Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman
Mikrobiologi Dasar 2013
41
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat –zat hara yang berguna untuk membiakkan mikroba dengan menggunakan bermacam – macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian, sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo et al, 1991)
Menurut Murachman et al,(1995), macam – macam media yaitu sebagai berikut :
Media cair (liquid media) yaitu media yang berbentuk cair.
Media padat (solid media) yaitu media yang berbentuk padat. Media dapat berupa bahan organik alamiah misalnya media wortel, media kentang atau anorganik (silika gel).
Media padat yang dapat dicairkan (semi solid) yaitu media yang dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya mengandung agar atau gelatin.
Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat,semi padat dan cair. Media padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan oleh mikroorganisme,dan membeku pada suhu diatas 45ºC kandungan agar berbagai bahan pemadat dalam media adalah
1,5-2% (Lay,1994).
Media merupakan suatu tempat yang digunakan untuk perkembangbiakan mikroorganisme.Media dapat dibagi menjadi 3 yaitu media padat,media semi padat dan media cair.Media harus berisi zat hara yang penting untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman adalah agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri dan jamur.
Tujuan dari praktikum Mikrobiologi Dasar materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman adalah untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri dan jamur.
Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi Dasar materi materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.00 WIB – 18.00 WIB di Laboratorium Mikrobilogi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan Fungsi Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat –zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam – macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat – sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo, et al., 1991)
Menurut Hadioetomo (1985), medium ialah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya. Untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik –sebaiknya. Pertama – pertama harus dapat memahami kebutuhan dasarnya, Lalu mencoba memformulakan meskipun persyaratan nutrien mikroorganisme amat beragam, namun sebagai makhluk hidup, mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.
Menurut Suriawiria (1995), untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut media. Sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Macam – Macam Media
Menurut Sutedjoet al., (1991), media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan, sifat wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
Media Anorganik, yaitu media yang tersusun dari bahan – bahan anorganik.
Media Organik, yaitu media yang susunannya terdiri dari bahan - bahan organik.
Media Sintetik, yaitu media yang susunannyan kimianya diketahui dengan pasti, umumnya digunakan untuk mempelajari makanan suatu mikroba.
Media Non Sintetik, yaitu media yang susunan kimianya tidak diketahui dengan pasti, umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba.
Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya :.
Media cair, yaitu media yang berbentuk cair.
Media padat, yaitu media yang berbentuk padat, dapat berupa bahan organik alamiah atau dapat juga berupa bahan anorganik.
Media padat yang dicairkan (semikoloid).
Menurut Suriawira (1995), macam bentuk media dibedakan menjadi 3 yaitu :
Media padat, umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan kadang – kadang juga mikroba.
Media air, dipergunakan untuk pembiakan mikroalga tetapi juga mikroba lain terutama bakteri dan ragi.
Media semi padat dan semi cair, umunya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fermentatif.
Media NA, PDA dan TCBS beserta komposisinya
Menurut Murachman et al., (1991), pembuatan medium potato dektrosa agar (PDA) kentang sudah ditimbang dan direbus dengan ukuran kentang 50,31 gram dan agar 40,3 gram. Disini digunakan agar untuk mengentalkan medium.
Media PDA (Potato Dekstro Agar) diperoleh dari laboratorium kesehatan medan sebanyak 39 gram. Media PDA selanjutnya ditambahkan dengan 500 ml aquadest. Kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf bersama dengan alat – alat yang akan digunakan dalam penanaman kapang dengan temperatur 1210 C selama 15 menit. Didinginkan hingga suhu 400C - 500C. Setelah itu media dituangkan ke dalam masing – masing cawan sebanyak 20 ml (Restuati,2008).
Menurut Dwijoseputro (1978), NA, PDA, TCBS beserta komposisinya adalah sebagai berikut:
NA : digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, komposisinya terdiri dari ekstrak beef segar, pepton 3 gram, NaCl 2,5 gram dan aquades 1 L
PDA : digunakan sebagai media penanaman bakteri dan jamur, komposisinya adalah agar 5 gram, ekstrak yeast 2,5 gram, pepton 5 gram, dan glukosa 1 gram
TCBS: digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri yang dikehendaki, komposisinya adalah agar, tiosulfat, sitrat, bile, garam dan sukrosa
2.4 Pembuatan Media NA dan PDA
Media PDA steril yang telah dicairkan dan didinginkan pada temperatur 400 C ditambahkan kloramfenitol 1ml/L dan dituang ke dalam piring petri hingga membeku sebanyak 1 ml suspensi hasil pengenceran sampel dituang pada permukaan media PDA yang telah beku dalam piring petri yang mengandung kloramfenitol dan diratakan spreaser glass (Pratiwi,2005).
