
42
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____ Data hasi hasill peng penguk ukur uran an stra strati tigr graf afii ke kemu mudi dian an disa disaji jikan kan diat diatas as 7. Data
kertas setela kertas setelah h melalu melaluii proses proses perhit perhitung ungan an dan kor koreks eksi-k i-kor oreks eksii yang yang kemudi kemudian an digamb digambark arkan an dengan dengan skala skala terten tertentu tu dan data data singka singkapan pan yang yang ada disepa disepanja njang ng lintas lintasan an di-plo di-plot-k t-kan an dengan dengan memakai simbol-simbol geologi standar. 8. Untu Untuk k peng pengga gamb mbar aran an dala dalam m bent bentuk uk ko kolo lom m stra strati tigr graf afi, i, perl perlu u dilakukan terlebih dahulu koreksi-koreksi antara lain koreksi sudut antara antara arah arah lintas lintasan an dengan dengan jurus jurus kemiri kemiringa ngan n lapisa lapisan, n, kor koreks eksii kemiringan lereng (apabila pengukuran di lintasan yang berbukit), perhitungan ketebalan setiap lapisan batuan dsb.
Gambar 3.3 Sketsa pengukuran penampang penampang stratigrafi
Gambar 3.4 Aktivitas dari dari pengukuran pengukuran stratigrafi stratigrafi terukur terukur
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
43
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
3.2.1
Perencanaan lintasan pengukuran
Perencanaan lintasan pengukuran ditetapkan berdasarkan urut-urutan sing singka kapa pan n yang yang seca secara ra ke kese selu luru ruha han n tela telah h dipe diperi riks ksa a untu untuk k hal hal hal hal sebagai berikut: a) Kedudukan Kedudukan lapisan lapisan (Jurus dan Kemiringan Kemiringan), ), apakah curam, curam, landai, vertikal atau horizontal. Arah lintasan yang akan diukur sedapat mungkin tegak lurus terhadap jurus. b) Haru Harus s dipe diperi riks ksa a apak apakah ah juru jurus s dan dan ke kemi miri ring ngan an lapi lapisa san n seca secara ra kontinu tetap atau berubah rubah. Kemungkinan adanya struktur sepanjang penampang, seperti sinklin, antiklin, sesar, perlipatan dan hal ini penting untuk menentukan urut-urutan stratigrafi stratigrafi yang benar. c) Meneli Meneliti ti akan akan kemung kemungkin kinan an adanya adanya lapisan lapisan penunj penunjuk uk (key (key beds) beds) yang dapat diikuti di seluruh daerah serta penentuan superposisi dari lapisan yang sering terlupakan pada saat pengukuran. 3.2.2 Menghitung Ketebalan
Tebal lapisan adalah jarak terpendek antara bidang alas (bottom) dan bidang bidang atas atas (top). (top). Dengan Dengan demiki demikian an perhit perhitung ungan an tebal tebal lapisa lapisan n yang yang tepat harus dilakukan dalam bidang yang tegak lurus jurus lapisan. Bila pengukuran di lapangan tidak dilakukan dalam bidang yang tegak lurus terseb tersebut ut maka maka jarak jarak teruku terukurr yang yang dipero diperoleh leh harus harus dikor dikoreks eksii terleb terlebih ih dahulu dengan rumus: d = dt x cosin cosinus us ß ( ß = sudut sudut antar antara a arah arah kemiringan kemiringan dan arah pengukuran). Didala Didalam m menghi menghitun tung g tebal tebal lapisa lapisan, n, sudut sudut lereng lereng yang yang diperg diperguna unakan kan adalah sudut yang terukur pada arah pengukuran yang tegak lurus jurus perlapisan. Apabila arah sudut lereng yang terukur tidak tegak lurus lurus dengan dengan jurus jurus perlap perlapisa isan, n, maka maka perlu perlu dilaku dilakukan kan kor koreks eksii untuk untuk mengembalikan kebesaran sudut lereng yang tegak lurus jurus lapisan. Biasanya koreksi dapat dilakuan dengan menggunakan tabel “koreksi dip” untuk pembuatan penampang. 1. Pengukuran pada daerah datar (lereng 0o)
Pengukuran pada daerah datar, apabila jarak terukur adalah jarak tegak lurus jurus, ketebalan langsung di dapat dengan menggunakan rumus : T = d sin∂ (dimana d adalah jarak terukur di lapangan dan ∂ adalah sudut kemiringan lapisan). Apabila pengukuran tidak tegak lurus jurus, maka jarak terukur harus dikoreksi seperti pada cara diatas.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
44
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
Gambar 3.4 Posisi pengukuran pada daerah datar
2. Pengukuran pada Lereng
Terdapat beberapa kemungkinan posisi lapisan terhadap lereng seperti diperlihatkan pada gambar 3.5 dan gambar 3.6. { Catatan: sudut lereng (s) dan kemiringan lapisan (∂) adalah pada keadaan yang tegak lurus dengan jurus atau disebut “true dip” dan “true slope” }. a. Kemiringan lapisan lapisan searah searah dengan dengan lereng. lereng.
