- UKL – UPL UPL INDUSTRI PENGOLAHAN BATU KAPUR
PT. ING JAYA MAKMUR Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
@ 2016
LAMPIRAN – LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN – LAMPIRAN LAMPIRAN
Pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Bupati Sukabumi No. 53 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten Sukabumi. Sukabumi.
Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional PT. Ing Jaya Makmur di Kabupaten Sukabumi kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai.
Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL ini khususnya agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi PT. Ing Jaya Makmur dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup juga bagi Dinas/Instansi terkait di Kabupaten Sukabumi, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah mendukung penyelesaian dokumen UPL-UKL ini.
Sukabumi,
i
Juni 2016
2.1 Nama kegiatan – ii-1 2.2 Lokasi kegiatan – ii-1 2.3 Skala kegiatan – ii-3 2.4 Kesesuaian tata ruang – ii-8 2.5 Rona lingkungan awal – ii-8 2.6 Tahap Pra Konstruksi – ii-10 2.6.1 Sosialisasi kepada masyarakat – ii-10 2.6.2 Penyewaan lahan – ii-11 2.6.3 Pengurusan perizinan – ii-11 2.7 Tahap Konstruksi – ii-12 2.7.1 Rekrutmen tenaga kerja konstruksi – ii-12 2.7.2 Pematangan lahan – ii-13 2.7.3 Mobilisasi peralatan dan material – ii-13 2.7.4 Pembangunan sarana dan prasarana – ii-14
ii
2.8 Tahap Operasi – ii-21 2.8.1 Rekrutmen tenaga kerja – ii-21 2.8.2 Kegiatan produksi – ii-22
3.1. Tahap pra konstruksi – iii-1 3.2. Tahap konstruksi – iii-3 3.3. Tahap operasional – iii-10
iii
Tabel 2.1. Pemanfaatan lahan – ii-3 Tabel 2.2. Bahan baku dan bahan penolong – ii-4 Tabel 2.3. Peralatan produksi – ii-4 Tabel 2.4. Kapasitas produksi – ii-7 Tabel 2.5. Tenaga kerja – ii-7 Tabel 2.6. Jadwal rencana kegiatan – ii-8 Tabel 2.7. Hasil uji kualitas udara – ii-9 Tabel 2.8. Hasil uji kualitas air bersih – ii-10 Tabel 2.9. Perizinan yang dimiliki – ii-12 Tabel 2.10. Tenaga kerja konstruksi – ii-12 Tabel 2.11. Peralatan yang digunakan – ii-14 Tabel 2.12. Material yang digunakan – ii-14 Tabel 2.13. Jenis tanaman untuk RTH – ii-19 Tabel 2.14. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi – ii-21 Tabel 2.15. Kebutuhan air bersih – ii-22 Tabel 2.16. Volume timbulan sampah – ii-24 Tabel 2.17. Alat angkut dan kendaraan operasional – ii-25 Tabel 2.18. Koefisien limpasan – ii-26 Tabel 3.1. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi – iii-5
iv
Gambar 2.1. Peta orientasi lokasi kegiatan – ii-2 Gambar 2.2. Bagan alir proses produksi – ii-5 Gambar 2.3. Proses semi kontinyu (shaft kiln) – ii-6 Gambar 2.4. Kondisi lahan eksisting – ii-13 Gambar 2.5. Desain drainase – ii-15 Gambar 2.6. Skema penggunaan air bersih – ii-16 Gambar 2.7. Rencana desain septic tank – ii-17 Gambar 2.8. Model sumur resapan – ii-20 Gambar 2.9. Model lubang biopori – ii-21 Gambar 2.10. Neraca air – ii-23
v
Nama Perusahaan
:
Alamat Perusahaan
:
Kp. Cibarengkok RT. 08/03 Desa Sumur Batu Kecamatan
Babakan
Madang
Kabupaten
Bogor Provinsi Jawa Barat Lokasi Kegiatan
:
Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan
Jampang
Tengah
Kabupaten
Sukabumi Provinsi Jawa Barat Penanggung Jawab UKL-UPL - Nama
:
- Jabatan
:
Direktur
Jenis Usaha
:
Industri Pengolahan Batu Kapur
Luas Tanah
:
5.000 m2
Luas terbangun
:
518,58 m2
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur i-1
Rencana Kegiatan
Kegiatan ini adalah industri pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur di Kabupaten Sukabumi. PT. Ing Jaya Makmur menjalin kerjasama dengan Usaha Karya Mandiri (UKM) sebagai pemasok bahan baku batu kapur. PT. Ing Jaya Makmur menyewa lahan seluas 5.000 m2 diatas sebidang tanah SHM atas nama Jaya Zaenudin.
Lokasi kegiatan industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur berada di Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut berada pada titik koordinat 7°0’59.36” LS 106°47’22.74” BT dengan luas lahan 5.000 m2. Kesampaian lokasi kegiatan dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan dikarenakan terdapat akses jalan tanah yang dapat dilalui maksimal truk toronton dan berada tidak jauh dari jalan raya Jampang Tengah yang merupakan jalan Provinsi. Selain itu, jarak lokasi kegiatan dengan pusat Pemerintahan antara lain
Pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi + 35 KM
Pemerintahan Kecamatan Jampang Tengah + 860 meter
Pemerintahan Desa Padabeunghar + 1 Km
Pemukiman terdekat + 320 m
Adapun lokasi rencana kegiatan PT Ing Jaya Makmur berbatasan langsung dengan kegiatan sekitarnya antara lain : Sebelah utara
: tegalan dan semak belukar
Sebelah timur
: kantor Usaha Karya Mandiri (UKM)
Sebelah selatan
: bukit dan tegalan
Sebelah barat
: industri pengolahan kapur PT. Wansida
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Lahan yang dimanfaatkan untuk rencana kegiatan industri pengolahan batu kapur seluas 5.000 m2 dengan luas bangunan 518,58 m2. Adapun status lahan yang digunakan diatas sebidang tanah SHM atas nama Jaya Zaenudin yang disewakan kepada PT. Ing Jaya Makmur selama 5 tahun dari 18 April 2016 sampai 18 April 2021 dengan klausul dapat di perpanjang sewa. Adapun pemanfaatan lahan untuk rencana kegiatan antara lain :
1
Kantor
1
60,14
60,14
-
1,2
2
Gudang
1
300
300
-
6
3
Tungku
1
42,9
42,9
-
0,9
4
Areal produksi
1
115,54
115,54
-
2,3
5
Mushola
1
25
25
-
0,5
Rencana Kegiatan
Lahan yang dimanfaatkan untuk rencana kegiatan industri pengolahan batu kapur seluas 5.000 m2 dengan luas bangunan 518,58 m2. Adapun status lahan yang digunakan diatas sebidang tanah SHM atas nama Jaya Zaenudin yang disewakan kepada PT. Ing Jaya Makmur selama 5 tahun dari 18 April 2016 sampai 18 April 2021 dengan klausul dapat di perpanjang sewa. Adapun pemanfaatan lahan untuk rencana kegiatan antara lain :
1
Kantor
1
60,14
60,14
-
1,2
2
Gudang
1
300
300
-
6
3
Tungku
1
42,9
42,9
-
0,9
4
Areal produksi
1
115,54
115,54
-
2,3
5
Mushola
1
25
25
-
0,5
1
Parkir
-
60
-
60
1,2
2
RTH
-
4.396,42
-
4.396,42
13,6
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Lahan tersebut berstatus SHM atas nama Jaya Zaenudin dengan luas total 8.580 m2 yang di sewa oleh PT. Ing Jaya Makmur seluas 5.000 m 2 berdurasi selama 5 tahun ke depan, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan bersama.
Bahan baku berupa batu kapur diperoleh dengan membeli dari mitra bisnis lokal penambang batu kapur yang memiliki izin pertambangan, yakni Usaha Karya Mandiri (UKM). PT. Ing Jaya Makmur membutuhkan bahan baku sebanyak 75 ton/bulan batu kapur untuk di olah menjadi serbuk kapur. Sedangkan, bahan
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan penolong yang digunakan adalah oli bekas sebanyak 10 ton/bulan dan limbah kain (majun) sebanyak 15 ton/bulan.
