Resume UKT Intermediet
Contents:
Akuntansi Biaya Akuntansi Sektor Publik Sistem Akuntansi Manajemen Keuangan
Disponsori oleh:
Tim Sukses UKT 2006
Pujo Hariyanto, Editor: Arif Ismail, Herudi Kandau, Ihwan Sururi; Kontributor: 3A: Bayu, Kusuma; 3B: Faizal, Arum; 3C: Aini, Marissa; 3D: Fadhol, Kahlil; 3E: Agung, Nisa; 3F: Anis, Dedy; 3G: Andy, Galuh; G aluh; 3H: Asil, Heru; 3I: Afid, Wulan; 3J: Arifin, Sapto.
Ketua Tim:
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
4
Resume UKT Intermediet
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
5
Resume UKT Intermediet
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
5
Resume UKT Intermediet
Akuntansi Biaya
Disponsori oleh:
Tim Sukses UKT 2006
Pujo Hariyanto, Editor: Arif Ismail, Herudi Kandau, Ihwan Sururi; Kontributor: 3A: Bayu, Kusuma; 3B: Faizal, Arum; 3C: Aini, Marissa; 3D: Fadhol, Kahlil; 3E: Agung, Nisa; 3F: Anis, Dedy; 3G: Andy, Galuh; 3H: Asil, Heru; 3I: Afid, Wulan; 3J: Arifin, Sapto.
Ketua Tim:
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
6
Resume UKT Intermediet
KONSEP BIAYA DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA BEDA BIAYA VS BEBAN Biaya: nilai tukar, pengorbanan untuk memperoleh menfaat. Beban: biaya yang sudah habis masa berlakunya. CONTOH: CONTOH: Pembelia Pembelian n bahan bahan bakuaktiva aktiva bersih bersih tidak tidak terpenga terpengaruh ruh krn sumber sumber daya perusahaan perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tsb dibeli dgn biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban.Saat perusahaan menjual bahan abku tsb yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban di Laporan laba Rugi. OBJEK BIAYA/ COST OBJECT Suatu item/aktivitas yg biayanya diakumulasi/diukur.Item tsb a.l.: produk, batch dari unit-unit sejenis, pesanan pelanggan, pelanggan, kontrak, lini produk, proses, deparemen, divisi, proyek, tujuan strategis. KLASIFIKASI BIAYA 1. Dalam hubungannya hubungannya dgn Produk Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung
=
Bahan Baku Tidak langsung + Tenaga Kerja Tidak langsung + Biaya Tidak Langsung Lainnya =
Beban Administratif + Beban Pemasaran
=
Biaya Utama + Overhead pabrik =
Biaya Manufaktur + Beban Komersial = Total Biaya Operasi
2. Dalam hubungannya hubungannya dengan Volume Produksi A. Biaya Variabel : jumlah totalnya berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yg relevan. Contoh: perlengkapan, bahan abkar, royali, upah lembur. B. Biaya Tetap : bersifat konstan secara total dalam rentang yg relevan. Contoh:Gaji Contoh:Gaji Direktur, Depresiasi, Pjak Properti, Sewa. C. Biaya Semivariabel : jenis biaya yg memiliki elemen biaya variabel dan biaya tetap. Contoh biaya listrik (ada yg untuk penachayaaan penachayaaan tetap tetap dan ada yg untuk menjalankan menjalankan mesin), mesin), biaya pajak penghasilan 3. Biaya dalam hubungannya hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen lain A. Departemen Produksi dan Departemen Jasa : DepPro opera operasi si manua manualda ldan n opera operasi si mesin mesin sprti sprti perak perakita itan n dilaku dilakukan kan secara secara langsu langsung ng pada pada produk/bagian2 dari produk. DepJasa jasa diberikan untuk dep lain B. Biaya Bersama [common cost ] dan Biaya Gabungan [ joint joint cost] Keduanya adalah biaya tidak langsung. Biaya bersama biasanya ada di organisasi yg bnyk segmen.Contoh: Gaji Wakil Presiden Direktur Pemasaran yang memberikan jasanya ke beberapa segmen perusahaan. Biaya Gabungan terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu/beberapa produk lain tanpa dapat dihindari.Contoh:industri minyak dan gas, pengepakan daging. 4.Biaya dalam Hubungannya dgn Periode Akuntansi A. Pengeluaran Modal [Capital Expenditure ] ditujukan untuk memberikna manfaat di maas depan dan dilaporkan sebagai aktiva. B. Pengeluaran Pendapatan [revenue expenditure ] memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaorkan sebagai beban. 5. Biaya dalam hubungannya hubungannya denngan Suatu Keputusan, Tindakan, dan Evaluasi A. Biaya Diferensial/B.Marginal/B.Inkrem Diferensial/B.Marginal/B.Inkremental ental hanya terjadi apabila apab ila suatu alternatif tertentu diambil diambil maka biaya tsb juga dapat disebut disebut sebagai baiaya tunai yg berkaitan dgn alternatif itu. B. Biaya Oportunitas Sejumlah pendapatan yang mungjin hilang bila alternatif tertentu diambil. C. Sunk Cost suatu biaya yg telah terjadi dan oleh karena itu tidak relevan terhadap pengambilan keputusan. PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
7
Resume UKT Intermediet
Analisis Perilaku Biaya Tujuan memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel: 1.Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varians 2. Persiapan anggaran fleksibel dan analisis varians 3. Perhitungan biaya langsung dabn analisis varians. 4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba. 5. Analisis biaya diferensial dan komparatif. 6. Analisis maksimisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek. 7. Analisis anggaran modal. 8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan. Cara memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel 1.Metode Tinggi Rendah (High and Low Points] titik data yang dipilih dari data historis yang merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan terendah. Periode2 ini biasanya, tapi tidak selalu, memiliki jumlah tertinggi dan terendah dari biay ayang dianalisis. Jika periode tingkat aktivitas tertinggi atau tertendah tidak sama dgn titik yg memiliki julah biaya tertinggi/terendah, tingkat aktivitas yg dipilih karena aktivitas dianggap sebagai pemicu biaya. Harus hati2 untuk tdk menggunakan data dr periode yang terdistorsi oleh kondisi-kondiisi abnormal. BARKER COMPANY BIAYA LISTRIK DAN DATA JAM TENAKER LANGSUNG BULAN BIAYA LISTRIK JAM TENAKER LANGSUNG Januari $640 34.000 Feb 620 30.000 Mar 620 34.000 Apr 590 39.000 May 500 42.000 Jun 530 32.000 Jul 500 26.0000 Aug 500 26.000 Sep 530 31.000 Okt 550 35.000 Nov 580 43.000 Des 680 48.000 total $6,840 420,000 Rata-rata per bulan $570 35,000 Dengan data tsb dapat dihitung biaya tetap dan variabel bdsrkan metode high and low point: Biaya Tingkat Aktivitas Tinggi $680 48.000jam Rendah -500 -26.000jam Selisih $180 22.000 jam tarif variabel $180 : 22.000jam = $0.00818 per jam tenaker langsung Tinggi Rendah Total Biaya $680 $500 Biaya Variabel *(dibulatkan) -393 -213 Biaya Tetap $287 $287 *Jam tenaga kerja langsung x $0,00818 cara 2: F + 48.0000V = $680 V = $180 :22.000 = $0.00818 per jam tenaker langsung -F +26.000V = -500 22.000V = $180 2. Metode Scattergrap Grafiknya dilihat di buku paket
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
8
Resume UKT Intermediet Kelebihan metode ini daripada metode hi-low: menggunakan semua data yg tersedia, bukan hanya dua titik data. selain itu, metode ini memungkinkan inspeksi secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dgn aktivitas itu dan apakah hubungannya mendekati linear. dari grafik dapat disimpulkan: biaya tetap:$440, sedangkan biaya variabelnya adalah: Rata-rata biaya bulanan – elemen tetap = Rata-rata bulanan elemen variabel dari biaya $570 $440 = $130 Rata-rata bulanan elemen variabel dari biaya = Biaya variabel per jam tenaker langsung Rata-rata bulanan jam tenaker langsung $130 = $0.0037 per jam tenaga kerja langsung 35.000 jam 3. Metode Kuadrat Terkecil [least squares]/analisis regresi Dilihat tabel 3-2 di hlm 67buku paket
Tarif tabel untuk biaya listrik (b) dihitung sbb: b = ∑ (xi – x) (yi – y) = Total kolom 6 = $2.270.000 = $0.0044 per jam tenaker langsung ∑(xi –x)2 Total kolom 5 512.000.000 biaya tetap, dihitung sbb: y = a+ bx $570 = a + ($0.0044)(35.000) $570 = a + $154 a = $416 elemen tetap biaya listrik per bulan
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
9
Resume UKT Intermediet
COST SYSTEM AND COST ACCUMULATION COST CONCEPT DEFINISI COST Pembayaran kas atau equivalent kas atas komitmen membayar di masa yang akan datang dengan tujuan untuk mjemperoleh pendapatan.
PERBEDAAN COST DAN EXPENSE Cost : harga perolehan (pengorbanan) untuk mendapatkan manfaat Expense : • jumlah penurunan aset/kenaikan liabilities berkaitan dengan penyediaan barang/jasa • arus keluar barang/jasa yang ditandingkan dengan revenue • semua cost yang terpakai akan dikurangkan dari revenue • merupakan cost of assets yang sudah jatuh tempo Semua expense adalah cost, tetapi tidak semua cost adalah expense
COST ACCUMULATION SYSTEM PEMBEDA JOB ORDER COST SYSTEM 1. Produksi Berdasarkan pesanan
2. Sifat produk 3. Cost accumulation 4. Formulir cost accumulation
Dapat dibedakan/ unik/ spesifik Cost sesuai dengan pesanan Job cost sheet
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
PROCESS COST SYSTEM Berdasarkan persediaan produksi bersifat massal Homogen Cost per departemen Cost of Production Report
10
Resume UKT Intermediet
JOB ORDER COSTING Job order costing: • Production cost diakumulasikan pada tiap job • Satu job harus bisa dibedakan dari job lain • Detail suatu job dicatat dalam job order cost sheet • Isi dan susunan cost sheet bisa berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Pencatatan Transaksi • Direct material berdasarkan material requisition • Direct labor berdasarkan labor time ticket • FOH berdasarkan predetermind rate. FOH yang dibebankan ke produk disebut applied overhead dicatat sebagai berikut: Work in Process xxx Applied FOH xxx • Penggunaan tarif FOH memudahkan pencatatan karena tidak harus menunggu penghitungan berapa FOH aktual yang digunakan. • Pada akhir tahun account Applied FOH ditutup ke account FOH Control. Applied FOH xxx FOH Control xxx • Jika ternyata Applied FOH < FOH aktual under applied ditransfer ke COGS: COGS xxx FOH Control xxx ACCOUNTING FOR JOB ORDER 1. MATERIAL a. Membeli material secara kredit Materials Account Payable
xx xx
b. Pemakaian direct material Work in Process Materials
xx
c. Pemakaian indirect material Factory Overhead Materials
xx
xx
xx
2. TENAGA KERJA a. Pengakuan hutang gaji dan pelunasannya Payroll xx Accrued Payroll Accrued Payroll xx Cash
xx xx
b. Pengalokasian beban gaji Work in Process (direct labor) xx Factory Overhead Control (indirect labor) Marketing Expense Control (gaji untuk bagian pemasaran) Administrative Expense Control (gaji untuk bagian administrasi) Payroll 3. FACTORY OVERHEAD a. Terjadinya FOH Aktual Factory Overhead Control Accumulated Depreciation Prepaid Insurance Other Expenses
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
xx xx xx xx
xx xx xx xx
11
Resume UKT Intermediet b. Pembebanan FOH ke tiap produk (FOH applied) Work in Process xx Applied Factory Overhead xx 4. WORK IN PROCESS (WIP) DITRANSFER KE FINISHED GOODS Finished Goods xx Work in Process xx 5. FINISHED GOODS TERJUAL Account Receivable Sales Cost of Goods Solds Finished Goods
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
xx xx xx xx
12
Resume UKT Cost Accounting
COST OF GOODS SOLD STATEMENT
1. Direct Materials Beginning inventory Purchases Indirect materials used Ending inventory
xx xx (xx) (xx)
Direct materials consumed 2. Direct Labor 3. Factory Overhead :
xx xx
Indirect materials Indirect labor Other FOH
4.
xx xx xx
Total Factory Overhead
xx
Total Manufacturing Cost
xx
Add Work in Process beginning Less Work in Process ending
xx (xx)
Cost of Goods Manufactured 5.
