BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang M asalah
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Bila dalam proses ini terjadi suatu bronkokontriksi atau penyempitan bronkus adalah suatu penyempitan jalan naas khususnya bronkioli. Penyempitan ini disebabkan oleh kontriksi otot ataupun akibat reaksi radang, sentuhan (misal! intubasi bronkoskopi),bahan kimia (misal! alergen" asap). Penumpukan mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik penggunaan inhaler yang sesuai. Obat bronkodilator pada saat serangan atau obat antiimlamasi sebagai obat pengendali untuk menekan reaksi imlamasi yang terjadi. # Pemberian bronkodilator ini diberikan melalui jalur inhalasi. Pengobatan ini bertujuan untuk memperlebar jalan naas, dengan melemaskan otot bronkioli atau mengurangi rasa radang. $erapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses pengobatan penyakit respiratori (saluran pernaasan) akut dan kronik. Penumpukan mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik penggunaan inhaler yang sesuai. # Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsinya terjadi secara cepat karena permukaan absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan pada penyakit paru%paru misalnya asma bronkial, obat dapat diberikan langsung pada bronkus. $idak seperti penggunaan obat secara oral (tablet dan sirup) yang terpaksa melalui sistem penghadangan oleh berbagai sistem tubuh, seperti eleminasi di hati.#
1
$erapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru%paru untuk segera bekerja. Dengan demikian, eek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu diberikan lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. $api cara pemberian obat ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan obatnya sering mengiritasi epitel paru. # $erapi inhalasi pada asma de&asa telah banyak digunakan dan keberhasilannya cukup baik. Penggunaannya pada anak belum banyak atau apabila diberikan seringkali cara dan jenis obat inhalasi tidak tepat atau bahkan anak atau orang tua tidak cukup mengerti kapan dan bagaimana penggunaannya untuk pengobatan asma anaknya. Selain itu jenis terapi inhalasi yang dipasarkan saat ini dibuat untuk orang de&asa yang kemudian digunakan juga untuk anak. 'ntuk menunjang keberhasilan penggunaan pada anak diperlukan pengetahuan mengenai perbedaan antara de&asa dananak dalam hal isiologi dan sistem koordinasi serta tentang teknik inhalasi yang optimal sehingga penggunaan terapi inhalasi dapat lebih dipahami.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2
I.
Anatomi Fisiologi Salran Na!as
'ntuk memahami tentang penggunaan serta armakokinetik (terutama absorpsi dan bioaailabilitas) dan armakodinamik obat secara inhalasi, sebelumnya kita harus memahami anatomi dan isiologi pernapasan terlebih dahulu. Secara ungsional saluran pernapasan dibagi atas bagian yang berungsi sebagai konduksi (penghantar udara) dan bagian yang berungsi sebagai respirasi (pertukaran gas). Pada bagian konduksi, udara bolak%balik di antara atmosir dan jalan napas seakan organ ini tidak berungsi ( dead space), akan tetapi organ tersebut selain sebagai konduksi juga berungsi sebagai proteksi dan pengaturan kelembaban udara. *dapun yang termasuk ke dalam konduksi adalah rongga hidung, rongga mulut, aring, laring, trakea, sinus bronkur dan bronkiolus nonrespiratorius. # Pada gambar ++.# adapun yang termasuk ke dalam konduksi adalah rongga hidung, rongga mulut, aring, laring, trakea, sinus bronkur dan bronkiolus nonrespiratorius . Pada bagian respirasi akan terjadi pertukaran udara (dius) yang sering disebut dengan unit paru ( lung unit), yang terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus aleolaris, atrium dan sakus aleolaris.#
ambar ++.# $arget jalan napas dan anatomi jalan napas (lee, --) Secara histologis epitel yang melapisi permukaan saluran pernapasan terdiri dari epitel gepeng berlapis berkeratin dan tanpa keratin di bagian rongga mulut/ epitel silindris bertingkat bersilia pada rongga hidung, trakea, dan bronkus/ epitel silindris rendah"kuboid bersilia dengan sel piala pada bronkiolus terminalis/ epitel kuboid selapis bersilia pada bronkiolus respiratorius/ dan epitel gepeng selapis pada duktus aleolaris dan sakus aleolaris serta aleolus. Di ba&ah lapisan epitel tersebut terdapat lamina
3
propria yang berisi kelenjar%kelenjar, pembuluh darah, serabut sara dan kartilago. Dan berikutnya terdapat otot polos dan serabut elastin. Dari semua itu barulah kita pahami bagaimana obat dapat masuk dan bekerja pada paru%paru. Obat masuk dengan perantara udara pernapasan (mekanisme inspirasi dan ekspirasi) melalui saluran pernapasan, kemudian menempel pada epitel selanjutnya diabsorpsi dan sampai pada target organ bisa berupa pembuluh darah, kelenjar dan otot polos. *gar obat dapat sampai pada saluran napas bagian distal dan mencapai target organ, maka ukuran partikel obat harus disesuaikan dengan ukuran"diameter saluran napas. II.
