TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN JUDUL KONSTRUKSI RUMAH DENGAN BAHAN BAKU BAMBU
DISUSUN OLEH : ERCITA KURNIASARI NIM : 4201212022 VIKA ANDRIANI NIM : 4201212008 FIQRI SETIO NUGROHO NIM : 4201212006 AQJAMA SAPRA NATA NIM : 4201212016
JURUSAN TEKNIK SIPIL PRODI TEKNIK PERENCANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KELAS 2C
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat, taufik serta karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “KONSTRUKSI RUMAH DENGAN BAHAN BAKU BAMBU” sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen Teknologi Bahan, Ibu Susi Hariyanti ST.MT. Dalam kesempatan ini kami menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan selesai dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1.
Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan.
2.
Teman-teman Jurusan Teknik Sipil Prodi Teknik Perencanaan Perumahan dan Pemukiman Politeknik Negeri Pontianak.
Kami berharap demi kesempurnaan penulisan makalah ini, memohon sumbangan kritik dan saran untuk memperbaiki penulisan makalah yang akan datang. Demikian kata pengantar dari kami. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya, dan semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua AMIN.
Pontianak, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………...........................
1
1.2 Tujuan …………………………………..……......................................................
3
1.3 Rumusan Masalah ………………………………..................................................
3
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tujuan 2.1.1 Pengertian Bambu …………………………………………………...…............ 2.1.2 Fakta-Fakta Bambu …………………………………………………………..... 2.1.3 Bambu Sebagai Bahan Konstruksi ……............................................................. 2.1.4 Variasi Desain Rumah Bambu ........................................................................... 2.1.5 Jenis-Jenis Bambu …………………………………………………………..... 2.1.6 Contoh Desain Rumah Bambu ....... …………………………………............... 2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Bambu ……………………………...……............. 2.1.8 Sistem Konstruksi Bambu .................................................................................. 2.2 Rumusan Masalah
4 4 4 4 6 8 13 16 19 20
2.2.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu beralih ke bambu ? ............................................................................................. 2.2.2 Pemanfaatan bambu.............................................................................................. 2.2.3 Cara pemanfaatan limbah bambu ........................................................................
21 23 25
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
27
BAB IV PENUTUP
28
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………................
28
4.2 Saran …………………………………………………………………..................
28
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………................
29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan pertumbuhan populasi manusia membuat industri permukiman semakin berkembang dengan pesat. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan pesat rumah-rumah atau gedung-gedung baru. Salah satu bahan bangunan yang dipakai dalam membuat bangunan- bangunan adalah kayu. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam, termasuk kayu (Purwantoro, 2007). Akan tetapi penggunaan kayu yang terlalu berlebihan dapat mengancam populasi kayu dan kelestarian hutan di Indonesia. Salah satu bahan bangunan yang dapat menggantikan kayu adalah bambu. Bambu tergolong hasil hutan non kayu yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satu contoh adalah untuk bahan konstruksi bangunan. Di Indonesia bambu dapat tumbuh di daerah gersang seperti di Kepulauan Nusa Tenggara maupun di daerah yang mempunyai curah hujan tinggi, seperti Provinsi Jawa Barat. Sebagai material bangunan, bambu sangat mudah didapatkan bahkan di pelosok-pelosok desa bambu telah menjadi tanaman penghias pekarangan. Tanaman rakyat ini dikenal dengan pertumbuhan yang cepat, dimana bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh antara umur 3.5-5 tahun. Sedangkan kayu hutan kebanyakan baru siap tebang setelah lebih dari 30 tahun (Morisco, 2006 dalam Purwantoro, 2007). Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar. Setelah tanaman sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi (Morisco, 2006). Bambu sebagai bahan material konstruksi dapat diaplikasikan untuk tiang, balok, lantai, dinding atau sekat, rangka penyangga atap, jembatan bambu, pintu, jendela, tangga, langitlangit, dinding penahan tanah, perancah pada saat pelaksanaan bangunan bertingkat, tirai gulung, fondasi tiang dan sistem pipa. Selain untuk keperluan-keperluan diatas, bambu dapat ditanam untuk mengurangi resiko terjadinya tanah longsor. Bambu mempunyai perakaran yang kuat karena rimpangnya yang bercabang-cabang, kesatuan rimpang ini sulit untuk dipisah-pisahkan. Oleh karena itu bila buluhnya habis dipotong rimpang ini dibiarkan tinggal di tanah (Maradjo dalam Paturrahman, 1998). Di Indonesia penggunaan bambu untuk bahan konstruksi bangunan mulai digalakkan beberapa waktu belakangan ini. Masyarakat pada