xx
Add Finished Goods beginning Less Finished Goods ending
xx (xx)
Cost of Goods Sold
xx
BAGAN ALIR BIAYA PRODUKSI
Work in Process DIRECT MATERIAL
Jan 1
DIRECT LABOR
Finished Goods Jan 1
COGM
COGS
FOH Jan 31
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
Jan 31
13
Resume UKT Cost Accounting PROCESS COSTING KARAKTERISTIK: • Biaya dibebankan ke WIP masing-masing departemen • Cost of Production Report untuk masing-masing departemen • WIP ending dinilai kembali dalam Equivalent Unit • Flowchart: Sequential Flow : Dept A Dept B Dept C
Dept A Paralel Flow
:
Dept B
Dept D
Dept E
Dept C Dept B Selective Flow
:
Dept A
pola tidak tetap
Dept C
Dept F
Dept D
Dept E ACCOUNTING FOR PROCESS COSTING dibuat per departemen a. Material used WIP – Depart A xxx Material xxx b. Direct labor WIP – Depart A xxx Payroll xxx c. FOH aktual FOH Control xxx Accumulated Depreciation xxx Prepaid Insurance xxx Expenses xxx d. Applied FOH WIP – Depart A xxx Applied FOH xxx e. WIP transferred to next department WIP – Depart B xxx WIP – Depart A xxx f. Completed and transferred to Finished Goods Finished Goods xxx WIP – Depart B xxx g. Sales Account Receivable xxx Sales xxx COGS xxx Finished Goods xxx h. Penutupan Applied FOH ke FOH Control Applied FOH xxx FOH Control xxx i. Penutupan over (under) applied FOH, misal under applied ditutup ke COGS COGS xxx FOH Control xxx
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
14
Resume UKT Cost Accounting
KOMPLEKSITAS PROCESS COSTING Ada unit yang hilang ( production losses ) dilihat dari: • Waktu, diketahui dari pelaksanaan inspeksi: a. in process b. end process Sifat : a. normal (normal shrinkage), misal sifat barang yang mudah menguap b. abnormal • Penambahan bahan/material • Metode kalkulasi biaya : Average Method dan FIFO Method AVERAGE METHOD Karakteristik: 1. Biaya persediaan awal ditambahkan dalam biaya yang terjadi pada periode yang baru 2. Hanya ada satu cost yakni average cost / unit 3. % completion of beginning inventory tidak diperlukan dalam menghitung equivalent unit 4. Penghitungan Equivalent Unit (EU) EU transferred out xx unit EU ending inventory xx unit Total Equivalent Unit xx unit 5.
cost beginning inventory + cost current period Average cost / unit = equivalent unit production
FIFO METHOD 1. Biaya persediaan awal dipisahkan dari biaya periode yang baru 2. Ada dua macam cost, yakni cost per unit beginning inventory dan cost per unit current period 3. % completion of beginning inventory harus diketahui dalam menghitung equivalent unit 4. Penghitungan Equivalent Unit (EU) Misal: Beginning inventory 2000 unit 100% material, 25% Conversion Cost Transferred out 3500 unit Ending inventory 1000 unit 100% material, 60% Conversion Cost
Material Cost added during current period: EU beginning inventory (0%, 75%) EU started and completed EU ending inventory (100%, 60%) Total Equivalent Unit
Conversion Cost 0 1.500 unit 1.000 unit 2.500 unit
1.500 unit 1.500 unit 600 unit 3.600 unit
Atau EU ending inventory (100%, 60%) 1.000 unit 600 unit EU transferred out 3.500 unit 3.500 unit EU beginning inventory (100%, 25%) (2.000 unit) ( 500 unit) Total Equivalent Unit 2.500 unit 3.600 unit 5. Cost per unit beg inventory = total cost beg inventory : EU beg inventory 6. Cost per unit during this period = total cost current period : EU current period
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
15
Resume UKT Cost Accounting
COST OF PRODUCTION REPORT DEPARTMENT A FOR THE YEAR ENDED DEC 31, 2004
A. QUANTITY SCHEDULE Beginning inventory Started in process this period
xx unit xx unit xx unit
Transferred to next department Ending inventory
xx unit xx unit xx unit
sama nilainya
EU
Unit Cost*
B. COST CHARGED TO DEPARTMENT Total Cost Beginning inventory: Direct Material Direct Labor FOH Cost added during this period: Direct Material Direct Labor FOH Total cost charged to department
$ xx $ xx $ xx $ xx $ xx $ xx $ xx $ xx $ xx**
C. COST ACCOUNTED FOR DEPARTMENT Unit % Completed Transferred to next department WIP ending: Direct Material Direct Labor FOH Total cost accounted for
EU
a unit b unit c unit
$ xx / a $ xx / b $ xx / c $ xx
Unit Cost* Total Cost $ xx $ xx $ xx / a $ xx / b $ xx / c
$ xx $ xx $ xx $ xx**
Note: * **
Unit Cost untuk Average Method lihat dalam penjelasan Average Method di atas Unit Cost untuk FIFO Method lihat dalam penjelasan FIFO Method di atas Total cost charged to department = Total cost accounted for department
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
16
Resume UKT Cost Accounting
Cost of Quality and Accounting for Production Losses 1. Cost of Quality Cost of quality bukan hanya biaya untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan tetapi juga biaya yang timbul karena kurangnya kualitas barang yang dihasilkan. Macam-macam quality cost a. prevention cost : yaitu biaya yang terjadi untuk mencegah kegagalan produk, termasuk didalamnya biaya untuk mendesain produk dan system produksi yang berkualitas tinggi b. appraisal cost : yaitu biaya yang terjadi untuk mendeteksi adanya kegagalan produk, termasuk biaya untuk menginspeksi dan mengetes bahan baku, menginspeksi produk baik selama proses produksi maupun sesudahnya, dan mendapatkan informasi tentang kepuasan pelanggan (survey) c. failure cost : yaitu biaya yang timbul karena adanya produk yang gagal, kegagalan tersebut dapat terjadi karena factor internal maupun eksternal internal: yang terjadi selama proses produksi seperti biaya atas scrap, spoilage, rework, dan keterlambatan karena kerusakan mesin maupun karena kekurangan bahan baku eksternal : yang terjadi setelah produk dijual, seperti biaya garansi untuk perbaikan dan penggantian, biaya menangani keluhan pelanggan, dan biaya atas penjualan yang hilang karena ketidakpuasan pelanggan 2. Total Quality Management (TQM) Yaitu pendekatan secara perusahaan untuk peningkatan kualitas dalam segala proses dan aktivitas Karakteristik TQM a. Tujuan perusahaan unutk semua aktivitas bisnis adalah melayani pelanggan. b. Manajemen puncak menyediakan peran kepemimpinan yang aktif dalam meningkatkan kualitas c. Setiap karyawan dilibatkan secara aktif dalam peningkatan kualitas d. Perusahaan memiliki sistem untuk mengidentifikasi masalah kualitas, pengembangan solusi, dan penerapan tujuan peningkatan kualitas e. Perusahaan menempatkan nilai yang tinggi kepada karyawannya dan menyediakan pelatihan yang berkelanjutan dan juga pengakuan atas prestasi yang dicapai Peningkatan dan pengembangan perusahaan harus dilaksanakan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Peningkatan kualitas perusahaan yang berkelanjutan membutuhkan usaha yang konstan dari setiap pihak dalam perusahaan (manajemen dan karyawan) untuk bekerja bersama dan ketika telah ada peningkatan kualitas, proses selanjutnya harus terus dilanjutkan tanpa henti dan tidak akan lebih mudah. 3. Perlakuan Akuntansi untuk Kerugian Produk dalam Job Order Costing Dalam job order costing, yang termasuk kerugian produksi antara lain scrap, spoiled goods (spoilage), dan pengerjaan kembali barang yang rusak (rework) A. Scrap Yang termasuk scrap adalah: 1. serpihan atau sisa-sisa material dari pengerjaan produksi 2. material rusak yang tidak dapat dikembalikan kepada supplier 3. bagian-bagian yang rusak karena kesalahan karyawan ataupun kerusakan mesin Scrap yang masih bernilai dapat dikumpulkan tersendiri untuk selanjutnya dapat dijual. Jika scrap tersebut merupakan sisa dari material yang tidak terpakai, mungkin akan sulit untuk menentukan nilainya. Bagaimanapun juga pencatan terhadap kuantitas scrap tetap diperlukan walaupun sulit menentukan nilainya. Pencatatan ini diperlukan untuk melihat dan mengevaluasi ada tidaknya inefesiensi dalam penggunaan material. Sehingga selanjutnya inefisiensi t ersebut dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Jika nilai dari scrap tersebut tidak signifikan,scrap dapat dialokasikan ke dalam berbagai pilihan akun di sisi kredit. Yaitu : Scrap Sales (Other Income), Cost of Goods Sold (COGS), FOH Control. Sedangkan jika nilainya signifikan dapat dimasukkan ke dalam Work In Process (WIP). Di sis lain walaupun jumlahnya tidak signifikan tetapi apabila scrap tersebut dapat diidentifikasi sebagai bagian dari job tertentu, nilai scrap juga dapat dialokasikan ke dalam WIP. Contoh jurnal penjualan scrap Cash (AR) xxx Scrap Sales/Other Income/COGS/FOH Control/WIP xxx B. Spoiled Goods
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
17
Resume UKT Cost Accounting Spoiled goods adalah barang-barang yang sudah jadi (Finished Goods) tetapi karena alasan tertentu barang-barang tersebut tidaka dapat dipakai secara semestinya. Spoiled goods adalah barang-barang yang tidak dapat diperbaiki, karena memang tidak mungkin untuk memperbaikinya atau perbaikan tersebut sangat tidak ekonomis. 1. Spoilage karena kesalahan pelanggan Contoh kesalahan pelanggan adalah adanya perubahan pesanan ketika produksi mulai dijalankan sehingga tidak mungkin mengulanginya. Jadi pelanggan harus membayar kerugian karena spoilage seperti ini. Contoh: Jhoe Co.mendapat pesanan 100 meja dengan desain tertentu dari Pess Inc. Setelah selesai 10 meja tiba-tiba pelanggan mengubah desainnya, dan 10 meja yang telah dibuat tidak dapat dibuat agar sama dengan desain baru. Meja yang tidak terpakai tersebut dapat dijual @ $8. Total biaya yang dibutuhkan senilai $4400. Jurnal ketika barang selesai dan langsung dikirim ke pelanggan COGS 4320 Spoiled Goods Inventory 80 WIP 4400 Misal penjualan tersebut dengan profit 50% dari biaya, maka jurnal penjualannya A/R (Cash) 6480 Sales 6480 Sedangkan penjualan atas spoiled goods. A/R (Cash) 80 Spoiled Goods Inventory 80 2. Spoilage karena kesalahan internal Contoh kesalahan internal misalnya kesalahan karyawan atau kerusakan karena kesalahan mesin. Contoh dengan data yang sama dengan data di atas. Kecuali dengan catatan bahwa kesalahan tersebut karena faktor internal Jhoe Co. Jurnal penyerahan barang kepada pelanggan Spoiled Goods Inventory 80 FOH Control 320 COGS 4000 WIP 4400 Dari jurnal tersebut dapat dilihat bahwa karena kesalahan tersebut adalah kesalahan internal maka kerugian tersebut tidak dapat dibebankan kepada pelanggan (COGS tidak bertambah). C. Rework Proses memperbaiki produk yang gagal / rusak sehingga dapat dipakai dengan semestinya lagi. 1. Rework karena kesalahan pelanggan Apabila rework disebabkan karena keslahan pelanggan, biaya yang timbul juga akan dibebankan kepada pelanggan. Misal : biaya yang dibutuhkan atas pesanan 100 buah kursi eksklusif sebesar $5400. karena alasan tertentu dibutuhkan pengerjaan kembali yang membutuhkan biaya sebagai berikut Material $ 300 Labor $ 200 FOH Applied $ 100 Jurnal untuk rework tersebut adalah WIP 600 Material 300 Payroll 200 Applied FOH 100 Jurnal yang dibutuhkan saat pengiriman barang kepada pelanggan COGS 6000 WIP 6000 Apabila keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 50%, jurnal saat penjualan adalah A/R (Cash) 9000 Sales 9000 2. Rework karena kesalahan internal Jika rework disebabkan oleh kesalahan internal, biaya yang timbul dilaporkan FOH Control. Barang yang rusak harus diperbaiki jika biaya untuk mengerjakan kembali adalah lebih kecil dibandingkan dengan niali bersih yang dapat dihasilkan dari rework tersebut. Misal dengan data yang sama dengan sebelumnya hanya saja kesalahan disini disebabkan oleh faktor internal. PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
