TRIAGE berasal dari bahasa prancis yaitu “Trier” yang berarti membagi kedalam tiga kelompok. TRIAGE juga diterapkan dalam lingkup bencana atau musibah massal. Dengan menggunakan teknik Simple Triage and Rapid Treatment (START) TRIAGE adalah suatu pengelompokan/penggolongan pasien berdasarkan tipe dan tingkat kegawatan kondisinya.(Zimmermann dan Herr,2006) TRIAGE juga diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan berdasarkan pada beratnya cidera yang diprioritaskan ada tidaknya gangguan pada A,B,C dengan mempertimbangkan sarana, SDM, Probabilitas hidup penderita.
TUJUAN TRIAGE 1. Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa 2. Memprioritaskan pasien menurut kondisi keakutannya 3. Menempatkan pasien sesuai keakutannya berdasarkan pada pengkajian yang tepat dan akurat 4. Menggali data yang lengkap tentang keadaan pasien
TRIAGE DALAM BENCANA •
•
Triage dalam musibah /bencana dilakukan dengan tujuan bahwa dengan sumberdaya yang minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin Pada musibah massal jumlah korban puluhan/ratusan sehingga dianjurkan menggunakan START (Simple Triage and Rafid Treatment)
Hal yang Harus Dilakukan Saat di Tempat Kejadian 1. Berusaha tenang, lihat sekeliling dan menyeluruh pada lokasi kejadian. 2. Perkiraan jumlah korban dan beratnya cidera korban. 3. Laporkan secara singkat pada Call Center dengan bahasa yang jelas Hal-hal yang perlu diinformasikan; 1. Lokasi kejadian 2. Tipe insiden yang terjadi 3. Adanya ancaman atau bahaya yang mungkin akan terjadi 4. Perkiraan jumlah pasien 5. Tipe bantuan yang harus diberikan
METODE START •
Metode START dikembangkan untuk penolong pertama yang bertugas memilih pasien pada korban dengan waktu 30 detik/kurang berdasarkan 3 pemeriksaan primer;
1. Respirasi 2. Perfusi (Mengecek Nadi Radialis) 3. Status Mental
KLASIFIKASI KORBAN
1. Korban kritis/immediate diberi label Merah /kegawatan yang mengancam nyawa. (Prioritas 1). Kriteria sebagai berikut; a.
RR > 30x/menit
b. Tidak ada nadi Radialis c.
Tidak sadar/penurunan kesadaran
2. Delay/tertunda diberi label Kuning / kegawatan yang tidak mengancam nyawa dalam waktu dekat. (Prioritas 2). Kriteria sebagai berikut; a.
RR< 30x/menit
b. Nadi teraba c.
Status mental baik
3. Korban terluka yang masih dapat berjalan diberi label Hijau, tidak terdapat kegawatan/ penanganan dapat ditunda.
am/
Macam Kasus
Kasus EMERGENCY, misalnya; •
•
Akut MCI
•
Sumbatan Jalan Napas
•
Tension Pneumothorak
•
Flail Chest
•
•
Trauma Berat
Shock Hepovolemic Derajat III – IV Luka Bakar dengan Trauma Inhalasi
Kasus URGENT, misalnya; •
Cidera Tulang
•
Patah Tulang Terbuka
Trauma Capitis Tertutup Luka Bakar Apendiksitis Akut Akan terjadi peningkatan Resiko jika tidak ditangani dalam beberapa jam. • • •
Kasus NON URGENT,
misalnya; •
Luka lecet
•
Luka memar
•
Fraktur extremitas Atas
•
Demam
•
Keluhan-keluhan lain
TAHAPAN METODE START 1. Langkah Pertama Dengan aba-aba (Out Speaker) memerintahkan pada korban yang dapat berdiri dan berjalan bergerak ke lokasi tertentu yang lebih aman. Jika dapat berdiri dan berjalan, disimpulkan sementara tidak terdapat gangguan yang mengancam jiwa. 2. Langkah Kedua Pasien yang tidak berdiri/dan bergerak menjadi prioritas pengkajian berikutnya. Penolong bergerak secara sistematis dari korban satu ke korban berikutnya. Lakukan pengkajian kurang dari 1 menit setiap pasien. Beri label sesuai dengan korban. INGAT ! Tugas Penolong untuk menemukan pasien Label MERAH (yang membutuhkan Pertolongan segera).
ALUR PENANGANAN KORBAN BENCANA DI LAPANGAN BENCANA
Tim Penilai (Rappid Assesment)
TIM MEDIK + BANTUAN LAINNYA Pos Medik Lapangan RUMAH SAKIT
Stabilisasi
Pengobatan
TRIAGE Evakuasi
Kontrol Lalu Lintas IGD OK RAWAT INAP MENINGGAL
ANTAR RS
PULANG
ALUR “START” BISA JALAN? Tidak Buka Air Way
PASIEN BERNAPAS
PX napas setelah Air Way
Ya
YA
CIDERA RINGAN/ HIJAU
Ya 30 lebih 30x/menit
30 kurang
URGENT/ MENINGGAL/ MERAH HITAM Perpusi periksa Tidak Nadi Radialis/ Kesadaran Kapiler Ada Kontrol Perdarahan Periksa Kesadaran URGENT/