TREND ISSUE KOMPLEMENTER
OLEH : KELAS B11-A KELOMPOK 2
I GUSTI AYU SELVIA YASMINI I KADEK APRIANA I MADE DWI SATWIKA SATWIKA WIRA PUTRA MADE SURYA MAHARDIKA NI KADEK SINTHA YULIANA SARI NI KETUT NANIK ASTARI NI LUH PUTU EKA RASNUARI NI PUTU AYU SWASTININGSIH
(183222911) (183222913) (183222914) (18322292) (183222923) (18322292!) (183222931) (183222939)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 218
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Keperawatan Maternitas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanaat bagi para pembaca dan semua pihak.
!enpasar, "" #ktober "$%&
Penulis
i
DA"TAR ISI
KATA PE'(A'TA)......................................................................................................i !A*TA) ++...................................................................................................................ii -A- + PE'!A/0/A' %.% 0atar -elakang.......................................................................................................... % %." )umusan Masalah....................................................................................................." %.1 Tujuan Penulisan......................................................................................................." %.2 Manaat Penulisan....................................................................................................." -A- ++ PEM-AAA' ".% !einisi Pengobatan Tradisional !an Komplementer Alternati..............................1 "." Klasiikasi Pengobatan Tradisional !an Komplementer3Alternati.........................2 ".1 Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional !i Masyarakat........................................2 ".2 Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional !i arana Kesehatan..............................4 ".5 Aspek Etik !alam Terapi Komplementer Alternati !an Tradisional.....................4 ".4 Trend +ssue Terapi Komplementer Alternati !an Tradisional.................................& ".6 Terapi Komplementer !alam -idang Maternitas.....................................................%" -A- +++ PE'/T/PA' 1.% impulan................................................................................................................... %1 1." aran.........................................................................................................................%1 !A*TA) P/TAKA......................................................................................................%2
ii
BAB I PENDAHULUAN 1#1 L$%$& B'$$*+
Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. 'amun, dalam beberapa sur7ei yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapikomplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak terbatas. eperti Thomas *riedman 8"$$59 mengatakan: saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspekti obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang3orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten.. !engan demikian sangat penting bagi perawat proesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek3 praktek yang akan mereka jalankan. al ini berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien. Terapi komplementer yang dikenal juga sebagai terapi kedokteran alternati melesat cepat menjadi bagian dari pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Terapi moderen yang dianggap sebagai ilmu kedokteran barat 8western medicine9 memang sejak lama memproklamirkan dirinya sebagai ilmu kedokteran dengan dasar rasional. Artinya pemecahan masalah kesehatan didasarkan atas pertimbangan yang bisa dinalar dan harus masuk akal. ehingga para penganut aliran ini menganggap bahwa masalah kesehatan akan tuntas diselesaikan jika penyebabnya dihilangkan. Misalnya orang yang mengalami keganasan 8kanker9 payudara akan dianggap selesai segalanya jika kanker yang ada di payudara dihilangkan ; dioperasi. al ini berbeda dengan pengobatan timur yang menganggap bahwa there is something behind something . Artinya ketika seseorang dinyatakan menderita penyakit tertentu, pasti ada sesuatu di balik penyakit yang sedang dideritanya. Thus, tidak hanya sekedar menghilangkan kanker, namun harus juga dipertimbangkan hal lain yang melatarbelakangi kanker tersebut. Karenanya dalam pendekatan pemecahan masalah kesehatan, kedokteran timur cenderung lebih alamiah dan lebih aman dari sisi eek samping yang tidak didapatkan pada pengobatan moderen 8barat9 karena cenderung menggunakan bahan sintetik ; kimia. il7a < 0udwick 8"$$59 mengidentiikasi paling 1