18
Resume UKT Cost Accounting Jurnal atas biaya pengerjaan kembali FOH Control Material Payroll Applied FOH
600 300 200 100
Jurnal Penjualan Barang COGS 5400 WIP 5400 A/R (Cash) 8100 Sales 8100 4. Production Losses dalam Process Costing Seperti halnya dalam job order costing, production losses dalam process costing juga termasuk scrap, spoilage, dan rework. Scrap Sales, Other Income, COGS, FOH Control, atau WIP merupakan kredit dari penjualan atas Scrap. Sedangkan untuk rework biasanya lebih sering dimasukkan ke dalam FOH Control dibandingkan ke dalam WIP karena pengerjaan kembali dalam process costing biasanya lebih disebabkan karena kesalahan internal. Sedangkan untuk spoilage biasanya dibedakan menurut penyebabnya yaitu karena faktor internal atau memang karena proses yang normal. Perbedaan diantara keduanya adalah pada perlakuannya dalam menghitung ekuivalen unit. A. Kesalahan Internal (Metode rata-rata) Apabila kesalahan tersebut merupakan kesalahan internal yang sebenarnya bisa dihindari, perusahaan akan membebankan kerugian tersebut pada FOH Control. Jumlah yang dibebankan kepada FOH Control tersebut merupakan nilai sisa setelah dikurangi dengan estimasi nilai dari spoiled goods tersebut apabila diperkirakan dapat dijual Misal data untuk bulan November PT Marijan untuk 2 departemen Dept A Dept B WIP awal(100%DM,60%CC) 4000 WIP awal(100%DM,70%CC) 3000 Mulai proses di dept A 21000 Ditransfer ke dept B 19000 Diterima dari Dept A 19000 Ditransfer ke FG (Finished Goods) 15000 WIP akhir (100% DM, 30% CC) 3600 WIP akhir (100% DM, 25% CC) 4000 Unit yang hilang (100% DM, 80% CC) 2400 Unit yang hilang (100% DM, 100% CC) 3000 Biaya yang ada pada dept. A WIP awal Cost from Preceeding Dept (CFPD) $ 1396.00 DM 615.00 196.00 DL 366.40 310.00 FOH 549.60 310.00 Biaya yang ditambahkan dalam periode tsb. DM $3885.00 1520.00 DL 2273.60 3718.00 FOH 3410.40 3718.00 Barang yang rusak dapat dijual senilai $0.50, sedangkan yang bagus $2.50 Dept. A Mencari ekuivalen unit dan biaya perunit Barang ditransfer ke Dept B (DM,DL,FOH) 19000 WIP akhir DM = 3600 x 100% 3600 CC = 3600 x 30% 1080 Spoiled Goods DM = 2400 x 100% 2400 CC = 2400 x 80% 1920 Ekuivalen unit : DM = 19000 + 3600 + 2400 = 25000 DL = 19000 + 1080 + 1920 = 22000 FOH = 19000 + 1080 + 1920 = 22000 Unit Cost (total cost : ekuivalen unit) PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
19
Resume UKT Cost Accounting DM = (615.00 + 3885.00) : 25000 = $0.18 Total unit cost $0.48 DL = (366.40 + 2273.60) : 22000 = $0.12 FOH = (549.60 + 3410.40) : 22000 = $0.18 Nilai yang ditransfer ke Dept B (WIP) = 19000 x 0.48 = $ 9120 Nilai di WIP akhir = 3600 x 0.18 + 1080 x 0.30 = $ 972 Nilai spoiled goods (FOH Control) = 2400 x 0.18 + 1920 x 0.30 = $ 1008 Jurnal yang dibutuhkan WIP – Dept B 9120 FOH Control 1008 WIP – Dept A 10128 Dept. B Mencari ekuivalen unit dan biaya perunit Barang selesai diproduksi (CFPD,DM,DL,FOH) 15000 WIP akhir CFPD = 4000 x 100% 4000 DM = 4000 x 100% 4000 CC = 4000 x 25% 1000 Spoiled Goods (CFPD,DM,DL,FOH) 3000 Ekuivalen unit : CFPD = 15000 + 4000 + 3000 = 22000 DM = 15000 + 4000 + 3000 = 22000 DL = 15000 + 1000 + 3000 = 19000 FOH = 15000 + 1000 + 3000 = 19000 Unit Cost (total cost : ekuivalen unit) CFPD = (1396.00 + 9120.00) : 22000 = $0.478 DM = (196.00 + 1520.00) : 22000 = $0.078 Total unit cost $0.98 DL = (310.00 + 3718.00) : 19000 = $0.212 FOH = (310.00 + 3718.00) : 19000 = $0.212 Nilai yang selesai diproduksi (FG) = 15000 x 0.98 = $ 14700 Nilai di WIP akhir = 4000 x 0.556 + 1000 x 0.424 = $ 2648 Nilai spolied goods inventory = 3000 x 0.50 = $ 1500 Nilai spoiled goods (FOH Control) = ((3000 x 0.98)-(1500)) = $ 1440 Jurnal yang dibutuhkan Finished Goods 14700 FOH Control 1440 Spoiled Goods Inventory 1500 WIP – Dept B 17640 B. Normal Shrinkage (kerusakan yang normal) (Metode rata-rata) Dalam hal produksi barang-barang tertentu, terdapat kemungkinan adanya kehilangan barang yang sifatnya tidak dapat dihindari, misalnya adanya penguapan atau proses alami lain yang tidak dapat dihindari. Untuk kehilangan/kerusakan seperti itu tidak ada pengalokasian biaya produksi kedalam FOH Control. Unit yang hilang dianggap tidak menyerap biaya produksi, sehingga biaya produksi yang ada hanya dibebankan ke unit produk yang tidak cacat. Misal dengan data yang sama sebelumnya hanya saja disini kerusakan yang ada adalah kerusakan yang normal dan tidak dapat dihindari. Dept. A Mencari ekuivalen unit dan biaya perunit Barang ditransfer ke Dept B (DM,DL,FOH) 19000 WIP akhir DM = 3600 x 100% 3600 CC = 3600 x 30% 1080 Ekuivalen unit : DM = 19000 + 3600 = 22600 DL = 19000 + 1080 = 20080 FOH = 19000 + 1080 = 20080 Unit Cost (total cost : ekuivalen unit) DM = (615.00 + 3885.00) : 22600 = $0.1991 Total unit cost $0.5278 DL = (366.40 + 2273.60) : 20080 = $0.1315 FOH = (549.60 + 3410.40) : 20080 = $0.1972 Nilai yang ditransfer ke Dept B (WIP) = 19000 x 0.5278 = $10028.20 Nilai di WIP akhir = 3600 x 0.1991 + 1080 x 0.3287 = $ 1071.80 Jurnal yang dibutuhkan WIP – Dept B 10028.20 WIP – Dept A 10028.20 PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
20
Resume UKT Cost Accounting Dept. B Mencari ekuivalen unit dan biaya perunit Barang selesai diproduksi (CFPD,DM,DL,FOH) 15000 WIP akhir CFPD = 4000 x 100% 4000 DM = 4000 x 100% 4000 CC = 4000 x 25% 1000 Ekuivalen unit : CFPD = 15000 + 4000 = 19000 DM = 15000 + 4000 = 19000 DL = 15000 + 1000 = 16000 FOH = 15000 + 1000 = 16000 Unit Cost (total cost : ekuivalen unit) CFPD = (1396.00 + 10028.20) : 19000 = $0.60127 DM = (196.00 + 1520.00) : 19000 = $0.09032 Total unit cost $1.19509 DL = (310.00 + 3718.00) : 16000 = $0.25175 FOH = (310.00 + 3718.00) : 16000 = $0.25175 Nilai yang selesai diproduksi (FG) = 15000 x 1.19509 = $ 17926.35 Nilai di WIP akhir = 4000 x 0.69159+ 1000 x 0.5035 = $ 3269.85 Nilai spolied goods inventory = 3000 x 0.50 = $ 1500 Jurnal yang dibutuhkan Finished Goods 17926.35 Spoiled Goods Inventory 1500 WIP – Dept B 19426.35 C. Kesalahan Internal (Metode FIFO) Dengan data yang sama apabila perusahaan mengunakan metode FIFO. Dept. A Mencari ekuivalen unit dan biaya perunit Barang mulai dibuat dan ditransfer ke Dept B (DM,DL,FOH) 15000 Untuk menyelesaikan WIP awal CC = 4000 x 40% 1600 WIP akhir DM = 3600 x 100% 3600 CC = 3600 x 30% 1080 Spoiled Goods DM = 2400 x 100% 2400 CC = 2400 x 80% 1920 Ekuivalen unit : DM = 15000 + 3600 + 2400 = 21000 DL = 15000 + 1600 + 1080 + 1920 = 19600 FOH = 15000 + 1600 + 1080 + 1920 = 19600 Unit Cost (total cost : ekuivalen unit) DM = 3885.00 : 21000 = $0.185 Total unit cost $0.475 DL = 2273.60 : 19600 = $0.116 FOH = 3410.40 : 19600 = $0.174 Mulai proses dan selesai periode ini = 15000 x 0.475 = $ 7125.00 Untuk melengkapi WIP awal = $1531 + (1600 x 0.290) = 1995.00 Nilai yang ditransfer ke Dept B (WIP) = $ 9120.00 Nilai di WIP akhir = 3600 x 0.185 + 1080 x 0.29 = $ 979.20 Nilai spoiled goods (FOH Control) = 2400 x 0.185 + 1920 x 0.29 = $ 1000.80
Jurnal yang dibutuhkan WIP – Dept B 9120.00 FOH Control 1000.80 WIP – Dept A 10120.80 Dept. B Mencari ekuivalen unit dan biaya perunit Barang mulai dibuat dan ditransfer ke Dept B (DM,DL,FOH) 12000 Untuk menyelesaikan WIP awal CC = 3000 x 30% = 900 WIP akhir CFPD = 4000 x 100% = 4000 DM = 4000 x 100% = 4000 CC = 4000 x 25% = 1000 PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
21
Resume UKT Cost Accounting Spoiled Goods (CFPD,DM,DL,FOH)
= 3000
Ekuivalen unit : CFPD = 12000 + 4000 + 3000 = 19000 DM = 12000 + 4000 + 3000 = 19000 DL = 12000 + 900 + 1000 + 3000 = 16900 FOH = 12000 + 900 + 1000 + 3000 = 16900 Unit Cost (total cost : ekuivalen unit) CFPD = 9120.00 : 19000 = $0.48 DM = 1520.00 : 19000 = $0.08 Total unit cost $1.00 DL = 3718.00 : 16900 = $0.22 FOH = 3718.00 : 16900 = $0.22 Mulai proses dan selesai periode ini = 12000 x 1.00 = $12000.00 Untuk melengkapi WIP awal = $2212 + (900 x 0.44) = 2608.00 Nilai barang jadi (FG) = $14608.00 Nilai di WIP akhir = 4000 x 0.56 + 1000 x 0.44 = $ 2680.00 Nilai spolied goods inventory = 3000 x 0.50 = $ 1500.00 Nilai spoiled goods (FOH Control) = ((3000 x 1.00)-(1500)) = $ 1500.00 Jurnal yang dibutuhkan Finished Goods 14608 FOH Control 1500 Spoiled Goods Inventory 1500 WIP – Dept B 17608 D. Normal Shrinkage (kerusakan yang normal) (Metode rata-rata) Untuk kerusakan normal dengan metode FIFO dapat dipelajari dari gabungan contoh diatas. Dimana intinya adalah sama yaitu produk yang gagal (spoiled) tidak ikut dimasukkan dalam menghitung ekuivalen unit.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
22
Resume UKT Cost Accounting
Costing By-Products and Joint Products
1. Definisi By Products dan Joint Products By Products (Produk sampingan) adalah produk yang dihasilkan sebagai tambahan dari mengerjakan produk lain. Yaitu ketika perusahaan mengerjakan produk utama (yang biasanya diproduksi dalam jumlah besar), perusahaan juga dapat memproduksi produk lain berupa produk sampingan dalam jumlah yang jauh lebih kecil. Produk sampingan tersebut merupakan salah satu sumber pendapatan lain-lain bagi perusahaan. Joint Products (Produk Gabungan) adalah produk-produk yang dihasilkan dari satu proses produksi yang dilaksanakan secara bersamaan, dan menggunakan biaya gabungan. Berdasarkan proses lebih lanjutnya by products dapat dibedakan menjadi dua yaitu by products yang dapat langsung dijual dan by products yang masih memerlukan proses pengolahan lebih lanjut. Dalam pelaksanaan by products dan joint products terdapat kesulitan yaitu saat melakukan penentuan biaya untuk masing-masing produk. Oleh karena itu cara yang biasa digunakan adalah dengan melihat jumlah produk yang dihasilkan. 2. Metode Pengalokasian biaya by products Secara garis besar terdapat dua metode dalam mengalokasikan biaya pada by products. Dimana metode yang pertama yaitu tidak ada pengalokasian biaya untuk by products, dan seluruh penerimaan dari penjualan by products dikredit sebagai tambahan penerimaan maupun pengurang biaya produksi, sedangkan metode yang lain terlebih dahulu mengalokasikan sebagian biaya ke by products. Untuk mrtode yang pertama, pilihan kredit untuk jurnal atas penjualan by products tersebut adalah : a. Other income b. Sales revenue c. Cost of Goods Sold d. Pengurang Production Cost (Cost Of Goods Manufactured (COGM)) Untuk metode kedua yaitu terlebih dahulu ada pengalokasian biaya atas by products, dibagi menjadi 3 metode lagi yaitu : a. Pengakuan pendapatan bersih Pada metode ini biaya yang dialokasikan ke by products adalah biaya-biaya yang memang pasti menjadi bagian dari by products. Biaya-biaya tersebut adalah biaya-biaya lebih lanjut yang terjadi setelah adanya pemisahan (split off), sedangkan untuk biaya gabungan (joint cost) tidak diperlukan adanya pengalokasian kepada by products.
