Alasan Mendasar
Paton dan Littleton (1970) mengajukan argumen mendasar dalam mendukung pendekatan laba semua-termasuk konsep pemanfaatan aset (asset ( asset utilization utilization). ). Konsep ini memandang baha manajemen mengelola aset sebagai satu kesatuan. !ari segi pemanfaatan" pemanfaata n" sebenarn#a tidak dapat dipisahkan antara aset keuangan dan aset tetap sehingga keduan#a mempun#ai pengaruh #ang sama terhadap laba. la ba. Laan dari konsep pemanfaatan aset adalah konsep aset kapital (capital (capital asset ). ). Konsep ini membedakan aset kapital (#ang terdiri atas aset tetap fisis) dan aset lainn#a sehingga pengaruh transaksi aset kapital (terutama #ang luar biasa) terhadap laba harus berbeda dengan transaksi aset lainn#a. $erikut ini dibahas argumen Paton dan Littleton mengenai pemanfaatan aset. Konsep Pemanfaatan Pemanfaatan Aset Aset
%tatemen laba-rugi harus men#ajikan se&ara efektif semua akibat dari pemanfaatan aset #ang diserahkan sepenuhn#a kepada manajemen. Pemisahan laba menjadi normal dan tidak normal dalam dalam dua statemen statemen akan akan &ender &enderung ung mengal mengalihk ihkan an pusat pusat perhati perhatian an pemakai pemakai se&ara se&ara tidak tidak semesti semestin# n#aa ke laba laba normal normal dengan dengan demiki demikian an se&ara se&ara tidak tidak sadar sadar mengur mengurang angii perhat perhatian ian pemba&a akan keefektifan manajemen se&ara keseluruhan. 'isaln#a saja" kalau laba normal #ang dilaporkan melalui statemen laba-rugi sudah memuaskan" kemungkinan pemba&a akan melal melalai aika kan n sama sama seka sekali li arti arti pent pentin ingn gn#a #a suatu suatu peng pengha hapu pusan san fasil fasilita itass fisis fisis #ang #ang suda sudah h ketinggalan jaman sebelum aktun#a dihentikan #ang langsung dibebankan ke laba ditahan. Pemba&a mungkin keleatan untuk menan#akan apakah laba #ang dilaporkan pada tahuntahun sebelumn#a memang sudah benar kalau manajemen &ukup jeli dalam mengantisipasi perubahan teknologi. Paton dan Littleton menegaskan baha peme&ahan #ang paling logis adalah memba&a serangkaian statemen laba-rugi komprehensif perioda-perioda sebelumn#a. 'anajemen mengelola aset #ang diper&a#akan kepadan#a. 'emang ada berbagai &ara untuk untuk memanfaatkan aset. Penggunaaan aset #ang utama adalah untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memanfaatkan aset. Penggunaan aset #ang utama adalah untuk menghasilkan barang atau jasa untuk mendatangkan laba. !alam hal ini" aset atau sumber ekonomik akan berkurang dengan terjadin#a kos produksi" bia#a" dan rugi serta akan bertambah dengan terjadin#anpendapatan" laba" dan untung luar biasa. Penggunaan aset #ang kedua adalah untuk untuk dijadikan dijadikan jaminan kontrak kontrak utang atau pendanaan pendanaan dan untuk alat pelunasan pelunasan konntrak konntrak
tersebut. !alam hal ini" aset akan berkurang dengan diba#arn#a utang dan dikembalikann#a modal dan akan bertambah dengan adan#a pinjaman atau modal baru. Karena perbedaan mendasari ini" perubahan akibat pemanfaatan aset untuk tujuan #ang berbeda inii harus dipisahkan dengan tegas dan jelas tetapi harus tetap dalam kategori perubahan akibat transaksi operasi (non pemlik). !engan kata lain" perubahann tersebut harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. 'embatasi statemen laba-rugi han#a men#ajikan laba normal sama saja dengan mengeluarkan sebagian perubahan akibat pemanfaatan aset untuk tujuan produktif. Pemisahan tersebut mempun#ai akibat pembebanan langsung ke laba ditahan perubahan aset #ang sebenarn#a merupakan transaksi operasi #aitu transaksi pemanfaatan aset untuk tujuan produktif. Pemisahan tersebut mengurangi manfaat pelaporan #ang menunjukkan keefektifan manajemen dalam memanfaatkan aset dan berkuranglah fungsi statemen laba-rugi #ang sebenarn#a. $ukan berati baha informasi tentang laba normal tidak penting. ang menjadi masalah adalahusaha untuk mengungkapkan hal tersebut tidak harus menggunakan &ara #ang malahan dapat menimbulkan salah interpretasi akibat tersembun#in#a pos-pos #ang mempun#ai pengaruh operasi perusahaan dalam jangka panjang. !i samping itu" perlakuan akuntansi terhadap rugi dan untung luar biasa hendakn#a tidak didasarkan atas kehendak atau selera manajemen tetapi lebih didasarkan atas pertan#aan tentang apakah perubahan aset berkaitan dengan transaksi operasi dalam men#elenggarakann perusahaan ataukah berkaitan dengan transaksi modal. 