Ketoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi secara singkat (24 jam) setelah pemberian dalam dosis tunggal. Jadi yang dimaksud dengan uji toksisitas akut adalah uji yang dilakukan untuk mengukur derajat efek suatu senyawa yang diberikan pada hewan coba tertentu, dan pengamatannya dilakukan pada 24 jam pertama setelah perlakuan dan dilakukan dalam satu kesempatan saja. ata kuantitatif uji toksisitas akut dapat diperoleh melalui 2 cara, yaitu dosis letal tengah (!"#) dan dosis toksik tengah ($"#). %amun yang paling sering digunakan adalah dengan metode !"# &ji toksisitas akut merupakan uji untuk menentukan osis !ethal (!"#), dimana !"# didefinisikan sebagai dosis tunggal suatu 'at yang secara statistik diharapkan akan membunuh "# hewan percobaan. &ji toksisitas akut ini dilakukan dengan memberikan 'at kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali selama masa pengujian dan diamati dalam jangka waktu minimal 24 jam atau lebih (*+4 hari). &ji toksisitas akut dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi dalam waktu yang singkat setelah pemejanan atau pemberiannya dengan takaran tertentu. $akaran $akaran dosis yang dianjurkan paling tidak empat peringkat dosis, berkisar dari dosis terendah yang tidak atau hampir h ampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan dosis tertinggi yang dapat mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji. iasanya pengamatan dilakukan selama 24 jam, kecuali pada kasus tertentu selama *+4 hari. -engamatan tersebut meliputi gejala*gejala klinis seperti nafsu makan, bobot badan , keadaan mata dan bulu, tingkah laku, jumlah hewan yang mati, serta histopatologi organ (!oomis, +/0) 1enurut !aurence dan ennet (+//"), dari uji toksisitas akut dapat diperoleh gambaran kerugian yang terjadi akibat peningkatan dosis tunggal dan bagaimana kematian dapat terjadi. &ji toksisitas akut dapat memberikan gambaran tentang gejala* gejala ketoksikan terhadap fungsi penting seperti gerak, tingkah laku, dan pernafasan yang dapat menyebabkan kematian. !"# dapat dihubungkan dengan fektif osis "# ("#) yaitu dosis yang secara terapeutik efektif terhadap "# dari sekelompok hewan percobaan. 3ubungan tersebut dapat berupa perbandingan antara !"# den gan "# dan disebut ndeks $erapeutik $erapeutik ($), yaitu perbandingan antara dosis d osis obat yang memberikan efek terapi yang samar dengan dosis obat yang menyebabkan efek toksik yang nyata. 1akin besar indeks terapeutik suatu obat makin aman obat tersebut. 5aktor*faktor yang berpengaruh pada !"# sangat ber6ariasi antara jenis yang satu dengan jenis yang lain dan antara indi6idu satu dengan indi6idu yang lain dalam satu jenis. eberapa faktor tersebut antara lain 7pesies, 7train dan Keragaman ndi6idu 7etiap spesies dan strain yang berbeda memiliki sistem metabolisme dan detoksikasi yang berbeda. 7etiap spesies mempunyai perbedaan kemampuan bioakti6asi dan toksikasi suatu 'at (7iswandono dan ambang, +//"). 7emakin tinggi tingkat keragaman suatu spesies dapat menyebabkan perbedaan nilai !"# 8ariasi 8ariasi strain hewan percobaan menunjukkan perbedaa n yang nyata dalam d alam
pengujian !"# (!a'aro6ici dan 3aya, 2##2). • -erbedaan Jenis Kelamin -erbedaan jenis kelamin mempengaruhi toksisitas akut yang d isebabkan oleh pengaruh langsung dari kelenjar endokrin. 3ewan betina mempunyai sistem hormonal yang berbeda dengan hewan jantan sehingga menyebabkan perbedaan kepekaan terhadap suatu toksikan (!a'aro6ici dan 3aya, 2##2). 3ewan jantan dan betina yang sama dari strain dan spesies yang sama biasanya bereaksi terhadap toksikan dengan cara yang sama, tetapi ada perbedaan kuantitatif yang menonjol dalam kerentanan terutama pada tikus (!u, +//"). &mur 3ewan*hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap obat karena en'im untuk biotransformasi masih kurang dan fungsi ginjal belum sempurna (9anong, 2##:). -erbedaan akti6itas biotransformasi akibat suatu 'at menyebabkan perbedaan reaksi dalam metabolisme (1utschler, +//+). 7edangkan pada hewan tua kepekaan indi6idu meningkat karena fungsi biotransformasi dan ekskresi sudah menurun. • erat adan -enentuan dosis dalam pengujian toksisitas akut dapat didasarkan pada berat badan. -ada spesies yang sama, berat badan yang berbeda dapat memberikan nilai !"# yang berbeda pula. 7emakin besar berat badan maka jumlah dosis yang diberikan semakin besar (1utschler, +//+) 8ariasi strain hewan percobaan menunjukkan perbedaa n yang nyata dalam pengujian !"