SKRIPSI
EFEKTIVITAS PEMBERIAN WEDANG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER PERTAMA DI POLINDES TEBALO MANYAR GRESIK
Oleh :
UMMI HASANAH ALYAMANIYAH
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2014
SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBERIAN WEDANG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER PERTAMA DI POLINDES TEBALO MANYAR GRESIK
Oleh : UMMI HASANAH ALYAMANIYAH NIM.101211123037
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2014
PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.) pada tanggal 16 Juli 2014
Mengesahkan Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. NIP. 195603031987012001
Tim Penguji: 1. Sho’im Hidayat, dr., M.S 2. Mahmupdah, Ir., M. Kes 3. Solikhan Syakur, S.H., M.Si.
ii
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.) Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh :
UMMI HASANAH ALYAMANIYAH NIM.101211123037
Surabaya, 24Juli 2014 Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Departemen, Biostatiska dan Kependudukan
Pembimbing,
Dr. Arief Wibowo, dr., M.S NIP. 1965903101986011001
Mahmudah, Ir., M. Kes NIP. 196901101993032002
iii
SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS
Yang bertada tangan di bawah ini, saya : Nama NIM Program Studi Fakultas Jenjang
: Ummi Hasanah Alyamaniyah : 101211123037 : Kesehatan Masyarakat : Kesehatan Masyarakat : Sarjana (S1)
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul : EFEKTIFITAS PEMBERIAN WEDANG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER PERTAMA DI POLINDES TEBALO MANYAR GRESIK Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 24Juli 2014
Ummi Hasanah Alyamaniyah NIM. 10211123037
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “EFEKTIFITAS PEMBERIAN WEDANG JAHE TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM DI POLINDES TEBALO KECAMATAN MANYAR GRESIK”, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan tugas kuliah di Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga. Dalam skripsi ini dijabarkan efektivitas pemberian wedang jahe (Zingiber Officinale Var. Rubrum) terhadap penurunan emesis gravidarum pada trimester pertama. Umumnya masyarakat masih takut untuk mengkonsumsi tanaman jahe karena tanaman jahe mempunyai efek panas pada tubuh. Padahal Jahe mempunyai sifat entiemtik untuk mengatasi mual dan muntah dan memberikan kehangatan untuk tubuh. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Mahmudah, Ir., M. Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga terwujudnya skripsi ini. Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga. 2. Dr. Arief Wibowo, dr, M.s, selaku Ketua Departemen Biostatistika dan kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat. 3. Hj.Masruchah, SST, selaku Bidan PolindesTebalo Manyar Gresik yang telah memberikan ijin dan fasilitas untuk melakukan penelitian 4. Seluruh responden yang telah bersedia memberikan informasi dalam penyusunan proposal skripsi ini 5. Ayah, Ibu, Kakak yang memberikan dukungan moril dan materiil demi terselesaikannyaproposal skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna baik bagi diri kami sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.
Surabaya, Juli 2014
v
ABSTRACT Emesis gravidarum is often experienced by pregnant women duringthe first trimester. Itaffects daily activities,decreases appetite, even causing fetus to suffer malnutrition. Emesis gravidarum could lead to hyperemesis gravidarumwhich increases pregnancy risks. Ginger is an herb that has long been known to prevent nausea and vomiting that contains gingerols compound which has antiemetic activity andreduces metoklopamid compounds that induces nausea and vomiting. The design of this research is Quasi experiment with the control group prepost test design. The samples are first trimester pregnant women who experience emesis gravidarum in Pondok Bersalin Tebalo Manyar Gresik village, 17 respondents for each experimental and control groups. The sampling technique is using simple random sampling and the data is analyzed using independent t-test and paired t test. Average frequency of emesis gravidarum in the experimental group before given ginger as much as 3.71 times / day decreased to 2.24 times / day. Hence, there’s significant difference before and after administration of ginger. While the average frequency of emesis gravidarumof the control group before being given water and sugar as much as 5.00 times / day to 5.00 times / day, and there is no significant difference before and after administration of water and sugar. The difference average before and after the frequency of emesis gravidarum experimental group that is -1,47 which means there is a decrease frequency of emesis gravidarum, while in the control group of 0,71 which means no change in the frequency of emesis gravidarum. And there’s significant difference effectiveness of decline in the frequency of emesis gravidarum Pregnant mothers can use ginger as an alternative treatment because it is cheap, readily available and affordable to all people before using antiemetic drugs, which can be processed into another variant to reduce the frequency of emesis gravidarum. Keywords: Emesis Gravidarum, Wedang Ginger
vi
ABSTRAK Emesis gravidarum merupakan keluhan normal yang sering dialami ibu hamil trimester pertama yang mengganggu aktifitas sehari-hari, nafsu makan berkurang hingga menyebabkan nutrisi ke janin terganggu. Emesis gravidarum dapat menjadi hiperemesis gravidarum yang meningkatkan risiko terjadinya gangguan kehamilan. Jahe merupakan tanaman herbal yang sudah sejak lama dikenal untuk mencegah mual muntah yang mengandung senyawa gingerol memiliki aktivitas antiemetik dan menurunkan metoklopamid yang merupakan senyawa penginduksi mual dan muntah. Desain penelitian ini adalahQuasi eksperiment dengan rancangan control group pre-post test design. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik,digunakan17 respondenuntuk masing kelompok eksperimen dan kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan data dianalisis menggunakan independent t test dan paired t test. Rata-rata frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen sebelum diberikan wedang jahe sebanyak 3,71 kali/hari menurun menjadi 2,24 kali/hari, dan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe. Sedangkan kelompok kontrol rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum diberikan air putih dan gula sebanyak 5,00 kali/hari menjadi 5,00 kali/hari dan tidak ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian air putih dan gula. Selisih rata-rata sebelum dan sesudah frekuensi emesis gravidarum kelompok eksperimen yaitu-1,47 yang artinya ada penurunan frekuensi emesis gravidarum, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,71 yang artinya tidak ada penurunan frekuensi emesis gravidarum. Dan ada perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum yang signifikan. Masyarakat dapat memanfaatkan wedang jahe sebagai pengobatan alternatif sebelum menggunakan obat antiemetik, dan dapat mengolah varian lain dari tanaman jahe yang dapat digunakan untuk menurunkan frekuensi emesis gravidarum. Kata kunci
: Emesis Gravidarum, Wedang Jahe
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS ............................. KATA PENGANTAR .................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................... ABSTRAK ....................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ...................
i ii iii iv v vi vii viii xi xii xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. . 1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 1.4.1 Tujuan Umum .................................................................... 1.4.2 Tujuan Khusus.................................................................... 1.4.3 Manfaat Penelitian.............................................................
1 3 4 4 4 4 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan ................................................................................... 2.1.1 Definisi Kehamilan ............................................................ 2.1.2 Pembagian Kehamilan........................................................ 2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan ............................................. 2.1.4 Perubahan Masa Kehamilan ............................................... 2.1.5 Keluhan Ringan Hamil Muda ............................................ 2.1.6 Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester Pertama ......... 2.2 Emesis Gravidarum ..................................................................... 2.1.1 Definisi Emesis Gravidarum ............................................ 2.1.2 Gejala Emesis Gravidarum............................................... 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum ............ 2.1.4 Pengaruh Emesis Gravidarum pada Ibu dan Janin ........... 2.1.5 Cara Mengatasi Emesis Gravidarum ................................ 2.1.6 Pengobatan Emesis Gravidarum ...................................... 2.3 Jahe .............................................................................................. 2.3.1 Susunan Kimiawi Jahe .................................................... 2.3.2 Varietas Jahe .................................................................... 2.3.3 Pengolahan Jahe ............................................................... 2.3.4 Farmakologi Jahe ............................................................. 2.3.5 Patofisiologi Jahe Terhadap Antiemetik ..........................
6 6 7 8 9 16 19 20 20 21 22 24 24 27 27 27 28 33 34 36
viii
2.3.6 Pengaruh Pemberian Minuman Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Pada Trimester Pertama ...................... 37 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitan .................................................. 39 3.2 Hipotesis .................................................................................... 40 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian ....................................... 41 4.2 Kerangka Operasional ................................................................ 42 4.3 Populasi Penelitian ...................................................................... 43 4.4 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ................................................................... 43 4.4.1 Sampel .............................................................................. 43 4.4.2 Besar Sampel ..................................................................... 43 4.4.3 Cara Penentuan Sampel ..................................................... 44 4.4.4 Cara Pengambilan Sampel ................................................. 45 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 45 4.6 Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 46 4.6.1 Variabel ............................................................................ 46 4.6.2 Definisi Operasional Variabel .......................................... 46 4.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 47 4.7.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 47 4.7.2 Instrumen Penelitian ......................................................... 47 4.8 Teknik Analisis Data ................................................................. 48 BAB V HASILPENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian........................................... 49 5.2 Gambaran Umum Responden ..................................................... 50 5.2.1 Karakteristik Ibu Hamil berdasarkan Umur ..................... 50 5.2.2 Karakteristik Ibu Hamil berdasarkan Umur Kehamilan .. 50 5.2.3 Karakteristik Ibu Hamil berdasarkan Gravida ................. 51 5.2.4 Karakteristik Ibu Hamil berdasarkan Pendidikan ............ 52 5.2.5 Karakteristik Ibu Hamil berdasarkan Pekerjaan ............... 52 5.3 Perbedaan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe pada kelompok eksperimen ................. 53 5.4 Perbedaan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian air putih dan gula pada kelompok kontrol ................ 54 5.5 Perbedan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ............................ 54 BAB VIPEMBAHASAN 6.1 Gambaran Karakteristik Umum Responden .............................. 57 6.2 Perbedaan Emesis Gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe pada kelompom eksperimen ................................... 58
ix
6.3 Perbedaan Emesis Gravidarum sebelum dan sesudah pemberian air putih dan gula pada kelompok kontrol ........................................ 60 6.4 Perbedaan efektivitas penurunan frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ............................. 61 BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ................................................................................. 7.2 Saran ............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN LAMPIRAN
x
63 64 65
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel
Halaman
4.1
Definisi OperasionalEfektifitas Wedang Jahe terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Trimester Pertama di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik
46
5.1
Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Umur pada Tahun 2014
50
5.2
Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Umur Kehamilan pada Tahun 2014
50
5.3
Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Gravida pada Tahun 2014
51
5.4
Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Pendidikan pada Tahun 2014
52
5.5
Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Pekerjaan pada Tahun 2014
53
5.6
Perbedaan Emesis Gravidarum Sebelum dan Sesudah Pemberian Wedang Jahe pada Kelompok Eksperimen di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014
54
5.7
Perbedaan Emesis Gravidarum Sebelum dan Sesudah Pemberian Air putih dan Gula pada Kelompok Kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014
54
5.8
Frekuensi Emesis Gravidarum SebelumPerlakuan pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014
55
5.9
Selisih Frekuensi Emesis Gravidarum Sebelum dan SesudahPemberian Perlakuan terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014
55
xi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Judul Gambar
Halaman
3.1
Kerangka Konseptual Penelitian Efektivitas Pemberian wedang Jahe (Zingeber officianale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Pada Trimester Pertama di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik
39
4.1
Rancangan Penelitian
41
4.2
Kerangka Operasional efektifitas wedang jahe terhadap penurunan emesis gravidarum pada trimester pertama
42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Tabel
1.
Lembar Persetujuan Penelitian
2.
Penjelasan Lembar Persetujuan
3.
Kuesioner Penelitian (Identitas Responden)
4.
Lembar Frekuensi Emesis Gravidarum (Sebelum)
5.
Lembar Frekuensi Emesis Gravidarum (Sesudah)
6.
Frekuensi Karakteristik Responden
7.
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
8.
Uji Normalitas Selisih Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
9.
Analisis Data Karakteristik Responden
10.
Analisis Data Paired t test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
11.
Analisis Data Independent t test Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
12.
Analisis Data Independent t test Selisih Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
13.
Surat Permohonan Ijin Penelitian
14.
Keterangan Lolos Kaji Etik
15.
