PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI WARD AND PE PPARD MENGUNAKAN METODE WARD PADA PT GARUDA INDONESIA TBK HALAMAN JUDUL MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaaan Strategis SI/TI
Dosen Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T.
Disusun oleh Hariyawan Setia Nugraha NRP. 3314102
POLITEKNIK KOMPUTER BISNIS LPKIA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI KONSENTRASI SISTEM INFORMASI BANDUNG 2017
i
KATA PENGANTAR Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satu bagian integral perekonomian global yang memiliki peran penting dalam pembangunan di berbagai sektor. Sektor tersebut te rsebut seperti transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.
Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan pertumbuhan yang sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari peningkatan total pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Hal ini tentunya memberikan dampak secara langsung pada Indonesia dimana peningkatan kegiatan bisnis tersebut pasti berkorelasi positif terhadap peningkatan perekonomian nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis mampu menjadi pemenang pasar (market (market leader ). ).
Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang a kan diterapkan bisnis di industri tersebut, yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak hal yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan multinasional. multinasional.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat- Nya sehingga makalah ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Strategis SI/TI.
ii
KATA PENGANTAR Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satu bagian integral perekonomian global yang memiliki peran penting dalam pembangunan di berbagai sektor. Sektor tersebut te rsebut seperti transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.
Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan pertumbuhan yang sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta dari peningkatan total pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Hal ini tentunya memberikan dampak secara langsung pada Indonesia dimana peningkatan kegiatan bisnis tersebut pasti berkorelasi positif terhadap peningkatan perekonomian nasional. Namun perkembangan ini tentunya membutuhkan perencanaan dan implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas bisnis mampu menjadi pemenang pasar (market (market leader ). ).
Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi strategi yang a kan diterapkan bisnis di industri tersebut, yaitu faktor internal serta faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak hal yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT Garuda Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan multinasional. multinasional.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat- Nya sehingga makalah ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Strategis SI/TI.
ii
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Paulus Tamzil, Drs. selaku Direktur Politeknik Komputer Bisnis LPKIA Bandung. 2. Bapak Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T. selaku dosen matakuliah Perencanaan Strategis SI/TI. 3. Kedua orang tua, kakak dan keponakan yang selalu mendukung dan memberi motivasi. 4. Teman senasib sepenanggungan yang sangat luar biasa.
Akhirnya karena keterbatasan yang penulis miliki dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.
iii
ABSTRAKSI Hariyawan Setia Nugraha. 3314102 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGUNAKAN METODE WARD AND PE PPARD PADA PT GARUDA INDONESIA TBK Makalah . Program Sistem Informasi. Konsentrasi Sistem Informasi. 2017 Kata kunci : perencanaan, : perencanaan, strategi, sistem informasi, teknologi informasi ( vi + 39 ) Industri penerbangan merupakan salah satu industri di bidang transportasi yang dewasa ini angka pertumbuhan penggunanya meningkat pesat. Dalam makalah ini dijabarkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategis perusahaan penerbangan dalam rangka implementasi visi-misi organisasi khususnya oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, salah satu perusahaan penerbangan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki skala & cakupan bisnis serta kualitas pelayanan dan keselamatan internasional. Persaingan yang dihadapi perusahaan merupakan kendala untuk mencapai tujuan bisnis demi menjaga pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Trend penggunaan teknologi informasi menuntut perusahaan untuk menggunakannya agar mampu bersaing. Sistem Perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi yang mengacu pada strategi bisnis harus disesuaikan dengan proses bisnis perusahaan. Proses menemukan portfolio aplikasi masa depan didahului oleh penemuan strategi strate gi bisnis, bisnis , strategi manajemen SI/TI dan strategi IT. Metode yang digunakan adalah perencaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi Ward and Peppard . Penemuan strategi bisnis dilakukan melalui analisis internal dan eksternal perusahaan yang dilakukan dengan tools seperti PEST , SWOT , Five Force of Competitive Competitive Porter, Value Chain, Chain, CSF dan McFarlan’s Strategic Grid . Analisis terhadap sistem informasi yang ada saat ini membantu untuk menentukan rencana sistem informasi dan teknologi informasi. Hasil yang dicapai adalah perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang tepat bagi perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya.
iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 3 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4 2.1 Teori Umum Perusahaan ............................................................................... 4 2.1.1 Perusahaan Jasa....................................................................................... 4 2.1.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jasa ........................................................................ 5 2.1.3 Maskapai ................................................................................................. 5 2.1.4 Maskapai Penerbangan ........................................................................... 6 2.2 Perencanaan Strategis SI/TI .......................................................................... 6 2.2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward And Peppard ..................... 7 2.3 Metode Dan Teori Analisis ........................................................................... 9 2.3.1 Analisis SWOT ........................................................................................ 9 2.3.2 Critical Success Factor (CSF) ................................................................ 9 2.3.4 Value Chain .......................................................................................... 10 2.3.5 McFarlan’s Strategic Grid .................................................................... 11 BAB 3 METODE PERANCANGAN................................................................... 13 3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 13 3.2 Metode Analisis Dan Interpretasi Data ...................................................... 14 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN........................................................... 16 4.1 Profile Perusahaan ....................................................................................... 16 4.2 Visi Misi Perusahaan ................................................................................... 17 4.3 Struktur Organisasi ...................................................................................... 18 4.4 Analisis SWOT ............................................................................................ 18 4.5 Anailisi PEST .............................................................................................. 25
v
4.6 Analisi Five Force Porter ........................................................................... 26 4.7 Analisis CSF (Critcal Success Factor) ........................................................ 28 4.9 McFarlan Strategic Grid .............................................................................. 34 4.10 Strategi Informasi ...................................................................................... 36 BAB 5 KESIMPULAN......................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vii
vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sistem dan teknologi informasi merupakan tuntutan bagi perusahaan untuk diterapkan agar dapat bersaing dengan pesaingnya yang juga menggunakannya sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Sistem dan teknologi informasi harus sesuai dengan kebutuhan bisnis dan selaras dengan strategi dan tujuan perusahaan. Banyaknya aplikasi sistem informasi yang ada di pasar mengharuskan perusahaan merencanakan sistem dan teknologi yang akan digunakan. Adanya perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang terencana dengan baik diharapkan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis. Pencapaian tujuan tersebut harus didukung oleh semua bagian dalam perusahaan sehingga dapat menciptakan rantai nilai yang akan memberikan margin bagi perusahaan tidak terkecuali industri penerbangan.