De!inisi Tera"i In halasi
$erapi inhalasi adalah pemberian obat ke dalam saluran napas dengan cara inhalasi.0 Deinisi lainnya menyebutkan bah&a terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru sebagai organ sasaran obatnya. $erapi inhalasi dapat digunakan pada proses pera&atan penyakit saluran pernaasan yang akut maupun yang kronik, misalnya asma (penyakit asma paling sering dijumpai pada anak%anak) dan pada saat bayi"anak terserang batuk berlendir. $erapi inhalasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengobatan yang ditujukan untuk mengembalikan perubahan%perubahan patoisiologi pertukaran gas sistem kardiopulmoner ke arah yang normal, seperti dengan menggunakan respitor atau alat penghasil aerosol.1 III.
T#an Pemasangan Tera"i Inhalasi
Prinsip armakologis terapi inhalasi yang ideal untuk penyakit saluran napas adalah obat dapat sampai pada organ target dengan menghasilkan partikel aerosol berukuran optimal agar terdeposisi di paru, onset kerjanya cepat, dosis obat kecil, eek samping minimal karena konsentrasi obat di dalam darah sedikit atau rendah, mudah digunakan, serta eek terapeutik tercapai yang ditandai dengan tampaknya perbaikan klinis.# 2eskipun saluran napas mempunyai beberapa mekanisme antara lain releks batuk, bersin serta klirens mukosilier yang akan melindungi terhadap
4
masuk dan mengendapnya partikel obat sehingga akan mengeliminasi obat inhalasi. 3amun dengan memperhatikan metode untuk menghasilkan aerosol serta cara penyampaian" delivery obat yang akan mempengaruhi ukuran partikel yang dihasilkan dan jumlah obat yang mencapai berbagai tempat di saluran napas maka diharapkan obat terdeposisi secara eekti.4 Pada gambar ++. menunjukkan mekanisme deposisi di jalan napas yaitu berupa impaksi, sedimentasi dan diusi. 'kuran partikel akan mempengaruhi sampai sejauh mana partikel menembus saluran napas. Partikel berukuran 5 #4 mm tersaring oleh iltrasi rambut hidung sedangkan 5 #- mm akan mengendap di hidung dan nasoaring. Partikel yang besar ini terutama mengendap karena benturan inersial bila terdapat aliran udara yang cepat disertai perubahan arah atau arus turbulen. Partikel berukuran -,4 6 4 mm akan mengendap secara sedimentasi karena gaya graitasi sedangkan partikel berukuran 7 -,# mm akan mengendap karena gerak Bro&n. Dengan demikian untuk mendapatkan manaat obat yang optimal, obat yang diberikan secara inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran pernapasan. Bentuk aerosol yang digunakan yaitu suspensi partikel di dalam gas, dan partikel dalam aerosol yang mempunyai ukuran berkisar %#- 8m9 atau #%9 8m. Penelitian lainnya mendapatkan bah&a partikel berukuran #%: 8m mengalami benturan dan pengendapan di saluran naas besar, kecil, dan aleoli.4
ambar ++. 2ekanisme deposisi di jalan napas. #
5
;arena terapi inhalasi obat dapat langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi secara cepat dibanding cara sistemik, maka penggunaan terapi inhalasi sangat bermanaat pada keadaan serangan yang membutuhkan pengobatan segera dan untuk menghindari eek samping sistemik yang ditimbulkannya.0 Biasanya terapi inhalasi ditujukan untuk mengatasi bronkospasme, meng% encerkan sputum, menurunkan hipereaktiiti bronkus, serta mengatasi ineksi. $erapi inhalasi ini baik digunakan pada terapi jangka panjang untuk menghindari eek samping sistemik yang ditimbulkan obat, terutama penggunaan kortikosteroid.0 Pada asma penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurang eek samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau peroral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan dengan jenis lainnya, dan pada bayi yang mengalami batuk lendir, pada bayi atau anak% anak ini kemampuan relek batuk ini sangat lemah. Sehingga dibutuhkan terapi inhalasi ini yang akan membantu lendir di dalam paru% paru mencair. $erapi ini biasanya digunakan dalam proses pera&atan penyakit saluran pernaasan yang akut maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. *sma termasuk penyakit yang sering terjadi pada anak%anak. *sthma adalah suatu gangguan pada saluran bronchial yang mempunyai ciri bronchospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran naas). Selain asma ada batuk " pilek karena alergi adalah gangguan saluran pernaasan yang paling umum terjadi. Banyak cara dicoba untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat masalah ini termasuk secara inhalasi.4 I$.