perumahan tradisional sejak lama terbiasa menggunakan bahan alami untuk digunakan sebagai bahan bangunan pada rumah mereka termasuk bambu Saat ini bambu sudah bisa dibentuk seperti balok kayu solid atau disebut Bambu Laminasi. Dengan memotong bambu menjadi lembaran kecil, lalu disusun dan disatukan menggunakan perekat, lalu dikempa dalam waktu tertentu. Kekuatan bambu laminasi tersebut ternyata memiliki kekuatan yang sama bahkan melebihi kekuatan kayu solid, jika digunakan sebagai struktur bangunan Harga per meter kubik (m3) bambu laminasi saat ini masih tergolong mahal, karena ongkos produksi dan mesin pres bambu belum terlalu populer, juga dibuat berdasarkan pesanan saja (made by order). Di Propinsi DIY harga permeter kubik bambu laminasi adalah 15 juta rupiah, di Bali sekitar 11 juta rupiah. Sebagai perbandingan, kayu Bengkirai Kalimantan yang 1 meter kubiknya hanya 7,5-8 juta rupiah saja.Untuk di Nusa Tenggara Timur harga kayu jati antara Di China, perkembangan bambu laminasi jauh lebih berkembang sebagai bahan bangunan. Bambu sebagai bahan bangunan alternatif yang ramah lingkungan mendukung konsep green construction. Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada. Di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis dan bambu banyak ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut. Pada umumnya ditemukan ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield dan Widjaja, 1995). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan. Berbeda dengan bambu di negara China dan Amerika Latin, tanaman bambu berdiri sendiri-sendiri seperti pohon pinus sehingga lurus dan tinggi. Kualitas bambunya sangat baik dan sudah diklasifikasikan sebagai bahan untuk struktur dimana masyarakat dapat membeli bambu sesuai dengan kebutuhannya dan kualitas yang diinginkan. Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang sangat menguntungkan untuk dimanfaatkan karena, batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti kayu. Bambu dalam bentuk bulat dapat dipakai untuk berbagai macam keperluan mulai dari alat-alat kerajinan tangan, alat rumah tangga, alat musik, upacara keagamaan, makanan, obat-obatan, sebagai energi pembakar serta konstruksi bangunan seperti rumah, jembatan, penahan tanah, tangga, pipa saluran air dll. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini produksinya mulai banyak disenangi masyarakat karena produknya
sangat bervariasi mulai dari produk lokal sampai produk import (dari China, India, vietnam dll). Kendala yang ditemui adalah, bambu mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya seperti, sifat fisik sehingga sukar dikerjakan secara mekanis, ukurannya bervariasi dan tidak seragam panjang ruasnya serta mudah terserang hama perusak kayu bubuk, rayap dan jamur. Sering ditemui barangbarang yang berasal dari bambu umumnya yng sudah dibuang kulitnya dan dalam keadaan basah mudah diserang oleh jamur biru dan bulukan. Begitu pula bambu bulat utuh dalam keadaan kering yang terserang serangga bubuk kering dan rayap kayu kering. Hal ini membuat anggapan (image) negatif pada masyarakat sehingga bambu diidentikan dengan kemiskinan.
1.2
Tujuan Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalah ini adalah untuk memaparkan
pemahaman tentang : 1.2.1 Menjelaskan pengertian dari bambu secara spesifik 1.2.2 Memberikan variasi jenis bahan baku bangunan alternatif dari bambu 1.2.3 Memberikan contoh desain rumah modern dari bahan baku bambu 1.2.4 Keunggulan dan kelemahan dari penggunaan bahan baku bambu 1.2.5 Sistem konstruksi bambu Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun naskah ilmiah kelayakan sosial ekonomi dan lingkungan dalam penerapan teknologi bahan bangunan untuk perumahan tradisional berupa peta dan kelayakan sosial ekonomi serta kriteria lokasi penerapan teknologi.
1.3
Rumusan Masalah Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan
masalah sebagai berikut : 1.3.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu beralih ke bambu ? 1.3.2
Apa manfaat dari limbah bahan baku bambu ?
1.3.3
Bagaimana cara pengolahan dari limbah bahan baku bambu ?
BAB II Studi Pustaka 2.1
Tujuan
2.1.1 Pengertian bambu Bambu adalah sejenis tanaman yang memiliki rongga dan ruas di batangnya, bambu merupakan salah satu tanaman yang memiliki sistem rhizoma dependen yang unik karena mampu tumbuh dengan cepat yaitu sekitar 60 cm per-hari. Dibeberapa daerah diindonesia, telah mempergunakan bambu sebagai salah satu keperluan sehari-hari seperti bakul nasi, tampah/perangkap ikan, tempat kue, topi bambu, kerajinan tangan, dan alat musik. Bahkan dinegri cina bambu telah dipergunakan sebagai salah satu bahan pengobatan untuk luka infeksi karena mengandung sumber pottasium yang rendah kalori rasa manisnya terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi yang baik. 2.1.2 Fakta-fakta bambu
Telah dijelaskan sebelumnya apa itu bambu dan apa saja manfaatnya bagi kehidupan manusia, namun tidak hanya keuntungan yang bisa didapat dari bambu berikut juga terdapat fakta-fakta baru mengenai bambu:
1. Bambu adalah Penyerap Karbon yang Baik Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30% lebih banyak ke atmosfer
dibandingkan
dengan
pohon-pohon
pada
umumnya.
Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas rumah kaca dan memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan segar.
2. Bambu Tumbuh dengan Sangat Cepat Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari 90cm dalam sehari, Sekitar 3.8cm dalam satu jam Tidak ada tanaman lain di bumi bisa melakukan ini. Bambu dapat mencapai kedewasaan penuh dalam 1 - 5 tahun.
3. Regenerasi Bambu yang Cepat Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru dari sistem perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan bahan kimia, pestisida atau pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-daun yang terjatuh memberikan nutrisi yang diperlukan agar bisa didaur ulang kembali ke dalam tanah.
