MENGHITUNG RESIKO MENJALANKAN USAHA 1. Melakukan Melakukan Analisa Analisa Data dengan dengan Pendekatan Matematika
Analisa Resiko Terhadap Penetapan Tempat Usaha
Analisa resiko terhadap aspek pemasaran
Analisa resiko terhadap aspek produksi
Analisa resiko terhadap kinerja sumber daya manusia
Analisa resiko terhadap aspek keuangan
2. Melakukan Analisis Data dengan Pendekatan Statistik
MENGHITUNG RESIKO MENJALANKAN USAHA A.
Analisa Resiko Terhadap Penetapan Tempat Usaha 1.
Kriteria tempat usaha yang strategis : a. Mudah di jangkau b. Tersedianya sarana dan prasarana ( TAL; Sarana Ibadah, Parkir, dll) c. Tingkat keinginan, kebutuhan dan daya beli masyarakat tinggi d. Terjamin Terjamin faktor keamanan, ketertiban, keselamatan yang cukup tinggi e. Adanya pelayanan prima f. Pendistribusian yg cepat sesuai dengan keinginan pelanggan g. Kemudahan-kemudahan lain bagi pelanggan seperti pemesanan, pembayaran, pengaduan dll
2.
Kegagalan menentukan tempat usaha bisa mengakibatkan : a. Tidak berhasil dalam menetapkan target pelanggan b. Mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan tenaga kerja c. Tidak terjamin tinkat keamanan dan kenyamanan perusahaan
B. Analisa Resiko Terhadap Aspek Pemasaran 1.
Resiko Terhadap Potensi Pasar Potensi pasar adalah seluruh penjualan yang mungkin tersedia bagi seluruh perusahaan dalam industri selama periode tertentu dengan tingkat usaha pemasaran tertentu yang dilakukan industri yang bersangkutan dalam kondisi lingkungan tertentu. ESTIMASI POTENSI PASAR TOTAL DAPAT DIRUMUSKAN : Q Q n q p
= n.q.p
= Potensi pasar total = Jumlah pembeli produk atau pasar tertentu = Jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli = Harga rata-rata per unit
2. Resiko Terhadap Ketidakpuasan Pelanggan Nilai terhadap kepuasan pelanggan adalah Selisih atau perbandinan antara jumlah Nilai bagi pelanggan dan Jumlah biaya bagi pelanggan. Nilai Bagi Pelanggan : Sekelompok keutungan yang diharapkan pelanggan dari barang atau jasa tertentu. Biaya yang dikeluarkan pelanggan adalah : Beban yang hendak ditanggung pelanggan untuk mendapatkan keinginannya.
Nilai Bagi Pelanggan
Biaya Bagi Pelanggan
1.produk 2.pelayanan 3.personel 4.citra
1.uang 2.waktu 3.tenaga 4.pikiran
Nilai kepuasan pelanggan maupun nilai bagi pelanggan dapat dihitung sebagai berikut :
NTP = NBP-BBP atau NBP/BBP
NTP = Nilai terhadap kepuasan pelanggan
NBP = Nilai bagi pelanggan
BBP = Biaya bagi pelanggan
3. Resiko terhadap pesaing Kesadaran Pelanggan
Kualitas Produksi
Penyediaan Produksi
Bantuan Teknis
Staf Penjual
Pesaing - A
S
S
J
J
B
Pesaing - B
B
B
S
B
S
Pesaing - C
C
J
B
C
C
S B C J
= Sangat baik = Baik = Cukup = Jelek
Agar bisa memasuki sebuah pasar, Wirausaha harus mampu menciptakan citra khusus terhadap pelanggan
C. Analisa resiko terhadap aspek produksi 1.
Resiko terhadap biaya persediaan Keputusan yang optimal atas biaya persediaan yang mampu meminimumkan jumlah biaya-biaya persediaan adalah : > Biaya memperoleh persediaan > Biaya penyimpanan persediaan perunit > Biaya kekurangan atau keterlambatan dalam memenuhi kebutuhan produksi
Rumus untuk mendapatkan keputusan paling ekonomis persediaan / Bulan adalah :
q= q R S C
√
(2RS) / (CI)
= Jumlah persediaan ekonomis = Jumlah kebutuhan setahun = Biaya pemesanan per tahun = Biaya bahan baku per Unit
Jumlah persediaan per tahun : TC = RC + (q/2)CI + (R/q)S Atau = TC0 +
TC
√ 2 RSCI
= Jumlah biaya persediaan per tahun
√ 2 RSCI = Biaya pesan dan simpan
Contoh Kasus (A): PT. X; setiap tahun rata-rata membutuhkan
20.000 unit bahan baku “z”, dengan harga Rp. 6.000 per unit, biaya penyediaan/pemesanan Rp. 56.250 dan biaya penyimpanan 18 % per tahun. Hitunglah : 1. Jumlah persediaan ekonomis (q) 2. Jumlah biaya persediaan per tahun (TC)
Jawaban Contoh Kasus A : 1.