tidak ada tiga isu etik sekaitan dengan terapi komplementer yaitu terkait dengan keamanan, bidang praktik dan perbedaan budaya. 1#2 R,,.$* M$.$$/
a. -agaimanakah deinisi pengobatan tradisional dan komplementer alternati= b. -agaimanakah klasiikasi pengobatan tradisional dan kompleenter3alternati= c. -agaimanakah penyelenggaraan pengobatan tradisional di masyarakat= d. -agaimanakah penyelenggaraan pengobatan tradisional di sarana kesehatan= e. -agaimanakah aspek etik dalam terapi komplementer alternati dan tradisional= . -agaimanakah trend issue terapi komplementer alternati dan tradisional= g. -agaimanakah terapi komplementer dalam bidang maternitas=
1#3 T,0,$* '*,.$*
a. /ntuk menjelaskan deinisi pengobatan tradisional dan komplementer alternati b. /ntuk menjelaskan klasiikasi pengobatan tradisional dan komplementer3 alternati c. /ntuk menjelaskan penyelenggaraan pengobatan tradisional di masyarakat d. /ntuk menjelaskan penyelenggaraan pengobatan tradisional di sarana kesehatan e. /ntuk menjelaskan aspek etik dalam terapi komplementer
alternati dan
tradisional . /ntuk menjelaskan trend issue terapi komplementer alternati dan tradisional g. /ntuk menjelaskan terapi komplementer dalam bidang maternitas
1#4 M$*$$% P'*,.$*
a. Manaat Teoritis asil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa keperawatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Trend +ssue Komplementer. b. Manaat Praktis asil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan. 2
BAB II PEMBAHASAN 2#1 D'*. P'*+5$%$* T&$6.*$ D$* K''*%'& A%'&*$%
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan kon7ensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Menurut ># 8>orld ealth #rgani?ation9 pengobatan komplementer adalah pengobatan non3kon7ensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk +ndonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari ?aman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun @ temurun pada suatu negara. Menurut /ndang3/ndang )+ 'o. 14 tahun "$$ tentang Kesehatan pasal % butir %4 pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. edangkan menurut KMK )+ 'o %$64;ME'KE;K;B++;"$$1 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional pasal % ayat % pengobatan tradisional adalah
pengobatan dan;atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang
mengacu
kepada
pengalaman,
ketrampilan
turun
temurun,
dan;atau
pendidikan;pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. #bat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian 8galenik9 atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman 8ayat "9. Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional; alternati7e 8ayat 19. Menurut Penyelenggaraan
Pemenkes Pengobatan
)+
'o
%%$;
ME'KE;PE);+C;"$$6
Komplementer Alternati
di
*asilitas
tentang Pelayanan
Kesehatan pasal % ayat % pengobatan komplementer alternati7e adalah pengobatan non kon7ensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promoti, pre7enti, kurati, dan rehablitatiyang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan eektiitas yang tinggi yang
3
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam kedokteran kon7ensional. 2#2 K$.$. P'*+5$%$* T&$6.*$ D$* K''*%'&-A%'&*$%
Menurut KMK )+ 'o %$64;ME'KE;K;B++;"$$1 pasal 1 ayat " pengobatan tradisional diklasiikasikan sebagai berikutD a. Pengobat tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, releksi, akupresuris, akupunkturis, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. b. Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan +ndonesia 8amu9, gurah, tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist dan pengobat c.
tradisional lainnya yang metodenya sejenis. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat radisional dengan
pendekatan agama +slam, Kristen, Katolik, indu, atau -udha. d. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional tenaga dalam 8prana9, paranormal, reiky master, Figong, dukun kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. Menurut Pemenkes )+ 'o %%$; ME'KE;PE);+C;"$$6 pasal 2 ayat % ruang lingkup pengobatan komplementer alternati7e adalahD
e.