Perusahaan industri penerbangan khususnya PT Garuda Indonesia Tbk. menunjukkan capaian pelaksanaan program transformasi di seluruh lini perusahaan, mulai dari operasional, bisnis, manajemen, hingga pelayanan. Saat ini, Garuda Indonesia merupakan satu-satunya maskapai nasional yang disegani di ASEAN karena memberikan pelayanan terbaik kepada para pengguna jasa transportasi udara. Posisi teratas ini dibuktikan dari hasil survei yang dilakukan Center for Asia Pacific Aviation (CAPA) pada 2010. Garuda dinobatkan sebagai maskapai penerbangan teratas di ASEAN. CAPA merupakan lembaga survei independen penerbangan di Asia Pasifik. Hasil kesimpulannya juga mengacu pada hasil survei Skytrax. Cakupan survei CAPA meliputi kenyamanan penumpang, kualitas makanan, pelayanan awak kabin, pelayanan di darat, dan nilai selama penerbangan (perbandingan tarif dengan manfaat yang diperoleh penumpang).
1
Indonesia dalam perspektif industri penerbangan, mencatatkan pertumbuhan yang sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan baik internasional maupun nasional serta, dari peningkatan total pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Pertumbuhan industri penerbangan bisa mencapai 1,5-2 kali pertumbuhan ekonomi. Jadi, jika pertumbuhan ekonomi Garuda Indonesia 6 persen, industri ini bisa tumbuh 9-12 persen. Tapi sayangnya, Garuda Indonesia kurang merasakan manfaat yang optimal. Hal ini tentunya memberikan dampak terhadap Garuda Indonesia, baik dampak internal perusahaan maupun external perusahaan.
Dampak internal yang diahadapi perusahaan yaitu fasilitas bandara yang tidak memadai berkontribusi terbesar, yakni 6,02 persen, terhadap keterlambatan (delay) penerbangan, gangguan teknik (1,33 persen), operasi penerbangan (0,68 persen), komunikasi (0,53 persen), penanganan di terminal (0,39 persen), dan sistem (0,16 persen).
Di sisi lain, faktor external juga turut berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan. Pemerintah mengenakan bea masuk suku cadang ( spare part ) pesawat, padahal di negara lain seperti di Malaysia dan Singapura, bea masuk ditetapkan 0 persen. Sebenarnya pemerintah sudah membantu bea masuk suku cadang ini dengan memberikan subsidi. Namun, langkah itu tak efektif karena subisidi baru bisa dicairkan pada akhir tahun, regulasi batas atas tiket pesawat, mahalnya harga avtur dibanding di negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di PT Garuda Indonesia seperti diutarakan diatas timbul suatu pertanyaan. Bagaimana cara merumusakan tahapan model Strategis SI/TI di perusahaan tersebut?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah berdasarkan uraian rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Metodologi yang digunakan mengacu kepada Perncanaan Strategis SI/TI Ward And Peppard. 2. Alat bantu yang digunakan anailis SWOT, PEST, Five Force of Competitive, BSC, CSF, Value Chain dan McFarlan’s Strategic Grid..
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan menyusun perencanaan strategis SI/TI dalam menghadapi dampak internal dan eksternal perusahaan.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang akan digunakan sebagai landasan untuk memperjelas permasalahan yang ada dan panduan untuk mencapai tujuan. Teori-teori tersebut antara lain teori perusahaan jasa, tinjauan tentang beberapa metodologi perencanaan strategis SI/TI seperti PSSI versi Ward & Peppard, metode dan teori analisis SWOT, CSF , Value Chain dan Mc Farlan’s Strategic Grid .
2.1 Teori Umum Perusahaan
Perusahaan merupakan tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang berdaftar di penerintahan dan ada juga yang tidak terdaftar. Bagi sebuah perusahaan yang telah terdaftar dipemerintahan, mereka memiliki adan usaha untuk perusahaannya (status perusahaan yang terdaftar dalam pemerintah secara resmi) (Kurniawan, 2016). Menurut UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b (Kurniawan, 2016): Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berdudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
2.1.1 Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa merupakan suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi pr oduk yang tidak berwujud “jasa” dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Atau perusahaan jasa dapat diartikan juga sebagai suatu perusahaan yang menjual jasa yang diproduksinya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen dan mendapatkan keuntungan.
Tapi perusahaan jasa-pun memerlukan produk fisik atau yang berwujud untuk melakukan kegiatan usahanya. Misalnya seperti perusahaan transportasi umum yang menawarkan jasa transportasi kepada konsumen, maka untuk dapat
4
melakukan kegiatan usahnya perusahaan tersebut memerlukan alat transportasi seperti bus, pesawat atau kapal laut dan alat transportas i tersebut merupakan produk yang berwujud (Setiawan, 2017).
2.1.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jasa
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan perusahaan jasa merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan memproduksi dan menyediakan berbagai macam pelayanan misalnya seperti keamanan, kemudahan dan lain-lain kepada konsumen yang membutuhkannya, maka perusahaan jasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Pendapatan berasal dari penjualan jasa.
2.
Dalam proses memproduksi jasa bisa atau tidak memerlukan bantuan dari produk fisik.
3.
Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing konsumen dapat memperoleh jenis pelayanan yang berbeda dengan konsumen lainnya.
4.
Tidak memiliki persedian produk dalam bentuk fisik karena produk yang dijual merupakan produk yang tidak berwujud “jasa” jadi produk yang dihasilkan tidak dapat dilihat akan tetapi manfaatnya dapat dirasakan.
5.
Biasanya tingkatan harganya memiliki sifat yang tidak mutlak sebab murah atau mahalnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan tergantung tingkat kebutuhan konsumen.
6.
Jasa yang dihasilkan tidak bisa disimpan, jadi sekali dibeli maka penggunaannya akan langsung habis.
2.1.3 Maskapai
Maskapai
merupakan
bahasa
yang
diserap
dari
Bahasa
Belanda,
yaitu maatschappij. Arti kata ini ialah “perusahaan”. Lamanya penjajahan Belanda di Indonesia dapat berpengaruh terhadap penggunaan kata tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maskapai adalah perseroan dagang atau perusahaan. Kata maskapai ini biasanya digunakan dalam bidang penerbangan maupun pelayaran. Jadi, istilah ini tidak hanya digunakan dalam transportasi udara
5
tetapi juga laut. Asal tahu saja, kata ini juga biasa digunakan dalam tranportasi darat, yaitu kereta api (Solid, 2015).
2.1.4 Maskapai Penerbangan
Maskapai penerbangan merujuk pada perusahaan yang menyediakan jasa transportasi udara untuk penumpang (orang) ataupun barang . Beberapa maskapai ini memiliki pesawat sendiri. Maskapai lainnya menjual jasa penerbangan dengan pesawat yang disewa. Maskapai penerbangan mencakup direktur, manajer, pilot, hingga pramugari. Contoh maskapai penerbangan ialah Lion Air, Batik Air, Citilink, Air Asia, Sriwijaya Air, Susi Air, Emirates, dan lain-lain.
Rute penerbangan di Indonesia mulai dibuka oleh perusahaan Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij pada tahun 1928. Perusahaan tersebut melayani penerbangan Jakarta-Bandung seminggu sekali. PT. Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan pertama Indonesia pada tahun 1949. Awalnya, perusahaan tersebut bernama Garuda Indonesian Airways yang mengantarkan Presiden Soekarno dari Yogyakarta untuk dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat di Jakarta (Solid, 2015).