4. Bambu Mencegah Terjadinya Erosi Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah atas akan mudah terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai yang sangat membahayakan satwasatwa liar. Namun hal ini tidak berlaku bagi bambu, karena sistem perakaran bambu akan terus tumbuh bahkan setelah pemanenan. Tunas baru akan muncul dan akar bambu masih mampu menjaga kestabilan tanah dan mempertahankan nutrisi yang ada.
5. Bambu Dapat Tumbuh Dalam Berbagai Kondisi Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
6. Fleksibilitas Bambu sebagai Material yang Kuat Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik dari fakta alam. Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu 28.000 PSI. Bambu memiliki unsur intrinsik yang kuat dalam struktur molekulnya dan telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun.
7. Bambu Ternyata Anti-Bakteri Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun Bambu yang bertindak sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif untuk menghambat dan mencegah lebih dari 70% bakteri yang mencoba untuk tumbuh di atasnya, bisa dalam bentuk alami atau kain.
8. Bambu Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri yang menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia berbahaya dalam air. Arang bambu dapat menghilangkan kebutuhan akan aroma parfum kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak sedap.
9. Serat Bambu dapat Mempertahankan Suhu Karakteristik isolasi dari serat bambu membuatnya sangat bermanfaat untuk mempertahankan suhu tubuh penggunanya. Kain dari serat bambu akan mendinginkan suhu tubuh orang yang memakainya ketika sedang terasa panas dan membuat orang-orang hangat ketika udara terasa dingin.
10. Rebung sebagai Sumber Makanan Sehat Rebung telah menjadi sumber makanan pokok selama ribuan tahun, terutama di Asia. Tunas bambu adalah bahan makanan yang rendah lemak, rendah kalori serta rendah kolesterol. Rebung juga merupakan sumber serat dan potasium yang sangat baik. Satu porsi rebung menyediakan 10% nutrisi dari asupan nutrisi harian yang disarankan. Kerenyahan rebung dapat dihidangkan dalam sup favorit Anda, salad atau sebagai pelengkap masakan utama Anda.
2.1.3 Bambu Sebagai Bahan Konstruksi
Konstruksi bambu adalah ilmu yang sangat kompleks, Pada tahun 1980 - an konstruksi bambu mengalami perkembangan yang luar biasa, walaupun pada pembangunan di Indonesia hal itu belum terwujud dan bahkan masih memiliki kesan sebagai bahan bangunan rakyat miskin.sehingga sayangnya studi yang mendetail tentang kekuatan bambu di Indonesia sebagai konstruksi masih langka dan tidak lengkap. Konstruksi Bambu dan alang- alang cukup populer untuk pertimbangan. karena Bahan ini adalah murah dan berkelimpahan, orang awam dapat membangun rumah mereka sendiri dengan perkakas yang sederhana dengan ketrampilan dan metoda yang diperlukan untuk konstruksi. Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu. Tanpa perhatian pada pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan dengan pengawetan dan pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15 tahun.
Mutu bambu diperngaruhi terutama oleh :
- Masa memotong batang bambu.
- Perawatan dan pengeringan bambu.
- Pengawetan bambu.
Penentuan sifat- sifat mekanis bambu berdasarkan prasyarat bahwa bambu yang digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering dengan kadar air 12%. Dalam penentuan sifat mekanika selalu perlu ditentukan nilai rata- rata sebagai berikut : - Pada bagian batang yang diperhatikan (ρ = 570 - 760 kg/m3) - Pada bagian dinding batang dalam (ρ = 370 - 830 kg/m3) - Pada bagian luar (ρ = 700 - 850 kg/m3). - Berat jenis bambu di Indonesia dianggap rata- rata sebagai 700 kg/m3. Kekuatan geser adalah ukuran kekuatan bambu dalam hal kemampuannya menahan gaya- gaya yang membuat suatu bagian bambu bergeser dari bagian lain di dekatnya. Bagian batang tanpa ruas memiliki kekuatan terhadap gaya geser yang 50% lebih tinggi daripada batang bambu yang beruas. Di Indonesia kekuatan geser yang diizinkan II arah serat adalah 2.45 N/mm2. Kekuatan tarik bambu untuk menahan gaya- gaya tarik berbeda- beda pada bagian dinding batang dalam atau bagian luar. Lebih baik digunakan Bagian batang yang terletak pada bagian bawah yang memiliki kekuatan terhadap gaya tarik yang 12 % lebih tinggi, Di Indonesia tegangan tarik yang diizinkan II arah serat adalah 29.4 N/mm2. Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya- gaya yang berusaha melengkungkan batang bambu atau menahan muatan mati atau hidup. Karena bambu merupakan bahan yang elastis, maka lendutan yang terjadi sesuai kekuatan bahan menjadi lebih tinggi (rata- rata 1/20). Hal ini perlu diperhatikan pada pembangunan gedung, dimana lendutan konstruksi biasanya tidak boleh melebihi 1/300 dari lebar bentang. Di Indonesia tegangan lentur yang diizinkan adalah 9.8 N/mm2. Kekuatan tekan bambu untuk menahan gaya- gaya tekan berbeda- beda pada bagian ruas dan bagian diantara ruas batang bambu, Bagin batang tanpa ruas memiliki kekuatan
terhadap gaya tekan yang 8 - 45 % daripada batang bambu yang beruas, Di Indonesa tegangan tekan yang diizinkan II arah serat adalah 7.85 N/mm2. Modul elastis Bambu yang berbentuk pipa dan berbentuk langsing lebih menguntungkan dibandingkan batang yang utuh karena nilai kekuatannya lebih tinggi. Kepadatan serat kokoh pada bagian dinding luar batang bambu meningkatkan kekuatan maupun elastisitas. Seperti pada bahan bangunan kayu, modul elastis menurun ( 5- 10 %) dibawah beban yang meningkat. Di Indonesia modul elastis dapat diperhitungkan dengan 20 kN/mm2.
Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu adalah:
-
Bambu petung/betung (Dendrocalamus asper). Bambu ini tumbuh subur di hampir semua pulau besar di Indonesia. Memiliki dinding yang tebal dan kokoh serta diameter yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang peling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam.
-
Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. Jenis bambu ini dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.
-
Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.
2.1.4 Variasi Desain Rumah Bambu Jika kita perhatikan, ada beberapa macam alasan dan keuntungan yang membuat kita harus meyakini bahwa desain rumah bambu ternyata desain rumah terbaik untuk kediaman manusia.
1. Desain rumah bambu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Lihatlah bangunanbangunan gazebo yang dibangun secara alami ditempat-tempat wisata, mushala serta tempattempat persinggahan yang cukup nyaman untuk dikunjungi. Bahkan bangunan rumah tinggal
pun yang terbuat dari bambu bisa dirancang lebih estetis dan natural menawan.
2. Desain rumah bambu termasuk pada desain rumah tahan gempa sebab anyaman bambu tak akan mudah roboh sebagaimana bangunan batu. Jika pun Anda kejatuhan dinding bambu, akibatnya tentu tidak akan seburuk jika Anda tertimpa batu-batu rumah gedung.
3. Rumah bambu lebih nyaman, dingin dan tak memerlukan perawatan yang mahal. Rumah bambun tak membutuhkan AC karena kesejukan alami akan datang menyusup ke sela-sela dinding rumah.
4. Desain rumah bambu dengan pengelolaan ketahanan yang benar, dapat bertahan selama 20 tahun.
5. Desain rumah bambu menjaga pemiliknya dari rasa sombong dan angkuh dari kekayaan rumah, namun juga tak perlu membuat minder para pemiliknya, karena dengan pola desain rumah bambu yang unik dan kreatif, bisa jadi rumah bambu menjadi perhatian setiap orang.
Bambu merupakan salah satu tanaman lingkungan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan alam. Dengan banyaknya bambu yang ditanam, tentu saja akan menjaga keselamatan lingkungan. Di siang hari, pori-pori alami bambu mampu melepaskan udara dingin yang disimpannya pada malam hari. Hasilnya, siang hari di dalam rumah tetap terasa sejuk. Sebaliknya di malam hari, pori-pori mampu melepaskan panas yang ditabungnya pada siang hari. Alhasil, Anda akan menghabiskan malam di dalam rumah terasa lebih hangat. Selain bernilai artistik, alasan penggunaan rumah bambu sebagai material bangunan memang atas dua hal tersebut. Bambu mampu meredam panasnya matahari siang, sebaliknya menghangatkan rumah di dinginnya malam. Tidak heran, dengan cungkupan udara dingin yang menyelimuti kawasan Puncak - Cianjur, Jawa Barat, banyak bangunan vila memakai bambu sebagai material bangunan bahkan interiornya. Meski tidak seratus persen mendominasi semua sudut bangunan, beberapa restoran tradisional sunda pun banyak menggunakan konsep bambu sebagai daya tariknya. Bagi Anda yang tertarik dengan konsep rumah bambu ini tentu tidak sulit memilih. Model rumah bambu terbilang variasi, mulai rumah bambu berarsitektur tradisional, modern standar, serta semi permanen. Berdasarkan
variasi tersebut, penggunaan bambu bisa begitu dominan, separuh, atau sekadar pemanis di beberapa sudut bagian tertentu.
Untuk sambungan baut :
a)
Ditinjau dari segi fleksibelnya sambungan dengan baut terlihat rapi dan bersih
sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus. b)
Menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena
konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa). Untuk sambungan tali ijuk :
a)
Ditinjau dari segi arsiteknya sambungan dengan menggunakan ijuk akan terlihat
lebih indah dan natural sehingga memberikan efek tenang. b)
Ikatan ijuk bagus dalam menahan beban ke samping.
LANTAI BAMBU :
Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka permukaan lantainya harus ditinggikan (minimal 40-50 cm dari tanah) oleh sebab itu biasanya bangunan seperti ini berupa konstruksi panggung.
DINDING BAMBU :
Biasanya untuk penggunaan dinding bambu menggunakan anyaman bambu yang sudah dibelah – belah namun ada juga yang menggunakan bambu utuh.
ATAP :
Untuk
rumah
bambu
kebanyakan
besar
menggunakan
atap
dari
ijuk,
daun
kelapa/lontar/nipah, dan jerami karena bahan tersebut murah dan mudah dalam pengerjaannya. 2.1.5 Jenis-jenis bambu No. Nama botani 1.
Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex
Nama lokal
Daerah ditemukan
-
Jawa
Stend. 2.
Bambusa arundinacea (Retz.) Wild.
Pring ori
Jawa, Sulawesi
3.
Bambusa atra Lindl.
Loleba
Maluku
4.
Bambusa balcooa Roxb.
-
Jawa
5.
Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f.
Bambu duri
Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara
Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex
Bambu pagar,
Munro
cendani
7.