1
Batu kapur
1
Oli bekas
2
Majun
Padat
75
Gudang
Lokal
Cair
10
Tangki
Lokal
Padat
15
TPSS B3
Lokal
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Dalam proses produksi pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur dibutuhkan peralatan dan mesin produksi. Adapun peralatan dan mesin produksi yang digunakan, diantaranya :
1
Keranjang
10
-
2
Sekop
5
-
3
Gancu
2
-
4
Kompor pengapian
2
Panas
5
Drum
4
-
6
Brander
2
-
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Secara umum proses produksi pembakaran batu kapur terdiri dari pengadaan bahan baku, proses pembakaran, pengemasan, dan pemasaran produk. Kapur (CaO) adalah hasil dari pemanasan batuan kapur dengan berbagai macam merek dagang, seperti kapur tohor (quick lime), kapur pandan ( hydrated lime), dan kapur hydraulic. Pada prinsipnya dalam proses produksi kapur terjadi reaksi fisika dan kimia, antara lain : CaCO3 + panas
CaCo + CO2
CaCO3.MgCO3 + panas
CaO.MgO + 2 CO2
CaO + H2O
Ca(OH) + panas UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan CaO.MgO + H2O
Ca(OH)2.MgO + panas
CaO.MgO + H2O
Ca(OH)2,MgO(OH)2 + panas
Pembakaran batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur menghasilkan kalsium oksida (CaO) dalam bentuk serbuk dan bongkahan yang bernilai ekonomi. Adapun bagan alir proses produksi kapur antara lain :
Proses pengolahan batu kapur menggunakan metode proses semi kontinyu (Shaft Kiln). Proses tersebut terbagi dalam 3 zona.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan 1. Zona pemanasan awal/preheating (+ 900 – 1.000 °C); batu kapur mengalami pemanasan awal untuk menghilangkan kadar air yang ikut terbawa. 2. Zona kalsinasi/Calcination (+ 1.400 – 1.500 °C); terjadi reaksi dekomposisi batu kapur berubah fase menjadi berbentuk cair. 3. Zona pendinginan/cooling (+ 150 – 200 °C); tahap ini mengalami penurunan suhu terjadi perubahan fase menjadi serbuk padat yang siap untuk digunakan.
Kegiatan Produksi PT. Ing Jaya Makmur adalah produksi serbuk kapur yang siap digunakan. Adapun kapasitas produksi kapur adalah :
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
1
Olahan batu kapur (serbuk kapur)
75 ton/hari
Lokal
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Dengan adanya rencana kegiatan pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur sehingga membutuhkan tenaga kerja operasional sebanyak 30 orang, antara lain :
1
Plan manager
1
1
-
Sarjana
Sukabumi
2
Admin
3
1
2
D3
Sukabumi
3
Driver
5
5
-
-
Lokal
4
Kernet
3
3
-
-
Lokal
5
Montir
1
1
-
-
Lokal
6
Buruh
16
16
-
-
Lokal
7
OB
2
1
1
-
Lokal
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Jadwal rencana kegiatan pembangunan industri pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur dengan melakukan sewa lahan antara pemilik lahan dengan Pimpinan PT. Ing Jaya Makmur. Adapun rencana kegiatan untuk pembangunan industri pengolahan batu kapur dijelaskan pada table di bawah ini.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Tahun 2016 No
Kegiatan
Bulan I
I
II
III IV V VI VII VIII IX
X
XI
XII
Pra Konstruksi 1 Pembebasan Lahan 2 Sosialisasi kepada masyarakat 3 pengurusan perizinan
II
Konstruksi 1 rekrutmen tenaga kerja konstruksi 2 pematangan lahan 3 mobilisasi alat dan material 4 pembangunan sarana dan prasarana
III
Operasi 1 rekrutmen tenaga kerja operasional 2 kegiatan produksi
Keterangan : Pembebasan lahan telah diselesaikan
Rencana perluasan kegiatan industry pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur haruslah sesuai dengan perda 22/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan pasal 103 huruf h menyatakan bahwa industry kapur terdapat di wilayah Kecamatan Jampang Tengah serta menimbang luas areal peruntukan industry sebesar 20 Ha. Dengan demikian, rencana kegiatan industry pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten Sukabumi.
Cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu yang berubah – ubah, sedangkan iklim adalah keadaan rata – rata cuaca dalam waktu relatif lama dan tetap. Keadaan iklim di sekitar daerah lokasi studi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, lama penyinaran matahari, temperatur, kelembaban relative dan dataran dan lereng. Di wilayah studi memiliki kelembaban 68 %, temperatur 32 °C, ketinggian 330 mdpl, curah hujan 2.0004.000 mm/tahun dan jenis tanah latosol dan andisol.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau banyak terdapat debu dari jalan. Oleh karena itu dilakukan uji kadar debu dan ambien rona lingkungan. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu untuk areal industri sesuai peraturan pemerintah.
1
Debu (TSP)
µg/Nm3
46
-
Gravimetric
2
NO2
µg/Nm3
100
400
Gas analyzer
3
SO2
µg/Nm3
48
900
Gas analyzer
Sumber : hasil uji laboratorium
Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif aman, karena berada di areal industri pengolahan batu kapur dan perbukitan serta tegalan. Namun, kebisingan diakibatkan dari aktivitas mobilisasi kendaraan angkut batu kapur. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di areal lokasi berkisar 70 dBA.
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi dan kondisi bentang alam daerah. Secara alami air akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan pengambilan sampling air bersih sebagai rona awal lingkungan.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
1
Temperature
°C
27,6
+3
2
TDS
Mg/L
7
1.500
3
Turbidity
NTU
2,58
25
4
Kebauan
-
Tidak berbau
Tidak berbau
5
Rasa
-
Tidak berasa
Tidak berasa
1
pH
pH unit
7,2
6,5 – 9,0
2
Fe
Mg/L
0,33
1
3
Sulfate, SO4
Mg/L
14
400
4
Cr+6
Mg/L
0,001
0,05
5
Nitrite, NO2-N
Mg/L
8
1
Keterangan sumber : Hasil analisa laboratorium
Desa Padabeunghar yang memiliki wilayah 1.349 Ha terdiri dari 183 Ha tanah sawah 1.038 Ha bukan sawah 128 Ha lahan non pertanian. Desa Padabeunghar dengan jumlah penduduk 7.294 jiwa terdiri dari 3.608 laki-laki dan 3.686 perempuan. Sebanyak 2.135 KK, yang tersebar dalam wilayah 9 RW dan 48 RT. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai buruh dan petani sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS, pegawai swasta, tenaga pengajar, wirausaha, TNI, POLRI, dan sebagainya.
Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, penyewaan lahan, dan pengurusan perizinan.
Sosialisasi rencana kegiatan industri pengolan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur dilakukan melalui pertemuan dengan masyarakat setempat di kampung Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi yang merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan dengan catatan sebagai berikut :
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan 1. Tempat usaha tersebut tidak mencemari lingkungan yang akan merugikan warga masyarakat dan harus melaksanakan peraturan dan perundangan yang berlaku di Pemerintahan Kabupaten Sukabumi; 2. Penyerapan tenaga kerja harus memprioritaskan warga setempat. 3. Perusahaan akan memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak dalam bentuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan kapada warga miskin, dan bantuan-bantuan untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti memperingati hari-hari besar keagamaan, hari-hari besar nasional dan lainlain; 4. Warga masyarakat terkena dampak langsung pada dasarnya menyetujui rencana kegiatan perluasan industry pengolan batu kapur dengan catatan dan tuntutan warga dapat terpenuhi;
Lahan seluas 5.000 m2 di sewa oleh PT. Ing Jaya Makmur dari pemilik berdurasi 5 tahun. Setatus tanah tersebut merupakan SHM antas nama Jaya Zaenudin seluas 8.580 m2. Melalui surat perjanjian sewa lahan dapat di simpulkan bahwa setatus lahan untuk rencana kegiatan industri pengolahan batu kapur tidak dalam keadaan sengketa.
