TREND DAN ISU PERAWATAN LUKA BARU
A.
PENDAHULUAN
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan uga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manaemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan pro!il pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degenerati! dan kelainan metaboli" semakin banyak ditemukan. #ondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa ter"apai dengan optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkaian yang komprehensi!, peren"anaan peren"anaan inter$ensi yang tepat, implementasi tindakan, e$aluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. %su yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan "ost e!!e"ti$eness. &anaemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunang dengan semakin banyaknya ino$asi terbaru dalam perkembangan produk'produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk'produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya ("ost), kenyamanan ("om!ort), keamanan (sa!ety). *e"ara umum, perawatan perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada inter$ensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi !isik, psikis, ekonomi, dan sosial. +.
DEEN%*% LU#A, #LA*%%#A*% DAN P-*E* P-*E* PEN/E&+UHAN LU#A
*e"ara de!inisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu aringan oleh karena adanya "edera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasi!ikasikan berdasarkan struktur anatomis, si!at, proses penyembuhan dan lama p enyembuhan. Adapun berdasarkan si!at yaitu 0 abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, pun"ture, sepsis, dll. *edangkan klasi!ikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi0 super!isial, yang melibatkan lapisan epidermis1 partial thi"kness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis1 dan !ull thi"kness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, !as"ia dan bahkan sampai ke tulang. +erdasarkan proses penyembuhan, dapat diklasi!ikasikan menadi tiga, yaitu0 2.
Healing by primary intention
Penutupan luka dengan menyatukan kedua pinggir luka (he"ting, "lips atau tape). Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya teradi karena suatu insisi, kehilangan aringan minimal. Penyembuhan Penyembuhan luka berlangsung lebih "epat, dari bagian internal ke ekseternal.
3.
Healing by se"ondary intention
Terdapat sebagian aringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan aringan granulasi, kontraksi dan epithelisasi pada dasar luka dan sekitarnya. Proses penyembuhan ditunda, berlangsung lebih lama. 4.
Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan in!eksi, diperlukan penutupan luka se"ara manual. +erdasarkan klasi!ikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menadi dua yaitu0 2.
Akut
Luka baru, mendadak dan penyembuhan sesuai dengan waktu yang diperkirakan, teradi dalam angka waktu 3'4 minggu (sesuai proses penyembuhan luka) 3.
#ronis
Luka gagal sembuh pada waktu yang ditentukan, tidak berespon baik pada therapy dan mempunyai tendensi untuk mun"ul kembali (mengalami kegagalan pada proses penyembuhan). 5enis luka yang tidak ada tanda'tanda untuk sembuh dalam angka lebih dari 6'7 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut ika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa uga dikatakan luka kronis ika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau ika menunukkan tanda'tanda in!eksi. 8.
P-*E* PEN/E&+UHAN LU#A
2. Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesi!ik dimana bisa teradi tumpang tindih (o$erlap). 3.
Proses penyembuhan luka tergantung pada enis aringan yang rusak serta penyebab luka tersebut
4.
ase penyembuhan luka 0
a. ase in!lamasi 0 '
Hari ke 9':
'
-espon segera setelah teradi inuri, pembekuan darah, untuk men"egah kehilangan darah
'
#arakteristik 0 tumor, rubor, dolor, "olor, !un"tio laesa
'
ase awal teradi haemostasis
'
ase akhir teradi !agositosis
'
Lama !ase ini bisa singkat ika tidak teradi in!eksi
b. ase proli!erasi or epitelisasi '
Hari 4'26
' Disebut uga dengan !ase granulasi karena adanya pembentukan aringan granulasi pada luka, luka nampak merah segar, mengkilat ' 5aringan granulasi terdiri dari kombinasi 0 ibroblasts, sel in!lamasi, pembuluh darah yang baru, !ibrone"tin dan hyularoni" a"id
' Epitelisasi teradi pada 36 am pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka '
Epitelisasi teradi pada 6; am pertama pada luka insisi
". ase maturasi atau remodelling '
+erlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 3 tahun
' Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan aringan (tensile strength) '
Terbentuk aringan parut (s"ar tissue), :9';9< sama kuatnya dengan aringan sebelumnya
' Terdapat pengurangan se"ara bertahap pada akti$itas selular and $askularisasi aringan yang mengalami perbaikan D.