Bambusa horsfieldii Munro.
Bambu embong
Jawa
8.
Bambusa polymorpha Munro.
-
Jawa
9.
Bambusa tulda Munro.
-
Jawa
Awi ampel, haur
Jawa, Sumatera,
6.
10. Bambusa vulgaris Schard.
Jawa
Kalimantan, Maluku 11. Dendrocalamus asper
Bambu petung
Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
12. Dendrocalamus giganteus Munro.
Bambu sembilang
Jawa
13. Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness.
Bambu batu
Jawa
14. Dinochloa scandens O.K.
Bambu cangkoreh,
Jawa
Kadalan 15. Gigantochloa apus Kurz.
Bambu apus, tali
Jawa
16. Gigantochloa atroviolacea
Bambu hitam, wulung Jawa
17. Gigantochloa atter
Bambu ater, jawa
Jawa
benel, buluh 18. Gigantochloa achmadii Widjaja.
Buluh apus
Sumatera
19. Gigantochloa hasskarliana
Bambu lengka tali
Jawa, Bali, Sumatera
20. Gigantochloa levis (Blanco) Merr.
Buluh suluk
Kalimantan
21. Gigantochloa manggong Widjaja.
Bambu manggong
Jawa
22. Gigantochloa nigrocillata Kurz
Bambu lengka, terung Jawa terasi
23. Gigantochloa pruriens
Buluh rengen
Sumatera
24. Gigantochloa psedoarundinaceae
Bambu andong,
Jawa
gambang surat 25. Gigantochloa ridleyi Holtum.
Tiyang kaas
Bali
26. Gigantochloa robusta Kurz.
Bambu mayan, temen Jawa, Bali, Sumatera serit
27. Gigantochloa waryi Gamble
Buluh dabo
Sumatera
28. Melocanna bacifera (Roxb) Kurz.
-
Jawa
29. Nastus elegantissimus (Hassk) Holt.
Bambu eul-eul
Jawa
30. Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera
bambu uncea
Jawa
31. Schizotachyum blunei Ness.
Bambu wuluh,
Jawa, NTT, NTB,
tamiang
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Maluku.
32. Schizotachyum brachycladum Kuez.
33. Schizotachyum candatum Backer ex
Buluh nehe, awi buluh, Jawa, Sumatera, ute wanat, tomula
Sulawesi, Maluku
Buluh bungkok
Sumatera
Bambu toi
Sulawesi, Maluku,
Heyne 34. Schizotachyum lima (Blanco) Merr.
Irian Jaya 35. Schizotachyum longispiculata Kurz.
Bambu jalur
Jawa, Sumatera, Kalimantan
36. Schizotachyum zollingeri Stend.
Bambu jala,
Jawa, Sumatera
cakeutreuk 37. Thryrsostachys siamensis Gamble.
-
Jawa
2.1.6 Contoh Desain rumah bambu Desain Tradisional
Desain Modern
Semi modern
2.17 Kelebihan dan Kekurangan Bambu : Kelebihan bambu sebagai bahan material : -
Mudah digunakan dan murah.
-
Cara penyambungan cukup dengan paku dan ijuk yang kuat.
-
Material yang sangat lentur dan dapat dengan mudah kita bentuk sesuai dengan keinginan kita.
Kekurangan bambu sebagai bahan material : -
Memiliki nilai keawetan yang cukup terbatas.
-
Kanji / serbuk bambu biasanya sangat digemari rayap.
-
Mutu bambu biasanya dipengaruhi oleh masa potong bambu (pemanenan), perawatan
dan pengeringan bambu, dan pengawetan bambu. Pemakaian Material Bambu Untuk Pembuatan Gazebo Saya akan memaparkan tentang pembuatan GAZEBO yang akan saya rencanakan terbuat dari 97 % bambu dan 3 % bahan selain bambu. Bambu yang akan saya gunakan seluruhnya terbuat dari 3 jenis bambu, yakni bambu petung / betung, bambu andong, dan bambu tali / apus. Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda. Untuk kolom utama, menggunakan jenis bambu betung / petung berdiameter 16 cm, untuk kuda-kuda menggunakan jenis bambu andong berdiameter 10 – 12 cm. Pada konstruksi gazebo ini kami menggunakan 2 macam sambungan :
a)
menggunakan baut 12 mm.
b)
menggunakan ijuk.
Mengapa kami menggunakan dua macam sambungan. Karena jika menggunakan satu macam sambungan akan memiliki kekurangan yang banyak, sehingga untuk menutupinya digunakan dua macam sambungan agar lebih sempurna dan meminimalisir kekurangan dari sambungan pertama ataupun kedua.
2.1.8 Sistem konstruksi bambu
Sistem rangka batang bambu merupakan struktur bangunan yang sangat efisien terhadap penurunan dan getaran tanah. (Gempa bumi) dan terhadap tekanan dinamis (angin sebagai gaya horizontal). Sebagai konstruksi ringan (bobot konstruksi lantai, dinding, maupun atap ) menjadi sedikit dan dengan titik buhul pada sistem rangka batang yang bekerja sebagai engsel, semua batang dapat bergerak sedikit tanpa mempengaruhi kestabilan konstruksi. Bahan bangunan bambu serta strukturnya dapat berubah- ubah bentuknya secara luas dan dengan demikian akan menghasilkan pemusnahan energi.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sistem rangka batang bambu dapat diterapkan untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa bumi, pembangunan rumah panggung, konstruksi dinding rangka, pelat lantai, maupun atap. Bambu juga dapat dimanfaatkan sebagai tulangan beton. Selain untuk bahan bangunan struktur, bambu dapat digunakan sebagai perlengkapan bangunan seperti pintu dan jendela maupun perlindungan pembukaan dinding terhadap matahari (sirip, krepyak, kerai(, pipa dan pompa air serta konstruksi pagar.