In%ikasi Tera"i Inhalasi
Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk pengobatan asma, penyakit paru obstrukti kronis (PPO;), sindrom obstrukti post tuberkulosis, ibrosis kistik, bronkiektasis, keadaan atau penyakit lain dengan sputum yang kental dan lengket.0 Penggunaan obat ini terbatas hanya untuk obat%obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap dan obat lain yang berbentuk aerosol. < Pada
6
penyakit *sma dan Chronic Obstructive pulmonal disease (COPD = PPO; = PPO2) terapi inhalasi merupakan terapi pilihan. # Dengan terapi inhalasi obat dapat masuk sesuai dengan dosis yang diinginkan, langsung bereek pada organ sasaran. Dari segi kenyamanan dalam penggunaan, cara terapi 2D+ banyak disukai pasien karena obat dapat mudah di ba&a ke mana%mana. ;emasan obat juga menguntungkan karena dalam satu botol bisa dipakai untuk 0- atau sampai - hari penggunaan.0 $.
Kontra I n%ikasi Tera"i I nhalasi
$idak terdapat kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi. +ndikasi relati pada pasien dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.0$etap pada pasien dengan kondisi tertentu yang menggangu proses inhalasi atau menghalangi masuknya obat melalui saluran naas, terdapat kontra indikasi yang relati sebab obat yang diberikan akan tidak eekti masuk ke dalam paru. >ontohnya pada pasien dengan penurunan kesadaran penyakit paru obstrukti dan restrikti.0 $I.
Jenis %an &ara Penggnaan Ber'agai Tera"i Inhalasi
Secara umum alat%alat terapi inhalasi terbagi menjadi 0 kelompok, yaitu!4 *. +nhaler dosis terukur (2D+, metered dose inhaler) B. Dry Po&der +nhaler >. Penguapan ( gas powered hand held nebulizer) A. Inhaler %osis te rkr (MDI) Me tere% Dose Inha ler*
Metered dose inhaler (2D+) atau inhaler dosis terukur merupakan
cara inhalasi yang memerlukan teknik inhalasi tertentu agar sejumlah dosis obat mencapai saluran pernaasan. Pada inhaler ini bahan akti obat disuspensikan dalam kurang lebih #- ml cairan pendorong (propelan) dan yang biasa digunakan adalah klorolurokarbon ( chlorofluorocarbon ? >@>) pada tekanan tinggi. *khir%akhir ini mulai dikembangkan penggunaan bahan non%>@> yaitu hidroluroalkana (A@*) yang tidak merusak lapisan ozon.4
7
Propelan mempunyai tekanan uap tinggi sehingga di dalam tabung (kanister) tetap berbentuk cairan. Bila canister ditekan, aerosol disemprotkan keluar dengan kecepatan tinggi yaitu 0- m"detik dalam bentuk droplet dengan dosis tertentu melalui aktuator (lubang). Pada ujung aktuator ukuran partikel berkisar 04 8m, pada jarak #- cm dari kanister besarnya menjadi #1 8m, dan setelah propelan mengalami eaporasi seluruhnya ukuran partikel menjadi ,:%1,0 8m. Dengan teknik inhalasi yang benar maka :- aerosol akan mengendap di mulut dan oroarings karena kecepatan yang tinggi dan ukurannya besar, #- tetap berada dalam aktuator, dan hanya sekitar #- aerosol yang disemprotkan akan sampai ke dalam paru%paru.4 +nhaler dosis terukur atau lebih sering disebut 2D+ diberikan dalam bentuk inhaler aerosol dengan"tanpa spacer dan bubuk halus (dry powder inhaler) yaitu diskhaler, rotahaler, dan turbohaler. Pada umumnya
digunakan pada pasien yang sedang berobat jalan dan jarang dipergunakan di rumah sakit. >ara ini sangat mudah dan dapat diba&a kemana%mana oleh pasien, sehingga menjadi pilihan utama pagi penderita asma.0 2D+ terdiri atas bagian, yaitu bagian kotak yang mengandung zat dan bagian mouthpiece. Bila bagian kotak yang mengandung zat ini dibuka (ditekan), maka inhaler akan keluar melalui mouthpiece.# a. Pemakaian inhaler aerosol.
Pemberian inhaler aerosol yang ideal adalah dengan alat yang sederhana, mudah diba&a, tidak mahal, secara selekti mencapai saluran napas ba&ah, hanya sedikit yang tertinggal di saluran napas atas, serta dapat digunakan oleh anak, orang cacat, dan orang tua. 3amun keadaan ideal tersebut tidak dapat sepenuhnya tercapai.0 Pemakaian inhaler aerosol tan"a rang antara spacer ( *.