'emang ada perbedaan antara bia#a dan rugi (expenses and losses)" dan antara laba dan untung luar biasa (income and special gains) tetapi juga ada kesamaann#a ( similarities) #ang mendasar #aitu semuan#a merupakan perubahan akibat pemanfaatan aset untuk tujuan produktif. $agi para pemakai statemen keuangan" justru kesamaan mendasarlah #ang lebih penting daripada perbedaann#a. Kemungkinan kesalahan interpretasi akan lebih besar daalam pelaporan terpisah daripada dalam pelaporan komprehensif. Kekhaatiran baha pemakai akan salah interpretasi kalau laba normal tidak ditonjolkan tidak beralasan lagi. $ukan jamann#a lagi baha statemen keuangan harus disusun untuk orang aam #ang han#a memba&a sambil lalu angka pada baris terakhir statemen laba-rugi dan tidak lebih dari itu #ang diperlukan sekarang adalah statemen keuangan #ang memungkinkan untuk ditelaah dan dianalisis oleh ahli #ang mempun#ai pengetahuan tentang
kegiatanbisnis dan ekonomik serta bersedia untuk belajar dengan &ukup tekun ( willing to study the information with reasonable diligence). !alam ken#ataann#a" para inestor lebih bergantung pada hasil analisis para ahli atau analisis profesional daripada hasil keputusann#a sendiri #ang didasarkan atas interpretasi #ang naif terhadap statemen keuangan perseroan. Konsep Aset Kapital
%ebagai laan konsep pemanfaatan aset" konsep ini membedakan fungsi aset lan&ar dan aset tetap. !engan demikian" perubahan aset tetap karena penjualan atau penghentian berbeda dengan perubahan karena pemanfaatan aset untuk mebn&iptakan laba (melalui depresiasi) sehingga laba atau rugi pemberhentian aset harus dilaporkan terpisah sebagai pen#esuai laba ditahan. Laba atau rugi ini dipandang sebagai transaksi modal karena dianggap modal pemegang saham tertanam dalam aset tetap. *ni berati jenis aset fisis tertentu sebagai potensi jasa dianggap berbeda dengan aset lainn#a sehingga rugi atau laba #ang melekat pada jenis aset tertentu dapat dilaporkan terpisah dari perubahan aset #ang berkaitan langsung dengan bia#a dan pendapatan. Paton dan Llittleton men#angkal konsep di atas. %e&ara konseptual" laba atau rugi #ang berkaitan dengan pemanfaatan aset tetap tidak berbeda dengan laba atau rugi #ang berkaitan dengan pengelolaan aset la&ar. Lagipula" tidak ada alasan kuat untuk mengaitkan aset tetap fisis dengan kontribusi modal oleh inestor karena jenis aset tertentu se&ara tertentu tidak dapatditelesuri dengan past asal sumber danan#a. !engan kata lain" jumlah rupiah dana melekat dan &ur jadi satu (commingled ) dalam aset se&ara keseluruhan. !engan dasar pikiran ini" tidaklah dapat dibenarkan untuk menggolongkan laba atau rugi tertentu sebagai +rugi kapital, (capital loss) #ang sebenarn#a tidak lebigh daripda laba atau rugi biasa lantaran pemanfaatan aset. Lebih lanjut ditemukan baha atas dasar konsep kontinuitas usaha" fluktuasi periodik dalam pendapatan" bia#a" dan laba bersih tidak dapat dihilangkan atau diratakan atas dasar kehendak manajemen alaupun sampai tingkat tertentu fluktuasi tersebut dapat diantisipasi oleh manajemen #ang tajam dalam melihat masa depan" apapun jadin#a" manajemen han#a dapat mengharapkan untuk berbuat lebih baik di masa mendatang. amun" ken#ataan #ang merefleksi kebijakan pada pemakai #ang menggantungkan diri pada state men keuangan. leh karena itu" pemakai harus di#akinkan baha serangkaian statemen laba-rugi beberapa perioda
#ang lalu
dapat
mengungkapkan seluruh
kemampuan
manajemen
dalam
memanfaatkan (the administration or utilization of assets ) #ang diper&a#akan kepadan#a.
