Pokjanal PABPL Kal-Bar Yayasan Dian Desa
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Konstruksi Pengadaan Air Bersih (PAB) Daftar Isi Hal.
Kata Pengantar A. Dasar-dasar Perencanaan……………………… Perencanaan………………………………………………… ………………………… 1 A.1. Konstruksi Fondasi ………………………………….……………….………. 1 A.1.1. Dasar-dasar Perencanaan Fondasi ……………………………….. 2 A.1.2. Jenis-jenis Fondasi …………………………………………….……. 4 A.2. Konstruksi Penutup Bangunan dari Beton Bertulang …………….………. 9 A.2.1. Pengertian Dasar Tentang Pemakaian Tulangan Tulangan Besi Beton ….. 9 A.2.2. Cara menulis dan Membaca Penulangan Besi Benton …………. 10 A.2.3. Persyaratan untuk Plat Beton Bertulang ………………………….. 10
B. Konstruksi PAB dengan Menggunakan Sumur……………………….. 12 B.1. Pemilihan Lokasi Pembuatan Sumur ………………………………………. 12 B.1.1. Pengertian Sumur Gali …………………………………………….... 13 B.1.1.1. Pembuatan sumur gali ……………………………….…... 13 B.1.1.2. Perbaikan sumur gali ……………………………………... 16 B.1.2. Pembuatan Sumur Bor ……………………………………………… 17 B.1.2.1. Pembuatan dengan cara pancang (Driven well)……….. 17 B.1.2.2. Pembuatan dengan cara jetting (Jetted well)…………... 20 B.1.2.3. Pembuatan dengan cara galian (Bored (Bored well) ………….. 21 B.1.3. Pembuatan Konstruksi Sumur Bor …………………………….…... …………………………….…... 23 B.1.3.1. Pemasangan pipa pelindung (casing) ………………….. 23 B.1.3.2. Pemasangan saringan pada casing ……………………. 24 B.1.3.3. Pengisian kerikil pada luar casing (gravel pack) …….… 24 B.1.3.4. Pengembangan/penyempurnaan sumur ……………….. 25 B.1.3.5. Perlindungan sumur untuk kesehatan (sanitary protection) ………………………………….…… 26
C. Bagan Umum Instalasi Konstruksi Pengadaan Air Bersih………….. Bersih…… …….. 27 C.1. Konstruksi Penangkap Air……………………………………………………. 28 C.1.1. Water Catchment Mata Air ………………………………………… 28 C.1.2. Water Catchment Air Rembesan …………………………………... 33 C.1.3. Intake Sungai ………………………………………………….……... 36 C.2. Konstruksi Pembersih Air ……………………………………………………. 41 C.2.1. Bak Pengendapan Pengend apan (Presedimentasi) ………………………………. 41 C.2.2. Pembunuh Zat Koagulan …………………………………………….44 C.2.3. Bak Pencampuran …………………………………………………… 44 C.2.4. Bak Flokulasi …………………………………………………..……...44 C.2.5. Bak Sedimentasi ……………………………………………….……. .45 C.2.6. Saringan ………………………………………………………..…….. .45 C.2.6.1. Sistim saringan pasir cepat (rapid sand filter) filter) ……….… .46 C.2.6.2. Sistim saringan pasir lambat (slow sand sand filter)…………. 48 C.3. Bak Tandon (Reservoir)……………………………………………………….49
Konstruksi – Pengadaan Air Bersih (PAB)
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Konstruksi Pengadaan Air Bersih (PAB) Daftar Isi Hal.
Kata Pengantar A. Dasar-dasar Perencanaan……………………… Perencanaan………………………………………………… ………………………… 1 A.1. Konstruksi Fondasi ………………………………….……………….………. 1 A.1.1. Dasar-dasar Perencanaan Fondasi ……………………………….. 2 A.1.2. Jenis-jenis Fondasi …………………………………………….……. 4 A.2. Konstruksi Penutup Bangunan dari Beton Bertulang …………….………. 9 A.2.1. Pengertian Dasar Tentang Pemakaian Tulangan Tulangan Besi Beton ….. 9 A.2.2. Cara menulis dan Membaca Penulangan Besi Benton …………. 10 A.2.3. Persyaratan untuk Plat Beton Bertulang ………………………….. 10
B. Konstruksi PAB dengan Menggunakan Sumur……………………….. 12 B.1. Pemilihan Lokasi Pembuatan Sumur ………………………………………. 12 B.1.1. Pengertian Sumur Gali …………………………………………….... 13 B.1.1.1. Pembuatan sumur gali ……………………………….…... 13 B.1.1.2. Perbaikan sumur gali ……………………………………... 16 B.1.2. Pembuatan Sumur Bor ……………………………………………… 17 B.1.2.1. Pembuatan dengan cara pancang (Driven well)……….. 17 B.1.2.2. Pembuatan dengan cara jetting (Jetted well)…………... 20 B.1.2.3. Pembuatan dengan cara galian (Bored (Bored well) ………….. 21 B.1.3. Pembuatan Konstruksi Sumur Bor …………………………….…... …………………………….…... 23 B.1.3.1. Pemasangan pipa pelindung (casing) ………………….. 23 B.1.3.2. Pemasangan saringan pada casing ……………………. 24 B.1.3.3. Pengisian kerikil pada luar casing (gravel pack) …….… 24 B.1.3.4. Pengembangan/penyempurnaan sumur ……………….. 25 B.1.3.5. Perlindungan sumur untuk kesehatan (sanitary protection) ………………………………….…… 26
C. Bagan Umum Instalasi Konstruksi Pengadaan Air Bersih………….. Bersih…… …….. 27 C.1. Konstruksi Penangkap Air……………………………………………………. 28 C.1.1. Water Catchment Mata Air ………………………………………… 28 C.1.2. Water Catchment Air Rembesan …………………………………... 33 C.1.3. Intake Sungai ………………………………………………….……... 36 C.2. Konstruksi Pembersih Air ……………………………………………………. 41 C.2.1. Bak Pengendapan Pengend apan (Presedimentasi) ………………………………. 41 C.2.2. Pembunuh Zat Koagulan …………………………………………….44 C.2.3. Bak Pencampuran …………………………………………………… 44 C.2.4. Bak Flokulasi …………………………………………………..……...44 C.2.5. Bak Sedimentasi ……………………………………………….……. .45 C.2.6. Saringan ………………………………………………………..…….. .45 C.2.6.1. Sistim saringan pasir cepat (rapid sand filter) filter) ……….… .46 C.2.6.2. Sistim saringan pasir lambat (slow sand sand filter)…………. 48 C.3. Bak Tandon (Reservoir)……………………………………………………….49
Konstruksi – Pengadaan Air Bersih (PAB)
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4. Konstruksi Pengaman Pengaman Aliran Air ……………………………………………. 56 C.4.1. Konstruksi Kurasan ………………………………………………….. 56 C.4.2. Konstruksi Ventil ……………………………………………………... 58 C.4.3. Konstruksi Bak Pemecah Pemecah Tekanan (BPT) ………………………… 62 C.4.4. Konstruksi By Pass …………………………………………….……. 65 C.4.4.1. By pass dipasang pada pipa ………………………….…. 66 C.4.4.2. By pass dipasang pada menjelang masuk bak ………... 67 C.4.5. Konstruksi Penyeberangan Pipa ……………………………….….. 67 C.4.6. Konstruksi Penyangga Pipa …………………………………………74 C.4.7. Konstruksi Perkuatan pada Belokan Pipa ………………………… 77 C.5. Konstruksi Distribusi …………………………………………………………..78 C.5.1. Public Tap …………………………………………………………….. 78 C.5.2. Tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) …………………………… 80 C.5.3. Bak Distribusi ………………………………………………….……... 83
Konstruksi – Pengadaan Air Bersih (PAB)
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Kata Pengantar Konstruksi pengadaan air bersih adalah manual yang menguraikan tentang berbagai konstruksi yang sering digunakan dalam pengadaan air bersih pedesaan, dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia pada bidang ini. Khususnya untuk Kalimantan Barat. Sering kita jumpai dilapangan sarana PAB yang sudah dibangun dengan biaya yang mahal, tidak bisa dinikmati masyarakat dengan sempurna atau bahkan tidak bisa dinikmati sama sekali, hanya karena water catchmen tidak bisa menangkap air dengan sempurna (bocor) atau konstruksi lainnya yang tidak berfunsi sebagaimana mustinya dikarekan pada waktu pembuatannya tidak memenuhi persyaratan teknis yang berlaku. Agar hal diatas tidak terjadi disini, orang-orang yang akan berkiprah dalam pengadaan air bersih perlu dibekali dengan pengetahuan yang memadai. Untuk itu manual ini dipersiapkan khusus untuk menjawab tantangan yang akan mungkin timbul pada setiap membuat perencanaan PAB disini. Akhir kata semoga dengan adanya manual ini pelayanan terhadap masyarakat bisa kita tingkatkan lagi dimasa-masa mendatang.
Konstruksi – Pengadaan Air Bersih (PAB)
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
A. Dasar-dasar Perencanaan Ada bermacam-macam sumber air dapat digunakan sebagai sarana PAB untuk keperluan masyarakat. Sedangkan untuk penentuan jenis konstruksi yang akan dipakai tergantung dari jenis sumber air yang akan diambil. Secara umum jenis-jenis sumber air yang dapat digunakan sebagai sarana PAB adalah sebagai berikut : 1. Air tanah (sumur gali, sumur bor dangkal dan dalam) 2. Air permukaan ( Sungai, danau dan lain sebagainya) 3. Air hujan 4. Mata air (spring) Yang akan diuraikan disini adalah dasar-dasar perencanaan secara sederhana untuk konstruksi yang sering digunakan pada pembuatan sarana PAB pedesaan. A.1. Konstruksi Fondasi Fondasi adalah konstruksi yang daya gunanya sangat dipengaruhi oleh, daya dukung tanah pada tempat berdirinya, beban dan cara pembebanannya. Sedangkan daya dukung tanah sangat tergantung sekali dari jenis tanah. Misalnya : Lempung, pasir, pasir berlempung, cadas, gabungan dari beberapa macam tanah, masing-masing mempunyai daya dukung yang berbeda.
Sedangkan yang dimaksud dengan beban dan cara pembebanan adalah, besarnya beban yang akan diberikan disamping beban konstruksi itu sendiri dan cara (posisi) letak dari pembebanan yang dilakukan terhadap konstruksi ini. Untuk lebih jelasnya yang dimaksud dengan cara pembebanan, perhatikan contoh gambar dibawah ini: : Beban bekerja pada fondasi secara sentris ♦ Gambar a : Beban bekerja pada fondasi secara eksentris ♦ Gambar b Gambar c : Beban bekerja pada fondasi secara eksentris ♦
P
P1
P2
P H2
( Gambar a)
( Gambar b)
H1
( Gambar c)
Akibat dari pembebanan diatas yang berbeda-beda, maka bentuk fondasi yang dibuat harus berbeda-beda pula agar konstruksi fondasi aman.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
1
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
A.1.1. Dasar-dasar perencanaan fondasi. Dalam merencanakan fondasi suatu konstruksi kita harus lebih memahami apa yang dimaksud dengan daya dukung tanah. Karena hubungan keduanya sangat erat. Pengertian daya dukung tanah ini dapat diperjelaskan dengan sedikit cerita dibawah ini :
Jika seseorang berjalan diatas tanah yang berlumpur tebal, maka dapat dipastikan kaki orang tersebut akan terbenam kedalam lumpur. Sekarang timbul pertanyaan mengapa kaki orang tersebut dapat terbenam kedalam lumpur..? tidak seperti jika berjalan dijalan aspal atau diatas permukaan jalan tanah yang keras..? Penjelasan adalah sebagai berikut. Lihat gambar dibawah ini.
Kaki orang tersebut terbenam kedalam lumpur karena daya dukung lumpur tidak mampu menahan berat orang itu. Dimisalkan berat orang tersebut = 50 kg, yang ditumpu pada kedua telapak kaki. Luas satu talapak kaki = 250 cm 2. Waktu berjalan berat badan hanya ditumpu oleh satu telapak kaki secara bergantian. Maka tekanan/ beban dari telapak kaki yang diterima oleh lumpur sebesar: Berat orang/luas satu telapak = 50 kg / 250 cm 2 = 0.2 kg/cm 2 Dengan terbenamnya kaki orang tersebut kedalam lumpur, berarti daya dukung lumpur tersebut kurang dari 0.2 kg/cm. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa penurunan fondasi suatu bangunan dapat terjadi karena keadaan sebagai berikut: ♦ Jumlah berat badan yang dipikul oleh fondasi lebih besar dari daya dukung tanah ditempat fondasi itu sendiri. Yang dimaksud dengan berat badan yaitu semua benda yang beratnya ditahan oleh fondasi,
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
2
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
termasuk berat sendiri fondasi. Semakin berat beban yang dipikul oleh fondasi, semakin dalam penurunannya
♦ Luas permukaan/ tampang fondasi pada permukaan tanah. Semakin kecil luas permukaan fondasi semakin besar penurunannya. Pada contoh diatas, andaikata kaki orang itu tidak langsung berpijak ke lumpur tetapi dialas oleh selembar papan yang lebar, mungkin kaki orang tersebut tidak terbenam kedalam lumpur. ♦ Daya dukung tanah terhadap bangunan dan beban diatasnya. Yang perlu diingat adalah, bahwa setiap jenis tanah mempunyai kemampuan memikul beban yang berbeda-beda. Dalam perencanaan konstruksi fondasi suatu bangunan, kemampuan daya dukung tanah berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut: No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Tanah
Tanah liat baik dengan tanah kuat dibawahnya Kerikil diatas tanah baik Tanah liat campur pasir Tanah padas atau merger Tanah batu Kerikil dengan pasir Pasir kasar Pasir halus tebalnya tidak kurang dari 3 m Tebalnya lapisan tanah tersebut harus paling sedikit
Daya dukung tanah 1–2 kg/cm² 3–7 kg/cm² 4–5 kg/cm ² 5–7 kg/cm ² 8–20 kg/cm² 5–8 kg/cm² 4–6 kg/cm² 2–4 kg/cm ² 2–3 meter
Selain daya dukung tanah terhadap beban, faktor lain yang harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan konstruksi diatas adalah, mengetahui sifat tanah dari kemungkinan mudah longsor. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini. Keterangan gambar: Tanah ini yang akan longsor ( yang berada diluar sudut Q )
Q
Q = Sudut geser alam
Garis batas antara bagian yang longsor dan bagian yang tidak longsor disebut garis longsor.