+nter7ensi tubuh dan pikiran 8mind and body interventions) ystem pelayanan pengobatan alternati7e 8alternative system of medical practice) Gara penyembuhan manual 8manua lhealing methods) Pengobatan armakologi dan biologi 8 pharmacologic and biologic treatments) !iet dan nutrisi untuk pencegahan da pengobatan diet and nutrition the prevention
f.
and treatment of disease) Gara lain dalam diagnose dan pengobatan 8unclassified diagnostic and treatment
a. b. c. d.
menthod) 2#3 P'*7''*++$&$$* P'*+5$%$* T&$6.*$ D M$.7$&$
%$(K R N
1!M'*'.SV23)
emakin maraknya praktik pengobatan tradisional di masyarakat telah mendorong pemerintah untuk menerbitkan regulasi yang mengatur penyelenggaraanya untuk mencegah terjadinya eek merugikan pada masyarakat. emua pengobat tradisional yang menjalankan pekerjaan pengobatan tradisional wajib mendatarkan diri kepada Kepala !inas Kesehatan Kabupaten;Kota setempat untuk memperoleh urat Terdatar Pengobat Tradisional 8TPT9. Pengobat tradisional dengan cara supranatural
4
harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dari Kejaksaan Kabupaten;Kota setempat sedangkan pengobat tradisional dengan cara pendekatan agama harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dari Kantor !epartemen Agama Kabupaten;Kota setempat 8pasal 29. al ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah adanya keresahan di masyarakat misalnya kekhawatiran tentang aliran sesat atau penipuan yang mungkin dilakukan oleh pengobat demi keuntungan pribadi. etelah terdatar pengobat tradisional harus mengajukan urat +?in Pengobat Tradisional
8+PT9
yang akan dikeluarkan oleh Kepala !inas Kesehatan
Kabupaten;Kota. ebelum memberikan ijin !inas Kesehatan akan melakukan penapisan meliputi aktor pemanaatan pengobatan tradisional, aktor sistim;cara;ilmu pengobatan tradisional, dan aktor pengembangan. !alam ketentuan ini hanya akupunturis yang diatur secara jelas mengeai uji kompetensi dan bahkan dapat diikutsertakan dalam sarana pelayanan kesehatan 8pasal 3%%9. Tidak semua jenis pengobatan tradisional boleh dilaksanakan di +ndonesia. Pengobatan tradisional hanya dapat dilakukan apabila D a. Tidak membahayakan jiwa atau melanggar susila dan kaidah
agama
serta
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diakui di +ndonesia b. Aman dan bermanaat bagi kesehatan c. Tidak bertentangan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat d. Tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang hidup dalam masyarakat: Pengobat tradisional harus memberikan inormasi lisan yang jelas dan tepat kepada pasien tentang tindakan pengobatan yang dilakukannya, mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan pengobatan. emua tindakan harus mendapat persetujuan lisan atau tertulis dari pasien; keluarga. Khusus untuk tindakan pengobatan tradisional yang mengandung risiko tinggi bagi pasien harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan 8pasal %"3%59. !alam melaksanakan pengobatannya, pengobat tradsional boleh menggunakan peralatan yang aman tetapi dilarang untuk menggunakan peralatan kedokteran atau penunjang diagnostic kedokteran 8pasal %49. Peraturan ini di satu sisi melindungi pasien dari praktik yang tidak tepat atau berisiko, tetapi di sisi lain hal ini adalah bentuk ketidakadilan. Pengobat tradisional dilarang dengan keras menggunakan alat kedokteran walaupun yang paling sederhana dan dapat dipidana, sedangkan dokter dengan kursus singkat selama 1 bulan atau % tahun dapat dengan seenaknya menggunakan jarum akupuntur, jamu, bekam dan peralatan pengobat tradisional lain.