/adi" kebijakan masa #ang lalu #ang tern#ata keliru setelah adan#a fakta #ang baru dan relean akan diakui se&ara jujur dan pengaruhn#a akan dilaporkan dengan jelas dil statemen laba-rugi dan bukann#a disembun#ikan sebagai pen#esuai laba ditahan. raian di atas melandasi pendekatan laba semua-termasuk #aitu baha semua faktor penentu dalam pengukuran laba periodik dalam arti luas termasuk faktor luar biasa dan tidak rutin harus dilaporkan dalam statemen laba-rugi sebelum hasil bersihn#a dipindahkan ke kelompok modal pemegang saham di nera&a. $erikut ini adalah argumen #ang diajukan oleh endriksen dan 2an $rede (1993" hlm. 473) dan sumber lainn#a #ang mendukung pendekatan laba semua-termasuk dalam men#ajikan statemen laba-rugi. 1. %e&ara teknis" ppenggunggungan laba tahunan selama umur perusahaan harus sama dengan laba total perusahaan. $ukti empiris menuunjukkan baha rugi-rugi luar biasa #ang terjadi sepanjang umur perusahaan pada umumn#a melebihi untung-untung luar biasa. leh karena itu" bila pos-pos luar biasa dikeluarkan dari laba tahunan" akan terjadi pen#ajian lebih (overstatement ) laba tahunan sepanjang beberapa tahun. 3. Pengeluaran pos-pos non pemilik dari perhitungan laba memberi kesempatan pada manajemen untuk melakukan manipulasi atau manajemen laba. $ukti empiris menunjukkan baha karena berbagai alasan manajemen memang melakukan manajemen laba (earnings management ). 4. 5idak selalu mudah untuk menentukan apakah suatu pos bersifat operasi atau non operasi" regular atau tak regular" normal atau tak normal" dan biasa atau luar biasa. !alam ban#ak hal pemisahan hal tersebut lebih didasarkan pada pertimbangan subjektif dan arbitrer. !engan pendekatan semua-termasuk" penentuan laba periodik akan menjadi lebih objektif karena tidak diperlukan pertimbangan personal ( personal judgements) untuk menentukan pos-pos mana masuk statemen laba-rugi dan pos-pos mana masuk statemen laba ditahan. 6. !engan memasukkan semua pos-pos #ang berasal dari transaksi non pemilik dan dengan pengungkapan #ang la#ak" pemakai laporan mempun#ai keleluasaan untuk mereklasifikasi dan menentukan sendiri laba antara #ang dianggap berpaut dan bermanfaatan untuk pengambilan keputusan. . $erkaitan dengan argumen 4" pengertian operasi perusahaan harus diinterpretasi dalam perspektif #ang luas tidak terbatas pada kegiatan produksi dan penjualan produk utama. 8pa #ang dianggap sebagai non operasi atau luar biasa untuk perusahaan #ang satu dapat menjadi hal #ang rutin atau biasa bagi perusahaan #ang lain. $ila jumlah rupiah dipakai sebagai dasar untuk memisahkan antara operasibiasa
dan non operasiluar biasa" dapat terjadi suatu pos #ang dilaporkan sebagai operasi untuk perioda tertentu (masuk statemen laba-rugi) akan menjadi non operasi untuk perioda lainn#a (masuk statemen laba ditahan). /adi" pemisahan sema&am itu akan menimbulkan inkonsistensi pelaporan laba. 8tas dasar argumen-argumen di atas" :8%$ menganut pendekatan laba semua-termasuk se&ara penuh dalam penentuan dan pen#ajian laba. al ini terrefleksi dalam pendefinisian laba komprehensif sebagai salah satu elemen statemen keuangan. Laba komprehensif didefinisi sebagai perubahan ekuitas selama perioda #ang berasal dari sumber-sumber non pemilik. Penyajian Laba Komprehensif