Pada cara inhalasi ini diperlukan koordinasi anatar penekanan canister dengan inspirasi napas. Berikut cara pemakaian inhaler aerosol tanpa ruang antara (spacer)!4 #) +nhaler dikocok lebih dahulu agar obat homogen ) $utup inhaler dibuka inhaler dipegang tegak 8
0) Dilakukan maksimal ekspirasi pelan%pelan mulut inhaler diletakan di antara kedua bibir 1) 2ulut canister diletakkan diatara bibir, lalu bibir dirapatkan dan lakukan inspirasi perlahan sampai maksimal 4) Pada &aktu yang sama kanester ditekan untuk mengeluarkan obat tersebut dan penarikan napas diteruskan sedalam%dalamnya <) 2enahan napas sampai #- detik atau dengan menghitung hitungan #- hitungan pada inspirasi maksimal 9) Prosedur tadi dapat diulangi setelah 0- detik sampai # menit kemudian tergantung dosis yang diberikan oleh dokter. :) Setelah proses selai jangan lupa berkumur untuk mencegah eek samping. 4 Cangkah%langkah di atas harus dilaksanakan sebelum menggunakan obat asma jenis 2D+. Cangkah di
pasien
atas sering tidak
diikuti sehingga pengobatan asma kurang eekti dan timbul eek samping yang tidak diinginkan. Beberapa ahli mengidentiikasi beberapa kesalahan yang sering dijumpai antara lain kurangnya koordinasi pada saat menekan kanister dan saat menghisap, terlalu cepat inspirasi, tidak berhenti sesaat setelah inspirasi, tidak mengocok kanister sebelum digunakan, dan terbalik pemakaiannya. ;esalahan% kesalahan di atas umumnya dilakukan oleh anak yang lebih muda, manula, &anita, dan penderita dengan social ekonomi dan pendidikan yang rendah.4 Pemakaian inhaler aerosol %engan rang antara ( spacer*.
pacer (alat penyambung) akan menambah jarak antara aktuator
dengan mulut sehingga kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang dan akan dihasilkan partikel berukuran kecil yang berpenetrasi ke saluran pernaasan perier. Aal ini merupakan kelebihan dari penggunaan spacer karena mengurangi pengendapan di oroaring. pacer ini berupa tabung (dapat berolume :- ml) dengan panjang sekitar #-% - cm, atau bentuk lain berupa kerucut dengan olume 9--%#--- ml. 'ntuk bayi dianjurkan menggunakan spacer 9
olume kecil ( babyhaler) agar aerosol yang dihasilkan lebih mampat sehingga lebih banyak obat akan terinhalasi pada setiap inspirasi. Beberapa alat dilengkapi dengan katup satu arah yang akan terbuka saat inhalasi dan akan menutup pada saat ekshalasi misalnya 3ebuhaler (*stra), olumatic (*=A).4 Pengendapan di oroaring akan berkurang yaitu sekitar 4 dosis yang diberikan bila digunak an spacer dengan katup satu arah. Pada spacer tanpa katup satu arah, pengendapan di oroaring sekitar :%<-
dosis. Dengan penggunaan spacer, deposit pada paru akan meningkat menjadi - dibandingkan tanpa spacer. Penggunaan spacer ini sangat menguntungkan pada anak karena pada anak koordinasinya belum baik. Dengan bantuan spacer, koordinasi pada saat menekan kanister dengan saat penghisapan dapat dikurangi atau bahkan tidak memerlukan koordinasi.4 *pabila spacer ini tidak tersedia maka sebagai penggantinya bisa digunakan spacer sederhana yang murah dan mudah dibuat yaitu dari plastic coffee cup yang dilubangi dasarnya untuk tempat aerosol. >ara
ini sudah terbukti bermanaat hanya untuk bronkodilator dan belum dibuktikan berguna untuk natrium kromoglikat dan steroid. Berikut adalah cara penggunaan Metered Dose !nhalaer (2D+) dengan spacer!4 #) +nhaler dikocok lebih dahulu dan buka tutupnya ) ;emudian mulut inhaler dimasukan ke dalam lubang ruang antara 0) mouth piece diletakan di antara kedua bibir, lalu kedua bibir dikatupkan, pastikan tidak ada kebocoran 1) tangan kiri memegang spacer, dan tangan kanan memegang kanester inhaler E tekan kanester sehingga obat akan masuk ke dalam spacer, 4) kemudian tarik napas perlahan dan dalam, tahan napas sejenak, lalu keluarkan napas lagi. Aal ini bisa diulang sampai merasa yakin obat sudah terhirup habis. Easyhaler
"asyhaler adalah inhaler serbuk multidosis yang merupakan
alternati dari 2D+. ;omponennya terdiri dari plastik dan cincin 10
stainless steel dan mengandung serbuk untuk sekurang%kurangnya --