Menggunakan bambu sebagi bahan bangunan rangka batang menuntut diperhatikannya masalah berikut.
- Bambu tanpa pengawetan mudah membusuk dan diserang oleh serangga dan cendawan, terutama jika berhubungan dengan kelembaban tanah,
- Sesudah bambu ditebang, batang dalam waktu singkat dapat diserang serangga jika tidak diawetkan langsung.
- Dalam keadaan kering bambu sangat rentan terhadap kebakaran dan membutuhkan perawatan khusus.
- Kekuatan dan daya tahan memudar seturut umurnya (contoh kerusakan pektin yang mengikat serat selulosa oleh bahan yang bersifat alkali atau kehilangan struktur sel oleh serangga yang memakan kanjinya).
- Jangan menggunakan paku baha sebagai alat sambungan bambu, tetapi gunakan pasak kayu/ bambu serta pengikatan.
- Jangan menggunakan bambu yang retak atau sudah terserang oleh serangga.
- Jangan menggunakan bambu yang dipotong diluar musim yang tepat. 2.2
Rumusan Masalah
2.2.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu beralih ke bambu ? Krisis Global yang berkepanjangan memang meresahkan masyarakat di seluruh dunia. Harga – harga kebutuhan pokok terus meningkat seiring perubahan ketidakstabilan nilai rupiah di pasar dunia. Tidak terkecuali harga bahan bangunan yang tentunya menyebabkan harga pembangunan sebuah gedung ikut meningkat pula. Kalau dulu, membangun rumah dengan kisaran harga 1 juta rupiah per meter persegi masih dapat dilakukan. Sedangkan sekarang, paling tidak untuk membangun rumah tinggal dengan standar mutu yang bagus dan representatif kisarannya bisa mencapai angka 2.5 – 3 juta rupiah per meter perseginya. Untuk itu, kita sebaiknya perlu mencari cara yang pas agar kita dapat menekan ongkos konstruksi rumah tinggal yang akan kita bangun. Kita perlu mencari cara dan kreasi yang lebih unik agar hemat namun tetap terlihat sedap dipandang mata. Caranya adalah dengan
pengguanaan material yang tepat guna, hemat, dan terjangkau. Misalnya dengan menggunakan dinding batako yang lebih murah daripada batu bata. Lalu dengan cara merancang dinding yang bervariasi dalam artian tidak semua dinding diplester dengan acian semen halus dan cat, tapi ada variasi dan komposisi dinding yang mana yang memang merupakan ekspose kasar dan yang mana yang halus. Dan dengan cara penggunaan atap gelombang non-asbestos atau fiber semen yang tentu saja jauh lebih murah dan ramah lingkungan ketimbang genteng beton ataupun genteng keramik. Namun, ada cara yang lebih mudah lagi. Dengan melihat potensi Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Kita seharusnya dapat cukup jeli melihat potensi sumber daya alam kita yang beraneka ragam ini. Sumber daya alam kita, khususnya yang merupakan material bangunan yang paling banyak ditemui adalah kayu. Akan tetapi, karena kayu harganya begitu mahal di pasaran, kayu menjadi material yang terasa cukup mewah khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin membangun rumah tinggal. Selain itu, isu lingkungan seperti penebangan hutan secara liar membuat kita cenderung untuk prihatin terhadap sumber daya alam kita yang semakin menipis ini. Selain kayu, sebenarnya bahan lain yang sering ditemui dan tumbuh dengan mudah di Indonesia adalah bambu. Bambu dapat dengan mudah tumbuh dan berkembang di alam Negara kita ini. Harganya pun murah dan terjangkau bagi siapa saja. Namun, memang benar belum banyak orang yang melirik potensinya sebagai material alternatif yang dapat kita gunakan sebagai elemen dekorasi rumah kita. Selain itu, pengetahuan kebanyakan masyarakat kita terbatas tentang bambu pun agaknya cukup terbatas. Kebanyakan dari kita hanya tahu bahwa bambu hanya sebagai penghias rumah makan ataupun saung yang berada di desa-desa. Padahal, kekuatan bambu yang misalnya digunakan sebagai struktur utama memiliki kekuatan yang tidak kalah jauh kalau dibandingkan dengan kayu. Bahkan dalam beberapa kasus tertentu bambu kekuatannya lebih lentur daripada kayu. Dari berbagai penelitian, struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan. Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk). Fakultas Kehutanan IPB mengungkapkan fakta bahwa kuat tekan bambu (yang berkualitas) sama dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu. Bahkan, dengan kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.