A#T- /AN= &E&PEN=A-UH% P-*E* PEN/E&+UHAN LU#A
2.
*tatus %munologi
3.
#adar gula darah (impaired white "ell !un"tion)
4.
Hidrasi (slows metabolism)
6.
Nutritisi
:.
#adar albumin darah (building blo"ks> !or repair, "olloid osmoti" pressure ? oedema)
7.
*uplai oksigen dan $askularisasi
@.
Nyeri ("auses $aso"onstri"tion)
;.
8orti"osteroids (depress immune !un"tion)
.
#ualitas teknik pembedahan
29
#ualitas manaemen luka
22. =aya hidup 23. Umur 24. *tatus nutrisi 26. =angguan sirkulasi darah 2:. %n!eksi 27. Dehidrasi 2@. Penyakit 2;. *tres, ke"emasan, dan depresi 2. Pengobatan E.
#N*EP PEN/E&+UHAN LU#A
2.
Perawatan luka tertutup
3.
&en"iptakan dan mempertahankan suasana lembab pada luka (moisture balan"e)
4.
&enyiapkan dasar luka untuk proses penyembuhan dan penggunaan ad$an"e dressing.
6.
Tidak menggunakan kassa sebagai balutan utama
:.
&empertimbangkan "ost e!e"ti$e bagi pasien
7.
Antibiotik topikal tidak dianurkan
@.
Didasarkan pada e$eden"e base
.
P-%N*%P PE-ABATAN LU#A
2.
&engontrol hemostasis
3.
&engontrol in!eksi
4.
&embuang aringan matiCmaterial in!eksi
6.
&embuang benda asing
:.
&enyiapkan dasar luka
7.
&elindungi kulit sekitar luka
@.
*upport proses penyembuhan
=.
P-*E* PE-ABATAN LU#A
2.
&engkai luka
a. #ondisi luka '
Barna dasar luka
*lough (yellow) Ne"roti" tissue (bla"k) %n!e"ted tissue (green) =ranulating tissue (red) Epithelialising (pink) '
Lokasi ukuran dan kedalaman luka (panang lebar dalam)
'
Eksudat dan bau
'
Tanda'tanda in!eksi
'
#eadaan kulit sekitar luka 0 warna dan kelembaban
'
Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
b. *tatus nutrisi klien 0 +&%, kadar albumin ". *tatus $as"ular 0 Hb, T"3 d. *tatus imunitas0 terapi kortikosteroid atau obat'obatan immunosupresan yang lain e. Penyakit yang mendasari 0 diabetes atau kelainan $askularisasi lainnya 3.
&en"u"i luka
a. Teknik '
*wabbingC+athing
'
%rigasi
b. 8airan normal salin dan air pilihan terbaik ". *uhu "airan sesuai suhu tubuh normal d. Antiseptik tidak dianurkan e. 8airan pen"u"i alternati! (e$eden"e base) '
-ebusan air daun ambu bii
'
-ebusan air daun sirih
!. *abun dipakai pada luka kronis g. 8airan lain (-L, Detrose) masih diperdebatkan 4.
