BAB I
PENDAHULUAN
Fasilitas pelabuhan secara umum terdiri dari 2 macam fasilitas yaitu:
fasilitas bergerak dan fasilitas tidak bergerak. Fasilitas bergerak
meliputi kapal dan peralatan bongkar muat, sedangkan Fasilitas tidak
bergerak meliputi Dermaga, terminal penumpang, gedung, lapangan penumpukan,
gudang, Alur pelayaran, Menara pengawas, dan sebagainya. Barang yang
diangkut oleh kapal terdiri dari : Barang potongan, barang curah dan peti
kemas. Barang potongan terdiri dari barang satuan seperti mobil, mesin-
mesin, material yang ditempatkan dalam bungkusan, karung atau peti. Barang
curah terdiri dari barang lepas dan tidak dibungkus, yang dapat dituangkan
ke dalam kapal, sedangkan Peti kemas adalah peti yang besar yang diisi
dengan barang.
Terminal merupakan tempat untuk memindahkan muatan di antara sistem
pengangkutan yang berbeda yaitu dari angkutan darat ke angkutan laut atau
sebaliknya, berikut ini merupakan gambar dari terminal pelabuhan secara
umum:
Untuk terminal pengiriman barang curah harus dilengkapi dengan elevator,
silo, tangki penyimpanan, gudang-gudang untuk gula, pupuk dan sebagainya.
Sedangkan untuk terminal peti kemas diperlukan gudang penyortiran, garasi
perawatan dan menara kontrol.
Dari beberapa fasilitas yang ada diatas yang dapat berada dalam satu
bangunan adalah gudang laut, kantor pabean , kantor administrasi,
perusahaan pelayaran. Untuk pelabuhan-pelabuhan besar diperlukan kantor-
kantor pusat dari berbagai fasilitas yang ada dalam satu bangunan. Kantor
pusat ini merupakan tempat kedudukan kepala pelabuhan, kepala pemeriksa
pabean, kepala polisi, kepala gudang, departemen akuntansi. Semua kegiatan
yang ada di pelabuhan dikendalikan oleh kantor pusat ini.
BAB II
TERMINAL BARANG POTONGAN
(GENERAL CARGO TERMINAL)
Karena semua fasilitas yang ada dalam terminal dikendalikan oleh
kantor pusat maka kantor pusatpun menyediakan fasilitas untuk terminal
barang potongan. Fasilitas-fasilitas yang ada dalam terminal barang
potongan dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Adapun penjelasan dari
beberapa fasilitas yang terdapat di terminal barang potongan yaitu :
Gbr. Terminal Barang Potongan
1) Apron
Apron adalah halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka
dermaga sampai gudang laut atau lapangan penumpukan terbuka. Guna apron
yaitu untuk menempatkan barang yang akan di naikkan ke kapal atau barang
yang baru diturunkan dari kapal.
Muatan-muatan yang ada di atas apron harus disesuaikan dengan lebar
apron, tergantung dari fasilitas yang ditempatkan di atasnya, seperti
jalan untuk truk dan/atau kereta api, kran dan alat pengangkut lainnya
seperti forklift, kran mobil, gerobag yang ditarik traktor dan
sebagainya.Lebar apron tersebut biasanya berkisar antara 15 meter dan 25
meter. Contohnya yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Mas dan Tanjung Priok
yang mempunyai lebar terminal barang potongan sebesar 25 m.
2) Gudang Laut dan Lapangan Penumpukan Terbuka
Gudang laut (gudang line I, gudang transit) adalah gudang yang
berhadapan dengan laut sehingga memudahkan gerakan barang dari kapal ke
gudang atau sebaliknya. Lapangan penumpukkan terbuka menyimpan barang-
barang yang tidak perlu dilindungi atau tidak perlu diperlakukan secara
khusus berbeda halnya dengan gudang laut yang menyimpan barang-barang
transit untuk mencapai tempat tujuan.Untuk peredaran barang bebas masa
penyimpanan dalam gudang laut maximal 15 hari dan untuk barang-barang
yang akan diteruskan ke pelabuhan lain maximal 30 hari. Fasilitas
penyimpanan barang dalam gudang laut biasanya tidak dipungut biaya selama
waktu pemakaian antara 3 sampai 5 hari namun bila melebihi dari waktu
yang sudah ditetapkan maka akan dikenakan biaya.
