RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
TIM K3 RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA 2015
2
PANDUAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
1. Pendah ndah! !a an n Pada pedoman teknis sarana keselamatan jiwa bangunan rumah sakit ini memilih memilih standar standar akreditasi akreditasi yang dikeluark dikeluarkan an oleh JCI (Joint (Joint Commission Commission International), sebagai acuan adopsi dari pedoman teknis ini. Standar JCI telah digunakan untuk mengakreditasi beberapa rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit sakit pemerintah pemerintah maupun swasta, dengan maksud agar kualitas ban banguna gunan n
dan dan
pras prasar aran ana a
rum rumah
saki sakitn tnya ya
setar etara a
den dengan gan
stan standa darr
internasional. JCI, dalam penyusunannya banyak mengacu pada standar !P" ( National mana standa standarr ini telah digunaka digunakan n juga juga Fire Protection Protection Associatio Association n), di mana sebagai Standar asional Indonesia (SI), dan yang telah diterbitkan sebagai SI juga juga telah telah diwaji diwajibka bkan n pula pula penggu penggunaa naanny nnya a oleh oleh Peratu Peraturan ran #en #enter terii Pekerjaan $mum o. %&'ahun %*. $ntu $ntuk k peny penyes esua uaia ian n deng dengan an pedo pedoma man n tekn teknis is ini, ini, tida tidakl klah ah muda mudah, h, mengingat telah banyak rumah sakit yang dibangun di Indonesia saat ini dari tingka tingkatt kota kota #etrop #etropoli olitan tan,, kota kota besar besar dan kabupat kabupaten en belum belum banyak banyak yang yang memenuhi memenuhi syarat. $ntuk itu, perlu ada suatu kebijakan kebijakan dari Pemerin Pemerintah tah Pusat (+ementerian +esehatan) dan Pemerintah aerah (Propinsi, +abupaten dan +ota) +ota),, untuk untuk menera menerapka pkanny nnya a secara secara bertah bertahap, ap, sesuai sesuai kemamp kemampuan uan daerahnya masing-masing. alam penerapannya, untuk konsultasi lebih lanjut, Pemerintah aerah dapat menghubungi +ementerian +esehatan I, Sub it Sarana d an Prasarana +eseh +esehata atan, n, irektora irektoratt /ina /ina
Pelay Pelayana anan n Penun Penunjan jang g #edik #edik dan Sarana Sarana
+esehatan.
2. Ma"# Ma"#d d dan dan T T$an $an Pedoman teknis sarana keselamatan jiwa bangunan dan prasarana rumah sakit ini, dimaksudkan sebagai upaya memberikan acuan teknis 0asilitas 0isik agar rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang memadai sesuai kebutuhan. Pedoman teknis sarana keselamatan jiwa bangunan dan prasarana rumah sakit sakit ini bertuj bertujuan uan memberi memberikan kan petunj petunjuk uk agar agar suatu suatu perenc perencana anaan an dan pengelola pengelolaan an sarana sarana keselamata keselamatan n jiwa bangunan dan prasarana prasarana di rumah M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
2
PANDUAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
1. Pendah ndah! !a an n Pada pedoman teknis sarana keselamatan jiwa bangunan rumah sakit ini memilih memilih standar standar akreditasi akreditasi yang dikeluark dikeluarkan an oleh JCI (Joint (Joint Commission Commission International), sebagai acuan adopsi dari pedoman teknis ini. Standar JCI telah digunakan untuk mengakreditasi beberapa rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit sakit pemerintah pemerintah maupun swasta, dengan maksud agar kualitas ban banguna gunan n
dan dan
pras prasar aran ana a
rum rumah
saki sakitn tnya ya
setar etara a
den dengan gan
stan standa darr
internasional. JCI, dalam penyusunannya banyak mengacu pada standar !P" ( National mana standa standarr ini telah digunaka digunakan n juga juga Fire Protection Protection Associatio Association n), di mana sebagai Standar asional Indonesia (SI), dan yang telah diterbitkan sebagai SI juga juga telah telah diwaji diwajibka bkan n pula pula penggu penggunaa naanny nnya a oleh oleh Peratu Peraturan ran #en #enter terii Pekerjaan $mum o. %&'ahun %*. $ntu $ntuk k peny penyes esua uaia ian n deng dengan an pedo pedoma man n tekn teknis is ini, ini, tida tidakl klah ah muda mudah, h, mengingat telah banyak rumah sakit yang dibangun di Indonesia saat ini dari tingka tingkatt kota kota #etrop #etropoli olitan tan,, kota kota besar besar dan kabupat kabupaten en belum belum banyak banyak yang yang memenuhi memenuhi syarat. $ntuk itu, perlu ada suatu kebijakan kebijakan dari Pemerin Pemerintah tah Pusat (+ementerian +esehatan) dan Pemerintah aerah (Propinsi, +abupaten dan +ota) +ota),, untuk untuk menera menerapka pkanny nnya a secara secara bertah bertahap, ap, sesuai sesuai kemamp kemampuan uan daerahnya masing-masing. alam penerapannya, untuk konsultasi lebih lanjut, Pemerintah aerah dapat menghubungi +ementerian +esehatan I, Sub it Sarana d an Prasarana +eseh +esehata atan, n, irektora irektoratt /ina /ina
Pelay Pelayana anan n Penun Penunjan jang g #edik #edik dan Sarana Sarana
+esehatan.
2. Ma"# Ma"#d d dan dan T T$an $an Pedoman teknis sarana keselamatan jiwa bangunan dan prasarana rumah sakit ini, dimaksudkan sebagai upaya memberikan acuan teknis 0asilitas 0isik agar rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang memadai sesuai kebutuhan. Pedoman teknis sarana keselamatan jiwa bangunan dan prasarana rumah sakit sakit ini bertuj bertujuan uan memberi memberikan kan petunj petunjuk uk agar agar suatu suatu perenc perencana anaan an dan pengelola pengelolaan an sarana sarana keselamata keselamatan n jiwa bangunan dan prasarana prasarana di rumah M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
3
sakit memperhati memperhatikan kan kaidah-kaid kaidah-kaidah ah pelayanan pelayanan kesehatan, kesehatan, sehingga sehingga dapat digunakan oleh pihak yang terkait.
3. Pen'e()*an. 3.1 A"#e# e"#*) /agian dari sarana jalan ke luar yang menuju ke sebuah eksit. 1ambar 2.3 - "kses eksit.
3.2 +a,a) -/*!*)a# an' #e(*# +ema +emamp mpua uan n untu untuk k berg berger erak ak ke arah arah tang tangga ga teta tetapi pi tida tidak k dapa dapatt menggunakan tangga.
3.3 Dae(ah )e-a) /e(!*ndn' Suatu daerah tempat berlindung, adalah salah satu dari 4 (a) satu satu tingka tingkatt dalam dalam bangun bangunan, an, di mana mana bangun bangunan an terseb tersebut ut diprot diproteks eksii menyeluruh oleh sistem springkler otomatik yang terawasi dan disetujui serta dipasang sesuai SI 2-25*5-% tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, dan mempunyai paling sedikit dua ruangan atau tempat yang dapat dicapai dan terpisah satu sama lain oleh partisi yang tahan asap, atau
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
4
(b) satu tempat, di dalam satu jalur lintasan menuju jalan umum yang diproteksi dari pengaruh kebakaran, baik dengan cara pemisahan dengan tempat lain di dalam bangunan yang sama atau oleh lokasi yang baik, sehingga memungkinkan adanya penundaan waktu dalam lintasan jalan ke luar dari tingkat manapun, atau (c) suatu tempat berlindung yang pencapaiannya memenuhi persyaratan rute sesuai ketentuan yang berlaku.