+alutan Luka
+alutan luka (wound dressings) merupakan moisture balan"e topikal therapy akan men"iptakan lingkungan luka optimal yaitu0 a. Permukaan luka lembab b. Per!usiCoksigenasi baik ". Temperatur optimal d. PH optimal (asam) +alutan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. -e$olusi dalam perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Pro!essor =.D Binter pada tahun 273 yang dipublikasikan dalam urnal Nature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. &enurut =itara (3993), adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain0 a. &emper"epat !ibrinolisis ibrin yang terbentuk pada luka k ronis dapat dihilangkan lebih "epat oleh netro!il dan sel endotel dalam suasana lembab. b. &emper"epat angiogenesis
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih "epat. ". &enurunkan resiko in!eksi #eadian in!eksi ternyata relati! lebih rendah ika dibandingkan dengan perawatan kering. d. &emper"epat pembentukan =rowth !a"tor =rowth !a"tor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum "orneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih "epat terbentuk dalam lingkungan yang lembab. e. &emper"epat teradinya pembentukan sel akti!. Pada keadaan lembab, in$asi netro!il yang diikuti oleh makro!ag, monosit dan lim!osit ke daerah luka ber!ungsi lebih dini. Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk membalut luka harus memenuhi kaidah'kaidah berikut ini0 a. #apasitas balutan untuk dapat menyerap "airan yang dikeluarkan oleh luka (absorbing) b. #emampuan balutan untuk mengangkat aringan nekrotik dan mengurangi resiko teradinya kontaminasi mikroorganisme (non $iable tissue remo$al) ". &eningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration) d. &elindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan e. #emampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau pendistribusian antibioti" ke seluruh bagian luka (Hartmann, 21 $ington, 2) Dasar pemilihan terapi harus berdasarkan pada 0 a. Apakah suplai telah tersedia b. +agaimana "ara memilih terapi yang tepat ". +agaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilih d. +agaimana dengan pertimbangan biaya e. Apakah sesuai dengan *P yang berlaku !. +agaimana "ara menge$aluasi 5enis'enis balutan dan terapi alternati$e lainnya a. ilm Dressing '
*emi'permeable primary atau se"ondary dressings
'
8lear polyurethane yang disertai perekat adhesi$e
'
8on!ormable, anti robek atau tergores
'
Tidak menyerap eksudat
'
%ndikasi 0 luka dgn epitelisasi, low eudate, luka insisi
'
#ontraindikasi 0 luka terin!eksi, eksudat banyak
'
8ontoh0 Tegaderm, p'site, &e!ilm
b. Hydro"olloid '
Pe"tin, gelatin, "arboymethyl"ellulose dan elastomers
'
*upport autolysis untuk mengangkat aringan nekrotik atau slough
'
""lusi$e
'
Baterproo!
'
%ndikasi 0 luka dengan epitelisasi, eksudat minimal
'
#ontraindikasi 0 luka yang terin!eksi atau luka grade %%%'%F
'
8ontoh0 Duoderm etra thin, Hydro"oll, 8om!eel
hypoi" en$ironment untuk mensupport angiogenesis
→
". Alginate '
Terbuat dari rumput laut
'
&embentuk gel diatas permukaan luka
'
&udah diangkat dan dibersihkan
'
+isa menyebabkan nyeri
'
&embantu untuk mengangkat aringan mati
'
Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita
'
%ndikasi 0 luka dengan eksudat sedang s.d berat
'
#ontraindikasi 0 luka dengan aringan nekrotik dan kering
'
8ontoh 0 #altostat, *orbalgon, *orbsan
d. oam Dressings '
Polyurethane
'
Non'adherent wound "onta"t layer
'
Highly absorpti$e
'
*emi'permeable
'
5enis ber$ariasi
'
Adhesi$e dan non'adhesi$e
'
%ndikasi 0 eksudat sedang s.d berat
'
#ontraindikasi 0 luka dengan eksudat minimal, aringan nekrotik hitam
'
8ontoh 0 8utino$a, Lyo!oam, Tielle, Alle$yn, Fersi$a
e. Terapi alternati! '
Gin" ide (Gn "ream)
'
&adu (Honey)
'
*ugar paste (gula)
'
Lar$ae therapyC&aggot Therapy
'
Fa"uum Assisted 8losure
'
Hyperbari" ygen
Teknik balutan luka (wound dressings) a. Luka dengan eksudat aringan nekrotik (sloughy wound) '
+ertuuan untuk melunakkan dan mengangkat aringan mati (slough tissue)
'
*el'sel mati terakumulasi dalam eksudat
'
Untuk merangsang granulasi
'
&engkai kedalaman luka dan umlah eksudat
'
+alutan yang dipakai antara lain0 hydrogels, hydro"olloids, alginates dan hydro!ibre dressings
b. Luka Nekrotik '
+ertuuan untuk melunakan dan mengangkat aringan nekrotik (es"har)
'
+erikan lingkungan yg kondusi! uCautolisis
'
#ai kedalaman luka dan umlah eksudat
'
Hydrogels, hydro"olloid dressings
". Luka terin!eksi '
+ertuuan untuk mengurangi eksudat, bau dan memper"epat penyembuhan luka
'
%denti!ikasi tanda'tanda klinis dari in!eksi pada luka
'
Bound "ulture ? systemi" antibioti"s
'
#ontrol eksudat dan bau
'
=anti balutan tiap hari
'
Hydrogel, hydro!ibre, alginate, metronidaIole gel (9,@:<), "arbon dressings, sil$er dressings
d. Luka =ranulasi
' +ertuuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi aringan yang baru, aga kelembaban luka '
#ai kedalaman luka dan umlah eksudat
'
&oist wound sur!a"e ? non'adherent dressing
'
Treatment o$ergranulasi
'
Hydro"olloids, !oams, alginates
e. Luka epitelisasi '
+ertuuan untuk men"iptakan lingkungan yang kondusi! untuk Jre'sur!a"ingK
'
Transparent !ilms, hydro"olloids
'
+alutan tidak terlalu sering diganti
!. +alutan kombinasi Tuuan
Tindakan
-ehidrasi
Hydrogel !ilmatau hanya hydro"olloid
Debridement (deslough)
Hydrogel !ilmC!oamAtau hanya hydro"olloid Atau alginate !ilmC!oam Atau hydro!ibre !ilmC!oam
&anage eksudat sedang s.d berat
Etra absorbent !oamAtau etra absorbent alginate !oam Atau hydro!ibre !oam Atau "a$ity !iller plus !oa
H.