Pengurusan izin industri pengolan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur termasuk pula didalamnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi untuk mendapatkan persetujuan tetangga. Secara keseluruhan pengurusan perizinan meliputi :
Persetujuan warga
Surat keterangan domisili
Surat rekomendasi Kecamatan
Rekomendasi UKL-UPL
Izin Lingkungan
Rekomendasi Andalalin
Izin gangguan (Ho)
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Izin Usaha Industri (IUI) UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Izin PPLH
Adapun izin yang dimiliki PT. Ing Jaya Makmur antara lain :
1
Akta pendirian perusahaan
2
Akta perubahan
3
Pengesahan perusahaan
4 5 6
Izin tetangga Keterangan domisili Rekom Camat
7 8 9
Sertifikat tanah Surat perjanjian sewa lahan SK-IKR
18/2015 4/2016
AHU-0007856.AH. 01.02.Tahun 2016 540/5/IV/2016 540/12/IV/2016 226 04/2016 601/…… - Bid. TR
Notaris Arsin Efendy, SH Notaris Hertina Rositawati, SH., M.Kn Menkumham Desa Padabeunghar Camat Jampang Tengah BPN Notaris Faber, SH Distarkimsih
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, pematangan lahan, mobilisasi alat dan material, dan pembangunan gedung baru.
Untuk melaksanakan rencana kegiatan pembangunan industri pengolan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur membutuhkan tenaga kerja konstruksi sebanyak 15 orang untuk pembangunan sesuai rencana teknis yang sudah ditetapkan.
1
Kepala proyek
Sarjana
1
Sukabumi
2
Mandor
Sarjana
1
Warga sekitar
3
Teknik
Sarjana
2
Sukabumi
4
Tukang
-
3
Warga sekitar
5
Asisten tukang
-
6
Warga sekitar
6
Keamanan
-
2
Warga sekitar
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan kemampuan ahli khusus yang didatangkan dari dalam atau luar Sukabumi. Sedangkan tenaga kerja lainnya di rekrut dari Sukabumi dengan memprioritaskan warga sekitar lokasi sesuai dengan pengalaman dan keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB setiap hari kerja dari senin – sabtu dan hari minggu libur.
Lahan yang berupa bekas pengolahan kapur dan sebagian tegalan dengan struktur yang tidak merata dan bergelombang sehingga harus dilakukan cut and fiil untuk perataan, pembersihan, pengurugan dan penggalian serta pemagaran. Hal tersebut dilakukan bertujuan agar tanah bisa stabil dan tidak mudah amblas sehingga memudahkan dalam pengerjaan pondasi dan pembangunan serta drainase. Lahan yang dimatangkan seluas + 1.500 m2 dari luas total 5.000 m 2 untuk pembangunan industry pengolan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur.
Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan pembangunan beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan finishing sesuai rencana teknis oleh PT. Ing Jaya Makmur adalah :
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
1
Beck hoe
1
Menggali, memuat
2
Bulldozer
1
Meratakan, mendorong
3
Vibrator
1
Memadatkan
4
Alat bangunan sederhana lainnya
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap konstruksi adalah :
1
Pasir batu
Bahan lapisan base course
2
Pasir
Campuran beton
3
Semen
Campuran beton
4
Krikil
Campuran beton
5
Baja ringan
Rangka atap
6
Batu belah
Pondasi
7
Baja WF
Tiang
8
Besi kolom
Campuran pondasi
9
Bahan bangunan lainnya Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Pembakaran kapur dilakukan di tungku-tungku pembakaran yang dindingnya dibuat dari bata yang tahan api. Ada dua jenis tungku pembakaran, yaitu tungku tegak (shaft kiln) dan tungku putar. Tungku yang biasa digunakan adalah tungku tegak dengan tinggi 6-14 meter, diameter 1,5-3,6 meter. Di dalam tungku batu kapur mengalami proses: penyiapan batu kapur, pemanasan pendahuluan, pembakaran (kalsinasi), pendinginan kapur tohor. Tungku akan dilengapi dengan cerobong water scrabble untuk mengurangi terjadinya pencemaran udara akibat dari pembakaran yang tidak sempurna. Cerobong dibuat satu lubang menjulang ke atas sepanjang 10 meter.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Kantor dibangun seluas 60,14 m2 dengan permanen beton dengan rangka atap baja ringan, berlantaikan keramik, dan pondasi batu belah. Untuk gudang dibangun seluas 300 m2 dengan struktur di dominasi zincullum. Di bagian luas samping terdapat tangki oli sebagai sumber bahan bakar. Sedangkan areal produksi 115,58 m2 berstruktur didominasi baja WF dan zincullum serta di buat terbuka tanpa dinding. Selain itu, juga dibangunkan mushola selaus 25 m2.
Parkir yang dibangun haruslah stabil dan kuat sehingga tidak terjadi penurunan badan jalan/amblas ketika kendaraan berada di atasnya. Struktur Jalan meliputi
sub grade yaitu lapisan tanah urugan, sub base course,
base course dan
perkerasan (pavement) dari flexible pavement atau dari concreate pavement. Pemadatan sub grade dilakukan untuk menjamin kepadatan maksimal sesuai dengan peruntukan jalan. Drainase dibuat disekeliling semua bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan. Pengawasan pekerjaan pembentukan areal parkir dan drainase ini perlu dilakukan supaya alat yang beroperasi bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan gambar rencana yang telah dibuat, sehingga tidak keluar dari batas tanah yang direncanakan.
Plumbing Sistem dimanfaatkan untuk penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air, yakni melalui kran, kloset, wastafel, jaringan water scrabble, dan lain-lain. Untuk bahan plumbing dapat digunakan pipa besi tulang (galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga ( water scrabble). Ukuran yang digunakan untuk bangunan bertingkat sebesar 6 inchi, 4 inchi, dan 2 inchi. Plumbing sistem UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan menggunakan sistem vertikal dan horizontal melalui sumber air sumur bor dengan kedalaman 30 m, disediakan bak reservoir bervolume 10 m3 yang terdiri dari top reservoir. Saluran pembuangan air bekas dan air kotor berasal dari westafel, pencucian dan lain-lain dialirkan menuju mesin Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sederhana
dengan
konsep
biologi-fisika-kimia
mampu
menetralisir
dan
mengolah air limbah domestic dan limbah industry pengolan batu kapur dengan efisiensi pengolahan hingga 80 %. Sedangkan, pembuangan tinja berasal dari kloset dialirkan menuju septic tank. Proses produksi
Sumber : Sumur bor
Reservoir
IPAL
Sanitasi : MCK dan mushola
Septic tank
Taman dan pencucian
Drainase umum
Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak menyebabkan bau dan tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan tinja yang dihasilkan.
Sarana persampahan yang disediakan oleh PT. Ing Jaya Makmur adalah sarana persampahan yang dibuat secara permanen dan non-permanen. Tong sampah yang non-permanen akan disiapkan pada masing-masing ruangan sejumlah 10 tong sampah terpilah untuk sampah organic dan anorganik. Sedangkan tempat sampah permanen dibuatkan dimensi 2 x 2 x 1 m TPSS. Disamping itu, dibuatkan tempat penampungan sementara limbah B3 (TPSS B3) berdimensi 4 x 4 x 3 m untuk menampung limbah B3 baik padat maupun cairan.
Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Sukabumi sebesar 5 KVA agar dapat menunjang rencana kegiatan produksi pengolahan batu kapur khususnya dalam segi penerangan dan peralatan yang menggunakan listrik.
Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran di areal lokasi kegiatan digunakan APAR. Pemasangan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 5 unit diletakan pada tempat yang strategis setiap bangunan khususnya di areal produksi, dan
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan gudang. Disamping itu, areal lokasi kegiatan di lengkapi dengan jalur evakuasi melalui pintu darurat dan titik berkumpul.