dosis. 2asing%masing dosis obat dihitung secara akurat dengan cara menekan puncak alat (overcap) yang akan memutari silinder (metering cylindric) pada bagian ba&ah alat tersebut. >ekungan dosis berisi
sejumlah obat berhubungan langsung dengan mouth piece. Saluran udara ke arah mouthpiece berbentuk corong dengan tujuan untuk mengoptimalkan deposisi obat di saluran napas. $erdapat takaran dosis yang berguna untuk memberi inormasi kepada pasien mengenai sisa dosis obat. Pelindung penutup berguna untuk mencegah kelembaban. Partikel obat yang halus (7#- 8) sulit untuk melayang jauh dan cenderung untuk menggumpal, oleh karena itu zat akti tersebut dicampur dengan sejumlah kecil laktosa yang berperan sebagai pemba&a. Pada easyhaler ukuran partikel laktosa cukup besar untuk deposit di saluran napas ba&ah sehingga diharapkan akan jatuh
di
oroaring. ;eadaan ini mempunyai keuntungan untuk memberitahukan pada penderita bah&a obatnya benar terhisap dengan rasa manis di mulut.4 B. Dr+ Po,%er Inhaler (DPI*
Pada a&alnya di tahun #49 jenis inhaler ini digunakan untuk delivery serbuk antibiotik. Selanjutnya banyak penelitian uji klinis yang
menunjukkan bah&a DP+ bias digunakan untuk pengobatan asma anak. Dalam perkembangannya pada tahun #9- dibuat inhaler yang hanya memuat serbuk kering dosis tunggal seperti misalnya spinhaler dan rotahaler, dan akhir tahun #:- diperkenalkan inhaler yang memuat multiple dosis yaitu yang dikenal dengan dis#haler (: dosis) dan
turbuhaler. Beberapa tahun terakhir ini diperkenalkan diskus (di +nggris dikenal dengan accuhaler) yang memuat <- dosis dan dapat dipergunakan untuk #bulan terapi.: +nhaler jenis ini tidak mengandung propelan sehingga mempunyai kelebihan dari 2D+. Penggunaan obat serbuk kering pada DP+
11
memerlukan inspirasi yang cukup kuat. Pada anak yang kecil hal ini sulit dilakukan mengingat inspirasi kuat belum dapat dilakukan, sehingga deposisi obat pada saluran pernaasan berkurang. Pada anak yang lebih besar, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah, karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan dengan 2D+. Dengan cara ini deposisi obat di dalam paru lebih tinggi dan lebih konstan dibandingkan 2D+ sehingga dianjurkan diberikan pada anak di atas 4 tahun. >ara DP+ ini tidak memerlukan spacer sebagai alat bantu sehingga mudah diba&a dan dimasukkan ke dalam saku. Aal ini yang juga memudahkan pasien dan lebih praktis.: Penggunaan obat dry po&der (serbuk kering) pada DP+ memerlukan hirupan yang cukup kuat. Pada anak yang kecil, hal ini sulit dilakukan. Pada anak yang lebih besar, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah, karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan 2D+. Deposisi (penyimpanan) obat pada paru lebih tinggi dibandingkan 2D+ dan lebih konstan. Sehingga dianjurkan diberikan pada anak di atas 4 tahun.4 Pemakaian %iskhaler:
#) ) 0) 1) 4)
Cepaskan tutup pelindung diskhaler, pegang kedua sudut tajam, tarik sampai tombol terlihat tekan kedua tombol dan keluarkan talam bersamaan rodanya letakkan diskhaler pada roda, angka dan 0 letakkan di depan
bagianmouth piece <) masukan talam kembali, letakan mendatar dan tarik penutup sampai tegak lurus dan tutup kembali 9) keluarkan napas, masukan diskhaler dan rapatkan bibir, jangan menutupi lubang udara, bernapas melalui mulut sepat dan dalam, kemudian tahan napas, lalu keluarkan napas perlahan%lahan. :) putar diskhaler dosis berikut dengan menarik talam keluar dan masukan kembali. Pemakaian rotahaler.4
#) Pegang bagian mulut rotahaler secara ertikal, tangan lain memutar badan rotahaler sampai terbuka 12
) masukan rotacaps dengan sekali menekan secara tepat ke dalam lubang empat persegi sehingga puncak rotacaps berada pada permukaan lubang 0) pegang permukaan rotahaler secara horizontal dengan titik putih di atas dan putar badan rotahaler berla&anan arah sampai maksima l untuk membuka rotacaps 1) keluarkan napas semaksimal mungkin di luar rotahaler, masukan rotahaler dan rapatkan bibir dengan kepala agak ditinggikan dengan kepala agak ditengadahkan ke belakang 4) hiruplah dengan kuat dan dalam, kemudian tahan napas selama mungkin. <) Calu keluarkan rotahaler dari mulut, sambil keluarkan napas secara perlahan%lahan. Pemakaian tr'ohaler.