2.2 Perencanaan Strategis SI/TI
Sumber daya (resource) yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan biasanya terbatas, oleh karena itu sistem informasi yang dibangun harus benar benar selaras dengan strategi bisnis dan sistem yang dibangun harus mampu memberikan impact yang positif bagi bisnis. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan perencanaan strategis SI/TI yang tepat bagi suatu perusahaan.
Perencanaan strategis SI/TI merupakan suatu proses yang menggunakan tujuan (goals), strategi (strategies), sasaran (objectives), proses bisnis serta kebutuhankebutuhan informasi suatu organisasi sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan memilih sistem teknologi informasi apa yang akan dikembangkan dan kapan sistem tersebut akan dikembangkan. Perencanaan strategis SI/TI menjelaskan berbagai tools, teknik dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi
6
SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward&Peppard, 2003).
Terdapat beberapa metodologi perencanaan SI/TI yang umum digunakan, diantaranya Strategic Planning for Information System (SPIS), Information Engineering (IE), Four-Stage Model, dan Business System Planning (BSP).
2.2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward And Peppard
Metodologi Perencanaan Strategis SI/TI versi Ward & Peppard merupakan metodologi yang komprehensif, dimana metode ini terlebih dahulu dimulai dari kegiatan assesment dan pemahaman terhadap situasi saat ini (current situation) baik terhadap lingkungan bisnis maupun lingkungan SI/TI. Lingkungan bisnis meliputi lingkungan bisnis internal dan lingkungan bisnis eksternal. Demikian juga dengan lingkungan SI/TI yang meliputi lingkungan SI/TI internal dan eksternal. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi saat ini, maka dapat ditentukan strategi SI, strategi TI dan strategi manajemen SI/TI masa mendatang (future) secara tepat. Metodologi versi Ward & Peppard ini dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 1.
Gambar 1 Model Perencanaan Strategis SI/TI (Ward & Peppard, 2003)
7
Seperti terlihat pada gambar 1 diatas, model perencanaan strategis SI/TI ini memiliki kerangka kerja perencanaan dan formulasi strategi berupa masukan (input), keluaran (output) dan aktifitas-aktifitas utama. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Ward & Peppard 2003): 1. Analisis lingkungan bisnis internal, yang meliputi aspek-aspek strategi bisnis saat ini, tujuan atau sasaran, sumber daya, proses, serta budaya dan nilai-nilai bisnis organisasi. 2. Analisis lingkungan bisnis eksternal, yang meliputi asepk-aspek ekonomi, industri, dan iklim bersaing dimana perusahaan beroperasi. 3. Analisis lingkungan SI/TI internal, yang meliputi perspektif SI/TI dalam bisnis saat ini, tingkat kematangannya (maturity), cakupan dan kontribusinya terhadap bisnis, ketrampilan, sumberdaya dan infrastruktur teknologi. Portofolio aplikasi eksisting dan yang sedang dibangun juga merupakan bagian dari lingkungan SI/TI saat ini. 4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal , yang meliputi tren teknologi dan peluang pemanfaatannya.
Sedangkan tahapan keluaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis SI/TI yang terdiri dari: 1. Strategi SI bisnis, yang mencakup bagaimana masing-masing unit bisnis akan memanfaatkan SI/TI untuk mencapai sasaran bisnisnya. Portofolio aplikasi yang dikembangkan pada masing-masing unit bisnis, akan menjelaskan arsitektur
informasi
pada
masing-masing
unit.
Arsitektur
ini
juga
menggambarkan bagaimana SI/TI akan digunakan pada masa mendatang dalam rangka membantu unit bisnis mencapai tujuannya. 2. Strategi TI, yang mencakup kebijakan dan strategi untuk pengelolaan teknologi dan sumberdaya manusia. 3. Strategi Manajemen SI/TI, yang mencakup elemen-elemen umum dari strategi yang diterapkan pada organisasi, untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan SI/TI yang dibutuhkan.
8
2.3 Metode Dan Teori Analisis 2.3.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT memberikan informasi yang membantu dalam mencocokkan sumberdaya dan kapabilitas organisasi untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Dengan melakukan analisis SWOT, kita dapat melakukan identifikasi faktor internal (strength and weakness) dan faktor internal (opportunity and threat) dari organisasi secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Hasil identifikasi tersebut diperbandingkan untuk memaksimalkan strength dan opportunity serta meminimalkan weakness dan threat guna mencapai strategi yang optimal. Dalam perencanaan strategis SI, hasil analisa SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi CSF sebuah organisasi. Diagram SWOT dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Diagram SWOT (Ward & Peppard, 2003) S (Strength) O (Opportunity)
W (Weakness)
Strategi SO:
Strategi WO:
Strategi yang menggunakan
Strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk
kelemahan untuk memanfaatkan
memanfaatkan
T (Threat)
peluang
peluang
Strategi ST:
Strategi WT:
Strategi yang menggunakan
Strategi meminimalkan
kekuatan untuk mengatasi
kelemahan untuk menghindari
ancaman
ancaman
2.3.2 Critical Success F actor (CSF)
John Rockart, mendefinisikan Critical Succes Factor (CSF) sebagai suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh kepada keberhasilan atau kegagalan organisasi. CSF dapat ditentukan jika tujuan (objectives)
organisasi
telah
diidentifikasi.
Tujuan
dari
CSF
adalah
mengintepretasikan tujuan secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.(Ward & Peppard, 2003)
9
Dalam perencanaan strategis, CSF dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya. Dengan demikian, diharapkan proses perencanaan strategis SI akan lebih focus pada area yang strategis bagi organisasi.
2.3.4 Value Chain
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik tentang aktifitas-aktifitas perusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif dan menciptakan nilai bagi shareholder , kita dapat memila-milah sistem bisnis menjadi sebuah urut-urutan akfititas yang menghasilkan nilai (value). Michael Porter memperkenalkan metode Value Chain yang merupakan metode sistematis untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi dan untuk mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing. Hasil analisis Value Chain suatu organisasi digunakan untuk identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI yang dapat
meningkatkan
keunggulan kompetitifnya. Diagram value chain terlihat pada gambar 2.
Gambar 2 Diagram Value Chain (Call, 1996)
Aktifitas utama pada diagram value chain dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Inbound Logistic Merupakan kegiatan menerima, menyimpan, memilah dan mendistribusikan bahan baku dalam organisasi. 2. Operation Merupakan kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
10
3. Outbound Logistic Merupakan kegiatan menyimpan dan mendistribusikan produk. 4. Marketing & Sales Merupakan kegiatan promosi dan penjualan. 5. Service Merupakan kegiatan untuk mempertahankan/meningkatkan manfaat produk. Sedangkan aktifitas pendukung pada diagram value chain dapat dijelaskan sebagai berikut: 6. Corporate Infrastructure Merupakan
dukungan
terhadap
value
chain,
berupa
manajemen,
perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, hubungan dengan pemerintah, dan manajemen kualitas. 7. Human Resource Management Merupakan kegiatan perekrutan, pelatihan, dan pengembangan SDM. 8. Technology Development Merupakan kegiatan menyempurnakan produk dan proses produksi. 9. Procurement Merupakan kegiatan pengadaan atau pembelian.