b. Metode biaya penggantian Metode ini biasa dipakai oleh perusahaan yang by products-nya dipakai sendiri oeleh bagian lain d perusahaan tersebut. Adanya by products tersebut dapat mengurangi biaya yang diperlaukan untuk membeli material dari penyedia. Jurnal yang ada adalah pengurang biaya produk utama (kredit) dan biaya bagi bagian yang memakai produk tersebut.besarnya bisa berupa harga beli by products atau biaya penggantian. c. Metode biaya pasar Dalam metode ini, intinya adalah bahwa joint cost dialokasikan ke dalam by products dengan cara estimasi, dan dengan jumlah sebesar itu pula biaya produk utama dikurangi. Jika ada biaya tambahan setelah pemisahan (split off), seluruh biaya tersebut langsung dialokasikan kedalam by products. Contoh main Item products by-products materials 50,000.00 Labor 70,000.00 FOH 40,000.00 Total production cost (40000 units) 160,000.00 Market Value (5000 units @ 1.80 9,000.00 Estimated Gross profit : Assumed operating profit 1,800.00 Marketing & Administrative exp 450.00 2,250.00 PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
23
Resume UKT Cost Accounting 6,750.00 Estimated Producttion cost afte split off
materials Labor FOH Estimated value in by Product net cost of main product
1,000.00 1,200.00 300.00 4,250.00 155,750.00
2,500.00 4,250.00
3. Metode pengalokasian biaya joint products Seperti halnya by products, pengalokasian joint cost pada joint products juga dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu : a. metode nilai pasar alokasi joint cost ke masing-masnig produk didasarkan pada harga jual tiap-tiap produk tersebut di pasar
1. produk terjual saat split off pada kasus ini, produk dapat langsung terjual tanpa perlu adanya proses lebih lanjut contoh: Market total market pembagian joint Product Units value value ratio cost A 20000 $0.25 $5,000.00 3.13% $3,750.00 B 15000 $3.00 $45,000.00 28.13% $33,750.00 C 10000 $3.50 $35,000.00 21.88% $26,250.00 D 15000 $5.00 $75,000.00 46.88% $56,250.00 Total $160,000.00 100.00% $120,000.00 Joint cost $120,000.00
Product A B C D Total
Units 20000 15000 10000 15000
2. produk terjual setelah proses lanjutan ultimate total processing hypothetical MV ultimate MV cost MV $0.50 $10,000.00 $2,000.00 $8,000.00 $5.00 $75,000.00 $10,000.00 $65,000.00 $4.50 $45,000.00 $10,000.00 $35,000.00 $8.00 $120,000.00 $28,000.00 $92,000.00 $250,000.00 $50,000.00 $200,000.00 Joint cost $120,000.00
ratio 4.00% 30.00% 18.00% 48.00% 100.00%
pembagian joint cost $4,800.00 $36,000.00 $21,600.00 $57,600.00 $120,000.00
production cost $6,800.00 $46,000.00 $31,600.00 $85,600.00 $170,000.00
b. metode biaya unit rata-rata pada metode ini dialokasikan sesuai jumlah unit yang diproduksi Product Units ratio pembagian joint cost A 20000 33.33% $40,000.00 B 15000 25.00% $30,000.00 C 10000 16.67% $20,000.00 D 15000 25.00% $30,000.00 Total 60000 100.00% $120,000.00 Joint Cost $120,000.00
c.
metode rata-rata tertimbang berdasarkan rasio yang telah ditentukan pada metode ini, tiap-tiap produk diberikan bobot masing-masing yang mungkin berbeda antara satu dengan yang lain. Contoh:
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
24
Resume UKT Cost Accounting
Product A B C D Total Joint Cost cost per unit
Units 20000 15000 10000 15000 60000 $120,000.00 $0.20
points 3 12 13.5 15
unit ratarata 60000 180000 135000 225000 600000
alokasi $12,000.00 $36,000.00 $27,000.00 $45,000.00 $120,000.00
d. metode quantitave, berdasarkan beberapa pengukuran secara fisik. Mengalokasikan joint cost berdasarkan beberapa unit pengukuran yang biasa digunakan, seperti pon, galon, liter, dll.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
25
Resume UKT Cost Accounting
JUST IN TIME, BACKFLUSH COSTING, ABC, ABM
JIT adalah filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan (zero inventory production/zip). Semua bahan baku dan komponen tiba di aloksi kerja pada saat dibutuhkan tepat pada waktunya. Produk diselesaikan dan tersedia bagi pelanggan di saat pelanggan menginginkan. Oleh karena itu, dimungkinkan JIT untuk mengurangi biaya biaya persediaan seperti biaya penyimpanan dll... Syarat-syarat agar JIT bisa dilakukan: a. biaya dan waktu persiapan yang rendah atau tidak siginifikan b. ukuran lot sama dengan Satu c. waktu tumbuh minimum atau hampir seketika d. beban kerja seimbang dan merata e. tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan, kualitas buruk, atau hal lain yang tidak terencana. Ilustrasi kasus PSAK Corp. mempunyai catatan sebagai berikut : Saldo akun persediaan tanggal 1 Januari - RIP Rp21.000 (M Rp20.100 dan CC Rp 900) - Barang jadi Rp170.000 (M Rp84.000 dan CC Rp86.000) - Perlengkapan Rp20.000
Saldo akun persediaan tanggal 31 Januari - RIP Rp23.000 (M Rp21.600 dan CC Rp1.600) - Barang Jadi Rp174.000 (M Rp85.800 dan CC Rp88.200) - Perlengkapan Rp5.000 Transaksi..... a. Bahan baku yang diterima dari pemasok Rp406.000 RIP 406.000 Utang usaha 406.000 b. Bahan baku tidak langsung yang digunakan Rp15.000 Pengendali overhead pabrik 15.000 Perlengkapan 15.000 c. Beban gaji sebesar Rp160.000 dicatat dan dibayarkan Beban gaji 160.000 Gaji yg masih harus dibayar 160.000 Gaji yg masih harus dibayar 160.000 Kas 160.000 d. Distribusi beban gaji yaitu TK langsung Rp25.000, TK tak langsung Rp45.000, gaji bag. Pemasaran Rp50.000, gaji bag. Administrasi Rp40.000 Pengendali overhead pabrik 45.000 Harga pokok penjualan 25.000 Pengendali beban pemasaran 50.000 Pengendali beban administrasi 40.000 Beban gaji 160.000 (Dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan atau proses, tenaga kerja langsung dibebankan ke akun barang dalam proses bukan ke HPP) e. Overhead pabrik terdiri dari penyusutan Rp290.000 dan asuransi dibayar di muka Rp9.000 Pengendali overhead 299.000 Akumulasi penyusutan 290.000 Beban dibayar di muka 9.000 f. Biaya overhead pabrik lain-lain dibayar tunai Rp17.000 dan terutang Rp4.000 Pengendali overhead 21.000 Kas 17.000 Utang usaha 4.000 g. Overhead pabrik yang diakumulasi di perkiraan pengendali overhead pabrik dibebankan ke harga pokok penjualan Harga pokok penjualan 380.000 Pengendali overhead 380.000 PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
26
Resume UKT Cost Accounting
h. Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah selesai di-backflush dari RIP Barang jadi 404.500 RIP 404.500 Perhitungan… Material di RIP awal Rp20.100 Pembelian material Rp406.000 Material di RIP akhir (Rp21.600) + Rp404.500 i.
j.
Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah dijual di-backflush dari barang jadi Harga pokok penjualan 402.700 Barang jadi 402.700 Perhitungannya… Barang jadi awal (M) Rp84.000 Ditransfer dari RIP Rp404.500 Barang jadi akhir (M) (Rp85.800)+ Rp402.700 Saldo akhir ditetapkan dalam akun persediaan dengan menyesuaikan komponen biaya konversinya RIP 500 Barang jadi 2.200 Harga pokok penjualan 2.700
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
27
Resume UKT Cost Accounting
ABC Costing
ABC adalah sistem perhitungan biaya yang mengalokasikan biaya overhead berdasarkan konsumsi aktivitas masing-masing produk yang dihasilkan. Berbeda halnya dengan sistem perhitungan biaya tradisional yang hanya membebankan biaya produk menurut dasar volume, maka ABC juga memperhitungkan dasar nonvolume sehingga mampu menghasilkan kalkulasi biaya produk yang akurat dan lebih dapat diandalkan. Ilustrasi kasus PSAK Ikhtisar dari Produksi Tahun Terakhir Umum Khusus Total Unit yang diproduksi 98.000 49.000 Biaya bahan baku langsung Per unit 10 15 Total 980.000 735.000 1.715.000 Tenaga kerja langsung Jam per unit 1 2 Total jam 98.000 98.000 Total biaya (Rp10 per jam) 980.000 980.000 1.960.000 Persiapan 40 40 Perubahan Desain 12 12 Overhead Biaya Tingkat Batch 800.000 Biaya Tingkat Produk 720.000 Overhead Lain-lain 3.136.000 Total Overhead Total Biaya Produksi
4.656.000 8.331.000
Perhitungan menurut sistem tradisional……….
Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead 23,7551 X 98.000 DLH 23,7551 X 98.000 DLH Total Biaya Unit yang Diproduksi Biaya per unit
PSAK Biaya produksi dari sistem perhitungan tradisional Umum Khusus 980.000 735.000 980.000 980.000
Total 1.715.000 1.960.000
2.328.000 4.288.000 98.000 43.76
2.328.000 4.043.000 49.000 82.51
4.656.000 8.331.000
Perhitungan sistem ABC…………. PSAK Biaya produk dari sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas Tarif overhead: Rp800.000 biaya tingkat batch dibagi dengan 80 persiapan = 10.000 per persiapan Rp720.000 biaya tingkat produk dibagi dengan 24 perubahan desain = 30.000 per perubahan desain Rp3.136.000 overhead lain-lain dibagi dengan 196.000 jam tenaga kerja langsung (DLH) = 16 per jam Umum Khusus Total Bahan Baku Langsung 980.000 735.000 1.715.000 Tenaga Kerja Langsung 980.000 980.000 1.960.000 Overhead 10.000 X 40 persiapan 400.000 10.000 X 40 persiapan 400.000 800.000 PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
28
Resume UKT Cost Accounting 30.000 X 12 perubahan desain 30.000 X 12 perubahan desain 16 X 98.000 DLH 16 X 98.000 DLH Total Biaya Unit yang Diproduksi Biaya per Unit
360.000 360.000
720.000
1.568.000 4.043.000 49.000 82,51
3.136.000 8.331.000
1.568.000 4.288.000 98.000 43,76
Activity based management (ABM) adalah penggunaan informasi yang diperoleh dari ABC untuk membuat perbaikan dalam suatu perusahaan. Informasi ABC dapat membantu manajemen peruahaan guna mengambil keputusan yang lebih baik atas kekuatan perusahaan.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
29
Resume UKT Cost Accounting
FOH : PLANNED, ACTUALLY, APPLIED
Factory Overhead (FOH) : biaya-biaya yang tidak bisa langsung ditelusuri/diidentifikasi ke produk. Macam-macam FOH : depreciation, maintenance, power, heat, supervisor salary, indirect labor, indirect material. Sifat FOH : •FOH merupakan bagian tidak berwujud dari barang jadi, •FOH bisa bersifat tetap (biaya FOH tetap tidak berubah meskipun voume produksi brubah, sedangkan FOH tetap per unit brubah dalam arah berlawanan dengan volume produksi), variabel (bervariasi secara sebanding dengan volume produksi), atau semivariabel (bervariasi, tapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi).