Bila kemiringan lapisan (∂ ) lebih besar daripada sudut lereng (s) dan arah lintasan tegak lurus jurus, maka perhitungan ketebalan adalah : T = d sin (∂ - s ).
(Gambar 3.5 b)
Bila Bila kemiri kemiringa ngan n lapisa lapisan n lebih lebih kecil daripad daripada a sudutl sudutlere ereng ng dan arah arah lintasan tegak lurus jurus, maka perhitungan ketebalan adalah: T = d sin (s - ∂ ).
(Gambar 3.5 c)
(c) Gambar 3.5 Posisi pengukuran pada lereng lereng yang searah dengan dengan kemiringan lapisan
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
45
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
b. Kemiringan lapisan berlawanan arah dengan lereng
Bila kemiringan lapisan membentuk sudut lancip terhadap lereng dan arah lintasan tegak lurus jurus maka: T = d sin ( ∂ + s )
(Gambar 3.6 b)
Apabila jumlah sudut lereng dan sudut kemiringan lapisan adalah 90 0 (leren (lereng g berpot berpotong ongan an tegak tegak lurus lurus dengan dengan lapisa lapisan) n) dan arah arah lintas lintasan an tegak lurus jurus maka :
T = d
(Gambar 3.6 c)
Bila kemiringan lapisan membentuk sudut tumpul terhadap lereng dan arah lintasan tegak lurus jurus, maka : T = d sin (1800 - ∂ - s) (Gambar 3.6 d ) Bila lapisannya mendatar, maka : T = d sin (s)
Gambar 3.6 Posisi pengukuran pada lereng yang berlawanan berlawanan dengan kemiringan lapisan lapisan
Peny Penyaj ajian ian hasi hasill peng penguk ukur uran an stra strati tigr graf afii sepe sepert rtii yang yang terl terlih ihat at pada pada gambar gambar 3.7 dibawa dibawah h ini. ini. Adapun Adapun pengga penggamb mbara aran n urutan urutan perlap perlapisa isan n batuan batuan/s /satu atuan an batuan batuan/sa /satua tuan n strati stratigra grafi fi disesu disesuaik aikan an dengan dengan umur umur batuan mulai dari yang tertua (paling bawah) hingga yang termuda (paling atas)
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
46
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
Gambar 3.7 Contoh Penyajian Penyajian Hasil Pengukuran Pengukuran Stratigrafi
Seringkali hasil pengukuran stratigrafi disajikan dengan disertai fotofoto foto singka singkapan pan sepert sepertii yang yang diperl diperliha ihatka tkan n pada pada gambar gambar 3.8. 3.8. Adapun Adapun maks maksud ud dari dari peny penyer erta taan an foto foto-fo -foto to sing singka kapa pan n adal adalah ah untu untuk k lebi lebih h memper memperjela jelas s bagian bagian bagian bagian dari dari perlap perlapisa isan n batuan batuan ataupu ataupun n kontak kontak antar perlapisan yang mempunyai makna dalam proses sedimentasinya.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
47
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
Gambar 3.8 Penggambaran Penggambaran penampang penampang stratigrafi stratigrafi terukur yang dile dileng ngka kapi pi deng dengan an foto foto-f -fot oto o untu untuk k menj menjel elas aska kan n hubungan antar lapisan batuan ataupun kontak antar lapisan batuan.
3.3 Kolom Stratigrafi Kolom stratigrafi pada hakekatnya adalah kolom yang menggambarkan susu susuna nan n berb berbag agai ai jeni jenis s batu batuan an sert serta a hubu hubung ngan an anta antarr batu batuan an atau atau satuan batuan mulai dari yang tertua hingga termuda menurut umur geologi, ketebalan setiap satuan batuan, serta genesa pembentukan batuannya. Pada umumnya banyak cara untuk menyajikan suatu kolom stratigrafi, namun demikian ada suatu standar umum yang menjadi acuan bagi kalangan ahli geologi didalam menyajikan kolom stratigrafi. Penampang kolom stratigrafi biasanya tersusun dari kolom-kolom dengan atributatribu atributt sebaga sebagaii beriku berikut: t: Umur, Umur, Formas Formasi, i, Satuan Satuan Batuan Batuan,, Keteba Ketebalan lan,, Besar-But Besar-Butir, ir, Simbol Simbol Litologi, Litologi, Deskripsi/ Deskripsi/Pemer Pemerian, ian, Fosil Fosil Dianostik, Dianostik, dan Linkungan Pengendapan. Tabel 3.1 adalah kolom stratigrafi daerah Karawang Selatan, Jawa Barat yang tersusun dari kiri ke kanan sebagai berikut: umur, formasi, satuan batuan, simbol litologi, deskripsi batuan, dan lingkungan pengendapan.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
48
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____ Tabel 3.1 Kolom Stratigrafi Daerah Karawang Selatan, Selatan, Jawa Barat
Umur
Formasi
Satuan
MIOSEN ATAS (N14N16)
PARIGI
Batugamping Sisipan Napal
Simbol Litologi
Deskripsi Deskripsi Batuan
Lingk
Batugamp Batugamping, ing, fragmen fragmental tal dan batugamping masif
Laut Dangka l
Napal, abu-abu, kompak
Lempung Lempung gampinga gampingan, n, laminasi laminasi sisipan batugamping berlapis.