Sudut antara garis longsor dan garis horizontal/permukaan tanah, disebut sudut geser alam. Yang diberi simbol : ϕ
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
3
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Jika bagian tanah yang longsor diturap, maka turap akan menerima suatu daya dorong/tekanan dari tanah yang disebut λ a (tekanan tanah aktif)
Besarnya λ a dirumuskan sebagai berikut
Untuk tanah datar : λ a = tg2 (450- ϕ /2 )
Untuk tanah miring: ⎡ ⎢ λ a = ⎢ ⎢ ⎢1 + ⎢⎣
⎤ ⎥ cos ϕ ⎥ sin ϕ . sin( ϕ − β ) ⎥ ⎥ cos β ⎥⎦
2
Dimana: = sudut kemiringan tanah terhadap grs horisontal Tekanan/daya dorong tanah ada dua macam yaitu: • Tekanan tanah aktif ( a ) • Tekanan tanah pasif ( p ) Hubungan keduanya yaitu : pasif = 1/ aktif
Tanah datar
Tanah miring
Tekanan tanah aktif arahnya berlawanan dengan tekanan tanah pasif Besarnya tekanan tanah ini harus kita ketahui karena berkaitan dengan keamanan bangunan. Besarnya tekanan tanah aktif ( Pa ) = Besarnya tekanan tanah pasif ( Pp ) = = Berat volume tanah b = Berat volume tanah basah = Berat volume tanah kering k
½ .
h2 . k . ½ . h2 . k .
a p
A.1.2. Jenis-jenis fondasi Ada bermacam-macam jenis konstruksi fondasi antara lain: • Fondasi langsung
•
Fondasi sumuran
•
Fondasi tiang
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
4
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Dikarenakan dalam kegiatan sarana PAB yang sering digunakan konstruksi fondasi langsung, maka dalam buku ini yang akan diuraikan adalah tentang fondasi ini. Secara umum fondasi jenis ini terbuat dari pasangan batu kali/batu gunung, untuk memperdalam pengetahuan tentang fondasi langsung ini perhatikan contoh soal dibawah ini : Contoh soal: Rencanakan fondasi suatu reservoir dari pasangan batu kali, tanpa tutup dengan ukuran lantai 4 m x 4 m dan dinding 2 meter, diisi air sampai setinggi 1.7 m dari atas lantai. Muka atas lantai bak, terletak 0.5 m dibawah muka tanah asli. Diketahui: Jenis tanah liat berpasir Berat jenis tanah basah Berat jenis pasangan batu kali
σ = 1 kg / cm 2. = 1.65 ton / m 3 = 1.80 ton / m 3
Jawab: Kita harus periksa apakah konstruksi reservoir tersebut cukup aman terhadap bahaya akan terguling,tergeser, dan penurunan fondasi.
Untuk mengetahui hal tersebut diatas langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
Q + 0,20 Lantai Cementraam
0,00 - 0,25
a ad
YDf D
f
- 0,50 - 0,60 B
- 1,50 - 1,65 0,90 1,10
• •
Pertama : Kita coba fondasi dengan suatu ukuran tertentu. Kedua : Kemudian kita periksa ukuran tersebut dengan rumus yang dipakai apakah aman atau tidak.
Kita misalkan ukuran lebar fondasi 80 cm. Perhatikan gambar berikut ini: Proses penghitungan: 1. Kita periksa apakah konstruksi ini aman terhadap penggulingan, untuk itu hitung berat fondasi, momen aktif, momen pasif yang terjadi. Pada peninjauan konstruksi terhadap penggulingan dinding reservoir kita anggap sebagai fondasi (karena lebih aman).
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
5
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Selain itu kita juga harus mencari dimana letak titik guling/tumpuan, seandainya dinding reservoir terguling. Dalam kasus ini titik tersebut adalah pada titik P. Persyaratan supaya suatu konstruksi tidak terguling yaitu momen pasif yang terjadi dibagi momen aktif yang terjadi lebih besar atau sama dengan 1,5. Momen pasif yaitu momen-momen yang bekerja/terjadi pada titik P dengan arah putaran sama dengan jarum jam. Momen aktif yaitu momen-momen yang bekerja/terjadi pada titik P dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam.
4,00 Meter
4,00 Meter 0,30
0,30 1,70 Meter 4,00 0,50
1,30 Meter 0,60 0,20 0,8
TAMPANG
PANDANGAN ATAS
Selanjutnya kita tinjau dinding reservoir sepanjang 1 m tegak lurus bidang gambar. Menghitung Berat Fondasi dan Besar Momen Pasif. No.
a. b. c.
Berat = G ( ton ) ½ x 0,5 x 2 x 1,8 = 0,900 0,3 x 2 x 1,8 = 1,080 0,8 x 0,8 x 1,8 = 1,520 G = 3,132
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
Lengan thd P (m) 0,33 0,65 0,40
Momen pasif (Mp= tm) 0,297 0,702 0,461 Mp = 1,460
6
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
0,30
0,30
ma.max.
1,70Meter
b a 0,50
c
0,60
0,20
P 0,50
0,30 0,80
TAMPANG
Menghitung Besar Momen Aktif Momen Aktif disini diakibatkan oleh tekanan air didalam reservoir pada dinding.
Momen Aktif = tekanan mendatar dari air ( Pa) x jarak Pa terhadap lantai z = Pa x z Pa
z Ma
= ½ x x h2 = ½ x 1 x 1,72 = 1,445 ton = 1/3 x 1,7 = 0,57 meter (jarak titik berat segi tiga dari alas) = 1,445 x 0,57 = 0,82 ton meter (tm)
Syarat agar konstruksi dinding tidak terguling yaitu • Mp / Ma > 1,5 Mp / Ma = 1,460 / 0,82 = 1,78 > 1,5 (Tidak mengguling, jadi aman) 2. Kita periksa apakah konstruksi ini aman terhadap penggeseran. Untuk ini kita periksa bagian dinding yang terletak diatas lantai. Pada bagian ini terdapat dua gaya tekan yang bekerja yaitu gaya H1 arahnya kekiri dan gaya H2 arahnya kekanan. Gaya H1 diakibatkan adanya air setinggi 1,7 meter didalam reservoir, dan gaya H2 diakibatkan adanya tanah setinggi 0,5 meter disebelah luar dinding. Tinjau potongan dinding diatas lantai bak sepanjang 1 meter tegak lurus pada bidang gambar. Berat dinding diatas lantai= G
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
=(a)+(b) =( ½ x0,5x2x1,8)+(0,3x2x1,8) = 1,98 ton
7
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
H1= ½ x x h = ½ x 1 x 1,7 = H2= Pp = ½ (0,5) 2 x 1,65 x 3 = H
=
+ 1,445 ton, kekiri - 0,619 ton, kekanan + 0,826 ton kekiri
0,30
0,30
ma.max.
1,70Meter
b P= a H1
a P= p H2
0,50
------>
0,50
0,30 0,80
Syarat agar konstruksi dinding tidak bergeser yaitu: G / H > n = 1,5 = 1,981 / 0,826 = 2,4 n = 1,5 Jadi konstruksi dinding tidak bergeser, aman. 3. Kita periksa apakah konstruksi ini aman terhadap bahaya penurunan pada fondasi dan lantai reservoir, akibat berat beban. Peninjauan terhadap penurunan fondasi, syarat fondasi tidak turun adalah sbb: fondasi < tanah. fondasi= jumlah beban yang diteruskan fondasi pada tanah. tanah = daya dukung tanah terhadap beban yang diijinkan. Sesuai dengan penjelasan terdahulu, dinding reservoir kita anggap sebagai fondasi. Tinjau panjang fondasi 1 meter terhadap bidang gambar. Berat fondasi ( G) = 3,132 ton Luas alas fondasi ( A) = 0,8 x 1m2 = 0,8m2 fondasi=G / A = 3,132 ton / 0,8 m2 = 3,915 ton / m2 tanah diijinkan = 10 ton / m2 fondasi < tanah diijinkan Fondasi tidak mengalami penurunan, jadi aman Peninjauan terhadap penurunan lantai reservoir.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
8
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Untuk ini kita tinjau luas lantai 1 m2 ditambah air setinggi 1,7m diatasnya. Berat lantai+Berat (G) =(1 x 1 x 0,6 x 1,8 )+(1 x 1 x 1,7) =2,78 ton Luas lantai ( A) = 1 x 1m2 = 1m2 lantai = G / A = 2,78 ton / m2 tanah dijinkan = 10 ton / m2 lantai < tanah diijinkan Lantai tidak mengalami penurunan, jadi aman. Kesimpulan dari hasil perhitungan diatas yaitu : Ukuran fondasi yang kita coba dapat dipakai untuk konstruksi reservoir. Beberapa petunjuk umum yang dapat digunakan dalam pengerjaan konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Usahakan tanah tempat fondasi didirikan adalah tanah keras. 2. Jangan mendirikan fondasi diatas tanah yang mempunyai lapisan humus tebal, atau tanah bekas timbunan yang belum dipadatkan. 3. Dibawah pasangan fondasi dan lantai doberi lapisan pasir minimal tebal 10 cm. Berguna untuk meratakan beban/tekanan konstruksi secara keseluruhan. 4. Jika tanah dasar fondasi sangat keras, misalnya cadas, maka ketebalan fondasi relatif kecil. A.2. Konstruksi penutup bangunan dari beton bertulang Konstruksi ini berfungsi untuk menjaga kebersihan air dari lingkungan sekitarnya misalnya, terhadap dedaunan, ternak (hewan) dan lain sebgainya. Konstruksi pada sarana PAB yang harus dilengkapi dengan tutup antara lain adalah, water catchment, berbagai macam bak, dan lain sebagainya.
Pemasangan/pembuatan tutup tidak selalu harus dengan beton bertulang, selain dari jenis ini bisa juga dibuat/dilakukan dengan material lainnya seperti, seng , palat baja , dan lain sebagainya. Akan tetapi untuk menjaga agar konstruksi diatas berumur panjang alangkah baiknya dibuat dari beton bertulang. Untuk pembuatan konstruksi beton bertulang ukuran besi beton yang akan digunakan (diameter dan jarak) tergantung pada ukuran penutup. Semakin besar ukuran tutup/plat, akan semakin besar diameter tulangan (semakin rapat jarak tulangan) yang digunakan. Lihat contoh gambar dibawah ini.
A.2.1. Pengertian dasar tentang pemakaian tulangan besi beton Apabila sebuah pelat (beton, papan kayu, dll) diletakkan pada kedua ujung, kemudian bagian tengahnya diberi beban, maka bagian tengah plat cenderung turun, sehingga plat itu melentur/ melengkung. Untuk plat dari papan kayu sifatnya sedikit elastis, artinya walaupun telah kelihatan melengkung, tetapi masih kuat untuk menahan beban tanpa patah. Berbeda dengan plat beton, yang sifatnya getas (tidak begitu elastis), penurunannya kecil sekali.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
9
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Beban lebih pada kayu, kayu akan melengkung
Beban lebih pada beton, beton akan patah
Perhatikan gambar diatas, jika plat diberi beban maka bagian atas yang dibebani tersebut akan mengalami desakan, sebaliknya bagian bawah dari plat, akan mengalami tarikan. Salah satu sifat dari beton yaitu tidak kuat menahan tarikan, tetapi kuat menahan desakan, sebaliknya besi beton kuat menahan tarikan. Kesimpulan dari hal diatas adalah: • Pada konstruksi beton bertulang bagian yang mengalami tarikan ditahan oleh besi beton sedang bagian yang mengalami desakan ditahan oleh beton.
•
Jika hanya bagian tarik saja yang diberi tulangan maka disebut tulangan sebelah dan ini merupakan tulangan pokok.
•
Akan tetapi jika tulangan besi beton dipasang pada bagian tarik dan desak maka disebut tulangan rangkap.Tulangan rangkap ini digunakan apabila perhitungan yang dilakukan menetukan bagian desak pada beton perlu ditambah kekuatan dengan besi beton.
A.2.2. Cara menulis dan membaca penulangan besi beton Untuk penyeragaman bahasa dalam mengartikan tanda-tanda yang terdapat dalam gambar teknis, ada ketentuan khusus untuk itu yang sering disebut dengan istilah teknis ekitet. Etiket yang diperlukan dalam pengambaran penulangan beton bertulang antara lain adalah: • Diameter dan jarak tulangan ditulis searah dengan letak tulangan
•
Angka yang pertama menunjukkan diameter tulangan (satuannya milimeter)
•
Angka yang kedua menunjukkan jarak tulangan pusat ke pusat (dari as besi beton keas besi beton yang lainnya dalam satu bidang)
•
Setiap jenis tulangan harus diberi tanda yang menentukan letak tulangan tersebut.
•
Berikut ini cara meletakkan/memberi penulangan adalah sebgai berikut: 1. = Tulangan berada dibagian atas 2.
tanda
pada
gambar
= Tulangan berada dibagian bawah
A.2.3. Persyaratan untuk plat beton bertulang Untuk menghindari kesalahan pada perencanaan beton bertulang, yang berakibat fatal terhadap konstruksi yang akan dibuat, perlu ada persyaratan khusus untuk perencanaan ini antara lain: • Tebal plat minimal 7 cm untuk setiap plat atap dan 12 cm untuk plat lantai.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
10
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
•
Luas tampang tulangan pembagi minimum 25% dari luas beton yang ada.