2.3.5 McFarlan’s Strategic Grid
Aplikasi sistem informasi harus direncanakan dan dikelola berdasarkan kontribusinya kepada bisnis perusahaan pada saat ini dan saat mendatang. Model portofolio yang dikembangkan oleh McFarlan, ditujukan untuk menganalisa dan mengkategorisasi seluruh aplikasi sistem informasi eksisting, yang telah direncanakan dan potensial ke dalam empat kategori yang didasarkan pada penilaian kepentingan bisnis terhadap aplikasi saat ini dan saat mendatang. Aplikasi dapat dikategorikan sebagai (strategic, high potential, key operation, and support). Dari hasil kategorisasi tersebut didapat gambaran kontribusi suatu aplikasi SI terhadap bisnis perusahaan. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi penentuan strategi SI dan kemungkinan pengembangan di masa mendatang.
11
Tabel 2 dibawah ini menjelaskan keempat kategori aplikasi dalam portofolio aplikasi McFarlan : Tabel 2 McFarlan Application Portfolio (Ward & Peppard, 2003)
STRATE GI C
H I GH POTE NTI AL
Applications that are critical to
Applications that may be important in
sustaining future business strategy
achieving future success
Applications on which the organization
Applications that are valuable but not critical to success
currently depends for success
KEY OPERATIONAL
SUPPOR T
Kategori aplikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Strategic application Aplikasi kategori ini sifatnya kritis bagi kesuksesa n bisnis di masa mendang. Aplikasi ini menciptakan atau mendukung perubahan pada cara bagaimana organisasi melaksanakan bisnisnya, dengan tujuan memberikan keunggulan kompetitif. 2. Key operational application Merupakan aplikasi yang diperlukan agar keberlangsungan operasional bisnis tetap langgeng dan membantu mencegah berbagai kerugian. 3. Support application Merupakan aplikasi yang memiliki nilai tetapi tidak kritis bagi perusahaan. Aplikasi ini dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas pengelolaan bisnis. 4. High potential application Merupakan aplikasi yang bersifat inovatif dan menciptakan peluang untuk memperkuat kesuksesan di masa depan.
12
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Pengumpulan Data
Studi literatur adalah studi yang dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai objek kajiannya. Tujuan studi literatur adalah untuk mendapatkan peta tentang domain penelitian yang akan dilaksanakan. Peta domain ini sebenarnya berwujud pengetahuan tentang riset-riset yang dilakukan oleh peneliti lain dalam area penelitian. Pengetahuan ini tidak hanya berupa pemahaman terhadap riset-riset tersebut, tetapi juga saling terkait yang terbentuk antar riset-ris et. Ada beberapa cara dalam melakukan studi literatur, antara lain: 1. Membaca artikel yang berhuhubungan dengan pembahasan Artikel adalah karangan f aktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dan sebagainya) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Dengan membaca artikel, dapat membantu menambah materi ataupun data-data yang diperlukan untuk penelitian. 2. Membaca jurnal yang berhubungan dengan perencanaan strategis Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama, misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam ilmu komputer. Kegunaan utama jurnal ialah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal merupakan hasil penelitian. Dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian sebagaimana buku-buku referensi.
13
3.2 Metode Analisis Dan Interpretasi Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan mengikuti alur model perencanaan strategis SI/TI yang merujuk kepada metode Ward and Peppard. Analisis yang dilakukan menggunakan tools terdiri dari: 1. Analisis PEST PEST merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Manfaat PEST adalah suatu perusahaan dapat mengetahui pengaruh
lingkungan
politik,
ekonomi,
sosial,
dan
teknologi
yang
mempengaruhi perusahaannya. 2. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah analisis berdasarkan pada anggapan bahwa suatu berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan ( strengths and weaknesses) dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (opportunities and threats). SWOT bermanfaat membantu perusahaan untuk mengetahui dan mengenali kekuatan dan kelemahannya serta peluang dan ancaman bagi perusahaannya, sehingga suatu perusahaan dapat bersiap dan mencari solusi jika ada hal-hal yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan. 3. Analisis Five Forces of Competitive Porter’s five forces model menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang dikenal dengan lima kekuatan bersaing ( Five Forces of Competitive). Dengan menggunakan Porter’s five forces model , suatu perusahaan dapat mengidentifikasikan ancaman masuknya pendatang baru, persaingan di antara perusahaan sejenis, ancaman dari produk atau jasa pengganti., kekuatan tawar menawar pembeli, serta kekuatan tawar menawar pemasok.
14
4. Value chain Analisis value chain adalah kegiatan menganalsis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk atau jasa. Value chain dapat menggambarkan proses bisnis suatu perusahaan. 5. Analisis CSF CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan beberapa hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan faktor faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi. Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan tentang aspek - aspek kritis apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misi serta keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan. 6. McFarlan’s Strategic Grid Portofolio McFarlan digunakan untuk memetakan aplikasi sistem informasi berdasarkan kontribusinya terhadap perusahaan. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran ( strategic, high potential, key operation, and support ). Dari hasil pemetaan tersebut didapatkan gambaran konstribusi sebuah aplikasi sistem informasi terhadap perusahaan dan pengembangan di masa mendatang.
15
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profile Perusahaan
PT Garuda Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Maskapai penerbangan ini pertama kali mengudara pada tahun 1940-an dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai masih bernama Indonesian Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang bernama Seulawah atau Gunung Emas. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang merupakan maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta staf-staf professional.
Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan adanya peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004 serta peristiwa jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta berdampak masalah keuangan kembali terjadi di pihak Garuda. Hal ini diperparah dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa.
Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan.