Ukuran gudang laut tergantung dari jumlah muatan yang
dimasukkan/dikeluarkan dari kapal.
Untuk menghitung luas gudang laut, diambil contoh dermaga yang melayani
kapal dengan bobot 10.000 dwt, setelah menurunkan muatan ruangan kapal
menjadi kosong dan harus diisi kembali dengan muatan yang akan
dikapalkan maka muatan yang harus dilayani adalah sebesar 20.000 ton.
Apabila muatan tersebut terdapat 20% muatan yang bisa disimpan di
lapangan penumpukan terbuka, maka muatannya berkurang menjadi 4.000 ton
di lapangan penumpukan terbuka sedangkan 16.000 ton berada dalam gudang
laut. Apabila dalam penyimpanan muatan ditumpuk setinggi 4 m maka harus
diadakan perluasan sebesar 2.666 m3 dikarenakan adanya ruangan yang
hilang pada saat penumpukkan muatan yang diperkirakan sebesar 25% maka
harus diakan perluasan sebesar 3.333 m2. Gudang laut harus mempunyai
ruangan yang diperlukan bagi lalulintas alat pengangkut seperti forklift,
kran mobil atau peralatan lainnya untuk menyortir, menumpuk dan
memindahkan muatan. Diperkirakan 50% dari luas gudang diperuntukkan bagi
keperluan tersebut, sehingga luas total gudang laut adalah 2 x 3.333 =
6.666 m2 dan dibulatkan menjadi 7.000 m2 untuk tiap tambatan.
Panjang gudang laut minimumnya adalah sama dengan jarak antara palka
(hatch) depan (terletak pada haluan kapal) dan palka belakang (terletak
pada buritan kapal), cara kerjanya menggunakan container crane (cc) tapi
kalau kapal barang atau kapal cargo, cara kerjanya menggunakan derek
kapal.
Pada dermaga tipe jari, gudang lautnya dibuat bertingkat. Konstruksi
gudang bertingkat ini mahal karena :
1. fondasi bangunan berat
2. struktur bangunan berat mengingat beban yang didukung sangat besar
3. diperlukan peralatan untuk menaik-turunkan barang seperti lift,
kerekan/katrol, dsb.
3) Gudang
Gudang (warehouse) sebagai tempat untuk menyimpan barang dalam waktu
yang lama. Gudang ini dibuat agak jauh dari dermaga mengingat beberapa
hal, yaitu :
Ruangan yang tersedia di dermaga biasanya terbatas dan hanya
dipergunakan untuk keperluan bongkar muat dari/atau ke kapal.
Pengoperasian gudang laut sangat berbeda dengan gudang. Gudang laut
memerlukan gang yang lebih besar untuk penanganan secara cepat
dengan menggunakan peralatan pengangkut (fork lift).
Ditinjau dari segi ekonomis pembuatan gudang di dermaga tidak
menguntungkan, karena konstruksi gudang lebih berat dari gudang
laut, dimana kondisi tanah didaerah tersebut kurang baik sehingga
dioerlukan pondasi tiang pancang yang mahal.
4) Bangunan Pendingin (Cold Storage)
Bangunan pendingin tidak tersedia pada pelabuhan Makassar namun yang
ada hanya milik swasta, pelabuhan Makassar hanya memiliki bangunan api
yang berguna khusus untuk barang yang mudah terbakar.
5) Fasilitas Penanganan Barang Potongan.
Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk melakukan bongkar muat
barang potongan, yaitu :
Derek Kapal (ship's derricks)
Alat ini digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu
berat dan pengangkatan berlaku untuk radius kecil, yaitu sekitar 6
meter dari lambung kapal. Derek kapal terdiri dari lengan, kerekan
dan kabel baja yang digerakkan (dilepas atau ditarik) dengan bantuan
mesin penggerek atau yang disebut juga winch. Biasanya pada sebuah
kapal ada beberapa buah derek yang beda kapasitasnya contohnya yang
berkapasitas 0,5 ton; 2,5 ton dan 5 ton itupun tergantung dari besar
atau kecilnya kapal tersebut. Kapal-kapal besar biasanya mempunyai
satu atau lebih derek berat (heavy derrick) yang berkapasitas 10 ton
sampai dengan 70 ton. Radius pengangkatan derek kapal ini biasanya
kecil karena apabila terlalu panjang maka akan mengganggu stabilitas
kapal.
Derek kapal dapat dilihat di lampiran :
Kran Darat (shore crane)
Kran darat adalah pesawat bongkar muat barang dengan lengan cukup
panjang yang ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, tepatnya berada
dipinggir permukaan perairan pelabuhan. Kran ini mempunyai roda
sepanjang rel kereta api dan dapat berpindah-pindah. Daya angkat
kran darat bermacam-macam, bisa antara 2,5 ton sampai 20 ton atau
lebih, sesuai dengan besar atau kecilnya daya angkat dan jangkauan
lengan kran yang juga dapat diatur. Jarak yang dapat dijangkau
lengan cukup panjang sehingga dapat meletakkan muatan pada lantai
kedua dari gudang yang bertingkat atau dapat pula meletakkan muatan
pada radius 20 m dari lambung kapal.
Selain kran darat yang dapat bertumpu pada rel kereta api ada pula
kran yang bertumpu pada roda truk dan mengingat besarnya beban yang
timbul akibat kran ini, maka dalam perencanaan dermaga harus pula
diperhitungkan beban kran tersebut. Dapat dilihat dari gambar
dibawah ini bentuk dari kran darat
Kran Terapung (floating crane)
Kran terapung adalah pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin
sendiri untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Namun
ada pula jenis dari pesawat ini yang tidak dilengkapi dengan mesin
sendiri sehingga untuk berpindah tempat dilakukan dengan ditarik
oleh kapal tunda. Pesawat yang tidak dilengkapi dengan mesin sendiri
lengannya dipasang mati dan tidak dapat diatur panjang jangkauannya
seperti pada kran darat.Kran terapung mempunyai besar kapasitas
mulai dari 10 ton, 25 ton, 50 ton, 200 ton atau bahkan lebih. Dengan
pengangkutan muatan berat tersebut dilakukan dengan menggunakan
derek kapal dapat menyebabkan bahaya akan stabilitas kapal, sedang
jika dengan menggunkan kran darat dapat menimbulkan tekanan yang
terlalu besar pada lantai dermaga.Untuk kran terapung tidak tersedia
di Pelabuhan Makassar.
Alat Pengangkat Muatan di Atas Dermaga
Macam-macam alat untuk mengangkat dan mengangkut barang di atas
dermaga yaitu antara lain :
Fork lift
Kran mobil
Gerobag yang ditarik traktor
Fork lift telah banyak digunakan untuk mengangkat barang dari
apron ke gudang laut, serta bisa menumpuknya sampai pada ketinggian
6 m. Penumpukan barang dapat memungkinkan penggunaan ruangan lebih
efisien. Selain fork lift, kran mobil dengan roda dari ban
mobil/truk yang telah dilengkapi dengan derek yang bisa diatur
panjang lengannya secara hidrolis banyak digunakan pada dermaga dan
dapat beroperasi pada ruang yang sempit. Gerobak yang ditarik
traktor berguna untuk mengangkut barang campuran yang terdiri dari
bungkusan-bungkusan kecil yang dikirim ke alamat yang berbeda. Sabuk
berjalan digunakan untuk mengangkut barang dalam bentuk satuan
secara horisontal untuk jarak yang pendek.