Menurut Amelia,et al., (2005), pembuatan median NA (Nutrient Agar) adalah dengan melarutkan 25 gram agar batang yang sudah dipotong kecil – kecil dalam 1000 mL aquades di dalam microwave untuk mempermudah larutnya agar. Lalu disaring dengan menggunakan kain kassa agar kotorannya terbuang, selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan 3 gram ekstrak yeast dan 5 gram bacto pepton, diaduk sampai rata. Kemudian media ini disterilkan dalam otoklaf.Setelah agak dingin, media dituang ke dalam cawan petri yang sudah disterilisasi kira – kira 20 mL.setelah dingin dan beku cawan yang telah diisi media disimpan di dalam plastic dengan posisi terbalik.
Menurut Stanieret al., (1984), pembuatan TCBS dimulai dengan menimbang Tiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) sebanyak yang dibutuhkan dan dimasukkan Erlenmeyer. Diukur aquades sebanyak yang diperlukan diaduk dengan spatula agar homogen.Lalu lubang Erlenmeyer ditutup dengan kapas, dibungkus Koran dan kemudian diikat tali.Rebus selama 15 menit dan tunggu sampai hangat.Dan kemudian baru digunakan untuk penanaman bakteri vibrio.
Pengertian dan Tujuan Pengenceran
Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Pengenceran memudahkan dalam perhitungan koloni, sedangkan pengenceran yang bukan desimal, misal 1:5, 1:25 dan seterusnya jarang dilakukan karena tidak praktis dalam perhitungan (Fardiaz, 1993).
Media PDA perlu dilakukan pengenceran terlebih dahulu dari agar miring ke dalam air steril, yaitu sebanyak 2 kali pengenceran.Hal ini dilakukan dengan dipindahkan satu fase biakan dari agar miring ke dalam air steril lainnya sebanyak 1 ml divortex lagi (Amelia,2005).
Macam Metode Penanaman beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Hadioetomo (1990), macam penanaman beserta kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut :
Metode Cawan Gores
Kelebihan dari metode cawan gores adalah :
Hanya spesies tertentu yang dapat tumbuh pada media sehingga memudahkan piaraan bakteri murni.
Pengamatan morfologi koloni lebih baik.
Kekurangan dari metode cawan gores adalah :
Bentuk koloni sulit diamati karena adanya permukaan yang sempit, terutama pada bagian atas.
Bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.
Metode Cawan Tuang
Kelebihan dari metode cawan tuang adalah :
Kemungkinan terjadinya kontaminasi kecil.
Bakteri anaerob dapat tumbuh.
Dapat mengamati bentuk koloni yang ada pada bagian atas.
Kekurangan dari metode cawan tuang adalah :
Koloni dan beberapa spesies tidak dapat memberikan penangkap yang sama.
Sulit memindahkan koloni apabila ingin dipelajari lebih lanjut.
Memboroskan bahan dan waktu tidak memerlukan keterampilan yang terlampau tinggi.
Menurut Lay (1994), cara mendapatkan biakan murni yaitu:
Teknik penggoresan agar, kelebihan dari teknik pengembangbiakan ini adalah memerlukan biaya yang lebih murah dan tidak memakan waktu yang lama, namun memerlukan memerlukan keterampilan peneliti karena pada prinsipnya menggores media pada cawan petri , apabila penggoresan tidak sempurna akan menumbuhkan koloni yang terpisah
Teknik agar tuang, kelebihan dari teknik ini adalah tidak memerlukan keterampilan khusus, sedangkan kekurangannya adalah boros bahan dan waktu
Teknik agar sebar, kelebihan dari teknik ini adalah lebih mudah ditangkap koloninya dan butuh keterampilan
Teknik pemindahan biakan
METODOLOGI
Alat dan Fungsi
Pada praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman, alat-alat yang digunakan antara lain:
Kompor : sebagai sumber panas
Panci : tempat perebusan
Timbangan : untuk mengukur massa bahan/sampel
Tabung reaksi : untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil
Autoklaf : untuk alat sterilisasi basah
Cawan petri : tempat media biakan
Erlenmeyer : tempat pembuatan media NA dan PDA
Rak tabung reaksi : tempat meletakkan tabung reaksi
Bunsen : tempat meletakkan tabung reaksi
Gelas ukur : untuk mengukur volume aquades
Pipet volume : untuk mengambil larutan dengan volume 1-10 ml
Pipet serologis : untuk mengambil larutan dengan volume 0,1-1 ml
Etalase bakteri : untuk inkubasi pada suhu kamar (250-270 C)
Timbangan digital : untuk mengukur massa bahan dengan ketelitian
0,01 gram.