5
eperti halnya pelayanan kesehatan yang lain, pengobat tradisional harus membuat catatan status pasien dan wajib melaporkannya ke Kepala !inkes Kabupaten;Kota setiap 2 bulan. Pengobat tradisional juga wajib merujuk pasien gawat darurat atau yang tidak mampu ditangani ke sarana pelayanan kesehatan 8pasal %, ""9. !alam hal pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengobatan tadisional dilakukan oleh Kadinkes Kabupaten; Kota, Kepala Puskesmas atau /PT yang ditugasi 8pasal 1%9. 2#4 P'*7''*++$&$$* P'*+5$%$* K''*%'&-A%'&*$% D S$&$*$ K'.'/$%$* (P''*'. R N 119 M'*'.P'&I2)
Pengobatan komplementer alternati7e dapat dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan jika aman, bermanaat, bermutu dan terjangkau 8pasal 59. arana pelayanan kesehatan tersebut dapat berupa ) pendidikan, ) non pendidikan, ) Khusus, ) swasta, praktik perorangan, praktik berkelompok, dan Puskesmas. Praktik perorangan pengobatan komplementer alternati7e hanya bisa dilaksanakan oleh dokter atau dokter gigi, sedangkan praktik berkelompok harus dipimpin oleh dokter atau dokter gigi 8pasal %$9. !alam pasal %2 disebutkan bahwa dokter dan dokter gigi adalah pelaksana utama pengobatan komplementer alternati7e, sedangkan tenaga kesehatan yang lain berungsi membantu dokter atau dokter gigi dalam melaksanakannya. 2#; A.' E% D$$ T'&$ K''*%'& A%'&*$% D$* T&$6.*$
-anyak aspek etik yang di pertanyakan dalam terapi komplementer. Tidak semua pengobatan komplementer alternati7e dan tradisional yang memiliki kode etik yang ditetapkan oleh organisasi proesi mereka. Terapi komplementer alternati7e yang dilaksanakan di sarana kesehatan tentu saja menyesuaikan dengan kaidah etik kedokteran atau keperawatan. -eberapa aspek etik yang terjadi
diantaranya adalah
8Kerry, "$$1: il7a < 0udwick, "$$%9 D a. Aspek kejujuran dan integritas !alam aspek ini praktisi terapi komplementer di tuntut untuk dapat membuktikan khasiat dari tindakan yang mereka berikan kepada klien. Perlu adanya pembuktian karena ini bersangkutan dengan nyawa seseorang. misalkan saja pemberian obat multi7itamin tidak memiliki eek samping akan tetapi tidak menyembuhkan suatu penyakit dan itu telah di buktikan secara klinis. Pada terapi komplementer yang
6
biasanya memberikannjaminan kesehatan pada kliennya juga harus dapat membuktikan khasiat terapi yang diberikan. b. -eneicience, non3maleiciance dan konsen Ketika memberikan pengobatan berupa obat kepada klien seorang pemberi kesehatan harus mengetahui kandungan dalam obat itu sendiri dan apakah obat itu benar3benar eekti dalam mengobati penyakit yang diderita klien atau tidak. -iasanya obat yang ada dipasaran telah di uji terlebih dahulu sebelum dipasarkan untuk mengobati sakit pada manusia. #bat3obat ini melewati pengujian pada hewan dan dalam pengujian ini dilihat apakah obat benar3benar eekti atau tidak, dan adakah eek samping yang ditimbulkan oleh obat ini atau tidak. edangkan pada pengobatan terapi komplementer obat3obat yang diberikan banyak yang belum melewati proses pengujian ini oleh karena itu memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak diinginkan terjadi dan ini dapat merugikan klien sebagai pasien. Ketika
mendapatkan
pengobatan
praktisi
terapi
komplementer
harus
