Rezim Tektonik
Regangan (strain) adalah perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam wujud bentuk maupun maupun volume volume,, yang yang terjadi terjadi pada pada suatu suatu bahan bahan (batua (batuan) n) yang yang diakib diakibatk atkan an oleh oleh adany adanyaa tegas tegasan an.. Pada Pada batas batas-b -bat atas as lempe lempeng ng akan akan terja terjadi di tega tegasan san dan dan regan reganga gan n dima dimana na akan akan mengalami mengalami deformasi. deformasi. Elasti deformation deformation adalah deformasi deformasi sementara sementara tidak permanen atau dapat kembali kebentuk awal (reversible). !egitu stress hilang, batuan kembali kebentuk dan volume semula. "eperti karet yang ditarik akan melar tetapi jika dilepas akan kembali ke panjang semula. Elastisitas Elastisitas ini ada batasnya yang disebut elasti limit, yang apabila dilampaui dilampaui batuan tidak akan kembali pada kondisi awal. #i alam tidak pernah dijumpai batuan yang pernah mengalami deformasi elastis ini, karena tidak meninggalkan jejak atau bekas, karena kembali ke keadaa keadaan n semula semula,, baik baik bentuk bentuk maupun maupun volume volumeny nya. a. #util #utilee deform deformati ation on merupak merupakan an deformasi dimana elasti limit dilampaui dan perubahan bentuk dan volume batuan tidak kemb kembal ali. i. $ra $ratu ture re teja tejadi di apab apabil ilaa bata batass atau atau limi limitt elas elasti tik k dan dan duk dukti tile le defo deform rmas asii dilampaui.#eformasi rekah (frature deformation) dan lentur (dutile deformation) adalah sama, menghasilkan regangan (strain) yang tidak kembali ke kondisi semula. %dapun yang menjadu pengontrol deformasi yaitu &
'ambar .. *ontoh-ontoh lipatan Rezim Tektonik Regangan
+ektonik merupakan faktor utama yang mengontrol pembentukan dan penghanuran akomodasi. akomodasi. +anpa +anpa subsidensi subsidensi tektonik, tektonik, tidak akan ada ekungan ekungan sedimen. sedimen. +ektonik ektonik juga
mempengaruhi laju pemasokan sedimen ke dalam ekungan. "ubsidensi tektonik terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu ekstensional dan pembebanan fleksur (fleural loading). aju subsidensi itu menentukan volume sedimen yang terakumulasi dalam ekungan, setelah dimodifikasi oleh efek pembebanan, kompaksi dan guntara. Etensional basin dapat terbentuk pada berbagai tatanan tektonik lempeng, namun umumnya terbentuk pada tepi lempeng konstruktif. #alam etensional basin, laju perubahan subsidensi tektonik berlangsung seara sistematis dari waktu ke waktu. "ubsidensi pada ekungan ini diawali oleh perioda subsidensi awal yang berlangsung epat akibat peneraan isostatis, kemudian diikuti oleh perioda subsidensi termal yang berlangsung lambat dan berangsur (/-// juta tahun) akibat pendinginan astenosfir. Perubahan yang sistematis dari laju subsidensi tektonik sangat mempengaruhi geometri endapan pengisi ekungan. 0ubbard (122) membagi endapan ekungan ini ke dalam 3 paket& •
4egasekuen yang terbentuk sebelum terjadinya retakan (pre-rift megase5uene).
•
4egasekuen yang terbentuk selama berlangsungnya retakan (syn-rift megase5uene)
•
4egasekuen yang terbentuk setelah terjadinya retakan (post-rift megase5uene). Pada model syn-rift megase5uene sederhana, sedimen diendapkan dalam deposenter-
deposenter yang keberadaannya dikontrol oleh sesar-sesar aktif dalam ekungan itu. "ubsidensi diferensial di sepanjang sesar-sesar ekstensi mengontrol penyebaran fasies dalam deposenter-deposenter tersebut. #alam post-rift megase5uene, setiap topografi yang terbentuk selama syn-rift phase sedikit demi sedikit akan tertutup oleh sedimen yang diendapkan pada post-rift phase. "edimen-sedimen itu akan memperlihatkan pola onlap terhadap tepi ekungan sehingga menghasilkan geometri 6streers head7. "yn-rift megase5uene dan post-rift megase5uene dalam ekungan bahari mengandung sekuensekuen yang pembentukannya dikontrol oleh perubahan muka air laut frekuensi tinggi. %walnya gaya-gaya dari arus konveksi yang ada pada astenosfer terus bekerja dan menarik batuan (etensional) kearah samping ('erakan #ivergen). %kibatnya kerak kontinen mengalami penipisan. #engan menipisnya kerak kontinen ini menyebabkan terjadinya intrusi magma sehingga kerak mengalami partial melting dan memuai menyebabkan uplift disertai timbulnya dike. +ahap pada gambar-!.'aya-gaya dari arus konveksi terus bekerja,