Ruang terbuka hijau (RTH) harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Proporsi RTH pada wilayah kota sebesar 30 % dari luas wilayah kota. Seluas 20 % diperuntukan RTH publik dan sebesar + 10 % untuk RTH privat. Yang termasuk RTH publik diantaranya taman kota, taman pemakaman umum, jalur hijau, dan lainnya. Sedangkan RTH privat antara lain kebun atau halaman rumah milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, RTH yang harus disediakan PT. Ing Jaya Makmur minimal sebesar 10 %, karena termasuk RTH privat. %. Ruang Terbuka Hijau (RTH) haruslah berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyimpan air tanah, menjaga kualitas udara, peredam kebisingan, dan penyeimbang estetika lingkungan hidup. Konsep RTH berdasarkan fungsi dan luasan lebih condong pada RTH mikro dengan fungsi RTH :
Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air (H2O) yang menurunkan, serta menyerap CO2 yang bersifat gas rumah kaca sehingga dapat menaikkan suhu udara dan berpengaruh pada iklim mikro setempat
Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan peredam suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin (windbreak) dan peredam suara (soundbreak)
Memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Kehadiran tanaman
dalam
ruang
terbuka
hijau
akan
mengintersepsi
dan
memantulkan radiasi matahari untuk fotosintesis dan transpirasi sehingga di bawah tajuk akan terasa lebih sejuk
Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta penyaring udara kotor dan debu
Mencegah erosi. Arsitektur tanaman (pilotaxi) berupa pohon akan mempengaruhi sifat aliran batang (steam flow) air hujan yang tertampung oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi lahan
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Membantu peresapan air hujan sehingga memperkecil erosi dan banjir serta membantu penanggulangan intrusi air laut. Tanaman dalam ruang terbuka hijau yang diperuntukkan untuk mencegah intrusi air laut adalah jenis tanaman yang berkemampuan dalam menyerap, menyimpan, dan memasok air, dll.
Oleh karena itu, direkomendasikan menanam pohon rindang di sekeliling areal kegiatan. Dibawah ini merupakan pohon yang dapat di gunakan untuk RTH yang dapat di pilah dan di pilih sesuai keadaan di lokasi kegiatan.
1
Trembesi
Tinggi 5 meter
2
Bambu
Tinggi 5 meter
3
Cassia
Tinggi min 3 m
4 5 6
Kenanga Pingku Beringin
Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi 5 meter
7
Krey payung
Tinggi min 3 m
8 9
Matoa Mahoni
Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m
10
Saga
Tinggi 5 m
11 12 13 14 15 16 17 18
Bungur Jati Nangka Johar Sirsak Puspa Akasia Flamboyan
Tinggi min 3 m Tinggi 5 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi 5 m
19
Sawo kecik
Tinggi 5 m
20
Tanjung
Tinggi min 3 m
21
Bunga merak
Tinggi min 3 m
Penyerap CO2 28 ton/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 12 ton/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 5.295,47 Kg/thn Penyerap CO2 756,59 Kg/thn Penyerap CO2 720,49 Kg/thn Penyerap CO2 535,9 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 404,83 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 329,72 Kg/thn Penyerap CO2 295,73 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 221,18 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 160,14 Kg/thn Penyerap CO2 135,27 Kg/thn Penyerap CO2 126,51 Kg/thn Penyerap CO2 116,25 Kg/thn Penyerap CO2 75,29 Kg/thn Penyerap CO2 63,31 Kg/thn Penyerap CO2 48,68 Kg/thn Penyerap CO2 42,2 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 36,19 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 34,29 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 30,95 Kg/thn
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan 22
Puring
Tinggi 0,5 m
23
Lidah mertua
4/5 helai
24
Spider plan
25
Bunga lily
Panjang 20 cm -
26
Sri rezeki
-
27 28 29 30
Hanjuang Pinus Cemara Palem
Tinggi min 1 m Tinggi 3 m Tinggi 3 m Tinggi 5 m
daun
Penyerap CO2 20-30 gr/hari Penyerap timbal dan polutan Penyerap formaldehid, nitrogen oksida dan polutan lainnya Penyerap formalin, xylene, CO Mengurangi racun dalam ruangan yang menyebabkan kanker Menyerap trikloroetilen, benzen Menyerap polutan bensin Peredam bising Peredam bising Peredam bising
Sumber : Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008
Sumur resapan dengan ukuran 1 x 1 x 2 m sesuai dengan SNI dengan daya tampung air pada sumur resapan adalah 2 m 3. Sumur resapan yang akan dibuat untuk rencana kegiatan berjumlah 10 unit yang akan ditempatkan pada titik-titik limpasan air hujan. Atau lubang biopori dibuat dengan dimensi diameter 10 cm
dan tinggi/kedalaman 100 cm, sehingga volume biopori ¼ x ∏d 2 x t sebesar 7.850 cm3 setara 0,008 m3 sebanyak 140 unit lubang biopori. Untuk itu, sumur resapan akan dikombinasikan dengan lubang biopori sehingga jumlah sumur resapan sebanyak 4 unit dan lubang biopori sebanyak 84 unit.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan produksi.
Tenaga yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi produksi industri pengolahn batu kapur adalah sebanyak 30 orang. Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung dengan kegiatan industry. Namun, beberapa tenaga kerja teknis yang membutuhkan keahlian khusus merekrut dari Sukabumi atau luar Sukabumi. Adapun posisi tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri dari :
1
Plan manager
1
1
-
Sarjana
Sukabumi
2
Admin
3
1
2
D3
Sukabumi
3
Driver
5
5
-
-
Lokal
4
Kernet
3
3
-
-
Lokal
5
Montir
1
1
-
-
Lokal
6
Buruh
16
16
-
-
Lokal
7
OB
2
1
1
-
Lokal
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Adapun jam kerja industry pengolan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur terbagi dalam 3 sift dalam waktu operasi 24 jam dalam satu hari dan 5 hari kerja UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan dalam satu minggu. Sift 1 mulai dari pukul 08.00 – 16.00 WIB, sift 2 mulai jam 16.00
– 24.00 WIB, dan sift 3 mulai dari 24.00 – 08.00 WIB berlaku setiap hari senin – jumat dan hari sabtu hanya 2 shift serta minggu libur.
Air bersih dibutuhkan untuk kegiatan operasi produki dan kebutuhan dasar karyawan serta untuk penyiraman dan pencucian. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut memanfaatkan sumur bor sedalam 30 m. Kabutuhan air bersih untuk karyawan dihitung jika 1 orang menghabiskan 0,01 m3 per hari antara lain : Kebutuhan air bersih = A x B Dimana : A adalah jml orang B adalah rata-rata penggunaan air Kebutuhan air bersih karyawan = A x B = 30 x 0,01 m3 = 0,3 m3
1.
Karyawan
0,01
30
0,3
2.
Produksi
-
-
5
3.
Penyiraman, pencucian dll
-
-
1
Sumber : perhitungan; PT. Ing Jaya Makmur
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
5 m3/hari
Proses produksi
IPAL
UAP Sumber : Sumur bor
Reservoir 0 3 m3/hari
3
1 m /hari
Sanitasi : MCK dan mushola
Septic tank
Taman dan pencucian
Drainase umum
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan, produksi, pencucian, penyiraman, mushola dan fasilitas umum lainnya. Dapat diperkirakan timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari jumlah total kebutuhan air sebesar 6,3 m3 /hari dan jika dihitung adalah : Limah cair domestik = 6,3 x 80 % = 5,04 m3 /hari
Limbah cair dari kegiatan karyawan dari MCK dan wudhlu terbagi ke dalam 2 bagian yakni besar dan kecil. Limbah cair besar (tinja) di alirkan ke septic tank, sedangkan limbah cair kecil dan air kotor dari wudlu, pencucian dan penyiraman dialirkan menuju sanitasi umum. Limbah cair dari kegiatan produksi dialirkan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang rencananya akan menggunakan mesin IPAL Elektrokoagulator dengan efisiensi pengolahan limbah hingga 95 %. Sebagian dari kegiatan produsi menjadi uap ke udara bebas.