menginormasikan segi keberhasilan terapi ini dan klien berhak mendapatkan inormasi yang sesuai mengenai pengobatan yang diterimanya apakah benar terapi yang didapat klien ini eekti dan menerima rasa aman bahwa pengobatan yang diterimanya bukanlah placebo karena biasanya klien yang datang ke terapi alternati memiliki penyakit kronis, dimana mereka mereka telah mencoba pengobatan kon7ensional dan belum menemukan kesembuhan sehingga apabila terapi komplementer yang biasanya memberikan jaminan untuk kesehatan pada klien ini tidak dapat membuktikan keeektiannya maka nukan tidak mungkin menyebabkan klien menjadi depresi. c. Gonlict o interest Adanya moti lain yang mungkin melatarbelakangi pemberian terapi selain -eneicient pada klien juga harus dilihat, karena ini mungkin teradi pada terapi komplementer, misalkan saja terapi bebas biaya yang diberikan pada beberapa tempat terapi alternati apakah terapi yang diberikan benar3benar tidak memiliki moti lain selain memberikan kesehatan pada klien atau mungkin ada moti lain seperti membeli produk3produk dari terapi komplementer ini. d. ustice
7
Pemberi pelayanan kesehatan dituntut memberikan keadilan dalam pelanan kesehatannya maksudnya adala klien harus mendapatkan pelayanan yang terbaik dan pemberi pelayanan harus menggunakan suber3sumber yang tersedia denagn baik. Misalkan saa pada pemberian obat, apabila masih ada obat generik yang memiliki eek pengobatan yang sama baiknya dengan obat yang bukan generik maka pemberi pelayanan harus menggunakan obat generik lebih dahulu karena eeknya sama dan harganya lebih murah. edangkan pada terpi komplementer pengobatan yang diberikan memungkinkan hanya placebo dan klien tetap harus membayar tanpa mengetahui apakah pengobatan ini benar3benar eekti atau tidak 2#! T&'*6 I..,' T'&$ K''*%'& A%'&*$% D$* T&$6.*$
Perkembangan budaya barat, membawa kedokteran kon7ensional menguatkan tentang metode untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. -anyak terapi3terapi komplementer yang berasal dari sistem perawatan kesehatan tradisional
dengan
berbagai macam latar belakang budaya dan selalu berhubungan dengan ilosoi dan nilai religius sebagai kekuatan utama, tubuh sebagai penyembuh sendiri dan holistik 8ilsden dan Berhoe., %9. Terapi komplementer dan alternati dimarginalkan oleh praktisi3praktisi kedokteran kon7ensional, mereka mempertanyakan dan berasumsi bahwa hal ters ebut di bawah
pemikiran
kedokteran. Akan tetapi
karena
perkembangan dari
terapi
komplementer dan alternati membawa kedokteran kon7ensional untuk mengadopsi beberapa premis dan keuntungan yang mungkin 80aBalley and Berhoe., %59. Proesi keperawatan secara tradisional bertujuan untuk membuat suatu perkembangan dalam proses penyembuhan dan banyak perawat3perawat yang saat ini yang menerima terapi komplementer dan alternati yang eekti dalam proses penyembuhan
yang
berdasarkan
ilmu
kedokteran.aaat
ini
perawat3perawat
menampakkan
perkembangan yang kompleks untuk menemukan
jalan
untuk
memasukkan terapi komplementer dan alternati dalam perawatan kesehatan personal 8Thome., "$$%9. Perkembangan interest dan penggunaan terapi komplementer dan alternati dapat direleksikan secara undamental dalam orientasi sosial untuk kesehatan dan penyembuhan. -erikut ini merupakan aktor3aktor yang menjadi trendD a. Meningkatnya akses dalam inormasi kesehatan 8
b. c. d. e. .
Meningkatnya pre7alensi dari penyakit kronis Meningkatnmya rasa membutuhkan suatu kualitas hidup Menurunnya semangat;keinginan dalam scientific breakthroughs -erkurang nya toleransi dalam paternalistik Meningkatnya interest tentang spiritualitas 8onas, %&9. aat ini penggunaan terapi komplementer mulai menggeliat. al ini tentu akan
terkait dengan tren isu yang berkembang tentang terapi komplementer. $# Patient Safety Keselamatan adalah hal yang esensi dalam pelayanan kesehatan. !alam ini