BAB III
TERMINAL BARANG CURAH
(BULK CARGO TERMINAL)
Yang merupakan muatan barang curah dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
Muatan barang lepas berupa hasil tambang, contohnya seperti batu
bara, biji besi, bouxit.
Muatan cairan yang diangkut oleh kapal tangki, contohnya seperti
minyak bumi, minyak kelapa sawit, bahan kimia dan sebagainya.
Pada terminal muatan curah harus dilengkapi dengan tempat penyimpanan
barang karena barang muatannya berupa cairan dan biji-bijian serta hasil
tambang. Fasilitas penyimpanan barang tergantung dari jenis barang
muatannya, untuk itu tempat penyimpanannya bisa berupa lapangan terbuka
untuk menimbun batu bara, biji-biji besi dan bouxit, ada juga berupa
tangki-tangki untuk minyak, silo atau gudang untuk material yang memerlukan
perlindungan terhadap cuaca .
Untuk lebih ekonomis barang curah harus ditangani dengan menggunakan
belt conveyor atau bucket elevator atau kombinasi dari kedua alat
tersebut. Namun pada pelabuhan Makassar fasilitas untuk barang curah tidak
ada atau tidak tersedia.
BAB IV
TERMINAL PETI KEMAS
Telah banyak jasa pengiriman yang telah menggunakan peti kemas untuk
memuat barang-barang yang tidak dapat dikirim dengan jasa pengiriman yang
lain, sehingga volume untuk pengguna peti kemas dari tahun ke tahun terus
meningkat. Ada beberapa pelabuhan terkemuka sudah mempunyai fasilitas-
fasilitas pendukung seperti mempunyai terminal untuk peti kemas, antara
lain ; Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung PeraK, Belawan dan
Makassar.
Pengangkutan dengan menggunakan peti kemas memungkinkan agar barang
yang digabung dalam satu peti kemas dapat di bongkar secara bersamaan
sehingga aktivitas bongkar muat bisa menjadi lebih mudah dan menghemat
waktu pengerjaan.
Macam-macam jenis peti kemas tergantung dari tipe muatan yang
diangkut, seperti Dry cargo container digunakan untuk mengangkut barang
potongan kering yang tidak memerlukan perlakuan khusus dan khusus melayani
barang eksport, sedangkan untuk Reefer container digunakan untuk mengangkut
barang yang dikapalkan dalam keadaan dingin atau beku seperti daging atau
ikan sehingga peti kemas dilengkapi dengan mesin pendingin, sedangkan untuk
Bulk container digunakan untuk mengangkut muatan curah seperti beras,
gandum, dll.
Bukan saja jenis peti kemas yang mempunyai tipe tetapi pengiriman
dengan menggunakan peti kemas juga dibedakan menjadi dua macam yaitu : Full
Container Load (FCL) dan Less than Container Load (LCL) yang mempunyai
pengertian yang berbeda dan gunanya pun berbeda pula.
Pengangkutan dengan peti kemas memungkinkan diterapkannya
pengangkutan intermodal dari pintu ke pintu (door to door), yaitu
pengangkutan yang berlangsung dari pintu gudang. Eksportir dan importir
hanya berhubungan dengan satu perusahaan tanpa mengingat bahwa pengangkutan
barang yang dilakukan oleh lebih dari satu perusahaan pelayaran.
Di negara yang sudah mengalami kemajuan pemeriksaan pabean dilakukan
pada saat barang dimasukkan dalam peti kemas di gudang eksportir dan pada
waktu pembongkaran barang di gudang importir, sehingga proses pengangkutan
peti kemas menjadi lancar dan cepat namun beda halnya dengan negara
Indonesia hal seperti itu belum bisa dilakukan karena berbagai hambatan
administratif, psikologis dan mental, oleh karena itu pengiriman door to
door dari Indonesia dan ke Indonesia tetap mengalami pemeriksaan pabean di
pelabuhan.