Bahan dan Fungsi
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai Pembuatan Media, Pengenceran, dan Penanaman antara lain:
Daging sapi 0,5 kg : bahan pembuatan media kaldu
Air destilata 250 ml : untuk merendam daging
Kain blancu : untuk menyaring endapan lemak
Pepton 5 gr : sebagai nutrisi dalam media
Agar 7,5 gr : bahan media biakan
PDA : bahan pembuatan media PDA
NA : bahan pembuatan media NA
Aquades : sebagai pelarut
Sampel ikan asin : bahan yang dibuat sampel jamur
Sampel ikan nila : sebagai bahan yang dibuat sampel bakteri
Tali : untuk mengikat cawan petri dan pipet serologis
dalam koran
Kapas : untuk menyumbat ujung pipet serologis
Kertas Koran : untuk membungkus cawan petri dan pipet
serologis saat sterilisasi basah
Kertas label : untuk menandai
Cara Kerja
Pembuatan Media Kaldu
Daging sapi
Daging sapi
Dibuang lemak
Dibuang lemak
Dipotong kecil-kecil
Dipotong kecil-kecil
direndam aquadest 250 ml
direndam aquadest 250 ml
Disimpan dalam kulkas 24 jam
Disimpan dalam kulkas 24 jam
Dibuang lemak mengapung
Dibuang lemak mengapung
Disaring dengan kain blancu
Disaring dengan kain blancu
ditambah aquadest s/d 250 mL
ditambah aquadest s/d 250 mL
ditambah pepton 1,25 gr
ditambah pepton 1,25 gr
Dtambah agar 1,87 gram
Dtambah agar 1,87 gram
Direbus 15 menit
Direbus 15 menit
Disterilisasi
Disterilisasi
Hasil
Hasil
Gambar 2. Skema Kerja Pembuatan Media Kaldu
Pembuatan Media NA
NA
NA
ditimbang sebanyak 4,6 gr
ditimbang sebanyak 4,6 gr
dimasukkan erlenmenyer 250ml
dimasukkan erlenmenyer 250ml
dihomogenkan
dihomogenkan
ditutup kapas
ditutup kapas
Dibungkus dengan koran
Dibungkus dengan koran
Diikat dengan tali
Diikat dengan tali
Direbus dalam panci ± 20 menit
Direbus dalam panci ± 20 menit
disterilisasikan dalam autoklaf
disterilisasikan dalam autoklaf
Hasil
Hasil
Gambar 3. Skema Kerja Pembuatan Media NA
NA = 201000x Cawan Petri x 20 ml
NA = 201000x Cawan Petri x 20 ml
Rumus :
PDAPembuatan Media PDA
PDA
ditimbang sebanyak 3,12 gr
ditimbang sebanyak 3,12 gr
dimasukkan erlenmenyer 250ml
dimasukkan erlenmenyer 250ml
ditambah aquadest sebanyak 80 mL
ditambah aquadest sebanyak 80 mL
dihomogenkan
dihomogenkan
ditutup kapas
ditutup kapas
dibungkus koran
dibungkus koran
diikat tali
diikat tali
direbus dengan menggunakan panci 15 menit
direbus dengan menggunakan panci 15 menit
disterilisasi menggunakan autoklaf
disterilisasi menggunakan autoklaf
PDA steril
PDA steril
Hasil
Hasil
Gambar 4. Skema Kerja Pembuatan Media PDA
Pembuatan Media NaFis
NaCl
NaCl
ditimbang NaCl sebanyak 0,72 gram
ditimbang NaCl sebanyak 0,72 gram
ditambah aquadest 80 ml
ditambah aquadest 80 ml
dihomogenkan
dihomogenkan
Didapat Nafis 0,9%
Didapat Nafis 0,9%
Diambil Nafis @ 9 mL
Diambil Nafis @ 9 mL
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditutup kapas
Ditutup kapas
Dibungkus koran
Dibungkus koran
disterilisasi
disterilisasi
Hasil
Hasil
Gambar 5. Skema Kerja Pembuatan Media NaFis
Penanaman Bakteri
Cawan Petri
Cawan Petri
Dimasukkan dalam sampel 1 ml
Dimasukkan dalam sampel 1 ml
Dimasukkan media NA sebanyak 15-20 ml
Dimasukkan media NA sebanyak 15-20 ml
Didinginkan sampai beku, lalu cawan petri dibalik
Didinginkan sampai beku, lalu cawan petri dibalik
Dibungkus koran dan diikat tali
Dibungkus koran dan diikat tali
Diinkubasi di dalam etalase bakteri selama 24 jam
Diinkubasi di dalam etalase bakteri selama 24 jam
Hasil
