Teori Te ori Pembelajaran John dewey BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kondisi kehidupan manusia, kadang tidak selamanya berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan dan juga kita inginkan. Dan mungkin juga kita tidak tahu alasan mengapa kita berbuat atau melakukan tindakan tindakan sesuatu. sesuatu. Kalau kita mau bercermin bercermin pada pendapat pendapat Paulo Freire, Freire, maka kita dapat membaca jalan pikiran seseorang. Apakah ia termasuk pada kategori orang yamg berkesadaran magic, naif, atau kritis. Adanya wacana tentang tingkatan kesadaran tersebut, mau tidak mau guru atau pendidik sebagai penanggungjawab akan perubahan pada peserta didik harus memformat pola pendidikan untuk membawa kesadaran manusia pada tingkatan yang lebih tinggi. Pendidikan dalam perjalanannya selalu berusaha mencari format untuk dapat mencapai tujuan pendidikan pendidikan yang diinginkan. diinginkan. Banyak tokoh pendidikan berusaha menawarkan format pendidikan menurut pemahaman dia mengenai pendidikan itu sendiri, tujuan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan. ohn ohn Dewey Dewey meru merupak pakan an sala salah h seor seoran ang g toko tokoh h pend pendid idik ikan an berk berkeb eban angs gsaa aan n Amer Amerik ikaa menawarkan tentang pola pendidikan partisipatif. !ang bertujuan untuk lebih memberdayakan peserta didik dalam jalannya proses pendidikan. Pendidikan partisipatif akan membawa peserta didik untuk mampu berhadapan secara langsung dengan realitas yang ada di lingkungannya. "ehingga, peserta didik dapat mengintegrasikan antara materi yang ia pelajari di kelas dengan realitas yang ada. Konsep pendidikan ohn Dewey, tidak bisa serta merta diterapkan di bumi #ndonesia. "ebab, secara psikologis dan sosiologis negara kita berbeda dengan Amerika. "elain itu juga teori belajar kognitif tidak hanya dikemukakan oleh ohn Dewey tetapi juga oleh para ilmuwan yang lain seperti $estalt, ean Peaget, dll. B. RUU!AN A!ALAH
%. Apa konsep belajar dan teori pembelajaran kognitif ohn Dewey& '. Bagaimana aplikasi teori kognitif ohn Dewey pada pembelajaran siswa&
". TUJUAN
%. (ntuk mengetahui konsep belajar dan teori pembelajaran kognitif ohn Dewey '. (ntuk mengetahui aplikasi teori kognitif ohn Dewey p ada pembelajaran siswa
BAB II PEBAHA!AN
A.
K#N!EP BELAJAR DAN TE#RI PEBELAJARAN K#GNITI$ J#HN DE%E&
"etiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya serta pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif )"ugihartono dkk, '**+ %*-. Pengalaman dan pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses penginderaan yang selanjutnya akan masuk ke dalam memori serta tersusun dalam struktur kognitif. Pada tahap selanjutnya pengalaman dan pengetahuan yang telah tersusun secara kognitif tersebut akan bekerja secara psikomotorik untuk pemecahan masalah bagi siswa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor kognitif berasal dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. /enurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi )bersinambungan secara tepat dan serasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa )"ugihartono dkk , '**+%*-. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar harus dilakukan secara terus0menerus agar berjalan dengan baik. proses belajar yang berkesinambungan akan lebih memiliki manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih banyak memiliki alternatif pemecahan masalah sehingga masalah yang dihadapi akan terselesaikan dengan cara yang efisien. 1eori pembelajaran kognitif dapat dibagi menjadi dua aliran yakni teori gestalt dan konstrukti2istik. "ugihartono dkk. )'**+ dalam kutipannya menjelaskan konsep penting dalam psikologi gestalt adalah insight yaitu pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan0hubungan antarbagian di dalam suatu situasi permasalahan. Pengamatan atau pemahaman yang secara mendadak tersebut sering diartikan sebagai ide atau gagasan yang secara tidak sengaja muncul di dalam memori kita. /eskipun mendadak pengamatan atau pemahaman tersebut didapat terlebih dahulu melalui proses berpikir. 3al semacam ini bersifat insidental. "ugihartono
dkk.