Lempung-gampingan, Lempung-gampingan, laminasi, sisipan tipis lanau. MIOSEN TENGAH (N8-N13)
CIBULAKA N
Batulempung gampingan Sisipan Batugamping dan Batupasir
Laut Dangka l
Batu Batug gamp amping ing fragm ragme ental ntal berseling an dengan batugamping masif. Umumnya banyak mengandung Algae. Lempung sisipan batupasir dan batubara. Pasi Pasirr kuar kuarsa sa lempung
sela selang ng
seli seling ng
Batupasir konglo konglome merat ratan an lempung batubara.
kuarsa selan selang g seling seling mengandung
3.4 Profil Lintasan Stratigrafi Dalam penelitian geologi, pengamatan stratigrafi disepanjang lintasan yang yang dilalu dilaluii perlu perlu dibuat dibuat,, baik baik dengan dengan cara cara mengga menggamba mbarny rnya a dalam dalam bentuk sketsa profil lintasan ataupun melalui pengukuran stratigrafi. Adapun tujuan dari pembuatan profil lintasan adalah untuk mengetahui dengan cepat hubungan antar batuan / satuan batuan secara vertikal. Gamb Gambar ar 3.9 3.9 adal adalah ah sala salah h satu satu cont conto o hasi hasill peng pengam amat atan an sepa sepanj njan ang g lint lintas asan an sunga sungai, i, dimana dimana nomor nomor 1, 2, 3 ……ds ……dstt meru merupa paka kan n loka lokasi si pengamatan dan pengukuran singkapan batuan-batuan pada lintasan sung sungai ai.. Ke Kedu dudu duka kan n batu batuan an dan dan jeni jenis s batu batuan an / satu satuan an batu batuan an pada pada setiap stasiun pengamatan disepanjang lintasan (Gambar 3.9 atas) dan
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
49
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
pada gambar 3.9 bagian bawah adalah sketsa dari profil lintasan yang memper memperlih lihatk atkan an hubung hubungan an setiap setiap batuan batuan / satuan satuan batuan batuan dari dari yang yang tertua hingga termuda.
Gambar 3.9 Lintasan pengamatan pengamatan dan dan pengukuran singkapan singkapan batuan batuan (atas) (atas) dan dan penam penampan pang g lintas lintasan an yang yang mempe memperli rlihat hatkan kan hubungan antar lapisan batuan atau satuan batuan.
Gambar Gambar 3.10 memperliha memperlihatkan tkan lintasan lintasan pengamatan pengamatan dan pengukuran pengukuran singkapan batuan / satuan batuan disepanjang jalan dari desa Cipanas ke Bendungan Saguling. Terdapat 4 (empat) satuan batuan yang dapat diamati mulai dari desa Cipanas hingga ke Bendungan Saguling, yaitu : Satuan Satuan Batuan Batuan Batugampi Batugamping ng (Formasi (Formasi Rajamandala Rajamandala), ), Satuan Satuan Batuan Batuan Batupasir Batupasir selangseli selangseling ng Serpih Serpih (Formasi (Formasi Citarum) Citarum) dan Satuan Satuan Batuan Batuan Breksi Breksi (Formasi (Formasi Saguling) Saguling) dan Satuan Satuan Batuan Batuan Lempung Lempung selangselin selangseling g Batupasir (Anggota Cibanteng Formasi Saguling).
Gambar Gambar 3.10 Lintasan Lintasan pengamat pengamatan an dan pengukuran pengukuran singkapa singkapan n batuan batuan Daerah Daerah Saguling Saguling (Desa Cipanas Cipanas – Bendunga Bendungan n Saguling)
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
50
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
Gambar Gambar 3.11 3.11 adalah adalah sketsa sketsa penamp penampang ang strati stratigr grafi afi lintas lintasan an daerah daerah Saguling Saguling yang menunjukan hubungan hubungan antar antar satuan satuan batuan batuan (formasi) (formasi) dan struktur geologi yang mengontrol hubungan antar satuan batuan dari dari yang yang tert tertua ua hing hingga ga term termud uda, a, yait yaitu u anta antara ra Fo Form rmas asii Batu Batuas asih ih,, Formasi Rajamandala dan Formasi Citarum serta Formasi Saguling.