16
4.2 Visi Misi Perusahaan Visi Perusahaan
To be a sustainable airline company through customer-oriented services and growth in profit. Penjelasan Visi
Graphic
: Menjelaskan jenis perusahaan Garuda yaitu pelayanan jasa penerbangan
Directional
: Untuk menjadi perusahaan penerbangan yang beroperasi secara berkelanjutan
Focused
: Orientasi inti pada pengalaman dan kepuasan pelanggan
Feasible
: Berdaya saing internasional
Desirable
: Peningkatan pada profit secara berkelanjutan
Misi Perusahaan
To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost le adership in full service operations, and group synergy while providing the highest value to customers through excellent Indonesian hospitality. Penjelasan Misi
Costumer
: Memberikan kepuasan pada pelanggan melalui pelayanan full-servive yang maksimal
Employee
: Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dan
dapat bersinergi Public Image
: Kesempurnaan jasa melalui “sentuhan & keramah tamahan” khas Indonesia
Self Concept
: Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti 5
Philosophy
: Pengelolaan secara professional untuk memberikan kepuasan maksimal bagi pelanggan
Survival, Growth, and Profit : Terus memaksimalkan keuntungan pemilik saham Gen. Strategy
: Cost Leadership
Market
: Target pasar domestik dan internasional
17
4.3 Struktur Organisasi
Gambar 3 Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia
4.4 Analisis SWOT Analisa Internal
Kekuatan (Strengths)
Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi – Domestik Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi membuat PT. GARUDA INDONESIA menjadi pioner di bidangnya. Dari keramahtamahan seluruh personil yang dimiliki sampai jaminan keselamatan yang aman. Khususnya untuk penerbangan domestik, PT. GARUDA INDONESIA merupakan jasa penerbangan dengan layanan yang terbaik.
Pengalaman Garuda Airways PT. GARUDA INDONESIA sebagai National Flag Carrier telah diresmikan Soekarno sejak tahun 1949. Pengalaman PT.
GARUDA
INDONESIA
khususnya sebagai jasa pengangkutan udara sudah tidak dapat diragukan lagi. Tidak hanya penerbangan domestik, PT. GARUDA INDONESIA juga telah
18
melayani penerbangan hingga Internasional. Pengalaman dan jam terbang yang tinggi ini merupakan kekuatan PT. GARUDA INDONESIA dalam persaingan dengan jasa penerbangan lainnya.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki PT. GARUDA INDONESIA merupakan orang-orang yang profesional dibidangnya masing-masing. Setiap karyawan memiliki kualitas yang baik dalam bidang tertentu, sehingga menjadikan seluruh proses bisnis berjalan dengan baik. PT GARUDA INDONESIA juga sangat memperhatikan kelanjutan karir dan pengembangan diri tiap karyawannya. Karena itu, bagian HR PT. GARUDA INDONESIA memiliki berbagai program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas tiap personil yang mereka miliki.
Manajemen bisnis dan operasional yang baik Manajemen bisnis dan operasional yang baik telah dimiliki PT. GARUDA INDONESIA sebagai salah satu kekuatan mereka. PT. GARUDA INDONESIA terus menerus melakukan perkembangan terhadap manajemen dan operasional tersebut untuk terus mendapatkan serifikasi ISO ( International Standard Operation) yang merupakan standar baku mutu Internasional.
Kelemahan (Weakness)
Posisi PT. GARUDA INDONESIA dalam Pasar Internasional Untuk Pasar Internasional, PT. GARUDA INDONESIA sempat mengalami penurunan pada tingkat penjualan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, sebut saja tingginya tingkat kecelak aan yang terjadi selama tahun bersangkutan, dsb.
Pembatalan penerbangan yang tinggi Adanya kesalahan atau kekurangan teknis sering menyebabkan pembatalan penerbangan.
19
Indeks kepuasan karyawan yang rendah Indeks kepuasan karayawan akan pengguna sistem agak rendah. Karyawan lebih terbiasa dengan tampilan yang mudah dimengerti. Indeks kepuasan karyawan akan insentif, cuti, dan hak-hak lainnya masih rendah.
Analisa Eksternal
Peluang (Opportunity)
Penjualan Saham PT. GARUDA INDONESIA ke publik (IPO / gopublic Approval ) PT. GARUDA INDONESIA dapat meningkatkan modal dan mengurangi res iko usaha dengan menjual beberapa saham PT. GARUDA INDONESIA ke publik. Ini merupakan peluang besar bagi PT. GARUDA INDONESIA untuk lebih aman khususnya dalam bidang keuangan.
Pasar domestik baru yang berpotensial besar Saat ini kebutuhan bisnis pada kota-kota tertentu meningkat pesat. Hal ini menuntut adanya akses yang cepat dalam menuju kota tersebut. Dasar ini membuka peluang bagi PT. GARUDA INDONESIA untuk membuka jalur penerbangan baru pada pasar domestik yang berpotensial bisnis.
Pertumbuhan Unit Organisasi dan Anak Perusahaan Unit Organisasi yang di miliki PT. GARUDA INDONESIA atau SBU (Strategic Business Unit ) merupakan unit kerja di PT. GARUDA INDONESIA yang bernilai strategis yaitu: GSM (Garuda Sentra Medika), GITC (Garuda Indonesia Training Centre). PT. GARUDA INDONESIA juga memiliki beberapa anak perusahaan seperti PT. AWS (AeroWisata) usaha ca tering , hotel & pariwisata, PT. GMFAA (Garuda Maintenance Facility AeroAsia) usaha perawatan pesawat, dll. Pertumbuhan pesat pada setiap Unit Organisasi dan Anak Perusahaan yang berada dibawah nama PT. GARUDA INDONESIA merupakan peluang yang signifikan bagi PT. GARUDA INDONESIA itu sendiri.
20
Ancaman (Threats)
Pesaing baru Munculnya pesaing penerbangan sejenis dengan harga yang lebih murah, dan cara pemesanan yang lebih mudah. Hal tersebut menjadi aspek penting dalam persaingan. Hingga perusahaan perlu mempertimbangkan untuk tetap menjaga kualitas tetapi dengan harga yang lebih terjangkau.
Kehandalan sistem IT dalam periode puncak Kehandalan sistem IT sangat dibutuhkan khususnya disaat periode puncak. Saat pemesanan meningkat drastis ataupun saat jadwal terbang tinggi sehingga dibutuhkan sistem yang cepat tanggap dan melakukannya tanpa ada kesalahan atau down secara tiba-tiba.
Perusahaan penerbangan mewakili negara dengan pelayanan yang berkualitas tinggi dalam lingkungan ASEAN PT. GARUDA INDONESIA sebagai perusahaan penerbangan resmi negara memiliki tanggung jawab untuk mengharumkan nama negara khususnya di lingkungan ASEAN dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang dimiliki.
Matriks SWOT
Tabel 3 SWOT PT Garuda Indonesia
IFAS (internal)
Strengths (S)
EFAS (eksternal)
Kualitas pelayanan penerbangan yang baik – Domestik Pengalaman Garuda Airways Sumber Daya Manusia yang berkualitas Manajemen bisnis dan operasional yang baik
21
Weaknesses (W)
Posisi PT. GARUDA INDONESIA dalam Pasar Internasional Pembatalan penerbangan tinggi Biaya operasional yang tinggi
yang
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Pasar domestic baru 1. Menata ulang kegiatan 1. Meningkatkan pelayanan khususnya operasi dan manajemen yang berpotensial untuk jalur agar kembali menjadi besar internasional penerbangan yang tepat Penjualan Saham waktu dengan kualitas 2. Mengantisipasi Garuda ke publik pembatalan layanan yang prima. Pertumbuhan Unit penerbangan dengan 2. Menata ulang aspek memberi kompensasi Organisasi dan Anak bisnis agar seluruh yang baik terhadap penerbangan menjadi Perusahaan customer positif. 3. Fuel Conservation 3. Menjadikan organisasi Programme (FCP) dan manajemen yang dibangun kembali efektif, sehingga perusahaan dapat berkembang sejajar dengan perusahaan penerbangan Internasional lainnya. 4. Meningkatkan operasi dari bisnis perusahaan agar mampu melayani penerbangan yang menjangkau penerbangan (destination) yang semakin luas di manca negara.