Hasil
Gambar 6. Skema Kerja Penanaman Bakteri
Pengenceran
Sampel Ikan
Sampel Ikan
Ditimbang 1 gram
Ditimbang 1 gram
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nafis dan diberi nama 10-1
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nafis dan diberi nama 10-1
Diambil 1 ml dari tabung reaksi 10-1
Diambil 1 ml dari tabung reaksi 10-1
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-2
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-2
Dilakukan hal yang sama sampai 10-5
Dilakukan hal yang sama sampai 10-5
Hasil
Hasil
Sampel Jamur
Sampel Jamur
Ditimbang 1 gram
Ditimbang 1 gram
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nafis dan diberi nama 10-1
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nafis dan diberi nama 10-1
Diambil 1 ml dari tabung reaksi 10-1 dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-2
Diambil 1 ml dari tabung reaksi 10-1 dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-2
Dilakukan hal yang sama samapai 10-3
Dilakukan hal yang sama samapai 10-3
Hasil
Hasil
Gambar 7. Skema Kerja Pengenceran
Penanaman
Metode Tuang
Sampel
Sampel
Diambil 1 ml
Diambil 1 ml
Dimasukkan dalam cawan petri
Dimasukkan dalam cawan petri
Dimasukkan media
Dimasukkan media
Digoyang cawan petri membentuk angka 8
Digoyang cawan petri membentuk angka 8
Dilakukan hal yang sama sampai 10-5
Dilakukan hal yang sama sampai 10-5
Hasil
Hasil
Metode Sebar
Sampel Ikan
Sampel Ikan
Ditimbang 1 gram
Ditimbang 1 gram
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nafis dan diberi nama 10-1
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nafis dan diberi nama 10-1
Diambil 1 ml dari tabung reaksi 10-1
Diambil 1 ml dari tabung reaksi 10-1
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-2
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 10-2
Dilakukan hal yang sama sampai 10-5
Dilakukan hal yang sama sampai 10-5
Hasil
Hasil
Gambar 8. Skema Kerja Penanaman
PEMBAHASAN
Analisa Prosedur
Pada pratikum Mikrobiologi Dasar materi Pembuatan Media, Pengenceran dan Penanaman. Langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan . Alat-alat yang digunakan adalah kompor sebagai sumber panas, panci sebagai tempat daging, tabung reaksi tempat mereaksikan larutan, autoklaf sebagai sterilisasi basah, cawan petri untuk tempat melakukan penanaman, erlenmeyer untuk tempat menghomogenkan larutan, rak tabung reaksi sebagai tempat tabung reaksi, bunsen untuk pengkondisian aseptis, gelas ukur untuk mengukur volume larutan, pipet volume untukmemindahkan larutan dalam skala 1-10 ml, pipet serologis untuk memindahkan larutan dengan ukuran 0,1- 1ml, etalase bakteri untuki menginkubasi media pada suhu kamar, timbangan digital untuk menimbang massa/berat dengan ketelitian 10-2.Alu dan mortar untuk membantu menghaluskan sampel daging.
Bahan-bahan yang digunakan adalah daging 125 gram sebagai media kaldu, air destilasi untuk campuran atau pelarut dalam pembuatan media, kain blancu untuk menyaring lemak, pepton 1,25 gr sebagai bahan pembuatan media kaldu, agar 1,87 gr sebagai bahan pengental pada pembuatan media kaldu, PDA sebagai media pertumbuhan jamur, NA sebagai media pertumbuhan bakteri, aquadest untuk melarutkan sampel, tali untuk mengikat bungkusan koran, kapas untuk mengatur laju larutan, koran untuk membungkus cawan petri, dan kertas label untuk memberi tanda.