Surat Balasan Penelitian
T
xiii
Halaman
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Daftar Arti Lambang % = Persen =Sampai dengan Daftar Singkatan AKI = Angka kematian ibu SDKI = Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia NVP = Nausea Gravidarum ANC = Antenatal Care HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir HCG = Human Chorionic Gonadotropine ASI = Air Susu Ibu KIE = Komunikasi, Informasi, dan Edukasi LH = Luteinizing Hormone HCL = Asam Hidroklorat Polindes = Pondok Bersalin Desa PNS = Pegawai Negeri Sipil Daftar Istilah Emesis Gravidarum Hipermesis Gravidarum Morning Sickness Primigarvida Multigravida
= Mual muntah pada ibu hamil = Mual muntah yang menyebabkan gangguan kehamilan = Mual muntah yang terjadi di pagi hari = Kehamilan anak pertama = Kehamilan lebih dari 2 anak
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan mendorong tercapainya kesejahteraan
keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam politik, ekonomi, sosial, budaya, ketahanan, dan keamanan keluarga akan menentukan secara berantai kehidupan bangsa secara nasional. Semakin diterima konsep pelayanan kesehatan modern, angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal akan semakin dikendalikan (Manuaba, 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan tolak ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri di suatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri masih buruk, sehingga perlu perbaikan. Saat ini AKI di Indonesia masih sangat tinggi, hal ini terbukti dengan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012, AKI rata-rata 359 per 100.000 kelahiran. (BKKBN, 2013). Kehamilan adalah suatu kejadian yang selalu diinginkan oleh setiap pasangan suami istri, mulai awal kehamilan sudah dilakukan persiapan menyambut kelahiran bayi. Saat ini ibu hamil sudah mengerti cara menjaga kondisi tubuh demi kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna, serta pada payudara. Dalam hal ini hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai peranan penting
1
2
terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil. Perubahan karena hormon estrogen pada kehamilan akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah. Selain hormon estrogen diduga pengeluaran Human Chorionic Gonadotropine (hCG) dalam serum dari plasenta juga menyebabkan mual muntah (Wiknjosastro, 2009). Mual muntah ini pada umumnya berkaitan erat dengan mengidam tidak suka atau sangat suka sesuatu yang sangat berlebihan. Hasil laporan menunjukkan bahwa hampir 50-90% wanita hamil mual muntah terjadi pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Keadaan ini akan membaik pada usia kehamilan 1216 minggu. Sebanyak 90% ibu mengalami mual selama masa kehamilan, dan sekitar setengahnya disertai muntah. Emesis gravidarum atau nama lainnya nausea gravidarum (NVP), atau lebih dikenal dengan istilah morning sickness yaitu mual muntah yang terjadi pada pagi hari, tapi yang sebenarnya tidak hanya terjadi pada pagi hari saja, bahkan rasa mual tersebut terjadi di sepanjang hari (Maulana, 2008). Keadaan ini terjadi pada sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian dapat berlangsung berbulan-bulan. Keluhan ini merupakan hal yang fisiologis akan tetapi bila tidak segera diatasi akan menjadi hal yang patologis sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilan. (Wiknjosastro, 2009). Vutyavanich et al (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Ginger For Nause and Vomiting in pregnancy: randomized, Double-Masked, PlaceboControlled
Tiad”
menegaskan
bahwa
jahe
lebih
hebat
dibandingkan
3
dimenhydrinat dalam mengurangi gejala mual muntah. Riset yang dilakukan oleh Vutyavanich dari Universitas Chiang Mai di Thailand membuktikan keefektifan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian intervensi pada kelompok yang diberikan tablet jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah dibandingkan kelompok yang diberikan tablet placebo. Dalam riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang mengalami mual muntah yang diberikan tablet yang mengandung 1 gram ekstrak jahe setiap hari, ternyata hasilnya sangat memuaskan dimana terjadi penurunan gejala mual muntah yang signifikan pada ibu-ibu hamil tersebut (Booth, 2008).
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan November 2013 dengan melihat
buku register ibu hamil di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik diperoleh data 123 ibu hamil meliputi TM I sejumlah 47 orang (38,21%), TM II sejumlah 48 orang (39,02%), dan TM III sejumlah 28 orang (22,76%). Dari 47 orang ada 4 orang (8,51%) yang tidak mengalami emesis gravidarum dan yang mengalami emesis gravidarum pada trimester pertama sebanyak 43 orang (91,49%). Dari data dapat ditarik kesimpulan bahwa angka kejadian emesis gravidarum pada trimester pertama menunjukkan persentase yang cukup tinggi dan gangguan ini menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilan. Peneliti tertarik dengan penelitian mengenai manfaat tanaman jahe untuk mengatasi keluhan mual muntah pada ibu hamil trimester pertama karena masyarakat belum mengenal lebih jauh
4
tentang manfaat tanaman jahe untuk ibu hamil. Umumnya masyarakat masih menggunakan obat anti mual untuk mengurangi mual muntah.
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Apakah ada pengaruh pemberian wedang jahe (Zingiber officinale Var. Rubrum) terhadap frekuensi emesis gravidarum pada trimester pertama di pondok bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik?”
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian wedang jahe terhadap frekuensi Emesis Gravidarum pada trimester pertama di pondok bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Menganalisis perbedaan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe pada kelompok eksperimen. 2. Menganalisis perbedaan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian air putih dan gula pada kelompok kontrol. 3. Menganalisis perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
5
1.4.3 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan pemahaman dan teknik riset dalam mengetahui permasalahan yang dihadapi ibu hamil dan sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang pemberian wedang jahe terutama sebagai penanganan emesis gravidarum terutama pada trimester pertama. 2. Bagi Masyarakat Sebagai bahan informasi atau wacana bagi masyarakat pada umumnya dan bagi ibu hamil trimester pertama pada khususnya bahwa wedang jahe sebagai tanaman obat yang mempunyai efektifitas dalam penanganan emesis gravidarum pada trimester pertama. Sehingga jahe bisa dijadikan salah satu alternatif sebagai salah satu minuman untuk mengurangi mual muntah 3. Bagi Bidan Mendorong dan meningkatkan kompetensi bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu tinggi dan berdaya guna dalam memberikan kesehatan
khususnya pelayanan
ANC
terutama
penanganan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama. Dan ketika Bidan menemukan kasus emesis gravidarum, bidan dapat memberikan saran kepada ibu hamil untuk minum wedang jahe untuk pengurangan keluhan.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan 2.1.1 Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah suatu kejadian yang selalu diinginkan oleh setiap pasangan suami istri, mulai awal kehamilan sudah dilakukan persiapan menyambut kelahiran bayi (wiknjosastro, 2009). Kehamilan adalah masa dimana seseorang membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya (Athif, 2006). Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28-36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk (Wiknjosastro,2009). Kehamilan adalah periode antepartum yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum (Bobak, 2004). Kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun. Umur dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ reproduksi belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan persalinan. Sedangkan kehamilan diatas usia 35 tahun mempunyai resiko untuk mengalami komplikasi dalam kehamilan dan persalinan antara lain
7
perdarahan, gestosis, atau hipertensi dalam kehamilan, distosia dan partus lama (Manuaba, 2007). Gravida adalah wanita hamil (Dorland, 2002). Gravida merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, di mana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus. Menurut wiknjosastro (2009) gravida 2-3 merupakan gravida paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan gravida tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi, lebih tinggi gravida, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada gravida 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada gravida tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana, sebagian kehamilan pada gravida tinggi adalah tidak direncanakan. 2.1.2
Pembagian Kehamilan
Menurut Athif (2006), pembagian kehamilan ada 3 macam yakni: 1. Kehamilan trimester pertama (0-12 minggu) Mulai terbentuknya fungsi-fungsi organ seperti otak, jantung dan paru-paru. 2. Kehamilan trimester kedua (sampai usia kehamilan 28 minggu) Pertumbuhan terpusat pada anggota tubuh seperti kaki, tangan dan jari-jari. 3. Kehamilan trimester ketiga (sampai usia kehamilan 40 minggu) Pertumbuhan sebagian telah lengkap jika terpaksa dilahirkan pada saat itu bayi dapat hidup.
8
Menurut Wiknjosastro (2009) ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Kehamilan triwulan pertama (0-12 minggu). 2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12-28 minggu). 3. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28-40 minggu). 2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan Menurut Wiknjosastro (2009), pada wanita hamil terdapat beberapa tanda atau gejala, antara lain sebagai berikut: 1. Amenorea (Tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari partama haid terakhir, supaya dapat diketahui tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. 2. Nausea (mual) dan emesis (muntah). Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadangkadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. 3. Mengidam (menginginkan minuman atau makanan tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan. 4. Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
9
5. Mamma menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma. Glandula montgomeri tampak lebih jelas. 2.1.4 Perubahan Masa Kehamilan Perubahan massa kehamilan menurut Mellyna (2006), sebagai berikut: 1.
Sistem Endokrin Perubahan besar pada system endokrin yang esensial terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum (nifas). Semua itu disebabkan oleh beberapa hormon diantaranya adalah progesteron yang menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa hamil maupun menyusui. Beberapa hormon lain yang mempengaruhi nutrisi adalah aldosteron yang mempertahankan natrium. Selain itu terdapat juga hormone yang meginduksi mual muntah pada wanita selama awal kehamilan yakni HCG (Human Chorionic Gonadotrophin). Selama masa hamil, pembesaran moderet kelenjar tiroid merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskularitas. Kehamilan juga menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan kalsium dan vitamin D, terakhir terdapat perubahan pada Prolaktin Hipofisis dimana peningkatannya dimulai pada kehamilan trimester pertama dan meningkat secara progresif sampai aterm. Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur hormonal yang diperlukan untuk payudara dan produksi susu
10
terdapat kadar yang meningkat selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menghambat pengikatan prolaktin pada jaringan payudara, sehingga menghambat efek prolaktin. 2.
Rahim (Kandungan atau Uterus) Pada keadaan normal, rahim mempunyai rongga dengan diameter sekitar 10
ml. Struktur rahim hampir yang beratnya sekitar 70 gram, selama kehamilan, rahim akan berubah bentuk menjadi sebuah organ muskuler. Dinding rahim relatif tipis dengan kapasitas yang cukup untuk menerima janin, plasenta dan cairan ketuban. Pada akhir bulan kehamilan, volume rahim sekitar 5 liter, ada kalanya dapat mencapai 80 liter atau lebih sehingga pembesarannnya bisa mencapai 5001000 kali dari ukuran normal (beratnya mencapai 1100 gram), terjadinya perubahan rahim ditunjang oleh otot-otot rahim yang menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim. Pembesaran rahim terjadi ke semua arah yang besarnya tidak sama. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan yang lebih cepat pada daerah tumbuhnya ariari. Kondisi ini akan menyebabkan bentuk rahim yang tidak rata. Setelah bulan ketiga, rahim yang berada dirongga panggul akan masuk ke rongga perut selanjutnya pembesaran rahim akan terjadi setiap minggu sesuai dengan usia kehamilan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan mengenai perubahan rahim yang terjadi selama kehamilan. a. Minggu ke-12, bagian atas rahim berada pada posisi tiga jari diatas tulang symphysis.
11
b. Minggu ke-16, tinggi bagian atas rahim pada pertengahan jarak antara bagian pusat dan garis lengkung bawah perut (symphysis). c. Minggu ke-20, tinggi bagian atas rahim sekitar dua jari di bawah bagian pusat. d. Minggu ke-24, posisi bagian atas rahim tepat diatas bagian pusat. e. Minggu ke-28, tinggi bagian atas rahim sekitar tiga jari dibagian atas pusat. f. Minggu ke-32, tinggi bagian atas rahim sekitar satu jari atau rahim pada pertengahan jarak antara pusat dan ujung tulang dada (tulang prosesus xyphoideus). g. Minggu ke-36, tinggi bagian atas rahim sekitar satu jari dibawah ujung tulang dada h. Minggu ke-40, tinggi bagian atas rahim turun sekitar tiga jari dibawah ujung tulang dada. Pada wanita hamil, itsmus uteri (batas antara badan rahim dan leher rahim) mengalami perubahan, yaitu menjadi lebih panjang dan lunak. Leher rahim yang memiliki sedikit otot akan mengalami perlunakan karena pengaruh meningkatnya pembuluh darah menuju rahim. Ujung leher rahim akan tertutup oleh lendir kental sehingga selama kehamilan berlangsung, kuman tidak bisa masuk. Lendir akan terlepas saat persalinan dimulai, yaitu berupa darah lendir (blood show). Kondisi ini terjadi karena adanya pembukaan pada ujung leher rahim. Ujung leher rahim ini tidak akan menutup sepenuhnya, tetapi masih terbuka untuk memberikan kesempatan keluarnya lockhea (darah pasca persalinan).
12
3.
Vagina (liang senggama) Selama kehamilan, volume sirkulasi darah ke vagina bertambah, selaput
lendir vagina menjadi keunguan atau violet yang disebut tanda Chadwick. Selaput lendir vagina bertambah tebal, jaringan pengikat menjadi longgar, dan sel-sel otot polos mengalami pembesaran, kondisi ini menyebabkan dinding vagina bertambah panjang. Akibatnya, pada wanita yang sudah mengalami persalinan sebelumnya, dinding vagina depan bagian bawah dan leher rahim akan menonjol keluar. Selama kehamilan akan terjadi peningkatan cairan, cairan tersebut terdiri dari cairan putih agak kental, sifatnya asam untuk mengendalikan pekembangan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada vagina. 4.
Ovarium (indung telur) Selama kehamilan, proses pematangan telur (ovulasi) terhenti. Indung telur
yang masih mengandung corpus luteum akan meneruskan fungsi pada proses pertumbuhan kehamilan sampai terbentuknya plasenta. 5.
Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan pembesaran untuk persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi (menyusui). Akibat pengaruh dari hormon akan terjadi penimbunan air dan garam sehingga payudara menjadi lebih besar. Proses pembesaran ini akan menyebabkan saraf tertekan dan menimbulkan rasa sakit. Kelenjar (glandula Montgomery) pada daerah sekitar putting susu (areola mamae) tampak makin jelas, puting susu makin menonjol. Akibat pengaruh hormon pula akan terjadi rangsangan pengeluaran kolostrum (cairan). Sesudah melahirkan,
13
kolostrum tampak agak kental dan berwarna kuning. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin (zat pelancar ASI) belum berfungsi. 6.
Cairan tubuh Selama kehamilan,diduga cairan tubuh wanita bertambah sekitar 40%. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen yang berefek retensi (menahan) air. Jika tidak timbul faktor penyulit, kondisi seperti ini dianggap normal. 7.
Volume darah Selama kehamilan, volume darah semakin meningkat, jumlah serum darah
semakin besar dari pertumbuhan sel darah sehinggga terjadi semacam pengencaran darah (hemodilusi). Proses ini mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32 minngu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%, sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya pengencaran darah mulai tampak pada usia kehamilan 16 minggu. Pada kondisi ini, pengidap penyakit jantung harus berhati-hati jika hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita
hamil
yang
mengindap
penyakit
jantung
dapat
mengalami
dekompensasiokordis (gagal atau payah jantung). Menjelang akhir kehamilan, hendaknya dihindari tidur dengan posisi terlentang karena rahim yang membesar dan berat akan menekan vena-vena yang besar (vena kava inverior dan vena iliaka). Hal ini akan menyebabkan munculnya tekanan darah rendah serta sirkulasi darah ke janin terganggu, setelah persalinan akan terjadi hemokonsentrasi (darah menjadi lebih kental) puncaknya terjadi pada hari ke 3-5.
14
8.
Sel darah merah Selama kehamilan terjadi penambahan sel darah merah sekitar 18%. Jika
wanita hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, volume sel darah merah akan bertambah sekitar 30%. Penambahan ini akan seimbang dengan kecepatan penambahan volume darah. Akibatnya akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) yang disertai anemia secara alami. 9.
Sistem urinarius Organ ginjal mengalami perubahan selama kehamilan. Ginjal bertambah
panjang dan berat. Fungsi penyaringan pun semakin meningkat sehingga zat-zat dan vitamin yang larut dalam air hilang terbawa oleh air seni. Pembesaran rahim berputar ke kanan karena adanya usus (kolon sigmoid) di sebelah kiri. Akibatnya, rahim akan menekan pipa saluran air seni (ureter) sebelah kanan. Kondisi ini akan menyebabkan proses pengeluaran air seni dari ureter kanan terhambat. Di lain pihak, produksi air seni cukup banyak. Akibatnya akan terjadi penahanan air seni sampai ke ginjal yang mengakibatkan terjadinya infeksi pada ginjal kanan (pielonefritis). 10. Sistem pencernaan Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nause). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat tonus otat-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada di usus-usus. Hal ini mungkin baik resorpsi, akan tetapi
15
menimbulkan pola obstipasi, yang merupakan salah satu keluhan ibu hamil. Selain itu di jumpai pula gejala muntah atau yang disebut emesis. 11. Pigmentasi Selama kehamilan, kulit mengalami perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh hormon. Umumnya, garis pertengahan kulit perut menjadi jelas berpigmen, berwarna hitam kecoklatan disebut linea nigra. Bercak-bercak kecoklatan tidak teratur dengan berbagai ukuran tampak pada wajah dan leher yang disebut klosma gravidarum. Bercak ini akan berkurang atau hilang setelah melahirkan. Peregangan kulit (strie) yaitu garis-garis berwarna keunguan akan muncul disekitar perut, payudara, bokong dan pangkal paha.Bentuk strie lebih bergantung pada jenis kulit seseorang dari pada penemuan perutnya, kecuali proses penemuan perut terlalu besar. Setelah melahirkan, warna strie berubah menjadi keperak-perakan (agak mengkilap). 12. Metabolisme Perubahan metabolisme selama kehamilan bertujuan untuk membentuk jaringan baru pada proses pertumbuhan rahim, payudara, plasenta, meningkatkan volume darah ibu, pertumbuhan janin dan persiapan laktasi. 13. Berat badan Kenaikan berat badan selama kehamilan cukup bervariasi bergantung dari kebudayaan dan pola makannya. Umumnya, kenaikan berat badan yang normal antara 6,5-16,5 kg bahkan ada juga yang lebih. Jika berat badan sebelumnya normal, kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah 11-13 kg. Kenaikan berat badan selama hamil tidak dapat dijadikan sebagai parameter atau ukuran untuk
16
menilai pertumbuhan janin. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak dianjurkan. Jika terjadi, sebaiknya mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Jika berat badan tetap atau turun, dianjurkan untuk mengkonsumsi semua makanan terutama yang mengandung protein dan zat besi. Jika kenaikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan, tetapi kaki bengkak, dianjurkan untuk mengurangi garam atau makanan yang mengandung natrium dan klorida. Kenaikan berat badan yang normal yaitu 0,5 kg/minggu secara normal kenaikan berat badan merupakan akumulasi dari beberapa materi yang berkembang selama kehamilan (Mellyna, 2006). 2.1.5 Keluhan Ringan Hamil Muda Keluhan ringan hamil muda adalah emesis gravidarum, kram pada kaki, varises, hiperemesis gravidarum dan hipersalivasi (ptialismus). 1. Emesis gravidarum Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron dan dikeluarkannya human chorionic gonadotropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan. Emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan (poliklinik).
17
Penanganan yang dapat dilakukan: a.
Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.
b.
Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
c.
Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang merangsang timbulnya mual muntah dihindari.
d.
Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis gravidarum: 1) Vitamin yang diperlukan a) Vitamin B komplek b) Mediamer B6 sebagai vitamin dan antimuntah 2) Pengobatan a) Sedativa ringan: luminal 3 x 30 mg (barbiturat), valium. b) Anti mual-muntah: stimetil, primperan, emetrol dan lainnya. 3) Nasehat pengobatan: a) Banyak minum air atau minuman lain. b) Hindari minuman atau makan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
2. Kram pada kaki Keluhan kram pada kaki terutama betis sering disampaikan oleh ibu hamil muda. Kejadian kram betis berkaitan dengan mual, muntah, kurangnya makan,
18
sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang menyebabkan terjadi perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh. Ditambah makan yang masuk berkurang sehingga terjadi perubahan metabolisme tubuh yang menjurus ke arah pembakaran lemak dan protein dengan menimbulkan badan keton. Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam-basa, cairan tubuh, dan darah sehingga menambah terjadinya kram pada kaki. Keluhan ini berangsur-angsur akan menghilang atau berkurang dengan makin tuanya umur kehamilan. 3. Varises Merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah vena, yang sering dijumpai pada hamil disekitar vulva, vagina, paha dan terutama tungkai bawah. Kejadian varises pada wanita disebabkan oleh: a. Faktor bakat atau keturunan. b. Faktor multipara atau grandemultipara. c. Terdapat peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama hamil. 4. Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna terjadilah penumpukan keton dalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik.
19
5. Hipersalivasi Merupakan pengeluaran air ludah yang berlebihan pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama. Keadaan ini desebabkan meningkatnya hormon estrogen dan human chorionic gonadotropine, disamping ibu hamil sulit menelan ludah karena mual dan muntah. Pengobatannya tidak ada dan ptialismus akan menghilang dengan makin tuanya hamil. Simtomatis dapat diberikan vitamin B kompleks dan vitamin C (Manuaba, 2007). 2.1.6 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester Pertama Tanda bahaya kehamilan trimester pertama adalah : 1. Hiperemesis gravidarum Suatu keadaan dimana muntah-muntah yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan penderita (Saiffudin, 2006). 2. Perdarahan antepartum Perdarahan pada kehamilan di atas 22 minggu hingga menjelang persalinan (sebelum bayi dilahirkan). Pada umumnya disebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan previa), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir (wiknjosastro, 2009). 3. Abortus spontan Abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) unuk mengakhiri kehamilan (wiknjosastro, 2009).
20
4. Kehamilan ektopik Kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di tuba uterine . kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau rupture apabila massa kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (wiknjosastro, 2009). 5. Kehamilan mola. Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang mejnjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (wiknjosastro, 2009).
2.2 Emesis Gravidarum 2.2.1 Pengertian Emesis Gravidarum Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon esterogen, progesteron dan dikeluarkannya hormone chorionic gonadothropin plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba,2007). Sedangkan menurut Dorland (2002) emesis gravidarum yaitu muntah-muntah pada kehamilan, keadaan ini biasanya didahului rasa mual. Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama. Gajala-gejala ini kurang lebih terjadi enam minggu setelah hari
21
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih sepuluh minggu. (Wiknjosastro, 2009). Menurut Tiran (2009), mual muntah masa kehamilan adalah perasaan tidak enak dan keluarnya isi perut yang dialami oleh ibu hamil pada fase awal kehamilan. 2.2.2 Gejala Emesis Gravidarum Mual (Nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro, 2009). Sedangkan menurut Tiran (2009), emesis gravidarum berlangsung sepanjang hari, atau mungkin tidak terjadi sama sekali pada saat bangun tidur di pagi hari. Beberapa wanita mengalami mual dan muntah kembali pada minggu terakhir sebelum persalinan. Gejala Emesis gravidarum berupa: 1. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap hari. 2. Nafsu makan berkurang 3. Mudah lelah 4. Emosi yang cenderung tidak stabil Biasanya semakin tua kehamilan akan semakin berkurang kejadiannya. (Manuaba, 2007).
22
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum Terjadinya emesis gravidarum pada awal kehamilan disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: 1. Hormonal Selama kehamilan mual dan muntah biasanya disebabkan oleh perubahan hormon-hormon
kehamilan
seperti
hormon
hCG
(Human
Chorionic
Gonadotrophin) yang dihasilkan dalam aliran darah untuk menjaga persediaan estrogen dan progesteron (Tiran, 2009). Pada kehamilan normal kadar hCG mengalami peningkatan setelah implantasi dan mencapai puncaknya pada minggu ke 9-12 (kurang lebih 100.00 mIU/mL dan akan mempengaruhi sistem pencernaan sehingga terjadi kekenduran jaringan otot an menyebabkan pencernaan menjadi kurang efisien seperti menurunnya daya cerna dan peristaltik usus dengan disertai peningkatan asam lambung dan menurunnya selera makan (Winkjosastro, 2009). Hormon ini juga dapat menyebabkan hilangnya gula dalam darah yang dapat menimbulkan perasaan sangat lapar (Kriebs, 2010). Apabila lambung kosong ditambah lagi terjadinya peningkatan asam lambung, maka hal inilah yang memperberat keadaan mual muntah ibu (Tiran, 2009). 2. Faktor Psikososial Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan yang dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain. Mengetahui akan menjadi orang tua menyebabkan konflik emosi, termasuk kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi serta khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami. Seringkali ada perasaan
23
tentang ambivalen terhadap kehamilan dan bayi, dan pada beberapa wanita hal ini mungkin membuat mereka sedih karena sebentar lagi mereka akan kehilangan kebebasan mereka. Mungkin ada gangguan persepsi, ketidakpercayaan mengenai ketakutan nyata akan meningkatnya tanggung jawab. Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distress emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang mebuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Tiran, 2009). 3. Masalah Okupasional dan Ekonomi Pekerjaan ke tempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan menyebabkan mereka muntah (Tiran, 2009). Sebagian besar pasangan memerlukan dua sumber penghasilan untuk memberikan standar kehidupan kehidupan yang dapat diterima. Penekanan pada kemampuan produktivitas secara komersial di industri tidak memfasilitasi wanita yang mungkin bekerja kurang dari 100% dari efisiensi dan efektivitas normal mereka.
24
Keletihan mungkin dapat diperburuk oleh jam kerja yang panjang dan perjalanan dari tempat kerja, dan hubungan positif antara keparahan mual dan muntah dengan intensitas keletihan telah terbukti memperburuk situasi. (Tiran, 2009), dan menurut chittuma (2007) mual dan muntah sering kali terjadi pada wanita hamil yang berada diantara keluarga atau dalam rutinitas kerja. 2.2.4 Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjut
dan berubah menjadi
hyperemesis
gravidarum
yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya gangguan kehamilan. Wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lender esophagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal. (Wiknjosastro, 2009). 2.2.5 Cara Mengatasi Emesis Gravidarum Menurut Rose (2001) cara mengatasi emesis gravidarum yaitu: 1. Mengatur Pola Makan (Jumlah, Jenis dan Frekuensi). a. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar karena hanya akan membuat bertambah mual. Berusaha makan sewaktu dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering. Siang hari untuk makan porsi besar, malam hari cukup porsi kecil. b. Makan cemilan sebelum tidur, karena akan mengurangi rasa mual esok paginya.