#) Putar dan lepas penutup turbohaler ) pegang turbohaler dengan tangan kiri dan menghadap atas lalu dengan tangan kanan putar pegangan (grip) ke arah kanan sejauh mungkin kemudian putar kembali keposisi semula sampai terdengar suara klik 0) hembuskan napas maksimal di luar turbohaler 1) letakkan mouth piecedi antara gigi, rapatkan kedua bibir sehingga tidak ada kebocoran di sekitar mouth piece kemudian tarik napas dengan tenang sekuat dan sedalam mungkin 4) sebelum menghembuskan napas, keluarkan turbohaler dari mulut. Fika yang diberikan lebih dari satu dosis ulangi tahapan 6 4 (tanda panah) dengan selang &aktu # 6 menit 6 pasang kembali tutupnya. Setelah "enggnaan inhaler.
Basuh
dan
kumur
dengan
menggunakan
air.
+ni
untuk
mengurangi"menghilangkan obat yang tertinggal di dalam rongga mulut dan tenggorokan, juga untuk mencegah timbulnya penyakit di mulut akibat eek obat (terutama kortikosteroid).0 &ara men--i inhaler.
13
;egagalan mencuci inhaler dengan cara yang benar akan menimbulkan sumbatan dan pada akhirnya dapat mengurangi jumlah"dosis obat. >uci bekas serbuk yang tertinggal di corong inhaler. ;eluarkan bekas obat dan basuh inhaler dengan air hangat dengan sedikit sabun. ;eringkan dan masukan kembali ke dalam tempatnya.0 &ara ntk mengetahi inhaler s%ah kosong.
Setiap inhaler telah dilabelkan dengan jumlah dos yang ada. >ontoh di ba&ah akan menerangkan bagaimana untuk menentukan kandungan obat di dalam inhaler. Fika botol obat mengandungi -hisapan dan kita harus mengambil : hisapan sehari, maka obat habis dalam 4 hari. Fika kita mula menggunakan inhaler pada tanggal # 2ei, maka gantikan inhaler tersebut dengan yang baru pada"atau sebelum tanggal 4 2ei. $ulis tanggal mula menggunakan inhaler pada botol obat untuk menghindari kesalahan.0 ;andungan inhaler juga boleh diperkirakan dengan cara memasukkan botol obat ke dalam air. ;edudukan botol obat di dalam air menggambarkan kandungan obat dalam inhaler.0 &. Penga"an (Ne'lier*
*lat nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik. *erosol yang berbentuk dihirup penderita melalui mouth piece atau sungkup Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer . memberikan eek bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang bermakna tanpa menimbulkan eek samping. Aasil pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. *da nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus% menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak banyak terbuang.9 14
;euntungan terapi inhalasi menggunakan nebuliser adalah tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernaasan tidal, beberapa jenis obat dapat dicampur (misalnya salbutamol dan natrium kromoglikat). ;ekurangannya adalah karena alat cukup besar, memerlukan sumber tenaga listrik dan relati mahal.9 >ara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piecedan pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Carutan nebulizer
diletakan di dalam nebulizer chamber. >ara ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. ;euntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari 2D+. ;erugiannya adalah hanya 4- 6 9- saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri). # Fumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 1 cc dengan kecepatan gas < 6 : liter"menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat. 'ntuk pengenceran biasanya digunakan larutan 3a>l.# >ara menggunakannya yaitu.0 a. Buka tutup tabung obat, masukan cairan obat ke dalam alat penguap
sesuai dosis yang ditentukan b. gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien). $ekan tombol GonH pada nebulizer c. jika memakai masker, maka uap yang kelu ar dihirup perlahan%lahan dan dalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis masker. d. Bila memakai mouth piece, maka tombol pengeluaran aerosol ditekan se&aktu inspirasi, hirup uap yang keluar perlahan%lahan dan dalam. e. Aal ini dilakukan berulang%ulang sampai obat habis (#- 6 #4 menit). Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain! a. Fet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 6 : mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit. *lat ini paling banyak digunakan banyak negara karena relati lebih murah daripada ultrasonic nebuliser$ Dengan gas jet berkecepatan tinggi yang berasal dari udara yang
15
dipadatkan dalam silinder ditiupkan melalui lubang kecil dan akan dihasilkan tekanan negati yang selanjutnya akan memecah larutan menjadi bentuk aerosol. *erosol yang terbentuk dihisap pasien melalui mouth piece atau sungkup. Dengan mengisi suatu tempat pada nebuliser sebanyak 1 ml maka dihasilkan partikel aerosol berukuran 7
4 8m, sebanyak <-%:- larutan nebulisasi akan terpakai dan lama nebulisasi dapat dibatasi. Dengan cara yang optimal maka hanya # larutan akan terdeposit di paru%paru (Ieiser, --9). Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer memberikan eek bronkodilatasi yang bermakna tanpa menimbulkan eek samping.9 b. 'ltrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan rekuensi ibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang berolume tinggi, yakni mencapai < cc"menit dengan partikel yang uniorm. Besarnya partikel adalah 4 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental. *lat ini juga menghasilkan aerosol melalui osilasi rekuensi tinggi dari piezo%electric crystal yang berada dekat larutan dan cairan memecah
menjadi aerosol. ;euntungan jenis nebuliser ini adalah tidak menimbulkan suara bising dan terus menerus dapat mengubah larutan menjadi aerosol sedangkan kekurangannya alat ini mahal dan memerlukannbiaya pera&atan lebih besar. c. *ntomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara #- 6 0- mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada entilator dan +PPB, dimana dihubungkan dengan gas kompresor.4 $II.