Penanganan Peti Kemas
Penanganan bongkar muat di terminal peti kemas di bedakan menjadi 2
macam yaitu : Metode lift on/lift off dan metode roll on/roll
off.Penanganan dengan menggunakan metode lift on / lift off adalah :
Pada saat ini penanganan peti kemas banyak dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang ditempatkan di dermaga. Peralatan yang digunakan adalah
gantry crane sama dengan container crane ada 4 unit (2 warna kuning milik
swasta dan 2 warna biru milik PT Pelindo).
Ada 3 macam komponen kegiatan yang sangat penting yang berkaitan
dengan terminal peti kemas, yaitu :
Stafedoring adalah kegiatan yang dilakukan dari kapal ke dermaga
Cargodoring adalah kegiatan yang dilakukan dari dermaga ke lapangan
penumpukan
Delivery adalah kegiatan yang dilakukan dari lapangan penumpukan ke luar.
Sedangkan kalau menggunakan metode roll on / roll off adalah :
Peti kemas berada di atas chasis atau trailer yang di tarik dengan traktor
untuk masuk ke kapal. Trailer dan peti kemas tersebut kemudian dilepaskan
dari traktor dan ditempatkan di atas geladak. Operasi bongkar muat barang
tersebut dilakukan secara simultan. Kapal yang mempunyai geladak yang
bertingkat biasanya menggunakan metode roll on/roll off dikarenakan truck
atau trailer bisa dengan mudahnya masuk-keluar kapal melalui jembatan yang
disebut rampa namun pemuatan dengan metode roll on/roll off ini biasanya
meyisakan banyak ruang yang kosong dan tidak dimanfaatkan, namun
pengoperasian dengan metode ini dapat memuat jenis muatan yang lain seperti
tangki-tangki besar, mobil dan truck..
Fasilitas pada terminal peti kemas
Pada terminal peti kemas ada beberapa fasilitas yang tersedia yang
terdapat pada terminal peti kemas dan dapat dilihat dari gambar dibawah
ini, adalah :
1. Dermaga
Dikarenakan terminal peti kemas sangat memerlukan halaman yang luas
sebesar maka dermaga diharuskan bertipe wharf bukan tipe yang berbentuk
pier atau jari. Kapal peti kemas berukuran besar maka dermaga yang
dibuatpun harus cukup panjang dan dalam. Panjang dermaga antara 250 m dan
350 m, sedangkan untuk kedalamannya dari 12 m sampai 15 m dan tergantung
dari ukuran kapal tersebut.
Adapun alat-alat yang digunakan untuk beroperasi dan membantu kegiatan
bongkar muat di atas dermaga, yaitu :
Container crane 2 unit
Transtainer 5 unit
Reach Stacker 2 unit @ 42 ton
Top Loader 2 unit @ 36 ton
Head Truck 10 unit
Chassis (Truck) 32 unit
2. Apron.
Apron terminal peti kemas diharuskan lebih lebar dari apron terminal
yang lainnya karena apron ini tempat peralatan bongkar muat peti kemas.
Fasilitas tersebut memberikan beban pada dermaga sangat besar untuk itu
sangat diperlukan perhatian dalam perhitungan perencanaan.
3. Marshaling yard (lapangan penumpukan sementara)
Marshaling yard adalah lapangan yang digunakan untuk menempatkan peti
kemas dan akan dimuat ke dalam kapal. Lapangan ini letaknya berada
didekat apron.
4. Container yard (lapangan penumpukan peti kemas)
Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang berisi
muatan barang yang akan dikirim atau diterima oleh suatu badan usaha,
baik yang kosong maupun terisi dengan barang muatan.
Penumpukan peti kemas dapat dilakukan sampai tiga tingkat namun akibat
dari penumpukan itu adanya penambahan waktu penanganan muatan peti kemas.
5. Container freight station (stasiun peti kemas)
Container freight station sama dengan gudang yang disediakan khusus
untuk bongkar muat barang-barang import dan diangkut secara LCL. Muatan
barang tersebut dikeluarkan dan ditimbun dalam gudang perusahaan
pelayaran yang bersangkutan dan peti kemasnya akan dikembalikan ke kapal.