3. E"#*) h(*n)a! Suatu jalan terusan dari satu bangunan ke satu daerah tempat berlindung di dalam bangunan lain pada ketinggian yang hampir sama, atau suatu jalan terusan yang melalui atau mengelilingi suatu penghalang api ke daerah tempat berlindung pada ketinggian yang hampir sama dalam bangunan yang sama, yang mampu menjamin keselamatan dari kebakaran dan asap yang berasal dari daerah kejadian dan daerah yang berhubungan.
3.5 E"#*) /agian dari sebuah sarana jalan ke luar yang dipisahkan dari tempat lainnya dalam bangunan gedung oleh konstruksi atau peralatan sesuai butir 6.3.% untuk menyediakan lintasan jalan yang diproteksi menuju eksit pelepasan.
1ambar 2.&. 7ksit.
3.4 E"#*) e!ea#an M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
5
/agian dari sarana jalan ke luar antara batas ujung sebuah eksit dan sebuah jalan umum. 1ambar 2.8 - 7ksit pelepasan.
3. Ja!( !*n)a#an /e(#a-a /agian dari akses eksit yang dilintasi sebelum dua jalur lintasan terpisah dan berbeda menuju dua eksit yang tersedia. Jalur yang tergabung adalah jalur lintasan bersama.
1ambar 2.* - Jalur lintas bersama.
3.6 L/* !*7) Sebuah tempat dari mana orang langsung memasuki kereta li0t dan ke mana orang langsung ke luar dari kereta li0t.
3.8 P*n) !*7) !/* M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
6
Sebuah pintu di antara li0t lobi dan satu tempat pada bangunan yang bukan sha0 li0t.
3.10 RaSuatu jalan yang memiliki kemiringan lebih curam dari 3 4 %.
3.11 Ran' )e()) )ahan a#a Sebuah ruang tertutup untuk tangga dirancang untuk membatasi pergerakan dari hasil pembakaran.
3.12 Sa(ana $a!an "e !a( an' daa) d*!a!* Suatu jalur lintasan yang dapat digunakan oleh seseorang dengan cacat mobilitas yang menuju jalan umum atau suatu daerah tempat berlindung.
3.13 Sa(ana $a!an "e !a( Suatu jalan lintasan yang menerus dan tidak terhambat dari titik manapun dalam bangunan gedung ke jalan umum, terdiri dari tiga bagian yang jelas dan terpisah9 akses eksit, eksit dan eksit pelepasan.
3.1 S*#)e- e9a"a#* den'an !*7) Sebuah sistem, termasuk sederetan :ertikal lobi li0t, meliputi pintu lobi li0t, sha0 li0t dan ruangan mesin yang menyediakan proteksi dari pengaruh kebakaran bagi penumpang li0t, orang yang menunggu li0t, dan peralatan li0t, untuk dapat menggunakan li0t sebagai jalan ke luar.
. Ran' L*n'". ;ingkup materi Pedoman eknis Sarana +eselamatan Jiwa /angunan dan Prasarana umah Sakit ini adalah sebagai berikut 4 (3) +etentuan $mum. memberikan gambaran umum yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, serta lingkup materi pedoman. (%) /ab I 4 Pedoman eknis Sarana +eselamatan Jiwa Pada /angunan umah Sakit. (2) /ab II 4 /angunan dan !itur Proteksi +ebakaran (6) /ab III 4 Penutup
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
7
BAB I PEDOMAN TEKNIS SARANA KESELAMATAN JIWA PADA BAN:UNAN RUMAH SAKIT
A. L*n'"n'an 7*#*" /an'nan (-ah #a"*) d*(an,an' dan d*"e!!a n)" -e-enh* Pe(#a(a)an Te"n*# Ke#e!a-a)an J*;a. 1. E!e-en
tranet. (2) "pabila umah sakit berencana untuk memperbaiki kekurangannya melalui <encana Perbaikan (P)=, umah sakit harus memenuhi kerangka waktu yang ditentukan dalam <encana Perbaikan (P)= dan dapat disetujui.. (6) $ntuk umah Sakit yang menggunakan <"kreditasi umah Sakit= untuk tujuan menyatakan status4 rumah sakit harus menyimpan dokumentasi dari setiap inspeksi dan persetujuan yang dibuat oleh instansi terkait.
B. Ban'nan (-ah #a"*) -e!*ndn'* en'hn* #e!a-a $an'"a ;a") )e()en) "e)*"a ed-an )e"n*# "e#e!a-a)an $*;a *n* )*da" )e(enh* a)a #e!a-a $an'"a ;a") "n#)("#*. 1. E!e-en
8
(2) umah sakit memiliki kebijakan tertulis tindakan keselamatan jiwa sementara (I;S# ? Interim ;i0e Sa0ety #easure) yang mencakup situasi dimana sarana keselamatan jiwa terdapat kekurangan yang tidak
dapat
secara langsung diperbaiki atau selama periode
konstruksi. +ebijakan termasuk e:aluasi jika dan untuk perluasan apa dari rumah sakit berikut langkah khusus untuk kompensasi dari peningkatan risiko keselamatan jiwa. . (6) "pabila rumah sakit teridenti0ikasi adanya kekurangan yang tidak dapat segera perbaiki atau selama jangka waktu konstruksi, rumah sakit perlu melakukan sebagai berikut 4 memeriksa <7ksit= di daerah yang terkena dampak setiap hari. +ebutuhan untuk pemeriksaan ini didasarkan pada kriteria langkah
4
#eningkatkan
pengawasan
bangunan,
pekarangan,
peralatan, memberikan perhatian khusus pada area konstruksi dan
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
9
gudang,
penggalian
dan
kantor
lapangan.
+ebutuhan
untuk
meningkatkan pengawasan didasarkan pada kriteria
rumah
sakit
perlu
melakukan
sebagai
berikut
4
#enyediakan gudang konstruksi, kerumahtanggaan, dan secara praktis membuang puing-puing yang dapat mengurangi bahan mudah terbakar pada bangunan dan beban api yang mudah terbakar sampai tingkat serendah mungkin. +ebutuhan penerapan ini didasarkan pada kriteria
kebakaran.
+ebutuhan
akan
pelatihan
tambahan
didasarkan pada kriteria
dapat segera diperbaiki atau selama periode
konstruksi, rumah sakit perlu melakukan hal berikut 4 #elakukan satu latihan kebakaran tambahan per shi0 per kuartal. +ebutuhan latihan tambahan didasarkan pada kriteria
sementara,
diimplimentasikan
untuk
menjaga
keselamatan terhadap bahaya kebakaran. +ebutuhan pendidikan didasarkan pada
gangguan
struktural
atau
0itur
kompartemen
keselamatan kebakaran. +ebutuhan pelatihan berdasarkan kriteria
10
+a)a)an = +ompartemenisasi
adalah konsep
menggunakan
berbagai
komponen
bangunan (misalnya, dinding dan pintu tahan api, penghalang asap, plat lantai tahan api) untuk mencegah penyebaran api dan produk pembakaran sehingga memberikan sarana jalan ke luar yang aman yang disetujui. +ehadiran 0itur ini ber:ariasi, tergantung pada klasi0ikasi penghuni bangunan.