Sampah yang ditimbulkan dari operasional industry pengolan batu kapur berupa sampah organik dan anorganik. Sampah organik dihasilkan dari sisa-sisa makanan dan tumbuhan. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sisa-sisa bungkus makanan, minuman dan lain-lain. UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan industri jika di asumsikan sebesar 0,54 l/karyawan/hari (kementerian PU) maka besarnya volume sampah yang dihasilkan sebanyak 16,2 l/hari setara dengan 0,0162 m3 /hari. Sedangkan volume limbah yang ditimbulkan dari kegiatan produksi diperkirakan 2 % dari hasil produksi sebesar 1,5 ton/hari. Maka besarnya volume timbulan limbah yang dihasilkan adalah :
1
Karyawan
0,54
30
16,2
0,0162
2
Produksi
-
-
-
1,5
Sumber : perhitungan, PT. Ing Jaya Makmur
Dengan adanya timbulan sampah tersebut PT. Ing Jaya Makmur menyediakan tong sampah terpilah organic dan anorganik untuk menampung dan mengelola sampah yang dihasilkan dari kegiatan industry pengolan batu kapur. Sampah organ ic dapat dikelola dengan cara pengomposan dalam komposter dan sampah anorganik dapat dimanfaatkan dengan cara di daur ulang dimanfaatkan sebagai bahan bakar tungku dan sisanya ditampung pada TPSS di areal industri sebelum di angkut ke TPA melalui petugas kebersihan Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Dalam rencana operasi produksi industri pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur akan memanfaatkan limbah B3 sebagai bahan bakar tungku, diantaranya oli bekas dan limbah padat sisa produksi Garmen (majun). Oli bekas akan ditampung dalam tangki berukuran 12.000 liter dan majun akan ditempatkan pada TPSS B3. Limbah B3 tersebut didatangkan berasal dari kegiatan industri lokal melalui penjalinan kerjasama pemanfaatan limbah B3.
Sumber energy listrik tegangan tinggi sebesar 5 KVA dan penggunaan oli bekas dan kegiatan produksi berpotensi menyebabkab terjadinya kebakaran bila UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan terjadi konsleting listrik atau kebocoran pipa dan/atau tangka dan pembakaran yang terkontrol. Oleh karena itu, disediakan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 10 unit dan alarm peringatan yang diletakan pada tempat yang strategis setiap bangunan serta jalur evakuasi melalui pintu darurat dan tempat titik kumpul bencana.
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan industry pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur. Kendaraan operasional yang digunakan antara lain :
1
Bahan baku
Truk
2
Setiap hari
2
Majun
Truk
1
Setiap hari
3
Oli bekas
Tangki
1
Setiap hari
4
Pimpinan
Mobil AVP
2
Setiap hari
5
Hasil produksi
Truk
2
Setiap hari
Sumber : PT. Ing Jaya Makmur
Disamping itu, karyawan/buruh kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua (sepeda motor). Dengan adanya mobilisasi kendaraan keluar masuk industry maka disediakan tempat parkir yang memadai untuk menampung kendaran bermotor tersebut. Selain itu, disediakan juga tempat bongkar muat barang bahan baku, bahan penolong, dan hasil produksi.
Adanya lahan seluas 5.000 m2 dengan luas terbangun 518,58 m2 akan menyebabkan peningkatan limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran limpasan air hujan dapat di hitung dengan menggunakan rumus rasional,
Dimana: Q
= Total Debit Limpasan
C
= Koefisien air limpasan UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan A
= Rencana luas lahan terbangun
I
= Intensitas hujan
Koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel :
Pegunungan yang curam
0,75 - 0,90
Tanah yang bergelombang dan hutan
0,50 - 0,75
Atap yang tidak tembus air
0,75 - 0,90
perkerasan aspal, beton
0,80 - 0,90
Tanah padat sulit diresapi
0,40 - 0,55
Tanah agak mudah diresapi
0,05 - 0,35
Taman / lapangan terbuka
0,05 - 0,25
Kebun
0,05 - 0,20
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha)
0,25 - 0,40
Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha)
0,40 - 0,70
Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha)
0,70 - 0,80
Daerah rekreasi
0,20 - 0,30
Daerah Industri
0,80 - 0,90
Daerah perniagaan
0,90 - 0,95
Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma
Jika diketahui :
-
Luas lahan kegiatan terbangun adalah 543,58 m2 (0,05 Ha)
-
Intensitas hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi, dengan durasi hujan 120 menit dan periode ulang hujan 5 tahun terakhir, intensitas hujannya adalah 0,46 mm/jam untuk wilayah Jampang Tengah Kab. Sukabumi.
Maka : Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah tanah padat sulit diresapi adalah:
= 0,00278 x 0,4 x 0,05 x 0,46 = 0,000026 m3 /s = 2,2 m3 /hari
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Rencana Kegiatan
= 0,00278 x 0,55 x 0,05 x 0,46 = 0,000035 m3 /s = 3 m3 /hari
Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 2,2 – 3 m3 /hari. Oleh karena itu, saluran drainase harus mampu menampung dan mengalirkan dengan baik limpasan air tersebut. Kemudian dibuatkan sumur resapan sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 4 unit bervolume 2 m3 dan lubang biopori sebanyak 84 unit yang disebar di areal kegiatan yang rawan akan genangan air hujan/lokasi terjadinya banjir.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi pada industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur yang terletak di Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi, akan menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, baik dampak positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang meliputi : 1. Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, sewa lahan, dan pengurusan perizinan. 2. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan gedung baru; 3. Tahap operasi, meliputi: mobilisasi tenaga kerja operasional, Kegiatan Produksi.
Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah sebagai berikut :
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar di Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar
Kecamatan
Jampangtengah
Kabupaten
Sukabumi
untuk
mendapatkan persetujuan izin warga.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana perluasan industri pengolahan batu kapur. UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 1
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana perluasan industri pengolahan batu kapur.
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi
Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomendasi Camat
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah Penerima laporan : Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung warga Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi setuju dengan adanya rencana kegiatan industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur.
Adanya kegiatan sewa lahan untuk rencana kegiatan industry pengolahan batu kapur oleh PT. Ing Jaya Makmur. Sewa lahan dimaksudkan untuk memastikan hak kepemilikan lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan dan menjalin kerjasama dengan pemilik lahan dalam memanfaatkan lahan yang tidak produktif. UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 2
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Adanya lahan seluas 5.000 m2 bekas pengolahan batu kapur dan tegalan yang yang dimanfaatkan untuk rencana pembangunan industry pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur.
Jumlah kerugian dan keuntungan investasi pemanfaatan lahan yang di dapatkan oleh pemilik dan penyewa lahan.
Melakukan pengukuran luas lahan
Membuat akta transaksi sewa lahan
Memagar batas-batas luar lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Sekali pada proses transaksi sewa lahan
Observasi visual dan pencatatan data-data kepemilikan lahan.
Areal lokasi kegiatan Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Pada tahap pra konstruksi pada saat pembuatan akta sewa lahan
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeunghar, Kec. Jampangtengah, BPN Sukabumi Penerima laporan : Desa Padabeunghar, Kec. Jampangtengah, BPN Sukabumi
Transaksi sewa lahan sudah dilaksanakan dan telah membuat akta sewa lahan di kantor notaris antara pemilik lahan dan perwakilan dari PT. Ing Jaya Makmur.
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada taha p konstruksi adalah sebagai berikut : UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 3
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Untuk
menyelesaikan
pekerjaan
pembangunan
sesuai
rencana
teknis
membutuhkan tenaga kerja konstruksi.
Terserapnya tenaga kerja local
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 15 orang.
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Warga Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Wawancara dan observasi
Warga Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeunghar, Kec. Jampangtengah, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Padabeunghar, Kec. Jampangtengah, Disnakertrans
Tenaga kerja tukang dan asisten tukang memprioritaskan warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di datangkan dari Sukabumi dan kepala proyek bagian dari internal perusahaan.
UKL – UPL UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 4
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Penggunaan lahan bekas pengolahan batu kapur dan tegalan yang tidak merata seluas 5.000 m2. Pematangan lahan dilakukan untuk pembersihan, perataan, pengurugan, dan penggalian untuk pondasi bangunan sesuai rencana teknis.
Peningkatan kadar debu
Peningkatan kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Terganggunya flora dan fauna lingkungan sekitar
Peningkatan run off pada pada saat turun hujan
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA.
Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan
Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari tanah bergelombang menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional adalah sebesar 0,00013 m3 /s.