Gambar 3.11 Penampang Penampang stratigrafi lintasan lintasan Daerah Saguling Saguling (Desa Cipanas – Bendungan Saguling)
Gambar Gambar 3.12 3.12 adalah adalah skets sketsa a hasil hasil pengam pengamata atan n strati stratigr grafi afi di daerah daerah ampi ampite teat ater er Cile Ciletu tuh, h, Jawa Jawa Bara Barat. t. Peng Pengam amat atan an dila dilaku kuka kan n mula mulaii dari dari bagian atas ampiteater Ciletuh hingga ke Cikadal (Muara S. Ciletuh). Dise Disepa panj njan ang g lint lintas asan an ini ini ters tersin ingk gkap ap satu satuan an batu batuan an dari dari Fo Form rmas asii Jam Jamp pang ang (batu batupa pasi sirr tufa tufan n dan dan brek breks si), i), Formasi masi Bayah ayah (pas (pasir ir kong ko nglo lome mera rata tan n dan dan lemp lempun ung) g) Fo Form rmas asii Cilet Ciletuh uh (bre (breks ksi, i, batu batupa pasi sirr greywacke, lempung), dan Melange Ciletuh (filit). Hubungan stratigrafi antara Melange Ciletuh dengan Formasi Ciletuh diperk diperkira irakan kan adalah adalah selara selaras, s, sedang sedangkan kan hubung hubungan an antara antara Fo Forma rmasi si Cile Ciletu tuh h deng dengan an Fo Form rmas asii Baya Bayah h diat diatas asny nya a juga juga sela selara ras, s, seda sedang ngka kan n antara Formasi Bayah dengan Formasi Jampang diatasnya tidak selaras (lihat sketsa kolom stratigrafinya).
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
51
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____ Gambar 3.12 Penampang stratigrafi stratigrafi lintasan Daerah Ampiteater Ampiteater Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat
Gambar 3.13 adalah penamang stratigrafi lintasan Batuasih – Gunung Walat yang memperlihatkan hubungan antara Formasi Bayah, Formasi Batu Batuas asih ih dan dan Fo Form rmas asii Raja Rajama mand ndal ala. a. Hubu Hubung ngan an stra strati tigr graf afii anta antara ra Form Fo rmas asii Baya Bayah h deng dengan an Fo Form rmas asii Batu Batuas asih ih diat diatas asny nya a adal adalah ah tida tidak k sela selara ras, s, seda sedang ngka kan n hubu hubung ngan an Fo Form rmas asii Batu Batuas asih ih deng dengan an Fo Form rmas asii Rajamandala diatasnya adalah selaras.
Profil Pengamatan Stratigrafi Lintasan Batuasih - Cibadak
Gambar 3.13 Penampang stratigrafi stratigrafi lintasan Desa Batuasih Batuasih – Gn. Walat, Cibadak, Jawa Barat
3.5 Korelasi Stratigrafi Korelasi stratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu. Adapun maksud dan tujuan dari korelasi stratigrafi adalah untuk mengetahui persebaran lapisan-lapisan batuan batuan atau atau satuan satuan-sa -satua tuan n batuan batuan secara secara latera lateral, l, sehing sehingga ga dengan dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dalam bentuk tiga dimensinya. Beriku Berikutt ini adalah adalah bebera beberapa pa contoh contoh kor korela elasi si strati stratigr grafi afi yang yang umum umum dilakukan antara lain: 1. Korelasi Litostratigrafi 2. Korelasi Biostratigrafi 3. Korelasi Kronostratigrafi Kronostratigrafi
1 Korelasi Lithostratigrafi
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
52
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
Korela Kore lasi si lito litost stra rati tigr graf afii pada pada hakek hakekat atny nya a adal adalah ah meng menghu hubu bung ngka kan n lapisan-lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan jenis litologinya. Catatan: Satu lapis batuan adalah satu satuan waktu pengendapan.