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
11
BAB II BAN:UNAN DAN %ITUR PROTEKSI KEBAKARAN
A. Ban'nan dan 7*)( ()e"#* "e/a"a(an d*(an,an' dan d*e!*ha(a n)" -e-*n*-a!"an en'a(h a*> a#a dan ana#. Pen$e!a#an = /angunan harus dirancang, dibangun dan dipelihara untuk meminimalkan bahaya dari pengaruh api, termasuk asap, panas dan gas beracun. +arakteristik struktural bangunan dan juga usia bangunan, menentukan tipe 0itur proteksi kebakaran yang dibutuhkan. !itur yang dicakup dalam standar ini termasuk struktur, sistem sprinkler otomatik, pemisahan bangunan, dan pintu-pintu.
+a)a)an = /ila reno:asi atau merancang sebuah bangunan baru, rumah sakit juga harus
memenuhi
pedoman
teknis
dan
standar
(lokal,
propinsi,
kabupaten'kota) yang mungkin lebih ketat daripada persyaratan teknis sarana
keselamatan
jiwa.
Juga
pedoman
teknis
yang
mencakup
pertimbangan khusus untuk reno:asi kecil dan besar.
7lemen-elemen kinerjanya dapat diuraikan sebagai berikut 4 (3) /angunan memenuhi persyaratan ketinggian dan tipe konstruksi sesuai dengan NFPA 101-2000: 18/19.1.6.1 (%) /angunan baru dan bangunan eksisting yang dilengkapi dengan sistem sprinkler otomatis yang disetujui, dipersyaratkan untuk setiap jenis konstruksi ($ntuk teks lengkap dan setiap pengecualiannya, lihat !P" 33-%9 3*[email protected] dan 35.3.&.%) (2) ingkat +etahanan "pi dinding % jam (seperti dinding bersama antara bangunan dan dinding pemisah hunian di dalam bangunan) meluas dari plat lantai ke lantai atau lantai atap di atas dan meluas dari dinding luar ke dinding luar ($ntuk uraian lengkap dan setiap pengecualiannya, lihat !P" 33-%, *.%.%.%) (6) ingkat ketahanan api bukaan 3A jam pada dinding yang mempunyai tingkat ketahanan api % jam (;ihat juga butir %.3.% ayat 29 butir %.3.2 ayat 3) ($ntuk uraian lengkap dan setiap pengecualiannya, lihat !P" 33-%, *.%.2.%.2.3).
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
12
(@) Pintu-pintu dipersyaratkan mempunyai tingkat ketahanan api yang mempunyai 0ungsi perangkat keras, termasuk kunci yang menempel dan alat menutup otomatis atau yang menutup sendiri. Celah antara ujung pertemuan dari sepasang pintu tidak boleh lebih dari 3'* inci lebarnya, dan potongan di bawah tidak boleh lebih besar dari B inci. (;ihat juga butir %.3.2 ayat %9 butir %.3.26 ayat %) ($ntuk teks lengkap dan setiap pengecualiannya, lihat !P" 33-%, *.%.2.%.2.9 *.%.2.%.2.3 dan !P" *-35559 %.2.3.8 dan 3.33.6) (&) Pintu tahan api tidak perlu memiliki plat pelindung yang tidak disetujui, yang dipasang lebih tinggi dari 3& inci di atas bagian bawah pintu.
+a)a)an = Pintu untuk ruang berbahaya mungkin mempunyai plat pelindung tidak tahan api yang ditempatkan tidak lebih tinggi dari 6* inci dari bagian bawah pintu ($ntuk uraian lengkap dan setiap pengecualian, mengacu !P" *-3555, %-6.@ dan !P" 33-%,35.2.%.3). (8) Pintu-pintu membutuhkan tingkat ketahanan api B jam atau lebih lama, bebas dari benda-benda pelapis, dekorasi, atau benda lainnya yang dilekatkan pada permukaan pintu, kecuali tanda-tanda in0ormasi. ($ntuk uraian lengkap dan setiap pengecualiannya, lihat !P" *-3555, 3-2.@) (*) ucting yang menembus dinding pemisah yang mempunyai tingkat ketahanan api % jam diproteksi dengan damper yang mempunyai tingkat ketahanan
api
3A
jam
($ntuk
kalimat
penuh
dan
setiap
pengecualiannya, mengacu !P" 33-%9 *.%.2.%.6.3 dan !P" 5"35554 2-2.3). (5) uang sekitar pipa, konduit, busduct, kabel, kawat, saluran udara, atau tabung pnumatik yang menembus dinding dan lantai tahan api diproteksi dengan material tahan api yang disetujui.
+a)a)an = /usa jenis Polyurethane tidak bisa diterima sebagai bahan tahan api.($ntuk uraian lengkap dan setiap pengecualian, mengacu !P" 33%9 *.%.2.%.6.%) (3) umah sakit harus memenuhi semua persyaratan lain dari sarana keselamatan jiwa berkaitan dengan Persyaratan umum. (!P" 33-%9 3*'35.3)
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
13
B.
Se)*a /an'nan (-ah #a"*) -e-e!*ha(a "e)e(adan #a(ana $a!an "e !a(. Pen$e!a#an = leh karena pasien berada dalam kondisi perawatan medis sehingga dalam banyak hal tidak dapat bergerak menyelamatkan dirinya saat menghadapi kebakaran, maka bangunan di mana pasien tersebut dirawat harus dirancang dan dipelihara sedemikian sehingga pasien dapat dilindungi di tempatnya atau dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman dalam bangunan ( daripada dipindahkan atau die:akuasikan ke tempat lain di luar bangunan ). /angunan rumah sakit harus dapat menjamin bahwa jumlah eksit cukup, dan eksit memiliki kon0igurasi untuk memberikan perlindungan terhadap bahaya kebakaran. Pintu jalan ke luar tidak boleh dikunci yang bisa menghalangi jalur penyelamatan. Sarana jalan ke luar termasuk koridor, tangga kebakaran, dan pintupintu yang memungkinkan setiap orang meninggalkan bangunan atau bergerak di antara ruang-ruang khusus dalam bangunan. Sarana tersebut memungkinkan setiap orang mampu menyelamatkan dirinya terhadap api dan asap kebakaran, dan oleh karena itu merupakan bagian dari strategi proteksi kebakaran.
+a)a)an = Persyaratan +eselamatan Jiwa (Life Safety Code) membolehkan memilih pintu-pintu mana yang dikunci apabila ada sebab-sebab klinis yang membatasi gerakan pasien.