Predetermined FOH : tarif biaya FOH yang ditetapkan terlebih dahulu sehingga memungkinkan adanya pengalokasian yang sepadan dan logis. 5 Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih tarif FOH : •Dasar yang dipakai : Physical Output : estimasi FOH cost/ estimasi unit produksi Direct Material Cost : estimasi FOH cost/estimasi material cost Direct Labor Cost : estimasi FOH cost/estimasi DL cost DL hours : estimasi FOH cost/jam kerja Machine Hours : estimasi FOH cost/jam pemakaian mesin Activity Based Costing : penghitungan biaya berdasarkan aktivitas. •Pemilihan Tingkat Kegiatan : Kapasitas teoritis : kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Kapasitas praktis : pengurangan tk.kapasitas teoritis karena interupsi internal yg tidak dapat ` dihindari. Kapasitas aktual yang diperkirakan : interupsi faktor internal dan eksternal diperhitungkan. Kapasitas normal : mengacu pada aktivitas rata-rata selama suatu periode yg berfluktuasi, sehingga jumlah FOH yg dibebankan berbeda dengan aktualnya. Dampak kapasitas pada tarif FOH Kapasitas menganggur vs kelebihan kapasitas : kapasitas menganggur disebabkan kurangnya penjualan, kelebihan kapasitas disebabkan oleh kapasitas produktif yg lebih besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menggunakannya. •Dengan atau tanpa FOH Tetap : kalkulasi biaya absorbsi penuh, kalkulasi biaya langsung •Penggunaan satuan atau beberapa tarif : tarif tingkat pabrik, tarif departemental, dan tarif subdepartemental dan aktivitas. •Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktivitas jasa Penghitungan Tarif FOH : •Menentukan suatu tingkat kegiatan yang akan digunakan sebagai dasar yang dipilih •Memperkirakan anggaran bagi masing-masing biaya pada tingkat kegiatan yang diperkirakan •mengestimasi jumlah FOH pabrik •Menghitung tarif FOH
Actual FOH : Biaya FOH yang sebenarnya terjadi dalam memproduksi suatu unit. Tujuan Pengakumulasian Actual FOH : untuk mengumpulkan informasi dalam rangka pengendalian. Pengendalian di sini adalah : pelaporan biaya kepada setiap kepala departemen yang bertanggung jawab atas biaya tersebut, dan pembandingan antara jumlah anggaran dengan tingkat operasi yang dicapai. Dokumen sumber utama pencatatan FOH : Voucher pembelian, surat permintaan bahan, kartu jam kerja, dan voucher jurnal umum. Pembebanan Biaya Overhead FOH Aktual adalah jumlah biaya tidak langsung yang terjadi, sedangkan FOH Applied adalah jumlah biaya yang dialokasikan ke output. Ilustrasi : Tarif FOH yang ditentukan sebelumnya = 15/jam mesin. Jam mesin aktual =18.900 dan biaya FOH aktual = 292.000. FOH Applied = 18.900 x 15 = 283.500.
Ayat jurnal untuk mengikhtisarkan applied FOH : PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
30
Resume UKT Cost Accounting WIP
283.500 FOH Applied 283.500 Perkiraan applied FOH pada akhirnya ditutup ke perkiraan FOH Control di akhir tahun dengan ayat jurnal berikut : FOH Applied 283.500 FOH Control 283.500 FOH Control Sesudah overhead aktual dan applied FOH dicatat, perkiraan FOH Control akan terlihat sebagai berikut:
Debet 31 Des FOH Aktual
FOH Control Credit 292.000 31 Des FOH Applied
283.500
Kelebihan atau kekurangan FOH Applied Applied FOH > Actual FOH overapplied keuntungan (favorable) Saldo FOH Control = credit Saldo Applied FOH = 0 Applied FOH < Actual FOH underapplied unfavorable Saldo FOH Control = debet Saldo Applied FOH = 0 Alokasi dari Over / Underapplied FOH Di akhir periode, jumlah over/underapplied FOH dapat diperlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaan dan harga pokok penjualan. Jika jumlah over/underapplied FOH tidak signifikan, jumlah tersebut sebaiknya ditutup langsung ke ikhtisar laba rugi atau ke harga pokok penjualan sebagai biaya periodik. Ayat jurnal sebagai berikut : Income Summary 8.500 FOH Control 8.500 Atau COGS 8.500 FOH Control 8.500 Alternatif lain, over/underapplied FOH dialokasikan sebagai penyesuaian dalam laporan harga pokok produksi. Perlakuan atas penyesuaian mungkin didasarkan pada tanggung jawab manajemen atas over/underapplied FOH tersebut. Alokasi lainnya adalah dengan mencatat ke persediaan dan harga pokok penjualan. Alokasi ini adalah usaha untuk menyatakan kembali semua FOH Applied ke jumlah yang mendekati FOH Aktual. Hal ini diharuskan untuk membuat laporan keuangan jika dampaknya terhadap laporan keuangan material. Mengubah Tarif Biaya Overhead Tarif FOH biasanya ditinjau kembali secara periodik. Perubahan metode produksi, harga, efisiensi, dan perkiraan penjualan membuat tinjauan kembali dan revisi tarif FOH. Batasan yang digunakan dalam revisi tersebut bergantung pada frekuensi perubahan, pada faktor-faktor yg mempengaruhi tarif FOH, dan pada kebutuhan manajemen serta keinginan data biaya terkini.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
31
Resume UKT Cost Accounting
FOH
: DEPARTEMENTALIZATION
Departementalisasi FOH berarti membagi pabrik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, kemana biaya overhead dibebankan. Tujuannya untuk menyediakan perhitungan biaya produksi yang lebih baik dan meningkatkan pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead. Macam – macam Departemen : Departemen Produksi = menghasilkan roduk dengan mengubah bentuk atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen. Departemen Jasa = memberikan pelayanan yang berkontribusi secara tidak langsung terhadap produksi produk tetapi tidak mengubah bentuk, rakitan, maupun jenis dari bahan baku. Pemilihan Departemen Produksi Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis departemen adalah sebagai berikut : •Kesamaan operasi dan mesin di setiap departemen •Lokasi dari operasi mesin •Tanggung jawab atas produksi dan biaya •Hubungan operasi terhadap aliran produk •Jumlah departemen Pemilihan Departemen Jasa Jasa yang dapat menguntungkan baik departemen produksi dan departemen jasa lain, dapat diatur dengan cara : 1.menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk setiap fungsi, 2.menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu departemen, 3.atau menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu departemen yang disebut tempat penampungan biaya umum pabrik. Jenis dan jumlah departemen jasa bergantung pada jumlah karyawan yang diperluan untuk setiap fungsi jasa, biaya untuk menyediakan jasa tersebut, tingkat kepentingan dari jasa itu, dan penugasa tanggung jawab supervisor. Biaya Departemental Langsung Biaya departemental langsung adalah biaya overhead yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen tertentu. Mayoritas biaya ini dapat dibagi ke dalam kategori-kategori berikut ini : •Supervisi, tenaga kerja tidak langsung, dan lembur •Tunjangan tenaga kerja •Bahan baku tidak langsung dan perlenkapan •Perbaikan dan pemeliharaan •Penyusutan peralatan dan sewa Biaya Departemental Tidak Langsung Biaya ini terjadi untuk memberi manfaat bagi semua departemen, sehingga biayanya dialokasikan ke semua departemen. Biaya ini antara lain : biaya listrik, lampu, sewa, dan penyusutan atas bangunan pabrik. Dasar yang sesuai guna alokasi dari biaya departemental tidak langsung adalah : Ukuran konsumsi dari suatu sumber daya, ukuran output, dan pengganti yang mewakili sumber daya yang dikonsumsi. Menentukan tarif biaya overhead departemental Karena semua overhead, baik yang berasal dari departemen produksi maupun dari departemen jasa, pada akhirnya akan dialokasikan pada departemen produksi, penetapan tarif overhead departemental mencakup langkah-langkah berikut ini : •Estimasikan total overhead departemental dari departemen produksi dan jasa pada tngkat aktivitas yang diperkirakan. •Buat suatu survey (ukuran dari semua dasar alokasi) dengan tujuan untuk mendistribusikan biaya overhead departemental tidak langsung dan biaya departemen jasa. •Estimasikan total overhead tidak langsung pada tingkat aktivitas yang dipilih dan alokasikan biayabiaya tersebut ke departemen-departemen. •Distribusikan biaya departemen jasa ke departemen yang memperoleh manfaat dari jasa tersebut.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
32
Resume UKT Cost Accounting Hitung tarif overhead departemental : membagi total overhead final dari setiap departemen produksi dengan dasar alokasi yang dipilih.
•
Metode Distribusi Overhead Departemen Jasa Metode Langsung : biaya departemen jasa hanya didistribusikan ke departemen produksi saja. Pendekatan ini meminimalkan pekerjaan klerikal tapi gagal mengukur total biaya untuk setiap departemen jasa. Metode langsung dapat dibenarkan jika hasil akhirnya berbeda hanya secara idak material dengan hasil dari metode distribusi yang lain.
Ilustrasi : (data ini juga digunakan untuk perhitungan metode lainnya) Departemen FOH sblm distribusi Departemen Jasa jasa yg disediakan Departemen Y Produksi A 60.000 40% Produksi B 80.000 40% Jasa Y 36.300 Jasa Z 20.000 20% Total Overhead 196.300 100%
Departemen Z 20% 50% 30% 100%
Distribusi overhead departemen jasa menggunakan Metode Langsung Total Departemen Produksi Departemen Jasa A B Y Z Overhead pabrik sblm dstrbusi 196.300 60.000 80.000 36.300 20.000 departemen jasa Distribusi dari : Departemen Y 18.150 18.150 (36.300) Departemen Z 5.714 14.286 (20.000) Total Overhead 196.300 83.864 112.436 40/80 ke A, 40/80 ke B 20/70 ke A, 50/70 ke B Metode Bertingkat : metode ini mendisribusikan biaya dari departemen jasa dalam urutan langkah yang disarankan oleh departemen. Sekali biaya telah didstribusikan dari suatu departemen jasa, tidak ada biaya departemen jasa lain yang dibebankan kembali ke departemen tersebut dalam urutan tadi.