Gamba Gambarr
•
3.14 3.14 Kore Korela lasi si lito litost stra rati tigr graf afii anta antara ra batu batuga gampi mping ng pada pada kolo kolom m “A“ “A“ dan dan batugamping pada kolom “B”
Contoh: Korelasi Litostratigrafi SUMUR- 2
SUMUR-1
Lempung Lempung
Napal
Napal
Batugampin g
Batugamping
Batupasir Breksi
Batupasir
Konglomerat
•
Konglomerat
Prosedur dan penjelasan: 1. Korela Korelasi si dimula dimulaii dari dari bagian bagian bawah dengan dengan meliha melihatt litolo litologi gi yang sama. 2. Ko Kore rela lasi sika kan/ n/hu hubu bung ngka kan n titi titikk-ti titi tik k lapi lapisa san n batu batuan an yang yang memiliki jenis litologi yang sama (Pada gambar diwakili oleh garis warna hitam). 3. Konglomerat pada Sumur-1 dikorelasikan dengan konglomer konglomerat at pada Sumur-2, Sumur-2, demikian demikian juga antara antara batupasir batupasir dan batugamping di Sumur-1 dengan batupasir dan batugamping dan lempung di Sumur-2.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
53
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
4. Sebara Sebaran n breksi breksi di SumurSumur-1 1 ke arah Sumur-2 Sumur-2 menunjuk menunjukkan kan adanya pembajian. 5. Kemudian Kemudian dilanjutka dilanjutkan n antara antara napal dan lempung lempung di SumurSumur-1 1 dengan napal dan lempung di Sumur-2. 2 Korelasi Biostratigrafi
Korelasi Korelasi biostrati biostratigrafi grafi adalah adalah menghubun menghubungkan gkan lapisan-lap lapisan-lapisan isan batuan batuan dida didasa sark rkan an atas atas ke kesa sama maan an ka kand ndun unga gan n dan dan peny penyeb ebar aran an fosi fosill yang yang terdapat di dalam batuan. Dalam korelasi biostratigrafi dapat terjadi jenis batuan yang berbeda memiliki kandungan fosil yang sama.
Gamb Gambar ar
•
3.8 3.8 Kore Korela lasi si lito litost stra rati tigr graf afii anta antara ra batuse batuserpi rpih h dengan dengan batuse batuserpi rpih h yang yang mengandung fosil yang sama berumur “Ordovisium”
Contoh : Korelasi Biostratigrafi SUMUR-1
SUMUR- 2
Lempung Kumpulan Fosil M Napal Napal
Kumpulan Fosil M
Batugamping Kumpulan fosil fosil L
Batugamping Kumpulan fosil L
Batupasir Kumpulan Fosil K
Batupasir Kumpulan fosil K
Serpih Barren Fosil
Serpih Kump. Fosil Fosil R Lempung Kump. Fosil Fosil R
•
Konglomerat
Prosedur dan penjelasan:
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
54
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____
1. Ko Korrelas elasik ikan an//hub hubungk ungkan an lap lapisan isan lapi lapisa san n batua atuan n yan yang mengandung kesamaan dan persebaran fosil yang sama (Pada gambar diatas diwakili oleh garis warna hitam). 2. Kandungan Kandungan dan dan sebaran sebaran fosil fosil pada batulemp batulempung ung di Sumur-1 Sumur-1 sama sama deng dengan an ka kand ndun unga gan n dan dan seba sebara ran n fosi fosill pada pada serp serpih ih di Sumur-2, sehingga batulempung yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan serpih yang terdapat di Sumur-2. 3. Batu Batupa pasi sirr pada pada Sumu Sumurr-1 1 meng mengan andu dung ng kump kumpul ulan an fosi fosill K seda sedang ngka kan n pada ada Sumu Sumurr-2, 2, batu batupa pasi sirr juga juga meng mengan andu dung ng kump kumpul ulan an dan dan seba sebara ran n fosi fosill K. Deng Dengan an demi demiki kian an lapi lapisa san n batupasir pada Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan batupasir pada Sumur-2. 4. Ka Kand ndun unga gan n dan dan seba sebara ran n fosi fosill pada pada lemp lempun ung g di Sumu Sumurr-1 1 sama sama deng dengan an ka kand ndun unga gan n dan dan seba sebara ran n fosi fosill pada pada napa napall di Sumu Sumurr-2, 2, sehi sehing ngga ga lemp lempun ung g yang yang ada ada di Sumu Sumurr-1 1 dapat apat dikorelasikan dengan napal yang terdapat di Sumur-2. 3. Korelasi Kronostratigrafi
Korelasi kronostratigrafi adalah menghubungkan lapisan lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan umur geologinya. •
Prosedur dan penjelasan:
Prosedur korelasi kronostratigrafi adalah sebagai berikut: 1. Ko Kore relas lasik ikan an/b /bub ubun ungk gkan an titi titik k titi titik k ke kesa sama maan an wakt waktu u dari dari seti setiap ap kolom kolom yang yang ada (Pada gambar gambar diwaki diwakili li oleh oleh garis garis merah, merah, dan garis ini dikenal sebagai garis kesamaan umur geologi) 2. Korelasika Korelasikan n lapisan-lapi lapisan-lapisan san batuan batuan yang jenis litogin litoginya ya sama dan berada pada umur yang sama, seperti Konglomerat pada Sumur-1 dengan konglom lomer era at pada Sumur-2, dikar are enakan umur geologinya yang sama yaitu Miosen Bawah. 3. Pad Pada ko kolo lom m umur mur Mio Miosen sen Te Ten ngah, gah, batu batupa pasi sirr pada pada Sumu Sumurr-1 dengan batupasir pada Sumur-2, dan batugamping pada Sumur-1 dan batugamping pada Sumur-2 dapat dikorelasikan. 4. Korelasi Korelasi lapisan lapisan lapisan lapisan batuan tidak tidak boleh memotong memotong garis garis umur (Pada gambar diwakili oleh garis warna merah). •
Contoh : Korelasi Kronostratigrafi (Geokronostratigrafi)