Jumlah persediaan ekonomis (q) q=
√
(2RS) / (CI)
R S I C
= = = =
20.000 Unit Rp. 56.250 18 % : 12 Rp. 6.000
= 1,5 %
√(2(20.000)(56.250))/ (6000)(0,015) q= √2.250.000.000/90 q=
q
= √25.000.000 = 5.000 unit
TC
= RC + (q/2)CI + (R/q)S = 20.000(Rp. 6.000) + (5000/2)(90) + (20.000/5000)(Rp. 56.250.000) = Rp. 120.450.000
Kesimpulan : 1. Pesanan yang mempunyai resiko terendah (ekonomis apabila tiap kali memesan sebanyak 5.000 unit, sehingga dalam satu tahun cukup melakukan pemesanan 4 kali ( per 3 bulan sekali) 2. Jumlah persediaan yang dibutuhkan untuk di produksi selama 1 tahun 20.000 unit dengan biaya minimal Rp. 120.450.000
2.
Resiko terhadap produksi dan kapasitas produksi Semakin Banyak kuantitas produksi semakin rendah biaya produksi per unit. Harga pokok produksi terendah perunit dapat dicapai pada kapasitas produksi penuh Untuk mencari harga produksi per unit terendah, terlebih dahulu mengetahui keseluruhan biaya yang di keluarkan serta kapasitas produksi setiap tahunnya. Dengan mengetahui data tersebut maka harga pokok produksi terendah dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
LC/u
=(TC)/(Kapasitas efektif) = (TVC + TFCK)/(Kapasita efektif) LC/u
= Lowest Cost per Unit ( Biaya produksi terendah)
Tingkat efesiensi produksi atau kemampuan perusahaan mencari titik imbang penting untuk di ketahui, dengan rumus : E
= (Output aktual (satu tahun)) / Kapasitas efektif
Laba kotor dapat di hitung dengan tingkat resiko yang paling rendah, dengan rumus : Gross Profit
= Q (P-VC) - TFC
Contoh Kasus (B): PT.ABC di Jakarta; mempunyai kemampuan kapasitas produksi normal 25.000 unit per tahun, dengan jumlah FC tahun 2007 Rp. 300.000.000 VC Rp. 25.000 per unit dengan harga jual Rp. 50.000 per unit, maka hitunglah : 1. Harga pokok produksi per unit terendah ? 2. Tingkat efesiensi produksi ( E ) ? 3. Laba Kotor pada tingkat resiko terendah ?
Jawaban Contoh Kasus (B): a.
Harga pokok produksi terendah per tahun
(C/u)
terendah akan
dicapai pada tingkat produksi penuh ( 25.000 unit ). TVC
= 25.000 x Rp. 25.000
= Rp. 625.000.000
TFC
= Rp. 300.000.000
TC
= Rp. 925.000.000
Maka Biaya Produksi per Unit
= Rp. 925.000.000 / 25.000 = Rp. 37.000.
b.
Efesiensi; E
= (Output aktual ( satu tahun )) / Kapasitas efektif = 18.000 / 25.000
c.
= 0,72 atau 72 %
Laba kotor dengan tingkat resiko terendah diperoleh sesuai dengan kemampuan menjual ( 18.000 unit / tahun) adalah: Gross Profit
= Q ( P – VC ) – TFC = 18.000 ( Rp. 50.000 – Rp. 25.000 ) – Rp. 300.000.000 = Rp. 150.000.000
Apabila perusahaan mampu meningkatkan kuanitas produksi/penjualan dari 18.000 unit menjadi 20.000 unit, maka laba kotor akan meningkat manjadi : Profit = Q (P-VC) – TFC = 20.000 (Rp. 50.000 – Rp. 25.000 ) – R. 300.000.000 = Rp. 200.000.000
D. Analisa resiko terhadap kinerja sumber daya manusia
Langkah yang harus di lakukan adalah :
– Lakukan analisa jabatan – Deskripsi jabatan dn spesifikasi jabatan
E. Analisa resiko terhadap aspek keuangan
Siapkan
catatan sederhana :
– Buku kas – Buka bank – Buku Pembelian – Buku Penjualan – Buku Memorial Jika perusahaan Perdagangan
Pengambilan Resiko berkaitan dengan :
Kepercayaan
diri
Kreativitas dan inovasi
Realistis
Unsur yang mempengaruhi besar kecilnya resiko : Eksposur
(banyaknya barang)
Waktu (Berkaitan dengan jarak)
Rentan (Waktu)
Macam-Macam Resiko 1. Akibat 1. Resiko spekulatif (melakukan investasi) 2. Resiko murni (Kecelakaan kerja, kebakaran, produk tidak sesuai, pencurian) 3. Resiko Fundamental (tidak dapat dilimpahkan, bencana alam)
2. Penyebab 1. Resiko Keuangan (Perubahan harga, mata uang, bunga) 2. Resiko Operasional (manusia, teknologi, dan alam)
3. Sumber 1. Resiko Internal ( disebabkan faktor manusia) 2. Resiko Eksternal (pencurian, persaingan. Fluktuasi harga)