7lemen-elemen kinerjanya dapat diuraikan sebagai berikut 4 (3) Pintu-pintu dalam sarana jalan yang mengarah ke luar harus dalam keadaan
tidak
terkunci
($ntuk
uraian
lengkap
dan
setiap
pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 43*'35.%.%.%.6) (%) Pada bangunan rumah sakit yang mempunyai ruangan dengan jumlah penghuninya @ orang atau lebih, pintu-pintu dalam sarana jalan ke luar harus
membuka ke
arah luar
($ntuk
uraian lengkap dan
tiap
pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 8.%.3.6.%) (2) inding-dinding
yang
menutupi
eksit
horisontal
dengan
tingkat
ketahanan api % jam atau lebih, memanjang dari pelat lantai paling bawah ke pelat lantai atau atap di atasnya, dan membentang menerus M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
14
dari dinding luar ke dinding luar. (;ihat pula ketentuan dalam butir %.3, ayat 6) ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.%.6.2.3 dan *.%.%.%) (6) angga-tangga eksit luar dipisahkan dari bagian dalam bangunan dengan dinding-dinding yang memiliki tingkat ketahanan api yang sama dengan yang diperlukan untuk tangga-tangga yang dilindungi. inding berdiri :ertikal dari permukaan tanah ke ketinggian 2. m atau lebih di atas tangga teratas atau garis atap (yang mana yang lebih rendah) dan memanjang horiDontal 2. m atau lebih ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.%.%.&.2) (@) Pintu-pintu di bangunan baru yang merupakan bagian dari eksit horisontal memiliki kotak kaca penglihat yang disetujui dan dipasang tanpa menggunakan tiang jendela ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*.%.%.@.&) (&) "pabila dinding-dinding eksit horisontal di bangunan baru, berakhir di dinding-dinding luar pada sudut kurang dari 3* derajat, dinding-dinding luar harus memiliki tingkat ketahanan api 3 jam untuk jarak 2. m atau lebih. /ukaan-bukaan di dinding pada setiap inter:al 2. m memiliki ketahanan
api
B
jam
($ntuk
uraian
selengkapnya
dan
setiap
pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.%.6.2.%) (8) angga-tangga dan tangga dengan kemiringan (ramp) yang melayani sarana jalan keluar memiliki pegangan tangga dan dinding tangga pada kedua sisi untuk bangunan baru dan sekurang-kurangnya satu sisi pada bangunan eksisting ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 .%.%.6.%) (*) 7ksit pelepasan ke halaman luar atau lewat jalur terusan eksit yang disetujui yang menerus dan berhenti di jalanan umum atau pada eksit pelepasan di luar halaman bangunan ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.8) (5) "pabila pintu-pintu sarana jalan keluar di ruang tangga terbuka yang disebabkan oleh peralatan pembuka otomatis maka inisiasi dari gerakan menutup pintu pada setiap le:el maka akan menyebabkan semua pintupintu di semua le:el tangga akan menutup. ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.%.%.8). (3) Pintu-pintu yang menuju ke boiler baru, ruang-ruang pemanas baru dan ruang-ruang peralatan mekanikal baru yang terletak di sarana jalan ke M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
15
luar tidak terbuka dengan alat pelepas otomatik ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.%.%.&). (33) Pada bangunan baru atau eksisting, lebar koridor eksit berukuran sekurang-kurangnya %.6 m. ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.2.2). (3%) ;ebar koridor tidak boleh dihalangi dengan tonjolan-tonjolan dinding ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.2.2). Catatan 4 /ila lebar koridor bukan area yang dilewati pasien adalan 3.* m atau lebih, +omisi /ersama mengiDinkan benda-benda tertentu menyembul di koridor, seperti alat pencuci tangan atau meja komputer yang dapat ditarik atau dimasukkan kembali. byek-obyek tersebut tidak boleh melebihi 33 cm lebarnya dan tidak boleh menonjol lebih dari 3@ cm ke dalam koridor. /enda-benda ini harus dipasang sekurang-kurangnya berjarak 3%@ cm dan di atas tinggi pegangan tangga ($ntuk uraian selengkapnya dan setiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.2.2). (32) Jalur eksit, akses eksit dan eksit pelepasan kearah jalan publik harus bebas dari penghalang atau rintangan, seperti adanya penumpukan barang (contoh peralatan,kereta ' kursi dorong, perabotan), bahan konstruksi ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.3.3.3). (36) Pintu-pintu akses eksit dan pintu-pintu eksit harus bebas atau bersih dari kaca-kaca cermin, tenun
'
kain
barang-barang tergantung,
yang
bisa
menyembunyikan,
atau
barang-barang
mengaburkan
atau
membingungkan arah ke luar ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.@.%.%). (3@) ;antai-lantai atau kompartemen-kompartemen dalam bangunan dua atau lebih eksit yang disetujui yang diatur dan dibuat diletakkan berjauhan satu sama lain ($ntuk uraian selangkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.6.3). (3&) uang-ruang tempat tidur pasien atau ruang tidur pasien utama (suites) berukuran lebih besar dari 3 m% harus dilengkapi sedikitnya % (dua) pintu akses eksit yang lokasinya berjauhan satu sama lain ($ntuk uraian M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
16
selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.@.%). (38) uang-ruang atau ruang-ruang besar (yang tidak digunakan sebagai ruang tidur pasien) berukuran lebih besar dari %2 m% harus memiliki % (dua) pintu-pintu akses eksit yang lokasinya berjauhan satu sama lain ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%[email protected]). (3*) uang-ruang besar (suites) untuk tempat tidur pasien dibatasi sampai 6& m%, dan ruang-ruang besar untuk keperluan lain dibatasi hingga 52 m%. uang-ruang besar tersebut harus diatur sedemikian hingga tidak ada ruang-ruang antara yang merupakan area berbahaya (;ihat pula ;S.%.3.2, 7P%). ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%[email protected]). (35) alam ruang-ruang besar untuk ruang tidur pasien, jarak tempuh ke pintu akses eksit dari setiap titik dalam ruang besar adalah 2 m atau kurang($ntuk uraian lengkap dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.@.*). (%) alam ruang-ruang besar yang tidak digunakan untuk tempat tidur pasien yang memiliki 3 (satu) ruang antara, jarak tempuh ke pintu akses eksit dari setiap titik di ruang besar adalah 2 m atau kurang, dan dalam ruang-ruang besar yang memiliki % (dua) ruang-ruang antara adalah 3@ m atau kurang. ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.@.*) (%3) uang-ruang tempat tidur pasien membuka langsung ke koridor eksit. ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%[email protected]) (%%) Pintu-pintu yang mengarah ke ruang-ruang tidur pasien tidak dikunci. ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.%.%.%). (%2) Jarak tempuh ke pintu ruangan dari setiap titik di ruang tidur pasien adalah 3@ m atau kurang ($ntuk uraian selengkapnya dan dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.&.%.2) (%6) Pada bangunan eksisting, jarak tempuh, antara tiap pintu ruang ke eksit adalah 2 m atau kurang (atau 6@ m atau kurang apabila dipasang sistem sprinkler otomatis). Pada bangunan baru, jarak tempuh antara tiap titik dalam ruangan dan ke eksit adalah 6@ m atau kurang ($ntuk uraian M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
17