4.1.1 Pembuatan Media Kaldu
Pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan media kaldu adalah daging ditimbang seberat 125 gram kemudian dicuci dengan air dan dibuang lemaknya,dipotong kecil-kecil menggunakan pisau tujuannya adalah agar daging mudah hancur pada saat disterilisasi.Lalu diberi aquades 250ml dan dimasukkan kedalam beaker glass.Disimpan 24 jam dalam kulkas.Tujuannya agar tidak terkontaminasi dengan bakteri dan supaya kaldu cepat terbentuk.Setelah itu ditambah aquades hingga volume 1000ml lalu ditambahkan pepton sebanyak 1,875 gram untuk mengentalkan media.Kaldu direbus dalam panci selama 15-20 menit.Hal ini bertujuan agar media kaldu lebih homogen sehingga didapat media kaldu yang diinginkan.Selain itu supaya mikroba-mikroba yang terdapat dalam kaldu cepat mati.Kemudian dimasukkan dalam autoclaf untuk distrerilisasi pada suhu 121º dan tekanan 1 atm selama 20 menit.Hal ini bertujuan agar mematikan semua mikroba.Kemudian kaldu didinginkan pada waterbath dan didapatkan hasil.
4.1.2 Pembuatan Media NA
Pertama ambil NA sebanyak yang dibutuhkan.Kemudian ditimbang sebayak 3,6 gram kemudian NA dimasukkan kedalam erlenmeyer.Ditambahkan aquades sebanyak 180 ml.Lalu homogenkan NA dan aquades dengan spatula agar larutan menyatu.Lalu mulut erlenmeyer ditutup dengan menguunakan kapas agar tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan luar.Setelah itu dibungkus dengan koran agar dapat menyerap air.Kemudian diikat dengan tali supaya tidak mudah lepas saat perebusan.Lalu direbus dalam panci selama 15-20 menit.Hal ini bertujuan agar larutan tersebut menjadi homogen.Kemudian distrerilisasi dengan autoclaf pada suhu 121º dan tekanan 1 atm selama 15-20 menit dan didapatkan NA steril.
gramNA = 201000 x cawan x 20 mL.
4.1.3 Pembuatan Media PDA (Potatoes Dextrose Agar)
Pertama ambil PDA yang didbutuhkan, kemudian ditimbang sebanyak 3,2 gram kemudian PDA dimasukkan kedalam erlenmayer. Ditambahkan aquades 80 ml, tetapi dalam penuangannya masukkan aquades 40 ml lalu tambahkan 40 ml sisanya . Hal ini dilakukan agar bubuk PDA tidak merusak erlenmayer. Homogenkan PDA dan aquades dengan spatula. Lalu tutup mulut erlenmayer dengan menggunakan kapas agar tidak terkontaminasi. Kemudian diikat dengan tali agar tidak mudah lepas saat perebusan maupun saat sterilisasi. Kemudian direbus didalam panci selama 15 menit. Hal ini bertujuan agar larutan tersebut menjadi lebih homogen. Setelah itu disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121º dan tekanan 1 atm selama 15-20 menit. Dan didapat PDA yang steril.
gram PDA = 391000 x cawan x 20 mL.
4.1.4 Pembuatan Na Fis (Natrium Fisiologis)
Pertama ambil NaCl sebanyak yang dibutuhkan kemudian ditimbang sebanyak 0,45 gram kemudian NaFis dimasukkan kedalam beaker glass 250 ml ditambahkan aquades sebanyak 80 ml.Aquades dalam penuangannya dimasukkan ke dalam beaker glass dan dihomogenkan dengan spatula.Kemudian masukkan 9ml kedalam tabung reaksi , lalu ditutup dengan kapas agar tidak terkontaminasi.Setelah itu dibungkus dengan koran dan diikat dengan tali.Selanjutnya distrerilisasi dengan autoclaf pada suhu 121º dan tekanan 1 atm selama 15-20 menit untuk membunuh mikroba patogen lalu dihasilkan NaFis steril.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan NaFis yaitu :
NaFis = 0,9100 x tabung reaksi x 10 mL.
