PERAWATAN BAYI DENGAN BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ) PT. TEMBAKAU DELI MEDICA RSU dr.G.L TOBING
Standar Prosedur Operasional ( SPO )
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No . Dokumen
No. Revisi
Halaman
122/SPO/KEP/RSG/X/2017
00
1/3
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh : Kepala Rumah Sakit
12 Oktober 2017 dr. Novi Fitriani Metode atau cara pemberian asuhan pada bayi dengan Berat Badan Lahir kurang dari normal. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram,tanpa memandang masa gestasi Kriteria BBLR tanpa memandang usia gestasi : 1. BBLR : berat lahir kurang dari 2500 g 2. BBLSR : berat lahir 1000 – 1500 1500 g 3. BBASR : berat lahir < 1000 g
Bila usia gestasi dipertimbangkan, BBLR terdiri dari : 1. BBLR dengan usia gestasi < 37 minggu (NKB) 2. BBLR dengan usia gestasi > 37 minggu (NCB). Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawatan bayi dengan BBLR. 1. SK Kepala RS No.TDM.RSG/Kpts/46/IX/2017 tentang Kebijakan Umum Pelayanan Rumah Sakit Umum dr. G.L.Tobing. 2. SK Kepala RS No. TDM.RSG/Kpts/18/IX/2017 tentang Pedoman Pelayanan PONEK Rumah Sakit Umum dr.G.L.Tobing. 1. Perawat/ Bidan melakukan identifikasi pasien. 2. Perawat/ Bidan melakukan kebersihan tangan. 3. Perawat/ Bidan menjaga privasi pasien. 4. Perawat/ Bidan melakukan asuhan sesuai dengan masalah yang ada,yaitu bila: a. Gangguan Pernafasan: terapi oksigen, CPAP, Ventilator sesuai program dari DPJP. b. Thermoregulasi: Infant warmer, Inkubator, Metode Kangguru sesuai dengan program dari DPJP. c. Nutrisi: ASI Eksklusif/ sesuai program dari DPJP. Monitor motilitas usus, Waspada Necrolyzing Entero Kolitis d. Metabolisme: Monitor, koreksi bila perlu, fototherapi sesuai program DPJP. e. Polisitemia; Monitor, cairan, obat-obatan,partial exchange sesuai program dari DPJP. f. Kekebalan: mencegah infeksi nosokomial dengan menjaga kebersihan tangan, bekerja dengan teknik aseptik dan penggunaan APD dengan den gan benar 5. Perawat/ Bidan mengidentifikasi permasalahan dengan tepat dan melakukan asuhan sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada gangguan. pernafasan bayi sebagai berikut : a. Obstruksi Jalan Nafas Atas: Saat resusitasi bersihkan jalan nafas atas sesuai indikasi sambil menilai kemungkinan sumbatan
PERAWATAN BAYI DENGAN BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ) PT. TEMBAKAU DELI MEDICA RSU dr.G.L TOBING
No . Dokumen
No. Revisi
Halaman
122/SPO/KEP/RSG/X/2017
00
2/3
b. c. d. e.
f. g.
h.
PROSEDUR
i.
j.