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
55
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____ SUMUR-1
SUMUR- 2
Miosen Atas
Miosen Atas
Miosen Tengah Miosen Tengah
Miosen Bawah
Miosen Bawah
3.6 Contoh Korelasi 1.
Soal Korelasi 3 Sumur Pemboran.
Gamb Gambar ar diba dibawa wah h adal adalah ah ko kolo lom m stra strati tigr graf afii dari dari sumu sumurr sumu sumurr hasi hasill pemboran, yaitu S-1, S-2, dan S-3 dengan litologi seperti terlihat terlihat dalam setiap kolom. Pada setiap kolom stratigrafi diberikan notasi angka 1, 2, 3, dan 4 dimana setiap angka mewakili batas umur batuannya. Adapun angka-angka tersebut adalah : 1 = batas atas umur Kapur 2 = batas atas umur Oligosen 3 = batas atas umur Miosen 4 = batas atas umur Pliosen 2. Pert Pertan anya yaan an:: a. Buat korelas korelasii dari ketiga ketiga sumur: sumur: S-1, S-2, dan dan S-3 secara secara lengkap lengkap (untuk korelasi garis umur gunakan tinta merah atau pensil warna merah). b. Tentukan Tentukan Jenis hubungan hubungan antara antara batuan batuan metamorf metamorf dengan batuan batuan sedimen diatasnya ? c. Jelaskan Jelaskan mana mana bagian yang yang mengalami mengalami transgr transgresi/r esi/regres egresii ? d. Tentukan juga bagian mana berupa daratan dan mana bagian lautan, jika sumur S-1 adalah arah Barat dan sumur S-3 adalah arah Timur ? 3.
Prosedur penyelesaian :
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
56
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ _______________________________________ ______________________ __ ____ 1) Me Meng ngko korrelas elasik ikan an batas atas-b -bat atas as umur umur batu batuan an den dengan gan car cara
2)
3) 4)
5)
menghu menghubun bungka gkan n angkaangka-ang angka ka yang yang sama sama pada pada setiap setiap sumur sumur dengan cara membuat garis dengan tinta/pensil warna merah. Korelasika Korelasikan n lapisan-lap lapisan-lapisan isan batuan batuan yang jenis litologiny litologinya a sama dan dan bera berada da diant diantar ara a gari garis s umur umur yang yang sama sama.. Pada Pada gamba gambarr dibawa dibawah h ditunj ditunjukk ukkan an oleh oleh konglo konglomer merat at pada pada SumurSumur-1 1 dengan dengan konglomerat pada Sumur-2, dan konglomerat di Sumur-3 yang berada berada dalam dalam waktu waktu pengen pengendap dapan an yang yang sama, sama, yaitu yaitu Oligos Oligosen. en. Demikian juga antara batugamping di Sumur-1 dengan batugamping di Sumur-2 dan pelamparan batugamping ke arah sumu sumurr-3 3 meni menipi pis s atau atau memb membaj aji, i, seda sedang ngka kan n batu batupa pasi sirr dan dan batulempung di Sumur-3 secara lateral membaji ke arah Sumur-2. Prin Prinsi sip p ko kore rela lasi si batu batuan an dapa dapatt dila dilaku kuka kan n untu untuk k batu batuan an-b -bat atua uan n yang berada dalam kisaran umur Miosen dan Pliosen. Hubung Hubungan an antar antar batuan batuan ditent ditentuka ukan n oleh oleh waktu waktu pengen pengendap dapan an batuan, batuan, dengan dengan demikian demikian terdapat terdapat hubungan hubungan ketidaksel ketidakselaras arasan an antara batuan berumur “Kapur” dengan batuan diatasnya yang ber berumur mur “Oli “Oligo gose sen” n” , sed sedangk angkan an hubun ubung gan batu atuan umur umur Oligosen, Miosen dan Pliosen adalah selaras. Untuk menentukan menentukan Transgresi Transgresi dan Regresi, maka harus harus dilihat dilihat urutan vertikal dari setiap sumur. Urutan vertikal transgresi akan diperlihatkan oleh litologi dengan ukuran butir menhalus kearah atas, sedangkan Regresi mempunyai urutan mengkasar kearah atas.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
57
Bab 3 Pengukuran Stratigrafi
Prinsip Stratigrafi
___________________________________________________________________________________
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