selengkapnya dan tiap pengecualian mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.&.%.3) (%@) Pada bangunan eksisting, jarak tempuh antara setiap titik dalam ruangan dan eksit adalah 6@ m atau kurang (atau & m atau kurang apabila dilengkapi dengan system sprinkler otomatis). Pada bangunan baru, jarak tempuh antara tiap titik dalam ruangan ke eksit ad alah & m atau kurang ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35. %.&.%.%). (%&) Pada bangunan baru, tidak ada ujung buntu yang lebih panjang dari 5 m ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*.%[email protected]). (%8) Jalan ke luar diterangi dengan baik pada semua titik, termasuk sudutsudut dan simpangan koridor dan jalan-jalan terusan, jalur tangga, bordes tangga, pintu-pintu eksit dan eksit pelepasan. ($raian lengkap dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.%.*) (%*) Iluminasi di sarana jalan ke luar, termasuk di eksit pelepasan diatur sedemikian rupa, sehingga bila terjadi kegagalan pada tiap satuan kelengkapan pencahayaan atau tabung pencahayaan tidak menimbulkan kegelapan di area tersebut ($ntuk uraian selengkapnya dan tiap pengecualian, mengacu ke !P" 33-% 4 8.*.3.6). (%5) angga-tangga yang melayani @ (lima) lantai atau lebih harus memiliki tanda di setiap bordes di sha0t tangga yang memberikan identi0ikasi lantai tersebut, sha0 tangga, bagian atas dan bawah, dan arah ke dan lantai pelepasan eksit. anda-tanda ditempatkan 3.@ m di atas bordes dalam posisi yang dapat dengan mudah dilihat saat pintu dibuka atau ditutup. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 8.%.%[email protected]) (2) anda-tanda bertuliskan $+" 7+SI= dipasang pada setiap pintu, jalan terusan,atau jalur tangga yang bukan jalan ke luar atau akses ke jalan ke luar yang bisa menimbulkan kekeliruan saat mencari pintu ke luar ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33% 4 8.3.*.3) (23) anda-tanda eksit harus mudah dilihat apabila jalur jalan ke eksit tidak langsung terlihat jelas. anda-tanda tersebut harus mendapatkan pencahayaan yang cukup, memiliki tulisan berukuran tinggi 3 cm atau lebih (atau tinggi 3@ cm apabila mendapatkan pencahayaan dari luar). M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
18
($ntuk uraian yang lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33% 4 8.3.3.%, 8.3.@, 8.3.&.3, dan 8.3.8.3). (2%) /angunan rumah sakit memenuhi semua persyaratan sarana jalan ke luar (!P" 33- % 4 3*'35.%)
+. Se)*a /an'nan (-ah #a"*) -ened*a"an dan -e-e!*ha(a 7*)( /an'nan n)" -e!*ndn'* (an'<(an' )e(hada /ahaa a* dan a#a "e/a"a(an. Pen$e!a#an = /ahaya api dan asap kebakaran harus mendapatkan perhatian khusus bagi pengelola rumah sakit oleh karena ketidakmampuan sebagian pasien untuk menyelamatkan diri tanpa bantuan petugas. "pabila suatu bangunan tidak diproteksi dengan baik maka pasien akan menghadapi risiko karena asap dan api dapat menjalar melalui bukaanbukaan dalam bangunan. $ntuk menjamin aspek penyelamatan atau e:akuasi yang aman, bahaya api dan asap dapat dihindari atau dibatasi apabila
bagian-bagian
bangunan
dipisahkan
melalui
system
kompartemenisasi. isamping itu, bahan-bahan pelapis interior perlu dikontrol untuk meminimalisasi asap dan gas-gas beracun. /ukaan-bukaan diperlukan terkait dengan adanya peralatan pemanas, :entilasi, sistem pengkondisian udara, ruang luncur ele:ator, sha0t pembuangan sampah dan penggelontoran untuk pencucian. /angunan rumah sakit dirancang dan dipelihara sedemikian rupa agar bukaan-bukaan tersebut mampu membatasi penjalaran api ke kompartemen atau ke lantai-lantai lainnya.
E!e-en
/ukaan-bukaan :ertikal yang ada (di luar tangga-tangga eksit) dilindungi dalam konstruksi tahan api 3 jam. Pada konstruksi yang baru, bukaan :ertikal (di
luar tangga-tangga eksit) dilindungi
dalam
konstruksi dinding tahan api 3 jam apabila menghubungkan 2 lantai atau kurang9 dan dalam konstruksi dinding tahan api % jam apabila menghubungkan 6 lantai atau lebih. (;ihat juga butir %.3.3 ayat 6). (%)
Semua area berbahaya dilindungi dengan dinding-dinding dan pintupintu yang memiliki ketahanan api sesuai dengan !P" 33-% 4 3*'35.2.%.3 (;ihat juga butir %.3.3, ayat @, butir %.3.%, ayat 3*).
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
19
"rea atau lokasi berbahaya termasuk, tetapi tidak terbatas, pada elemen elemen berikut 4 (a) /oiler ' uang-ruang pemanas menggunakan bahan bakar 3) uang-ruang boiler atau pemanas eksisting berbahan bakar, dilindungi sistem sprinkler, mampu menahan penjalaran asap, dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau diberi alat penutup otomatis9 atau ruang dilindungi dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. %) uang-ruang boiler ' pemanas berbahan bakar yang baru dilindungi system sprinkler dan memiliki dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. (b) uang ;aundry berukuran lebih dari 5 m% 3) uang ;aundry eksisting, berukuran lebih dari 5 m% yang dilindungi system sprinkler, mampu menahan jalaran asap, memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau dilengkapi dengan alat penutup otomatis9 atau berada dalam ruangan dengan dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. %) uang ;aundry baru, berukuran lebih dari 5 m% yang dilindungi system sprinkler dan memiliki dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. (c) uang-ruang penyimpanan cairan mudah terbakar (;ihat !P" 2355&4 6-6.%.3 dan 6-6.6.%) 3) <uang tangki cairan mudah menyala= eksisting, yang dilindungi dengan dinding tahan api % jam dan pintu tahan api 3,@ jam. %) <uang tangki cairan mudah menyala= baru, dilindungi sistem sprinkler dan memiliki dinding tahan api % jam dan pintu tahan api 3,@ jam. (d) ;aboratorium (;ihat !P" 6@-355& untuk menentukan apakah laboratorium termasuk area sangat berbahaya). 3) ;aboratorium eksisting yang bukan area sangat berbahaya, yang memiliki sistem sprinkler, mampu menahan penjalaran asap, dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau diberi alat penutup pintu otomatis9 atau laboratorium tersebut memiliki dinding tahan api 3 jam dengan pintu tahan api B jam . %) ;aboratorium baru yang bukan termasuk area sangat berbahaya, memiliki sistem sprinkler, mampu menahan jalaran asap dan M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
20
memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau diberi alat penutup pintu otomatis. 2) ;aboratorium eksisting yang termasuk area sangat berbahaya (;ihat !P" 55-3555 4 3-2.3.3) yang memiliki dinding tahan api % jam dan pintu tahan api 3,@ jam. "pabila dilindungi dengan sistem sprinkler maka dinding cukup bertahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. 6) ;aboratorium baru yang termasuk area sangat berbahaya (;ihat !P" 55-3555 4 3-2.3.3) harus memiliki sistem sprinkler dan dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. @) <uang tangki penyimpan gas mudah menyala= eksisting di laboratorium harus diproteksi dinding tahan api % jam dan pintu tahan api 3,@ jam (;ihat !P" 55-3555 4 3-3.%.%) &) <uang
tangki
penyimpan
gas
mudah
menyala=
baru
di
laboratorium harus memiliki sistem sprinkler dan dinding tahan api % jam dan pintu tahan api 3,@ jam (;ihat !P" 55-3555 4 33.%.%) (e) /engkel perawatan dan pemeliharaan 3) /engkel perawatan dan pemeliharaan eksisting yang dilindungi system sprinkler harus mampu menahan penjalaran asap, dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau diberikan alat penutup pintu otomatis9 atau bengkel tersebut harus diproteksi dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam %) /engkel perawatan dan pemeliharaan yang baru yang diproteksi system sprinkler harus memiliki dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. (0) uang-ruang suplai tangki oksigen yang menggunakan pipa (;ihat !P" 55-3555 4 6-2.3.3.%) 3) uang suplai tangki oksigen eksisting harus diproteksi dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam %) uang suplai tangki oksigen baru yang diproteksi system sprinkler harus memiliki dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. (g) /engkel tempat pengecatan yang bukan area sangat berbahaya 3) /engkel pengecatan eksisting yang bukan area sangat berbahaya harus diproteksi system sprinkler dan harus mampu menahan M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