25
c. Di pagi hari, sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru bangun, coba duduk dahulu dan kemudian perlahan-lahan berdiri. Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau biscuit di dekat tempat tidur , dan dapat memakannya dahulu sebelum mencoba untuk berdiri. d. Menghisap atau mengunyah permen, terutama permen jahe dapat membantu menahan rasa ingin muntah. 2. Makanan pereda mual a. Usahakan makan makanan yang seimbang dan konsumsi lebih banyak makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat membantu mengatasi rasa mual seperti roti, sereal, kentang, biskuit serta mengkonsumsi buah dan sayuran. b. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, seperti gorenggorengan,
makanan
berlemak
dan
daging
berlemak
yang
akan
memperburuk rasa mual. c. Jagalah asupan makan dengan baik-baik dan hindari makanan pedas. 3. Minuman dan Vitamin a. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat. b. Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter. Kemudian dokter akan memberikan obat untuk mengatasi mual bila memang diperlukan.
26
c. Vitamin B6 cukup efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk pemakaiannya. d. Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional di Australia. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Beberapa ibu hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe dalam membantu mengatasi rasa mualnya. 4. Cukup bergerak Udara segar dan senam ringan umumnya sangat membantu, meskipun hanya berupa jalan-jalan pada sat makan siang atau menemani anak jalan-jalan di taman. 5. Cukup istirahat Istirahat dan relaks akan sangat membantu dalam mengatasi rasa mual serta muntah. Karena bila terdapat stress hanya akan memperburuk rasa mual. a.
Beristirahat yang cukup dan santai.
b.
Mendengarkan musik, membaca buku bayi atau majalah kesayangan.
c.
Hadapi kehamilan dengan kebahagiaan.
d.
Kurangi sebagian pekerjaan dan coba bersantai dengan posisi kaki terangkat.
e.
Biasakan tidur sekitar pukul 7 atau 8 malam.
f.
Hibur diri bahwa mual biasanya hanya akan berlangsung tiga atau empat bulan.
27
2.2.6 Pengobatan Emesis Gravidarum Menurut Manuaba (2007), obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis gravidarum: 1. Vitamin yang diperlukan: a. Vitamin B kompleks dosis 3 1. b. Vitamin B6 dengan dosis 3 1 sebagai vitamin dan anti muntah. 2. Pengobatan: Sedative ringan: luminal 3×30mg (barbiturat). Anti mual-muntah:stimetil, primperan, emetrol, dan lainnya. 3. Nasehat pengobatan a. Banyak minum air atau jus buah. b. Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi Lambung. 4.
Nasehat kontrol antenatal a. Pemeriksaan hamil lebih sering. b. Segera datang bila terjadi keadaan abnormal.
2.3 Jahe 2.3.1 Susunan Kimiawi Jahe Secara rata-rata, jahe kering mengandung kelembaban (6,9%), protein(8,6%), lemak(6.4%),
serat(6.9%),
karbonhidrat(6.6%),
abu(5,7%),
kalsium(0,1%),
fosfor(0,15%), zat besi (0,01), natrium(0,03%), kalium(1,4%), vitamin A(175 iu), vitamin B(0,05mg), vitamin B2(0.13mg), niacin(1,9mg), vitamin C(12mg), nilai
28
kalori sekitar 380 kalori. Jahe mengandung 1-2% minyak asiri dan 5-8% bahan resin, pati, dan getah. Minyak jahe, yang memberi sifat aromatik pada jahe, mengandung campuran lebih dari 20 unsur. Jahe mengandung monoterpen (beta-felandren positif, kamfen sineon, sitral, dan borneol), seskuiterfen, hidrokarbon (zingeberen, beta bisabolin, (e,e)-alfa-fervesen, beta-seskuifelandren dan kurkumin) dan siskuiterfen alokohol zingiberol. Zaingerol adalah cairan berminyak yang mengadung renol homolo, yang memberi rasa tajam pada jahe. Salah satu fenol utama, yaitu {6}-singerol (dimana n=4), fenilalmin malonat danheksonat, dibutuhkan untuk pembentukan zingerol. Sejumlah kecil zingerol dengan rangtai lainnya mungkin ada. Ada 4 analog(6 zingerdiol yang dapat dikelompokkan sebagai kompenen minor rimpang. Sejumlah diaril heptonoid-zingerenon A, B, C, dan 0-zingerenon-beta. Baru baru ini telah di periksa oleh endo dan koleganya. Metil zingedeol, gingerdiasetat, metilgoingerdiasetat, dan karbondiaksida aldehida adalah komponen-komponen minor lainnya (Budhawaar, 2006).
2.3.2 Varietas Jahe Berdasarkan varietas jahe ada 3 yaitu: 1. Jahe Putih/kuning besar/jahe gajah/jahe badak (Zingiber officinale var. officinale) 2. Jahe Putih/kuning kecil/jahe sunti/jahe emprit (Zingiber officinale var. rubrum) 3. Jahe merah atau jahe sunti (Zingeber officinale var. amarum)
29
Adapun dari 3 jenis tersebut memiliki ukuran, bentuk dan warna rimpangnya berbeda yaitu: 1. Jahe putih/kuning besar/jahe gajah/jahe badak (Zingiber officinale var. Officinale) Varietas jahe ini banyak ditanam di masyarakat dan dikenal dengan nama Zingiber officinale var. officinale. Batang jahe gajah berbentuk bulat, berwarna hijau muda, diselubungi pelepah daun, sehingga agak keras. Tinggi tanaman 55.88-88,38 cm. Daun tersusun secara berselangseling dan teratur, permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda jika dibandingkan dengan bagian bawah. Luas daun 24.87-27.52 cm2 dengan ukuran panjang 17.42-21.99 cm, lebar 2.002.45 cm, lebar tajuk antara 41.05-53.81 cm dan jumlah daun dalam satu tanaman mencapai 25-31 lembar. Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya. Jika diiris rimpang berwarna putih kekuningan. Berat rimpang berkisar 0.18-1.04 kg dengan panjang 15.83-32.75 cm, ukuran tinggi 6.02-12.24 cm. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Akar jahe gajah ini memiliki serat yang sedikit lembut dengan kisaran panjang akar 4.53-6.30 cm dan diameter mencapai kisaran 4.536.30 mm. Rimpang memiliki aroma yang kurang tajam dan rasanya kurang pedas. Kandungan minyak atsiri pada jahe gajah 0.82-1.66%, kadar pati 55.10%, kadar
30
serat 6.89% dan kadar abu 6.6-7,5%. Jahe gajah diperdagangkan sebagai rimpang segar setelah dipanen pada umur 8-9 bulan. Rimpang tua ini padat berisi. Ukuran rimpangnya 150-200 gram/rumpun. Ruasnya utuh ; daging rimpangnya cerah ; bebas luka dan bersih dari batang semu, akar, serangga tanah dan kotoran yang melekat. 2. Jahe putih/kuning kecil/jahe sunti/jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) Jahe ini dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var. rubrum, memiliki rimpang dengan bobot berkisar antara 0.5-0.7 kg/rumpun. Struktur rimpang kecilkecil dan berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan. Tinggi rimpangnya dapat mencapai 11 cm dengan panjang antara 6-30 cm dan diameter antara 3.27-4.05 cm. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat. Panjang dapat mencapai 26 cm dan diameternya berkisar antara 3.91-5.90 cm. Akar yang banyak dikumpulkan dari satu rumpun dapat mencapai 70 g lebih banyak dari akar jahe besar. Tinggi tanaman jika diukur dari permukaan tanah sekitar 40-60 cm sedikit lebih pendek dari jahe besar. Bentuk batang bulat dan warna batang hijau muda hampir sama dengan jahe besar, hanya penampilannya lebih ramping dan jumlah batangnya lebih banyak. Kedudukan daunnya berselang seling dengan teratur. Warna daun hijau muda dan berbentuk lancet. Jumlah daun dalam satu batang 20-30 helai. Panjang daun dapat mencapai 20 cm dengan lebar daun rata-rata 25 cm. Kandungan dalam rimpang jahe emprit yaitu minyak atsiri 1,5-3,5%, kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59% dan kadar abu
31
7,39-8,90%. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. Tak sulit untuk menemukan jahe karena tanaman ini sekarang banyak digunakan di antaranya sebagai bumbu masak, pemberi aroma berbagai makanan dan minuman serta bahan obat-obatan tradisional. Khusus sebagai obat, khasiat jahe sudah dikenal turun-temurun di antaranya sebagai pereda sakit kepala, batuk, masuk angin. Jahe juga kerap digunakan sebagai obat untuk meredakan gangguan saluran pencernaan, rematik, obat antimual dan mabuk perjalanan, kembung, kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, penawar racun, gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar. Jahe juga berkhasiat sebagai antimuntah dan dapat digunakan para ibu hamil mengurangi morning sickness. Penelitian menunjukkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi mual dan muntah. Menurut German Federal Health Agency, jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan pencegahan gejala motion sickness. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah protein. Jahe juga sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Senyawa kimia pada jahe adalah di antaranya minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, bisabolena, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen, borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Di samping itu, terdapat juga sagaol, gingerol, pati, damar, asam-asam organik seperti asam malat
32
dan asam oksalat, Vitamin A, B, dan C, senyawa- senyawa flavonoid dan polifenol. Salah satu komponen yang paling utama yakni gingerol bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi dengan begitu jahe mampu mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. 3. Jahe merah atau jahe sunti (Zingiber officinale var. amarum) Jahe merah/jahe sunti (Zingiber officinale var. amarum) memiliki rimpang dengan bobot antara 0.5-0.7 kg/rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis-lapis dan daging rimpangnya berwarna merah jingga sampai merah, ukuran lebih kecil dari jahe kecil. Diameter rimpang dapat mencapai 4 cm dan tingginya antara 5,26-10,40 cm. Panjang rimpang dapat mencapai 12.50 cm. Jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibandingkan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obatobatan. Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat, berdiameter antara 2,95,71 cm dan panjangnya dapat mencapai 40 cm. Akar yang dikumpulkan dalam satu rumpun jahe merah dapat mencapai 300 gram, jauh lebih banyak dari jahe gajah dan jahe emprit. Susunan daun terletak berselang-seling teratur, berbentuk lancet dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Panjang daun dapat mencapai 25 cm dengan lebar antara 27-31 cm. Kandungan dalam rimpang jahe merah antara lain minyak atsiri 2,58-3,90%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu 7,46%. Jahe merah memiliki kegunaan yang paling banyak jika dibandingkan jenis jahe yang lain. Jahe ini
33
merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional dan umumnya dipasarkan dalam bentuk segar dan kering (Supriadi, 2011). 2.3.3 Pengolahan Jahe Menurut Septiatin (2008) pengolahan jahe yaitu: 1. Jahe segar 2. Jahe kering Merupakan potongan jahe yang kemudian dikeringkan. 3. Awetan jahe Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar, terutama jenis muda.Yang paling sering dijumpai dipasaran adalah acar, asinan, sirup, dan kristal jahe. Ini disukai dari daerah Asia dan Australia. 4. Jahe bubuk Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dengan mengunakan teknologi industri. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol, dan jamu. Biasanya mengunakan bahan baku jahe kering. 5. Minyak jahe Minyak jahe ini dicirikan oleh bau aromatik dan rasa pedas. Ada dua jenis utama minyak jahe yakni, minyak yang dihasilkan dari rimpang jahe segar giling dan minyak yang dihasilkan dari ekstrasi jahe kering. 6. Oleoresin jahe Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 3.
34
2.3.4 Farmakologi Jahe Menurut Budhawaar (2006), farmokologi jahe adalah: 1. Sistem peredaran darah Jahe dapat mengurangi risiko pembekuan darah. Hal ini jahe lakukan dengan meningkatkan waktu pendarahan dengan menghambat penggumpalan trombosit alias keping darah. Selai itu, data penelitian terhadap kelinci laboratorium memperlihatkan kemampuan jahe untuk menurunkan kadar kolesteron darah. Jahe juga berkhasiat menurunkan tekanan darah, dengan memecah pengerasan pembuluh darah. Lalu, jahe memiliki dampak stimulasi dan kardiotonik serta peningkatan efesiensi kerja jantung. 2. Sistem pencernaan Jahe adalah karminatif, yakni bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut; hal ini akan meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulan aromatik yang kuat, disamping dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan
gerakan
peristaltik
usus.
