Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 1) Posted by Purbo by Purbo on 15 on 15 February 2010
Sebagai topik perdana posting tentang SAP2000 di blog ini, penulis sajikan tentang tips dalam pengerjaan SAP2000, berdasarkan pengalaman pribadi tentunya. Yang mau menambahi lagi juga boleh, langsung comment saja. Sebentar… kok judulnya ada embel -embel “tepat” juga ya? Apa tidak cukup hanya “cepat” saja? Tidak.
Yakin? Ya, donk . Why ? Penulis akan bahas itu pada sekuel kedua, oke? Oke, berikut beberapa tipsnya :
Pake s h o r t c u t Seperti pada program-program umum lainnya, perintah dalam SAP2000 (misal menggambar batang, memberi beban, dll.) bisa dilakukan lewat tiga cara, yaitu: menu, menu, toolbar , dan shortcut . Penggunaan paling cepat memang lewat toolbar , kita tinggal klik pada tombol (button (button)) yang sesuai dan perintah langsung dijalankan. Namun, jika terlalu banyak toolbar yang ditampilkan, bisa mengganggu layar kerja, di samping Anda juga harus mencari letak toolbar yang bersangkutan. Bagi pengguna yang masih awal, toolbar dan menu ad menu ad alah dua “teman setia”. Namun seiring waktu, hanya mengandalkan kedua “teman” tersebut akan terasa kurang memadai. Nah, “teman” baru ini salah satunya adalah Shortcut . Mungkin Anda pernah memencet serangkaian tombol
keyboard seperti Ctrl+C, Ctrl+V, Alt+F4 di Windows, itulah Shortcut alias kunci pintas. Hanya menekan tomboltombol
tersebut
dan
simsalabim…
langsung
selesailah
perintah
yang
diinginkan,
tanpa
harus
mencari toolbar atau menu yang bersangkutan. Ada konsekuensinya pula jika Anda ingin berteman dengan si Shortcut ini, ini, yaitu harus relatif hafal. Tapi jangan khawatir, bagi yang belum terlalu hafal, coba lihatlah pada salah satu menu (gambar di bawah).
Pada gambar di atas, misal pada menu “Dis play”, coba perhatikan pada sub -menu “ShowUndeformed Shape”, di sebelah kanan tertulis “F4”. Inilah tombol keyboard (tombol fungsi F4) yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk
menjalankan perintah tersebut, yaitu menampilkan bentuk awal sebelum deformasi. Kini cobalah perhatikan pada menu-menu lainnya, dan silakan hafal sendiri ya… hehehe… Berikut beberapa contoh Shortcut lainnya : Ctrl+S : Save (menyimpan perubahan) Ctrl+R : Replicate (menggandakan obyek) F3 : Restore Full View (menampilkan model keseluruhan) F11 : Refresh View (merefresh tampilan) Shift+F12 : Display Tables (menampilkan tabel data)
Menu is your friend
Memang ada kelemahan dari bung Shortcut ini, yaitu tidak semua perintah kenal alias memiliki kunci pintas ini (bahkan mungkin hanya sebagian kecil saja). Oleh karena itu, penulis kenalkan dengan “teman” lainnya, namanya Menu. Lho, bukannya mbak Menu sudah dikenalkan di depan tadi? Iya sih, tapi yang ingin penulis soroti adalah cara pemakaiannya. Menu diakses dengan cara klik pada menu dan sub-menu yang diinginkan, misal “ Assign, Frame, FrameSections…” untuk mengganti tipe penampang batang. Cara la in (dan cepat) adalah dengan
menekan
Alt
(pada
keyboard)
dan
huruf-huruf
secara
berurutan.
Huruf
apaan?