21
jalaran asap, dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau mempunyai alat penutup pintu otomatis9 atau bahwa bengkel tsb memiliki dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. %) /engkel pengecatan baru yang bukan area sangat berbahaya yang memiliki system sprinkler harus diproteksi dinding tahan api 3 jam serta pintu tahan api B jam. (h) uang-ruang linen yang kotor 3) uang-ruang linen kotor eksisting harus diproteksi sistem sprinkler dan harus mampu menahan penjalaran asap, dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis9 atau ruang-ruang tersebut memiliki dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. %) uang-ruang linen kotor yang baru harus diproteksi system sprinkler dan mempunyai dinding tahan api 3 jam serta pintu tahan api B jam. (i) uang-ruang tempat penyimpanan ' penimbunan 3) uang-ruang tempat peyimpanan eksisting untuk benda-benda mudah terbakar (combustible) berukuran lebih besar dari @ m% harus diproteksi system sprinkler, mampu menahan jalaran asap, dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau diberi alat penutup pintu otomatis9 atau dinding ruangan memiliki ketahanan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. %) uang-ruang tempat penyimpanan benda-benda combustible yang baru berukuran antara @ m% hingga 3 m%, harus mampu menahan penjalaran asap dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau memiliki alat penutup pintu otomatis. 2) uang-ruang tempat penyimpanan benda-benda combustible yang baru,berukuran lebih besar dari 3 m% harus diproteksi system sprinkler dan berdinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. (j) uang-ruang pengumpulan sampah ' barang bekas 3) uang-ruang tempat pengumpulan sampah ' barang bekas eksisting harus diproteksi system sprinkler, mampu menahan jalaran asap dan memiliki pintu yang dapat menutup sendiri atau memakai alat penutup pintu otomatis9 atau berdinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
22
%) uang-ruang tempat pengumpulan sampah ' barang bekas yang baru harus diproteksi system sprinkler dan mempunyai dinding tahan api 3 jam dan pintu tahan api B jam. (2)
oko mainan yang menyimpan atau memajang benda-benda mudah terbakar dalam jumlah yang termasuk berbahaya harus dipisahkan dengan dinding-dinding tahan api 3 jam dan pintu-pintu tahan api B jam. Pada bangunan eksisting, kombinasi dinding-dinding dan pintupintu untuk menghambat penjalaran asap dan sistem sprinkler otomatis boleh digunakan untuk toko mainan yang menyimpan atau memajang benda - benda mudah terbakar dalam jumlah yang dapat dikategorikan berbahaya ($ntuk uraian lengkap dan tiap pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.2.%.@)
(6)
/ahan pelapis interior dinding dan pla0on eksisting harus memiliki rating klas " atau / untuk membatasi perkembangan asap dan penyebaran nyala api. /ahan pelapis interior dinding dan pla0on yang baru dipasang memiliki rating klas " ($ntuk uraian selengkapnya dan pengecualiannya mengacu ke !P" 33-% 4 35.2.2.%).
(@)
/ahan pelapis lantai yang baru dipasang di koridor kompartemen asap tanpa system sprinkler harus memiliki daya 0luks radiasi +las I ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 35.2.2.2)
(&)
Partisi koridor eksisting dari konstruksi tahan api A jam dipasang menerus dari pelat lantai ke lantai atau pelat atap di atas, hingga melalui tiap ruang-ruang tersembunyi (seperti ruang-ruang yang terdapat di atas pla0on gantung dan ruang-ruang antara), harus ditutup rapat dan dikonstruksi untuk membatasi penjalaran asap.
+a)a)an= 3. uang-ruang yang tidak tertutup rapat berukuran 3'* inci atau kurang yang terletak sekeliling pipa, saluran udara dan pengkawat di atas pla0on diperbolehkan. %. i dalam kompartemen asap yang dilindungi seluruhnya dengan sistem sprinkler yang disetujui, partisi koridor diperbolehkan berakhir pada langit-langit
apabila
langit-langit
tersebut
dikonstruksi
untuk
membatasi penjalaran asap. Penjalaran asap dapat dibatasi dengan langit-langit yang memiliki lembaran akustik gantung yang terbuka (e>posed, suspended-grid acoustical tile ceiling). !itur langit-langit M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
23
berikut ini juga mampu membatasi penjalaran asap, sistem pemipaan sprinkler dan sprinkler yang menembus langit-langit, pemanasan saluran udara,:entilasi, dan suplai pengkondisian udara (EF"C) dan di0user udara balik9 pengeras suara dan kelengkapan pencahayaan yang
dipasang
perkecualiannya,
masuk
(recessed).($ntuk
mengacu
ke
uraian
!P" 33-%
4
lengkap
dan
35.2.&.%
dan
35.2.&.%.%) (8)
Pada bangunan baru, dinding koridor dikonstruksi untuk membatasi penjalaran
asap
($ntuk
uraian
persyaratan
lengkap
dan
pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 3*.2.&.%) (*)
Pada kompartemen asap tanpa sistem sprinkler, jendela-jendela kebakaran yang terpasang tetap, berukuran %@G atau kurang dari ukuran dinding-dinding koridor di mana jendela-jendela tersebut terpasang.
+a)a)an = Pemasangan jendela eksisting yang sebelumnya memenuhi kriteria ;i0e Sa0ety Code (seperti luasan ,* m% atau kurang, dipasangi kaca berkawat (wire glass), atau kaca tahan api, dan dipasang pada rangka metal
yang
disetujui).($ntuk
uraian
lengkap
dan
setiap
perkecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 435.2.&.2.* dan *.%.2.% (%). (5)
Pada bangunan-bangunan eksisting, semua pintu-pintu koridor dibuat dari panel kayu padat atau yang setara setebal 6.6 cm atau lebih dan tidak memiliki lubang :entilasi atau gril (dengan pengecualian pada kamar mandi, toilet dan bak benam yang tidak mengandung bahan mudah terbakar atau menyala) ($ntuk uraian persyaratan lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-%4 35.2.&.2.3 dan 35.2.&.6)
(3) Pintu-pintu koridor yang tidak memiliki plat pelindung dipasang lebih tinggi dari 3%@ cm di atas bagian bawah pintu ($ntuk uraian persyaratan lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.2.&.2.@) (33) Pintu-pintu koridor dilengkapi dengan alat pengunci positi0, diatur untuk membatasi gerakan asap, dan ber-engsel sehingga mampu berayun. Celah antara sisi pertemuan pasangan pintu tidak lebih dari .2 cm, dan undercuts tidak lebih dari %.@ cm. Pengunci jenis gulung tidak diperkenankan. M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
24
+a)a)an = $ntuk pintu-pintu eksisting, disarankan untuk menggunakan suatu alat yang bisa mempertahankan pintu tetap tertutup bila mendapatkan tekanan seberat %% pada sisi pintu. ($ntuk uraian selengkapnya bisa mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.2.&.2.3 dan 8.%.3.6.3) (3%) /ukaan-bukaan panel-panel atau pintu-pintu dengan kaca pengintai di dinding-dinding koridor (di luar kompartemen-kompartemen asap yang membatasi ruangan tidur pasien) dipasang pada atau di bawah setengah jarak dari lantai ke langit-langit. /ukaan-bukaan ini tidak boleh lebih besar dari @% cm% pada bangunan baru atau lebih besar dari 32 cm% pada bangunan eksisting.