keselamatan dasar patient saety dari con7entional medicine dan akan dibandingkan dengan terapi komplementer yang telah ada. ecara garis besar prinsip praktik terapi komplementer menurut Gurtis 8"$$29 untuk mengurangi terjadinya hal yang tidak diinginkan adalah D %. Menghargai otonomi pasien ". Menghargai etnis, umur dan status social 1. Tingkat sensiti7itas terhadap pasien harus tinggi, terkait keinginan dan penolakan terhadap terapi komplementer 2. -erhati3hati terhadap pasien yang tidak pernah konsul ke medis terkait penyakitnya. 5. Menganjurkan pasien untuk hati3hati dalam setiap keputusannya dan tetap menjalani terapi medis kon7ensional 4. !orong pasien untuk lebih selekti dalam memilih terapi !alam pelaksanaan praktik komplementer, terapis menggunakan pendekatan seperti tenaga kesehatan, dengan anamesis dan penegakan masalah yang disebut dengan diagnosa. erta pemberian resep ataupun inter7ensi komplementer. Aspek keselamatan pada diagnose suatu penyakit merupakan hal mendasar dalam terapi kon7ensional. !alam penerapan aspek keselamatan dalam penegakan diagnose dalam komplementer juga menjadi hal yang mendasar. eperti contoh diagnose pada terapi naturopaths di amerika, pendekatan ungsi sel dalam setiap aspek, seperti pemeriksaan gastrointestinal, immunology, nutritional, endocrinology, metabolic, toHic element eHposure, dan hair testing. !alam penerapan ini memang perlu standart dalam aspek keselamatan 8Gurtis,"$$29. Permaasalahan di +ndonesia masih jarang terapis dalam praktek terapi komplementer yang menggunakan standart penjaminan mutu dalam penanganan pasien, diagnose belum punya standart dan masih berbeda3beda, sangat tergantung terhadap perkataan guru bukan berdasar standart yang baku. Penyusunan protap sangat perlu menjadi hal mendasar serta pengawasan dari dinas kesehatan. Masalah terapi
9
komplementer di +ndonesia ini masih perlu adanya jaminan mutu pasien dan perlindungan pasien terkait dengan diagnostic yang digunakan oleh terapis. Aspek keselamatan juga sangat diperlukan terhadap pemberian terapy. -anyaknya terapi komplementer yang menggunakan pendekatan herbal menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap herbal memang menjadi dua sisi mata pisau, disisi lain dapat meningkatkan sugesti, namun disisi lain kepercayaan yang berlebihan, rasa ingin tahu akan isi dan eek samping obat konsumen kurang dan menyebabkan banyak kejadian jangka pendek dan atau panjang yang terjadi. Pemahaman terapis dan konsumen akan obat3obatan herbal sangat diperlukan untuk keselamatan pasien. -erdasarkan Gurtis 8"$$29 beberapa hal yang harus diperhatikan terkait menurunkan resiko terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam obat herbal adalah a. Kontaminasi D dalam penyajian dan pengemasan obat herbal masih sangat dipertanyakan, resiko kontaminasi perlu menjadi perhatian atas munculnya obat3 obatan herbal b. -ioa7aibility D perubahan ungsi dari ?at yang terkandung dalam obat herbal perlu diperhatikan terkait proses kimia dari pengemasan c. !osis D penelitian tentang herbal masih sangat jarang. eringkali yang terjadi adalah kelebihan dosis, meskipun berasal dari herbal namun dapat membahayakan pasien d. Alergi D alergi juga terkadang muncul akibat produk3produk herbal e. Keracunan D terkadang kandungan dalam obat herbal juga dapat menjadi toHic. -entuk terapi komplementer lain yang perlu diperhatikan dalam terkait aspek keselamatan antara lain terapi isik, seperti massase, spa, terapi akupuntur dan terapi homeophaty. Terapi komplementer pada terapi isik sangatlah berkaitan langsng dengan pasien, beberapa penelitian telah mampu menemukan beberapa eek samping dari terapi komplementer Yang menggunakan terapi isik ini. Permasalahan mendasar adalah, bagaimana penelitian di +ndonesia, bagaimana pengetahuan terapis di +ndonesia, hal ini menjadi P) besar bagi kementrian kesehatan. urnal luar negeri telah banyak mengungkap, namun pengetahuan terapis mengenai perkembangan ini juga harus di tingkatkan. Penelitian tentang terapi komplementer di +ndonesia juga perlu di tingkatkan, mengingat karakteristik orang di luar negeri dan di +ndonesia berbeda. 5# B6$*+ &$% (scope of praktice) +su etik untuk terapi komplementer yang kedua adalah skop praktik yang tidak jelas dari sekitar %&$$ terapi komplementer yang teridentiikasi ke dalam bidang praktik keperawatan. Artinya, masih menurut A'A bahwa ada pertanyaan mendasar yang harus 10