)'**+
menjelaskan
perbedaan
antara
teori
gestalt
dengan
konstrukti2istik terletak pada permasalahan yakni pada gestalt permasalahan yang dimunculkan berasal dari pancingan eksternal sedangkan pada konstrukti2istik permasalahan muncul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi oleh siswa sendiri. Penjelasan dari teori konstrukti2istik
tersebut adalah permasalahan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri atau dapat dikatakan sebagai faktor internal. Faktor internal tersebut yang akhirnya memunculkan suatu permasalahan. 1eori konstrukti2istik dipelopori oleh seorang psikolog asal Amerika "erikat yakni ohn Dewe y. ohn Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain )"ugihartono dkk, '**+%*4. Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, di samping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimal. ohn Dewey dalam bukunya Democracy and Education )%5-* 4505*, dalam Dwi "iswoyo dkk, '*%%, pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya. "eperti telah diuraikan di muka bahwa dalam teori konstrukti2isme disebutkan bahwa permasalahan muncul dibangun dari rekonstruksi yang dilakukan oleh siswa sendiri, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam pendidikan ada keterkaitan antara siswa dengan permasalahan yang dihadapi dan siswa tersebut yang merekonstruksi lewat pengetahuan yang dimiliki. "elain itu dari teori kognitif yang menegaskan pengalaman sebagai landasan pembelajaran juga sangat rele2an. ohn Dewey tidak hanya mengembangkan teori konstrukti2istik yang terangkum dalam teori kognitif tetapi juga mengembangkan teori perkembangan moral peserta didik. ohn Dewey membagi perkembangan moral anak menjadi tiga tahapan, yaitu tahap premoral atau precon2entional, tahap con2entional, dan tahap autonomous )Dwi "iswoyo dkk, '*%%. "elanjutnya ohn Dewey )Dwi "iswoyo dkk, '*%% menjelaskan beberapa tahapan yang dikemukakan, yaitu
-
1ahap premoral. 1ingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau sosial.
-
1ahap con2ention. "eseorang mulai bisa menerima nilai dengan sedikit kritis berdasarkan kepada kriteria kelompoknya.
-
1ahap autonomous. "eseorang sudah mulai bisa berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima kriteria kelompoknya.
1eori perkembangan moral peserta didik sangat berhubungan dengan teori pembelajaran kognitif. 3al ini dapat dilihat dalam teori perkembangan moral peserta didik, seseorang mengalami beberapa tahap dalam bertingkah laku di lingkungan sosial atau kelompoknya dan hal ini akan membawa pengalaman dan memberi pengetahuan pada siswa tersebut. 1eori kognitif pada dasarnya membahas faktor0faktor kognisi yang berhubungan dengan jiwa atau kondisi psikologi seseorang. Definisi dari kognisi yaitu suatu proses atau upaya manusia dalam mengenal berbagai macam stimulus atau informasi yang masuk ke dalam alat inderanya, menyimpan, menghubung0hubungkan, menganalisis, dan memecahkan suatu masalah berdasar stimulus atau informasi tersebut )"ugihartono dkk, '**+. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa gejala kognisi sering dikaitkan dengan proses belajar seseorang yang didapat dari pengamatan termasuk pengalaman dan melalui alat indera hingga pada akhirnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah. "ugihartono dkk )'**+ menjelaskan yang termasuk gejala pengenalan adalah penginderaan dan persepsi, asosiasi, memori, berpikir, dan intelegensi. "alah satu faktor0faktor kognitif yang paling berpengaruh terhadap proses pembelajaran seseorang adalah berpikir. "alah satu bentuk berpikir adalah reasoning . 6easoning adalah bentuk berpikir di mana kemungkinan0kemungkinan pemecahan ditimbang0timbang secara simbolis )Dimyati, %55*. 6easoning itu adalah serangkaian langkah yang berurutan dan langkah0langkah itu antara lain )ohn Dewey, %55* dalam Dimyati, %55*
-
/aladjusment. 7rang yang dimoto2ir menghadapi suatu rintangan )menghadapi problem. Diagnosis. 7rang itu melokalisir sumber problimnya dan mempertimbangkan strukturnya. 8angkah ini menyangkut kemampuan analisis untuk mengabstraksi dan membentuk konsep.
