TERAPI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK PRA SEKOLAH
1. Pengertian Terapi Bermain
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain( Soetjiningsih, 2004). Bermain juga merupakan setiap seti ap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksa an atau tekanan dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh. Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005). Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain menyusun puzzle. Alasan
memilih
terapi
bermain
menyusun
puzzle
adalah
untuk
mengembangkan motorik halus, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa. Puzzle merupakan salah satu bentuk bentuk permainan yang membutuhkan membutuhkan ketelitian, melatih untuk memusatkan pikiran, karena kita harus berkonstrasi ketika meyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap. Sehingga puzzle merupakan jenis permainan yang memiliki nilai-nilai edukatif.
Konsep Puzzle Puzzel berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle,
maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya. Ada beberapa jenis puzzle, antara lain: a. Puzzle konstruksi Puzzle
rakitan
(construction
puzzle)
merupakan
kumpulan
potongan-potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi. b. Puzzle batang (stick) Puzzle
batang
merupakan
permainan
teka-teki
matematika
sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle. c. Puzzle lantai Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama. d. Puzzle angka Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih mengetahui macam-macam kendaraan. f.
Puzzle logika Puzzle
logika
merupakan
puzzle
gambar
yang
dapat
mengembangkan keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu gambar yang utuh. g. Puzzle geometri Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain-lain), selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle geometri sesuai dengan papan puzzlenya. h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle penjumlahan dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle sesuai dengan gambar pasangannya. Fungsi Puzzle Permainan puzzle berfungsi untuk: a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. c. Memperkuat daya ingat d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir matematis (menggunakan otak kiri).
Menurut Suherman (2000), fungsi bermain diantaranya yaitu: a. Perkembangan sensoris-motorik Pada
saat
melakukan
permainan,
aktivitas
sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. b. Perkembangan intelektual Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenai warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. c. Perkembangan social Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social damn belajar memecahkan masalah dari hubunga tersebut. d. Perkembangan kreativitas Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang. e. Perkembangan kesadaran diri Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. f. Perkembangan moral Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya.
g. Bermain sebagai terapi Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Macam-macam bermain 1.
Bermain aktif Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play) Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar. b. Bermain konstruksi (Construction Play) Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan. c. Bermain drama (Dramatic Play) Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya. d. Bermain fisik Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2.
Bermain pasif Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain
aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini : a. Kesehatan anak menurun. b. Tidak ada variasi dari alat permainan. c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya. d. Tidak mempunyai teman bermain. Karakteristik permainan sesuai dengan tumbuh kembangnya : Usia Prasekolah Alat permainan yang dianjurkan : 1.
Alat olah raga.
2.
Alat masak
3.
Alat menghitung
4.
Sepeda roda tiga
5.
Benda berbagai macam ukuran.
6.
Boneka tangan.
7.
Mobil.
8.
Kapal terbang.
9.
Kapal laut dsb
2. Tujuan Terapi Bermain
A. Tujuan terapi bermain secara umum adalah : a. Perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan otot-otot dan organ tubuh, pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik. b. Kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permaian sehingga dapat dikatakan menang/kalah. c. Penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin. d. Bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam kelompok. e. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, f.
Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi,
g. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat. h. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit B. Tujuan umum dalam bermain puzzle yaitu setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka dengan durasi selama 30 menit diharapkan anak bisa terlatih kognitif dan motorik halusnya sehingga dapat mengurangi dampak stress hospitalisasi pada anak. C. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti permainan ini selama 1x30 menit, anak diharapkan: a. Mampu mengenal jenis puzzle b. Mampu mengenal gambar puzzle c. Mampu berimajinasi untuk menyusun potongan-potongan puzzle menjadi gambar yang sesuai d. Melatih kemampuan kognitif anak. e. Melatih kemampuan motorik halus anak. f.
Melatih kemampuan sosial personal anak.
g. Melatih kemampuan berbahasa anak.