22
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
1. Memperbaiki faktorfaktor teknis maupun Kehandalan sistem IT non teknis untuk dalam periode puncak 2. Melakukan diferensiasi menguranngi tingakat produk agar tetap unik Perusahaan pembatalan dibanding pesaing penerbangan penerbangan. baru mewakili negara dengan pelayanan 3. Mengevaluasi dan yang berkualitas memperbaiki kinerja tinggi dalam sistem terutama saat lingkungan ASEAN peak periods 1. Meningkatkan kualitas pelayanan
Pesaing baru
Setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada, maka selanjutnya akan dilakukan pembobotan bagi tiap faktor internal dan eksternal yang telah disebutkan diatas yang dapat dilihat pada tabel 4 dan ta bel 5.
Tabel 4 IFAS PT Garuda Indonesia Faktor-Faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
Bobot x Rating
1. Kualitas pelayanan penerbangan
20%
4
0.8
2. Pengalaman Garuda Airways
20%
4
0.8
3. SDM yang berkualitas
13%
3
0.39
4. Manajemen bisnis dan operasional
12%
3
0.36
Strengths (S)
Total (S)
65%
2.35
Weakness (W) 1. Posisi PT Garuda Indonesia dalam Pasar Internasional 2. Pembatalan penerbangan 3. Indeks kepuasan karyawan
15%
2
0.3
8%
1
0.08
12%
2
0.24
Total (W)
35%
0.62
TOTAL (SW)
100%
1.73
23
Tabel 5 EFAS PT Garuda Indonesia Faktor-Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Rating
Bobot x Rating
1. Potensi pasar domestik
20%
4
0.8
2. Penjualan saham ke publik
15%
3
0.45
3. Pertumbuhan unit organisasi dan anak
20%
4
0.8
Oportunities (O)
perusahaan
Total (O)
55%
2.05
Threats (T) 1. Pesaiang Baru
15%
2
0.3
2. Kehandalan Sistem IT
15%
1
0.08
3. Perusahaan penerbangan mewakili
15%
2
0.24
Negara dalam lingkungan ASEAN
Total (T)
45%
0.9
TOTAL (OT)
100%
1.73
Dari hasil perhitungan pada table 4 dan table 5, dapat disimpulkan bahwa posisi PT. GARUDA INDONESIA terletak pada kuadran 1 ( Growth Oriented Strategy) pada persaingan industri saat ini. Posisi ini sangat menguntungkan karena berarti PT. GARUDA INDONESIA dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk memaksimalkan kekuatan.
24
EFAS Peluang Eksternal (+)
Kuadran 3 (WO)
Kuadran 1 (SO)
2 (1.15) Kelemahan Internal (-)
Kekuatan Internal (+)
IFAS
1 (1.73) 2
Kuadran 4 (WT)
Kuadran 2 (ST)
Ancaman Eksternal (-) Gambar 4 Diagram Analisa SWOT PT Garuda Indonesia
4.5 Anailisi PEST
Tabel 7 Analisis PEST PT Garuda Indonesia Model
Relevansi
Strategi
Politik
Pengaturan tarif refernsi
Melakukan product differentiation &innovative pricing (multiple-price) berdasarkan customer value setiap subclasses
Ekonomi
Kemungkinan melonjaknya
Menetapkan harga
asumsi
harga
avtur
sebesar 57 sen dolar AS per liter.
minyak di pasar
Hedging
Valas
dalam
rangka
global.
melindungi
Fluktuasi kurs mata uang.
fluktuasi nilai tukar dari transaksi pembayaran pinjaman perusahaan.
25
Sosial
Pelayanan
terhadap Peningkatan pelayanan menghadirkan
pelanggan
kerahmah tamahan, budaya, dan segala
Kesejahteraan
dan hal terbaik dari Indonesia melalui
kredibilitas karyawan
kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, touch, ketepatan waktu
penerbangan
dan
waktu
kedatangan pesawat. Mengadakan
pelatihan,
pendidikan
dan sertifikasi bagi karyawan Teknologi
Memaksimalkan
Penggunaan
layanan
e-commerce,
penggunaan SI / TI untuk
maksimalisasi
mendukung proses bisnis
marketing, aplikasi proses pengadaan
channel
digital
secara online (e-Procurement), IT Service Management, penerapan eticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan IATA dan juga melakukan lelang real-time online based system (e-Auction)
4.6 Analisi F ive F orce Porter
Tabel 8 Analisis Five Force of Competitive Model
1. Persaingan Industri ( Industry Rivalry)
Pelaku
Strategi
Lion Air
Membangun anak
Sriwijaya Air
perusahaan yaitu citylink
Batik Air
untuk maskapai low cost, penambahan rute penerbangan, peremajaan pesawat dan menghadirkan garuda cargo.
26
2. Ancaman Pendatang
Singapore Airlines
Promosi dan harga yang
Baru(Threat of New
Qatar Airways
lebih terjangkau,
Entrants)
Emirates
menguatkan sisi Indonesia, baik dari segi budaya, berprilaku maupun kebersihan dan menjadi anggota Aliansi Global SkyTeam
3. Kekuatan Tawar
Airbus
Mengembangkan sarana
Menawar Pemasok
Boeing
berupa SI/TI untuk
( BargainingPower of
Pertamina
mendapatkan informasi
Suppliers)
penting mengenai data pemasok dan data produk yang dibeli
4. Kekuatan Tawar Menawar Pelanggan
- Customer Local
- Customer Asing
Penerapan pelayanan Garuda Indonesia
( BargainingPower of
Experience yang
Customers)
mengedepankan ciri khas Indonesia dan excellent service
Penggunaan SI/TI untuk membina hubungan baik dengan
5. Ancaman Produk
Kendaraan
Membuka anak perusahaan
Substitusi (Supply
transportasi
Change)
dan laut.
darat PT Aero Wisata (Aerowisata) bergerak pada bidang usaha jasa industri pariwisata dan hospitality, antara lain, perhotelan, jasa boga, transportasi, darat dan keagenan serta tours & travel
27
4.7 Analisis CSF (Critcal Success Factor)
Tabel 9 Strategy Map
28
Tabel 10 Balance Score Card (BSC)
Balance Score Card Perspective Financial
Customer
Measurement
Target
Saving ratio
10% dari biaya budget pengadaan
Survey Kepuasan pelanggan
92% pelanggan merasa puas
Rata-rata penilaian sistem
90.0 berdasarkan
operasional
penilaian SAP AIS
Key supplier management/
4.0 berdasarkan rata-
strategic sourcing evaluation
rata penilaian atas survey data supplier
Key supplier timeliness of
84% supplier tepat
deliveries.