Jahe
juga
mempunyai
semua
efek”sekretoris” alias efek ”mengeluarkan”. Jahe adalah suatu diaforetik (perangsang keluarnya keringat), sialagog (perangsang keluarnya ludah/saliva), dan kolagog (perangsang keluarnya cairan empedu). Semua efek ini meningkatkan daya cerna tubuh. 3. Efek metabolisme Sari jahe segar memiliki khasiat hipoglikemik dan dapat mengendalikan kadar gula darah. Selain itu, jahe dapat meningkatkan metabolisme lemak dan protein, yang membantu tubuh mengunkannya secara lebih baik. Enzim
35
zingibaine yang terdapat dalam jahe merupakan enzim penghidrolisasi protein yang kuat. 4. Fungsi lokal Jika diterapkan pada kulit, jahe dapat menjadi stimulan dan rubefasien yang dapat meningkatkan aliran darah sehingga warna kulit jadi lebih merah. Jahe membantu kemampuan berbagai obat untuk menmbus kulit sehingga dapat digunakan sebagai tambahan untuk obat salep dan obat kulit lainnya. 5. Sistem saraf Minyak jahe menembus sawar darah-otak secara efektif dan menajamkan indra. Jahe memiliki semua efek penambah tenaga, merangsang, dan memotivasi. Jahe juga merupakan euforian yang membuat seorang memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri sendiri dan mengembangkan rasa sejahtera dengan mengurangi keberanian dan kepercayaan diri. 6.
Ginjal Jahe memiliki efek diuretik dengan meningkatkan kemampuan untuk
mengeluarkan lebih banyak air seni (urine). 7. Sistem pernafasan Jahe adalah antitusif yang bekerja langsung pada pipa paru-paru (bronkus). Hal ini jahe lakukan dengan mengurangi produksi dahak. 8. Sendi dan jaringan ikat Jahe memiliki aksi mirip aspirin pda sendi, yakni dengan mengurangi rasa sakit, radang, dan kekakuan sendi. Jahe juga bebas efek samping serius, seperti
36
gangguan lambung dan keasaman yang disebabkan oleh aspirin, serta aman pada pasien asma tidak seperti aspirin. 9. Jahe dalam terapi tukak Jahe telah terbukti memiliki khasiat antitukak. Meskipun jahe terbukti bermanfaat dalam mengobati tukak yang dengan sengaja dipicu pada hewan laboratorium, belum ada percobaan sejenis yang dilakukan pada manusia. Sebaiknya, dosis jahe yang lebih besar dari 6 gram perhari dilaporkan dapat merangsang munculnya tukak pada tubuh yang sehat akibatnya dihasilkan asam, yakni HCI (asam hidroklorat). 2.3.5
Patofisiologi Jahe Terhadap Antiemetik
Menurut Budhawaar (2006), Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah satunya gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (antimuntah) yang manjur dengan bersifat memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila diblok maka otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan melemah sehingga rasa mual banyak berkurang. Suatu penelitian mengatakan melaporkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan kerja dari metoklopamid yakni senyawa penginduksi mual muntah. Jahe sangat efektif pada pengunaan antiemetik untuk mencegah mual muntah pada kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi) dan pada keadaan Motion sickness yaitu serangan mual muntah saat tubuh berputar, bergetar, atau saat orang berpergian dengan kendaraan bermotor karena perubahan keseimbangan. Efek antimetiknya
37
sebanding dengan metaklorobromida. Sepertiga sendok teh bubuk jahe yang direbus dengan secangkir air lalu diminum 3 kali sehari dapat digunakan sebagai terapi antiemetik dan pembangkit selera sebelum makan pada ibu hamil. Hasil uji farmakologi menunjukan bahwa jahe mempunyai aktivitas sebagai anti inflamasi. Hasil dalam uji ini memperlihatkan bahwa ekstrak jahe dalam air panas dapat menghambat aktivitas sinklooksigenase dan lipoksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandin dan leukotriena (mediator inflamasi). 2.3.6
Pengaruh Pemberian Minuman Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Pada Trimester Pertama
Hasil uji farmakologi menunjukkan bahwa jahe mempunyai aktivitas sebagai antiinflamasi. Uji laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak jahe dalam air panas menghambat aktivitas siklooksigenase dan lipoksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandin dan leukotriena (mediator inflamasi). Khasiat lain adalah sebagai antiemetik (antimuntah) dan sangat berguna pada ibu hamil untuk mengurangi morning sickness. Suatu penelitian melaporkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi nausea (mual) dan muntah. Efek antimetiknya sebanding dengan metaklorobromida. Menurut komisi E (German Federal Health Agency) jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan pencegahan gejala motion sickness. Beberapa riset membuktikan, jahe memang dikenal luas sebagai tumbuhan obat
yang
memiliki
berbagai
khasiat.
Hasil
penelitian
di
Thailand
mengungkapkan, jahe juga dapat meringankan gejala mual dan muntah yang
38
timbul pada wanita di awal kehamilan. Riset yang dilakukan oleh Universitas Chiang Mai di Thailand juga membuktikan keefektifan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah. Dalam riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang mengalami mual muntah yang diberikan suplemen yang mengandung 1 gram ekstrak jahe setiap hari, ternyata hasilnya sangat memuaskan dimana terjadi penurunan gejala mual muntah yang signifikan pada ibu-ibu hamil tersebut dibandingkan kurang dari sepertiga yang menggunakan plasebo (Booth, 2008). Menurut peneliti Caroline
Smith, PhD. Seorang professor obstetrics dan gynecology Univeristas Adelaide, Australia menyebutkan dari hasil penelitiannya bahwa ada efek menguntungkan dari minum jahe bagi wanita karena jahe dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
39
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Faktor yang mempengaruhi mual dan muntah pada kehamilan : 1. Peningkatan kadar HCG 2. Psikologi 3. Masalah Okupasional dan Ekonomi
Varietas Jahe: 1. Jahe Putih/Kuning Kecil 2. Jahe Putih/Kuning Besar 3. Jahe Merah/Jahe Sunti
Patofisiologi Jahe; 1. Efektif menurunkan metoklopamid 2. Mengandung gingerol dan memiliki aktifitas antiemetic
Kehamilan Trimester I
Mual muntah pada ibu hamil (emesis Gravidarum)
Upaya mengatasi mual muntah :Mengkonsumsi wedang Jahe
Penurunan Frekuensi Emesis Gravidarum
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian efektivitas pemberian wedang jahe (Zingiber officinale Var.Rubrum) terhadap penurunan emesis gravidarum pada trimester pertama di Pondok Bersalin desa Tebalo Manyar Gresik. Sumber: Modifikasi teori yaitu Athif, Denis Tiran (2008).
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti. Dari gambar 3.1 Pada kehamilan trimester pertama keluhan yang sering dialami ibu hamil yaitu emesis gravidarum ini terjadi karena adanya peningkatan human chorionic gonadotropine, psikologi dan masalah okupasional dan ekonomi. Dan salah satu cara untuk pencegahan terjadinya Emesis Gravidarum
40
adalah dengan konsumsi wedang jahe. Jahe efektif menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi mual dan muntah dan mengandung senyawa gingerol yang memiliki aktivitas antiemetik untuk mencegah mual dan muntah. Terutama pada kehamilan trimester pertama mual dan muntah sering terjadi, sehingga dengan minum minuman jahe akan menurunkan frekuensi mual muntah.
3.2 Hipotesis Penelitian Ada pengaruh pemberian wedang jahe dengan frekuensi emesis gravidarum pada trimester pertama di pondok bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik.
41
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperiment dengan rancangan control group pre-post test design. Penelitian “Efektivitas pemberian wedang jahe dengan frekuensi emesis gravidarum pada trimester pertama di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik” akan dilakukan pengamatan awal terhadap frekuensi terjadinya emesis gravidarum sebelum diberikan wedang jahe dan sesudah diberikan wedang jahe dengan membandingkan frekuensi rata-rata sebelum dan sesudah diberikan wedang jahe. Akan ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui efektivitas dari pemberian wedang jahe terhadap frekuensi emesis gravidarum. Rancangan penelitian ini adalah: F1 F3
X1 X2
F2 F4
Gambar 4.1 Jenis Penelitian Keterangan: F1
: Kelompok eksperimen sebelum diberikan wedang jahe
F2
: Kelompok eksperimen sesudah diberikan wedang jahe
F3
: Kelompok kontrol sebelum diberikan air putih dan gula
F4
: Kelompok kontrol setelah diberikan air putih dan gula
42
X1 : Perlakuan Jahe putih/kuning kecil/jahe sunti/jahe emprit sebanyak 2,5 gram di iris dan diseduh dengan air hangat 250 ml di tambah gula sebanyak 1 sendok makan (10 gram) diminum 2x1 sehari selama 4 hari berturut-turut. X2 : Air putih 250 ml dan gula 10 gram diminum 2x1 sehari selama 4 hari berturut-turut. 4.2 Kerangka Operasional Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan Instrumen Penelitian (Kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup untuk mengetahui data umum dan data khusus frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah intervensi)
Pengajuan Ethical Clearence
Perijinan
Sampling: Teknik simple random sampling Sampel #0 Responden Kelompok Eksperimen Sampel #0 Responden Sebelum Pemberian Jahe (Pengukuran Emesis Gravidarum hari ke 1) Intervensi (Pemberian Wedang Jahe hari ke 2-5) Sesudah Pemberian Wedang Jahe (Pengukuran Emesis Gravidarum hari ke 6)
Kelompok Kontrol Sampel #0 Responden Sebelum Pemberian Air Putih dan Gula (Pengukuran Emesis Gravidarum hari ke 1) Intervensi (Pemberian Air Putih dan Gula hari ke 2-5) Sesudah Pemberian Air Putih dan gula (Pengukuran Emesis Gravidarum hari ke 6)
Analisa Data Penyusunan Laporan Gambar 4.2 Kerangka Operasional Efektifitas Wedang Jahe terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Trimester Pertama
43
4.3 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi eksperimen dan populasi kontrol yang memenuhi kriteria. 1.
Populasi eksperimen Populasi penelitian yaitu ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum dan diberi perlakuan wedang jahe di Polindes Tebalo Manyar Gresik.
2.
Populasi kontrol Populasi penelitian yaitu ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum dan diberi perlakuan air putih dan gula (plasebo) di Polindes Tebalo Manyar Gresik.
4.4 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel 4.4.1 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum di Polindes Tebalo Manyar Gresik. 4.4.2 Besar Sampel Besar sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus pengambilan sampel menggunakan rumus Lemesshow (1997) yaitu : n = 2 ( Z1./2 + Z1- ) ² σ ² ( μ1 – μ 2 ) ²
44
Keterangan : n
= Jumlah sampel minimal
Z1./2 = Nilai distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan (untuk α= 0,05 adalah 1,96) Z1- = Nilai distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power) sebesar diinginkan (untuk β= 0,10 adalah 1,28) σ
= Standar deviasi kesudahan (outcome) = 1,794
μ1
= Rata-rata frekuensi emesis gravidarum kelompok kontrol = 4
μ2
= Rata-rata frekuensi emesis gravidarum kelompok eksperimen = 2
(Mengacu data dari penelitian Choiriyah, Z 2013)
hasil perhitungan sampel adalah sebagai berikut : n =
2 (1,96 + 1,28) ² (1,794) ² (4 – 2) ²
n = 67,60 = 16,9 ≈ 17 sampel 4
Berdasarkan perhitungan, di dapatkan besar sampel minimal yang harus diambil sebanyak 17 orang dengan perbandingan besar sampel antara kasus : kontrol = 1:1, dimana sampel terdiri dari 17 responden sebagai kelompok eksperimen dan 17 responden sebagai kelompok kontrol, sehingga jumlah sampel secara keseluruhan adalah 34 sampel. 4.4.3 Cara Penentuan Sampel Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum.
45
2. Ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum yang bersedia diberikan wedang jahe. 3. Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi obat antiemetik (mual muntah). 4.4.4 Cara pengambilan sampel Dalam penelitian ini pemilihan sampling dilakukan metode simple random sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel secara acak, setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Proses sampling menggunakan data dari buku register ibu hamil di Polindes Tebalo gresik sejumlah 43 orang masing-masing diberi nomor urut dari 01 sampai dengan 43, setelah pemberian nomor dilakukan dilanjutkan dengan melakukan pengundian untuk mendapatkan 34 nomor. Dari 34 nomor dilakukan pengundian kembali untuk mendapatkan 17 nomor untuk kelompok eksperimen, sisa 17 nomor digunakan untuk kelompok kontrol.
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Juli 2014.
46
4.6 Variabel, dan Definisi Operasional 4.6.1 Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah “wedang jahe” 2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah frekuensi emesis gravidarum pada trimester pertama. 4.6.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 4.1 Definisi Operasional Efektifitas Wedang Jahe terhadap Penurunan Emesis No 1.
2.