Bab 3 Pengukuran Stratigrafi
58
Prinsip Stratigrafi
___________________________________________________________________________________
S-3
S-1
4
Batulemp ung
S-2
Lanau
Batupasir Konglome rat
3
Lempung
Breksi
4 4
Lanau
Batupasir 3
Batupasir
Batupasir Konglome rat
3
Batupasir
2
Lanau
Konglome rat Batupasir
Batupasir 2 2
Batugam ping
Batugamp ing Konglome rat
Konglome rat
Batulemp ung
1
1 1
Metamorf ik
Metamorf ik
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
Metamorfi k
59
Bab 3 Pengukuran Stratigrafi
Prinsip Stratigrafi
___________________________________________________________________________________
S-3
S-1
4
Batulemp ung
S-2
Lanau
Batupasir Konglome rat
3
Lempung
Breksi
4 4
Lanau
Batupasir 3
Batupasir
Batupasir Konglome rat
3
Batupasir
2
Lanau
Konglome rat Batupasir
Batupasir 2 2
Batugam ping
Batugamp ing Konglome rat
Konglome rat
Batulemp ung
1
1
Metamorf ik
1
Metamorf ik
Metamorfi k
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
Bab 3 Pengukuran Stratigrafi
59
Prinsip Stratigrafi
___________________________________________________________________________________
S-3
S-1
4
Batulemp ung
S-2 Breksi
4
Lanau
Batupasir Konglome rat
4
Batupasir
Lanau
Batupasir
Batupasir Lempung
3
3
Konglome rat
3
Batupasir
2
Lanau Batupasir 2 2
Batugampi ng Konglomer at
1
Metamorf ik
Batugampin g
Konglome rat Batupasir Batulempun g
Konglomer at 1 1
Metamorf ik
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
Metamorfi k
60
Bab 3 Pengukuran Stratigrafi
Prinsip Stratigrafi
___________________________________________________________________________________
S-3
S-1
4
Batulemp ung
S-2 Breksi
4
Lanau
Batupasir Konglome rat
4
Batupasir
Lanau
Batupasir
Batupasir Lempung
3
3
Konglome rat
3
Batupasir
2
Lanau Batupasir 2 2
Batugampi ng Konglomer at
1
Metamorf ik
Batugampin g
Konglome rat Batupasir Batulempun g
Konglomer at 1 1
Metamorf ik
Metamorfi k
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ ______________________________________ ___________________ _______
4. Jawaban Soal Kasus Korelasi 1. Hasil korelasi dapat di lihat pada gambar diatas. 2. Hubungan Hubungan antara antara batuan batuan metamorf metamorf dengan dengan batuan batuan sedimen sedimen
diatasnya adalah tidak selaras (Antara umur Kapur dan umur Olig Ol igos osen en terd terdap apat at rump rumpan ang g wakt waktu u yang yang cuku cukup p lama, lama, yait yaitu u Pale Paleos osen en hing hingga ga Eose Eosen) n) deng dengan an jeni jenis s ke keti tida dak k selarasan bersudut (angular unconformity). 3. Pada Pada sumur sumur S-1 atau atau bagian bagian Barat Barat memper memperlih lihatk atkan an urutan urutan
stratigrafi vertikal yang butiran sedimennya menghalus keatas, yaitu konglomerat-batugamping; konglomerat-batugamping; batupasir-lanau-batulempu batupasir-lanau-batulempung; ng; dan konglo konglomer meratat-bat batupa upasir sir-ba -batul tulemp empung ung.. Dengan Dengan demiki demikian an dapa dapatt disi disimp mpul ulkan kan bahw bahwa a bagi bagian an Bara Baratt terj terjad adii tran transg sgre resi si (gen (genan ang g laut laut)) seda sedang ngka kan n pada pada sumu sumurr S-2 S-2 terl terlih ihat at urut urutan an stra strati tigr graf afii vert vertika ikaln lnya ya meng mengas asar ar ke atas atas,, yait yaitu u mula mulaii dari dari batulempung-batupasir-konglomerat; batulempung-batupasir -konglomerat; serpih, batupasir-breksi. Dengan demikian di sumur S-3 (Timur) terjadi regresi (susut laut). 4. Berd Berdas asar arka kan n dari dari stra strati tigr graf afii pada pada S-1 S-1 dan dan S-3, S-3, seja sejak k kala kala Olig Ol igos osen en hing hingga ga Plio Pliose sen, n, bagi bagian an bara baratt seba sebaga gaii laut lautan an dan dan bagian timur sebagai daratan.