waktu berdasarkan survey data supplier
Internal
Persentase transaksi
≥30% dari semua
menggunakan e-procurement
transaksi pengadaan
Efektifitas waktu siklus
MCE target = 0.8
pengadaan Ketersediaan modul untuk
20 modul = 100%
e- procurement (SAP) Mengembangkan prosedur /
20 kebijakan = 100%
kebijakan e-procurement Survey Kepuasan Pegawai
90% pegawai menyatakan puas
Employee Retention
sebesar 5%
Learning & Growth
Max turnover rate
Tingkat absen karyawan
0.1% dari jumlah hari kerja
Training, seminar, workshop
Minimal 40 jam = 100%
29
Tabel 11 Critical Success Factor (CSF) No. Urut
Tujuan Strategis dan Tolok Ukurnya
Prioritas
(Director of Operation Department) Peningkatan kinerja sistem pengadaan dan lingkungannya Tolak Ukur: 1
1.
Jumlah transaksi menggunakan e-procurement
2.
Efektifitas waktu siklus pengadaan
3.
Penambahan prosedur/kebijakan e-procurement
(Director of Operation Department) Kontrol atas performa supplier Tolak Ukur: 2
1.
Hasil evaluasi supplier yang memiliki standar kualifikasi yang ditentukan sehingga tidak menghambat proses pengadaan pada nantinya. Evaluasi ini meliputi: strategic sourcing dan timelinerss of deliveries.
(Director of H uman Capital & Corporate Affairs Department) 3
Meningkatkan profesionalisme Tolak Ukur: 1.
Evaluasi tingkat absensi pegawai.
(Director of F inance & Risk Management Department) Efesiensi biaya 4
Tolak Ukur: 1.
Kemampuan penghematan atas biaya pengadaan
(Director of Services Department) Memenuhi kebutuhan pelanggan 5
Tolok Ukur: 1.
Kepuasan pelanggan
30
4.8 Value Chain
Support Activities
Primary Activities
1. Primary Activities a. I nbound Logi stics Garuda Indonesia telah sampai pada fase “Procurement Excellence”, dimana Supply Chain Management secara menyeluruh melibatkan berbagai aspek seperti source quality & risk, supplier’s cost driver , serta customer focus. Perusahaan membangun sistem pengadaan yang sesuai dengan “world class best practice”. Ruang lingkup dari sistem pengadaannya sendiri adalah kebijakan/prosedur, organisasi, dan teknologi informasi. Implementasi New e-Procurement yang terintegrasi dengan sistem Back Office (ERP). Garuda Indonesia menggunakan konsep desentralisasi sehingga tidak terpusat hanya di satu vendor saja.. b. Operations Garuda senantiasa melakukan ekspansi rute jaringan, dan peningkatan frekuensi penerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional. Aircraft Maintenance Management dibuat dengan tujuan pengelolaan perawatan pesawat yang dioperasikan demi menyediakan pesawat yang andal dan nyaman, juga pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan penampilan interior.
31
Peningkatan sarana dan prasarana operasional yang baik sehingga dapat meminimalkan delay dalam perjalanan pesawat. Secara umum, program efisiensi dilakukan adalah melalui penerapan Economical Tanking , optimalisasi penggunaanGround Power Unit (GPU), Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport dan Zero Flight Time Training.
c. Outbound Logistics Membangun banyak partnership sehingga proses transaksional dalam pengadaan dapat dikurangi dan perusahaan dapat fokus pada tujuan utamanya. d. Marketing & Sales Garuda Indonesia mengembangkan Customer Relationship Management untuk mengembangkan segmen di masa datang. Memberikan promo harga tiket murah untuk rute-rute tertentu kepada pelanggan yang biasanya dilakukan di mall-mall agar dapat meningkatkan penjualan. Perusahaan memfokuskan peningkatan penjualan berdasarkan segmentasi pasar yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Perusahaan melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong penjualan dari berbagai segmen ini, termasuk penjualan dari s egmen GFF (Garuda Frequent Flyer ), corporate account , komunitas dan masyarakat umum. Garuda Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas dari InternetBooking Engine-nya sehingga kontribusi penjualan tiket secara langsung (direct ) kepada penumpang dapat ditingkatkan. Peningkatan kerja sama dengan klub Liga Inggris Liverpool Football Club pada tahun 2014 dalam rangka misi Garuda Indonesia untuk menjadi “Global Player” dan “Global Brand” e. Services Aspek pelayanan tercermin pada nilai perusahaan (corporate values) yaitu customer centricity, dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus perhatian. Perusahaan menyusun perencanaan layanan secara menyeluruh dimulai dengan melakukan identifikasi interaksi yang mungkin terjadi antara Perusahaan dengan pelanggan, termasuk pre-journey, pre-flight, inflight, post flight dan post journey dan menyusun konsep layanan yang tepat demi memuaskan pelanggan. Kemudian mengadakan pengawasan pada implementasinya demi memastikan bahwa seluruh aspek layanan telah ditangani dengan baik. Pengembangan konsep Garuda Indonesia Experience, sebuah konsep layanan yang mengandalkan basis keramah tamahan Indonesia.
32
Penyusunan pelayanan secara menyeluruh dari mulai pelayanan ticketing sampai dengan pelayanan saat penerbangan sehingga memberikan kenyamanan kepada pelanggan
2. Support Activities a. Procurement Dalam pemilihan vendor, Garuda lebih memperhatikan aspek kemampuan dan daya saing perusahaan, daripada mempertimbangkan aspek kepemilikan TDR. Pembelian 25 unit pesawat A320-200 sebagai kelanjutan dari Purchase Agreement antara Garuda Indonesia dan Airbus Industries. Semua rekanan akan dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria administratif dan teknis sehingga dalam mencapai hal tersebut, Garuda Indonesia melakukan penilaian dan melakukan pemeriksaan secara langsung atas fasilitas yang dimiliki oleh rekanan b. Technology Development Implementasi sistem e-procurement yaitu sistem aplikasi berbasis web yang menyediakan berbagai kemudahan serta informasi dalam ka itannya dengan Proses Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Garuda Indonesia guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan. Peningkatan dan perbaikan fitur sistem online dalam melayani booking ticket serta web check-in sehingga semakin memudahkan pelanggan untuk terbang menggunakan Garuda Indonesia. Implementasi sistem aplikasi tarif penerbangan New Fare Management System (FMS) agar dapat lebih terintegrasi dengan Global Distribution System di seluruh dunia. c. H uman Resources Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya ‘working environment’ yang kondusif yang pada akhirnya akan mendorong kinerja terbaik dan berkelanjutan. Pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya para pemimpin perusahaan di masa depan. Pelatihan kepada para pegawai guna meningkatkan pelayanan. d. F irm I nfrastructures Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan transformasi bisnis dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan. Perusahaan dalam menyelesaikan
33
restrukturisasi utang, termasuk hutang sewa pembiayaan dengan European Export Credit Agency (ECA). 4.9 McFarlan Strategic Grid
Tabel 12 Pemetaan Portofolio McFarlan l n ai iot
Portofolio McFarlan
t
ci
No
et
e
tr O
p
P
u
gi
g et
o
o
p h
S H
p
ar y
t
Layanan
n
ar
S
e K
Aplikasi Komputer
Menyediakan sistem potensi logistik 1.