Perhatikan
pada
tulisan menu dan sub-menu, ada huruf yang bergaris bawah (underlined). Untuk kasus di atas (mengganti penampang) maka akses pintas yang dimaksud adalah Alt+A+F+S. Ingat, huruf ditekan berurutan, jangan bersamaan! Beberapa contoh lainnya : Alt+A+O+F : Assign Joint Loads (memberi beban titik) Alt+A+J+R : Assign Joint Restraints (memberi tumpuan nodal) Alt+S+S+G : Select Group (memilih group tertentu) Alt+D+L+F : Display Frame Loads (menampilkan beban batang) Sebenarnya taktik-taktik yang diuraikan ini adalah cara umum untuk menggunakan program berbasis Windows, termasuk SAP2000 ini. Hanya saja untuk cara tertentu, terutama untuk penggunaan huruf kunci menu yang diuraikan terakhir, kadang terabaikan karena kebiasaan kita lebih banyak mengandalkan toolbar dan klik menu secara manual. Namun bila dicermati seksama sebenarnya akan bisa meningkatkan waktu pengerjaan. Coba bandingkan dua cara pengerjaan “rutinitas” berikut :
Memilih group
tertentu
>
Mengganti
penampang
>
Memilih joint / nodal
>
Mengganti
tumpuan
>
Memilih nodal kembali > Memberi beban titik > Memulai analisis 1.
Select , Select , Group > Assign, Frame, Frame Sections > [Pilih Section, OK] > [Klik Joint ] > Assign, Joint , Restraints > [Pilih tumpuan, OK] > Select , Get Previous Selection > Assign, Joint Loads,Forces > [Isi beban, OK] > Analyze, Run Analysis
2.
Alt+S+S+G > Alt+A+F+S > [Pilih Section, OK] > [Klik Joint ] > Alt+A+J+R > [Pilih tumpuan, OK] > Alt+S+V (atau klik tombol) > Alt+A+O+F > [Isi beban, OK] > F5
Mau pilih cara yang mana? Pengalaman pribadi penulis terutama ketika mempergunakan perintah yang tidak memiliki shortcut , akan lebih cepat untuk memakai huruf kunci menu dibandingkan memakai toolbar . Menemukan huruf pada keyboard (apalagi jika sudah relatif hafal) bisa lebih cepat ketimbang menggeser mouse untuk klik tombol. Memang cara kedua akan membutuhkan “sedikit” hafalan, namun seiring waktu dan bila sering
mempergunakan perintah tersebut, lambat laun bisa mengendap di ingatan kok hehehe… (ini juga based on personal experience).
Mouse di tangan kanan, keyboard di tangan kiri (dibalik juga boleh…)
Ini sebenarnya masih ada kaitannya dengan dua teknik sebelumnya. Akan lebih cepat jika satu tangan mengurusi satu ‘wilayah’ saja, misal seperti pada kalimat sub judul: tangan kanan mengurusi mouse dan tangan kiri
mengetik keyboard . Tentu saja yang dimaksud di sini adalah teknik ketika memasukkan perintah, misal seperti shorcut Ctrl+S atau Alt+A+O+F, sedangkan untuk input angka atau teks silakan saja mengetik seperti biasa. Fungsi shortcut biasanya hanya berupa kombinasi beberapa tombol saja, sehingga bisa lebih efektif memanfaatkan satu tangan untuk fungsi ini dan lainnya untuk mengoperasikan mouse. Contoh sederhana misalnya ketika input pembebanan pada batang, akan lebih cepat untuk memilih batang dengan klikmouse dan tangan lainnya memencet kombinasi Alt+A+R+D dibandingkan klik mouse untuk memilih batang lalu (dengan tangan yang sama) memencet tombol kombinasi, alias harus menggeser-geser tangan. Intinya, akan lebih efektif jika
tangan
tidak
banyak
‘berpindah
tempat’
atau
‘bergeser’
kesana -kemari,
sehingga
pemanfaatan mouse dan keyboard bisa (hampir) simultan. Silakan buktikan sendiri.
, dan g r o u p G r o u p , g r o u p Teknik ini terutama untuk model struktur yang relatif besar atau kompleks, misal gedung dengan jumlah lantai yang aduhai, atau denah yang cukup rumit (tidak hanya sekedar kotak-kotak hehehe…). Kita ambil contoh saja untuk suatu bangunan gedung, dengan kasus pembebanan dinding yang letaknya berbeda-beda antar balok menyesuaikan dengan ruangan yang ada (lihat gambar berikut).