Luas lahan (Ha) Intensitas (mm/jam)
hujan
Koefisien air limpasan Konstanta
0,5
0,5
0,46
0,46
0,55
0,75
0,00278
0,00278
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau UKL – UPL UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 5
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari
Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan
Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan
Membuat saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Areal pagar batas lahan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/kolam pengendapan
Saluran drainase
Pada saat musim kemarau
Sebelum pematangan lahan dilakukan
Selama kegiatan pematangan lahan
Selama kegiatan pematangan lahan
Pada saat melakukan pematangan lahan
Selama kegiatan berlangsung pada saat turun hujan
Uji kualitas udara/kadar debu
Uji intensitas tingkat kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Pengamatan visual pada saat turun hujan
Areal lokasi kegiatan
Areal pemagaran lahan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/kolam pengendapan UKL – UPL UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 6
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Saluran drainase
Selama kegiatan berlangsung
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeunghar, Kec. Jampangtengah, BLH Kab. Sukabumi Penerima laporan : Desa Padabeunghar, Kec. Jampangtengah, BLH Kab. Sukabumi
Luas ruang usaha yang akan digunakan oleh PT. Ing Jaya Makmur sebesar 543,58 m2 dari luas total lahan 5.000 m 2.
Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan lain-lain yang di datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah.
Peningkatan kadar debu
Peningkatan kebisingan
Peningkatan arus lalu lintas
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan raya Jampangtengah
Penyiraman secara periodik pada musim kemarau
Pemagaran sekeliling areal lokasi kegiatan
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dikerjakan pada siang hari
Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari
Penempatan petugas pengatur lalu lintas di bahu jalan Jampangtengah
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 7
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Jalan Jampangtengah
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Uji kualitas udara/kadar debu
Uji intensitas tingkat kebisingan
Pengamatan visual
Areal kegiatan
Areal kegiatan
Jalan Jampangtengah
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkar muat
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Dishub Penerima laporan : BLH, Dishub
Peralatan dan material akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan perusahaan.
Adanya lahan pembangunan kantor, gudang, tungku, cerobong dan lain-lain.
Peningkatan kadar debu
Peningkatan intensitas kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Potensi kecelakaan kerja
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 8
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Penyiraman secara periodic pada musim kemarau
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari
Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara
Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual
Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI
Penyediaan P3K
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
Uji kualitas udara/kadar debu
Uji tingkat kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap konstruksi bangunan dikerjakan
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Distarkimsih Penerima laporan : BLH, Distarkimsih
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 9
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tungku pembakaran merupakan bangunan eksisting akan di rehab disempurnakan dengan pemacangan cerobong water scharrable.
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah sebagai berikut :
Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur.
Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari masyarakat sekitar.
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional adalah sebanyak 30 orang.
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuannya
Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan profesional dan proporsional.
Warga Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
Selama operasional industri pengolahan batu kapur
Melakukan wawancara dan komunikasi dengan karyawan dan penduduk sekitar lokasi kegiatan
Warga Kp. Cibuntu RT. 35/07 Desa Padabeunghar Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 10
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Selama operasional indusrti dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah, Disnakertrans, BLH Penerima
laporan
:
Desa
Padabeunghar,
Kecamatan
Jampangtengah,
Disnakertrans, BLH
Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam persetujuan tetangga. Sedangkan tenaga kerja dengan keahlian khusus akan merekrut wilayah Sukabumi atau luar Sukabumi
Operasional PT. Ing Jaya Makmur akan menghasilkan berbagai dampak positif dan negatif terhadap komponen lingkungan.
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas MCK dan pencucian, penyiraman termasuk kegiatan produksi industri yang di huni berupa beban pencemar terhadap pH, BOD, COD, TSS, B3, minyak dan lemak.
Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet yang dibuang ke septic tank seperti berupa beban pencemar terhadap pH, BOD, COD, TSS, E. Coli, total coliform.
Penurunan kualitas udara dilingkungan industri.
Peningkatan intensitas kebisingan dari operasi industri dan mobilitas kendaraan angkut.
Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Jampangtengah.
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri.
Potensi terjadinya kebakaran di areal industri.
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Peningkatan run off limpasan air. UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 11
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari total kegiatan mencapai ± 5,04 m3 /hari sekitar 80 % dari penggunaan air total + 6,3 m3 /hari.
Limbah cair yang dihasilkan 5,04 m 3 /hari dan penggunaan air bersih memanfaatkan air sumur bor sebesar 6,3 m3 /hari.
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal industri akan berpotensi terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas.
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan adalah ± 1,5 m 3 /bulan.
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran.
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan.
Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk areal atap tidak tembus air dan beton diperkirakan sebesar 2,2 - 3 m3 /hari.
Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas
Membuat IPAL untuk mengolah limbah industri
Membuat septic tank sesuai standar
Memasang meteran air
Penggunaan pompa listrik
Membuat areal ruang terbuka hijau
Membuat sumur resapan sebanyak 4 unit
Membuat lubang biopori sebanyak 84 unit
Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik
Membuat taman dengan tanaman berdaun lebar untuk menyerap polusi
Pemagaran disekeliling areal industri
Penanaman pohon peneduh dengan tinggi minimal 3 meter
Penempatan petugas parkir dan lalu lintas
Pembuatan areal parkir karyawan dan areal bongkar muat barang
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik dan B3 UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 12
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Membuat TPSS
Membuat komposter
Menyediakan tempat penampungan sementara limbah B3
Penyediaan APAR
Pemasangan alarm bencana
Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat
Menerapkan SOP
Pemakaian alat pelindung kerja
Menyediakan P3K
Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan
Menyediakan areal ruang terbuka hijau
Membuat saluran drainase yang memadai
Membuat sumur resapan sesuai SNI
Saluran buangan air kotor
IPAL
Septic tank
RTH
Sumur resapan
Biopori
RTH
Pembatas areal industri
Taman/RTH
Ruang genset
Jalan Jampangtengah
Areal parkir
Areal bongkar muat barang
Tong sampah
TPSS
Komposter
TPSS B3
Areal lokasi kegiatan
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 13
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal lokasi kegiatan
RTH
Drainase
Sumur resapan
Lubang biopori
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari khususnya pada musim hujan
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Ketika terjadi kebakaran
Setiap hari
Pada saat musim hujan
Pengukuran kualitas air permukaan
Pengukuran kualitas air tanah
Pengukuran kualitas udara
Pengukuran intensitas kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Pengecekan sumber arus kelistrikan
Pengamatan visual
Medical check up karyawan
Pengamatan visual
Saluran buangan air kotor
IPAL
Septic tank
RTH UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 14
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumur resapan
Biopori
RTH
Pembatas areal industri
Taman/RTH
Ruang genset
Jalan Jampangtengah
Areal parkir
Areal bongkar muat barang
Tong sampah
TPSS
Komposter
TPSS B3
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
RTH
Drainase
Sumur resapan
Lubang biopori
Selama tahap operasi dilakukan dan di laporkan setiap 6 bulan sekali
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Distarkimsih, Dishub, Diskoperindag, Dinas ESDM Penerima laporan : BLH, Distarkimsih, Dishub, Diskoperindag, Dinas ESDM
Operasional industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur akan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan peraturan dan perundangan Pemerintahan Indonesia.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur P T. Ing Jaya Makmur iii- 15
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Sikap dan persepsi masyarakat
Adanya lahan seluas 5.000 m2 bekas pengolahan batu kapur dan tegalan yang dimanfaatkan untuk rencana pembangunan industry pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur.
Jumlah respon positif dan negative dari warga masyarakat
Jumlah kerugian dan keuntungan investasi pemanfaatan lahan yang didapatkan oleh pemilik dan penyewa lahan
Melakukan komunikasi, sosialisasi, dan observasi rencana kegiatan
Melakukan pengukuran luas lahan Melakukan transaksi sewa lahan Memagar batasbatas luar lahan
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga
Sekali pada proses transaksi sewa lahan
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
Observasi visual dan pencatatan data-data kepemilikan lahan.
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomenda si Camat
Pada tahap pra konstruksi pada saat pembuatan akta sewa lahan
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BPN Kab. Sukabumi Penerima laporan : Desa
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung setuju dengan adanya rencana kegiatan industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur Transaksi sewa lahan sudah dilaksanka n dan telah membuat akta sewa lahan di kantor notaris antara pemilik lahan dan perwakilan
1
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Terserapnya tenaga kerja lokal
Peningkatan kadar debu
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 15 orang
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah μg dari 10 maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Areal lokasi kegiatan
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Pada saat musim kemarau
Wawancara dan observasi
Uji kualitas udara/kadar debu
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Selama kegiatan berlangsun g
Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BPN Kab. Sukabumi
PT. Ing Jaya Makmur.