6. Menara Pengawas
Menara pengawas gunanya untuk mengawasi, mengatur dan mengarahkan
semua kegiatan di dermaga termasuk dalam alur pelayaran melalui sistim
navigasinya.
7. Bengkel Pemeliharaan
Bengkel pemeliharaan harus dilakukan setelah bongkar muat barang untuk
melakukan perawatan dan reparasi peralatan yang digunakan serta
memperbaiki peti kemas kosong yang dikembalikan agar tidak cepat rusak.
Apabila terjadi kerusakn serta kelambatan perbaikan peralatan dapat
mengakibatkan semua kegiatan yang sedang berlangsung dapat tertunda.
Bengkel pemeliharaan ini khusus untuk terminal peti kemas.
8. Fasilitas Lain
Di terminal peti kemas diperlukan pula beberapa fasilitas umum seperti
: tenaga listrik khusus untuk peti kemas berpendingin, suplai bahan
bakar, suplai air tawar, instalasi listrik untuk membersihkan peti kemas
kosong dan peralatan bongkar muat, listrik bertegangan tinggi untuk
mengoperasikan kran.
Sistem penanganan peti kemas di container yard
Berdasarkan mesin penanganan peti kemas yang digunakan pada
lapangan penumpukan peti kemas (container yard), sistem penanganan peti
kemasnya pun dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
Sistem chasis
Untuk sistem ini peti kemas (container) diangkut dengan menggunakan
headtruck ke dermaga dan setelah itu container crane mengangkat peti
kemas dari headtruck untuk dimasukkan ke dalam kapal. Kemudian headtruck
membawa peti kemas ke container yard (lapangan penumpukan peti kemas).
Sistem ini baik untuk pengiriman door to door, karena dapat mengurangi
kerusakan pada jumlah muatan dan tidak sering diangkat. Namun sistem ini
memerlukn lapangan yang sangat luas.
Sistem straddle carrier
Pada sistem ini khusus melayani peti kemas import, container tersebut
ditempatkan di atas tanah lapangan penumpukan sementara kemudian diangkat
dan dipindahkan dengn alat straddle carrier. Apabila peti kemas akan
dikapalkan maka straddle carrier yang akan memindahkan container pada
headtruck dan membawa perti kemas tersebut ke dermaga untuk dinaikkan ke
kapal dengan container crane (gantry crane), sedangkan peti kemans import
yang dibongkar dari kapal dan ditempatkan di headtruck menuju lapangan
penumpukan sementara (marshaling yard),kemudian setelah itu straddle
carrier memindahkan ke tempat penyimpanan.
Kelebihan dari sistim ini adalah penyimpanan peti kemas dapat
megurangi luas lapangan, sedangkan kekurangan dari sistim ini adalah peti
kemas harus diangkut kembali ke trailer sehingga kemungkinan pemuatan
lebih efisien.
Sistem Transteiner
Pada sistim ini transteiner merupakan alat untuk penanganan peti kemas
di lapangan penumpukan peti kemas. Pemakaian transteiner memudahkan
penyususnan peti kemas dalam baris (plot) dan penumpukan sampai enam
tingkat, gang digunakan agar pemakaian lapangan lebih efektif.
Standar ukuran peti kemas, standar yang digunakan ditampilkan dalam tabel
berikut:
LAMPIRAN-LAMPIRAN
GAMBAR
Gbr.1 Top Loader
Gbr.2 Container Crane
Gbr.3 Reach Staker
Gbr. 4 Headtruck dan Chassis
Gbr. 5 Side Loader
Gbr. 6 Belt Conveyor
Gbr. 7 Derek Kapal
Gbr. 8 Silo Semen
Gbr. 9 Transteiner
Gbr. 10 Straddle Carrier
Gbr. 11 Container Pendingin
Gbr. 12 Fork lift Battery 2t
Gbr. 13 Fork lift 5t
PERTANYAAN
Daisy : Apa yang dimaksud dengan pengiriman door to door?