Dalam pemodelan, untuk membebani balok yang mendapat beban dari dinding adalah dengan memilih balokbalok yang bersangkutan dan kemudian menjalankan perintah Assign > Frame Loads > Distributed . Nah, bayangkan jika Anda sudah bersusah payah klik balok-balok tersebut dan memberikan pembebanan, dan sejenak kemudian anda baru ingat bahwa satuan yang dipakai salah/berbeda, atau ternyata di kemudian hari ada perubahan bahan dinding yang digunakan, dari dinding bata biasa ke dinding ringan. Jika belum diklik tombol OK pada input pembebanan memang langsung saja ganti satuan atau input angka sudah beres, atau jika perintah baru saja dilakukan tinggal panggil perintah View > Get Previous Selection untuk memilih kembali balok-balok yang dipilih sebelumnya. Namun jika sudah terlanjur disimpan, atau Anda baru ingat keesokan harinya, dua taktik tadi tidak akan mempan. Anda tentu harus mengulang rutinitas klik balok-balok yang bersangkutan. Selamat ya… awas jangan sampai salah… Coba kalau Anda pakai fasilitas grouping. Setelah memilih balok-balok tersebut, sebelum menjalankan perintah pembebanan, terlebih dahulu kelompok pilihan tersebut dijadikan satu dengan perintah Assign > Assign to Group dan memberi nama group. Setelah tersimpan, untuk memanggil kembali kelompok balok tadi Anda hanya perlu menjalankan perintah Select >Select > Group dan memilih nama group tersebut dan otomatis akan terpilih, tanpa harus berjuang sendirian untuk klik kembali balok-balok tersebut. Teknik ini bisa pula diterapkan untuk kasus lainnya, misal kelompok kolom dengan orientasi arah sumbu kuat yang berbeda, group balok/kolom tepi dan tengah, dsb.
Hitung langsung
Terkadang saat membuat input model, kita membutuhkan hitungan awal untuk mendapatkan nilai input tertentu yang diminta dalam program. Misal ketika mendefinisikan jenis material beton normal, yang memerlukan data besaran modulus elastis (E). Umumnya, data yang diketahui adalah berupa nilai kuat tekan saja, seperti K-250, atau mutu fc’ = 20 MPa, sehingga perlu dihitung dahulu nilai modulus elastis lewat rumus (untuk beton normal) E = 4700(fc’)^0,5 , dalam satuan MPa. Anda bisa saja menghitungnya manual dengan bantuan kalkulator
atauExcel misalnya. Kalau ingin agar tidak usah berpindah program, masukkan saja langsung rumusnya pada kotak input Modulus of Elasticity . Tapi ingat, ganti dulu satuan ke N, mm agar sesuai rumusnya. Setelah itu, ketikkan 4700*SQR(20) dan tekan . Abrakadabra! Hasilnya sudah langsung muncul. Formatnya memang agak mirip Excel , namun untuk fungsi seperti SQR (Square root = akar kuadrat) memiliki format tersendiri. Jadi daripada menghitung manual lebih baik (dan lebih cepat) jika bisa dihitung langsung saja. Apalagi jika menghitungnya di awang-awang, rawan salah tuh… Contoh lain misalnya: 1/2*10 ; 0,75*1,6 ; 250+(0,5*400) ; PI()*3 ; dsb. Oh ya, untuk perhitungan di SAP2000 juga sudah disediakan built-in calculator . Tentang topik ini akan penulis bahas pada tulisan tersendiri. Stay tuned !
SAVE !!!
Ini nasehat sederhana saja: lakukan save secara berkala, baik manual ataupun otomatis. Bayangkan saja jika Anda telah mulai membuat model sejak 1 jam yang lalu, kemudian secara mendadak terjadi pemadaman listrik, atau tiba-tiba terjadi error yang mengharuskan untukrestart komputer atau laptop. Setelah listrik dan komputer/laptop kembali normal, Anda cari file pekerjaan tadi dan ternyata tidak ketemu. Wah, ternyata tadi lupa belum disimpan! Itulah inti dari sub-judul ini. Simpanlah selalu (save) pekerjaan Anda, secara periodik. Listrik di tempat Anda boleh jadi cukup stabil, dan komputer/laptop Anda juga dijamin tahan banting dan tahan virus, tapi Anda tidak dapat meramal masa depan (karena k alau bisa, berarti Anda mungkin salah jurusan membaca blog ini hehehe…). “Save early , and save often !”