3. Pengorganisasian
Nama perangkat dalam terapi bermain : Leader
: Ni Wayan Mujani
Co- Leader
: A. A. Istri Maransika Nike Putri
Observer
: I Made Dwi Tresna Saputra
Fasilitator
: 1. Putu Diah Sandi Dewi 2. Ni Nyoman Murti Apsari Dewi 3. Putu Ayu Mahapatni M.K.P 4. Ni Putu Evi Srikrisna Yanti 5. I Gusti Ayu Sri Parwati 6. Ni Putu Nur Adiana Dewi 7. I Gusti Ayu Intan Adriana Sari
Adapun tugas dari masing-masing perangkat yaitu : 1) Leader a. Membuat proposal pelaksanaan terapi bermain b. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan menutup kegiatan ini c. Memandu jalannya permainan dalam terapi bermain d. Memperkenalkan perangkat yang terlibat dalam terapi bermain 2) Co Leader a. Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam terapi bermain. b. Membantu tugas leader dalam terapi bermain 3) Observer a. Mengawasi jalannya permainan. b. Mencatat proses permainan disesuaikan dengan rencana. c. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain. d. Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan Leader dan fasilitator. 4) Fasilitator a. Memfasilitasi anak untuk bermain. b. Membimbing anak bermain. c. Memperhatikan respon anak saat bermain. d. Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya. e. Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga pasien f.
Memotivasi anak dalam terapi bermain
4. Waktu Kegiatan
1) Hari / Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2017 2) Waktu
: 10.00 WITA
3) Tempat
: Ruang Inap Anak Pudak RSUP Sanglah
4) Nama Pasien
: 1. Annisa Pratiwi 2. Dayu Gayatri Prabha 3. Ayu Krisnayanti
4. Triana Utari 5. Mirah Kencanawati 6. Ayu Widya
5. Alat dan Bahan
Karpet dan puzzle
6. Kegiatan No.
1.
Waktu
Kegiatan
H-1
Persiapan :
kegiatan
1. Menyiapkan ruangan
H-1
2. Mengundang anak dan
Respon Anak
Ruangan, alat, anak dan keluarga siap
keluarga
kegiatan
3. Menyiapkan alat-alat 10 menit
4. Menyiapkan anak dan membagi kelompok
2
Pembukaan : 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Menyampaikan
dari kegiatan
penyuluhan
mekanisme kegiatan bermain. 4. Menjelaskan cara bermain menyusun puzzle. Pelaksanaan : 1.
2) Mendengarkan tujuan dari
waktu dan
20 Menit
kontrak
tujuan dan maksud
3. Menjelaskan kontrak
3.
1) Mendengarkan
Mengajak anak bermain
3) Mendengarkan kontrak. 4) Mendengarkan instruksi
2.
menyusun puzzle.
Bermain bersama
Fasilitator
dengan antusias.
mendampingi anak dan memberikan motivasi kepada anak. 3.
Menanyakan kepada anak apakah sudah selesai dalam menyusun puzzle.
4.
Memberitahu anak bahwa waktu yang diberikan telah selesai.
5.
Memberikan pujian terhadap anak yang mampu menyusun sampai selesai.
4.
10 Menit
Evaluasi : 1. Melakukan review
Anak mendengarkan
pengalaman bermain
dan merespon
menyusun puzzle
dengan menjawab
2. Mengidentifiasi
kesan dan
kejadian yang berkesan
pengalamannya
selama bermain
selama bermain ular
3. Menganalisis kesan yang didapat oleh anak 4. Menyimpulkan kegiatan acara
tangga
7. Evaluasi Formatif Nama Anak (pasien)
Annisa Pratiwi
Evaluasi Formatif
Verbal
:
Non verbal : Dayu Gayatri Prabha
Verbal
:
Non verbal : Ayu Krisnayanti
Verbal
:
Non verbal : Triana Utari
Verbal
:
Non verbal : Mirah Kencanawati
Verbal
:
Non verbal : Ayu Widya
Verbal
:
Non verbal :
DAFTAR PUSTAKA
Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Erlangga.Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGCWong, Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta : EGC.