4.1.5 Pengenceran
Dalam praktikum media pengenceran yang dilakukan adalah pengenceran bertingkat.Tujuan pengenceran bertingkat adalah memperkecil atau mengurangi kepadatan mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Pengenceran untuk media pertumbuhan bakteri pada NA akan membutuhkan 5 tabung reaksi dan 9 cawan petri.Karena pengenceran dilakukan ditabung 10-1 sampai 10-5, sedangkan penanaman dilakukan dari tabung 10-3 sampai 10-5. Karena pada tabung reaksi tersebut kepadatan bakteri akan makin berkurang dan penanamannya secara duplo.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyemprot tangan dan meja dengan alkohol 70% untuk pengondisian aseptis. Selanjutnya dari tabung pertama atau 10-1 diambil sebanyak 1 ml menggunakan pipet serologis dan dituangkan pada tabung reaksi 10-2 yang sudah berisi NaFis. Lakukan hal yang sama hingga pengeceran 10-5 menggunakan pipet serologis yang berbeda agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk penanaman dimulai dari pengenceran 10-3 sampai 10-5 secara duplo. Ke enam cawan petri diletakkan dekat bunsen untuk pengkondisian aseptis dan diberi label 10-3 A ,10-3 B, 10-4 A, 10-4B, 10-5 A dan 10-5 B. Serta tiga cawan petri sisanya untuk media Na steril.Dalam penanaman media NA digunakan metode tuang. Untuk tabung reaksi 10-3 diambil sampel 1 ml masing-masing untuk 10-3 A dan 10-3 B dengan menggunakan pipet serologis bekas pengenceran pada tabung reaksi 10-3. Lakukan hal yang sama hinga 10-5. Setelah sampel dimasukkan ke cawan petri kemudian masukkan media NA. Menggunakan metode duplo agar apabila terjadi keasalahan atau kegagalan pada penanama masih ada cadangan yang tersedia. Setelah media NA masuk, buka cawan petri sedikit untuk mengeluarkan uap air. Setelah media dingin, cawan petri dibalik. Hal ini bertujuan agar uap air tidak menetes pada media.
4.1.6 Penanaman Bakteri
Untuk penanaman bakteri, metode yang digunakan dalam praktikum ini adalaa metode tuang.Pertama-tama disiapkan cawan petri steril.Kemudian dimasukkan sampel sebanyak 1mL dari tabung reaksi, setelah itu dimasukkan media Na sebanyak 15-20 mL.Lalu NA yang ada dicawan petri digoyang membentuk angka 8 untuk meratakan dan memadatjan, lalu didinginkan sampai media NA menjadi padat.Kemudian cawan petri dibalik agar uap air tidak mengenai media yang dapat menyebabkan spreader.Penanaman dilakukan secara duplo (dua kali). Untuk sampel bakteri dari tabung reaksi ke-3 dimasukkan ke dalam dua buah cawan petri yang telah disiapkan dengan pipet serologis dan cawan petri kemudian ditandai sebagai 10-3 A dan 10-3 B, sampel bakteri dari tabung reaksi ke-4 dimasukkan ke dalam dua buah cawan petri yang telah disiapkan dengan pipet serologis dan cawan petri kemudian ditandai sebagai 10-4 A dan 10-4 B, begitu seterusnya sampai tabung reaksi ke-5.Setelah itu cawan petri dibungkus koran dan diikat tali agar kertas koran tidak terlepas.Kemudian diinkubasi di dalam etalase bakteriselama 2 malam. Tujuannya untuk menghindari tumbuhnya mikroba yang tidak diinginkan, lalu akan didapatkan hasilnya.
4.1.7 Penanaman Jamur
Dalam praktikum penanaman jamur pada media PDA membutuhkan 3 tabung reaksi dan 4 cawan petri. Sedangkan penanaman dilakukan dari 10-2 sampai 10-3 karena pengeceran hanya dilakukan dari 10-1 sampai 10-3.
Hal pertama yang dilakukan adalah meja dan tangan disemprot alkohol 70% untuk pengkodisian aseptis. Selanjutnya tabung reaksi yang berisi sampel diambil sebanyak 1 ml menggunakan pipet seorlogis dan dituang pad tabung reaksi 10-2 yang sudah berisi NaFis, lakukan yang sama hingga pengenceran 10-3. Untuk penanaman dimulai dari pengenceran 10-2 dan 10-3 secara duplo. Ke empat cawan petri diletakkan dekat bunsen, hal ini bertujuan untuk pengkondisian aseptis. Setelah itu PDA diambil dan dimasukkan sebanyak 20 ml untuk masing-masing cawan petri yang telah di beri label 10-2 A , 10-2 B 10-3 A dan 10-3 B. Ratakan seluruh bagian cawan petri. Tunggu hingga padat. Setelah padat, ambil 0,1 ml dari masing-masing tabung reaksi dan masukkan ke dalam cawan petri sesuai label. Ratakan dengan Triangle. Setelah rata, buka tutup cawan petri sedikit agar uap air keluar lalu balik cawan petri. Hal ini bertujuan agar uap air tidak menetesi pada media PDA.