dijawab sekaitan skop praktik secara legal dan etik dari penggunaan terapi modalitas komplementer dalam praktik keperawatan proesional yaitu kapan teknik tersebut diajarkan dan dipraktikkan oleh indi7idu bukan perawat maupun oleh perawat= Mungkinkah seorang perawat melakukan pemijatan sederhana atau pemijatan terapi 8therapeutic massage9= Mungkinkah seorang perawat melakukan terapi sentuhan secara pribadi maupun secara proesional mandiri= Pada aspek ini bahaya dapat muncul baik bagi klien maupun perawat jika skop praktik komplementer tidak jelas. al ini dapat dipahami bahwa pasien dapat IdibahayakanJ oleh perawat yang mempraktikkan terapi komplementer jika perawat itu sendiri tidak disiapkan untuk itu. Atau perawat dapat Idibahayakan secara proesional ketika mereka melakukan praktik di luar skop atau area praktik keperawatan atau melakukan terapi yang masih dipertanyakan. <# P'&5'6$$* B,6$7$ (cultural diversity) alah satu ciri negara negara maju 8de7eloped countries9 seperti Amerika umumnya ditandai dengan adanya gejala multikultur. atu sisi gejala ini memiliki eek positi karena adanya keragaman budaya yang saling mengisi dan mendukung satu dengan lainnya. 'amun tidak jarang perbedaan budaya berimbas pada kesulitan komunikasi akibat penggunaan bahasa yang berbeda. Akibatnya perawat juga tidak terlepas dari gejala bertemu dan berkomunikasi kepada klien yang memiliki berbagai latar belakang budaya. ika demikian maka perawat akan mengalami kendala dalam mempraktikkan terapi komplementer karena nilai yang dimiliki klien dapat berbeda dengan yang dipunyai oleh perawat. Pada kondisi semacam ini sering terjadi konlik atau bahkan dilema etik. 2.7 T'&$ K''*%'& D$$ B6$*+ M$%'&*%$. $# T'&$ ''*%'& $,&'.,& $6$ %% '&$&6, ! 6$$ '*+$%$. M,$ 6$* ,*%$/ $6$ '/$$*
!alam penelitian yang dilakukan oleh 8uwita, "$%59 bahwa, +nter7ensi keperawatan komplementer akupresur pada titik P4 dapat dikategorikan sebagai inter7ensi yang aman dan cukup eekti dalam mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil yang tidak mendapatkan terapi lain selain akupresur pada titik P4. Akupresur dan akupuntur menstimulasi system regulasi serta mengaktikan mekanisme endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme isiologi dalam mempertahankan keseimbangan 8 omeostasis 9 8 )uniari, "$%$9. Terapi akupressur, dimana terapi ini dilakukan dengan cara menekan secara manual
11
pada P4 pada daerah pergelangan tangan yaitu 1 jari dari daerah distal pergelangan tangan antara dua tendon. Terapi ini menstimulasi sistem regulasi serta mengaktikan mekanisme endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme isiologi dalam mempertahankan keseimbangan 8)uniari, "$%$9. b.
P'*+$&,/ P'5'&$* A&$%'&$ Peppermint I*/$$. T'&/$6$ M,$ M,*%$/ P$6$ P$.'* P.% O'&$. D'*+$* A*'.%'. U,
!alam penelitian yang dilakukan oleh 8)ihiantoro, #kta7ia, < /dani, "$%&9 bahwa pemberian terapi aromatik peppermint secara inhalasi pada pasien post operasi dengan anastesi umum dapat menurunkan intensitas mual muntah yang ditunjukan dengan penurunan rata3rata skor PONV . Pemberian terapi aromatik peppermint memberikan eek penurunan intensitas mual dan muntah yang lebih cepat pada pasien post operasi dengan anastesi umum dibandingkan hanya mengandalkan eek armakologis dari premedikasi antiemetik. c.