60
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ ______________________________________ ___________________ _______
4. Jawaban Soal Kasus Korelasi 1. Hasil korelasi dapat di lihat pada gambar diatas. 2. Hubungan Hubungan antara antara batuan batuan metamorf metamorf dengan dengan batuan batuan sedimen sedimen
diatasnya adalah tidak selaras (Antara umur Kapur dan umur Olig Ol igos osen en terd terdap apat at rump rumpan ang g wakt waktu u yang yang cuku cukup p lama, lama, yait yaitu u Pale Paleos osen en hing hingga ga Eose Eosen) n) deng dengan an jeni jenis s ke keti tida dak k selarasan bersudut (angular unconformity). 3. Pada Pada sumur sumur S-1 atau atau bagian bagian Barat Barat memper memperlih lihatk atkan an urutan urutan
stratigrafi vertikal yang butiran sedimennya menghalus keatas, yaitu konglomerat-batugamping; konglomerat-batugamping; batupasir-lanau-batulempu batupasir-lanau-batulempung; ng; dan konglo konglomer meratat-bat batupa upasir sir-ba -batul tulemp empung ung.. Dengan Dengan demiki demikian an dapa dapatt disi disimp mpul ulkan kan bahw bahwa a bagi bagian an Bara Baratt terj terjad adii tran transg sgre resi si (gen (genan ang g laut laut)) seda sedang ngka kan n pada pada sumu sumurr S-2 S-2 terl terlih ihat at urut urutan an stra strati tigr graf afii vert vertika ikaln lnya ya meng mengas asar ar ke atas atas,, yait yaitu u mula mulaii dari dari batulempung-batupasir-konglomerat; batulempung-batupasir -konglomerat; serpih, batupasir-breksi. Dengan demikian di sumur S-3 (Timur) terjadi regresi (susut laut). 4. Berd Berdas asar arka kan n dari dari stra strati tigr graf afii pada pada S-1 S-1 dan dan S-3, S-3, seja sejak k kala kala Olig Ol igos osen en hing hingga ga Plio Pliose sen, n, bagi bagian an bara baratt seba sebaga gaii laut lautan an dan dan bagian timur sebagai daratan.
3.7 Soal Latihan Korelasi Soal No.1: Korelasikan Korelasikan kolom stratigrafi S1 dan S2 dibawah ini. Garis Garis warna merah merupakan batas umur untuk setiap satuan stratigrafi pada setiap kolom.
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
61
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ ______________________________________ ___________________ _______ S-1
S-2
Miosen Tengah Miosen Tengah
Miosen Awal
Miosen Awal
Oligosen Oligosen
Soal No.2 : Pada gambar dibawah diberikan 3 kolom stratigrafi dari sumu sumur– r–su sumu murr hasi hasill pemb pembor oran an,, yait yaitu u S-1, S-1, S-2, S-2, dan dan S-3 S-3 dengan litologi seperti terlihat dalam setiap kolom. Dalam setiap kolom stratigrafi pada setiap sumur diberikan notasi angka 1, 2, 3, dan 4 dimana setiap angka mewakili batas umur batuannya. Adapun angka-angka tersebut adalah : 1 = batas atas umur Kapur 2 = batas atas umur Miosen Awal 3 = batas atas umur Miosen Tengah 4 = batas atas umur Pliosen Akhir Pertanyaan: 1. Buat kor korelas elasii dar arii ke keti tig ga sum sumur: ur: S-1, -1, S-2, S-2, dan dan S-3 S-3 secara lengkap (untuk korelasi garis umur gunakan tinta merah atau pensil warna merah). 2. Tent Te ntuk ukan an Jeni Jenis s hubun hubunga gan n antar antara a batua batuan n metam metamor orf f dengan batuan sedimen diatasnya ? 3. Jelaskan mana bagian yang mengalami transgresi/regresi transgresi/regresi ? 4. Tent entukan ukan juga juga bagi bagian an man mana ber berupa upa dar arat atan an dan dan mana bagian lautan, jika sumur S-1 adalah arah Barat dan sumur S-3 adalah arah Timur ?
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
62
Bab 3 Pengukuran Pengukuran Stratigrafi Prinsip Stratigrafi
______________________________________ _________________________________________________________ ______________________________________ ___________________ _______ S-1 4
S-2
Batulempun g
Lanau
S-3 4
Batupasir
4
Batupasir
Batupasir
Konglomer at 3
Konglomer at
Batulempun g
Lanau
3
Batupasir
2
Batugampi ng
Batupasir 2
Tuff 3
Batupasir
2
Batulempu ng
Konglomer at
Batugampi ng
Konglomer at
1
Konglomer at
1
Metamorfi k
1
Metamorfik
Metamorfi k
Copyright@2009 Copyright@2009 By Djauhari Noor
63