Distribusi overhead departemen jasa menggunakan Metode Bertingkat Total Departemen Produksi Departemen Jasa A B Y Z Overhead pabrik sblm dstrbusi 196.300 60.000 80.000 36.300 20.000 departemen jasa Distribusi dari : Departemen Y 14.520 14.520 (36.300) * Departemen Z 7.789 19.471 (20.000) ** Total Overhead 196.300 82.309 113.991 *40/100 ke A, 40/100 ke B, 20/100 ke Z **20/70 ke A, 50/70 ke B Keterangan : urutan yang digunakan adalah memulai dari departemen yang melayani departemen lain dalam jumlah terbesar dan hanya menerima jasa dari epartemen jasa lain dalam jumlah yang paling kecil. Alternatifnya, biaya dari departemen jasa yang menyediakan jasanya ke departemen jasa lain dengan nilai terbesar dapat didistribusikan pertama kali. Metode Simultan : disebut juga metode aljabar, mempertimbangkan secara lengkap hubungan timbal balik antar semua departemen jasa. Perhitungan : Y = 36.300 + 0.30Z Z = 20.000 + 0.20Y Substitusi : Y = 36.300 + 0.30 (20.000 + 0.20Y) Y = 36.300 + 6.000 + 0.06Y PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
33
Resume UKT Cost Accounting 0,94Y = 42.300 Y = 45.000 Z = 20.000 + 0.20(45.000) Z = 20.000 + 9.000 Z = 29.000 Distribusi overhead departemen jasa menggunakan Metode Simultan Total Departemen Produksi Departemen Jasa A B Y Z Overhead pabrik sblm dstrbusi 196.300 60.000 80.000 36.300 20.000 departemen jasa Distribusi dari : Departemen Y 18.000 18.000 (45.000) * 9.000 Departemen Z 5.800 14.500 8.700 (29.000) ** Total Overhead 196.300 83.800 112.500 *40/100 ke A, 40/100 ke B, 20/100 ke Z **20/100 ke A, 50/100 ke B, dan 30/100 ke Y Menggunakan Tarif Biaya FOH Departemen Overhead pabrik dibebankan dengan cara menambahkan FOH Applied ke bagian overhead pabrik dalam suatu kartu biaya pesanan (job order osting) atau ke bagian overhead pabrik dalam suatu laporan biaya produksi departemental(process costing). Ayat jurnal : WIP xxx FOH Applied- Departemen A xxx FOH Applied- Departemen B xxx Biaya FOH Aktual – terdepartementalisasi FOH Aktual diikhtisarkan dalam FOH Control di buku besar. Departementalisasi overhead mengharuskan setiap biaya dibebankan ke suatu departemen dan juga ke suatu akun biaya pembantu tertentu. Langkah-langkah di akhir periode fiskal Di akhir periode fiskal, biaya FOH Aktual dikumpulkan dengan cara yang sama seperti biaya yang diestimasi di awal periode. Ketika FOH departemental tidak langsung yang aktual dialokasikan ke departemen, dan biaya departemen jasa didistribusikan ke departemen produksi, maka adalah mungkin untuk membandingkan FOH Aktual dan FOH Applied, serta menghitung over/underapplied FOH untuk setiap departemen produksi. Tarif FOH Lebih Dari Satu Salah satu solusi adalah membagi FOH menjadi dua kategori atau lebih, yang disebut tempat penampungan biaya, serta menghitung tarif FOH untuk setiap tempat penampungan biaya.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
34
Resume UKT Cost Accounting
BUDGETING Anggaran berkala yang lengkap lazimnya terdiri dari : 1. ANGGARAN PENJUALAN Variabel dari anggaran penjualan paling sulit diperkirakan. Anggaran ini merupakan titik paling kritis dalam proses perencanaan. Contoh : Franklin Company Anggaran Penjualan Untuk tahun yang berakhir tgl 31 Des 2006 Rincian Produk Produk A Unit Harga/unit Total Produk B Unit Harga/unit Total Produk C Unit Harga/unit Total TOTAL
Wilayah Barat
Timur
TOTAL
$ $
4,000 20 80,000
$ $
3,000 20 60,000
7,000 $ 20 $ 140,000
$ $
6,000 15 90,000
$ $
5,000 15 75,000
11,000 $ 15 $ 165,000
6,000 $ 10 $ 60,000 $ 195,000
15,000 $ 10 $ 150,000 $ 455,000
9,000 $ 10 $ 90,000 $ 260,000
Dalam menyusun anggaran penjualan, harus didasarkan pada : 1. penjualan pada tahun-tahun sebelumnya 2. volume penjualan industri dan mungkin juga laba 3. faktor luar biasa yang mempengaruhi penjualan di masa lampau 2. ANGGARAN PRODUKSI Anggaran produksi terkait dengan skedul operasi, penentuan volume, dan penetapan jumlah persediaan barang jadi. Contoh : Franklin Company Anggaran Produksi Untuk tahun yang berakhir tgl 31 Des 2006 URAIAN Unit dijual untuk memenuhi anggaran penjualan Ditambah persediaan akhir yang diinginkan Total unit diperlukan Dikurangi persediaan awal Produksi yang direncanakan untuk tahun ini
PRODUK A B
C
7.000
11.000
15.000
250
200
400
7.250
11.200
15.400
200
400
500
7.050
10.800
14.900
Jika terdapat WIP, maka equivalentnya (jumlah unitnya jika diukur dalam bentuk barang jadi) harus diperhitungkan dalam skedul tersebut, yaitu dengan menambah unit equivalent persediaan akhir barang dalam proses (WIP) dan mengurangkan unit equivalent persediaan awal. 3. ANGGARAN BAHAN LANGSUNG Anggaran ini merinci kuantitas dan harga bahan yang diperlukan untuk memproduksi unit barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya. Anggaran ini terdiri dari tiga skedul, yaitu : • Anggaran bahan langsung, yang dibutuhkan untuk produksi dan dinyatakan dalam unit. • Anggaran pembelian, yang merinci tingkat persediaan maupun harga pembelian • Perhitungan harga bahan yang dibutuhkan untuk produksi
4. ANGGARAN PEKERJA LANGSUNG PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
35
Resume UKT Cost Accounting Anggaran ini berlaku sebagai pedoman bagi departemen personalia untuk menentukan jumlah dan jenis pekerja yang diperlukan. Untuk setiap tipe pekerja, jumlah pekerja dan jam kerja harus dijabarkan dalam nilai uang. Penetapan tarif upah terbaru yang disetujui dalam kontrak serikat pekerja umumnya digunakan sebagai dasar. 5. ANGGARAN OVERHEAD PABRIK Beban overhead dapat dikelompokkan menurut : • Sifatnya, seperti bahan tidak langsung dan perlengkapan, pekerja tidak langsung, pengangkutan, peneranan dan sumber tenaga. • Departemen, yaitu berdasarkan tempat terjadinya beban. • Perilaku atau kadar variabilitasnya, yaitu beban variabel dan beban tetap. Karena beban biasanya dikeluarkan oleh departemen, maka dengan pengelompokkan dengan departementalisasi, nilai dan pentingnya anggaran terhadap beban menjadi lebih berarti. Contoh : Franklin Company Anggaran Overhead Pabrik Untuk tahun yang berakhir tgl 31 Des 2006 Rincian Produk Produk A Unit FOH/unit Total Produk B Unit FOH/unit Total Produk C Unit FOH/unit Total TOTAL
Departemen Perakitan
Perampungan
TOTAL
$ $
7.050 3,00 21.150
$ $
7.050 7,50 52.875
$
74.025
$ $
10.800 2,25 24.300
$ $
10.800 6.00 64.800
$
89.100
$ $ $
14.900 2,25 33.525 78.975
$ $ $
14.900 5,25 78.225 195.900
$ 111.750 $ 274.875
6. ANGGARAN COGS
Perhitungan ini tidak memerlukan estimasi baru. Angka-angka diambil dari berbagai skedul sebelumnya dan disusun dalam perhitungan di bawah ini : Franklin Company Anggaran COGS Untuk tahun yang berakhir tgl 31 Des 2006 Bahan Langsung : Persediaan Awal +/+ Pembelian Jml Brg Tersedia -/- Persediaan Akhir Harga Pokok Bahan yg Digunakan Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Total biaya pabrikasi +/+ Persediaan awal Brg Jadi Harga Pokok Barang yg Tersedia untuk Dijual -/- Persediaan Akhir Barang Jadi Harga Pokok Penjualan (COGS)
(in US $) 175,000 1,763,45 0 1,938,45 0 214,250 1,724,200 924,710 385,815 3,034,725 90,140 3,124,865 8,675 3,043,190
7. ANGGARAN BEBAN KOMERSIAL Beban komersial mencakup beban pemasaran (penjualan dan distribusi) dan administrasi Kegiatan pemasaran perusahaan dapat dibagi menjadi dua golongan besar : • Mencari pasaran: menyangkut usaha penjualan dan periklanan PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
36
Resume UKT Cost Accounting Memenuhi pesanan: menyangkut kegiatan pergudangan, pengepakan dan pengapalan, kredit dan penagihan, serta akuntansi umum. Beban administrasi meliputi sejumlah beban yang khas bagi fungsi administrasi, seperti gaji para direksi, pajak hak monopoli, pajak modal saham, jasa profesi akuntan publik, pengacara, serta ahli teknik. Beban lainnya seperti beban pembelian, perekayasaan, personalia dan penelitian ditanggung bersama antara departemen produksi, pemasaran, dan administrasi. •
8. PERHITUNGAN ANGGARAN RUGI-LABA Budgeted income statement memuat ikhtisar anggaran penjualan, pabrikasi dan anggaran beban. Perhitungan itu memproyeksikan laba bersih, yang merupakan sasaran dari segenap upaya manajemen dan hal itu juga memberi peluang bagi manajemen guna menilai ketepatan kerja anggaran dan untuk menyidik sebab-sebab terjadinya varians.
Franklin Company Perhitungan Rugi-Laba yang Dianggarkan Untuk tahun yang berakhir tgl 31 Des 2006 Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Komersial : Beban Pemasaran 450,000 Beban Administrasi 270,000 Laba dari Operasi Beban/Pendapatan Lainnya Laba sebelum PPh -/- Penyisihan untuk PPh Laba Bersih
Jumlah 4,550,000 3,043,190 1,506,810 720,000 786,810 35,000 751,810 300,724 451,086
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
% Penjl 100 66,9 33,1 15,8 17,3 0,8 16,5 6,6 9,9
37
Resume UKT Cost Accounting
PERT / CPM PERT = Program Evaluation & Review Technique atau CPM = Critical Path Method PERT pada dasarnya adalah diagram probabilistic dari suatu rangkaian kegiatan yang komplek. Contoh jaringan kerja PERT dan estimasi waktu dalam minggu :
3-7 4
7-11 4 2-5 3
0-0 0
5-5 0
19-19 0 12-12 0
A-D mempunyai to(optimistic) =5, tm(sangat mungkin) =6, t p(pesimistik) =13,maka waktu yang diperkirakan (te) : to + 4tm + tp te = 6 5 + 4.6 +13 = 6 =7 A-B (1,3,5) : te = 3 A-C (1,2,3) : te = 2 B-E (3,4,5) : te = 4 D-F (5,6,13) : te = 7 C-E (3,4,5) : te = 4 C-F (5,6,13) : te = 7 E-G (2,8,14) : te = 8 F-G (5,6,13) : te = 7 Keterangan gambar: 7-11 4
7=waktu paling dini untuk dapat memulai suatu kegiatan (E) dgn memperhitungkan hubungan dengan waktu yang masih tertunda
11=waktu plg lambat untuk memulai suatu kegiatan tanpa menunda penyelesaian proyek tersebut 4=waktu selang (slack time)
Jalur kritis (critical path): jalur yang paling memakan waktu dalam suatu jaringan kerja. Dalam contoh jalur kritis adalah A-D-F-G yang memakan waktu 19 minggu. Waktu selang (slack time): dihitung dengan mengurangkan waktu yang paling awal diharapkan dari waktu paling akhir diperbolehkan. PERT/biaya: merupakanperluasan dari PERT. Fokus sistem ini selain masalah waktu pengerjaan baik estimasi maupun aktual tetapi juga biaya baik yang diestimasi maupun aktual serta penandingan (trade-off) waktu dengan biaya.