4.2 Analisa Hasil
Pada pratikum mikrobiologi dasar materi pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri menggunakan media NA dan PDA. Komposisi NA (Nutrien Agar) terdiri dari pepton 5 gram sebagai sumber energy. Agar 12 gram untuk mengentalkan. Ekstract beef atau ekstract daging 3 gram sebagai sumber protein dan energi. Sedangkan komposisi dari PDA (Potato Dextrose Agar) terdiri dari potato extract sebanyak 4 gram sebagai sumber karbohidrat dan protein. Glukosa 20 gram sebagai sumber energy serta agar 15 gram sebagai pengental.
Menurut Fardiaz (1993),NA adalah suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah yang cukup yaitu 0,3% ekstrak sapi, dan 0,5 % pepton tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat. Oleh karena itu baik untuk pertumbuhan bakteri, tetapi kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik. Sementara itu,PDA adalah suatu medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20 % ekstract kentang dan 2 % glukosa,sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan jamur.
Berikut adalah hasil visualisasi media NA,PDA dan media kaldu setelah dan sebelum disterilisasi:
Tabel 4. Media sebelum di sterilisasi dan setelah distrelisasi
Media
Sebelum Sterilisasi
Setelah Sterilisasi
NA
PDA
Media
Kaldu
Agak keruh,warna kuning, terdapat substrat dibawah dan menggumpal.
Sedikit keruh dan warnanya kuning muda.
Merah, cerah, bening dan tidak ada endapan.
Kuning,substrat megental dan bercampur serta tidak ada endapan kuning, bening, agak mengental.
Kuning,bening, agak mengental.
Warna putih kental dan tidak ada endapan.
Untuk tingkat kekeruhan pada pengenceran sampel bakteri sampai pengenceran 10-5 didapatkan hasil bahwa semakin tinggi tingkat pengencerannya maka akan semakin terlihat lebih bening. Seperti halnya pada tabung reaksi 10-1 tingkat kekeruhannya semakin tinggi dibandingkan dengan pengenceran pada tabung reaksi 10-2,10-3,10-4 dan 10-5. Hal ini menandakan penyebaran jumlah bakteri yang ada semakin berkurang. Sementara itu untuk tingkat kekeruhan pada pengenceran sampel jamur sama halnya dengan pengenceran bakteri. Semakin tinggi tingkat pengencerannya akan terlihat semakin bening.
Hasil penanaman secara umum dari sampel yang di tanam secara duplo dari tiap tabung reaksi memiliki kepadatan yang berbeda. Sepertihalnya cawan petri dari sampel tabung reaksi 10-3 jauh lebih padat dari tabung reaksi 10-5,dikarenakan semakin banyak dilakukan pengenceran maka penyebarannya akan semakin sedikit. Dan juga didapatkan pertumbuhan 30-300 sehingga dikatakan TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung) bahkan ada yang didapatkan pertumbuhan bakteri yang melebihi ¼ volume dari cawan petri atau disebut spreader. Hal ini disebabkan karena adanya kontaminasi dari luar seperti halnya saat penanaman melakukan pembicaraan atau tetesan uap air, ataupun kesalahan prosedur saat penanaman.
Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz dalam Damongilala (2009), prosedur pengenceran adalah sebagai berikut :
Disiapkan larutan pengencer 0,9% NaCl masing-masing untuk pengenceran tingkat pertama 90 ml dan mulut Erlenmeyer ditutup alumunium foil,sedangkan untuk tingkat pengenceran kedua dan ketiga masing-masing diambil 9 ml NaCl untuk 0,9 % kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi dan disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 0menit tekanan 15 psi.
Sampel di blender dan ditimbang 10 gram secara aseptis kemudian dimasukkan kedalam 90 ml NaCl 0,9 % steril sehingga diperoleh larutan dengan tingkat pengenceran 10-1. Dari pengenceran 10-1 di pipet 1 ml kedalam tabung reaksi kedua kemudian dihomogenkan sehingga diperoleh pengenceran kedua.
Dari setiap pengenceran diambil 1 ml dipindahkan kecawan petri steril yang telah diberi kode untuk tiap sampel pada tingkat pengenceran tertentu.