•
Untuk plat dengan tulangan pokok hanya satu arah, maka luas tulangan pembaginya minimum diambil 20% dari luas tulangan pokoknya.
•
Pada penggunaan batang tulangan dari jenis baja lunak, diameter dari batang tulangan pkok minimum 8 mm dan dari tulangan pembagi minimum 6 mm. Pada penggunaan batang tulangan dari baja keras, diameter dari tulangan pokok harus diambil minimum 5 mm dan dari tulangan pembagi 4 mm.
•
Pada pelat (lantai),jarak p.k.p (pusat ke pusat) antara batangbatang tulangan tidak boleh lebih dari 20cm atau dua kali tebal plat.
Ø6mm-20cm
mc Ø6mm-20cm 02 m m6 Ø
mc 02 m m6 Ø mc 02 m m6 Ø
Ø6mm-20cm Ø6mm-20cm Ø6mm-20cm
Ø
Ø6mm-20cm
cm0 2m m6 Ø
cm0 2m m6
Ø6mm-20cm
mc 02 m m6 Ø
cm0 2m 6Øm
mc 02 m m6 Ø
Ø6mm-20cm
PANDANGANATASPENULANGAN 46,50
15
TulanganBagi Ø6mm-10cm TulanganPokok Ø6mm-10cm 150 cm
TAMPANG
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
11
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
B. PAB dengan menggunakan Sumur Sumur merupakan salah satu sarana untuk memanfaatkan air dibawah permukaan tanah (air tanah), sumber air tanah ini berasal dari air permukaan misalnya air hujan, sungai, dan lain sebagainya yang meresap kedalam tanah. Lapisan tanah yang mengandung air ini disebut lapisan aquifer, untuk mendapatkan debit air yang stabil pembuatan sumur harus mencapai lapisan ini. Jika lapisan aquifer ini terletak dekat dengan muka tanah, pada lokasi rencana pembuatan sumur, maka sumur yang dibuat akan dangkal. Sebaliknya apabila letak aquifer jauh/dalam dari muka tanah, pada loaksi rencana pembuatan sumur, maka sumur yang dibuat akan menjadi dalam. Berbagai macam sumur ditentukan oleh cara pembuatannya, yaitu sumur gali dan sumur bor , yang membedakan sumur dangkal dan sumur dalam, adalah kedalaman airnya dari muka tanah berdasarkan lapisan aquifer. Kedalaman sumur gali terbatas, dikarenakan kemampuan tenaga manusia sangat mempengaruhi pada waktu pembuatanya, faktor lain adalah keamanan pekerja (bahaya lubang galian longsor dan lain sebagainya), umumnya sumur gali ini hanya bisa mencapai pada kedalaman 30 meter saja. Sedangkan untuk sumur bor relatif lebih dalam dari pada sumur gali, bahkan bisa mencapai ratusan meter tergantung alat yang digunakan. B.1. Pemilihan lokasi pembuatan sumur Pada dasarnya kita menginginkan sumur sebagai berikut : ♦ Airnya tidak pernah kering terutama pada musim kemarau. ♦ Airnya memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air minum.
Untuk mendapatkan sumur seperti yang diinginkan diatas, seyogyanya dalam menentukan lokasi pembuatan sumur melalui perencanaan yang teliti. Karena dengan cara inilah diharapkan dapat mengetahui sebagai berikut: ♦ Ada atau tidaknya lapisan aquifer pada lokasi perencanaan ♦ Berapa kedalaman lapisan aquifer dari permukaan tanah pada lokasi perencanaan ♦ Susunan dan jenis- jenis lapisan tanah pada lokasi perencanaan ♦ Kualitas air pada lokasi perencanaan Dari data- data diatas dapat diambil beberapa keputusan antara lain: Jadi atau tidak membuat sumur pada lokasi tersebut ♦ Berapa kedalaman sumur yang dibuat ♦ Bagaimana konstruksi sumur yang akan dibuat ♦ Ada dua cara sederhana yang dapat dipakai untuk mengetahui keadaan sumber air tanah pada suatu daerah yaitu: 1. Pengamatan langsung pada sumur- sumur penduduk yang sudah ada disekitar lokasi rencana pembuatan sumur, dari hal ini akan diketahui sebagai berikut: ♦ Kedalaman air tanah disekitar lokasi sumur pada musim kemarau maupun pada musim hujan ♦ Kualitas air tanah ♦ Jenis lapisan-lapisan tanah
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
12
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
2. Pengamatan terhadap jenis tumbuh- tumbuhan tertentu yang tumbuh disekitar lokasi rencana pembuatan sumur, sebagai contoh, tanaman pisang, keladi, enau, bambu dan lain sebagainya. Hal ini juga bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk pembuatan sumur, dikarenakan tanaman diatas seringkali merupakan pertanda sumber air tanah, didekat tanaman tersebut tumbuh Sumur yang dibuat tidak boleh dekat dengan lubang resapan wc dan tempat- tempat pembuangan limbah minimum berjarak 10 meter, karena kalau kurang dari jarak ini, rembesan yang berasal dari resapan wc maupun dari tempat pembuangan limbah diatas akan mencemari air sumur yang akan dibuat. Sebaiknya kalau kurang percaya dengan kualitas air sumur yang sudah selesai dibangun untuk dikonsumsi, segera diperiksakan pada laboratorium yang sudah ditentukan. B.1.1. Pengertian Sumur Gali Sumur gali adalah, sumur yang proses pembuatannya dilakukan dengan cara menggali. Biasanya hal ini dilakukan manusia dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul, skop, linggis, dan ember/keranjang , kerekan sebagai alat untuk mengangkat tanah hasil galian. B.1.1.1. Pembuatan sumur gali Pada pembuatan sumur, salah satu bahaya yang sering terjadi adalah longsor atau runtuh dinding galian, dikarenakan ada jenis tanah tertentu yang mudah longsor sebagai contoh, tanah pasir. Sebaliknya ada jenis tanah tertentu yang tidak mudah longsor dalam hal ini adalah tanah liat dan tanah padas.
Untuk menghindari bahaya longsor dinding sumur yang sedang digali sebaiknya diberi perkuatan, ada berbagai perkuatan diantaranya : • Perkuatan dengan buis beton / deker (untuk selanjutnya didalam buku ini disebut dengan deker saja) • Perkuatan dengan pasangan bata • Perkuatan dengan beton bertulang Yang akan diuraiakan disini adalah sumur gali dengan perkuatan dari deker/buis beton, pada tanah berpasir atau tanah yang mudah longsor, karena jenis dengan memakai deker inilah yang sering digunakan dilapangan. Lihat gambar dibawah ini.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
13
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
KONSTRUKSI SUMURGALI
0,8 Plesteran 1pc : 2psr 1,00
1,00 0,10
0,1
1,00
0,5
0,15
0,15 Drainase Pipa PVC Panjang yang digunakan disesuaikan ke adaan lokasi setempat
0,30 0,25 Tamah Urugan BAK KONTROL
5 cm
Ps.Bata 1pc : 4psr
12 Meter
Buis Beton Ø 80 cm dalam tebal= 5 cm
ma.min
1,00 meter Kerikil
TAMPANG
BAK KONTROL
0,80
SUMUR
0,50 0,50
Drainase Pipa PVC Panjang yang digunakan disesuaikan ke adaan lokasi setempat
0,65 3,10 2,90 2,60
PANDANG ANATAS 0,80 0,90
2,60 2,90 3,10
Untuk menghindari terjadi longsor pada dinding yang sedang digali maka urutan pekerjaan untuk membuat sumur gali ini adalah sebagai berikut: 1) Siapkan deker yang kelilingnya sudah dilobang- lobangi dengan Ø ± 5 - 10 mm dengan jarak antara lobang ± 5 cm, hal ini dilakukan guna mempersiapkan resapan air tanah agar masuk kedalam sumur dengan lancar. Untuk pekerjaan ini diperlukan lebih kurang 6 buah deker kalau deker yang dilobang- lobangi diatas masing- masing sepanjang 0,5 meter 2) Selain mempersiapkan pekerjaan diatas, hal lain yang perlu dipersipakan adalah peralatan- peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan sumur antara lain adalah sebagai berikut: a. Kerekan 1 unit ( kerekan, balok, tiang balok ) b. Linggis c. Cangkul
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
14
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
d. e. f. g.
Martil / pukul dan pahat beton Ember Berupa material ( kerikil, ijuk ) Dan lain sebagainya.
3) Tentukan lokasi dimana sumur akan dibuat, dengan memperhatikan berbagai macam pengamatan seperti yang sudah diuraikan pada bab terdahulu agar mendapatkan sumber air tanah yang baik. 4) Tentukan diameter awal lubang dan kedalaman galian lebih besar dan lebih panajang dari pada buis beton / deker yang tersedia, agar buis beton / deker tersebut bisa dipasang dengan mudah. 5) Setelah pekerjaan diatas selesai diletakkan deker yang berikutnya diatas deker yang sudah terpasang, pada pekerjaan sebelumnya, diantara sela 2 deker ini disesali (diganjal) dengan beberapa kerikil sesuai dengan kebutuhan, hal ini dilakukan agar antara 2 deker terpasang tadi ada celah/ ruangan kosong yang berguna untuk resapan air tanah masuk kesumur 6) Setelah pekerjaan diatas selesai baru dilajutkan dengan pekerjaan galian dibagian bawah pada deker yang terpasang pertama kali, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah diameter galian dipertahankan harus lebih besar dari pada diameter deker yang tersedia, agar pada waktu pengisian kerikil dan ijuk pada dinding sebelah luar deker tidak mendapat kesulitan. Pekerjaan galian ini dilakukan dengan cara berangsur- angsur dengan kedalaman maximum satu kali penggalian adalah sedalam 15 cm, dengan kata lain setelah 15 cm pertama selesai deker yang sudah tergantung dengan bantuan ganjal yang dipasang secukupnya pada waktu malakukan pekerjaan galian sudah bisa dilepas, dengan sendirinya deker yang terpasang akan turun, setelah deker turun pekerjaan galian bisa dilanjutkan sama dengan diatas. Pekerjaan galian ini hanya bisa dilakukan oleh satu orng saja, untuk melakukan diperlukan perlengkapan tambahan yaitu potonganpotongan balok kayu secupnya yang berfunsi sebagai ganjal seperti yang disebut diatas. Pekerjaan butir 5 dan 6 dilakukan dengan cara berulangulang atau berkelanjutan sampai pada kedalaman sumur yang diharapkan, pada pekerjaan ini deker yang pertama digunakan sampai dengan kedalaman ± 3 meter adalah deker- deker yang berlobang seperti yang sudah dijelaskan pada butir 1 diatas. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan tenaga 3 orang 7) Setelah pekerjaan pemasangan deker dan galian sudah selesai sesuai dengan kedalaman yang diharapkan, maka pekerjaan berikutnya adalah pengisian kerikil dari dasar
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
15
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
sumur sebelah luar deker sampai pada ketinggian maximum 3 meter. Sebelum kerikil ini dimasukkan terlebih dahulu dinding sebelah luar deker dilapisi ijuk setebal 5 cm berfungsi sebagai filter untuk air tanah yang akan masuk kedalam sumur. Jika pekerjaan diatas sudah selesai, pada dasar sumur diberi lapisan kerikil setebal 10 - 15 cm, agar waktu pengambilan air butir- butir pasir yang terdapat pada dasar sumur tersebut tidak ikut terangkat. 8) Setelah pekerjaan diatas selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan finising dinding sebelah dalam sumur, kegiatan yang akan dilakukan adalah memplester sambungan diantara 2 deker dimulai dari muka tanah sampai pada deker yang dilobangi- lobangi paling atas, hal ini bertujuan untuk mempertahankan kualitas air sumur yang ada dari pencemaran, agar air yang bekas digunakan tidak meresap kembali kedalam sumur. 9) Dari muka tanah pada bibir sumur dipasang deker setinggi 90–100 cm, berfungsi sebagai dinding sumur untuk menjaga terjatuhnya orang/ anak- anak, dan lain sebagainya kedalam sumur. 10) Sekeliling sumur sesuai dengan kebutuhan diberi lantai kedap air dan dilengkapi dengan saluran drainase, untuk mempertahankan kualitas air, agar air yang bekas digunakan tidak meresap kembali kedalam sumur. Sedangkan untuk pembuatan sumur gali pada tanah keras, misalnya padas pekerjaan pemasangan deker bisa dilakukan sekali gus setelah pekerjaan galian selesai, karena jenis tanah ini lebih aman dari resiko longsor/runtuh pada dinding sumur yang sedang digali. B.1.1.2. Perbaikan sumur gali Dalam hal ini adalah perbaikan sumur tua yang sudah lama tidak difungsikan atau masih difungsikan tetapi selama ini tertup rapat, karena penggunaanya memakai pompa air yang tidak memerlukan sumur terbuka, untuk itu yang perlu diperhatikan dan diketahui adalah, apakah didalam sumur ini ada gas beracun atau kemungkinan lain kurangnya oksigen. Yang dapat membahayakan jiwa tenaga/ orang yang akan memperbaikinya.
Untuk pengetasan hal diatas biasanya dilakukan dengan cara menurunkan atau memasukan lampu/ lilin kedalam sumur sampai pada dasarnya, atau bisa juga dengan binatang sebagai kelinci percobaan, apabila api atau binatang yang dimasukan tadi mati (tidak bisa bertahan hidup), kemungkinan besar didalam sumur ada racun atau kurang oksigennya. Hal diatas biasanya ditanggulangi dengan membuat/ menjadikan sirkulasi udara didalam sumur sesempurna
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
16
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
mungkin , sampai dalam keadaan aman untuk dimasuki tenaga guna melakukan perbaikan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara:
•
Menggunakan kipas angin, yang diletakan pada dasar sumur agar sirkulasi udaranya sempurna.