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
38
Resume UKT Cost Accounting
ANGGARAN FLEKSIBEL Anggaran fleksibel merupakan anggaran yang disesuaikan terhadap volume penjualan aktual. Anggaran, baik yang fleksibel maupun yang tetap memberikan informasi yang diperlukan kepada manajemen untuk meencapai tujuan utama, yakni pengendalian melalui anggaran, yang meliputi : 1. Prosedur perencanaan yang terorganisasi. 2. Alat untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai divisi perusahaan. 3. Dasar untuk pengendalian biaya. Contoh : ANGGARAN FLEKSIBEL UNTUK DEPARTEMEN MESIN Tingkat operasi : NORMAL MAX Berdasarkan jam kerja langsung....... 3.500 4.000* 4.500 5.000 Persentase tingkat kapasitas............ 70 % 80 % 90 % 100 % Jumlah anggaran beban bulanan : Tenaga kerja tidak langsung............. $1.212,50 $ 1.300,00 $ 1.387,50 $ 1.475,00 Tenaga administrasi.......................... 275,00 300,00 325,00 350,00 Tenaga pemasangan........................ 1.045,00 1.080,00 1.115,00 1.150,00 Operasi pengerjaan ulang................. 100,00 100,00 100,00 135,00 Penyelia............................................. 1.200,00 1.200,00 1.200,00 1.400,00 Perbekalan pabrik............................. 392,50 420,00 447,50 475,00 Premi lembur..................................... 500,00 Premi kerja malam............................ 100,00 Total biaya yang terkendali oleh kepala departemen...................... $4.225,00 $ 4.400,00 $ 4.575,00 $ 5.585,00 Asuransi – kebakaran,dll..................... $ 80,00 $ 80,00 $ 80,00 $ 80,00 Pajak.................................................... 50,00 50,00 50,00 50,00 Penyusutan.......................................... 500,00 500,00 500,00 500,00 Total beban yang tak terkendali... $ 630,00 $ 630,00 $ 630,00 $ 630,00 Pemeliharaan....................................... $1.300,00 $ 1.400,00 $ 1.500,00 $ 1,600,00 Beban untuk gedung yang ditempati... 1.130,00 1.180,00 1.230,00 1.280,00 Gas, air, uap dan udara....................... 1.590,00 1.740,00 1.890,00 2.040,00 Beban umum....................................... 625,00 650,00 675,00 700,00 Total beban departemen jasa...... $4.645,00 $ 4.970,00 $ 5.295,00 $ 5.620,00 Total overhead pabrik.................. $9.500,00 $10.000,00 $10.500,00 $11.835,00 Tarif overhead pabrik per jam kerja langsung.............................................. $2,714 $2,5 $2,333 $2,367
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
39
Resume UKT Cost Accounting
BIAYA STANDAR Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa datang. Jenis standar : 1. standar dasar adalah tolok ukur yang digunakan sebagai patokan pembanding untuk prestasi kerja yang diharapkan dan yang sesungguhnya, 2. standar yang berlaku, terdiri dari : • standar aktual yg diharapkan adl standar yg ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yg diharapkan terjadi. • standar normal adalah standar yg ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yg normal • standar teoritis adalah standar yg ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yg ideal atau maksimum STANDAR DAN VARIANS BAHAN Dua jenis standar harus disusun untuk biaya bahan langsung : 1. Standar harga bahan; variansnya dapat dicatat pada saat bahan dibeli (varians harga beli bahan (material purchase price variance) atau pada saat dikeluarkan dari pabrik (varians harga pemakaian bahan (material price usage variance) 2. Standar kuantitas (pemakaian) bahan; varians kuantitas bahan dihitung dengan membandingkan kuantitas pemakaian aktual dan standar, dimana nilai keduanya dihitung dengan biaya standar. Contoh kasus : Kuantitas Kuantitas yg dibeli (aktual) Kuantitas yg dibeli (aktual) Varians harga beli bahan
Biaya/unit
Jumlah
5.000
$2.47(aktual)
$12.350
5.000
$2.50(standar)
$12.500
5.000
$ (0.03)
$(150)f
Ket: f = favorable = menguntungkan un= unfavorable = tidak menguntungkan Kuantitas Kuantitas yg digunakan (aktual) Kuantitas yg digunakan (aktual) Varians harga pemakaian bahan
Biaya/unit
Jumlah
3.550
$2.47(aktual)
$8.768,50
3.550
$2.50(standar)
$8.875,00
3.550
$ (0.03)
$(106,50)f
Kuantitas Kuantitas yg digunakan (aktual) Kuantitas yg diizinkan (standar) Varians kuantitas bahan
3.550 3.500 50
Biaya/unit $2.50(sta ndar) $2.50(sta ndar) $2.50(sta ndar)
Jumlah $8.875,00 $8.750,00 $ 125 un
STANDAR DAN VARIANS BIAYA PEKERJA LANGSUNG Dua standar juga harus ditetapkan untuk biaya pekerja langsung, yaitu : 1. Standar tarif (upah/biaya);karena tarif berdasarkan perjanjian maka varians tarif pekerja jarang terjadi, jika terjadi biasanya disebabkan oleh hal yang luar biasa yang bersifat jangka pendek. 2. Standar efisiensi (waktu/pemakaian); varians efisiensi pekerja dihitung dengan membandingkan jam kerja aktual terhadap standar yang telah ditetapkan, keduanya pada standar tarif pekerja. Contoh : Kuantitas Jam kerja aktual Jam kerja aktual Varians tarif
Biaya/unit
Jumlah
1.880
$9.5(aktual)
$17,860
1.880
$9.00(standar)
$16,920
1.880
$ 0.50
$940
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
40
Resume UKT Cost Accounting pekerja
un Kuanti tas
Jam kerja aktual Jam kerja standar Varians efisiensi pekerja
Biaya/unit
Jumlah
1.880
$9.00(standar)
$16,920.00
1.590
$9.00(standar)
$14,310.00
290
$9.00(standar)
$ 2,610.00 un
STANDAR DAN VARIANS OVERHEAD PABRIK (FOH)
METODE DUA VARIANS Merupakan metode yang paling sering digunakan dalam praktik. Kedua varians itu adalah (1) varians terkendali dan (2) varians volume. Varians terkendali adl perbedaan di antara overhead pabrik aktual dengan jumlah anggaran berdasarkan jumlah unit standar dari unit pengalokasian untuk produksi aktual. Varians ini merupakan tanggung jawab departemen. Contoh : FOH aktual....................... $7,384 Jumlah anggaran yang didasarkan pada jam kerja standar: Overhead variabel (3.400 jam kerja standar x $ 1.20 tarif overhead variabel)..... $4,080 Overhead tetap yang dianggarkan...................... $3,200 $7,280 $104 un Varians terkendali.......... Varians volume adalah perbedaan antara jumlah anggaran berdasarkan jumlah unit standar dari dasar pengalokasian untuk produksi aktual dengan overhead pabrik aktual yang dapat dibebankan ke barang dalam proses. Jumlah anggaran berdasarkan jam kerja standar yang ditetapkan. $ 7.280 Overhead pabrik standar yang dibebankan pada barang dalam proses............................................ 6.800 $ 480 un Varians volume............................ Cara lain menghitung varians volume : Jam kerja pada kapasitas normal... 4.000 Jam kerja standar pada produksi aktual.............................................. 3.400 Jam kerja yang tidak digunakan atau tidak efisien............................ 600 Tarif overhead pabrik tetap............. x $0.80 Varians volume............................. $480 un Varians FOH menyeluruh = varians terkendali + varians volume = $104 (un) + $ 480 (un) = $ 584 (un) METODE TIGA VARIANS Ada 2 metode : 1. Metode A : yang dihitung varians pengeluaran, varians kapasitas menganggur dan varians efisiensi. 2. Metode B : yang dihitung varians pengeluaran, varians efisiensi variabel, dan varians volume. Metode A 1. Varians pengeluaran adalah perbedaan antara overhead pabrik aktual dengan didasarkan pada jumlah unit aktual dari dasar pengalokasian yang digunakan pada produksi aktual. Contoh : Overhead pabrik aktual Jml anggaran berdasarkan jam kerja aktual : Overhead variabel (3.475 jam kerja aktual x $1,20 tarif overhead variabel)
$7,384
$4,170
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
41
Resume UKT Cost Accounting Overhead tetap dianggarkan Variabel pengeluaran
yang $3,000
$7,370 $14 un
2. Varians kapasitas menganggur adalah perbedaan antara jumlah anggaran berdasarkan jumlah unit aktual dari dasar pengalokasian yang digunakan pada produksi aktual dengan jumlah overhead pabrik yang dapat dibebankan ke produksi tanpa sistem biaya standar. Contoh : Overhead pabrik tetap yang dianggarkan Jam kerja aktual (3.475) x tarif overhead tetap ($0.80) Varians kapasitas menganggur
$3,200 2,780 $420un
3. Varians efisiensi adalah perbedaan antara jumlah unit aktual dari dasar pengalokasian yang digunakan dengan jumlah unit standar dari dasar pengalokasian yang diizinkan untuk produksi aktual, dikali dengan tarif standar. Contoh : Jam kerja aktual (3.475) x tarif overhead standar $6.950 Overhead pabrik standar yang dapat dibebankan ke produksi (3.400 jam kerja standar x $ 2 tarif overhead) 6.800 $150 un Varians efisiensi
Metode B 1. Varians pengeluaran ( = metode A) 2. Varians volume ( = metode dua varians) 3. Varians efisiensi variabel adalah perbedaan antara jumlah unit aktual dari dasar pengalokasian dan jumlah unit standar dari dasar pengalokasian yang diizinkan untuk produksi aktual, dikalikan dengan tarif overhead pabrik variabel. Contoh : Jumlah anggaran berdasarkan jam kerja aktual Jumlah anggaran berdasarkan jam kerja standar yang diizinkan Varians efisiensi variabel
$7.370 7.280 $90 un
METODE EMPAT VARIANS 1. varians pengeluaran = metode 3 varians 2. varians efisiensi variabel = metode B 3. varians kapasitas menganggur = metode A 4. varians efisiensi tetap adalah perbedaan antara jumlah overhead pabrik tetap yang akan dibebankan ke produksi sekiranya didasarkan pada jumlah unit aktual dari dasar pengalokasian dengan jumlah yang seharusnya dibebankan ke produksi berdasarkan jumlah unit standar dari dasar pengalokasian yang diizinkan untuk produksi aktual. Contoh : Jam kerja aktual (3.475) x tarif $2.780 overhead tetap ($0,80) Jam kerja standar yang diizinkan 2.720 (3.400) x tarif overhead tetap ($0,80) $60 un Varians efisiensi tetap
VARIANS BAURAN DAN HASIL (MIX AND YIELD VARIANCE) Varians bauran adalah varians yang mencerminkan selisih antara biaya standar berdasarkan rumus bahan dengan biaya standar berdasarkan bahan-bahan yang benar-benar digunakan. Hasil (yield) adalah jumlah produk utama yang diproduksi dari sejumlah bahan tertentu. Varians hasil (yield variance) terjadi akibat hasil yang berbeda dari yang diharapkan berdasarkan pemakaian bahan masukan. PENCATATAN VARIANS BIAYA Terdapat dua pilihan rencana; keduanya berpusat pada akun barang dalam proses (WIP): 1. rencana parsial WIP didebit dengan biaya aktual dan dikredit dengan biaya standar pada saat barang telah selesai dan ditransfer ke barang jadi. PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
42
Resume UKT Cost Accounting 2. rencana tunggal WIP didebit dan dikredit hanya dengan biaya standar, dan varians dicatat dalam perkiraan varians terpisah. PROSEDUR AKUNTANSI BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN Dapat dilakukan dengan 3 metode : 1. Catat varians harga pada saat bahan diterima dan disimpan dalam gudang. 2. Catat bahan sebesar biaya aktual pada saat diterima, dan tentukan varians harganya ketika bahan diminta untuk proses produksi. 3. Gunakan kombinasi metode (1) dan (2). Hitung varians harga ketika bahan diterima, tetapi tunda pembebanannya pada produksi sampai bahan benar-benar dimasukkan dalam proses. Contoh : Harga standar per unit $2,50 Pembelian @ $ 2,47 5000 pt Pemakaian 3550 pt Standar kuantitas yang diterapkan untuk produksi aktual 3500 pt Metode 1 Ayat jurnal pada saat bahan diterima : Bahan* 12.500 Hutang Usaha** 12.350 Varians Harga Beli Bahan*** 150 * $2,50 harga standar x 5.000 potong yang dibeli ** $2,47 harga aktual x 5.000 potong yang dibeli *** $ 0,03 varians harga yang menguntungkan per potong x 5.000 potong yang dibeli
Ketika bahan yang dikeluarkan untuk produksi dicatat, ayat jurnalnya adalah : Barang Dalam Proses* 8.750 Varians Kuantitas Bahan** 125 Bahan*** 8.875 * $2,50 harga standar x 3.500 potong (kuantitas pemakaian standar) ** $2,50 harga standar x 50 potong varians kuantitas yang tidak menguntungkan *** $2,50 harga standar x 3.550 potong yang digunakan aktual
Metode 2 Pada saat bahan diterima, tidak ada varians yang dihitung dan ayat jurnalnya adl sbb : Bahan* 12.350 Hutang Usaha 12.350 * $2,47 harga aktual x 5.000 potong yang dibeli
Ketika bahan yang dikeluarkan dicatat, ayat jurnalnya adalah : Barang Dalam Proses* 8.750,00 Varians Kuantitas Bahan** 125,00 Bahan*** 8.768,50 Varians Harga Pemakaian Bahan**** 106,50 * $2,50 harga standar x 3.500 potong (kuantitas standar yang diizinkan ** $2,50 harga standar x 50 potong varians kuantitas yang tidak menguntungkan *** $2,47 harga aktual x 3.550 potong yang aktual **** $0,03 varians harga yang menguntungkan per potong x 3.550 potong yang digunakan
Metode 3 Pada saat bahan diterima, jurnalnya sama dengan ayat jurnal pertama dari metode 1. Ketika bahan dikeluarkan dibuat dua ayat jurnal. Jurnal pertama sama dengan ayat jurnal kedua metode 1. Jurnal yang kedua adalah sbb : Varians Harga Beli Bahan* 106,50 Varians Harga Pemakaian Bahan 106,50 * $0,03 varians harga yang menguntungkan per potong x 3.550 potong yang digunakan