menyebabkan kerak terus mengalami 6pemekaran7, bergerak saling menjauh. 0al ini menyebabkan 8ona uplift yang ada mengalami pensesaran. !erkembanglah sesar-sesar normal, membentuk rekahan-rekahan yang sangat panjang, sepanjang pengaruh gerakan divergen tersebut bekerja (terlihat pada gambar berwarna hijau). "emakin lama, 8ona pemekaran ini membentuk lembah pemekaran (rift valleys).+ahap pada gambar-*.#engan terus berjalannya gerakan divergen ini, akan membentuk semakin terbukannya rift valley. #engan adanya siklus hidrologi, rift valley mulai tergenang oleh air. "elain itu pula ada faktor erosi yang menyebabkan tererosinya lereng-lereng (flangks) membentuk dataran yang rendah, menyebankan meluasnya rift valley. "edimen hasil erosi ini kemudian terakumulasi pada rift valley yang terbentuk.+ahap selanjutnyaPergerakan divergen terus berlangsung. 9emudian akibat erosi dan gaya-gaya arus konveksi yang menyebankan lempeng-lempeng semakin menjauh menyebabkan 9erak semakin menipis. "ehingga magma keluar melalui kerak yang tipis ini. 4agma yang keluar terus berkembang dan mendorong batuan yang ada disampingnya, yang kemudian mendingin, dan membeku, tenggelam (sinking) dibawah laut membentuk kerak samudera baru. Pergerakan ini akan terus berlangsung menyebabkan terbentuknya ekungan samudera yang luas. Punggungan Samudera
:ean ridges merupakan batas lapisan litosfer samudra yang baru terbentuk dan membuat permukaan bumi lebih tinggi. Punggung samudra yang semakin bergerak melebar atau terbentuk sebagai batas piringan merupakan asal lapisan baru samudra. +inggi punak punggung samudra
sekitar ;-3 km lebih tinggi dari dasar samudera disekitarnya dan
topografi lokalnya tidak datar dan pararel terhadap punaknya
'ambar .;. Proses-proses tektonik 'ambar punggung samudera. #engan resolusi tinggi dari profil bathymetri (alat pengukur kedalaman laut) dari punggungan samudra yang bergerak epat, menengah dan
lambat penyebaran rata-ratanya.EPR (East Pasifi Rise), 4%R (4id %tlanti Ridge), daerah neovulkanik dikurung oleh
aju rendah (/-=/ mm>a), 4edian rift utama terbentuk di sumbu punggungan. ebar 3/-=/ km, kedalaman =//-3/// m, dengan topografi kasar.
•
aju menengah (=/-1/ mm>a), 4edian rift, kedalaman =/-;// m, topografi halus.
•
aju terepat (?1/ mm>a), tidak terdapat median rift, topografi halus . 9etika beberapa piringan terpeah menjauh, lithosphere yang tipis dan terputus untuk
membentuk batas piringan yang menyebar. Pada kulit samudra proses ini dinamakan penyebaran lantai lautan karena piringan yang terpisah menyebar satu sama lain. #i daratan, penyebaran batas piringan membentuk beberapa lembah sesar. Pada punggung samudera terbagi beberapa skala yang berbeda yaitu& •
#igambarkan dengan 8ona patahan yang membagi palung pada interval 3//-=// km. ni disebabkan adanya kegagalan transformasi nonregiol (yang mempengaruhi tingkat kekerasan dan panas di mantel) dan luasan di daerah offset (3-= km) :"*s yang menimbulkan perbedaan kedalaman daerah pusat hingga ratusan meter.
•
+erletak pada interval 3/-=// km, disebabkan adanya kegagalan transformasi nonregiol (yang mempengaruhi tingkat kekerasan dan panas di mantel) dan luasan di daerah offset (3-= km) :"*s yang menimbulkan perbedaan kedalaman daerah pusat hingga ratusan meter.
•
+erletak pada interval 3/-// km yang digambarkan oleh offset keil (/.=-3 km) :"*s dimana kedalaman kurang dari sepuluh meter.
•
+erletak pada interval /-=/ km yang disebabkan oleh offset sangat keil (@ /.= km) dari palung. 0al ini jarang dihubungkan dengan adanya anomaly kedalaman dan dapat dijelaskan dengan adanya gap didalam aktivitas vulkanik yang berada pada pusat retakan atau dengan adanya variasi geokimia. :"*s merupakan migrasi segmentasi disepanjang punggungan dengan keepatan sampai beberapa ratus millimeter per tahun yaitu evolusi diskontinuitas sumbu punggungan dalam hal pergerakan pulsa magma. #alam kondisi normal, peridotite mantel atas tidak meleleh. +etapi,
punggung samudra dengan aliran panas tinggi memberi implikasi bahwa gradien geotermal melintasi peridotite solid pada kedalaman sekitar =/ km. 9enaikan astenosfer di bawah punggungan dapat mengakibatkan tarikan viskos pada listorsfer yang baru terbentuk di kedua sisi. +arikan ini menegah kenaikan litosfer pada daerah kerak sementara litosfer yang mengapitnya naik oleh pergerakan disepanjang bidang patahan normal. DAFTAR PUSTAKA
!owen, A. ., 1;2, +he Evolution of gneus Roks, Prineton Bniv. Press, Prineton, Aew Cersey, B"%. !rownlow, %. 0., 11 'eohemistry, Prentie-0all td., ondon, =2/ p. 'oldshmidt, <. 4., 1, #ie 9ontrakmetamorphose im 9ristianiagebeit, :slo