•
Disembur dengan compressor, agar sirkulasi udara sempurna terjadinya, ujung slang yang digunakan harus sampai pada dasar sumur.
•
Atau bisa juga digunakan ban dalam mobil, sebaiknya untuk ini digunakan ban dalam yang lebih besar, contoh, ban dalam truk yang sudah dipompa padat, cara kerjanya sama dengan compressor diatas.
Untuk meyakinkan apakah racun atau kekurangan oksigen sudah bisa diatasi perlu dilukakan tes ulang sama dengan diatas. Kalau hal ini masih ada proses sirkulasi udara didalam sumur perlu dilanjutkan sampai masalah ini bisa diatasi. B.1.2. Pembuatan sumur bor Pembuatan sumur bor dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain sebagai berikut: • Cara manual yaitu menggunakan tenaga manusia. • Cara mekanis yaitu menggunakan tenaga mesin.
Mengingat biaya pembuatan sumur bor mahal, sebaiknya sebelum pengeboran dilakukan diawali dengan survey dan perencanaan yang teliti pada lokasi rencana pengeboran. Dari survey dan perencanaan ini kita dapat mengetahui: • Ada dan tidaknya lapisan aquifer pada lokasi tersebut • Berapa kedalaman lapisan aquifer dari permukaan tanah. • Susunan dan jenis lapisan tanah. Dari data-data diatas dapat diambil keputusan, tentang pembuatan sumur bor dilokasi yang direncanakan dan bagaimana konstruksinya. B.1.2.1. Pembuatan dengan cara pancang (DrivenWell) Pembuatan sumur cara ini yaitu dengan memancang/ menekan pipa kedalam tanah hingga mencapai kedalaman muka air tanah.
Pekerjaan dengan cara ini hanya cocok untuk keadaan : • Lapisan tanah tidak terlalu keras/banyak batuan keras. • Kedalaman muka air tanah tidak terlalu dalam dari muka tanah. Alat-alat bor pancang ini terdiri dari: • Mata pancang (drive point). • Pipa pancang (drive pipe). Sebagai alat bantu pemancangan dapat digunakan: • Palu untuk memukul bagian atas pipa. • Pemberat yang dijatuhkan pada ujung pipa bagian atas.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
17
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Agar ujung pipa pancang bagian atas tidak rusak karena pukulan, maka diberi pelindung dari baja (drive cap). Mata pancang (drive point) terbuat dari pipa yang berlubanglubang dengan ujung pancang dari baja keras. Lubang-lubang ini berfungsi sebagai saringan dan jalan masuknya air tanah kedalam pipa pancang. Sedangkan ujung pancang dari baja keras berguna untuk mempermudah menembus lapisan tanah. Bagian atas mata pancang terdapat ulir untuk sambungan dengan pipa pancang. Langkah kerja pembuatan sumur pancang : • Mata pancang(drive point) disambung dengan pipa pancang, lalu diletakkan vertikal pada lokasi yang telah ditentukan. • Pasang drive cap pada ujung bagian atas pipa pancang. Bila tidak ada drive cap dapat diganti dengan kayu yang cukup keras. • Setelah semuanya selesai, pemukulan pipa pancang dapat dimulai. • Pada waktu pemukulan kita harus hati-hati supaya ulir pipa tidak rusak dan masuknya pipa kedalam tanah tidak miring. • Bila pipa pancang tersisa kira-kira 30 cm dari permukaan tanah, pemukulan dihentikan dan drive cap dapat diambil. • Pipa pancang baru dipasang diatas pipa pancang lama, dan pekerjaan pemukulan dimulai lagi. • Bila pipa pancang telah mencapai kedalaman yang direncanakan , pekerjaan pemukulan dihentikan. • Air yang ada dalam pipa pancang dipompa keluar sampai mendapatkan air yang jernih. • Bila pipa pancang masuknya kedalam tanah agak sukar, dapat dibantu dengan menyiram air disekeliling pipa sambil pipa terus dipukul.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
18
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
19
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
B.1.2.2. Pembuatan dengan cara Jetting (Jetted Well). Pembuatan sumur cara ini memerlukan pompa yang mampu menyemprotkan air dengan tekanan tinggi, guna mengangkat dan mendorong material yang lepas hasil penyemprotan dari dasar lubang bor. Hal diatas merupakan cara sederhana yang dapat diandalkan, disamping itu alat-alat yang digunakan juga sangat sederhana dan bisa dirakit sendiri
Pembuatan lubang bor dengan cara ini sangat cocok pada daerah yang: • Kondisi tanahnya tidak banyak batuan • Kedalaman air tanahnya dangkal Peralatan yang digunakan untuk pembuatan sumur jetting antara lain: • Pompa air • Kili-kili air (water swivel) • Mata bor (bit) • Pipa besi/ pipa bor • Slang air • Kunci-kunci pipa Langkah kerja pembuatan sumur jetting adalah : 1. Tentukan ukuran mata bor yang akan digunakan 2. Mata bor disambungkan dengan pipa bor. 3. Pipa bor bagian atas disambungkan dengan bagian bawah water swivel,dan outlet pompa dihubungkan dengan bagian atas water swivel memakai slang. 4. Pompa dihidupkan, air melalui swivel masuk kedalam pipa bor dan menyemprot kedalam lubang bor melalui celahcelah mata bor. 5. Dengan bantuan tekanan air dan sambil diputar searah jarum jam, pipa bor akan masuk kedalam tanah dengan mudah. 6. Jika pipa bor sudah masuk kedalam tanah, pompa dimatikan dan sambungan antara pipa bor dengan swivel dilepas. 7. Pipa bor yang baru disambung dengan pipa bor lama,bagian atas pipa baru disambungkan dengan bagian bawah swivel, lalu pompa dihidupkan lagi. 8. Pekerjaan seperti ini terus dilakukan sampai mencapai kedalaman air tanah yang direncanakan/ diinginkan. 9. Bila pekerjaan pengeboran telah selesai, pipa bor diangkat keatas sambil dilepaskan bagian demi bagian dengan hatihati. 10. Setelah pekerjaan ini selesai, pemasangan casing dan saringan dapat dimulai, Penempatan saringan hendaknya tepat pada lapisan aquifer.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
20
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Perhatikan Gambar dibawah:
B.1.2.3. Pembuatan dengan cara galian (Bored Well). Cara kerja dan jenis peralatan yang digunakan dalam pengeboran air sangatlah beraneka ragam. Dari yang sederhana dan murah sampai yang rumit dan mahal. Ada yang dapat dikerjakan secara manual dan ada yang harus dikerjakan secara mekanis. Akan timbul pertanyaan yaitu cara dan pralatan yang bagaimana yang sesuai?.
Jawaban pertanyaan diatas sangat tergantung sakali pada : • Kedalaman air tanah dari permukaan Contoh : peralatan bor dengan kemampuan 20 meter tidak cocok untuk melakukan pengeboran dengan kedalaman 60 meter.
•
Jenis-jenis lapisan tanah. Contoh : peralatan pengeboran untuk lapisan batuan lunak tidak dapat digunakan pada lapisan batuan keras.
•
Peralatan dan tenaga pelaksana yang tersedia. Berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan pengeboran diatas sangat tergantung pada peralatan yang sesuai dengan kondisi lapangan dan sumber daya manusia yang menggunakannya. Salah satu contoh; pengeboran dengan menggunakan alat sederhana auger yang cocok digunakan pada kondisi lapangan sebagai berikut:
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
21
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
♦ Lapisan tanah terdiri atas batuan lunak dan tidak mudah longsor. ♦ Air tanah tidak terlalu dalam dari permukaan tanah. Alat bor Auger secara manual terdiri dari : ♦ Stang pemutar. ♦ Tangkai bor dari pipa besi yang dapat dilepas dan disambung ♦ Mata bor yang berbentuk daun-daun pisau. Alat diatas dapat dioperasikan secara manual dan secara mekanis. Langkah kerja dengan menggunakan alat bor Auger secara manual : 1. Mata bor dibenamkan kedalam tanah sambil terus diputar. 2. Kecepatan pengeboran kekerasan lapisan tanah.
sangat
tergantung
pada
3. Jika daun-daun pisau mata bor telah penuh terisi tanah, maka alat Auger diangkat dari lubang bor untuk diambil tanahnya. Dengan memperhatikan tanah yang berasal dari lubang bor, kita dapat mengetahui jenis lapisan tanah lubang bor tersebut. 4. Jika tangkai bor hampir terbenam seluruhnya kedalam tanah, stang pemutar dilepas dan tangkai bor baru disambungkan pada tangkai bor lama. 5. Stang pemutar dipasang kembali pada tangkai bor dan pekerjaan pengeboran dilanjutkan lagi. 6. Pekerjaan seperti ini dilakukan terus sampai mencapai kedalaman yang direncanakan. 7. Setelah itu diikuti dengan pemasangan pipa casing berikut saringan. 8. Kesulitan-kesulitan yang sering ditemui pada pemakaian alat bor Auger dan cara mengatasinya : 9. Jika pada pengeboran kita menemukan bongkahan batu yang sulit ditembus, maka alat bor diangkat keatas dan mata bor diganti dengan mata bor spiral. 10. Pengeboran dilanjutkan kembali sampai batuan penghalang tersebut dapat diangkat keluar dari lubang bor. 11. Bila batuan penghalang tersebut tidak dapat ditembus oleh mata bor spiral (terlalu besar atau terlalu keras) sebaiknya pengeboran dihentikan dan mencari lokasi pengeboran yang baru.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
22
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
12. Pada saat pengeboran dilakukan sering terjadi, dinding lubang bor longsor, ini dapat diatasi dengan memasang pipa pelindung dinding lubang bor (casing). Perhatikan Gambar dibawah :
B.1.3. Pembuatan Konstruksi sumur bor Konstruksi sumur bor adalah pekerjaan finising/penyempurnaan yang dilakukan setelah pembuatan lubang bor selesai. Sedangkan pekerjaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Pemasangan pipa pelindung (casing) 2. Pemasangan saringan pada pipa casing (screen) 3. Pengisian kerikil pada luar pipa casing (gravel pack) 4. Pengembangan / penyempurnaan sumur 5. Perlindungan sumur untuk kesehatan (sanitary protection)
Penjelasan masing-masing sub pekerjaan konstruksi diatas adalah sebagai berikut: B.1.3.1. Pemasangan pipa pelindung (casing) Kegunaan dari pipa casing didalam lubang bor sebagai : 1. Pencegah runtuhnya lubang bor 2. Mencegah membesarnya lubang bor akibat aliran air.
Sedangkan cara pemasangan pipa casing pada lubang bor sangat tergantung pada jenis tanah tempat pengeboran dilakukan. Sebagai contoh :
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
23
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Untuk jenis tanah yang stabil / kuat, dengan kata lain tanah yang tidak mudah runtuh casing dapat dipasang setelah pekerjaan pengeboran selesai dilakaukan.
Dan sebaliknya kalau tanah yang mudah runtuh/ longsor dengan kata lain tanah yang tidak stabil, casing dipasang bersamaan dengan kemajuan pengeboran, akan tetapi pekerjaan ini relatif sulit. Ada cara lain yang sering digunakan untuk jenis tanah seperti ini, yaitu dengan cara penambahan material tertentu pada pengeboran yang sedang dilakukan, bertujuan agar dinding bor yang sudah selesai tetap stabil atau tidak longsor, karena sudah terikat dengan material diatas. Untuk ini bisa digunakan bentonite dan lain sebagainya yang dapat dibeli pada toko-toko material tertentu. Atau dengan cara lain menyemprotkan air yang bercampur lumpur kedalam lubang bor, fungsinya sama dengan diatas yaitu untuk pengikat/ memperkuat dinding bor yang sedang digali agar tidak runtuh, sedangkan untuk pemasangan casing untuk hal ini bisa dilakukan setelah pengeboran selesai dilakukan. Yang perlu diingat, jangan dibiarkan terlalu lama lubang bor tanpa casing, usahakan setelah pengeboran selesai langsung dipasang casing, untuk itu pada saat pengeboran dilakukan pipa casing sudah disiapkan.
B.1.3.2. Pemasangan saringan pada casing (screen) Hal ini dilakukan guna mencegah masuknya pasir halus yang terdapat disekeliling casing, yang bisa mengakibatkan kerusakan pada pompa yang akan dipasang nantinya, yang perlu dipertikan pada waktu pembuatan saringan ini adalah, ukuran lubang saringan yang akan dibuat harus lebih kecil dari pada ukuran pasir yang terdapat pada sekeliling casing.
Hal diatas bisa ditentukan dengan cara memperhatikan pasir hasil pengeboran pada lokasi sceen yang akan dipasang. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah penempatan/ kedalaman letak screen disesuaikan dengan lapisan tanah pembawa air (lapisan aquifer) supaya air yang akan masuk kedalam casing tidak terganggu kelancarannya atau agar berfungsi sebagaimana mustinya. B.1.3.3. Pengisian kerikil pada luar casing (gravel pack) Hal ini diperlukan guna menyaring butir-butir pasir halus yang terbawa oleh tanah pembawa air , karena pada saat-saat tertentu hal ini akan terjadi akibat perubahan musim.
Untuk itu perlu ada tambahan saringan graval pack disamping screen guna mengatasi hal ditas, yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan inil adalah sbb:
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
24
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
besar/ diameter gravel pack disesuaikan dengan butir pasir yang akan disaring.
Gravel pack ( kerikil) yang dimasukan disela-sela antara lubang bor dan casing pada tempat screen dipasang. Agar berfungsi sebagai mana mustinya.
Pemasangan/ pengisian graval pack dari dasar sumur minimal lebih tinggi dari screen yang terpasang 30 cm.
B.1.3.4. Pengembangan / penyempurnaan sumur Setelah pemasangan casing, screen, dan gravel pack dilakukan kerja berikutnya adalah pengembangan/ penyempurnaan sumur yang telah dibuat.