#E*%&PULAN
2. Penggunaan ilmu dan teknologi serta ino$asi produk perawatan luka dapat memberikan nilai optimal ika digunakan se"ara tepat 3. Prinsip utama dalam manaemen perawatan luka adalah pengkaian luka yang komprehensi! agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien 4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunang perawatan luka yang berkualitas
http://yanpurnami.wordpress.com/2012/04/16/trend-dan-isu-perawatan-lukabaru/
PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING
BAB I PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. anajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. !al ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk"produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk"produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya #cost$, kenyamanan #comfort$, keamanan #safety$. %ecara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial.
2.
TUJUAN
&gar mahasiswa keperawatan menetahui perkembangan perawatan khususnya dalam perawatan luka. &gar mahasiswa lebih mahir dan berpengetahuan dibidang perawatan lukka dengan model modern dressing.
BAB II PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN LUKA
%ecara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. 'uka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. &dapun berdasarkan sifat yaitu ( abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll. %edangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi( superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis) partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis) dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
!ealing by primary intention Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal. !ealing by secondary intention Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya. Delayed primary healing #tertiary healing$ Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual. *erdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu( akut dan kronis. 'uka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu +" minggu. %edangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda"tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari -" minggu. 'uka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan #delayed healing$ atau jika menunjukkan tanda"tanda infeksi.
2.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
'uka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi tumpang tindih #overlap$ Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut /ase penyembuhan luka (
/ase inflamasi ( !ari ke 0"1 2espon segera setelah terjadi injuri pembekua◊n darah untuk mencegah kehilangan darah ◊ Karakteristik ( tumor, rubor, dolor, color, functio laesa /ase awal terjadi haemostasis /ase akhir terjadi fagositosis 'ama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi /ase proliferasi or epitelisasi !ari 3 4Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka luka nampak merah segar, mengkilat◊ 5aringan granulasi terdiri dari kombinasi ( /ibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid 6pitelisasi terjadi pada +- jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka 6pitelisasi terjadi pada -7 jam pertama pada luka insisi /ase maturasi atau remodelling *erlangsung dari beberapa minggu s.d + tahun Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan #tensile strength$ Terbentuk jaringan parut #scar tissue$ 10"708 sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya◊ Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan 3. Faktor ya! "#"$#!ar%&' $ro(#( $#y#")%&a *%ka
%tatus Imunologi Kadar gula darah #impaired white cell function$ !idrasi #slows metabolism$ 9utritisi Kadar albumin darah #:building blocks; for repair, colloid osmotic pressure 3 oedema$ %uplai oksigen dan vaskularisasi 9yeri #causes vasoconstriction$
,ara P#ra-ata L%ka #!a Mo#r Dr#(('!