dalam mengevaluasi kebutuhan
√
logistik. Operasional Teknologi Informasi
Layanan reservasi, check-in, Garuda Miles (frequent flyer), keuangan, 1.
layanan penjadwalan dan rotasi
√
seluruh pesawat dan awak pesawat Garuda Indonesia. Dukungan Teknologi Informasi
Pemamfaatan teknologi informasi 1.
dalam Mempromosikan
√
Produk Jasa. Pemeliharaan Perangkat TI
Memaksimalkan akses internet pada 1.
setiap komputer yang ada
√
diperusahaan (cloud computing).
34
Tabel 13 Matriks 4 Kuadran McFarlan
Strategic
H igh Potential
1. Mobile Service App
1. Corporate Online System (COS)
2. Garuda Online Sales (GOS)
2. E-Procuerement
3. Online Sales Partnership (OSP) 1. Passanger Service System (PSS)
1.
Corporate Social
2.
Skype
3.
Key Operation
Distribute Aircraft Manuals online
Support
35
4.10 Strategi Informasi
Tabel 14 Strategi Sistem Informasi Tujuan
(D ir ector of
Pr ime Measure Strategi SWOT
CSF
Operation
Value Chain
Potential Technology
Department) -
Evaluasi sistem
1.
opersional -
Kontrol atas
waktu
siklus
1.
pengadaan 2.
performa
2.
Penambahan
3.
procurement
≥30%
dari
semua 3.
Jumlah transaksi menggunakan
4.
standar
Procueremnt
E-Procuerement
pengadaan
Hasil evaluasi supplier yang memiliki
SO1
transaksi
e-procurement
pengadaan dan lingkungannya
20 kebijakan = 100%
Peningkatan kinerja sistem
MCE target = 0.8
prosedur/kebijakan e-
supplier -
Efektifitas
kualifikasi
yang ditentukan sehingga tidak
4.
84% supplier tepat
waktu
berdasarkan
36
menghambat proses pengadaan
survey
pada
supplier
nantinya. Evaluasi ini
data
meliputi: strategic sourcing dan timelinerss of deliveries. Tujuan
(D ir ector of H uman
CSF
Capital & Corporate
Pr ime Measure Strategi SWOT
Value Chain
Potential Technology
Affair s Department) -
-
Kepuasan
Evaluasi tingkat absensi
0.1%
dari
pegawai
pegawai.
jumlah
hari
Peningkatan
kerja
profesionalisme -
Pendidikan dan pelatihan
37
SO3
Human Resource
Absensi online
menghambat proses pengadaan
survey
pada
supplier
nantinya. Evaluasi ini
data
meliputi: strategic sourcing dan timelinerss of deliveries. Tujuan
(D ir ector of H uman
CSF
Capital & Corporate
Pr ime Measure Strategi SWOT
Value Chain
Potential Technology
Affair s Department) -
-
Kepuasan
Evaluasi tingkat absensi
0.1%
dari
pegawai
pegawai.
jumlah
hari
Peningkatan
SO3
Human
Absensi online
Resource
kerja
profesionalisme -
Pendidikan dan pelatihan
37
Tujuan
(D ir ector of Services
CSF
Pr ime Measure Strategi SWOT
Value Chain
Potential Technology
Department) Memenuhi
Kepuasan pelanggan
92%
kebutuhan
pelanggan
pelanggan
merasa puas
ST1
Services
Mobile Service App
Tujuan
(D ir ector of F inance & Ri sk Management
CSF
Pr ime Measure Strategi SWOT
Value Chain
Department) Efisiensi Biaya
Kemampuan penghematan atas
10% dari biaya
biaya pengadaan
budget
WO1
pengadaan
38
Operation
Potential Tecgnology
Tujuan
(D ir ector of Services
Pr ime Measure Strategi SWOT
CSF
Value Chain
Potential Technology
Department) Memenuhi
Kepuasan pelanggan
92%
kebutuhan
pelanggan
pelanggan
merasa puas
ST1
Services
Mobile Service App
Tujuan
(D ir ector of F inance & Ri sk Management
Pr ime Measure Strategi SWOT
CSF
Value Chain
Potential Tecgnology
Department) Efisiensi Biaya
Kemampuan penghematan atas
10% dari biaya
biaya pengadaan
budget
WO1
Operation
pengadaan
38
BAB 5 KESIMPULAN
Rumusan model perencanaan strategis sistem informasi pada maskapai penerbangan dibentuk dengan metodologi Ward& Peppard sebagai framework dasar dan dukungan metode-metode yang lain seperti CSF , SWOT , dan Value Chain.
Mengingat proses bisnis dalam industri maskapai penerbangan sangat
kompleks, khususnya bagi perusahaan yang memiliki line of business yang lengkap dan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, maka penerapan metode analisis Value Chain menjadi wajib untuk dapat mengenali seluruh kegiatan organisasi dan mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing.
Menghadapi persaingan industri maskapai penerbangan yang semakin ketat, PT Garuda Indonesia telah menerapkan aplikasi sistem informasi hampir di semua unit kerja mengikuti rantai nilai (value chain) yang ada. Strategi SI yang diterapkan menuju aplikasi paket SAP/ERP yang terintegrasi, serta melengkapi aplikasi SI
BAB 5 KESIMPULAN
Rumusan model perencanaan strategis sistem informasi pada maskapai penerbangan dibentuk dengan metodologi Ward& Peppard sebagai framework dasar dan dukungan metode-metode yang lain seperti CSF , SWOT , dan Value Chain.
Mengingat proses bisnis dalam industri maskapai penerbangan sangat
kompleks, khususnya bagi perusahaan yang memiliki line of business yang lengkap dan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, maka penerapan metode analisis Value Chain menjadi wajib untuk dapat mengenali seluruh kegiatan organisasi dan mengetahui interaksi yang digunakan organisasi sebagai sumber kegiatan bersaing.
Menghadapi persaingan industri maskapai penerbangan yang semakin ketat, PT Garuda Indonesia telah menerapkan aplikasi sistem informasi hampir di semua unit kerja mengikuti rantai nilai (value chain) yang ada. Strategi SI yang diterapkan menuju aplikasi paket SAP/ERP yang terintegrasi, serta melengkapi aplikasi SI pada level managerial dan strategies.
39