# (!a'aro6ici dan 3aya, 2##2). • -erbedaan Jenis Kelamin -erbedaan jenis kelamin mempengaruhi toksisitas akut yang d isebabkan oleh pengaruh langsung dari kelenjar endokrin. 3ewan betina mempunyai sistem hormonal yang berbeda dengan hewan jantan sehingga menyebabkan perbedaan kepekaan terhadap suatu toksikan (!a'aro6ici dan 3aya, 2##2). 3ewan jantan dan betina yang sama dari strain dan spesies yang sama biasanya bereaksi terhadap toksikan dengan cara yang sama, tetapi ada perbedaan kuantitatif yang menonjol dalam kerentanan terutama pada tikus (!u, +//"). • &mur 3ewan*hewan yang lebih muda memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap obat karena en'im untuk biotransformasi masih kurang dan fungsi ginjal belum sempurna (9anong, 2##:). -erbedaan akti6itas biotransformasi akibat suatu 'at menyebabkan perbedaan reaksi dalam metabolisme (1utschler, +//+). 7edangkan pada hewan tua kepekaan indi6idu meningkat karena fungsi biotransformasi dan ekskresi sudah menurun. • erat adan -enentuan dosis dalam pengujian toksisitas akut dapat didasarkan pada berat badan. -ada spesies yang sama, berat badan yang berbeda dapat memberikan nilai !"# yang berbeda pula. 7emakin besar berat badan maka jumlah dosis yang
diberikan semakin besar (1utschler, +//+). • ;ara -emberian !ethal dosis dipengaruhi pula oleh cara pemberian. -emberian obat melalui suatu cara yang berbeda pada spesies yang sama akan memberikan hasil yang berbeda. 1enurut 7iswandono dan ambang (+//"), pemberian obat peroral tidak langsung didistribusikan ke seluruh tubuh. -emberian obat atau toksikan peroral didistribusikan ke seluruh tubuh setelah terjadi penyerapan di saluran cerna sehingga mempengaruhi kecepatan metabolisme suatu 'at di dalam tubuh (1utschler, +//+). • 5aktor !ingkungan eberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi toksisitas akut antara lain temperatur, kelembaban, iklim, perbedaan siang dan malam. -erbedaan temperatur suatu tempat akan mempengaruhi keadaan fisiologis suatu hewan. • Kesehatan hewan 7tatus hewan dapat memberikan respon yang berbeda terhadap suatu toksikan. Kesehatan hewan sangat dipengaruhi oleh kondisi hewan dan lingkungan. 3ewan yang tidak sehat dapat memberikan nilai !"# yang berbeda dibandingkan dengan nilai !"# yang didapatkan dari hewan sehat (7iswandono dan ambang, +//"). • ie
Ilmu Farmasi : Macam macam jenis Uji Toksisitas : Uji Toksisitas Akut, Uji Toksisitas Sub Akut, Uji Toksisitas Kronik, Uji Toksisitas Kronik, Uji Efek Pada Organ Reproduksi, Uji Karsinogenik, dan Uji Mutagenik $oksikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai efek toksik dari suatu senyawa kimia (obat). -roduk atau sediaan obat harus memenuhi syarat khasiat (eficacy), bermutu ( c91-. sedangkan untuk keamanan dilakukan uji toksisitas, antara lain 1. Uji Toksisitas Akut &ji toksisitas akut adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui nilai !"# dan dosis maksimal yang masih dapat ditoleransi hewan uji (menggunakan 2 spesies hewan uji). pemberian obat dalam dosis tunggal dan diberikan melalui 2 rute pemerian (misalnya oral dan intra6ena). hasil uji !"# dan dosisnya akan ditransformasi (dikon6ersi) pada manusia. (!"# adalah pemberian dosis obat yang menyebabkan "# ekor dari total +## ekor hewan uji mati oleh pemerian dosis tersebut) 2. Uji Toksisitas Sub Akut &ji toksisitas sub akut adalah pengujian untuk menentukan organ sasaran tempat kerja dari obat tersebut, pengujian selama +*: bulan, menggunakan 2 spesies hewan uji, menggunakan : dosis yang berbeda. 3. Uji Toksisitas Kronik
&ji toksisitas kronik pada tujuannya sama dengan uji toksisitas sub akut, tapi pengujian ini dilakukan selama ? bulan pada hewan rodent (pengerat) dan non*rodent (bukan hewan pengerat). uji ini dilakukan apabila obat itu nantinya diproyeksikan akan digunakan dalam jangka waktu yang ckup panjang. 4. Uji Efek Paa !r"an #e$rouksi -engujian ini dilakukan untuk melihat perilaku yang berhubungan dengan reproduksi (perilaku kawin), perkembangan janin, kelainan pada janin, proses kelahiran, dan perkembangan janin setelah dilahirkan. %. Uji Karsino"enik -engujian yang dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan obat jika dikonsumsi dalam jangka panjang apakah dapat menimbulkan kanker. dilakukan pada 2 spesies hewan uji selama 2 tahun, pengujian ini dilakukan apabila nanti obat ini diproyeksikan digunakan pasien dalam jangka yang panjang. &. Uji 'uta"enik -engujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah efek obat dapat menyebabkan perubahan atau mutasi pada gen pada pasien.