Sudah waktunya Indonesia mempunyai standar bambu yang berlaku secara nasional dengan merujuk pada standar bambu internasional yang sudah ada seperti, ISO 22156 (2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan dengan jenis bambu yang ada di Indonesia. Langkah awal untuk maksud ini sudah dimulai dari di Puslitbang Permukiman dengan menghadirkan para ahli/peneliti bambu dari UGM, ITB, IPB, LIPI, PROSEA dan Puslitbang Permukiman yang hasilnya dapat dipakai sebagai informasi awal untuk langkahlangkah selanjutnya dalam merealisasikan standar bambu. Dengan tersedianya standar bambu untuk bangunan diharapkan produk yang menggunakan bambu dapat lebih berkualitas, lebih lama umur pakainya, seragam dalam penggunaannya, dapat meningkatkan nilai tambah bambu sehingga dapat menggantikan peran kayu di masa mendatang.
2.2.2 Pemanfaatan bambu
Memiliki rumah merupakan kebutuhan semua orang. Jika permasalahan yang muncul adalah keterbatasan dana, membangun rumah tumbuh bisa menjadi solusi. Namun, satu opsi yang tak kalah menarik adalah menggabungkan konstruksi permanen dengan semi permanen. Misalnya, untuk kamar tidur dan kamar mandi sebagai ruang dengan privasi tinggi, menggunakan tembok batako atau batu bata. Namun, untuk ruang lain, seperti ruang tamu, ruang makan, dan dapur, bisa dibuat dengan bangunan semi permanen, berbahan bambu. Kecuali fondasi, penggunaan BAMBU sebagai bahan bangunan umum dipraktekkan, terutama elemen pokok, seperti dinding dan kolom. Bambu sebagai Dinding Saat tersebut tentang dinding bambu, benak kita langsung mengarah pada gedek, pelupuh, atau gubug. Kini, meski masih menggunakan materi tersebut, bisa dikombinasikan
dengan plester dinding. Anyaman bambu di sini sebagai alternatif pengganti batu bata. Faktanya, bambu tidak tahan air hujan, dan plester itu cukup melindungi. Sungguh lumayan, karena perpaduan itu bisa menghemat hingga setengah biaya pembangunan. Secara teknis, salah satu cara pembuatan dinding bambu plester diawali dengan terlebih dahulu membuat rangka, bisa menggunakan bambu atau kayu, secara modular. Anyaman bambu yang sudah divernis ditempelkan dan dipaku. Lalu, kamprot dengan adukan semen encer (1 semen : 4 pasir). Setelah kering, barulah dinding tersebut diplester dan diaci. Pelupuh bisa menjadi opsi selain anyaman. Sistem pemasangannya tak jauh beda. Untuk memperkuat daya lekat antara elemen anyaman/pelupuh bambu, gunakan kawat beton yang dikaitkan pada rangka. Agar kokoh, dinding bambu harus diangker dengan balok ring. Jangan lupa untuk memperhitungkan ukuran lubang bukaan, baik itu pintu, jendela, maupun lubang angin. Dinding bambu tidak hanya berupa anyaman atau pelupuh, bisa juga berupa gelondongan bambu utuh, setengah gelondongan, juga bilah bambu yang disusun berjajar. Fungsinya tidak hanya sebagai dinding utama, namun bisa sebagai secondary skin (kulit kedua) yang mengontrol inflitrasi sinar matahari. Bisa pula sebagai partisi dalam ruang yang fungsional dan dekoratif. Bambu sebagai Kolom Kolom, juga fondasi merupakan struktur utama bangunan. Fungsinya seperti tulang pada tubuh manusia, membuat bangunan berdiri tegak. Sayangnya, bambu tidak bisa digunakan sebagai fondasi yang ditanam dalam tanah karena sifatnya yang antilembab. Fondasi yang bisa digunakan adalah fondasi umpak. Sedangkan untuk kolom, bambu bisa dipakai sebagai pengganti kolom baja, batu bata, ataupun kolom dari kayu glugu. Di sini, bambu berfungsi menggantikan tulangan beton. Besarannya ditentukan beban yang harus ditopang, baik beban mati maupun beban hidup, serta gaya lateral atau tekanan angin. Untuk teknis pembuatannya, diawali dengan memilih satu bambu ukuran besar, semisal bambu petung atau beberapa bambu ukuran sedang yang digabung. Bebat seluruh muka bambu dengan kawat ayam. Perkuat dengan paku 4 cm tiap 20 cm lalu divernis. Lapisi dengan semen kamprot lalu diamkan hingga kering. Setelah itu, barulah diplester berbentuk
bulat atau kotak sesuai rancangan. Ujung bawah kolom bambu harus masuk sampai fondasi dan diangker. Agar tidak dimasuki tikus atau rayap, ujung kolom tidak boleh bercelah, harus ditutup dengan mortar. Bambu sebagai Elemen Bangunan Lain Selain dinding dan kolom, bambu mewarnai berbagai elemen lain. Atap tersusun dari bilah-bilah bambu. Untuk kuda-kuda, bambu gombong atau bambu andong adalah pilihan tepat. Untuk membuat efek skylight, kita bisa memadukan kisi-kisi bambu dengan kaca atau fiberglass. Plafon muncul dalam bentuk lembaran anyaman gedeg, sasak, atau bronjong. Anyaman bambu sendiri tampil cantik sebagai wallpaper atau karpet. Bambu juga bisa difungsikan untuk membuat tangga, anak tangga, railing (pegangan tangga), sopi-sopi (dinding yang menyangga atap, bentuknya mengikuti kemiringan atap), lantai parket bambu, daun pintu, daun jendela, dsb. Jenis pondasi pada rumah semi permanen tetap memakai pondasi batu kali, rolaag bata atau batako. Dinding peralihan dari bata/batako ke dinding bambu harus dibuat setinggi minimal setengah meter dari tanah untuk menjaga anyaman bambu tetap kering sepanjang tahun. Bahwasanya, kreasi tak mengenal batas, maka, mari padu padankan: batu, kayu, kayu kelapa, batok kelapa, genteng, kaca, besi, alumunium, beton, dan semua material yang tersedia di bumi ini. Bangunan permanen menelan biaya pembangunan sekitar 1,7 juta/m2 s.d. 2 juta/m2 untuk satu lantai, sedangkan bangunan semi permanen yang menggunakan material bambu jatuh di kisaran harga 800 ribu s.d. 1,2 juta/m2. Cukup signifikan sebagai langkah penghematan. Rumah bambu, representasi budaya yang membumi. Pasca gempa, rumah dengan rangka batu bata atau beton banyak yang runtuh, sementara rumah bambu atau kayu tetap berdiri utuh. Udara saling-silang, sejukan rumah, sejukan hati. Sungguh tak putus berharap, bambu adalah material bangunan masa depan.