Dalam metode 3, setiap saldo yang masih tertinggal dalam perkiraan varians harga beli bahan pada akhir periode akuntansi digunakan untuk menyesuaikan persediaan pada biaya aktual. Saldo ini diperlihatkan pada neraca sebagai berikut : Bahan (pada harga standar) -/- Varians Harga Beli Bahan Bahan (disesuaikan pd harga aktual )
3.625,00 43,50 3.581,50
PROSEDUR AKUNTANSI BIAYA STANDAR UNTUK PEKERJA Contoh : PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
43
Resume UKT Cost Accounting Jam kerja aktual Tarif per jam kerja aktual yang dibayar Jam kerja standar yang ditetapkan untuk produksi aktual Tarif standar per jam kerja
1.880 $9,50 1.590 $9,00
Ayat jurnal berikut mencatat total upah pekerja langsung aktual, dnegan asunsi tidak terdapat potongan terhadap upah: Upah (akrual)* 17.860 Upah yg Masih Harus Dibayar 17.860 * $9,50 tarif pekerja aktual x 1.880 jam kerja aktual
Untuk mendistribusikan upah dan membuka perkiraaan varians, ayat jurnalnya adl sbb : Barang Dalam Proses* 14.310 Varians Tarif Pekerja** 940 Varians Efisiensi Pekerja *** 2.610 Upah 17.860 * $9,00 tarif standar x 1.590 jam kerja standar ** $0,50 tarif pekerja yg tidak menguntungkan x 1.880 jam kerja aktual *** $9,00 tarif standar x 290 jam melebihi standar
PROSEDUR AKUNTANSI BIAYA STANDAR UNTUK OVERHEAD PABRIK Contoh : Kapasitas normal (dlm jam kerja langsung) Total overhead pabrik pd kapasitas normal Tetap Variabel Tarif overhead/jam kerja langsung Tetap Variabel
4.000
$ 3.200 4.800
8.000
$0,80 1,20
$2,00
Overhead pabrik aktual : $7.384 Jam kerja langsung aktual : $3.475 jam Jam kerja standar untuk produksi aktual : 3.400 jam. Satu ayat jurnal untuk menjelaskan pencatatan overhead pabrik aktual untuk keseluruhan periode adalah : Pengendali Overhead Pabrik Berbagai kredit
7.384 7.384
Ayat jurnal untuk membebankan overhead pabrik ke barang dalam proses (WIP) adalah Barang Dalam Proses* 6.800 Overhead pabrik yg diterapkan 6.800 *$2,00 tarif overhead pabrik x 3.400 jam standar yang diizinkan Pada akhir periode, ketika overhead pabrik yang diterapkan ditutup, ayat jurnalnya: Overhead pabrik yg diterapkan 6.800 Pengendali Overhead Pabrik 6.800
Perkiraan pengendali overhead pabrik akan mempunyai saldo debet sebesar $ 584 yang akan ditutup ke perkiraan varians overhead pabrik yang sesuai. Ayat jurnal untuk metode dua varians : Varians Volume Overhead Pabrik* 480 Varians Terkendali Overhead Pabrik** 104 Pengendali Overhead Pabrik*** 584 * $ 0,80 tarif overhead pabrik tetap x 600 jam (yaitu selisih di antara kapasitas normal 4.000 jam dengan jam standar yang diizinkan 3.400 jam) ** Jumlah yang diperlukan utk menyeimbangkan ayat jurnal *** Jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah (yaitu selisih di antara overhead pabrik aktual $7.384 dengan overhead pabrik yang diterapkan $ 6.800) Ayat jurnal metode A dari metode tiga varians Varians Kapasitas Menganggur Overhead Pabrik* 420 Varians Efisiensi Overhead Pabrik** 150 Varians Pengeluaran Overhead Pabrik*** 14 Pengendali Overhead Pabrik**** 584 * $0.80 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam (yaitu selisih antara kapasitas normal 4.000 jam dengan jam kerja aktual yang diperlukan 3.475 jam PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
44
Resume UKT Cost Accounting ** $ 2,00 tarif overhead pabrik x 75 jam (yaitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan 3.475 dengan jam kerja standar yang diizinkan 3.400 jam *** Jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurna tersebut **** Jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah (yaitu selisih antara overhead pabrik aktual 7.384 dengan overhead pabrik yang diterapkan 6.800) Ayat jurnal metode B dari metode 3 varians Varians Kapasitas Menganggur Overhead Pabrik* 420 Varians Efisiensi Overhead Pabrik** 90 Varians Pengeluaran Overhead Pabrik*** 14 Pengendali Overhead Pabrik**** 584 * $0.80 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam (yaitu selisih antara kapasitas normal 4.000 jam dengan jam kerja aktual yang diperlukan 3.475 jam ** $ 1.20 tarif overhead pabrik x 75 jam (yaitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan 3.475 dengan jam kerja standar yang diizinkan 3.400 jam *** Jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal tersebut **** Jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah (yaitu selisih antara overhead pabrik aktual 7.384 dengan overhead pabrik yang diterapkan 6.800) Ayat jurnal untuk metode empat varians : Varians Kapasitas Menganggur Overhead Pabrik* 420 Varians Efisiensi Variabel Overhead Pabrik** 90 Varians Efisiensi Tetap Overhead Pabrik*** Varians Pengeluaran Overhead Pabrik**** 14 Pengendali Overhead Pabrik***** 584 *sda ** $ 1.20 tarif overhead pabrik x 75 jam (yaitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan 3.475 dengan jam kerja standar yang diizinkan 3.400 jam *** $0.80 tarif overhead pabrik tetap x 75 jam (yaitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan 3.475 jam dengan jam kerja standar yang diizinkan 3.400 jam) ****sda *****sda
PROSEDUR AKUNTANSI BIAYA STANDAR UNTUK PRODUK YANG ”DISELESAIKAN” Contoh ayat jurnal mencatat pentransferan produk yang telah selesai ke barang jadi : Barang jadi 184.325 Barang dalam proses 184.325 * $368,65 biaya standar per unit x 500 unit yang diselesaikan
Jika terjadi penjualan ayat jurnalnya adalah : Harga Pokok Penjualan 169.579 Barang jadi 169.579 * $368,65 biaya standar per unit x 400 unit yang terjual
DISPOSISI VARIANS Varians dapat didisposisi (dihapuskan dari pembukuan) dengan cara berikut : • Ditutup ke ikhtisar rugi laba, atau • Diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap Harga Pokok Penjualan dan Persediaan
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
45
Resume UKT Cost Accounting
DIRECT COSTING & CPV ANALYSIS
Terms : ⇒ Direct Costing /variable costing /marginal costing – metode pembebanan biaya kepada produk, namun hanya yang berkaitan langsung dengan volume produksi atau variable manufacturing cost saja (DM,DL, var FOH), sedangkan yang berkaitan dengan biaya tetap dianggap sebagai beban periode (period expenses) ⇒ Contribution Margin / marginal income – selisih antara penjualan dan semua biaya variabel yang terkait (manufacturing + nonmanufacturing). ⇒ Cost-Volume-Profit analysis(CVP) – semua yang berhubungan dengan penetapan kuantitas (volume) dan campuran (mix) penjualan yang dibutuhkan untuk memperoleh profit pada tingkatan yang diinginkan. ⇒ Break-even analysis – analisis yang digunakan dalam menentukan tingkatan sales & mix of products yang dibutuhkan hanya untuk merecover biaya yang terjadi selama satu periode, breakeven point adalah titik dimana total biaya dan total pendapatan adalah sama (titik balik modal). ⇒ Margin of Safety ratio (M/S) – adalah rasio perkiraan seberapa banyak penjualan boleh turun dari target, namun perusahaan tidak mengalami kerugian. ⇒ Theory of Constraint – teri lain yang mengatakan bahwa yang biaya variabel murni hanya material, lainnya masuk biaya tetap (fixed) atau sebagian tetap (partly fixed). Diukur dengan rumus dasar troughput – (operating expense + asset) ⇒ Troughput – didefinisikan sebagai nilai dimana sebuah sistem menghasilkan uang dari penjualan, dan dihitung dengan rumus : penjualan minus biaya variabel murni. Notes : ⇒ Penggunaan direct Costing : Internal - Profit Planning Tool - Product Pricing Guide - Managerial Decision Making - Evaluating profitability of Multiple Products - Cost Control Eksternal - Inventory Costing - Income determination – gross profit Vs Gross contribution margin - Financial Reporting – tidak digunakan, karena tidak konsisten dengan GAAP ⇒ Rumus Umum BE Analysis Total Revenue = Total Fixed + Total Variable + Total Prof it atau (Price x Quantity) = Total Fixed + (Cost per unit x Q) + Total Prof it atau Q = F + Pf P-C BEP = Total Fixed (Price - Cost per unit) M/S ratio = Profit Ratio___________ atau selected Sales Figure – Break even Sales Contribution Margin Ratio Selected Sales Figure Profit Ratio = Selected profit Figures Selected Sales Figures C/M ratio = Total Revenue – Total variable Total Revenue Cases :
Perusahaan ChicoBo memproduksi coklat dengan kapasitas normal 3.000.000 batang per tahun, dan harga pasaran Rp 5.000 per batang. Biaya yang terkait dengan pembuatan coklat antara lain Unit Variable Cost Total Fixed Cost Material ………………………. 1000 Direct Labor …………………. 1200 FOH ……………………… 500 1800.000.000 PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
46
Resume UKT Cost Accounting Marketing Expenses …………. Admin expense
300
700.000.000 500.000.000
Hitung : 1. BEP dalam unit 2. BEP dalam Rupiah 3. Unit yang harus dijual untuk profit sebesar 200.000.000 4. M/S ratio untuk profit sebanyak 200.000.000 Jawab : 1. BEP(unit)
= Total Fixed : (Price – Unit Variable Cost) = 3.000.000.000 : (5000 – 3000) = 1.500.000 batang 2. BEP (rupiah) = BEP(unit) x Price = 1.500.000 x 5000 = 7.500.000.000 3. Q(200jt) = (Fix + Profit) / ( Price – Unit Variable Cost) = (3M + 200jt) / (5000 – 3000) = 1.600.000 batang => penjualan 8 M C/M ratio Profit Ratio 4. M/S ratio
= 2.5% / 405
= 2000 / 5000 = 40% = 200jt / 8 M = 2,5% = 6.25%
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
47
Resume UKT Cost Accounting
DIFFERENTIAL COST Terms : ⇒ Differential Cost Study – analisis untuk menentukan keuntungan dari sebuah proyek atau aktivitas yang durasinya tidak lebih dari satu tahun. Jika differential benefits yang diharapkan dari sebuah tindakan melebihi differential cost-nya, maka tindakan tersebut harus dilaksanakan. ⇒ Digunakan untuk: • Menerima atau menolak order: jika incremental rev > differential cost ⇐ terima • Memilih alternatif: cari differential cost yang terkecil ⇒ Marginal revenue/incremental revenue – pendapatan yang diharapkan muncul dari differential cost study untuk menambah pendapatan perusahaan dalam periode tertentu. ⇒ Differential cost – adalah biaya yang terjadi untuk menyelesaikan suatu rencana proyek atau menambah kuantitas dari suatu ativitas yang sudah dilaksanakan. ⇒ Avoidable cost – pengeluaran yang mungkin bisa dihindari dengan cara menghentikan suatu aktivitas produksi. ⇒ Opportunity cost – revenue dari alternatif yang tidak dipilih. Notes : Differential cost study biasanya digunakan untuk short term decision making, karena biasanya mengabaikan efek jangka panjang. Berikut ini adalah contoh penggunaan differential cost study : - Menerima atau menolak tambahan order Jika kapasitas produksi normal perusahaan lebih rendah dari kapasitas produksi normal perusahaan, dibutuhkan suatu analisis apakah penambahan output sebagai akibat dari penambahan order/ pesanan dapat menambah keuntungan perusahaan. - Mengurangi harga dari order khusus Differential cost study membantu manajemen dalam menentukan harga untuk tambahan unit. - Make or buy decision Memilih apakah perusahaan akan membeli atau membuat sendiri komponen yang digunakan untuk proses produksi, tentu saja dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut memiliki kapasitas yang cukup untuk memproduksi komponen tersebut. - Penghentian operasi Ada dua macam penghentian operasi : 1. temporarily shut down 2. discontinuing products Pada jangka pendek, ada kemungkinan perusahaan lebih memilih off operating daripada not operating, selama produk lain mampu menutup fix cost yang terjadi dan ada kemungkinan dapat beroperasi lagi jika keadaan memungkinkan - Pemilihan alternatif routing Mirip seperti make or buy, hanya pilihannya apakah perusahaan mau menjual produk setengah jadi, atau memprosesnya lebih lanjut. - Penambahan kapasitas produksi Menambah kapasitas berarti menambah jumlah fixed asset. Diffrential cost study dapat memperlihatkan apakah penambahan itu menguntungkan atau merugikan. Cases : 1. Sebuah pabrik yang memiliki kapasitas maksimal produksi sebesar 500.000 unit, namun hanya berjalan 80%. material per unit Rp 500,biaya buruh Rp 200 per unit, sedangkan total fixed cost adalah Rp 100.000.000. Harga jual produk Rp1.000. Ada pelanggan yang meminta perusahaan untuk membuat suatu barang, dan setuju untuk membayar Rp1.500 per unit dan jumlah pesanan 10.000 unit. Berhubung ingin memuaskan pelanggan, perusahaan akan membuat pesanan khusus tersebut dengan bahan seharga Rp 700, sedangkan pekerja pabrik setuju untuk mengerjakan pesanan tersebut dengan upah biasa. Namun perusahaan harus menyewa alat tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan harga Rp7.500.000. apakah order tersebut harus diterima atau ditolak? Jawab : tambahan 10000 unit tidak melebihi kapasitas maksimal perusahaan. Perhitungan sbb :
PSAK-Tim Sukses UKT Akuntansi 2006
48