Perkembangan perawatan luka #wound care $ berkembang dengan sangat pesat di dunia kesehatan. etode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, dimana disebutkan dalam beberapa literature lebih efektif untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional. Perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. etode tersebut belum begitu familiar bagi perawat di Indonesia
*iasanya, tidak banyak yang dilakukan untuk merawat luka. &palagi jika hanya luka ringan. 'angkah pertama yang diambil adalah membersihkannya kemudian langsung diberi obat luka atau yang lebih dikenal dengan obat merah. %ementara pada luka berat, setidaknya langkah yang diambil tidak jauh dari membersihkannya dahulu, setelah itu diberi obat. %er ing orang tidak memperhatikan perlukah luka tersebut dibalut atau tidak. %ementara itu, menurut Anik Enikmawati SKep NS dari Akper Muhammadiyah Surakarta, kepada 5oglosemar beberapa waktu lalu mengungkapkan perawatan luka berbeda" beda tergantung pada tingkat keparahan luka tersebut. =Perawatan luka paling sulit tergantung pada derajat luka. 5ika luka mendalam sampai ke lapisan kulit paling dalam, proses sembuhnya tentu saja juga paling lama.> ungkapnya. %eperti pada kasus luka akibat penyakit diabetes misalnya, papar &nik, terdapat kasus bahwa luka tersebut harus diamputasi. 9amun, tindakan amputasi ternyata bisa digagalkan setelah dirawat dengan saksama dan dengan metode yang benar dan tentunya dilakukan oleh perawat ahli. =Kesembuhan luka pada tingkat tertentu seperti pada kasus luka akibat diabetes tergantung pada kedisiplinan perawatan. ?ntuk itu harus diperkenalkan pada masyarakat bahwa telah ada program perawatan di rumah atau home care dengan perawat datang ke rumah,> ujar &nik. 9amun sekarang, perkembangan perawatan luka atau disebut dengan wound care berkembang sangat pesat di dunia kesehatan. etode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, di mana disebutkan dalam beberapa literatur lebih efektif untuk penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional. Perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing dan memakai alat ganti balut yang lebih modern. etode tersebut memang belum familier bagi perawat di Indonesia. Di sisi lain, metode perawatan luka modern dressing ini telah berkembang di Indonesia terutama rumah sakit besar di kota"kota besar seperti 5akarta, *andung, @ogyakarta, dan %urabaya. %edangkan di rumah sakit"rumah sakit tingkat kabupaten, perawatan luka menggunakan modern dressing tersebut masih belum berkembang dengan baik. ?ntuk itu, belum lama &kper uhammadiyah %urakarta mengadakan workshop dengan tajuk & !alf Day Aorkshop on Aound anagement di *alai uhammadiyah %urakarta. %ebagai pembicara, hadir Aidasari %B %KP 29 AC< #6T$ 9 A<%, Direktur Aocare Klinik. %elama ini, banyak yang beranggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telah mengering. 9amun faktanya, lingkungan luka yang seimbang kelembabannya
memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen di dalam matriks nonselular yang sehat. Pada luka akut, moisture balance memfasilitasi aksi faktor pertumbuhan, cytokines dan chemokines yang mempromosi pertumbuhan sel dan menstabilkan matriks jaringan luka. 5adi, luka harus dijaga kelembabannya. Dikatakan Aidasari, terlalu lembab di lingkungan luka dapat merusak proses penyembuhan luka dan merusak sekitar luka, menyebabkan maserasi tepi luka. %ementara itu, kurangnya kondisi kelembaban pada luka menyebabkan kematian sel, dan tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan matriks. ?ntuk menciptakan suasana lembab, pada cara perawatan luka konvensional memerlukan kasa sebagai balutan dan 9a
tuturnya. Di sisi lain, pemilihan balutan merupakan tahap penting untuk mempercepat proses penyembuhan pada luka. Tujuan dari pemilihan balutan luka ini adalah untuk membuang jaringan mati, benda asing atau partikel dari luka. *elutan juga dapat mengontrol kejadian infeksi atau melindungi luka dari trauma dan invasi bakteri. Pemilihan balutan harus mampu mempertahankan kelembaban luka, selain juga berfungsi sebagai penyerap cairan luka. *alutan juga harus nyaman digunakan dan steril serta cost effective. %ebagai pengganti perawatan luka secara konvensional yang harus sering mengganti kain kasa dengan 9a
meningkatkan autolityk debrimen secara alami. enurut Aidasari %B %KP 29 AC< #6T$9 A<%, Direktur Aocare Klinik, debrimen berarti proses pembuangan jaringan nekrosis atau kematian sel yang disebabkan oleh penurunan proses enimatic tubuh dari permukaan luka. =odern Dressing dengan hydrogel tidak menimbulkan trauma dan sakit pada saat penggantian balutan dan dapat diaplikasikan selama tiga hari sampai lima hari,> tuturnya. 5enis modern dressing lainnya yakni tandasnya. n Triawati Prihatsari Purwanti