/'at +ang Dignakan Dalam Tera"i Inhalasi
16
Beberapa obat inhalasi tersedia dalam lebih dari satu ormula, dan beberapa lainya terutama obat obat yang baru tersedia dalam satu ormulasi saja. Obat obat ini juga memiliki jenis alat%alat inhalasinya masing masing. Berdasarkan golongan obatnya, obat yang digunakan dalam terapi inhalasi terbagi dalam 4 golongan yaitu bronkodilator kerjacepat, bronkodilator kerja lama, kortikosteroid, obat kombinasi, mucoactie dan obat jenis lain. 4 Berikut ini obat%obatan yang dipergunakan dalam
terapi inhalasi dan alat inhalasi yang digunakanya.4 Fenis obat Bronchodilator kerja
3ama obat *lbuterolsulat
>ontoh merek
*lat inhalasi
obat entolin
S3,p2D+
cepat lealbuterol metaprotenolol S3, p2D+ *clidinium bromide $udorza pressair DP+ +pratropium *troent S3 p2D+ bromide +pratropium
combient
S3, p2D+
albuterol sulat pirbuterol *rormoterol
maJair broana
DP+ S3
@ormoterol +ndacaterol Salmeterol $iotoprium beclomethasone budesonide >iclesonide @lunisolide 2ometasone @luticasone=
Peroromist *rcapta Sereent Spiria K*I pulmicort *lesco @loent asmaneJ adair
S3, DP+ DP+ DP+ DP+ p2D+ DP+, S3 p2D+ DP+, p2D+ DP+ DP+,p2D+
salmeterol Budesonine =
Symbicort
p2D+
ormoterol 2ometasone "
dulera
p2D+
bromide dan
Bronchodilator kerja lama
kortikosteroid
kombinasi
mucoakti Obatlain
ormeterol Dornasealpha zanamiir
pulmozyme Ielenza 17
S3 DP+
$obramycin *ztreonam
$III.
$OB+ >aysten
S3 S3
Ke'erhasilan Tera"i I nhalasi
*erosol adalah gas yang dihasil kan melalui proses dispersi (pemecahan) atau suspensi partiel padat maupun cair. ;eberhasilan pengobatan aerosol ini tergantung pada beberapa aktor, yaitu.4 #. 'kuran partikel. Partikel dengan ukuran : 6 #4 mikron dapat sampai ke bronkus dan bronkiolus, sedangkan partikel dengan ukuran mikron dapat sampai le aleolus. *kan tetapi partikel dengan ukuran 1- mikron hanya dapat sampai di bronkus utama. Partikel yang banyak digunakan pada terapi aerosol adalah partikel yang berukuran antara : 6 #4 mikron. . raitasi (gaya berat). Semakin besar suatu partikel, maka akan semakin cepat pula partikel tersebut menempel pada saluran pernapasan. *kan tetapi keadaan ini juga tergantung pada iskositas dari bahan pelarut yang dipakai. 0. +nersia +nersia menyebabkan partikel didepositkan. 2olekul air mempunyai massa yang lebih besar daripada molekul gas di dalam saluran pernapasan. Partikel yang ada di bronkus lebih mudah bertabrakan daripada parti.kel yang ada di saluran pernapasan yang besar. Semakin kecil diameter saluran pernapasan, maka akan semakin besar pula pengaruh dari inersia gas. 1. *ktiitas kinetik ;eadaan ini dialami oleh partikel yang lebih kecil dari -,4 mikron. Semakin besar energi kinetik yang digunakan, maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya tabrakan di antara aerosol dan akan semakin mudah terjadinya kolisi dan selain itu juga akan semakin mudah partikel tersebut bergabung. 4. Siat%siat alamiah dari partikel. Siat%siat alamiah dari partikel ditentukan oleh tonik (osmotik). Carutan yang hipotonik akan mudah kehilangan air akibat dari penguapan. *erosol elektrik yang dihasilkan oleh ultrasonik nebulizer bermuatan lebih besar
18
daripada mekanikal nebulizer. Pada temperatur yang panas molekul% molekul akan mempunyai ukuran yang lebih besar dan akan mudah jatuh. <. ;emampuan bernaas. Pada prinsipnya jumlah dari aerosol yang berubah menjadi cairan ditentukan pula oleh olume tidal, rekuensi pernapasan, kecepatan aliran inspirasi, dan apakah bernapas melalui mulut atau hidung, dan juga memeriksa aal pernapasan pada umumnya.