Bila ada bayi sesak, bersihkan dulu jalan nafas atas sebelum melakukan tindakan lain, sesuai program DPJP. Makroglossia (lidah besar/ relatif besar) :bayi ditidurkan tengkurap atau dipasang gudel airway. Takhipnea Sementara Neonatus: Observasi frekuensi nafas, kalau perlu lapor DPJP. Penyakit Membran Hyalin: Pencegahan dengan pemberian kortikosteroid antenatal sesuai program dari DPJP.Cukupi kebutuhan O2, CPAP jika perlu bayi dipuasakan sampai stabil dan bising usus baik, berikan ASI, Antibiotik sesuai program dari DPJP. Dalam kondisi HMD berat, bayi dirawat di ICU menggunakan ventilator/ surfaktan atau sesuai dengan program DPJP. Pnemonia pada BBL: Berikan O2, puasakan bila sangat sesak, antibiotik sesuai program dari DPJP. Sindrom Aspirasi Mekonium: Antisipasi dan resusitasi, bayi tidak bugar, aspirasi mekonium, sering-sering vibrasi dada dan bersihkan lendir sesuai kebutuhan. Apnu: mulai dengan rangsangan taktil,lapor DPJP,Ventilasi Tekanan Positif dengan O2 40 %, CPAP, jika posisi bayi tengkurap, jaga saluran nafas atas, pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab apnu,jika apnu berulang bayi dipuasakan,sesuai program dari DPJP. Jika pertolongan gagal, bayi dirawat di ICU atau sesuai dengan program dari DPJP. Perawat harus memperhatikan tatalaksana umum Gangguan Nafas BBLR yang berikut : 1) Oksigenisasi: berikan O2 konsentrasi 40-60%, dengan Low Flow, oxymeter 88-92%.Bila gagal, CPAP dengan tekanan 5 cm H2 O atau sesuai program dari DPJP. 2) Setelah perbaikan, kurangi konsentrasi O2 perlahanlahan (10-25%), setiap 8-12 jam atau sesuai program dari DPJP. 3) Setelah FiO2 sekitar 25% dapat dicoba lepas CPAP kembali oksigen Low Flow dengan dipandu oxymeter sesuai program dari DPJP. 4) Waspada PDA / sepsis bila keperluan O2 yang tadinya stabil naik kembali. Antibiotika: diberikan sampai terbukti tidak ada infeksi sesuaikan dengan biakan darah (menurut program dari DPJP). Kultur darah diambil sebelum mulai antibiotika sesuai program DPJP.
Bidan / Perawat memberikan asuhan mengenai asupan nutrisi sbb: 1. Puasa, apalagi bila FN > 60/mnt. Mulai D10% 60 ml/kg dinaikkan 10-20ml/kg/hr tergantung perkembangan atau sesuai program dari DPJP. 2. Elektrolit mulai hari ke 3/sesuai keperluan, monitor tiap 1 – 2
PERAWATAN BAYI DENGAN BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ) PT. TEMBAKAU DELI MEDICA RSU dr.G.L TOBING
No . Dokumen
No. Revisi
Halaman
122/SPO/KEP/RSG/X/2017
00
3/3
hari. Balans cairan dievaluasi tiap pergantian jaga atau sesuai program dari DPJP. 3. Bila diperkirakan akan puasa lama asam amino, lipid atau sesuai program dari DPJP. 4. Setelah stabil, bising usus balik ASI peras sampai 10 ml/kg/hr (trophic feeding) pertahankan 2-3 hari dulu sebelum menambah minum atu sesuai program dari DPJP. 5. Jangan terlalu cepat menaikkan asupan oral pada bayi-bayi prematur apalagi bila pernah asfiksi Necrolyzing Entero Kolitis. Sesuaikan dengan program dari DPJP. PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Hindari hipotemi: inkubator, pemancar panas 2. Bantuan pernafasan dilakukan lebih awal. 3. Jaga agar semua tindakan aseptic 4. Semua BBLR sakit harus dinilai USG kepala, pendengaran, dan penglihatan 5. Perawatan metode kanguru dimulai setelah bayi membaik, mula mula 1-2 jam kemudian selama mungkin sesuai kebutuhan. 6. Motivasi ibu agar mulai memeras ASI sejak hari pertama, juga agar ibu merasa bisa menolong bayinya. 7. Sebaiknya ibu diberi kesempatan merawat sendiri bayinya sebelum pulang di perawatan Tingkat I. 1. SMF Kesehatan Anak 2. Unit Rawat Inap Perinatolog 3. Unit Rawat Khusus (ICU) 4. Unit Rawat Inap Ibu dan Anak