/. P#!ka0'a L%ka
Kondisi luka Aarna dasar luka Dasar pengkajian berdasarkan warna yang meliputi ( slough #yellow$, necrotic tissue #black$, infected tissue #green$, granulating tissue #red$, epithelialising #pink$. 'okasi ukuran dan kedalaman luka 6ksudat dan bau Tanda"tanda infeksi Keadaan kulit sekitar luka ( warna dan kelembaban !asil pemeriksaan laboratorium yang mendukung %tatus nutrisi klien ( *I, kadar albumin %tatus vascular ( !b, TcC+ %tatus imunitas( terapi kortikosteroid atau obat"obatan immunosupresan yang lain Penyakit yang mendasari ( diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya
. P#r#aaa
Pemilihan *alutan 'uka *alutan luka #wound dressings$ secara khusus telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. 2evolusi dalam perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor B.D Ainter pada tahun 4E+ yang dipublikasikan dalam jurnal 9ature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk
penyembuhan luka. enurut Bitarja #+00+$, adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain( empercepat fibrinolisis. /ibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab. empercepat angiogenesis. Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih ce pat. enurunkan resiko infeksi Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering. empercepat pembentukan Browth factor. Browth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab. empercepat terjadinya pembentukan sel aktif. Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini. Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk membalut luka harus memenuhi kaidah"kaidah berikut ini( Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka #absorbing$ Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme #non viable tissue removal$ eningkatkan kemampuan rehidrasi luka #wound rehydration$ elindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau pendistribusian antibiotic ke seluruh bagian luka #!artmann, 4EEE) Cvington, 4EEE$
Dasar pemilihan terapi harus berdasarkan pada :
&pakah suplai telah tersediaF *agaimana cara memilih terapi yang tepatF *agaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilihF *agaimana dengan pertimbangan biayaF &pakah sesuai dengan %CP yang berlakuF *agaimana cara mengevaluasiF
5enis"jenis balutan dan terapi alternative lainnya /ilm Dressing %emi"permeable primary atau secondary dressings
Pectin, gelatin, carboGymethylcellulose dan elastomers %upport autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough Ccclusive 3H hypoGic environment untuk mensupport angiogenesis Aaterproof Indikasi ( luka dengan epitelisasi, eksudat minimal Kontraindikasi ( luka yang terinfeksi atau luka grade III"I
I"$*#"#ta(' 'uka dengan eksudat L jaringan nekrotik #sloughy wound$ *ertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati #slough tissue$ %el"sel mati terakumulasi dalam eksudat ?ntuk merangsang granulasi engkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat *alutan yang dipakai antara lain( hydrogels, hydrocolloids, alginates dan hydrofibre dressings +$ 'uka 9ekrotik *ertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik #eschar$ *erikan lingkungan yg kondusif uautolisis Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat !ydrogels, hydrocolloid dressing 'uka terinfeksi *ertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan luka
Identifikasi tanda"tanda klinis dari infeksi pada luka Aound culture 3 systemic antibiotics Kontrol eksudat dan bau Banti balutan tiap hari !ydrogel, hydrofibre, alginate, metronidaole gel #0,M18$, carbon dressings, silver dressings 'uka Branulasi *ertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan yang baru, jaga kelembaban luka Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat oist wound surface 3 non"adherent dressing Treatment overgranulasi !ydrocolloids, foams, alginates 'uka epitelisasi *ertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk =re"surfacing> Transparent films, hydrocolloids *alutan tidak terlalu sering diganti *alutan kombinasi ?ntuk hidrasi luka ( hydrogel N film atau hanya hydrocolloid ?ntuk debridement #deslough$ ( hydrogel N filmfoam atau hanya hydrocolloid atau alginate N filmfoam atau hydrofibre N filmfoam ?ntuk memanage eksudat sedang s.d berat ( eGtra absorbent foam atau eGtra absorbent alginate N foam atau hydrofibre N foam atau cavity filler plus foam