Gravidarum pada Trimester Pertama di Pondok Bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik”. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Independen: Jahe putih/kuning Timbangan wedang jahe kecil/Sunti/jahe emprit sebanyak 2,5 gram di iris dan diseduh air panas 250 ml ditambah gula 1 sendok makan (10 gram), diminum 2x1 sehari selama 4 hari. Dependen: Frekuensi emesis Kuesioner Dengan Ratio Penurunan gravidarum (mual menanyakan Emesis muntah) responden berapa Gravidarum kali dalam sehari ibu mengalami mual dan muntah
4.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 4.7.1 Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner. Sedangkan data
47
sekunder yaitu ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum diperoleh dari buku register ibu hamil di Polindes Tebalo Manyar Gresik. 4.7.2 Instrumen Penelitian Instrumen (alat) yang digunakan adalah kuesioner. Untuk memperoleh data karakteristik (data umum) ibu hamil trimester pertama, berupa kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup sebanyak 5 pertanyaan meliputi umur, umur kehamilan dan gravida (jumlah anak), Pendidikan, dan Pekerjaan. Pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui intensitas mual dan muntah adalah kuesioner. Pengisian kuesioner di isi sendiri oleh responden baik kelompok kontrol maupun kelompok intervensi untuk mencegah kesalahan atau lupa frekuensi emesis gravidarum yang dirasakannya tiap hari. Kemudian peneliti akan melakukan wawancara dengan menanyakan responden tentang frekuensi mual muntah yang mereka rasakan dalam 24 jam untuk memastikan kebenaran data yang telah di isi responden. Pengukuran dilakukan dalam 1x24 jam sebelum perlakuan diberikan, dan diukur kembali 1x24 jam berikutnya setelah diberikan perlakuan selama 4 hari berturut-turut. Pada kelompok eksperimen akan diberikan wedang
jahe pada hari ke 2 hingga hari ke 5, sedangkan pada kelompok kontrol
akan diberikan minuman pengganti wedang jahe (plasebo) berupa minuman air putih dan gula.
48
4.8 Teknik Analisa Data Variabel yang diteliti disajikan dalam bentuk tabel dan analisis data dilakukan secara analitik dan deskriptif. Analisis data secara deskriftif yaitu menggambarkan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah perlakuan, kemudian membandingkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata frekuensi emesis gravidarum secara analitik. Teknik analisis data yang digunakan adalah independent t test dan paired t test dengan menggunakan program SPSS.
49
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Pondok bersalin desa (Polindes) Tebalo
merupakan sarana pelayanan
kesehatan di bawah binaan wilayah Puskesmas Sukomulyo. Lokasi Polindes Tebalo terletak di desa Tebalo dekat dengan tempat umum seperti terminal Bunder, Pemkot Gresik, Rumah Sakit Umum Daerah Gresik Ibnu Sina dan mudah terjangkau dengan fasilitas transportasi umum. Luas wilayah kerja Polindes Tebalo sebesar 61.750 km² dengan jumlah penduduk yaitu 2.525 orang, dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara
: Desa Banjarsari, Kecamatan kebomas
Sebelah timur
: Desa Suci, Kecamatan Manyar
Sebelah selatan
: Desa Dahanrejo, Kecamatan Manyar
Sebelah barat
: Desa Ambeng-ambeng, Kecamatan duduk sampeyan
Wilayah kerja Polindes Tebalo memiliki 4 sekolah dengan distribusi sebagai berikut: PAUD, TK, SD dan MI. Sedangkan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan antara lain: sebuah Polindes dengan seorang bidan desa dan seorang perawat, 6 posyandu balita dan sebuah posyandu lansia.
50
5.2 Gambaran Umum Responden 5.2.1 Karakteristik ibu hamil berdasarkan umur Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 34 responden dapat diketahui bahwa umur ibu hamil sebagian besar berumur 20-30 tahun pada kelompok eksperimen sebesar 29,4%. Sedangkan kelompok kontrol sebesar 17,6% berumur 20-30 tahun dan > 30 tahun. Rata-rata umur pada kelompok ekspeerimen adalah 24 tahun sedangkan kelompok kontrol yaitu 25 tahun. Distribusi karakteristik ibu hamil berdasarkan umur pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p = 0,666. Berikut ini tabel 5.1 distribusi umur ibu hamil berdasarkan umur Tabel 5.1 Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Umur pada Tahun 2014 Umur Kelompok Kelompok Total Eksperimen Kontrol f % f % f % < 20 tahun 4 11,8 5 14,7 9 26,5 20-30 tahun 10 29,4 6 17,6 16 47,0 > 30 tahun 3 8,8 6 17,6 9 26,5 Total 17 50 17 50 34 100 Mean 24 tahun 25 tahun p = 0,666
5.2.2 Karakteristik ibu hamil berdasarkan umur kehamilan Dari 34 ibu hamil dapat diketahui bahwa umur kehamilan paling banyak adalah 5-8 minggu, pada kelompok eksperimen yaitu sebanyak 32,3% dan kelompok kontrol yaitu 20,6%. rata-rata umur kehamilan kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing berumur 6 minggu yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada distribusi karakteristik berdasarkan umur kehamilan dengan nilai p = 1,000.
51
Tabel 5.2 Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Umur Kehamilan pada Tahun 2014 Umur Kelompok Kelompok Total Kehamilan Eksperimen Kontrol f % f % f % 1-4 minggu 4 11,8 6 17,6 10 29,5 5-8 minggu 11 32,3 7 20,6 18 52,9 9-12 minggu 2 5,9 4 11,8 6 17,6 Total 17 50 17 50 34 100 Mean 6 minggu 6 minggu p = 0,950
5.2.3 Karakteristik ibu hamil berdasarkan Gravida Distribusi ibu hamil berdasarkan gravida di bagi menjadi 2 kelompok yaitu primigravida dan multigravida. Berikut ini hasil tentang gravida ibu hamil pada tabel 5.3: Tabel 5.3 Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Gravida pada Tahun 2014 Gravida Kelompok Kelompok Total Eksperimen Kontrol f % f % f % Primigravida 12 35,3 8 23,5 20 58,8 Multigravida 5 14,7 9 26,5 14 41,2 Total 17 50 17 50 34 100 p = 0,296
Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen gravida ibu hamil paling banyak adalah primigravida yaitu 35,3%, sedangkan kelompok kontrol gravida ibu hamil paling banyak adalah multigravida yaitu 26,5%. Karakteristik ibu hamil berdasarkan gravida menunjukkan tidak ada perbedaan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
52
5.2.4
Karakteristik ibu hamil berdasarkan Pendidikan
Pendidikan ibu hamil dikelompokkan menjadi 3 tingkatan yaitu SMP, SMA, Akademi/PT. Berikut ini tabel 5.4 tentang tingkat pendidikan ibu hamil: Tabel 5.4 Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Tebalo Manyar Gresik Berdasarkan Pendidikan pada Tahun 2014 Pendidikan Kelompok Kelompok Total Eksperimen Kontrol f % f % f % SMP 4 11,8 12 35,3 16 47,1 SMA 9 26,4 3 8,8 12 35,3 Akademi/PT 4 11,8 2 5,9 6 17,6 Total 17 50 17 50 34 100 p = 0,022 Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA sebesar 26,4%, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat pendidikan paling banyak adalah SMP yaitu 35,3%. ada perbedaan karakteristik ibu hamil berdasarkan pendidikan dengan nilai p = 0,022. 5.2.5 Karakteristik ibu hamil berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan ibu hamil dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu ibu rumah tangga, swasta, wiraswasta, PNS. Berikut ini tabel 5.5 distribusi ibu hamil berdasarkan pekerjaan: Tabel 5.5 Distribusi Ibu Hamil Trimester Pertama Polindes Gresik Berdasarkan Pekerjaan pada Tahun 2014 Pekerjaan Kelompok Kelompok Eksperimen Kontrol f % f % Ibu Rumah Tangga 8 23,5 6 17,6 Swasta 4 11,8 7 20,6 Wiraswasta 3 8,8 4 11,8 PNS 2 5,8 0 0,0 Total 17 50 17 50 p = 0, 355
Tebalo Manyar Total f 14 11 7 2 34
% 41,2 32,4 20,6 5,8 100
53
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen mayoritas ibu hamil bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 23,5%, dan pada kelompok kontrol mayoritas ibu hamil bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 20,6%. tidak ada perbedaan karakteristik ibu hamil berdarkan pekerjaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai p = 0, 355.
5.3 Perbedaan
frekuensi
emesis
gravidarum
sebelum
dan
sesudah
pemberian wedang jahe pada kelompok eksperimen Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe kelompok eksperimen pada tabel 5.6: Tabel 5.6
Perbedaan Emesis Gravidarum Sebelum dan Wedang Jahe pada Kelompok Eksperimen Manyar Gresik tahun 2014 Frekuensi Emesis Rata-Rata Standar Deviasi Gravidarum Sebelum 3,71 1,212 Sesudah 2,24 1,251
Sesudah Pemberian di Polindes Tebalo t hitung
Nilai p
4.564
0,000
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan rata-rata emesis gravidarum pada ibu hamil sebanyak 3,71 kali/hari dengan standar deviasi 1,212 sebelum diberikan wedang jahe. Sedangkan rata-rata emesis gravidarum pada ibu hamil sesudah diberikan wedang jahe 2,24 kali/hari dengan standar deviasi 1,251. Dengan menggunakan paired t test didapatkan t hitung 4.564 dan p value = 0,000 < (α =0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil yang signifikan sebelum dan sesudah diberi wedang jahe pada kelompok eksperimen di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014.
54
5.4 Perbedaan
frekuensi
emesis
gravidarum
sebelum
dan
sesudah
pemberian air putih dan gula pada kelompok kontrol Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian air putih kelompok kontrol sebagaimana pada tabel 5.7: Tabel 5.7 Perbedaan Emesis Gravidarum Sebelum dan Sesudah Pemberian Air putih dan Gula pada Kelompok Kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014 Frekuensi Emesis Rata-Rata Standar Deviasi t hitung Nilai p Gravidarum Sebelum 5,00 1,541 1,900 0,076 Sesudah 5,71 1,263 Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan rata-rata emesis gravidarum pada ibu hamil sebanyak 5,00 kali/hari dengan standar deviasi 1,541 sebelum diberikan air putih. Sedangkan rata-rata emesis gravidarum pada ibu hamil sesudah diberikan air putih 5,71 kali/hari dengan standar deviasi 1,263. Dengan menggunakan paired t test didapatkan t hitung 1,900 p value = 0,076 > (α =0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan air putih dan gula pada kelompok kontrol di Polindes tebalo Manyar Gresik tahun 2014. 5.5 Perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Dari hasil penelitian diperoleh frekuensi emesis gravidarum sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 5.8:
55
Tabel 5.8 Frekuensi Emesis Gravidarum Sebelum Perlakuan pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014 Frekuensi Emesi Gravidarum Rata-Rata Standar Eror t hitung Nilai p sebelum Rata-Rata Kelompok Eksperimen 3.71 0,294 2,721 0.010 Kelompok Kontrol 5,00 0,374
Berdasarkan tabel 5.8 terlihat bahwa rata-rata frekuensi emesis gravidarum kelompok eksperimen di Polindes Tebalo sebelum pemberian wedang jahe sebanyak 3,71 kali/hari, sedangkan rata-rata emesis gravidarum pada kelompok kontrol sebelum pemberian air putih sebanyak 5,00 kali. Berdasarkan nilai uji t hitung 2,721 dan p-value sebesar 0,010 < (α=0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama di Polindes Tebalo antara kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberi perlakuan menunjukkan adanya perbedaan frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka untuk mengetahui perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum sesudah pemberian perlakuan yang akan dianalisis yaitu selisih frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh selisih frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 5.9: Tabel 5.9 Selisih Frekuensi Emesis Gravidarum Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014 Frekuensi Emesi Gravidarum Rata-Rata Standar Eror t hitung Nilai p Sesudah selisih Rata-Rata Kelompok Eksperimen -1,47 0,32219 -4,426 0,000 Kelompok Kontrol 0,71 0,37145
56
Pada tabel 5.9 terlihat bahwa selisih rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah kelompok eksperimen -1,47 yang artinya ada penurunan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe, sedangkan selisih rata-rata frekuensi emesis gravidarum pada kelompok kontrol 0,71. Berdasarkan nilai uji t hitung -4,426 dan p-value sebesar 0,000 < (α=0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum yang signifikan pada ibu hamil trimester pertama di Polindes Tebalo Manyar Gresik pada kelompok eksperimen dan kontrol.