!engan dianutn#a pendekatan laba semua;termasuk atau laba komprehensif" masalahn#a adalah bagaimana men#ajikan kompenen-kompenen pembentuk laba komprehensif dan bagaimana disajikan dalam statemen laba-rugi. %ebagai basis pembahasan pen#ajian laba"
(1) %eksi operasi utama (a) Penjualan atau pendapatan (b) Kos barang terjual (&) $ia#a penjualan (d) $ia#a administratif dan umum (3) %eksi operasi tambahan (a) Pendapatan lainn#a dan untung (b) $ia#a lainn#a dan rugi (4) Pajak penghasilan (6) perasi hentian () Pos-pos luar biasa (=) Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi (7) Pengaruh kumulatif perubahan estimasitaksiran (>) Perubahan ekuitas non pemilik lainn#a" termasuk pos-pos penerobos !engan pendekatan semua-termasuk" :8%$ memperluas &akupan pos-pos penerobos (b#passing items). Pos-pos penerobos adalah pos-pos #ang dilaporkan langsung dalam statemen laba ditahan tanpa melalui statemen laba-rugi. ?ontoh pos-pos ini antara lain adalah laba menahanpenahanan atau laba fluktuasi harga belum terrealisasi (unrealized holding gains) dan pen#esuaian penjabaran mata uang asing ( foreign currency transaction adjustments). %elain kedua pos ini" :8%$ juga mengantisipasi adan#a pos-pos lain #ang
merepresentasi perubahan ekuitas non pemilik #ang harus dilaporkan melalui statemen labarugi. Komponen (=) dan (7) dalam ) semuan#a masuk dalam statemen laba-rugi" angka bersih #ang diperoleh disebut oleh :8%$ dengan laba komprehensif. 5ujuan dimasukkann#a komponen (>) dalam statemen laba-rugi adalah untuk men&egah pen#embun#ian atau penghilangan (omissions) se&ara diskresioner pos-pos laba atau rugi tertentu dari statemen laba-rugi. !engan kata lain" tujuann#a adalah men&egah pen#alahgunaan (abuse). %ebelum %:8? o. = diterbitkan" komponen #ang masuk dalam statemen laba rugi semuatermasuk han#alah komponen (1) sampai (7) dan angka bersihn#a disebut laba bersih (net in&ome). !alam %:8? o. =" komponen (=) dan (7) dikeluarkan dari laba bersih dan dilaporkan sebagai perubahan ekuitas non pemilik dan angka bersih #ang diperoleh dari komponen (1) sampai () disebut dengan laba perioda ( earnings) dan laba perioda setelah komponen (=) dan (7) disebut laba perioda bersih ( net earnings) atau tetap laba bersih. $ila terjadi rugi" laba komprehensif menjadi rugi komprehensif. Laba komprehensif dapat disebut pula perubahan ekuitas non pemilik total. 5erdapat dua pendekatan pen#usunan statemen laba@rugi untuk men#ajikan komponen (1) sampai (>). Pendekatan satu-statemen men#ajikan kedelapan komponen tersebut dalam satu statemen #ang diberi judul statemen laba-rugi dan laba-rugi komprehensif. Pendekatan duastatemen memisahkan pelaporan komponen (1) sampai (7) dalam statemen laba-rugi dan men#ajikan pengaruh komponen (>) terhadap laba perioda bersih dalam statemen laba-rugi komprehensif. ntuk memberi gambaran se&&ara lengkap konsep laba komprehensif"
Rp51!"####
Kos barang terjual
$%"&'####(
Laba kotor penjualan
Rp%'%5####
)iaya penjualan dan administratif
$1%5#####(
Laba dari operasi utama
Rp1#*5####
Pendapatan lainnya dan untung
Rp1!'####
)iaya lainnya dan rugi