Hal diatas merupakan bagian yang penting, karena masalah ini akan mempengaruhi kuantitas air pada sumur kelak setelah digunakan. Pada intinya yang dimaksud dengan pengembangan/ penyempurnaan ini adalah, membersikan antara dinding lubang bor dengan casing dengan cara, memompa dan menghisap air atau membuat gelombang didalam sumur yang sedang dipersipkan , hal ini dilakukan secara berulang-ulang sampai pada perkiraan lubang bor sudah terbebas dari kotoran (meterial lepas) yang bisa mempengaruhi pengaliran air tanah. Untuk itu hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah sbb:
Membuat daerah (tempat) disekitar screen layak untuk pengaliran air tanah yang diharapkan.
Membuang meterial lepas disekitar screen dengan cara dihisap pakai pompa atau keluar bersama-sama dengan pengaliran air hasil dari pemompaan yang dilakukan.
Adapun dengan cara gelombang adalah membuat gelombang / riak didalam sumur yang sedang dipersiapkan, bertujuan untuk menggerakan material-material lepas yang terdapat dalam sumur agar mudah diambil (dibuang), sedangkan alat yang digunakan untuk ini adalah Piston plunger. Langkah kerja yang diperlukan untuk menggunakan alat piston plunger adalah sebagai berikut: a) Alat piston plunger diturunkan kedalam lubang sumur sampai mencapai formasi air tanah. b) Posisi alat ini diatur sedemikian rupa sehingga berada dibagian atas saringan. c) Pekerjaan penggelombangan dilakukan dengan menaik turunkan alat pada lintasan yang cukup panjang. d) Mula-mula penggelombangan dilakukan secara perlahanlahan, kemudian makin cepat.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
25
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
e) Penggelombangan air ini dilakukan selama beberapa menit, setelah itu alat plunger diangkat keluar dari lubang sumur. Sampai pada kegiatan ini material-material lepas akibat pengeboran sudah tertumpuk didalam sumur. f)
Baru dilanjutkan memompa material diatas keluar dari lubang sumur sampai bersih.
B.1.3.5. Perlindungan sumur untuk kesehatan (sanitary protection) Untuk menjaga kualitas air sumur dari pencemaran, perlu dilakukan pembuatan konstruksi tambahan pada muka tanah disekeliling sumur, adapun konstruksi tambahan (pelengkap) yang diperlukan adalah sebagai berikut: a) Lantai yang kedap air yang luasnya disesuaikan dengan kebutuhan.
b) Saluran drainase, untuk membuang air yang bekas dipakai/ digunakan.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
26
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C. Bagan Umum Instalasi Konstruksi Pengadaan Air Bersih Secara umum bagan instalasi air minum dari tempat pengambilan (sumber) sampai kelokasi distribusi adalah sebagai berikut. Dengan instalasi seperti ini, diharapkan air yang akan didistribusikan, kualitasnya memenuhi persyaratan standard kesehatan untuk dikonsumsi sebagai air minum. Lihat gambar dibawah.
Bangunan pembersih 10
4
1
2
3
5
6
11
8
7
12
13
9
1
A. Sumber air
7
Bak sedimentasi
2
Pengambilan
8
Pembunuh zat desinfekan
3
Bak pengendapan
9
Pembunuh zat normalisasi
5
Pembunuh zat koagulan
10
Pembunuh zat normalisasi
4
Bak pencampuran
11
Pipa distribusi
6
Bak flokulasi
12
Distribusi / public tap
Dalam pelaksanaannya, tidak semua instalasi yang akan dibuat bisa disamakan dengan instalisi diatas, tentu saja hal ini sangat tergantung pada sumber daya air yang akan digunakan, misalnya, air yang berasal dari mata air (spring), setelah dites kelaboratorium ternyata memenuhi standard kesehatan layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Maka unit konstruksi yang dibutuhkan berdasarkan instalasi diatas hanya unit no.2 (Water catchment), no.11 (bak tandon/ Reservoir) dan no.13 (distribusi). Sebaliknya jika digunakan air permukaan (misalnya, sungai, telaga dan lain sebagainya ), dimana airnya belum memenuhi persyaratan standard kesehatan untuk dikonsumsi, maka diperlukan pengolahan tambahan seperti instalasi diatas, agar biaya yang akan dipakai/digunakan untuk pembuatan instalasi ini tepat pada sasarannya. Yang perlu diperhatikan untuk penggunaan masing-masing unit konstruksi diatas adalah, kualitas air yang akan diolah, dites terlebih dahulu pada laboratarium yang sudah ditentukan. Detail konstruksi dan penjelasan dari unit-unit tersebut diatas, akan diuraikan dibawah ini.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
27
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.1. Konstruksi Penangkap Air Sesuai dengan namanya, maka bangunan ini fungsinya untuk menangkap air. bentuk dan ukurannya sangat tergantung pada sumber air yang akan digunakan, berdasarkan hal ini bermacam-macam konstruksi penangkap air terdapat dilapangan antara lain: 1. Water catchment mata air. 2. Water catchment air rembesan. 3. Intake sungai. 4. Dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diuraikan jenis-jenis konstruksi diatas sebagai berikut: C.1.1. Water catchment mata air. Secara umum gambar dari konstruksi ini seperti diatas Saluran air ermukaan
Sket Bangunan Penangkap Air dari Mata Air Bangunan pengambilan
Muka tanah Saluran air permukaan jika
Pipa drain
Muka air Bak kontrol Pipa ke reservoir
Lapisan rapat air Pipa pengambilan
Drain
Pipa pengambilan
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
Drain
Pipa peluapan
Pipa ke reservoir
28
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Pada perencanaan ataupun pelaksanaan sering terjadi kesalahankesalahan yang sering dijumpai, seperti pada gambar dibawah ini.
Kesalahan yang sering terjadi pada bangunan penangkap air d c
e h
f
a
b g
Keterangan : a
Lapisan rapat air
e
Tutup bak harus diatas tanah
b
Kebocoran dari sambungan
f
Letak pipa peluapan terlalu tinggi
c
Penutup keliling sumber tidak pas
g
Letak pipa pengambilan terlalu rendah
d
Tanpa saluran drainase
h
Tanpa saringan pada pipa peluapan
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
29
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.1.2. Water Catchment Air Air Rembesan Rembesan Untuk situasi lapangan dimana sumber airnya tidak terkumpul/mengumpul, tetapi tersebar dan berupa rembesan-rembesan kecil maka konstruksi yang umum terdiri dari: a) Pipa dilubangi-lubangi, gunanya untuk mengumpulkan air rembesan rembesan yang tersebar.
b) Bak pengumpul, gunanya untuk tempat penampungan penampungan air yang berasal dari pipa yang dilubang-lubangi. Lihat gambar disebelah.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
33
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
34
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.1.3. Intake Sungai Karena adanya perbedaan antara sungai didataran rendah dengan sungai didaerah pegunungan maka konstruksi intake untuk sungai bervariasi pula, disesuaikan dengan daerah tempat pembuatan konstruksi diatas. .
Perbedaan diatas bisa kelihatan pada sbb: a) Kemiringan dasar sungai Pada sungai didataran rendah relatif sedikit, sebaliknya pada sungai didaerah pegunungan lebih besar. b) Kecepatan aliran air Pada sungai didataran rendah aliran airnya pelan, sebaliknya pada sungai didaerah pegunungan aliran airnya lebih cepat. c) Material yang dibawa aliran air Pada sungai didataran rendah material yang terbawa relatif lebih sedikit karena aliran airnya pelan, sebaliknya pada sungai didaerah pegunungan material yang akan terbawa lebaih banyak dikarenkan aliran airnya lebih cepat. Bahkan apabila terjadi banjir sungai-sungai dipegunungan dapat membawa material batu besar-besar, kayu dan lain sebgainya. d) Perbedaan muka air dengan permukaan tanah tanah dipinggir sungai Pada sungai didataran rendah perbedaan diatas relatif kecil. Bahkan banyak ditemui muka airnya hampir sama dengan pinggir sungai, sebaliknya pada sungai didaerah pegunungan perbedaannya lebih besar. e) Lebar sungai Pada sungai didataran rendah relatif lebih lebar dan landai, sebaliknya pada sungai didaerah pegunungan relatif lebih sempit dan curam. Agar menghindari kesalahan pada perencanaan yang bisa berakibat fatal terhadap konstruksi dikemudian hari, untuk itu sifat- sifat sungai diatas perlu diperhitungkan sebagai bahan masukan guna membuat satu perencanaan konstruksi intake sungai yang tepat. Sebagai contoh, untuk merencanakan konstruksi intake didataran rendah mungkin cukup aman dengan pasangan batu dan plesteran saja, berbeda untuk perencanaan konstruksi intake didaerah pegunungan, perlu tambahan konstruksi pengaman terhadap benturan material/benda keras pada saat banjir.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
36
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Bangunan Pengambilan/ Intake Sungai Dari kayu ulin ( Alternatif 2 ) 24Meter
Skemaumum
Slot Saringan Kayu Reng
Tutup Papan tebal2 cm
20cm
Sayap
n a r i l A
1,50Meter
A
A
Bagian Asli Tepi Sungai yangdibentuk
Intake
Sayap
ArahdanUkuranSayap di kanan-kir i moncong tergantungdari sit uasilapangan
Pand. Atas 24Meter
Wartel Moer atauFlexible hose Min 50cm Ke-RumahPompa MukaTanah
Grate dari KayuReng
MukaAir CrossPerkuatan8/ 12
4,00 Meter Dologpancang8/ 12
60cm +/ - 1,25Meter
Perkiraandasarali ran (sungai)
+/- 60 cm Batu
LapisanPasir danKeriki l
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
Tampang A-A
38
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
ans rau K ap iP
1,1Meter
10Meter
8
10Meter
8 i
0,40
NA GN AR TEE K
5Meter
saa ru K pai P
n
apr uT = 1
ngu d inl eP
m m 21 Ø no te Bi se Bi ra d na gn ir aS = 2
ilb ami d gn a iya ngu S irA kau M = 3
no te Bs iu B = 4
la .Kt Bs. P na nge d tu la bi d na gn lau Ti kaa P
ta b amL r
itb De urt ag ne P ka B = 5
pa dn eg enP ka B =
ro tk leo K ka B = 6
7
i
s Pa na gn ir aS ka B = 8
0,75
0,4
7 5Meter
IA G USN EK AT N I
/N AL IB MA GN EP I KUS TRS NO K
7
5Meter
1,25Meter
toe B ap iP ia ka me M
)n
0,75
MA T
6
GN AP
HA NE D
2,50Meter
n saa ru K a ipP
0,75M
(
3Meter
)n a ika sue isd r tee ma iD
t na Kr p toS
ib eD ru ta nge P
6
3Meter
2Meter
(
4 3
ia g unS ria D na ilb ma g enP ap iP
5 3Meter
2
na apu le P ap Pi
3Meter
5 1
4
ans a urK ap iP
2Meter
3 2 1
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
39
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Denah Konstruksi Pengambilan / Intake Sungai pada pegunungan
Bendungan dari Bronjong Peluapan
Pintu Penyalur
(Gambar: Alternati 1, denganSelokanPengantar)
Pintu Air Selokan Pengambilan
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
40
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.2. Konstruksi Pembersih Air Konstruksi ini bertujuan untuk membersihkan air dari berbagai kotoran sehingga mendapatkan air yang berkualitas sesuai dengan standard persyaratan untuk dikonsumsi oleh masyarakat sebagai air minum dan kebutuhan rumah tangga lainya.
Meskipun bagian bangunan pembersih ini terdiri dari berbagai konstruksi, tetapi tidak berarti semuanya harus digunakan untuk hal diatas. Untuk itu jenis konstruksi yang akan digunakan tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan. Yang perlu dipertimbangkan adalah, semakin banyak jenis konstruksi yang digunakan akan semakin mahal biaya pembuatan dan perawatannya. C.2.1. Bak Pengendapan (Presedimentasi) Fungsi bak ini adalah untuk mengurangi endapkan kotoran-kotoran (material), yang terdapat didalam air sungai maupun pada sumbersumber yang akan digunakan, hal ini biasanya terjadi pada waktu hujan, karena pada saat ini banyak kotoran-kotoran yang terbawa oleh air hujan misalnya, tanah, pasir, dan lain sebagainya, masuk kedalam sungai dan sumber-sumber diatas yang menyebabkan air menjadi keruh dan kotor.
Oleh sebab itu untuk menghindari terjadinya penyumbatan pada pipa saluran dan terjadinya pengendapan pada konstruksi bak tandon, yang bisa mengurangi volume dari bak itu sendiri, maka perlu diadakan (dibuat) bak pengendap/bak presedimentasi. Untuk perencanaan konstruksi bak pengendap diatas harus mengacu pada proses presidementasi. Yaitu presidementasi terjadi akibat pengendapan material yang berupa butiran tanah, pasir dan lain sebagainya, secara alamiah dikarenakan berat jenis material tersebut lebih berat dari pada air yang membawanya. Kesimpulan nya makin besar butiran material yang akan diendapkan makin cepat proses pengendapannya. Diharapkan dengan menggunakan konstruksi ini permasalahan yang dihadapi diatas bisa teratasi hendaknya. Agar konstruksi bak pengendap dapat berfunsi sebagaimana mustinya, untuk mendesain perlu berpedoman pada: Lamanya waktu yang diperlukan agar butiran dapat mengendap sedalam h meter ( h = tinggi air dalam bak) disebut detension time t = 4 – 6 jam.
Kecepatan maximum air dipermukaan bak = Vp.
Besarnya Vp diambil 0,6 m/jam = 0,167 mm/detik. Dengan kecepatan air sebesar ini, memungkinkan butiran-butiran pasir dapat mengendap.