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur
Tenaga kerja tukang mempriorit askan warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di datangkan dari Sukabumi Luas ruang usaha yang akan digunakan oleh PT. Ing Jaya Makmur sebesar 543,58 m2 dari luas total lahan 5.000 m2.
Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, Disnakertrans Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BLH
2
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Terserapnya tenaga kerja lokal
Peningkatan kadar debu
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 15 orang
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah μg dari 10 maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Areal lokasi kegiatan
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Pada saat musim kemarau
Wawancara dan observasi
Uji kualitas udara/kadar debu
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Selama kegiatan berlangsun g
Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BPN Kab. Sukabumi
PT. Ing Jaya Makmur.
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur
Tenaga kerja tukang mempriorit askan warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di datangkan dari Sukabumi Luas ruang usaha yang akan digunakan oleh PT. Ing Jaya Makmur sebesar 543,58 m2 dari luas total lahan 5.000 m2.
Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, Disnakertrans Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BLH
2
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan kebisingan
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA
Penurunan estetika lingkungan
Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
Terganggunya flora dan fauna di sekitar
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional
Peningkatan run off pada saat turun hujan
Peningkatan kadar debu
adalah sebesar 0,00013 m3 /s Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah μg dari 10
Pemagaran sekeliling kegiatan
di areal
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
Areal pagar batas lahan
Sebelum pematangan lahan dilakukan
Uji tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan berlangsun g
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pematangan lahan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pematangan lahan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan berlangsun g
Areal lokasi kegiatan
Pada saat melakukan pematangan lahan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan berlangsun g
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Selama kegaitan berlangsung pada saat turun hujan
Pengamatan visual pada saat turun hujan
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Selama kegiatan berlangsun g
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan
Membuat saluran drainase
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau
3
Uji kualitas udara/kadar debu
Areal lokasi kegiatan
pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat
Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BLH
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Dishub
Peralatan produksi akan didatangka n secara bertahap
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan kebisingan
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA
Penurunan estetika lingkungan
Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
Terganggunya flora dan fauna di sekitar
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional
Peningkatan run off pada saat turun hujan
Peningkatan kadar debu
adalah sebesar 0,00013 m3 /s Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah μg dari 10
Pemagaran sekeliling kegiatan
di areal
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
Areal pagar batas lahan
Sebelum pematangan lahan dilakukan
Uji tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan berlangsun g
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pematangan lahan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pematangan lahan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan berlangsun g
Areal lokasi kegiatan
Pada saat melakukan pematangan lahan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan berlangsun g
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Selama kegaitan berlangsung pada saat turun hujan
Pengamatan visual pada saat turun hujan
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Selama kegiatan berlangsun g
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan
Membuat saluran drainase
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau
Uji kualitas udara/kadar debu
Areal lokasi kegiatan
pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat
Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah, BLH
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Dishub
Peralatan produksi akan didatangka n secara bertahap
3
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan arus lalu lintas
Peningkatan kadar debu
maksimal 150 /m3 dan debu μg maksimum 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan
Penanaman pohon tegakkan yang berfungsi sebagai pelindung dan penyerap CO2 paling baik Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penanaman pohon tegakkan yang brfungsi sebagai pelindung Bertambahnya Pengangkutan alat volume kendaraan terjadwal dan melalui jalan dilakukan pada Jampangtengah siang hari Penempatan petugas pengatur lalu lintas di bahu jalan Jampangtengah Kualitas udara Penyiraman lahan melebihi kualitas secara periodic udara ambien, dan pada musim besaran partikel kemarau harus lebih rendah Penanaman μg dari 10 pohon tegakkan maksimal 150 yang berfungsi 3 μg /m dan debu sebagai pelindung maksimum 350
bongkat muat
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Uji tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan
pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkat muat
Jalan Jampangten gah
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Pengamatan visual
Jalan Jampangten gah
pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkat muat
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Uji kualitas udara/kadar debu
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Penerima laporan : BLH, Dishub
dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan perusahaa n.
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur
Tungku pembakara n merupakan bangunan eksisting akan di rehab disempurn
Pengawas : BLH, Distarkimsih
4
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan intensitas kebisingan
Peningkatan arus lalu lintas
Peningkatan kadar debu
maksimal 150 /m3 dan debu μg maksimum 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan
Penanaman pohon tegakkan yang berfungsi sebagai pelindung dan penyerap CO2 paling baik Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penanaman pohon tegakkan yang brfungsi sebagai pelindung Bertambahnya Pengangkutan alat volume kendaraan terjadwal dan melalui jalan dilakukan pada Jampangtengah siang hari Penempatan petugas pengatur lalu lintas di bahu jalan Jampangtengah Kualitas udara Penyiraman lahan melebihi kualitas secara periodic udara ambien, dan pada musim besaran partikel kemarau harus lebih rendah Penanaman μg dari 10 pohon tegakkan maksimal 150 yang berfungsi μg /m3 dan debu sebagai pelindung maksimum 350
bongkat muat
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Uji tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan
pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkat muat
Jalan Jampangten gah
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Pengamatan visual
Jalan Jampangten gah
pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkat muat
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Uji kualitas udara/kadar debu
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Penerima laporan : BLH, Dishub
dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan perusahaa n.
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur
Tungku pembakara n merupakan bangunan eksisting akan di rehab disempurn
Pengawas : BLH, Distarkimsih
4
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan intensitas kebisingan
mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan
Potensi kecelekaan kerja
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional
dan penyerap CO2 paling baik Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penanaman pohon tegakkan yang brfungsi sebagai pelindung Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI Penyediaan P3K
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Uji tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung
Selama operasional industri
Melakukan wawancara dan komunikasi
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung
Selama operasional indusrti dilakukan
5
Penerima laporan : BLH, Distarkimsih
akan dengan pemacanga n cerobong water scharrable.
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur
Rekrutmen tenaga kerja akan mempriorit
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan intensitas kebisingan
mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan
Potensi kecelekaan kerja
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Terserapnya tenaga kerja lokal yang berasal dari
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional
dan penyerap CO2 paling baik Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penanaman pohon tegakkan yang brfungsi sebagai pelindung Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI Penyediaan P3K
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Uji tingkat kebisingan
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada konstruksi bangunan dikerjakan
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung
Selama operasional industri
Melakukan wawancara dan komunikasi
Kp. Cibuntu Rt. 35/07 Desa Padabeung
Selama operasional indusrti dilakukan
Penerima laporan : BLH, Distarkimsih
akan dengan pemacanga n cerobong water scharrable.
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur
Rekrutmen tenaga kerja akan mempriorit
5
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
masyarakat sekitar.
adalah sebanyak 30 orang
lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuannya Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan profesional dan proporsional
har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas IPAL Membuat untuk mengolah limbah industri
Saluran buangan air kotor dan air bekas
Setiap hari
IPAL
Setiap hari
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas MCK dan pencucian, penyiraman termasuk kegiatan produksi industri yang di huni berupa beban pencemar terhadap pH, BOD, COD, TSS, B3, minyak dan lemak
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari total kegiatan mencapai ± 5,04 m3 /hari sekitar 80 % dari penggunaan air total + 6,3 m3 /hari
pengolahan batu kapur
dengan karyawan dan penduduk sekitar lokasi kegiatan
har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali
Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah
Uji kualitas air permukaan
Saluran buanganair kotor dan air bekas IPAL
Selama tahap operasi dilakukan dan di laporkan setiap 6 bulan sekali
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Distarkimsih, Dishub, Diskoperinda g, Dinas ESDM
Penerima laporan : BLH, Distarkimsih, Dishub, Diskoperinda g, Dinas ESDM 6
askan penduduk warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga kerja dengan keahlian khusus akan merekrut wilayah Sukabumi dan luar Sukabumi Operasiona l industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur akan menyesuai kan dan mengikuti perkemban gan peraturan dan perundang an Pemerintah an Indonesia
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
masyarakat sekitar.