$*+5###(
Laba dari operasi berlanjut, sebelum pajak
"'5### Rp++15###
Pajak penghasilan
$%%%5###(
Laba dari operasi berlanjut
Rp*!+####
perasi hentian, setelah pajak
$%+####(
Laba sebelum kos ekstraordiner dan pengaruh kumulatif perubahan akuntansi
Rp*####
Pos-pos ekstraordiner, setelah pajak
15####
Laba perioda $ earnings(
Rp*55####
Pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, setelah pajak
'!5###
Laba perioda bersih/laba bersih
Rp*+15### PT.ABC
Statemen Laba-Rugi !"m#rehensi$ untuk Tahun Berakhir 31 Desember 200 Laba perioda bersih
Rp*+15###
perubahan ekuitas nonpemilik lainnya. Penyesuaian penjabaran mata uang asing ntung belum terrealisasi atas sekuritas
Rp'1&5## 5!###
Laba komprehensif
'*1### Rp"%"!###
$ia#a bunga dimasukkan dalam komponen bia#a lainn#a dan rugi. 8ngka bersih setelah bia#a lainn#a dan rugi serta pajak penghasilan disebut laba dari operasi berlanjut. /adi" komponen (1) sampai (4) dalam ) sering disebut pos-pos takreguler atau takteratur. Pengertian takreguler menjadi masalah bila dikaitkan dengan makna takumum atau takbiasa dan luar biasa. Persoalann#a adalah kapan suatu pos harus dikategori sebagai komponen (3)" komponen ()" atau lainn#a. $ila masuk kelompok ()" apakah pos tersebut tak biasa atau luar biasa. $erkaitan dengan ni" 8P$ o. 40 (prg. 30-36) mendeskripsi kriteria untuk mengklasifikasi suatu kejadian atau transaksi #ang membentuk pos-pos luar biasa #aituA a. Ketakbiasaan (unusual nature) b. Ketakseringan keterjadian (infrequency of occurness)
&. 'aterialitas (materiality) ntuk mengkategori suatu kejadian atau transaksi ke dalam pos luar biasa" ketiga karekteristik tersebut harus dipenuhi. Ketakbiasaan berarti baha kejadian atau transaksi #ang melandasi suatu pos mempun#ai tingkat keabnormalan #ang tinggi dan harus jelas-jelas merupakan jenis #ang sama sekali tidak berkaitan atau han#a berkaitan se&ara insidental dengan kegiatan perusahaan dalam konteks lingkungan beroperasin#a perusahaan. Ketakseringan keterjadianterjadin#a berarti baha kejadian atau transaksi #ang melandasi suatu pos merupakan jenis #ang bukan harapan umum atau #ang tidak diantisipasi akan terjadi di masa datang dalam konteks lingkungan beroperasin#a perusahaan. 'aterialitas berarti baha kejadian atau transaksi #ang melandasi suatu pos harus diklasifikasi se&ara terpisah sebagai pos luar biasa han#a kalau jumlah #ang terlihat material dalam kaitann#a dengan atau relatif terhadap angka laba sebelum pos luar biasa" ke&enderungan (trend) laba sebelum pos luar biasa" atau ukuran materialitas #ang lain. $ila suatu pos material han#a memenuhi kriteria (a) atau (b)" tidak dapat diklasifikasi sebagai pos luar biasa. al ini din#atakan dalam 8P$ o. 40 paaragfar 34. ?ontoh pos-pos #ang dapat dimasukkan dalam kategori ini misaln#a adalah penghapusan piutang" serta kos riset dan pengembangan" untung atau rugi penjabaran aluta asing termasuk akibat dari dealuasi atau realuasi" untung atau rugi pelepasan segmen bisnis" untung atau rugi penjualan aset fisis" efek pemogokan" dan pen#esuaian akrual dan efek jangka panjang. *ntin#a" pos-pos material #ang terbiasa atau terkadang" tetapi tidak keduan#a" masuk dalam kategori ini. %e&ara umum dapat disimpulkan baha pos-pos takreguler dilaporkan seperti pada &ontoh dalam