Hubungan antara tinggi bak (h) dan panjang bak(L) = 1 : 5 sampai dengan 1 : 10. Tinggi bak maksimum 2,50 meter.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
41
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Diketahui : kebutuhan air = Q = 20 m 3 /jam. Tanya : Berapa ukuran bak presedimentasi/pengendapan yangdiperlukan untuk itu? Jawab : Q = 20 m 3 /jam Vp diambil = 0,6 m/jam T = 4 jam Perbandingan h:L = 1:5 > L = 5h Luas permukaan bak yang dperlukan= A= Q/Vp = (20m3/jam):(0,6m/jam) = 33,33 m 2 volume bak selama 4 jam =Qxt = 20 m3 /jam x 4 jam = 80 m3 Dalam air dibak = h = Q/A = 80 m3 /33,33 m =2,4m
Panjang bak = L
Volume bak
= 5h = 5 x 2,4 m = 12 m.
= tinggi x panjang x lebar =80 m3 = 2,4 x 12 x lebar
lebar bak= ( 80 m 3):(2,4 x 12 m 2) = 2,78 m , ambil 2,8m Jadi ukuran volume bak yang diperlukan adalah: Panjang = 12 m Lebar = 2,8 m Tinggi = 2,4 m
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
42
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.2.2. Pembunuh Zat Koagulan Selain kotoran-kotoran yang berupa zat padat, air juga mengandung zat-zat yang bersifat koloid. Koloid ini merupakan partikel yang halus, dan sulit mengendap, sehingga hanya melayang didalam air, maka proses presedimentasi untuk yang bersifat koloid diawali dengan pengikatan partikel memakai zat koagulan, baru kemudian mengendap.
Zat- zat koagulan yang biasa digukan untuk pengikatan partikel ini adalah: • Kalium aluminium sulfat (tawas) • Fero sulfat • Feri chloride Akan tetapi yang bisa digunakan dipedesaan untuk pengadaan air bersih dari ketiga zat koagulan diatas adalah tawas.
Larutan Tawas Jenuh
C.2.3. Bak Pencapuran Konstruksi ini merupakan bak kecil, yang berfungsi untuk mempercepat proses pencampuran air dengan zat koagulan. Perhatikan gambar diatas. C.2.4. Bak Flokulasi Fungsi dari bak ini untuk mengendapkan gumpalan-gumpalan material/kotoran yang sudah terikat, hasil dari pencampuran koloid dengan zat koagulan dibak pencampuran diatas. Secara umum konstruksinya merupakan sebuah bak yang dilengkapi dengan sekatsekat.
Sekat-sekat diatas berfungsi untuk memperlambat dan memperpanjang arus aliran air didalam bak flokulasi, dengan demikian kesempatan untuk floc/gumpalan kotoran yang terkandung dalam air sebelumnya bisa mengendap atau tertinggal pada konstruksi ini. Lihat gambar dibawah ini.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
44
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Untuk perencanaan bak ini persyaratannya adalah sebagai berikut : • Kecapatan air maksimum = v = 0,10 m/det. • Bila v lebih < 0,10 m/det. maka floc akan hancur, hal ini tentu saja tidak akan mengendapkannya.
L
Arah pengaliran
d
C.2.5. Bak Sedimentasi Bak ini berfungsi untuk menampung dan kotoran/material melayang sudah terikat yang mengendap pada bak flokulasi diatas.
mengendapkan belum sempat
C.2.6. Saringan Pada buku ini yang akan diuraikan adalah sistim saringan dengan menggunakan material pasir dan kerikil. Dikarenakan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: • Bahan-bahannya mudah didapat dan murah • Perawatannya mudah • Saringan jenis ini sangat cocok untuk keadaan tetentu
Untuk selanjutnya saringan jenis ini disebut dengan saringan pasir. Pada dasarnya saringan pasir ini terdiri dari dua macam sistim yaitu: 1. Sistim saringan pasir cepat (rapid sand filter) 2. Sistim saringan pasir lambat (slow sand filter) Kedua jenis saringan diatas menggunakan bermacam-macam ukuran butir pasir (gradasi) yang diletakan diatas kerikil. Gradasi yang bermacam-macam dan kerikil ini bertujuan untuk penahan material pasir yang paling atas agar tidak lolos kebawah bersama air yang akan diproses, sebagai pengganti hal ini bisa digunakan/dipakai filter nozle (lihat gambar dibawah). Sedangkan nama kedua jenis sistim saringan diatas diambil dari nama material pasir yang digunakan. yang membedakan kedua sistim ini adalah cara pengoperasiannya.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
45
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
FILTER NOZZLE
Kedua jenis saringan diatas menggunakan bermacam-macam ukuran Untuk lebih jelasnya didawah ini akan diuraikan satupersatu dari masing-masing sistim diatas.
C.2.6.1. Saringan pasir cepat (rapid sand filter) Cara kerja sistim saringan ini berjalan cepat sesuai dengan namanya. Dengan kata lain saringan ini difungsikan dengan cara mengalirkan/memasukan air kekonstruksi bak penyaringan dengan tekanan/kecepatan tertentu sesuai dengan konstruksi yang diadakan, dengan tujuan, tekanan air ini bisa untuk menembus sepesifikasi susunan gradasi saringan pasir cepat yang terpasang. Yang perlu diingat untuk penyusunan gradari diatas adalah, semakin kecil diameter saringan maka semakin tebal susunan gradasinya, hal ini bertujuan agar air yang akan diproses tersebar menjadi pengaliran kecil- kecil pada bidang konstruksinya yang sudah disiapkan, dengan demikian kotoran penyebab air keruh akan tertahan pada saringan diatas. Sedangkan sipesifikasi susunan gradasi material yang digunakan pada saringan cepat diatas bisa dilakukan dengan 2 cara (alternatif) yaitu:
Alternatif 1 adalah 0,5 mm – 1,00 mm, Q = 6 m³ / m² / jam.
Alternatif 2 adalah 0,2 mm – 0,80 mm, Q = 4 m³ / m² / jam.
Agar lebih jelasnya lihat gambar dibawah.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
46
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
DETAILPENAMPANGSARINGANPASIRCEPAT
Air
1Meter
Pasir 100 cm= Ø0,5 - 1mm ( Sebelumdigunakanbersihkandil uar Bak)
1Meter
0,1
Air
1Meter
Pasir 100 cm= Ø0,2 - 0,8 mm ( Sebelumdigunakanbersihkandil uar Bak)
0,1
0,3
0,02
1Meter
0,3
0,02 0,4M
0,30
Kerikil tebal 5 cmØ5 - 15 mm tebal 15 cmØ15 - 40 mm tebal 10 cmØ40 - 60 mm
DETAIL- A ALTERNATIF- 1 Q= 6M3 / M2 / Jam
0,2
0,4M
0,30
0,2 2cm= Ø1- 2 mm 3cm= Ø5 - 8 mm 5cm= Ø10 - 50 mm Plat BetonTulang60 x40 x10 cm Kotak Beton30 x30 x20 cm
DETAIL- B ALTERNATIF- 2 Q= 4M3 / M2 / Jam
Diketahui : Diperlukan saringan pasir cepat untuk PAB bagi suatu desa dengan penduduk 9300 jiwa. Tanya : Berapa ukuran saringan pasir cepat (rapid sand filter) yang akan dipakai?. Jawab : Kebutuhan air untuk 9300 jiwa Dimisalkan kebutuhan satu orang untuk satu hari = 85 liter. Q rencana (Qr) = 9300 x 85 lt/hari = 790,5 m 3 /har = 33m3 /jam Tipe saringan yang digunakan yaitu alternatif 2 Qsaringan (Qs) = 4m 3 /m2 /jam Luas saringan yang diperlukan = A = Qr/Qs =(33m3 /jam):(m3 /m2 /jam) =8,25 m2 Ambil lebar tempat saringan 1,8 m. Panjang tempat saringan = 8,25m 2 / 1,8 m = 4,6 m Tinggi tempat saringan (tergantung dari tebal lapisan saringan) yaitu:
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
47
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Tinggi muka air dari lapisan pasir sekitar = 0,50 meter. Tebal lapisan pasir = 11 meter Tebal lapisan kerikil = 0,30 meter Tebal lapisan bata pendukung = 0,30 meter Tinggi ruang kosong diatas muka air = 0,10 meter Jadi tinggi total tempat saringan kurang lebih=2,20 meter. Ukuran konstruksi saringan adalah sebagai berikut : = 4,6 meter • Panjang = 1,8 meter • Lebar = 2,2 meter • Tinggi • Jika tempat yang tersedia tidak luas, ukuran tersebut dapat diperkecil dengan jalan membuat dua buah saringan. Caranya adalah sebagai berikut: • Luas untuk 1 unit saringan = 8,25 m 2 / 2 = 4,13 m 2 • Ambil lebar tempat saringan = 1,2 m = 4,13 m 2 / 1,2 m • Panjang tempat saringan = 3,44 m = 2,20 meter • Tinggi tempat saringan Sekarang kita mempunyai 2 unit saringan dengan ukuran lebih kecil tetapi kemampuan menyaring air tetap sama dengan saringan semula.
C.2.6.2. Sistim saringan pasir lambat (slow sand filter) Cara kerja sistim saringan ini kebalikan dari sistim saringan pasir cepat, sesuai dengan namanya. Dengan kata lain, saringan ini difungsikan dengan cara mengalirkan/memasukan air, maupun setelah air berada didalam konstruksi bak yang sudah terpasang saringan pasirnya, air yang akan diproses diusahakan lambat dan tenang, prinsip dasar dari proses adalah infiltrasi yang terjadi pada alam. Hal diatas bertujuan agar kotoran yang menyebabka air keruh tersaring oleh pasir pada saat proses pengaliran air diatas dilakukan. Keuntungan lain yang didapat dari proses ini, selain menjernihkan air adalah, sebagai saringan terhadap jenis bahteri tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh saringan pasir cepat. Yang perlu diingat untuk penyusunan gradari pada sistim ini adalah. Diameter butir pasir 0,2 mm – 0,5 mm memerlukan waktu untuk memperoses air (kecepatan saringan memperoses air) sebesar: Q= 7,25 m³ air/ m²saringan/ hari atau 0,30 m³/ m²/ jam. Cara perhitungannya sama dengan contoh perhitungan pasir cepat diatas.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
48
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Yang berbeda hanya Q saringan (=Qs). Lihat gambar detail dibawah.
DETAILPENAMPANGSARINGANPASIRLAMBAT 0,1Air
Pasir 100 cm= Ø0,2- 0,5 mm (Sebelumdigunakanbersihkandiluar Bak)
1Meter
0,1Air
Pasir 100 cm= Ø0,2 - 0,5 mm (Sebelumdigunakanbersihkandil uarBak)
1Meter 0,1
0,1
0,3
0,02 0,4M
0,02 0,4M
0,30
0,30 FILTERNOZZLE
0,2
Kerikil tebal5 cmØ5- 15mm tebal 15cmØ15- 40 mm tebal 10 cmØ40 - 80 mm
0,2
DETAIL - B ALTERNATIF - 2 Q= 0,3M3 / M2 / Jam
DETAIL- A ALTERNATIF - 1 Q= 0,3M3 / M2 / Jam
CONTO H GAMBAR FILTERNOZZLE
Pada kedua sistim saringan pasir diatas, material pasirnya tidak dapat digunakan terus menerus, secara periodik material ini perlu dibersihkan/dicuci dikarenakan pada waktu tertentu pori-pori antara pasir saringan akan tertutup kotoran akibat dari proses penyaringan air. Hal diatas dapat diketahui apabila aliran air yang disaring menjadi kecil dan pada waktu inilah dilakukan pembersihan material pasir, guna menjaga kelangsungan pengoperasian kedua sistim tersebut diatas. C.3. Bak Tandon (Reservoir) Konstruksi ini berfungsi untuk tempat menampung/menandon air pada waktu tidak digunakan kemudian baru dialirkan pada konsumen dengan menggunakan konstruksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat (dibagian bawah akan dijelaskan tentang konstrusi ini).
Perencanaan bak tandon ini harus mampu untuk melayani semua konstruksi yang diperlukan masyarakat terutama pada jam-jam pemakaian puncak. Oleh sebab itu untuk perencanaan suatu bak tandon tidak boleh terjadi kesalahan karena hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan proyek kelak dikemudian hari setelah sarana selesai dibangun. Untuk itu hal yang perlu diperhatikan pada waktu perencanaan bak tandon adalah sebagai berikut: 1. Penentuan volume bak tandon (berdasarkan jumlah penduduk dan rencana pembuatan konstruksi pengambilan + volume cadangan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kebakaran dan pesta desa yang memerlukan air lebih banyak). 2. Penentuan lokasi bak yang akan dibuat.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
49
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
3. Elevasi tempat bak harus lebih tinggi dari pada rencana konstruksi pengambilan. 4. Keamanan bak dari kemungkinan longsor, rusak akibat tanaman yang berada disekitar rencana bak dan kemungkinan rusak akibat ternak. 5. Konstruksi pelengkap/ pelindung. Sesuai dengan fungsinya sebagaimana yang sudah dijelaskan pada bagian atas tentang bak ini, yaitu untuk menandon air pada waktu tidak digunakan konsumen dan air yang ditandon mampu untuk melayani kebutuhan masyarakat pemakai berdasarkan standar pemakain yang sudah ditetapkan. Untuk menjaga ketepatan perhitungan volume bak dalam perencanaan sebaiknya mengacu pada jam-jam puncak pemakaian. Jam-jam puncak pemakain ini juga sangat dipengaruhui oleh adat istiadat dan agama masyarakat setempat, sebagai concoh, pemakaian air untuk masyarakat islam jauh lebih banyak kalau dibandingkan dengan masyarakat non islam, hal ini dikarenakan pada masyarakat yang beragama islam kebutuhan air tidak hanya digunakan untuk konsumsi rumah tangga, akan tetapi juga digunakan untuk sarana beribadah dalam hal ini adalah untuk wudhu. Untuk itu pada waktu melakukan perencanaan bak sebaiknya ini juga dijadikan bahan pertimbangan untuk perhitungan besar bak tandon yang akan direncanakan. Secara umum jam-jam puncak pemakaian air oleh masyarakat desa dapat dibagi sebagai berikut:
Pagi jam 05.00 s/d jam 08.00
= 3 jam
Siang jam 12.00 s/d jam 13.00 = 1 jam
Sore jam 16.00 s/d jam 18.00
= 2 jam
Jumlah jam pemakaian/ hari
= 6 jam
Dari kebiasan pemakaian air diatas, yang digunakan sebagai bahan acuan untuk perencanaan bak adalah, jam pemakaian yang paling banyak yaitu pada pagi selama 3 jam.Yang perlu diingat adalah apabila volume bak yang direncanakan terlalu kecil biayanya akan menjadi murah, akan tetapi air yang akan didistribusikan pada konsumen tidak mencukupi. Demikian juga dengan keadaan sebaliknya. Berdasarkan pengalaman dilapangan, volume bak tandon yang cukup aman dan ekonomis adalah seperti perhitungan dibawah ini.
Diketahui : Sebuah bak tandon direncanakan untuk perkampungan dengan total jiwa pada 20 tahun mendatang, sebanyak 500 jiwa =100 KK Kebutuhan masyarakat = 85 lt/hari/orang Tanya : Berapa besar volume bak tandon/reservoir yang dib utuhkan, agar pada jam puncak pemakaian, air yang didalam bak tandon cukup untuk melayani masyarakat kampung diatas ?
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
50
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Jawab : Kebutuhan pokok pada puncak pemakain selama 3 jam Jumlah jam pemakaian dalam 1 hari = 6 jam Kebutuhan air/hari = 85 lt/hr/org x 500 org = 42.500 lt/hr Kebutuhan air/det = 42.500 lt / 86.400 dtk = 0,491 lt/dt
Ditambahkan 15 % untuk menjaga, kebocoran, kebakaran, kebutuhan mendadak (kematian, pesta, selamatan desa dan lain sebagainy) Debit masuk bak selama pemakaian puncak yaitu 3jam adalah Q=pengaliran/dtk (kebutuhan air/det) x menit x 1jam x j am pemakaian puncak Q= 0,491 lt/det x 60 x 60 x 3 jam = 5.302,8 lt/ 3jam Vol.Bak . keb. air xjam. punc . pem. x115%.keb.lain − Q.masuk . pd . pem. punc. = Jml Jml . jam . pem . / hr
=
42.500 6
x3 x1,15 − 5.302,8 = 19.1345.liter ≈ 20.m
3
Jadi volume bak tandon yang diperlukan = 20 m³ Dengan ukuran sebagai berikut: Vol.bak
= panjang x lebar x tinggi = luas alas x tinggi
luas alas sebelah dalam = vol.dibagi tinggi =20 m³/1,75m =11,4285 m²
Tinggi air diambil 1,75 m tinggi dinding bak = 1,75m + 0,25m =2m Ambil panjang bak
=4m
Maka lebar bak
= 11,4285m²/ 4m = 2,857 m dibulatkan =3m
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
51
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4. Konstruksi Pengaman Aliran Air Konstruksi ini berfungsi untuk menjaga kelancaran pengaliran air pada saluran tertutup, dalam hal ini yang biasa digunakan adalah pipa. Ada bermacammacam jenis konstruksi yang diperlukan untuk ini antara lain adalah: 1. Konstruksi Kurasan
2. Konstruksi Ventil. 3. Konstruksi Bak Pemecah Tekanan (BPT). 4. Konstruksi By Pass, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan fungsi dan cara kerja dari masing-masing jenis konstruksi diatas C.4.1. Konstruksi Kurasan Konstruksi ini digunakan/dipasang pada jalur pipa yang melewati lokasi yang berupa cekungan/lembah atau pada pipa yang membentuk huruf U, dikaranakan pada lokasi seperti cendrung terjadi penumpukan kotoran yang terbawa oleh air dari sumber pengambilan.
Hal diatas kalau dibiarkan dalam waktu lama akan terjadi penyempitan pada diameter pipa yang terpasang, tentu saja ini akan mengurangi debit pengaliran yang sudah ditargetkan. Guna menjaga agar hal ini tidak terjadi perlu dilakukan pemasangan konstruksi kurasan pipa pada lokasi-lokasi tersebut diatas. Yang perlu dingat waktu pemasangan adalah, untuk penempatan dan menggunakan material perlengkapan konstruksi, agar berfungsi sebagaimana mustinya, tentang penempatan konstruksi harus dilakukan pada tempat yang paling rendah dilokasi-lokasi yang tersebut diatas, sedangkan untuk menggunakan/memakai material khususnya untuk meterial perlengkapan pipa (assesories), sebaiknya dipilih yang mudah mengoperasikannya, sebagai contoh, Stop Kran dan Dop dalam hal ini tentu saja yang akan dipilih adalah stop karan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar : RangkaianPerlengkapanPipa UkuranØAssesoriesPipa MinimumØ2"
Pipa pembuang kotoran
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
56
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBARKONSTRUKSI : KURASANPIPAPADALEMBAH 1Meter 0,10
0,20
0,10
Ukuran assesoriespipa minimal Ø2" 1Meter
0,30
0,30
0,90
0,30
TAMPANG
1Meter
1Meter
PAND. ATAS
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
57
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4.2. Konstruksi Ventil Konstruksi ini berfungsi sebagai pembuang angin/udara yang terdapat dalam pipa saluran tertutup, pada waktu pemasangan pipa atau pada waktu pengurasan pipa dilakukan, pipa akan kosong dari pengaliran air dan pada waktu ini tanpa disadari jaringan pipa yang terpasang sudah terisi oleh udara.
Hal diatas akan menimbulkan masalah apabila pengaliran air dilakukan, karena secara alami udara akan naik, sebaliknya air akan turun. Hal ini juga terjadi didalam pipa saluran tertutup, pada waktu pengaliran air dilakukan. Air yang dialirkan akan terbentur dengan udara yang terkurung didalam pipa akibat kegiatan diatas. Hal ini sering mengakibatkan air tidak bisa mengalir atau dengan kata lain air yang akan dialirkan tidak bisa masuk kedalam pipa karena tertahan oleh udara. Oleh sebab itu perlu ada pemasangan ventil pada tempat-tempat tertentu sepanjang jaringan perpipaan. (untuk lebih memahami tentang ini lihat buku saluran tertutup) Yang perlu diperhatikan pada pembuatan konstruksi ventil agar berfungsi sebagai mana mustinya adalah, pemasangan harus dilakukan pada tempat-tempat tertinggi sepanjang jalur pipa yang ada, misalnya, pada jalur yang melewati puncak- puncak perbukitan atau pada pipa yang sampai pada elevasi puncak tertentu menuju penurunan. Penempatan ventil apabila salah meletakannya, disamping tidak bermanfaat juga akan mengakibatkan terjadinya tekanan negatif pada ventil tersebut, yaitu terjadinya penghisapan angin/udara pada ventil, yang bisa mempengaruhi pengaliran air pada pipa. Jenis ventil ditentukan dari cara kerjanya, yaitu dengan cara manual atau dengan cara otomatis. Cara manual adalah, pengoperasiannya dilakukan oleh manusia pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan keadaan. Pada cara ini material yang dipakai untuk pembuatannya tidak perlu khusus, karena assesories pipa (stop kran, knee, tee dan lain sebagainya) bisa digunakan sebagai bahan untuk pembuatannya. Sedangkan pengoperasian maupun pengadaan materianya pada ventil otomatis kebalikan dari ini. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
58
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Rangkaian AssesoriesPipa ( Untuk Ventil Manual )
UkuranØAssesories Sesuai dengan ØPipa
Ventil Otomat padapipadilengkapi dng Tee & Flendes
UkuranØAssesories Sesuai denganØPipa
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
59
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBARKONSTRUKSI : PEMASANGANVENTILMANUAL 1Meter 0,10
0,20
0,10
1Meter
0,30
Ukuran ØAssesories Sesuai dengan ØPipa
0,30
0,90
0,30
TAMPANG
1Meter
1Meter
PAND. ATAS
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
60
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBARKONSTRUKSI : PEMASANGANVENTILOTOMAT 1Meter 0,10
0,20
0,10
1Meter
Ukuran ØAssesories Sesuai dengan ØPipa
0,30
0,30
0,90
0,30
TAMPANG
1Meter
1Meter
PAND. ATAS
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
61
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4.3. Konstruksi Bak Pemecah Tekanan (BPT) Fungsi bangunan ini untuk memecah/mengurangi tekanan yang terjadi pada pengaliran saluran tertutup, akibat terlalu besar perbedaan beda tinggi antara sumber pengambilan dengan daerah sasaran pengaliran.Yang mana tekanannya melampaui batas kekuatan pipa yang ada dipasaran. (untuk lebih memahami tentang ini lihat buku saluran tertutup
Besarnya ukuran BPT sangat tergantung pada debit air yang akan dialirkan. Semakin besar debitnya, maka semakin besar pula baknya. Yang perlu diingat pada perencanaan BPT adalah, agar air yang masuk tidak terjadi riak/gelombang yang bisa menimbulkan gelembung udara, gelumbung udara ini dapat mengakibatkan pengaliran selanjutnya dari BPT terganggu dikarenakan masuk kedalam pipa yang digunakan sebagai pengantar. Oleh sebab itu untuk menghindari hal diatas terjadi, sebaiknya pipa masuk ke BPT diletakkan pada bagian bawah dinding atau rata dengan lantainya. Disamping itu BPT ini sebaiknya dilengkapi dengan sekat atau pembatas dalam bak antara air masuk dan air keluar dengan sistim ambal, bertujuan untuk menjaga ketenangan dan sekali gus untuk menyaring air dari kotoran berat, seperti pasir dan lain sebagainya.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
62
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBARKONSTRUKSI : BAKPEMECAHTEKANAN(BPT) ( Aleternatif : 1)
2,25Meter
0,25 Ventil
0,1
0,25
PipaPeluapan
0,25 Outlet
1,15Meter 0,95
Inlet
0,90
0,30 0,40
0,60
Kurasan
TAMPANG
0,45 0,50
0,50 1Meter
1Meter
OverFlow Outl et
Inlet
1Meter Ventil Kurasan
PAND. ATAS 0,25 2,25 Meter
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
63
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBARKONSTRUKSI : BAKPEMECAHTEKANAN(BPT) ( Aleternatif : 2 )
3,25Meter
0,25 Ventil
0,1
0,25
Pipa Peluapan
0,25 Outlet
1,15Meter 0,95
Inlet
0,90
0,30
0,60
Kurasan
0,45 0,50
3,05 Meter
0,50
TAMPANG 1Meter
2Meter
Over Flow Outlet
1Meter
Kurasan
0,25 3,25Meter
PAND. ATAS
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
64
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBARKONSTRUKSI : BAKPEMECAHTEKANAN(BPT) 2,25Meter
( Aleternatif : 3 ) 0,25
0,25
Ventil
0,1
PipaPeluapan
0,25 Outl et
1,15Meter
Outl et
0,95
Inlet
0,90
0,30
0,60
Kurasan
0,45 0,50
2,05 Meter
0,50
TAMPANG 1Meter
1Meter
Outl et
Over Flow Inlet
Kurasan
1Meter Ventil
Outl et
0,25 2,25Meter
PAND.ATAS
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
65
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4.4. Konstruksi By Pass Yang dimaksud dengan by pass dalam PAB adalah pemindahan/pengalihan aliran air dalam pipa bersifat sementara, sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan pada pengoperasiannya. Secara umum jenis konstruksi ini ditentukan oleh cara/tempat pemasangannya sebagai berikut: 1. By pass dipasang pada pipa
2. By pass dipasang pada menjelang masuk bak Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diuraikan kegunaan dari masingmasing by pass diatas.
C.4.4.1. By pass dipasang pada pipa Kegunaan dari konstruksi ini adalah untuk menghindari terjadinya tekanan kejut pada pengaliran didalam pipa, yang dapat menimbulkan terjadinya, pipa pecah, pergeseran/perubahan pada konstruksi penyangga pipa dan lain sebagainya. Biasanya konstruksi ini dipasang pada lokasi-lokasi jalur pipa yang bertekanan tinggi misalnya, pada lembah-lembah, sedangkan untuk mengoperasikannya dengan cara memindahkan air perlahan-lahan ke arah sebelah hilir dari konstruksi ini. Perhatikan gambar dibawah ini.
BYPASSPADAPIPA 0,20
1Meter 0,10
0,10
Ukuran ØAssesories Sesuai denganØPipa 1Meter
air keluar
air masuk
0,30
0,30
0,90
0,30
TAMPANG
1Meter
air keluar
air masuk
1Meter
PAND. ATAS
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
66
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4.4.2. By Pass dipasang pada menjelang masuk bak Pembuatan/pemasangan konstruksi ini dilakukan pada pipa menjelang masuk (inlet) dari BPT dan reservoir. Konstruksi ini digunakan pada waktu akan menguras atau ada perbaikan yang harus dilakukan pada bangunan-bangunan diatas. Dengan adanya konstruksi ini aliran air dalam pipa tidak perlu dihentikan selama kegiatan diatas dilakukan. Perhatikan gambar dibawah ini.
0,12
BYPASSPADAPIPAMAUMASUKRESERVOIR 1Meter 0,10
0,20
0,10
Ukuran ØAssesories
Bervariasi
BPT/ Reservoir
Sesuai dengan ØPipa 1Meter
0,30
Bervariasi Bervarisi
TAMPANG 0,30
0,90
0,30
Bervariasi
1Meter
BPT/ Reservoir Bervariasi
PAND. ATAS
Bervariasi Bervariasi
1Meter
C.4.5. Konstruksi Penyeberangan Pipa Dalam perencanaan pemasangan pipa adakalanya tidak bisa menghindari adanya jalur pipa yang melewati sungai atau jurang, dimana lebar dan dalamnya sesuai dengan keadaan lapangan sangat bervariasi.
Untuk mengatasi keadaan yang demikian kita harus mengusahakan suatu konstruksi yang cukup murah dan tepat, akan tetapi juga aman dalam hal teknis. Secara umum hal diatas, terutama pada penyeberangan pada sungai dapat dibagi dua jenis konstruksi yaitu: 1. Penyeberangan dibawah sungai (siphon) 2. Penyeberangan diatas sungai Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
67
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Untuk menentukan/memutuskan dalam perencanaan, jenis mana yang akan digunakan ?, dari dua jenis diatas , harus mengacu pada hal-hal dibawah ini: • Aliran sungai tersebut deras atau tidak ?
•
Berapa tinggi muka air sungai dalam keadaan banjir ?
•
Berapa tinggi muka air sungai dalam keadaan normal ?
•
Dalam keadaan banjir sungai tersebut banyak membawa batubatuan/kayu atau tidak ?
•
Dan lain sebagainya ?
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
68
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
0,15
1,90 Meter
AP IP NA GN AR BE YN EP
1,00
IA GN US SA TA ID
0,30
)
ne D
gn at ne B ka ra J na g
re te M 6. xa M
MA S. DN AP
0,25 1,50Meter
eml K
A LI AT ED GN IP
1,00 0,30
LI AT ED GN IP MA S. NAD P
0,30
1,50 Meter
1,00 0,70
0,30 0,70
A
0,70
0,30 0,20
0,40
"2 /1 Ø tu aB ro o M
0,30
0,20
(
rlk
3: r
IG ap iP
x.a m. a m
mc 15
GN AP MA T
pai P m leK
ru kn tAu aB
m 6m Øl geu eB
m m 01 Øgt b 4
p2s c:p 1 gn al ut re B ont eB
cm 51 m m 01 Ø
cm 15 m m 01 Ø -
Max. 6 Meter
1,00 Meter 1,90 Meter
IG pai P
A
A LI AT ED GN AP MA T
0,70 Meter
ahn aT ang ur U anli Ga ha na T ak uM
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
70
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4.6. Konstruksi Penyangga Pipa Dalam pelaksanaan pemasangan pipa sering pipa yang terpasang tidak bisa tertanam/terpendam seluruhnya didalam tanah, apa bila pipa melewati daerah lembah, perbukitan, dan batu besar/cadas, sehingga ada bagian tertentu dari jalur pipa yang terpaksa menggantung atau tidak terletak pada permukaaan tanah.
Pada keadaan seperti diatas memerlukan suatu konstruksi penyangga yang berfungsi untuk menjaga agar pipa tidak melentur dan bergoyang, pada waktu pengaliran air dilakukan, sebab kalau hal ini terjadi maka pipa akan bisa patah atau putus. Untuk pembuatan konstruksi diatas bermacam cara bisa dilakukan antara lain dengan: • Pasangan batu kali
•
Beton bertulang
•
Pipa GI
•
Baja siku dan lain sebagainya
•
Atau bisa juga dilakukan dengan memakai kayu ulin, karena disini mudah untuk mendapatkannya.
•
Dan lain sebagainya.
Yang perlu dipertimbangkan waktu pemilihan konstruksi-konstruksi diatas adalah ketahanannya atau umur konstruksi yang akan direncanakan. Sebab ini akan berpengaruh pada masa perawatan kelak dikemudian hari. Jenis konstruksi penyangga pipa dari pasangan batu kali dan beton bertulang dapat dilihat pada gambar dihalaman berikut :
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
74
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
KONSTRUKSI PENYANGGAPIPA (Dari Ps.Batu Kali/ Gunung) 0,20
0,6 Meter 0,40 0,20
A
0,40 - 1,00 Meter
A
0,6 Meter
0,40
0,20
0,40
PAND. ATAS 0,20
0,60Meter
PAND. SAMPING
KlemPipa Pipadisesuaikan dengankebutuhan Mor Ankur
Ps.Batu1pc: 3psr
TanahUrugan
MukaTanah
PERSPEKTIF TAMPANGA- A
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
75
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
KONSTRUKSI PENYANGGAPIPA (Dari Beton Tulang) 0,6 Meter
1,00 - 2,00 Meter
0,20
A
A 0,6 Meter 0,20
PAND. ATAS
0,20
PAND. SAMPING
KlemPipa Pipadisesuaikan dengankebutuhan Mor Ankur
BetonTulang campuran1pc: 2psr : 3krl Beugel Ø6 mm- 15 cm
4 btg Ø10 mm
Ø10 mm- 10 cm
TanahUrugan
TAMPANGA- A
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
PERSPEKTIF
76
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.4.7. Konstruksi Perkuatan pada Belokan Pipa Dalam pelaksanaan pemasangan pipa sering juga dialami belokanbelokan yang tidak bisa dihindari misalnya, akibat ketemu dengan bangunan, akibat elevasi yang akan dilalui lebih tinggi dari pada sumber pengambilan air dan lain sebagainya.
Oleh karena itu pada daerah-daerah sperti ini harus dilakukan pembelokan/pembengkokan pipa. Agar pipa diatas tidak bergerak yang bisa mengakibatkannya putus. Hal yang harus dilakukan pada bagian-bagian tersebut adalah pembuatan konstruksi perkuatan. Perhatikan gambar dibawah.
PERKUATANPADABELOKANPIPA (Dari Ps.Batu / Beton)
BELOKANHORIZONTAL
BELOKANHORIZONTAL
BELOKANVERTIKAL
BELOKANHORIZONTAL BELOKANHORIZONTAL
BELOKANHORIZONTAL
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
BELOKANVERTIKAL
77
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.5. Konstruksi Distribusi Konstruksi distribusi adalah bangunan terakhir yang dibuat pada sebuah perencanaan sarana PAB pedesaan, yang befungsi sebagai sarana pembagi/penyalur untuk para konsumen berdasarkan kelompok pemakai.
Oleh sebab itu pada perencanaan konstruksi ini yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: • Jumlah penduduk calon pemakai.
•
Aspirasi masyarakat tentang lokasi pembuatan.
•
Jenis konstruksi sebaiknya disesuaikan dengan jumlah penduduk dan kebutuhan calon pemakai.
•
Debit masuk disesuaikan dengan jumlah penduduk calon pemakai.
•
Keamanan bangunan dari segi teknis.
•
Kebersihan bangunan.
•
Dan lain sebagainya.
Sebab kalau dalam perencanaan hal-hal diatas kurang diperhatikan, berdasarkan pengalaman, banyak konstruksi ini tidak berfungsi atau dengan kata lain masyarakat tidak mau menggunakannya. Untuk lebih jelasnya baca buku modul PSM. Pada umumnya konstruksi ini terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1. Public tap 2. Tempat Mandi dan Cuci dan Kakus (MCK) 3. Bak distribusi C.5.1. Public Tap Public tap adalah bangunan yang berbentuk tugu/tiang dilengkapi dengan lantai dan stop kran pengambilan, perhatikan gambarnya . Biasanya public tap ini diperuntukan untuk 5–10 KK (25–50 jiwa), berdasarkan jam puncak pemakaian yaitu 3jam jumlah penduduk sebanyak ini tidak perlu terlalu lama antri untuk menggunakan sarana ini.
Hal lain yang bisa digunakan sebagai bahan acuan untuk perencanaan sebuah public tap adalah sebagai berikut: • Radius pengambilan ke public tap tidak lebih dari 150 meter
•
Debit yang dialirkan ke public tap 0,3 lt/dt. Dengan pertimbangan kalau pada sebuah public tap terdapat 2 kran, berarti masing-masing kran dapat mengalirkan 0,15 lt/dt atau sama dengan guna menampung air sebanyak 20 liter memerlukan waktu untuk pengisianya selama=20 liter:(0,15 lt/dt)=134 detik= 2,25 menit. Berarti konsumen tidak terlalu lama untuk pengisian ember 20 liter
•
Untuk menghemat air pada waktu pemakaian sebaiknya digunakan kran handle.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
78
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
Lihat gambar detail public tap dibawah :
Gambar : Konstruksi PublicTap
0,25
PERSPECTIVE
A
BakKontrol 0,25
PipaPvcØ3"
A 0,50
2 Meter
Ball Valve 0,30
0,10 0,10 3Meter
TAMPAKATAS 0,30
Bal Valve
1,25 Meter
1,10 Meter 1,25Meter
0,10
0,10
PipaPVCØ3"
0,30 0,30
0,40
0,90
0,60
0,90
0,40
POT: A- A
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
79
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.5.2. Tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) MCK adalah bangunan yang berfungsi ganda dalam menghadapi tantangan suatu perencanaan konstruksi pengambilan untuk konsumen.
Atau dengan kata lain MCK berfungsi sebagai tempat mandi, mencuci, tempat mengambil air untuk keperluan rumah tangga dan sebagai sarana kakus bagi sekelompok masyarakat. Oleh sebab itu pada perencanaan konstruksi diatas diperlukan perhatian khusus yang bersifat sosial dan teknis, kalau dibandingkan dengan perencanaan pada konstruksi public tap dan bak distribusi. Dalam hal ini yang bisa dijadikan sebagai bahan acuan adalah sebagai berikut: Yang bersifat sosial adalah sebagai berikut: • Kebiasaan masyarakat membuang hajat pada kelompok calon pemakai.
•
Kebiasaan masyarakat memakai air (mandi, mencuci, dan lain sebagainya) pada kelompok calon pemakai.
Sedangkan yang bersifat teknis adalah sebagai berikut: • Debit air yang digunakan untuk MCK minimal 0,5 lr/dt
•
Bentuk MCK harus memenuhi nilai estitika yang ada, agar tidak merusak tatanan yang sudah ada pada masyarakat setempat.
•
Luas MCK disesuaikan dengan jumlah jiwa kelompok calon pemakai.
•
Volume septic tank disesuaikan dengan jumlah jiwa kelompok calon pemakai.
•
Jumlah klosed yang akan digunakan disesuaikan dengan jumlah jiwa kelompok pemakai.
•
Penempatan kran disesuai dengan sub bangunan yang ada pada MCK
•
Harus ada pembuangan air bekas pakai yang sempurna.
•
Mendapatkan sinar yang cukup dari mata hari, agar tidak terjadi kelembaban dalam MCK.
Berikut ini contoh gambar konstruksi MCK dan jamban pribadi yang dapat digunakan sesuai dengan kemampuan ekonomi dan keinginan masyarakat pedesaan ( memang kalau ditinjau dari segi kesehatan jamban ini tidak memenuhi persyaratan, akan tetapi cukup murah biaya pembuatannya) dapat dilihat pada gambar halaman berikutnya.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
80
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
GAMBAR: JAMBAN
Atapasbes
JENISPEKERJAAN
+2,35
1. Ps.Bt.Kali 1pc: 4psr 2. Ps.Bata1pc: 4psr 3. Plesteran 1pc: 2psr 4. Atap Asbes 5. Beton 1pc: 2psr: 3krl 6. Galian Tanah 7. Pasir Urugan
+2,15
Rumah Jamban
Ps.Bata
1,20
PipaPVCTypeDØ4"
0,15 Ventil 0,30 ±0,00
+0,15
-0,40
0,50 ±0,00
-0,20
-0,40
0,15 -0,40
-0,50 -0,65
0,40 0,40
Ps.Bata 0.05
Bak Kontrol
Ps.Batukali / gunung/ pecah
Tampang A- A 0,50 -2,90 0,80 1M LapisanPasir 3M
6M
1,20 M
Kloset 1,20 M BakKontrol
A
0,40
A
0,50 Buis Beton/ Deker Ø80cm bagiandalam
1,20 M Kloset
PandanganAtas
1,20 M
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
82
Manual Pelatihan Pokjanal PABPL HP.IV Kal-Bar
C.5.3. Bak Distribusi Konstruksi ini adalah bangunan bak tandon kecil yang diletakan dekat pemukiman masyarakat kelompok pemakai air. Sesuai dengan namanya bak ini berfungsi untuk menandon air yang datang dari sumber pengambilan, selanjutnya baru masyarakat datang untuk menggunakan.
Untuk tidak merusak sistim pendistribusian pada konsumen sebaiknya bak distribusi ini tidak perlu direncanakan pada sarana PAB yang mememakai reservoir, karena hal ini akan mempengaruhi fungsi dari reservoir atau dengan kata lain reservoir yang sudah direncanakan volumenya berdasarkan jumlah penduduk pemakai air, tidak akan bisa penuh sesuai dengan target semula. Hal diatas dikarenakan pada waktu penggunaan bak, kelompok masyarakat pengguna kurang disiplin dalam memakai misalnya, ada seseorang yang akan menggunakan/mengambil air namun pada waktu orang ini sampai pada sarana, baknya kosong, oleh sebab itu siorang memutar kran untuk mengisi bak, akan tetapi berhubung bak lama penuhnya siorang tadi lalu meniggalkan kran yang sedang mengalir, yang mana selanjutnya tidak ada lagi pengontrolan terhadap bak tadi (baknya luber air tetap mengalir) dan akibat dari ini tentu saja akan mempengaruhi volume reservoir. Perencanaan bak distribusi ini akan tepat apabila sarana PAB yang direncanakan tidak menggunakan reservoir atau digantikan fungsinya oleh bangunan ini. Hal-hal yang bisa dilakukan sebagai bahan acuan untuk merencanakan bak distribusi adalah sebagai berikut:
•
Perencanaan PAB secara keseluruhan tidak memakai reservoir
•
Diletakan dekat pemukiman kelompok pemakai air
•
Bak harus ditutup untuk menjaga kebersihan
• •
Perencanaan lantai disekeliling bak kebutuhan kelompok masyarakat pemakai.
disesuaikan
dengan
Harus ada pembuangan air bekas pakai yang sempurna.
Berikut ini contoh gambar detail bak distribusi yang dikembangkan menjadi tempat mandi dan cuci, dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Konstruksi-Pengadaan Air Bersih (PAB)
83