2.2.3 Cara pemanfaatan limbah bambu Ternyata limbah bambu yang selama ini tidak termanfaatkan mempunyai manfaat yang cukup besar dan menguntungkan untuk para petani, khususnya mereka yang tinggal di
pedesaan. Hal ini karena limbah bambu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Selain lingkungan menjadi bersih karena sampah-sampah tersebut dimanfaatkan, hasilnya juga dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman, khususnya untuk tanaman kebun atau pekarangan. Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut.
Siapkan sebuah lubang
Kemudian cari juga daun serta ranting bambu yang sudah dibersihkan, keringkan, kemudian potong kecil-kecil.
Masukkan ke dalam kantong plastik berukuran besar
Campur dengan sedikit saja pupuk buatan
Tambahkan kotoran kambing yang sudah disiapkan, campurkan.
Setelah tercampur tambahkan pula tanah kemudian campurkan
Setelah semuanya tercampur, baru masukkan kedalam lubang yang tadi sudah digali, setelah itu timbun kurang lebih 2/1,5 bulan Mensiasati
tingginya
harga
pupuk
dengan
limbah
bambu.
Setelah tertimbun dua bulan, ambil campuran limbah bambu, kotoran kambing, dan tanah yang telah membusuk dengan cara mengangkat kantong plastik. Kemudian aduk campuran hingga
merata,
jemur
dengan
cara
dianginkan
supaya
kalor
berkurang.
Sesudah melewati proses-proses tersebut, pupuk kompos dari limbah bambu sudah dapat digunakan. Hal ini tentu sangat membantu para petani khususnya dalam mensiasati tingginya harga pupuk. Pupuk kompos ini secara ekonomis sangat murah karena dikerjakan dengan cara-cara tradisional dan berbahan baku limbah-limbah yang ada di sekitar kita. Dengan begitu, kita dapat menggunakan pupuk tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Selain ekonomis pupuk kompos ini juga ramah lingkungan, tidak akan mencemari tanah dan habitat di sekitarnya, karena pupuk ini sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Dengan demikian kita banyak mendapatkan keuntungan di antaranya: biaya produksi yang rendah, mudahnya pembuatan, lingkungan yang terjaga kebersihannya karena adanya pemanfaatan sampah, serta ramah lingkungan.
BAB III Hasil dan Pembahasan Dari judul yang kami bahas, telah dihasilkan mungkin bagi orang Indonesia bambu sering dipandang sebelah mata. Bambu di anggap materialnya “wong kere”. Bahan bangunan bagi orang yang tidak mampu membeli batu bata, semen, genteng dan lain-lain yang relatif mahal. Orang melihat bahan baku rumah adalah menunjukkan status sosial seseorang dan mungkin gengsi seseorang. Maka hanya orang miskinlah yang dianggap yang mampu membeli bambu dan hanya mampu mewujudkan desain rumah bambu saja. Kalo menurut para ahli asing berpendapat bahwa bambu merupakan material masa depan yang berpotensi menggantikan kayu karena makin menipisnya hutan tropis yang merupakan penghasil kayu yang utama untuk saat ini. Bambu dapat dipersaingkan dengan baja dan harganya lebih murah, namun kita harus pandai menjaga ketahanan dari bahan bambu dari faktor-faktor yang dapat membuat bambu cepat rusak.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Rumah bambu tidak hanya identik dengan bangunan desa atau kuno. Namun dengan seiring berkembangnya zaman, rumah bambu dapat di modifikasi sedemikian rupa sehingga rumah bambu juga mendapat kesan minimalis, modern, dan natural. Walaupun rumah bambu dianggap bangunan tidak kokoh oleh masyarakat awam tetapi sebenarnya rumah bambu sangatlah kokoh karena dapat meredam gempa. 4.2 Saran -
Untuk kedepannya diharapkan Indonesia mempunyai standar bambu yang berlaku
secara nasional dengan merujuk pada standar bambu internasional yang sudah ada seperti, ISO 22156 (2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan dengan jenis bambu yang ada di Indonesia.
-
Dalam membuat konstruksi bangunan jangan hanya terpaku pada kayu atau bahan lain
yang sifatnya terbatas tapi kita juga harus melirik bambu dikarenakan bambu juga tidak kalah mutunya dengan yang lain dan harganyapun cukup terjangkau.