BAB VI PEMBAHASAN
6.1
Gambaran Karakteristik Umum Responden Kesadaran responden Polindes Tebalo tentang kehamilan yang aman cukup
tinggi dilihat dari umur responden terbanyak berada pada usia yang aman untuk hamil (20-30 tahun) sebesar 29,4% pada kelompok eksperimen dan 17,6% pada kelompok kontrol. Hasil ini sesuai dengan Manuaba (2005) bahwa kehamilan dikatakan berisiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun. Karakteristik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan dengan nilai p = 0,649. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mayoritas umur kehamilan 5-8 minggu yaitu sebesar 32,3% pada kelompok eksperimen dan 20,6% pada kelompok kontrol. Selama awal trimester kehamilan kadar serum hCG meningkat, dengan meningkatnya kadar hormon secara tiba-tiba dapat menimbulkan efek pedih di lambung berupa mual-mual (Tiran, 2009). Tidak ada perbedaan karakteristik umur kehamilan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai p = 1,000. Sebanyak 35,3% ibu hamil pada kelompok eksperimen adalah primigravida. Sedangkan pada kelompok kontrol 26,5% adalah multigravida. Hal ini tidak sesuai dengan Winkjosastro (2009) bahwa keadaan emesis gravidarum terjadi sekitar 60-80% pada primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Antara
57
58
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada ada perbedaan dengan nilai p = 0,296. Pendidikan ibu hamil pada kelompok eksperiman yaitu 26,4% berpendidikan SMA, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 35,3% berpendidikan SMP. Hasil penelitian ini tidak sama dengan Wiknjosastro (2009) yang menyatakan bahwa kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah, karena secara teoritis ibu hamil yang berpendidikan lebih rendah cenderung kurang memperhatikan kesehatan diri dan kehamilannya, sedangkan
dalam
penelitian
ini
sebagian
besar
kelompok
eksperimen
berpendidikan tinggi yaitu SMA sebesar 26,4%. Pendidikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ada perbedaan dengan nilai p = 0,022. Menurut Chittuma (2007) emesis gravidarum sering kali terjadi pada wanita hamil yang berada diantara keluarga atau dalam rutinitas kerja hal ini sesuai dengan penelitian ini bahwa mayoritas pada kelompok eksperimen ibu hamil bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 23,5%, sedangkan pada kelompok kontrol 20,6% bekerja sebagai karyawan swasta. Tidak ada perbedaan karakteristik pekerjaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,355.
6.2 Perbedaan Emesis Gravidarum sebelum dan sesudah pemberian wedang jahe pada kelompom eksperimen Rata-rata emesis gravidarum sebelum diberikan wedang jahe pada ibu hamil kelompok eksperimen sebanyak 3,71 kali/hari dengan standar deviasi 1,212 dan
59
setelah diberikan wedang jahe rata-rata emesis gravidarum sebanyak 2,24 kali/hari dengan standar deviasi 1,251. Dari hasil uji statistik menggunakan paired t test diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil sebelum dan sesudah diberi wedang jahe pada kelompok eksperimen dengan nilai (p = 0,000). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian vutyavanich et al (2001) yang membuktikan keefektifan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum, bahwa pemberian intervensi pada kelompok yang diberikan tablet jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah dibandingkan kelompok yang diberikan tablet placebo. Menurut Budhawaar (2006), Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah satunya gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (antimuntah) yang manjur dengan bersifat memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila diblok maka otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan melemah sehingga rasa mual banyak berkurang. Jahe sangat efektif pada pengunaan antiemetik untuk mencegah emesis gravidarum pada kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi) dan pada keadaan Motion sickness yaitu serangan emesis gravidarum saat tubuh berputar, bergetar, atau saat orang berpergian dengan kendaraan bermotor karena perubahan keseimbangan. Mayoritas masyarakat desa Tebalo adalah bekerja sebagai karyawan swasta dengan sosial ekonomi menengah kebawah sehingga ketika menghadapi keluhan
60
emesis gravidarum pada trimester pertama membutuhkan alternatif penurun emesis gravidarum yang harganya murah dan mudah dijangkau yaitu wedang jahe yang merupakan salah satu alternatif penurun emesis gravidarum untuk mengurangi perasaan cemas dan ketidaknyamanan selama kehamilan. Sehingga ibu hamil dapat melanjutkan aktifitas sehari-hari dengan tenang dan nyaman dan berkonsentrasi penuh menjaga kehamilan hingga menuju persalinan dengan ibu dan bayi yang sehat dengan perasaan tenang tanpa dibebani apapun hingga didapatkan calon generasi bangsa yang cerdas.
6.3 Perbedaan Emesis Gravidarum sebelum dan sesudah pemberian air putih dan gula pada kelompok kontrol Rata-rata emesis gravidarum sebelum diberikan air putih dan gula pada ibu hamil kelompok kontrol sebanyak 5,00 kali/hari dan setelah diberikan air putih dan gula rata-rata emesis gravidarum sebanyak 5,71 kali/hari. Hasil uji statistik menggunakan paired t test dengan dengan nilai (p = 0,076) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan air putih dan gula pada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Choiriyah, Z (2013), bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan frekuensi mual muntah ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian air putih pada kelompok kontrol. Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjut
dan berubah menjadi
hyperemesis
gravidarum
yang dapat
61
meningkatkan risiko terjadinya gangguan kehamilan. Wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi. (Wiknjosastro, 2009). Pemberian air putih dan gula merupakan salah satu cara yang diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada ibu hamil dikarenakan banyaknya emesis gravidarum yang dikeluarkan, dehidrasi merupakan masalah yang sering dialami ibu hamil mual muntah. Sehingga dengan pemberian air putih dan gula ibu hamil tidak
mengalami
dehidrasi
yang
akan
membahayakan
kehamilan
dan
kesehatannya dan tidak mengganggu aktifitas sehari-hari yang dijalani.
6.4
Perbedaan efektivitas penurunan frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Perbedaan efektivitas penurunan frekuensi emesis gravidarum didapatkan
menganalisis selisih frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, hasil yang didapatkan nilai (p = 0,000) menunjukkan bahwa ada perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama di Polindes Tebalo pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut peneliti Smith, C (2004) Seorang professor obstetrics dan gynecology Univeristas Adelaide, Australia menyebutkan dari hasil penelitiannya bahwa ada efek menguntungkan dari minum jahe bagi wanita karena jahe dapat mengurangi rasa mual dan muntah, bahwa jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan sehingga mual muntah banyak
62
berkurang. hasil penelitian Smith, C didukung dengan penelitian Vutyavanich et al (2001) bahwa jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan pencegahan gejala mual muntah. Sebuah survey yang dilakukan oleh Power et al (2001) di washington DC dalam buku Tiran (2009) menemukan bahwa dokter obstetrik
lebih
cenderung
menyarankan
wanita
hamil
untuk
mencoba
mengkonsumsi jahe sebelum meresepkan obat antiemetik. Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan hormon-hormon
kehamilan,
seperti
hormon
HCG
(hormon
Chorionic
Gonadotropin) yang dihasilkan dalam aliran darah untuk menjaga persediaan estrogen dan progesterone (Tiran, 2009). Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) ini akan mencapai kadar tertinggi pada usia kehamilan 12-16 minggu dan akan langsung mempengaruhi sistem pencernaan seperti menurunnya daya cerna dan peristaltik usus disertai dengan peningkatan asam lambung dan penurunan selera makan (Wiknjosastro,2009). Jahe dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif untuk mengatasi emesis gravidarum sebelum menggunakan obat antiemetik. Tidak sulit untuk menemukan jahe karena tanaman ini sekarang banyak digunakan di antaranya sebagai bumbu masak, pemberi aroma berbagai makanan dan minuman serta bahan obat-obatan tradisional. Keuntungan lain dari penggunaan wedang jahe untuk mengatasi emesis gravidarum yaitu harganya murah juga mudah dijangkau, mudah didapatkan dipasaran. Kandungan wedang jahe aman dari bahan berbahaya karena dapat dibuat sendiri sehingga ibu hamil tidak perlu khawatir akan membahayakan kehamilan dan janinnya.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan 1. Rata-rata frekuensi emesis gravidarum kelompok eksperimen sebelum diberikan wedang jahe sebanyak 3,71 kali/hari dan ada penurunan setelah diberikan wedang jahe yaitu menjadi 2,24 kali/hari. Ada perbedaan yang signifikan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil sebelum dan sesudah diberi wedang jahe pada kelompok eksperimen di Polindes Tebalo Manyar tahun 2014 (p = 0,000). 2. Rata-rata frekuensi emesis gravidarum kelompok kontrol sebelum diberikan air putih dan gula sebanyak 5,00 kali/hari dan menjadi 5,71 kali/hari. Tidak ada perbedaan yang signifikan frekuensi emesis gravidarum ibu hamil sebelum dan sesudah diberi air putih dan gula pada kelompok kontrol di Polindes Tebalo Manyar tahun 2014 (p = 0,076). 3. Selisih rata-rata sebelum dan sesudah frekuensi emesis gravidarum kelompok eksperimen yaitu -1,47 yang artinya ada penurunan frekuensi emesis gravidarum, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,71 yang artinya tidak ada perubahan frekuensi emesis gravidarum. Ada perbedaan efektifitas penurunan frekuensi emesis gravidarum sebelum dan sesudah perlakuan pada ibu hamil trimester pertama pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di Polindes Tebalo Manyar Gresik tahun 2014 (p = 0,000).
63
64
7.2 Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Perlu peningkatan program kesehatan dalam bidang reproduksi khususnya kehamilan serta upaya peningkatan pengetahuan bahwa wedang jahe sebagai minuman penurun emesis gravidarum trimester pertama yaitu melalui KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan tentang emesis gravidarum dan manfaat wedang jahe dalam menurunkan emesis Gravidarum. 2. Bagi penelitian lanjutan Melanjutkan penelitian ini dengan metode yang lebih aplikatif maupun jenis sediaan jahe yang digunakan sehingga jahe dapat menjadi altematif untuk mengurangi gejala mual muntah dengan berbagai jenis sediaan yang murah dan mudah di jangkau oleh masyarakat.
65
DAFTAR PUSTAKA BKKBN. 2013. Hasil SDKI Angka Kematian Ibu 2012. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=900 (sitasi 20 november 2013). Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. 2005. Buku ajar keperawatan maternitas Edisi 4. Alih bahasa: Maria, A. W., & Peter I. N. Jakarta: EGC. Booth, Trish. 2008. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Budhwaar, Vikaas. 2006. Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Chittuma, P., Kaewkiattikun K, dan Wiriyasiriwach B . 2007. Comparison of the effektiveness of ginger and vitamin B6 for treatment of nausea and vomiting in early pregnancy. Departement of Obstetrics and Gynecology, Bangkok Metropolitan Administration Medical College and Vajira Hospital. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17621727 (sitasi 20 November 2013). Choiriyah, Zumrotul., dan Anggun Trisnasari. Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran tahun2013/http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3165.pdf (sitasi 20 november 2013). Dorland, WA Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Ed 29 Terjemahan. Jakarta: Kedokteran EGC. Harmono dan Agus Andoko. 2005. Budi daya dan Peluang Bisnis Jahe. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Huliana, Mellyna. 2006. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara. Kriebs, Jan M. 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta: EGC Lamadhah, Athif. 2006. Buku Pintar Kehamilan dan Melahirkan. Jogjakarta: Diva Press. Lemeshow, Stanley dan Lwanga, Stephen K. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan Edisi Terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
66
Manuba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Kedokteran EGC. Maulana, Mirza. 2008. Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Jogjakarta: Kata hati. Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rinneka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Septiatin, Atin. 2008. Apotek Hidup dari Rempah, Tanaman Hias dan Tanaman Liar. Bandung: Yrama widya. Smith, C., Caroline Crowther., Kristyn Wilson., Neil Hotham., and Vicki McMillian. 2004. A Randomized Controlled Trial of Ginger to Treat Nausea and Vomiting in Pregnancy. The American College of Obstetricians and Gyenocologist. Vol. 103 No. 4 hal 639-645. Supriadi., M. Yusron, dan Dono Wahyuno. 2011. JAHE (Zingiber officinale Rosc.) Status Teknologi Hasil Penelitian Jahe. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Rose, Wendy dan Harmiel M Soekardjo, HM. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat. Tiran D. 2009. Mual dan Muntah Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Kedokteran EGC. Vutyavanich, Teraporn., Theerajan Kraisarin, dan Rung-Aroon Runangsari. 2001. Ginger For Nausea and Vomiting in Pregnancy Randomized-Double-Masked, Placebo-Controlled-Trial. Departement of Obstetric and Gynaecology, Chiang Mai University Thailand. Vol 97 no.04 hal 577-582. Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Efektivitas Pemberian Wedang Jahe terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Trimester Pertama
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Usia
:
Alamat
:
Telah mendapat keterangan secara rinci dan jelas mengenai : 1. Penelitian yang berjudul
“Efektivitas Pemberian Wedang Jahe terhadap
Penurunan Emesis Gravidarum pada Trimester Pertama” 2. Perlakuan yang akan diterapkan pada responden 3. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian Responden dapat bertanya mengenai hal-hal yang tidak jelas dalam penelitian ini kepada peneliti utama yaitu Ummi Hasanah A (No.hp 085730005559). Oleh karena itu saya bersedia dengan sukarela dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan menjadi responden dalam penelitian ini. Surabaya, April 2014 Peneliti
Responden
Ummi Hasanah A
(.................................)