Kalimat tersebut bukan dicuplik dari SAP2000 lho, tapi dari tips game Warcraft III ! Hehehe… urusan game saja disuruh save secara periodik, apalagi untuk urusan serius begini. Kalau nyang dari SAP2000, bunyinya pun hampir mirip (jangan-jangan saling mencontek ya…) : “Save your file often !! >>> Very Often !!!!” Woow, tanda serunya saja ada empat… Jadi, sudah sewajibnya Anda membiasakan diri untuk melakukan
penyimpanan secara berkala, boleh lewat klik tombol, menu, atau Ctrl+S (yang terakhir ini kegemaran penulis). Mau yang otomatis juga ada. Klik menu Options, lalu pili h Auto Save Model . Isikan pada kotak input interval waktu (dalam menit) untuk penyimpanan. Sebenarnya tidak langsung menyimpan, namun setiap interval waktu yang telah ditentukan SAP2000 akan menampilkan pesan seperti gambar berikut. Klik OK untuk menyimpan.
Hmmm… Lalu apa hubungannya antara menyimpan berkala dengan kerja cepat? Kalau mengulang membuat model dari awal seperti contoh tadi sudah Anda anggap sebagai ‘cepat’, ya terserah saja hehehe… Jadi, save or
die! Oke, sampai di sini dahulu perjumpaan kita. Sampai bertemu lagi pa da sekuel kedua, tentang “Tips Kerja Tepat”.
Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 – Pendahuluan) Posted by Purbo on 23 March 2010
Oke, setelah pada sekuel pertama sudah penulis bahas tentang tips kerja cepat, di bagian kedua ini tiba saatnya ulasan masalah yang tidak kalah pentingnya, yaitu “Tips Kerja Tepat”. Kenapa sih harus ‘tepat’ juga, apa bisa ‘tidak tepat’ alias ‘salah’? Daripada penulis langsung beri jawaban “Yes/ No”, mendingan kita bandingkan saja dengan program lain di bagian pendahuluan ini, biar lebih joss… Ambil contoh program AutoCAD, misal untuk menggambar obyek sebuah kotak / bujur sangkar, bisa bermacam-macam caranya. Pakai perintah “rectangle”, lewat “ polygon”, atau mau manual digambar satu-satu pake “line” juga boleh. Hasilnya semua sama: obyek berbentuk segi empat sama sisi. Masalah mungkin timbul hanya terkait pengerjaan, mana yang lebih cepat, atau masalah seleksi (obyek dengan “rectangle” atau “ polygon” langsung terpilih semua saat klik satu sisi, sedangkan dengan “line” harus dipilih satu per satu). Kita lihat lagi contoh lain, misal MS Word, ketika membuat nomor halaman ( page number ). Tentu tersedia fasilitas otomatisnya, namun mau dibuat manual satu per satu tiap halaman pun bisa juga (coba halamannya ratusan ya hehehe…). Hasilnya jika di- print juga akan sama, nomor halaman berurutan. Nah, sekarang kembali ke SAP2000. Harap diperhatikan, SAP2000 termasuk program untuk hitungan, sehingga otomatis jika hitungannya ‘tidak tepat’, ya bubar jalan lah semuanya… Contohnya? Kita ambil kasus yang gampang saja deh biar mudah: simple beam sendi-rol. Wah, kok sederhana banget sih… Eh, biar sederhana begini tapi kalau tidak paham bisa salah lho… Ini kasus simple beam balok beton dengan beban terpusat, ceritanya ingin mencari besar reaksi tumpuan.