+a)a)an = /ukaan bisa termasuk, tetapi tidak terbatas pada ukuran celah surat dan jendela celah seperti di laboratorium, 0armasi dan tempat kasir ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu kepada !P" 33-% 43*'35.2.&.@). (32) +oridor-koridor yang melayani ruang-ruang bersebelahan tidak boleh digunakan sebagai bagian dari plenum suplai udara, udara balik atau udara buang.
+a)a)an = +omisi gabungan menganggap peraturan mengijinkan gerakan udara antara ruang-ruang dan koridor (seperti ruang-ruang isolasi) karena kebutuhan akan beda tekanan di rumah sakit perawatan. Pada kondisi semacam ini, arah aliran udara tidak menjadi 0okus elemen kinerja. $ntuk tujuan proteksi kebakaran, trans0er udara harus dibatasi pada jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan beda tekanan positi0 atau negati:e. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu kepada !P" 5"-3555 4 %-2.33.3). (36) Pada
bangunan-bangunan
eksisting
harus
disediakan
sekurang-
kurangnya dua kompartemen asap pada setiap lantai yang memiliki lebih dari 2 pasien di ruangruang perawatan. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu ke !P" 33-% 4 35.2.8.3) (3@) Pada bangunan-bangunan baru harus disediakan sekurang-kurangnya dua kompartemen asap untuk setiap lantai yang meliputi 4
− ruang-ruang tidur pasien atau perawatan.
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
25
− lantai-lantai yang bukan untuk ruang-ruang tidur yang memiliki penghuni dengan kapasitas @ orang atau lebih.
− lantai-lantai yang tidak dihuni dan digunakan. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 3*.2.8.3 dan 3*.2.8.%). (3&) Penghalang-penghalang
asap
membatasi
ukuran
maksimum
dari
kompartemen asap hingga %3 m%. Jarak tempuh dari setiap titik dalam kompartemen ke dinding penghalang asap tidak lebih dari & m. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.2.8.3) (38) $kuran kompartemen-kompartemen asap memenuhi persyaratan yang berlaku (!P" 33-% 4 3*'35.2.8.6) (3*) Penghalang-penghalang asap membentang dari pelat lantai ke lantai atau pelat atap di atasnya, melalui setiap ruang-ruang tersembunyi (seperti ruang-ruang di atas langit - langit gantung dan ruang-ruang antara), dan memanjang menerus dari dinding luar ke dinding luar. Semua
penembusan ditutup
rapat.
($ntuk uraian
lengkap
dan
pengecualiannya mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.2.8.2) (35) Pada
bangunan-bangunan
eksisting,
penghalang-penghalang
asap
memiliki ketahanan api A jam dan pada bangunan baru, p enghalang api memiliki ketahanan api 3 jam ($ntuk uraian persyaratan lengkap dan pengecualiannya mengacu ke !P" 33-% 4 3*'35.2.8.2) (%) Pada
bangunan-bangunan
eksisting,
saluran-saluran
udara
yang
menembus penghalang-penghalang asap harus diproteksi damperdamper asap yang disetujui yang akan menutup saat detektor asap beroperasi. etektor ditempatkan di dalam sistem saluran udara atau di area yang melayani kompartemen asap.
+a)a)an = Pada
bangunan-bangunan
eksisting
dengan
dua
kompartemen
bersebelahan yang dilengkapi dengan sistem sprinkler otomatis, tidak diperlukan damper-damper pada penghalang-penghalang asap ($ntuk uraian persyaratan lengkap dan pengecualiannya mengacu ke !P" 33% 4 3*'35.2.8.2 dan *.2.@.%) (%3) amper-damper asap yang disetujui harus melindungi bukaan aliran udara yang dipasang sepanjang penghalang-penghalang asap di ruangruang pla0on yang digunakan sebagai plenum tanpa saluran udara baik M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
26
untuk
udara
suplai
maupun
balik
($raian
lengkap
dan
pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 *[email protected]). (%%) Susunan jendela api terpasang tetap pada dinding-dinding atau pintupintu penghalang asap atau pintu-pintu yang memiliki ketahanan api % menit dan luasannya %@G atau kurang dari ukuran penghalang asap.
+a)a)an = Instalasi dinding eksisting yang memiliki kaca patri atau kaca tahan api, dan memiliki luas .* m% atau lebih kecil, serta dibuat pada rangka metal
dapat
diterima
($ntuk
uraian
persyaratan
lengkap
dan
pengecualiannya, mengacu ke !P" 33-% 4 3*.2.8.8, 35.2.8.@ dan *.%.2.%.%) (%2) Pintu-pintu pada penghalang-penghalang asap dapat menutup sendiri atau menutup secara otomatis, dibuat dari bahan panel kayu padat atau yang setara, berukuran 6.6 cm atau lebih, dan dipasang untuk menahan penjalaran asap. Celah di antara sisi-sisi pertemuan pasangan pintu tidak boleh lebih lebar dari .2 cm, dan potongan bawah (undercuts) tidak boleh lebih besar dari B inci. Pintu-pintu harus tidak memiliki lapisan papan pelindung tidak tahan api dengan ketinggian lebih dari 3%@ cm di atas bagian bawah pintu ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu kepada !P" 33-% 4 3*'35.2.8.@, 3*'35.2.8.&, dan *.2.6.3). (%6) alam bangunan, pintu eksit yang menghubungkan tiga lantai atau kurang harus memiliki ketahanan api 3 jam9 eksit yang menghubungkan empat lantai atau lebih harus memiliki ketahanan api % jam ($ntuk uraian persyaratan lengkap dan pengecualiannya mengacu ke !P" 33% 4 8.3.2.%.3) (%@) /angunan rumah sakit memenuhi semua persyaratan proteksi asap dan api sesuai ketentuan yang berlaku (!P" 33-% 4 3*'35.2)
+a)a)an = Sesuai ketentuan +omisi /ersama sejumlah tertentu pembersih tangan (hand-rub) berbasis alkohol boleh digunakan dalam kompartemen asap tunggal.