Saksi,
(..........................................)
PENJELASAN LEMBAR PERSETUJUAN Kepada Partisipan Penelitian
Judul Penelitian : Efektivitas Pemberian Wedang Jahe terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Trimester Pertama di Polindes Tebalo kecamatan Manyar Gresik. Peneliti : Ummi Hasanah Alyamaniyah, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pemberian wedang jahe terhadap penurunan Emesis Gravidarum pada trimester pertama di pondok bersalin Desa Tebalo Manyar Gresik.
Manfaat yang dapat di peroleh Responden yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan manfaat dari wedang jahe yang dapat menurunkan frekuensi mual muntah dan membuat rasa nyaman sehingga mual muntah tidak mengganggu aktifitas responden.
Resiko yang mungkin terjadi Ada kemungkinan beberapa dari ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum tidak menyukai aroma dari jahe. Bila anda merasa bahwa dengan meminum minuman jahe tersebut menimbulkan perasaan tidak nyaman, harap tidak melibatkan diri dalam penelitian ini. Bila ada side effect atau efek samping dari pemberian minuman jahe ini menimbulkan dehidrasi maka responden segera menghubungi peneliti, dan peneliti akan segera membawa responden ke klinik atau rumah sakit terdekat.
Privasi dan kerahasiaan Semua informasi yang anda berikan akan di rahasiakan dan hanya di gunakan dalam penelitian ini. Bila data anda di publikasikan, kerahasiaannya tetap di jaga.
Partisipan sifatnya sukarela Partisipasi dalam setiap penelitian, termasuk penelitian ini, sifatnya sukarela penuh. Bila anda tidak ingin berpartisipasi, anda tidak harus melakukannya. Bila anda telah mengisi dan menyerahkan kuesioner, data tersebut sudah tidak dapat lagi di tarik. Seperti yang telah di jelaskan secara mendetil sebelumnya, data yang masuk tidak dapat di identifikasi.
Hak untuk Mengundurkan diri Responden memiliki hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini jika merasa tidak nyaman atau terganggu dengan penelitian ini.
Cinderamata Atas kerjasama yang responden berikan untuk kelancaran penelitian ini, maka peneliti akan memberikan cinderamata sebagai ungkapan terima kasih kami atas kerjasama anda.
Prosedur Penelitian Penelitian ini memerlukan waktu 8 hari yaitu hari ke 1-2 responden mengisi lembar kuesioner frekuensi mual muntah sebelum di berikan wedang jahe pada kelompok eksperimen dan air putih dan gula bagi kelompok kontrol. Hari ke 3-6 responden mendapat perlakuan yaitu meminum wedang jahe 2x/hari atau air putih dan gula yang disediakan oleh peneliti. Kemudian hari ke 7-8 responden mengisi kembali lembar kuesioner frekuensi mual muntah sesudah diberikan wedang jahe atau air putih dan gula.
KUESIONER PENELITIAN “EFEKTIVITAS PEMBERIAN WEDANG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) TERHADAP PENURUNAN EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER PERTAMA DI PONDOK BERSALIN DESA TEBALO MANYAR GRESIK”
No. Responden
:
Tanggal Pengisian
:
Identitas Responden 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Alamat
:
4. Umur Kehamilan
:
5. Anak ke (Gravida)
:
6. Pendidikan
:
7. Pekerjaan
:
LEMBAR FREKUENSI MUAL MUNTAH
Hari ke-1 (Sebelum) Tanggal : Berikan tanda centang pada frekuensi mual atau muntah atau keduanya Tuliskan waktu kejadian mual atau muntah atau keduanya
Jam
Frekuensi Mual
Muntah
LEMBAR FREKUENSI MUAL MUNTAH
Hari ke-6 (Sesudah) Tanggal : Berikan tanda centang pada frekuensi mual atau muntah atau keduanya Tuliskan waktu kejadian mual atau muntah atau keduanya
Jam
Frekuensi Mual
Muntah
Eksperimen umur Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 20 tahun
4
23.5
23.5
23.5
20-30 tahun
10
58.8
58.8
82.4 100.0
> 30 tahun Total
3
17.6
17.6
17
100.0
100.0
Kontrol Umur Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 20 tahun
5
29.4
29.4
29.4
20-30 tahun
6
35.3
35.3
64.7
> 30 tahun
6
35.3
35.3
100.0
17
100.0
100.0
Valid Total
Eksperimen Umur Kehamilan Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1-4 minggu
2
11.8
11.8
5-8 minggu
11
64.7
64.7
76.5
9-12 minggu
4
23.5
23.5
100.0
17
100.0
100.0
Total
11.8
Kontrol Umur Kehamilan Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1-4 minggu
4
23.5
23.5
23.5
5-8 minggu
7
41.2
41.2
64.7 100.0
9-12 minggu Total
6
35.3
35.3
17
100.0
100.0
Eksperimen Pendidikan Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SMP
4
23.5
23.5
SMA
9
52.9
52.9
76.5
AKademi / PT
4
23.5
23.5
100.0
17
100.0
100.0
Total
23.5
Kontrol Pendidikan Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SMP
3
17.6
17.6
SMA
12
70.6
70.6
88.2
2
11.8
11.8
100.0
17
100.0
100.0
AKademi / PT Total
17.6
Eksperimen Pekerjaan Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ibu Rumah Tangga
4
23.5
23.5
23.5
Swasta
8
47.1
47.1
70.6
Wiraswasta
3
17.6
17.6
88.2 100.0
PNS
2
11.8
11.8
Total
17
100.0
100.0
Kontrol Pekerjaan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ibu Rumah Tangga
6
35.3
35.3
35.3
Swasta
7
41.2
41.2
76.5
Wiraswasta
4
23.5
23.5
100.0
17
100.0
100.0
Valid Total
Eksperimen Gravida Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Primigravida
12
70.6
70.6
70.6
Multigravida
5
29.4
29.4
100.0
17
100.0
100.0
Total
Kontrol
Gravida Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Primigravida
8
47.1
47.1
47.1
Multigravida
9
52.9
52.9
100.0
17
100.0
100.0
Total
Kolmogorov smirnov 1 sampel Kontrol sebelum
Kontrol Sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sesudah
Sebelum N
17
Normal Parametersa
Mean
5.0000
Std. Deviation
N
17
Normal Parametersa
Std. Deviation
1.54110
Most Extreme
Absolute
.154
Differences
Positive
.097
Negative
-.154
Mean
5.7059 1.26317
Most Extreme
Absolute
.200
Differences
Positive
.153
Negative
-.200
Kolmogorov-Smirnov Z
.633
Kolmogorov-Smirnov Z
.825
Asymp. Sig. (2-tailed)
.818
Asymp. Sig. (2-tailed)
.504
a. Test distribution is Normal.
a. Test distribution is Normal.
Eksperimen Sebelum
Eksperimen Sesudah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebelum sesudah N
17 N
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
3.7059
Normal Parametersa
17 Mean
2.2353
1.21268 Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
.190
Differences
Positive
.190
Negative
-.151
Kolmogorov-Smirnov Z
.785
Asymp. Sig. (2-tailed)
.569
1.25147
Most Extreme
Absolute
.190
Differences
Positive
.163
Negative
-.190
Kolmogorov-Smirnov Z
.784
Asymp. Sig. (2-tailed)
.570
a. Test distribution is Normal. a. Test distribution is Normal.
Selisih eksperimen
Selisih control One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
selisihkontrol
Selisih eksperimen N
17 Mean
Normal Parametersa,b Std.
-1.7059 .98518
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
.265
Positive
.264
Negative
-.265
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.093
Mean Std.
b. Calculated from data.
1.53153
Absolute
.223
Positive
.140
Negative
-.223
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
.920
Asymp. Sig. (2-tailed)
.365
.184 a. Test distribution is Normal.
a. Test distribution is Normal.
.7059
Deviation
Deviation Absolute
17
N
b. Calculated from data.
Uji t independent (umur) Group Statistics kelompok responden
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
17
24.2941
4.67393
1.13359
Control
17
25.1176
6.22377
1.50949
umur
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
Difference
Difference
the Difference Lower
Equal variances assumed
3.792
.060
Upper
-.436
32
.666
-.82353
1.88775
-4.66874
3.02168
-.436
29.692
.666
-.82353
1.88775
-4.68050
3.03344
umur Equal variances not assumed
Uji t independent (umur kehamilan)
Group Statistics kelompok responden
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
17
6.0000
2.50000
.60634
kontrol
17
6.0588
2.92555
.70955
umur kehamilan
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
Difference
Difference
the Difference Lower
Equal variances assumed
1.357
.253
Upper
-.063
32
.950
-.05882
.93333
-1.95996
1.84231
-.063
31.241
.950
-.05882
.93333
-1.96177
1.84412
umur Equal variances not assumed
Chi square (Gravida) Case Processing Summary Cases Valid N gravida * kelompok
Missing
Percent 34
N
100.0%
Total
Percent 0
0.0%
gravida * kelompok Crosstabulation Count kelompok eksperimen
Total
kontrol
Primigravida
12
8
20
Multigravida
5
9
14
17
17
34
gravida Total
N
Percent 34
100.0%
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity
Correctionb
Likelihood Ratio
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
1.943a
1
.163
1.093
1
.296
1.964
1
.161
Fisher's Exact Test
.296
Linear-by-Linear Association
1.886
N of Valid Cases
1
.148
.170
34
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00. b. Computed only for a 2x2 table
Pendidikan Case Processing Summary Cases Valid N Pendidikan * kelompok
Missing
Percent 34
100.0%
N
Total
Percent 0
0.0%
N
Percent 34
100.0%
Pendidikan * kelompok Crosstabulation Count kelompok eksperimen
Pendidikan
Total
kontrol
SMP
4
12
16
SMA
9
3
12
Akademi / PT
4
2
6
17
17
34
Total
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
7.667a
2
.022
Likelihood Ratio
8.005
2
.018
Linear-by-Linear Association
5.093
1
.024
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
34
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
Pekerjaan
Case Processing Summary Cases Valid N pekerjaan * kelompok
Missing
Percent 34
N
Total
Percent
100.0%
0
0.0%
responden
pekerjaan * kelompok responden Crosstabulation Count kelompok responden eksperimen
Total
kontrol
Ibu Rumah Tangga
8
6
14
Swasta
4
7
11
Wiraswasta
3
4
7
PNS
2
0
2
17
17
34
pekerjaan
Total
N
Percent 34
100.0%
Chi-Square Tests Value
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
3.247a
3
.355
4.031
3
.258
.034
1
.854
34
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00. Symmetric Measures Value Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
.295 34
Approx. Sig. .355
Paired eksperimen Paired Samples Statistics Mean frekuensi emesis gravidarum
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
3.7059
17
1.21268
.29412
2.2353
17
1.25147
.30353
sebelum Pair 1 frekuensi emesis gravidarum sesudah
Paired Samples Correlations N frekuensi emesis gravidarum Pair 1
Correlation 17
Sig.
.419
.094
sebelum & frekuensi emesis gravidarum sesudah
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std. Error Mean
Deviation
t
Pair 1
sebelum - frekuensi emesis gravidarum sesudah
1.47059
1.32842
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
frekuensi emesis gravidarum
df
.32219
.78758
Upper 2.15360
4.564
16
.000
paired control Paired Samples Statistics Mean frekuensi emesis gravidarum
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
5.0000
17
1.54110
.37377
5.7059
17
1.26317
.30636
sebelum Pair 1 frekuensi emesis gravidarum sesudah
Paired Samples Correlations N Pair 1
frekuensi emesis gravidarum sebelum &
17
Correlation .417
Sig. .096
frekuensi emesis gravidarum sesudah Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
t
df
Sig. (2-tailed)
Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair 1
frekuensi emesis gravidarum sebelum frekuensi emesis gravidarum sesudah
-.70588
1.53153
.37145
-1.49332
Upper .08156
-1.900
16
.076
Independent pretest Group Statistics kelompok responden
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
frekuensi emesis gravidarum eksperimen
17
3.7059
1.21268
.29412
sebelum
17
5.0000
1.54110
.37377
kontrol
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
frekuensi emesis
Equal variances assumed
gravidarum sebelum
Equal variances not assumed
.338
.565
Upper
-2.721
32
.010
-1.29412
.47562
-2.26292
-.32532
-2.721
30.323
.011
-1.29412
.47562
-2.26502
-.32321
Selisih Independent
Group Statistics kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
17
-1.4706
1.32842
.32219
kontrol
17
.7059
1.53153
.37145
frekuensiemesisgravidsarum
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean Difference
tailed)
frekuensi emesis
Equal variances assumed
gravidarum sebelum Equal variances not assumed
.569
.456
Std. Error
95% Confidence Interval
Difference
of the Difference Lower
Upper
-4.426
32
.000
-2.17647
.49171
-3.17806
-1.17884
-4.426
31.373
.000
-2.17647
.49171
-3.17806
-1.17410