Ah, gampang itu… Langsung buka SAP2000 dan (saking s udah jagonya) hanya dalam hitungan menit sudah keluar outputnya. Mana? Ini dia :
Lapor! Reaksi tumpuan terdeteksi sebesar 5,20 kN! Laporan selesai! Wuih… mantapnya… Yakin ? Kita coba cek dengan cara ‘jadul’ alias manual ya… R = 1/2 . ( P + BJ.b.h.L ) R = reaksi, P = beban terpusat, BJ = berat jenis beton, b = lebar balok, h = tinggi balok, L = panjang bentang. R = 1/2 . ( 5 + 24.0,15.0,25.3 ) = 3,85 kN Lho? Kok beda? Ah, pasti salah hitung manual tuh! Oke, kita cek lagi dengan prinsip keseimbangan gaya luar dan reaksi tumpuan. Gaya luar / beban (F) adalah sebesar ( P + BJ.b.h.L ) = ( 5 + 24.0,15.0,25.3 ) = 7,7 kN. Dari cara hitung manual : 2 . R = 2.3,85 = 7,7 kN = F … OK! Dari cara canggih SAP2000 : 2 . R = 2.5,20 = 10,40 kN > F … ??? Wah, kok ada selisih dengan gaya luar alias beban ya? Ada yang korupsi nih… Apa mesti lapor ke KPK? Hehehe… tidak perlu jauh-jauh sampai ke sana kok . Usut punya usut, ternyata di sini letak kesalahannya :
Faktor pengali berat sendiri penampang masuk dua kali dalam analisis, dalam beban berat sendiri (BS) dan beban terpusat (P), sehingga menjadi : R = 1/2 . ( 5 + 24.0,15.0,25.3 + 24.0,15.0,25.3 ) = 5,20 kN Seharusnya, self weight multiplier hanya masuk sekali saja (jika berat sendiri akan dihitung otomatis oleh program), yaitu hanya pada load case BS saja :
Hahaha… cuma itu to, kalau begitu saja sih masih gampang… Oh ya? Pingin contoh lagi yang lebih ‘keren’? Ini dia :
Kalau yang ini ceritanya gedung 5 lantai dengan denah tidak simetris, dari beton bertulang, akan dicari momen maksimum balok. Untuk data geometri, penampang dan bahan asumsikan yang standar saja ya, daripada dicantumkan di sini nanti kepanjangan… Selain itu, akan dibandingkan juga pengaruh gaya gempa pada gedung, dengan acuan rekaman gempa dari Elcentro di Amerika sono. Ah, gampang itu, berarti kita pakai Time History Function kan, yang seperti ini lho :
Ok, benar, itu yang dimaksud. Lapor, komandan! Analisis sudah rampung ! Wah, cepat amat, jago benar ini orang ya… oke, kita lihat bareng-bareng hasilnya :
COMB1 (kiri) = kombinasi beban mati+hidup, COMB2 (kanan) = beban mati+hidup+gempa. Lapor (lagi)! Pengaruh gempa ternyata tidak signifikan! Laporan selesai! Huss… ngawur, gempa kok tidak pengaruh apa-apa ke gedung… Lho, itu tadi buktinya, lagipula rekaman gempa kan juga sudah jelas masuk ke SAP2000. Jadi, apa salahnya? Jangan-jangan programnya yang error ya… Wah kalau ini yang error jelas orangnya donk , ini dia yang kurang :
Walaupun rekaman gempa sudah dimasukkan lewat Function, namun belum otomatis dibebankan pada struktur, sehingga masih harus ditambahkan dalam Analysis Case. Karena tadi belum ada, ya hasilnya juga nol donk alias tidak berpengaruh. Akan lebih nyata jika kita lihat hasilnya (yang sudah benar) berikut ini :
Bandingkan selisihnya, 23 kNm dengan 105 kNm… Wow… Selain itu, faktor pengali juga harus disesuaikan karena input rekaman gempa Elcentro adalah dalam satuan gravitasi bumi (g). Jadi nilai Scale Factor 9,81 adalah konstanta gravitasi bumi dalam m/detik 2 (perhatikan pula saat input angka, satuan panjang harus sesuai, dalam ‘m’!). Bayangkan, jika Scale Factor hanya diisi dengan nilai 1 (karena dikira sudah bawaan dari programnya), momen maksimum yang seharusnya sebesar 105 kNm menjadi hanya 28 kNm… Misal dengan balok dimensi 25/35, yang seharusnya perlu tulangan 5 D 22 hasilnya cuma 2 D 22. Untung sudah sempat membaca blog ini ya hehehe… Tentu yang diuraikan di sini belumlah menjangkau semuanya, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kasus yang dihadapi masing-masing. Wuih, kok jadi ‘ngeri’ begini ya, jadi takut pakai SAP2000… Hehehe… lantas maunya bagaimana? Menghitung gedung apartemen 30 lantai dengan kalkulator? Asal mengerti dan paham tentang program, dijamin struktur yang paling kompleks sekalipun model dan analisisnya bisa tokcer kok . Sebaliknya kalau nggak ngerti, analisis balok sederhana saja sampai salah . Kalau meminjam kalimat empunya SAP2000 (Prof. Wilson) di manual SAP90 : … No computer program can replace the engineering judgment of an experienced engineer. I t i s well said th at an i ncapable engin eer cann ot do with a ton of computer output wh at a good engi neer can do on th e back of an envel ope …