adalah sebanyak 30 orang
lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuannya Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan profesional dan proporsional
har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas IPAL Membuat untuk mengolah limbah industri
Saluran buangan air kotor dan air bekas
Setiap hari
IPAL
Setiap hari
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas MCK dan pencucian, penyiraman termasuk kegiatan produksi industri yang di huni berupa beban pencemar terhadap pH, BOD, COD, TSS, B3, minyak dan lemak
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari total kegiatan mencapai ± 5,04 m3 /hari sekitar 80 % dari penggunaan air total + 6,3 m3 /hari
pengolahan batu kapur
dengan karyawan dan penduduk sekitar lokasi kegiatan
har Kecamatan Jampangten gah Kabupaten Sukabumi
dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali
Pengawas : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah Penerima laporan : Desa Padabeungha r, Kec. Jampangteng ah
Uji kualitas air permukaan
Saluran buanganair kotor dan air bekas IPAL
Selama tahap operasi dilakukan dan di laporkan setiap 6 bulan sekali
Pelaksana : PT. Ing Jaya Makmur Pengawas : BLH, Distarkimsih, Dishub, Diskoperinda g, Dinas ESDM
Penerima laporan : BLH, Distarkimsih, Dishub, Diskoperinda g, Dinas ESDM
askan penduduk warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga kerja dengan keahlian khusus akan merekrut wilayah Sukabumi dan luar Sukabumi Operasiona l industri pengolahan batu kapur PT. Ing Jaya Makmur akan menyesuai kan dan mengikuti perkemban gan peraturan dan perundang an Pemerintah an Indonesia
6
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Penurunan kualitas dan kuanitias air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet yang dibuang ke septic tank seperti berupa beban pencemar terhadap pH, BOD, COD, TSS, E. Coli, total coliform Penurunan kualitas udara dilingkungan industri
Peningkatan intensitas kebisingan dari operasi industri dan mobilitas kendaraan angkut
Limbah cair yang dihasilkan 5,04 m3 /hari dan penggunaan air bersih memanfaatkan air sumur bor sebesar 6,3 m3 /hari
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang
Membuat septic tank sesuai standar Memasang meteran air Penggunaan pompa listrik Membuat areal ruang terbuka hijau Membuat sumur resapan sebanyak 4 unit Membuat lubang biopori sebanyak 84 unit
Septic tank
Setiap hari khususnya pada musim hujan
Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik Membuat taman dengan tanaman berdaun lebar untuk menyerap polusi
RTH
Setiap hari
Uji kualitas udara/kadar debu
RTH
Pemagaran disekeliling areal industri Penanaman pohon tegakkan dan peneduh dengan
Pagar pembatas areal industry dan RTH
Setiap hari
Uji intensitas tingkat kebisingan
Areal industri
Sumur bor
Uji kualitas air tanah/air bersih
Septic tank
Sumur bor
RTH
RTH
Sumur resapan
Sumur resapan
Biopori
Biopori
7
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Penurunan kualitas dan kuanitias air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet yang dibuang ke septic tank seperti berupa beban pencemar terhadap pH, BOD, COD, TSS, E. Coli, total coliform Penurunan kualitas udara dilingkungan industri
Peningkatan intensitas kebisingan dari operasi industri dan mobilitas kendaraan angkut
Limbah cair yang dihasilkan 5,04 m3 /hari dan penggunaan air bersih memanfaatkan air sumur bor sebesar 6,3 m3 /hari
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg /m3 dan debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk industri sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang
Membuat septic tank sesuai standar Memasang meteran air Penggunaan pompa listrik Membuat areal ruang terbuka hijau Membuat sumur resapan sebanyak 4 unit Membuat lubang biopori sebanyak 84 unit
Septic tank
Setiap hari khususnya pada musim hujan
Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik Membuat taman dengan tanaman berdaun lebar untuk menyerap polusi
RTH
Setiap hari
Uji kualitas udara/kadar debu
RTH
Pemagaran disekeliling areal industri Penanaman pohon tegakkan dan peneduh dengan
Pagar pembatas areal industry dan RTH
Setiap hari
Uji intensitas tingkat kebisingan
Areal industri
Sumur bor
Uji kualitas air tanah/air bersih
Septic tank
Sumur bor
RTH
RTH
Sumur resapan
Sumur resapan
Biopori
Biopori
7
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Jampangtenga h Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri
baku mutu kebisingan Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal industri akan berpotensi terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan adalah ± 1,5 m3 /bulan
Potensi terjadinya kebakaran di areal industri
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran
tinggi minimal 5 meter Penempatan petugas parkir dan lalu lintas Pembuatan areal parkir karyawan dan areal bongkar muat barang
Jalan Jampangten gah Areal parkir Areal bongkar muat
Setiap hari
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik dan B3 Membuat TPSS Membuat komposter Menyediakan tempat penyimpanan sementara limbah B3
Tong sampah
Setiap hari
Penyediaan APAR Pemasangan alarm bencana Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat
Areal lokasi kegiatan
Pengamatan visual
Jalan Jampangten gah Areal parkir Tempat bongkar muat
Pengamatan visual
Tong sampah
Setiap hari
TPSS Komposter
TPSS Komposter
TPSS B3
TPSS B3
Ketika terjadi kebakaran
8
Kalibrasi APAR Pengamat an visual Pengecek an sumber kelistrika n
Ruang produksi Sumber listrik
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Jampangtenga h Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri
baku mutu kebisingan Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal industri akan berpotensi terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan adalah ± 1,5 m3 /bulan
Potensi terjadinya kebakaran di areal industri
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran
tinggi minimal 5 meter Penempatan petugas parkir dan lalu lintas Pembuatan areal parkir karyawan dan areal bongkar muat barang
Jalan Jampangten gah Areal parkir Areal bongkar muat
Setiap hari
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik dan B3 Membuat TPSS Membuat komposter Menyediakan tempat penyimpanan sementara limbah B3
Tong sampah
Setiap hari
Penyediaan APAR Pemasangan alarm bencana Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat
Areal lokasi kegiatan
Pengamatan visual
Jalan Jampangten gah Areal parkir Tempat bongkar muat
Pengamatan visual
Tong sampah
Setiap hari
TPSS Komposter
TPSS Komposter
TPSS B3
TPSS B3
Ketika terjadi kebakaran
Kalibrasi APAR Pengamat an visual Pengecek an sumber kelistrika n
Ruang produksi Sumber listrik
8
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
Peningkatan run off limpasan air
Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk areal atap tidak tembus air dan beton diperkirakan sebesar 2,2 - 3 m3 /hari
Menerapkan SOP Pemakaian alat pelindung kerja Menyediakan P3K Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan
Areal lokasi kegiatan
Menyediakan areal ruang terbuka hijau Membuat saluran drainase yang memadai Membuat sumur resapan sesuai SNI sebanyak 4 unit Membuat lubang biopori sebanyak 84 unit
RTH
Setiap hari
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
medical chek up kesehatan
Pada saat musim hujan
Pengamatan visual
RTH
Drainase
Drainase
Sumur resapan
Sumur resapan
Lubang biopori
Lubang biopori
9
MATRIKS UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
Peningkatan run off limpasan air
Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk areal atap tidak tembus air dan beton diperkirakan sebesar 2,2 - 3 m3 /hari
Menerapkan SOP Pemakaian alat pelindung kerja Menyediakan P3K Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan
Areal lokasi kegiatan
Menyediakan areal ruang terbuka hijau Membuat saluran drainase yang memadai Membuat sumur resapan sesuai SNI sebanyak 4 unit Membuat lubang biopori sebanyak 84 unit
RTH
Setiap hari
Pengamatan visual
Areal lokasi kegiatan
medical chek up kesehatan
Pada saat musim hujan
Pengamatan visual
RTH
Drainase
Drainase
Sumur resapan
Sumur resapan
Lubang biopori
Lubang biopori
9
Jumlah dan Jenis PPLH
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup. Dalam
rangka
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
tersebut, maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/usaha memiliki izin perlindungan
Jumlah dan Jenis PPLH
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup. Dalam
rangka
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
tersebut, maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/usaha memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh PT. Ing Jaya Makmur adalah kegiatan industry pengolahan batu kapur. Kegiatan ini bersifat permanen maka dari itu rencana kegiatan industry tersebut diwajibkan memiliki izin PPLH diantaranya adalah 1. izin pembuangan limbah cair 2. izin penyimpanan sementara limbah B3.
UKL – UPL Industri Pengolahan Batu Kapur PT. Ing Jaya Makmur IV - 1