-
3ipotesis. 7rang itu membuat satu atau lebih dugaan. 8angkah ini menyangkut imajinasi kreatif. Deduksi. 7rang itu berusaha menentukan bahwa dugaannya itu akan benar. 8angkah ini menyangkut logika dan pengalaman.
-
9erifikasi. 7rang itu mengecek langkah keempat dengan fakta0fakta yang ada. 8angkah ini menyangkut sampling dan eksperimen.
B.
APLIKA!I TE#RI K#GNITI$ J#HN DE%E& PADA PEBELAJARAN !I!%A
1eori kognitif ohn Dewey dapat diaplikasikan dalam pembelajaran siswa khususnya pada pembelajaran kognitif. Pembelajaran kognitif menekankan pada keaktifan siswa dalam berpikir
untuk memecahkan masalah dengan cara merekonstruksi masalah dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah didapat. 3al ini tentunya akan melatih siswa untuk berpikir secara rasional dalam memecahkan masalah. Proses pembelajaran kognitif harus dilakukan secara berkelanjutan agar ada perkembangan dalam kemampuan berpikir siswa. "ugihartono dkk, )'**+ menjelaskan misi dari pemerolehan pengetahuan melalui strategi pembelajaran kognitif adalah kemampuan memperoleh, menganalisis, dan mengolah informasi dengan cermat serta kemampuan pemecahan masalah. Dalam hal ini siswa dituntut untuk menjalani proses pembelajaran yang bersifat intensif agar siswa memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi hingga memperoleh kemampuan memecahkan masalah. Berdasarkan pandangan kognitif tentang bagaimana pengetahuan diperoleh atau dibentuk, belajar merupakan proses aktif dari pembelajar untuk membangun pengetahuannya )"ugihartono dkk, '**+. 1eori kognitif merupakan landasan pokok bagi pembelajaran siswa karena teori ini mengutamakan kemampuan siswa secara 2erbal. 1ujuan pendidikan menurut teori belajar kognitif adalah )"ugihartono dkk, '**+
- /enghasilkan indi2idu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
- Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat direkonstruksi oleh peserta didik. "elain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari0hari.
- Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. $uru berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan kognitif lebih mengarah pada kemandirian siswa dengan kata lain guru hanya menjadi mediator atau menyampaikan materi pendidikan. Dengan cara tersebut maka kemampuan siswa menjadi lebih berkembang sehingga kualitas pendidikan yang dimiliki oleh siswa tersebut menjadi lebih baik. "alah satu metode pembelajaran kognitif yang paling tepat untuk diaplikasikan pada pembelajaran siswa adalah model :B"A atau cara belajar siswa aktif . :ara ini dianggap paling efekti2 untuk pengembangan kognisi siswa.
Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstrukti2isme, 1yler )%55; '* dalam "ugihartono dkk, '**+ mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut
- /emberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri - /emberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif
- /emberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru - /emberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa - /endorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka - /enciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Beberapa contoh untuk pembelajaran kognitif antara lain pembelajaran melalui penelitian ilmiah dan hasil penelitian tersebut didiskusikan di dalam forum diskusi. /anfaat lain dari kegiatan diskusi ilmiah tersebut adalah melatih siswa berpikir objekif yang secara tidak langsung berhubungan dengan gejala kognitif.
BAB III PENUTUP
A. KE!IPULAN
1eori belajar kognitif merupakan proses belajar harus dilakukan secara terus0menerus agar berjalan dengan baik. proses belajar yang berkesinambungan akan lebih memiliki manfaat bagi siswa dalam memecahkan masalah agar terselesaikan dengan cara yang efisien. 1eori pembelajaran kognitif dapat dibagi menjadi dua aliran yakni teori gestalt dan konstrukti2istik. ohn Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. 1eori kognitif ohn Dewey dapat diaplikasikan dalam pembelajaran siswa khususnya pada pembelajaran kognitif. Pembelajaran kognitif menekankan pada keaktifan siswa dalam berpikir untuk memecahkan masalah dengan cara merekonstruksi masalah dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah didapat.
B. !ARAN
Kami sangat menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun, agar kami dapat memperbaiki pembuatan tugas di waktu yang akan datang.
DA$TAR PU!TAKA
Dwi "iswoyo dkk. '*%%. #lmu Pendidikan. !ogyakarta (