Pengiriman door to door adalah tipe pengiriman barang yang dimana
barang yang akan dikirim diambil di gudang atau tempat sang pengirim dan
setelah di kirim barang tersebut diantarkan ke gudang atau tempat penerima
kiriman tersebut.
Yunita : Apa yang dimaksud dengan FCL dan LCL?
Tarigan : Apa yang dimaksud dengan barang yang di angkut dengan LCL?
FCL (Full Container Loaded) adalah pengirimana menggunakan container
yang dimana satu container yang digunakan hanya untuk satu orang pengirim.
Dengan katalain berapapun jenis barang yang dikirim dalam satu container
dengan satu pengirim maka istilah inilah yang digunakan.
LCL (Less Container Loaded) adalah pengiriman barang menggunakan
container yang dimana satu container yang digunakan mengirim barang dari
beberapa orang. Dengan kata lain jika satu container berisi barang dari
beberapa pengirim maka istilah ini digunakan.
Windy : Dalam terminal barang curah, apa yang dimaksud dengan belt
conveyor?
Belt Conveyor adalah alat yang digunakan untuk memindahkan barang
curah berupa seperti pasir, kerikil, cairan dan sebagainya. Kapasitas
pemindahan materi oleh belt conveyor cukup tinggi karena material yang
dipindahkan secara terus menerus dalam kecepatan yag relatif tinggi. Gambar
belt conveyor seperti berikut :
Fritz M : Mengapa anda menyebutkan di pelabuhan Makassar tidak ada
Cold Storage?
Yang kami maksud adalah di pelabuhan Makassar ini tidak ada jasa Cold
Storage yang di kelolah oleh pemerintah. Dan jasa Cold Storage yang ada di
Makassar ini hanya di kelolah oleh pihak swasta saja.
Frits T : Apa yang dimaksud dengan dermaga tipe jari?
Dermaga tipe jari yang kami maksud adalah dermaga system jetty.
Dermaga dengan system ini tempat kapal bersandar nya berbentuk seperti
jari, atau ada pula yang berbentuk T atau L.
Grant : Fasilitas barang curah di Makassar tidak ada?
Fasilitas barang curah di pelabuhan Makassar ada, dan terletak di
bagian ujung dari pelabuhan Makassar yaitu d bagian jalan menuju tol.
Alexander : Apa yang dimaksud dengan kran terapung?
Kran terapung adalah kapal yang memiliki kran yang digunakan untuk
memindah kan barang dari kapan barang.
Richard : Apa perbedaan Straddle Carrier dan Transtainer?
Dari bentuk ukuran Straddle Carrier berbentuk lebih kecil dari pada
Transtainer. Dan juga dari perbedaan ukuran tersebut walau pun keduanya
dapat berpindah tempat, akan tetapi Straddle Carrier dapat berbelok untuk
memindahkan barang, sedangkan Transtainer hanya berjalan lurus.
James : Jumlah max container tersusun dan bagaimana penanganan jika
lapangan container full?
Jumlah max container tersusun tergantung dari berat barang yang
berada didalam container tersebut, jika terlalu berat maka tidak akan
disusun tinggi. Mengenai penanganan jika penuh makan akan di pindahkan ke
gudang yang telah disediakan.
Andri : Gudang laut hanya bisa digunakan 15 – 30 hari bagaimana jika
melebihi dari 30?
Jika barang tidak di ambil melebihi 30 hari maka akan di kenakan
biaya tambahan sesuai dengan ketentuan yanh telah dibuat oleh pemerintah.
Adrian : Bagaimana Container bahan kimia/khusus?
Container bahan kimia/khusus sama seperti container biasanya, akan
tetapi tempat penyimpanan nya yang berbeda dari container yang lainnya.
Wihelmus : Bagaimana konstruksi bangunan api?
Kami tidak membahas masalah konstruksi bangunan yang ada di
pelabuhan. Akan tetapi bangunan api tersebut sudah pasti kedap udara agar
tidak mudah terbakar.
-----------------------