Kedalam semua cawan petri dituangkan secara aseptis . NA sebanyak 15-20 ml. Setelah penuangan, cawan petri digoyang perlahan sambil diputar tiga kali kekiri dan kekanan, lalu kedepan, kebelakang, kiri, kemudian kanan. Setelah itu di dinginkan sampai agar mengeras. Setelah NA dapat dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam pada suhu kamar (27,50-29,80 C).
PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum Mikrobiologi Dasar mengenai pembuatan media, pengenceran dan penanaman, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient, yang bertujuan untuk membiakkan mikroba.
Bakteri yang tumbuh pada media sangat tergantung pada komposisi nutrisi dalam media itu sendiri.
Komposisi Nutrient Agar (NA) antara lain ekstrak yeast 2 gram, pepton 5 gram, agar 10 gram, sodium chloride 5 gram, lab lemco powder 1 gram.
Komposisi Potato Dextrose Agar antara lain agar 15,0 gram/liter, potato extract 4,0 gram, glucose 20,0
Pengenceran media bertujuan untuk mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam
Metode penanaman bakteri terdiri dari metode tuang (pour plate) dan metode tebar (spread plate).
Metode yang penanaman digunakan dalam praktikum adalah metode gores (zig-zag).
Jumlah koloni bakteri yang paling banyak terdapat pada median dengan FP 10-3.
NA (NUTRIEN AGAR) adalah padatan yang bermaksut membuat media jadi padat, komposisi NA :
Ekstrak daging sapi 3 gr
Pepton 5 gr
Agar 15 gr
Air 1000 ml
Hasil visualisasi media NA sebelum sterilisasi adalah warna agak keruh kekuniangan, terdapat substrat di bawah dan menggumpal. Setelah direbus warna kekuningan, substrat bercampur, mengental. Setelah sterilisasi warna lebih pekat dan lebih kuning. Untuk PDA sebelum sterilisasi adalah Larutan agak keruh dan berwarna kuning muda. Setelah direbus warna kuning mendekati bening dan agak mengental. Setelah sterilisasi warna menjadi bening. Untuk media kaldu sebelum sterilisasi warna merah cerah, tidak ada endapan di dasar. Setelah direbus warna keruh agak putih, kental, ada endapan di dasar. Setelah sterilisasi warna lebih pucat, banyak endapan di dasar.
.
Saran
` Sebaiknya dibenahi lagi sistem praktikum dari segi waktu praktikum, asisten agar dibagi secara merata untuk asisten mejanya karena ada beberapa kelompok yang tidak mendapatkan asisten meja. Dan perlu ditingkatkan lagi beberapa asisten dengan praktikum agar lebih kompak. Untuk praktikan diharapkan dapat menjaga ketenangan selama praktikum dan berhati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, G .2005.Dunia Mikroba 2. Balroom Karya Aksara : Jakarta.
Amelia, G., R. Handajani, I. Saskiawan, I. Khusniati, A. Cholik. 2005. Isolasi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase dan Profase Mikroba dari Terasi Asal Kalimantan Timur. Program Studi Kimia, FMIPA, IPB: Bogor.
Dwijoseputro, D. 1978. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta
Ferdiaz.1993.Mikrobiologi Pangan. PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Hadioetomo.1985.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek .Gramedia :Jakarta.
Hadioetomo.1990.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Jilid 2.Gramedia: Jakarta.
Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Murachaman, Ahmad Soewarso, dan Heppy Nursyam .1991 .Buku Panduan Praktikum Mikrobiologi. FPIK. Universitas Brawijaya : Malang
Murachman, Ahmad Soewarso, dan Heppy Nursyam.1995. Buku Panduan Praktikum Mikrobiologi jilid 2. FPIK. Universitas Brawijaya : Malang.
Pratiwi. 2005. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta.
Restuati. 2008. Perbandingan Chitosan Kulit Udang dan Kulit Kepiting dalam Menghambat Pertumbuhan Kapang Aspengilus idalius.Unsu : Jakarta.
Stanier, Roger Y., Edward A. Adelberg., dan John L. Ingraham. 1984. Dunia MikrobeII. Bhratara Karya Aksara: Jakarta.
Suriawiria, Unus.1995. Mikrobiologi Dasar. Papasinas Sunar : Jakarta
Sutedjo, Mulmulyani., A. E. Kartapoerta, dan S. Sastroatmojo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta.
[Type the document title]