E'%=%$. T'* Effleurage T'&/$6$ P'*,&,*$* I*%'*.%$. N7'&
!alam penelitian yang dilakukan oleh 8)ahma, oiyanti, < 'irmasari, "$%69 bahwa terapi effleurage adalah terapi komplementer yang menerapkan gate control teori oleh Mander dan Tamsuri 8"$$69 yaitu bahwa serabut nyeri membawa stimulus nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas dan sensasinya berjalan lebih cepat. Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama sensasi sentuhan berjalan ke otak dan menutup pintu gerbang dalam otak dan terjadi pembatasan intensitas nyeri. BAB IV PENUTUP 3#1 S,$*
Pengobatan komplementer alternati7e adalah pengobatan non kon7ensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promoti, pre7enti, kurati, dan rehablitatiyang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan eektiitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam kedokteran kon7ensional. Perkembangan budaya barat, membawa kedokteran kon7ensional menguatkan tentang metode untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. -anyak terapi3terapi komplementer yang berasal dari sistem perawatan kesehatan tradisional dengan berbagai macam latar belakang 12
budaya dan selalu berhubungan dengan ilosoi dan nilai religius sebagai kekuatan utama, tubuh sebagai penyembuh sendiri dan holistik aat ini penggunaan terapi komplementer mulai menggeliat. al ini tentu akan terkait dengan tren isu yang berkembang tentang terapi komplementer.
3#2 S$&$*
emoga makalah ini bermanaat bagi pembaca terutama mahasiswa keperawatan diharapkan dapat menggunakan makalah ini sebagai reerensi untuk menambah pengetahuan tentang Keperawatan Maternitas dan diharapkan para pembaca bisa memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan makalah kami selanjutnya.
DA"TAR PUSTAKA
-reen, Kerry. !ec "$$1.Ethical issues in the use o complementary medicinesProLuest )esearch 0ibrary diakses pada "2 maret "$%" Gurtis, P."$$2. Safety Issues in Complementary !lternative "ealth Care. Program on +ntegrati7e Medicine, chool o Medicine,/ni7ersity o 'orth Garolina ilsden and Berhoe. 8%9. Gomplementary therapiesD E7aluating their eecti7eness in cancer. Patient Education and Gounseling. 1&"9, %$" onas,>.-. 8%&9. +n Gomplementary and Alternati7e ealth Practice and Therapies3A Ganadian #7er7iew Prepared or trategies and ystems or ealth !irectorate, ealth Promotion and Programs -ranch, ealth Ganada 8%9. Toronto, #'DYork /ni7ersity Gentre or ealth tudies Keputusan Menteri kesehatan )epublik +ndonesia 'omor %$64; Menkes; K;B++; "$$1 Tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
13
Keputusan Menteri Kesehatan )+, 'o. %"$;Menkes;K;++;"$$& Tentang Standar Pelayanan "iperbarik Keputusan !irektur enderal -ina Pelayanan Medik, 'o. K.$1.$5;+;%;"$%$ Tentang Pedoman #riteria Penetapan $etode Pengobatan komplementer % alternatif yang dapat diintegrasikan di &asilitas Pelayanan #ese hatan 0aBalley and Berhoe. 8%59 +ntegrating Gomplementary Medicine and ealth Gare er7ices into Practice Ganadian Medical Association ournal, %518%9, 25324 Mary Gipriano il7a, Ph!, )', *AA' dan )uth 0udwick, Ph!, )', G. no7ember "$$%. EthicsD Ethical +ssues in Gomplementary;Alternati7e Therapies.httpD;;www.nursingworld.org;MainMenuGategories;A'AMarketplace; A'APeriodicals;#+';Golumns;Ethics;Ethical+ssues.html diakses pada "" #ktober "$%& Peraturan Menteri Kesehatan )epublik +ndonesia 'omor %%$;Menkes;PE);+C;"$$6 Tentang Peneyelenggaraan Pengobatan #omplementer alternative di &asilitas Pelayanan #esehatan Thome,..8"$$%9. Gomplementary and Alternati7e MedicineD Gritical +ssue o 'ursing Practice and Policy. Ganadian 'urse, 6 829,"6. /ndang3undang )epublik +ndonesia 'omor 14 Tahun "$$ Tentang #esehatan
14