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
27
D. R-ah Sa"*) -ened*a"an dan -e-e!*ha(a #*#)e- a!a(- "e/a"a(an. U(a*an e!e-en
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
28
E. R-ah
#a"*)
-ened*a"an
dan
-e-e!*ha(a
#*#)e-
e-ada-an
"e/a"a(an. U(a*an e!e-en
Sistem alarm kebakaran memonitor komponen sistem sprinkler otomatis yang disetujui.($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %93*'35.2.@.% dan 5.8.%.%).
(%)
Sistem alarm kebakaran disambungkan pada alarm aliran air,($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 5.8.%.%).
(2)
1antungan pemipaan untuk sistem sprinkler otomatik yang disetujui tidak
boleh
longgar
atau
rusak.
($ntuk
uraian
lengkap
H
pengecualiannya mengacu pada !P" %@ - 355*9 %.%.2). (6)
Pemipaan untuk sistem sprinkler otomatik yang disetujui tidak boleh digunakan untuk menggantung peralatan lainnya. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" %@ - 35559 %.%.%).
(@)
+epala springkler tidak dalam keadaan rusak, bebas korosi, bebas material
lain,
dan
bebas
cat.
($ntuk
uraian
lengkap
dan
pengecualiannya mengacu pada !P" %@ - 35559 %.%.3.3). (&)
Perlu selalu dijaga area yang bebas dengan jarak 3*= (6@ cm) atau lebih, dari titik di bawah de0lektor kepala sprinkler ke titik tertinggi dari barang yang disimpan.
+a)a)an = (8)
inding perimeter dan ketinggian rak boleh memanjang sampai ke langit-langit apabila tidak terletak tepat di bawah kepala sprinkler. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 32 35559 @.*.@.%.3).
(*)
Sistem sprinkler area terbatas yang memproteksi area terisolasi dan berbahaya harus disambungkan ke sistem pemipaan air domestik mempunyai katup yang dapat ditutup dan mempunyai titik kepala sprinkler tidak lebih dari & (enam) buah. eteksi aliran air harus terpasang pada instalasi baru apabila dua atau lebih sprinkler melayani satu area. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 5.8.3.%).
(5)
Jarak tempuh terjauh untuk mencapai "P" ("lat Pemadam "pi ingan) terdekat adalah 8@ 0t (%2 m) atau kurang. ($ntuk uraian
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
29
lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'35.2.@.& dan !P" 3 - 355*9 2.3.3). (3) "P" +elas + diletakkan di dalam jarak 2 0t (5 m) dari suatu peralatan peralatan
dapur
yang
mengeluarkan
cairan
berminyak
seperti
penggorengan dengan tempat minyak yang dalam, kompor, wajan atau alat pemanggang. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %93*'35.2.@.& dan !P" 3 - 355*9 %.2.%.). (33) "lat mengeluarkan cairan berminyak pada peralatan dapur seperti penggorengan dengan tempat minyak yang dalam, kompor, wajan atau alat pemanggang harus mempunyai kanopi atau tudung, sistem saluran udara udara buang (e>haust duct), juga alat penangkap lemak tanpa saringan. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %93*'35.2.@.& dan !P" 5& - 355*9 3.2.3). (3%) Sistem pemadaman kebakaran otomatis untuk peralatan dapur yang mengeluarkan
cairan
berminyak
harus
seperti
berikut4
apat
mengakti0kan sistem alarm kebakaran gedung. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %93*'35.2.%.&, !P" 5& - 355*9 8.3.3 dan 8.&.%). (32) Sistem pemadaman kebakaran otomatis untuk peralatan dapur yang mengeluarkan cairan berminyak
harus
seperti
berikut
4
apat
mematikan aliran minyak'bahan bakar. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'35.2.%.&, 5.%.2, !P" 5& - 355*9 8.3.3 dan 8.6.3). (36) Sistem pemadaman kebakaran otomatis untuk peralatan dapur yang mengeluarkan cairan berminyak
harus
seperti
berikut
4
apat
mengontrol 0an buang (e>haust 0an) sesuai desain. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'35.2.%.&, !P" 5& - 355*9 8.3.3 dan *.3.@). (3@) umah sakit harus memenuhi semua persyaratan lainnya terkait dengan keselamatan jiwa (!P" 33 - %9 3*'35.2.@).
%. R-ah #a"*) -ened*a"an dan -e-e!*ha(a e(a!a)an "h## n)" -e-()e"#* #e#e(an' )e(hada an,a-an /ahaa "e/a"a(an a)a a#a. U(a*an e!e-en
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
30
($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 %9 33.8). (%) 1edung bertingkat tinggi yang baru harus diproteksi dengan sistem springkler otomatis yang disetujui untuk memenuhi persyaratan yang berlaku (!P" 33 - %9 3*.6.%). ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 33.*).
:. R-ah #a"*) -ened*a"an dan -e-e!*ha(a e(a!a)an 'edn' n)" -e-()e"#* #e#e(an' )e(hada an,a-an /ahaa "e/a"a(an dan a#a. U(a*an e!e-en
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
31
(@) Sha0 peluncur pembuangan sampah (re0use chute) harus dibuang menuju tempat penampungan yang tidak digunakan untuk keperluan lain. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'[email protected]). (&) Pada suatu bangunan rumah sakit yang baru, sampah linen dan kotak sampah harus mempunyai bukaan :ent melalui atap yang membuka langsung ke udara luar. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 %93*[email protected] dan !P" *% - 35559 2.%.%.6). (8) Pada bangunan yang lebih dari dua tingkat, sistem sprinkler otomatis yang disetujui harus dipasang di atas puncak bukaan-bukaan layanan pada sa0 buangan linen dan sampah yang melayani seluruh tingkat bangunan. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'[email protected]). (*) Pada bangunan eksisting, konstruksi pintu masuk yang melayani buangan sampan linen dan sha0 sampah mempunyai tingkat ketahanan api B jam (atau 3 jam bila pintunya terbuka ke arah koridor). Pada bangunan baru, konstruksi pintu masuk sha0 sampah harus mempunyai tingkat ketahanan api 3 jam (atau 3 A jam pada tempat peluncuran sampah bangunan empat tingkat atau lebih). ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'[email protected]). (5) Semua sha0 peluncuran untuk sampah linen dan sampah serta bukaan pintu mempunyai engsel positip yang dapat menutup sendiri. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'[email protected] dan *.%.2.%.2.3 dan !P" *%.35559 2.%.%.5). (3) Semua sha0 peluncuran untuk sampah linen dan sampah serta bukaan pintu harus mempunyai tingkat ketahanan api 3 jam. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'[email protected] dan *.%.2.%.2.3). (33) Sta0 peluncuran sampah linen dan sampah yang menuju pada suatu ruangan (3%) penampungan khusus harus dipisahkan dari koridor dengan tingkat ketahanan api konstruksi dinding selama 3 jam. ($ntuk uraian lengkap dan pengecualiannya mengacu pada !P" 33 - %9 3*'[email protected] dan 3*'35.2.%.39 !P" *% - 35559 2.%.&.3). umah sakit harus memenuhi
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
32
semua persyaratan operasi keselamatan jiwa (!P" 33 - %9 3*'35.@).
H. R-ah #a"*)
-ened*a"an dan -e-e!*ha(a 7*)( an' -e-enh*
e(#a(a)an en,e'ahan "e/a"a(an a* dan a#a. U(a*an e!e-en
M%K&PANDUAN PROTEKSI KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN JIWA RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA