9 Teori Pemilihan Karir PENGENALAN Konseling karir merupakan satu aspek konseling yang penting dan dinamis. Beberapa teori konseling karir dikemukakan membantu konselor baru menjalankan konseling karir dengan lebih efisien. Konselor harus menggunakan teori menurut tujuan-tujuan tertentu. Misalnya Teori Holland mencoba mengaitkan asal muasal seseorang dengan jenis karir. Sedangkan teori perkembangan karir seperti Teori Super menjelaskan bahwa pendidikan karir merupakan bagian dari proses perkembangan jangka panjang yang dimulai dari awal kehidupan hingga akhir hayat. Konseling karir menunjukkan sebagai satu proses membantu seseorang mengembangkan dan menerima suatu gambaran lengkap tentang dirinya dan perannya dalam dunia pekerjaan. Untuk seterusnya karir mencoba berusaha mengubah gambaran ini menjadi satu realitas supaya membawa kepuasan kepada dirinya dan menguntungkan masyarakat. Perlu ditekankan dalam pelaksanaan konseling karir; yaitu: (a) Hubungan antara konselor dengan klien. (b) Konseling karir bukan semata-mata proses memberikan tes dan melaporkan hasil. (c) Adalah lebih dari memberikan informasi tentang berbagai jenis karir. (d) Adalah hampir sama dengan konseling pribadi tetapi lebih berfokus pada aspek karir. Konselor karir perlu memainkan peran berikut: 1. Membantu membangun kesadaran diri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: a) Siapakah diri saya? b) Apakah kemampuan-kemampuan saya? c) Apakah kehendak-kehendak saya? d) Apakah minat saya yang sebenarnya? e) Apakah sifat khusus saya? f) Bagaimana dapat menggunakan potensi-potensi secara optimal? g) Apakah nilai-nilai saya? h) Apakah trait kepribadian saya yang paling signifikan? 2. Membantu membentuk sikap positif terhadap dunia pekerjaan. 3. Mengungkapkan pada bidang pekerjaan yang ada di sekitarnya s. miharja
Page 1
4. Membantu berkonsentrasi pada bidang-bidang yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Untuk membantu konselor memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir, berikut mengungkapkan beberapa teori tentangnya. Teori Ginzberg Pada tahun 1951, Ginzberg, telah membentuk satu teori yang meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi pemilihan suatu pekerjaan, yaitu: 1. Faktor realitas Pemilihan suatu pekerjaan adalah akibat dari tekanan lingkungan. 2. Faktor proses pendidikan Bidang karir ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pendidikan. 3. Faktor emosi Pemilihan karir tergantung pada aspek kepribadian seseorang. 4. Faktor nilai pribadi Faktor yang menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih oleh seseorang. Ginzberg dan rekan-rekannya menemukan bahwa terdapat tiga hal penting dalam proses pemilihan karir, yaitu: 1. Tingkat fantasi Pada tingkat ini, anak belum memiliki keputusan tentang pekerjaan. Hal ini karena, mereka masih belum mencapai kematangan dalam perkembangan kejuruan. Pilihan mereka senantiasa berubah, ideal tetapi tidak realistis. Mereka ingin menjadi apa saja yang dicitacitakan seperti pilot, polisi, tentara, guru, orang kaya dan sebagainya. Tingkat ini berlanjut hingga umur 10-12 tahun. 2. Tingkat tentatif / percobaan Tingkat ini ada ketika anak-anak mulai menyadari tentang minatnya, kemampuannya dan nilai pribadi dan nilai masyarakat terhadap sesuatu pekerjaan. Kemudian, dia akan menggabungkan semua kriteria ini sembari pemilihan karir. Anak pada tingkat ini akan memilih pekerjaan yang diminatinya berdasarkan kemampuannya dan sesuai dengan nilai sendiri dan nilai masyarakat. Mereka lebih suka memilih pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat. 3. Tingkat realistis Tingkat ini terbagi menjadi beberapa tingkat kecil, yaitu eksplorasi di mana individu giat melaksanakan pilihan tentatif; penghabluran di mana pilihan yang dibuat menjadi lebih tetap dan jelas, s. miharja
Page 2
dan spesialisasi di mana bentuk pekerjaan ditentukan. Pemilihan kerja mulai terjadi pada tingkat realistis. Seseorang mulai mengkhususkan serta mempersempit bidang pemilihan kerjayanya. Pada tahap ini, seseorang mulai mengganti pilihan yang kurang sesuai ke yang lebih sesuai. Menurut Ginzberg dan rekan-rekannya, proses pemilihan karir membutuhkan waktu antara 10-15 tahun. Proses ini bukanlah terbatas pada satu-satu jangka waktu tertentu tetapi merupakan sesuatu proses yang berkelanjutan seumur hidup seseorang dalam dunia pekerjaannya. Proses ini bukanlah sesuatu yang statik tetapi bervariasi sesuai kehendak individu. Namun, seseorang akan mencoba mempersempit peluang pemilihan karirnya ketika umurnya meningkat dan individu tersebut akan mencoba mengatur pekerjaan yang dipilihnya. Selain itu, model-model orang dewasa juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan karir anak. Ginzberg dan rekan-rekannya menemukan bahwa ada dua kelompok manusia yang besar. Kelompok pertama adalah kelompok yang berorientasi pekerjaan. Grup ini memberikan nilai yang penting bagi pekerjaan. Mereka lebih mementingkan kepuasan intrinsik dari pekerjaan yang dilakukan. Kelompok kedua adalah kelompok yang berorientasi kesenangan. Kelompok ini biasanya mendapatkan kepuasan yang bercorak pekerjaan. Mereka lebih mementingkan kesenangan dan sengaja mencari alasan untuk melarikan diri dari pekerjaan. Teori Donald Super Donald Super (1974) mengemukakan teori perkembangan kejuruan. Super berpendapat konsep diri merupakan kekuatan pendorong yang mempengaruhi pemilihan karir seseorang di sepanjang hidupnya. Menurut Super, pemilihan karir adalah suatu usaha yang merealisasikan konsep diri seseorang. Super telah mengusulkan sepuluh usul untuk menjelaskan teorinya. Usul-usul itu adalah seperti berikut: 1. Manusia berbeda dari segi minat dan kepribadian. 2. Orang layak menjabat beberapa jenis pekerjaan disebabkan kemampuan, minat dan fitur kepribadiannya yang berbeda. 3. Setiap pekerjaan membutuhkan pola kemampuan, minat dan karakteristik kepribadian tertentu. Jadi, seseorang bisa menjabat beberapa jenis pekerjaan dan beberapa individu dapat melakukan satu jenis pekerjaan. 4. Pemilihan pekerjaan situasi di mana mereka hidup dan bekerja serta konsep diri berubah dari waktu ke waktu ketika pengalaman
s. miharja
Page 3
diperoleh. Jadi, membuat pilihan dan menyesuaikan diri dengan situasi baru merupakan proses yang berkelanjutan. 5. Proses ini diuraikan dalam serangkaian tingkat hidup. 6. Pemilihan karir ditentukan oleh taraf sosioelconomi orang tua, kemampuan mental, karakteristik dan peluang-peluang pekerjaan yang ditawarkan kepada seseorang. 7. Perkembangan individu melalui tahapan hidup tertentu bisa dibimbing dengan membantu proses kematangan, kemampuan dan minat seseorang. Individu dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya. 8. Proses perkembangan kejuruan merupakan suatu proses perkembangan dan pelaksanaan konsep diri. Setelah seseorang membangun konsep kendirinya, dia akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan konsep diri itu dan menolak pekerjaan-pekerjaan lain. 9. Proses kompromi antara individu dan faktor-faktor sosial antara konsep diri dengan realitas merupakan satu proses main peranan baik secara fantasi dalam wawancara konseling atau aktivitas kehidupan nyata seperti di dalam kelas, klub atau kerja sambilan. 10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana seseorang dapat menggunakan kemampuannya, minatnya, fitur-fitur kepribadian dan nilai-nilainya. Tahap perkembangan karir menurut Super 1.Tingkat pertumbuhan (sejak lahir-14 tahun) Tingkat ini merupakan tingkat pertumbuhan fisik dan psikologis. Individu mulai membangun sikap dan tingkah laku yang menjadi unsur-unsur konsep kendirinya. Pengalamannya menjadi dasar pengetahuannya sembari pilihan tentatif dan akhir dalam dunia pekerjaan. 2. Tahap eksplorasi (15-24 tahun) Individu mulai menyadari kepentingan pekerjaan dalam hidupnya. Tingkat ini meliputi tiga tahap, yaitu: (a) Fantasi-pilihan pekerjaan biasanya tidak realistis dan berkait rapat dengan permainan individu. Pemilihan ini hanya bersifat sementara saja (b) Tentatif-individu akan mencoba mengurangi dan mengehadalkan pilihannya kepada beberapa kemungkinan saja berdasarkan kemampuan dan peluang pekerjaan yang diketahui. (Iii) Realistik-individu memilih pekerjaan yang paling sesuai dengan nilai individu dan masyarakat. s. miharja
Page 4
3. Tingkat pengukuhan (25-44 tahun) Pada tingkat ini, individu akan melakukan beberapa percobaan untuk memastikan jenis pilihan dan keputusan yang dibuatnya. Seseorang itu akan menjadi lebih stabil setelah dia memperoleh pengalaman dan keterampilan yang semakin bertambah. Dia akan memilih pekerjaan yang paling sesuai dan memberinya keputusan yang penting. 4. Tingkat pemeliharaan (45-64 tahun) Individu akan mencoba memperbaiki kondisi pekerjaannya pada tingkat ini. Seseorang itu akan terus berusaha mencapai kepuasan dari pekerjaannya dan mencoba memodifikasi segala perasaan yang tidak nyaman. 5. Tingkat kemerosotan (65 tahun ke atas) Tingkat ini meliputi jangka waktu yang hampir pensiun. Individu pada tingkat ini lebih mementingkan pemeliharaan jabatan dari memperbaiknya. Dengan itu, jelaslah Teori Super menekankan tiga hal, yaitu perbedaan individu, konsep diri dan konsep perkembangan. Menurut Super, proses perkembangan kejuruan seseorang dibahagilcan ke dua tingkat. Pertama adalah tingkat eksplorasi yang terdiri dari tingkattingkat kecil seperti tingkat tentatif, tingkat transisi dan tingkat percobaan tanpa komitmen. Tingkat kedua adalah tingkat pembentukan dua tingkat kecil, yaitu tingkat percobaan yang berkomitmen dan tingkat kecil kemajuan. Super menjelaskan bahwa proses perkembangan kejuruan terjadi secara bertahap mulai dari akhir tingkat anak. Sesuatu keputusan yang diambil di setiap tingkat akan dievaluasi kembali. Usaha menilai kembali keputusan bisa terjadi melalui lima tugas utama: 1. Penghabluran (14-18 tahun) Tugas ini mengharuskan individu menyimpulkan ide-ide tentang pekerjaan yang sesuai baginya dan mendisain konsep pekerjaan serta konsep diri yang sesuai dengan taraf pendidikannya. 2. Spesialisasi (18-21 tahun) Tugas ini mengehendaki individu menuju pekerjaan yang khusus dan mengambil langkah yang sepatutnya untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. 3. Pelaksanaan (21-24 tahun) Tugas ini dilakukan pada tingkat individu yang berakhir studinya dan dia harus memegang sesuatu jabatan pada masa itu. 4. Pemantapan (25-35 tahun) Individu harus menggunakan kemampuan dan minat untuk membuktikan yang pemilihan kerjanya adalah sesuai untuk dirinya. s. miharja
Page 5
5. Pengukuhan (35 tahun) Pada tingkat ini, individu akan mempertahankan posisinya sehingga pensiun kerana dia merasa telah berhasil dalam pekerjaannya Implikasi Teori Super kepada seorang konselor adalah untuk membimbing klien mengenal kekuatan dan kelemahan diri, nilai-nilai dan minat yang ada pada dirinya agar dapat membantunya memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan fitur-fitur tadi agar dia mencapai hasil yang optimal. Teori Roe Teori ini dikemukakan oleh Anne Roe (1957) dan Roe &. Siegelman 1946). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu memiliki cara tertentu dalam menggunakan energi jiwa yang diwarisinya. Seseorang akan menggabungkan cara energi dengan pengalaman ketika anak untuk membentuk satu gaya demi memenuhi kebutuhan hidupnya sepanjang hayat termasuk kebutuhan memilih pekerjaan. Roe telah meminjam dari Garner Murphy (1974) konsep penyaluran energi jiwa dan pengalaman selama anak yang dikatakan mempengaruhi cara hidup seseorang. Konsep hierarki kebutuhankebutuhan pula dipinjam dari Abraham Maslow. Teori Roe dua tingkat. Tingkat pertama merupakan pernyataan umum yang sulit diuji secara empiris. Menurut Roe, minat dan kemampuan seseorang itu diwariskan melalui baka genetik. Energi jiwa yang terdapat dalam baka genetik ini pula tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh seseorang. Gabungan faktor-faktor genetik dan hierarki kebutuhan seseorang akan mempengaruhi pemilihan suatu pekerjaan. Kekuatan motivasi untuk mencapai tujuan karir Tergantung pada susunan dan struktur kebutuhan seseorang. Susunan dan kekuatan motivasi ini adalah dari pengalaman-pengalaman ring berbeda ketika anak. Tingkat kedua lebih difokuskan pada kekuatan kebutuhan dasar yang dipengaruhi oleh pengalaman selama anak. Misalnya, kalau individu kekurangan pujian dan penghormatan saat anak, dia akan mencoba mendapatkan pelajaran yang lebih memberikan pujian dan penghormatan saat dia dewasa nanti. Roe telah menciptakan sebuah diagram untuk menjelaskan teorinya (Lihat Gambar 10.2). Gambar ini menunjukkan hubungan antara pola pemeliharaan anak dan kepuasan kebutuhan dengan kategori pekerjaan yang diminati oleh anak-anak. Menurut Roe lagi, ada dua kategori orientasi yang utama, yaitu pekerjaan yang berorientasi manusia dan pekerjaan yang tidak berorientasi manusia. Roe mengasumsikan bahwa individu-individu dalam kategori pekerjaan yang berorientasi manusia biasanya berasal s. miharja
Page 6
dari keluarga yang penuh dengan kegembiraan dan kasih sayang serta diterima dan dihormati oleh kedua orang tuanya. Sedangkan mereka dari kategori kedua mengalami suasana hidup yang dingin dan diabaikan. Kebutuhan-kebutuhan emosi individu seperti ini dipenuhi dengan sempurna. Model Roe menekankan hal-hal berikut: 1. Suasana rumah tangga yang ramah dan penuh kasih sayang akan menyebabkan individu itu berorientasi terhadap manusia dan akan masuk dalam pekerjaan layanan, bisnis, organisasi dan seni serta hiburan. 2. Suasana rumah tangga di mana anak diabaikan, ditolak atau bersahaja menyebabkan individu berorientasi bukan terhadap manusia. Pekerja-pekerja itu adalah terkait dengan teknologi, kerja luar dan bidang sains. 3. Jika kondisi itu terlampau dilindungi (terlalu menjaga), individu mungkin berorientasi bukan terhadap manusia. 4. Setengah-setengah individu dari keluarga yang menolak atau mengabaikan bisa berorientasi terhadap manusia karena mencari kepuasan. Menurut Roe lagi, setinggi mana seseorang akan meningkat dalam kelompok pekerjaan yang diminatinya akan tergantung pada baka genetik, status sosioekonomi dan peluang-peluang yang ada pada satu waktu itu. Secara singkat, Teori Roe menjelaskan hubungan antara cara pemeliharaan anak, kepuasan kebutuhan-kebutuhan dan bidang pekerjaan yang diminati oleh seseorang. Dengan itu, seseorang memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pekerjaan orang individu dan mengapa satu-satu pekerjaan itu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Holland (1971) menganggap bahwa minat pekerjaan dan cita rasa sebagai bagian dari kepribadian keseluruhan seseorang, a menekankan kepada pemudahan kepribadian individu dengan rsekitarannya. Misalnya, seorang individu yang kepribadiannya golongkan sebagai realistis adalah individu yang kuat secara fisik, gagah, agresif dan berkemahiran lisan dan hubungan antara individu, erelca sesuai bekerja sebagai buruh kasar, operator mesin, petani dan tukang kayu. Holland telah mengajukan beberapa asumsi untuk menjelaskan: orinya. Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut: 1. Kepribadian setiap individu berbeda. 2. Kepribadian adalah hasil dari baka dan perselcitaran.
s. miharja
Page 7
3. Setiap individu memiliki definisi, gambar dan nilai tersendiri terhadap setiap pekerjaan. 4. Individu yang berminat dan terlibat sesuatu bidang pekerjaan akan memiliki sifat kepribadian yang sama atau hampir sama. Karena ini, mereka akan menyelesaikan masalah dengan tindakan yang sama atau hampir sama. 5. Kepuasan, stabilitas dan pencapaian dalam bidang karir berdasarkan interaksi individu dan persekitaran pekerjaan. Menurut Holland, kepribadian atau kepribadian dapat dibagi ada enam jenis seperti berikut: 1. Realistis Orang yang berpersonaliti realistis menghadapi lingkungannya secara konkrit dan fisik. Individu sedemikian bersifat materialistik, stabil secara emosi, tidak begitu bersifat sosial dan memiliki sifatsifat jantan. Dia lebih suka bekerja sebagai petani, operator mesin dan supir truk. 2. Intelektual Orang yang berpersonaliti intelektual mengelola perselcitaran dengan menggunakan kecerdasannya. Individu ini lebih berminat terhadap pekerjaan yang bercorak ilmiah dan teoretis, membaca, mempelajari bahasa-bahasa asing dan aktivitas-alctiviti kreatif seperti seni, muzilc dan arsitektur. Dia juga bersifat kelelakian, cekal hati, tertarik pada ilmu pengetahuan dan lebih bersifat bebas, asli, yakin tetapi kurang praktik. Ilmuwan, kimia, antropologi, fisika, matematika dan biologi berpersonaliti intelektual. 3. Sosial Individu yang terkenal dengan keterampilan sosialnya. Individu sedemikian menikmati pekerjaan yang bercorak pendidikan, terapi, agama dan aktivitas yang terkait dengan layanan masyarakat, musik, bacaan, drama dan sebagainya. Individu ini bersifat riang, suka bersosialisasi, bertanggung jawab, ambisius dan suka menjadi pemimpin. Dia sangat peduli pada kesejahteraan masyarakat. Guru, konselor dan petugas kesejahteraan masyarakat adalah contohcontoh individu ini. 4. Konvensional Individu yang bersifat sedemikian biasanya memiliki cara penye ¬ lesaian masalah yang stereotip dan tidak asli. Dia tampak kemas, suka bergaul tetapi konservatif. Individu ini juga memiliki sifat kelelakian, dominan, sesuai peraturan dan dapat mengendalikan diri. Dia lebih menyukai pekerjaan perkeranian dan perkiraan yang biasanya terkait dengan bisnis. 5. Keusahawanan
s. miharja
Page 8
Individu ini memiliki sifat pandai membujuk, cerdas berbahasa, agresif, percaya diri, suka pamer dan dominan. Selain itu, dia juga suka kembara dan tergesa-gesa dalam menghadapi tantangan. Karir yang cocok baginya adalah pegawai bank, eksekutif bisnis, manajer, administrator, pengembang perumahan dan sebagainya. 6. Seni Orang yang berpersonaliti seni mengalami perselcitarannya dengan menciptakan bentuk-bentuk dan hasil-hasil seni. Dia bersifat imajinatif, sensitif, tersedia mengalah, emosi, kewanitaan, kurang bersosialisasi, tergesa-gesa, introspektif dan fleksibel. Biasanya, dia memiliki bakat lisan yang lebih tinggi dari bakat matematika. Dia juga bersifat lebih asli dari kepribadian kelompok-kelompok lain. Individu ini lebih menyukai pekerjaan yang bersifat seni musik, sastra, seni lukis, drama dan ukiran Kesimpulannya, Holland menegaskan bahwa apabila kepribadian seseorang sesuai dengan lingkungannya, dia akan merasa puas dengan pekerjaannya. Hoppock (1967) mencantumkan sepuluh hal penting tentang teorinya, yaitu seperti berikut: 1. Pekerjaan dipilih untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu. 2. Pekerjaan yang kita pilih merupakan pekerjaan yang kita percaya akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bisa mendesak kita. 3. Persyaratan itu mungkin dirasakan atau dipikirkan oleh seseorang. Kebutuhan tersebut tetap akan mempengaruhi pilihan pekerjaan. 4. Perkembangan kejuruan (pekerjaan) tersebar saat timbulnya kesedaran bahwa suatu pekerjaan itu bisa memenuhi kebutuhankebutuhan kita. 5. Perkembangan kejuruan maju dan pilihan pekerjaan meningkat semakin kita dapat meramalkan yang mana satu pekerjaan yang akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Kemampuan untuk meramal ini tergantung pula pada pengetahuan mengenai diri kita, pengetahuan mengenai berbagai jenis pekerjaan dan kemampuan kita untuk berpikir dengan jelas. 6. Informasi tentang diri kita akan mempengaruhi pilihan pekerjaan dengan membantu kita mengidentifikasi apa yang kita inginkan dan membantu kita memprediksi sejauh mana pekerjaan yang akan dipilih bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. 7. Informasi tentang diri kita akan mempengaruhi pemilihan mengetahui pekerjaan yang akan dapat memenuhi kebutuhan kita dan membantu kita memprediksi sejauh manakah kita akan puas dalam suatu pekerjaan. s. miharja
Page 9
8. Kepuasan kerja tergantung pada sejauh mana pekerjaan itu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang kita anggap sebagai penting. Derajat kepuasan itu ditentukan oleh titik di mana kemauan kita dipenuhi. 9. Kepuasan bisa wujud dari satu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita hari ini atau dari pekerjaan yang diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita pada masa akan datang. 10. Pemilihan pekerjaan kita senantiasa berubah ketika kita percaya bahwa perubahan itu akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Sebagai seorang konselor karir, kita harus: (A) Mendiagnosis minat dan kemampuan klien. Hal ini dapat dicapai melalui wawancara atau melakukan inventori minat pekerjaan dan bakat. (B) Membantu klien meningkatkan keterampilan kejuruan agar dia lebih mudah mencari kerja. Membantu klien memahami perasaannya tentang pekerjaan. Hal ini mungkin termasuk perasaan kecewa dalam mencari pekerjaan yang sesuai; kesulitan-kesulitan di tempat kerja dan perasaan putus asa yang menyebabkan individu itu tidak menemukan pekerjaan Teoriteori yang telah dipelajari akan memungkinkan kita membantu seseorang menemukan dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang produktif. Teori-teori itu memberikan kita rasional tentang apa yang kita buat dan membimbing tindakan-tindakan kita. Satu fungsi utama konseling adalah untuk membantu klien mengalami perkembangan dari segi karir. Klien membutuhkan konseling ketika mencari, memilih dan mengganti pekerjaan. Fungsi bimbingan kejuruan yang merupakan penekanan awal dalam konseling masih penting bagi individu yang meminta bantuan dari segi merancang dan membuat keputusan tentang pendidikan dan karir. Konseling karir adalah berdasarkan satu hubungan pribadi positif antara konselor dengan klien. Konseling karir mencakup eksplorasi nilai dan sikap serta pengumpulan dan penilaian informasi dan fakta. Seseorang konselor akan merujuk kepada teori-teori karir Ketika membuat klien memilih dan membuat keputusan tentang suatu karir.
s. miharja
Page 10