Perhatikan kalimat yang dicetak tebal, kira-kira terjemahan bebasnya : “walau memak ai program canggih tapi asal-asalan, masih kalah dengan insinyur jagoan yang cuma pakai coretcoretan di atas kertas”. Tentu saja yang dimaksud ‘kalah’ di sini adalah ‘kalah akurat’, alias bisa salah, ya seperti dua contoh tadi. Istilah keren “engineering judgment ” di kalimat sebelumnyalah yang harus ikut berperan dalam menggunakan suatu program semacam SAP2000. Logika atau nalar juga harus bermain, tidak cukup sekadar bisa klik mouse dan keyboard . Ketika terdapat output yang tampaknya kurang wajar, harus segera diperiksa model yang kita buat, sebelum melangkah lebih jauh. Waduh, kok jadi panjang begini ya pembukaannya… Maaf, tapi memang inilah yang sebenarnya menjadi point penting dalam penggunaan program hitungan semacam SAP2000 ini. Penulis harap para pembaca juga sudah paham perbedaannya dengan program komersial umum seperti yang diulas di awal tulisan ini. Kalau urusan penggunaan program, penulis kira sudah cukup banyak resource yang tersedia, sedangkan masalah “engineering judgment ”
kadang jarang dikupas secara mendalam. Untuk referensi literatur yang bagus, penulis sarankan membaca bukunya Pak Wiryanto, terutama pada bab yang membahas masalah t ersebut (bukan promosi lho… tapi karena memang oke pembahasannya). Kalau referensi dari penulis sendiri? Hehehe… masih dalam proses, rencana dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa segera terbit, doakan saja Ada juga kok, info lengkapnya bisa klik di sini . Oke, setelah puas jauh melanglangbuana sudah saatnya kembali ke topik posting ini, yang akan penulis sambung di: Part 2 – Kerja Tepat. Share this:
Email
Facebook1
Twitter
Reddit
Related
Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 – Kerja Tepat)In "SAP2000" Interactive Database EditingIn "SAP2000" Buku SAP2000 Seri 2In "SAP2000"
This entry was posted in SAP2000 and tagged 2010, cepat, SAP2000, software, tips, trik . Bookmark the permalink .
Post navigation Update PPPURG Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 – Kerja Tepat) 76 responses to “ Tips Kerja Cepat (& Tepat) SAP2000 (Part 2 – Pendahuluan)”
1.
Soe says:
2 May 2010 at 9:35 am Lapor
komandan….gambarnya
nggak
jelas…
wah,ini yang salah orangnya…bkan kompternya…
Reply
o
Purbo says:
3 May 2010 at 6:29 am Laporan laporannya juga nggak jelas, gambar yg mana…
diterima
Letnan…
Reply
Faathir says:
11 October 2014 at 3:03 pm Assalamu alaikum Pak. Saya mau nanya tentang momen pak, saya mahasiswa arsitektur UH. saya mau bertanya pak, tentang pembacaan grafik momen yang sesuai dengan pembebanan atau gaya yang bekerja pak. apa momen yang terbentuk pada arah x dan y itu harus membe ntuk “cincin” di sekitar kolom atau bisa menyebar tanpa ada bentuk yang jelas seperti “danau”. maaf kalo pertanyaannya membingungkan pak, soalnya saya masih belajar sap
2000. btw saya punya kedua seri buku bapak, dan saya belajar dari situ. mohon dibantu pak
. wassalam
Purbo says:
13 October 2014 at 11:10 am Wa’alaikumsalam Wr. Wb., kalau sepemahaman saya maksudnya itu mungkin grafik diagram interaksi Momen
arah-x
(Mx)
dan
arah-y
(My)
kan.
Bentuknya
tergantung
beragam
faktor
misal
bentuk
kolom
(kotak,persegi,bundar,L,dll.), material, penempatan susunan tulangan, dst. Contoh kolom persegi bentuk diagram interaksi Mx dan My akan cenderung seperti lingkaran, sedangkan kolom kotak dengan panjang sisi berbeda akan memiliki diagram yang lebih lebar pada sisi sumbu kuatnya (misal lebar x > y ma ka lazimnya nilai grafik Mx > My).