I0.
E!ek Sam"ing %an Kom"likasi Tera"i I nhalasi
Pemakaian obat jenis aerosol dapat menyebabkan eek samping pada pasien maupun pada lingkungan di sekitar pasien. Pada pasien Fika aerosol diberikan dalam jumlah besar, maka dapat menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan (bronkospasme). Disamping itu bahaya iritasi dan ineksi pada jalan napas, terutama ineksi nosokomial juga dapat terjadi.# eek samping lainya dapat dddisebabkan eek samping dari obat yang diberikan. Pada beberapa jenis obat inhalasi seperti nebulizer yang menggunakan masker obat inhalasi dapat tersebar ke kulit dan mata pasien. Pada lingkungan, tehnik pemberian obat inhalasi yang kurang tepat dapat menyebabkan obat tersebar di udara dan mengenai petugas kesehatan maupun pasien lain disekitar yang bisa menimbulkan eek yang tidak baik atau bisa saja menimbulkan alergi pada obat tersebut
19
BAB III KESIMPULAN
$erapi inhalasi adalah pemberian obat ke dalam saluran napas dengan cara inhalasi.$erapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses pengobatan penyakit respiratori (saluran pernaasan) akut dan kronik. $erapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru%paru untuk segera bekerja. Dengan demikian, eek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu diberikan adalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Sayangnya pada cara pemberian ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan sering obatnya mengiritasi epitel paru. ;arena terapi inhalasi obat dapat langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi secara cepat dibanding cara sistemik, maka penggunaan terapi inhalasi sangat bermanaat pada keadaan serangan yang membutuhkan pengobatan segera dan untuk menghindari eek samping sistemik yang ditimbulkannya. Seperti untuk mengatasi bronkospasme, meng%encerkan sputum, menurunkan hipereaktiiti bronkus, serta mengatasi ineksi. Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan. Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi eek samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya.'ntuk mendapatkan manaat obat yang optimal, obat yang diberikan per inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas. Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.
20
Penggunaannya terbatas hanya untuk obat%obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap dan obat lain yang berbentuk aerosol. ;ontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. ;ontra indikasi relati pada pasien dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan *da beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu (#) inhaler dosis terukur (2D+, metered dose inhaler ), () penguapan ( gas powered hand held nebulizer), (0) inhalasi dengan intermitten positive pressure breathing (+PPB),
serta (1) pemberian melalui intubasi pada pasien yang menggunakan entilator. Obat"zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah
beta
simpatomimetik,
kortikosteroid,
antikolinergik,
dan
antihistamin. Bahaya iritasi saluran napas dan terjadinya bronkospasme serta reaksi hipersensitiitas (obat atau ehikulum) dapat terjadi pada penggunaan terapi ini.
21
BAB I$ DAFTA1 PUSTAKA
#. Iab $. !lmu Penya#it Paru. Fakarta! Ld. Aipokrates./#<. . anong M@. Buku *jar @isiologi ;edokteran ( &eview of Medical Physiology). *lih Bahasa! *ndrianto P.Os&ari F. Fakarta ! Ld. L>/ #4. 0. Iasmin 2, Iogayah I, Mihastuti I, et al. Prosedur 'inda#an idang Paru dan PernapasanDiagnosti# dan 'erapi p.4%<1. Fakarta! Bagian Pulmonologi @;'+. Balai Penerbit @;'+/ --#. 1. Bia @F, Brady FP, Brady*,CM, et al.. M, ;amus *lih Bahasa! Aarjono I2, Aartono Faparies et al.;edokteran Fakarta! Ld.Dorlan. L>/ #1. 4. ardenhire S, *ri *, Aess D et al.. * uide to *erosol Deliery Deices or Iespiratory $herapists, 0rd Ldition. *merican *ssociation or Iespiratory >are/ -#0. <. Setia&ati *, Nunilda SB, Suyatna @D.. Pengantar @armakologi. Dalam! anis&ara S, Setiabudy I, Suyatna @D, Pur&antyastuti, 3arialdi, Ld. *arma#ologi dan 'erapi. Ldisi +. Fakarta! Bagian @armakologi @;'+/ #4 9. Iakesh pah&a, Pankaj, Singh 2 et al.. 3ebulizer $herapy! * Platorm or Pulmonary Drug Deliery 0(<)!<0-%<0<. ;uruksherta! Der Pharmacia Sinica,/ -# :. Iau, Foseph C. . $he +nhalation o Drugs! *dantages and Problems. Couisiana! Iespiratory >are ol 4- no 0/ --1
22