!alam P%8K o. 1" !ean %tandar 8kuntansi menetapkan baha statemen laba-rugi harus disajikan sedemikian sehingga mengungkapkan berbagai unsur kinerja keuangan #ang bermanfaat bagi pemakain#a. leh karena itu" statemen laba-rugi minimal harus men#ajikan dan menonjolkan hal-hal berikut (pasal =) . (a) (b) (&) (d)
Pendapatan Laba atau rugi usaha $ia#a pinjaman $agian dari laba atau rugi perusahaan terafiliasi dan terasosiasi #ang diperlukan dengan metode ekuitas
(e) (f) (g) (h) (i)
Pajak penghasilan Laba atau rugi dari aktiitas normal perusahaan Pos luar biasa ak minoritas Laba atau rugi bersih perioda berjalan
Ketentuan tersebut bersifat umum dan berlaku untuk perusahaan jasa" perdagangan maupun manufaktur. $utir (b) sebenarn#a adalah laba antara setelah pendapatan atau butir (a) dikurangi dengan bia#a-bia#a usaha. P%8K o. 1 menetapkan baha pen#ajian bia#a-bia#a usaha dapat menggunakan klasifikasi (format) atas dasar sifat bia#a atau fungsi bia#a. !alam P%8K o. 3" *8* mengenalkan konsep laba atau rugi dalam aktiitas normal #ang dalam P%8K o. 1 disebut sebagai laba atau rugi usaha (pasal = butir b). Konsep ini sama dengan konsep :8%$ #ang disebut laba dari operasi berlanjut. P%8K o. 3 juga mengenalkan konsep laba atau rugi untuk periode berjalan #ang merupakan angka bersih dari komponen berikut (Pasal 09)A (a) Laba atau rugi dari aktiitas normal (b) Pos luar biasa !ari uraian dalam P%8K o. 3 dapat dikatakan baha laba atau rugi untuk periode berjalan serta dengan konsep laba perioda #ang dikemukakan :8%$. !apat dikatakan demikian karena komponen operasi hentian (operasi #ang tidak berlanjut) dalam P%8K o. 3 dapat diperlakukan sebagai aktiitas normal atau pos luar biasa bergantung pada kondisi #ang melingkupi (pasal 30). Konsep aktiitas normal #ang digunakan *8* tampakn#a digunakan untuk menunjuk apa #ang oleh :8%$ disebut komponen regular sehingga #ang tidak masuk dalam komponen aktiitas normal dapat disebut sebagai komponen takreguler. Balaupun demikian" pengertian pos luar biasa menurut P%8K o. 3 tampakn#a lebih luas daripada pengertian menurut :8%$. al ini terlihat dari ketentuan baha komponen operasi hentian dan perubahan estimasi akuntansi dimungkinkan untuk dilaporkan sebagai pos luar biasa (pasal 30 dan 3>).
Per&akuan 'an Pen(a)ian
Pos luar biasa
!"m#"nen &aba-rugi Disajikan setelah laba yang
berasal dari Kegiatan normal perusahaan ditambah pengungkapan dalam 3atatan kaki mengenai hakikat dan pertimbangan keputusan perasi
hentian
$yang
tidsk dilsnjutksn(
!"m#"nen &aba-rugi Ditambah pengungkapan dalam 3atatan
kaki
mengenai hakikat
dan
pertimbangan
keputusan 0idak memenuhi kriteria luar biasa. disajikan sebagai pos dalam kegiatan normal 4emenuhi kriteria luar biasa. disajikan sebagai pos luar biasa da unsur ketidakpastian. disajikan sebagai pos kebergantungan Peruban estimasi akntansi
!"m#"nen
&aba
rugi
Disajikan
dalam
perioda
terjadinya dan perioda akan datang atau prospektif $bila perlu( ditambah pengungkapan dalam 3atatan kaki mengenai hakikat perubahan Disajikan dalam klasifikasi yang sama dengan yang digunakan sebelumnya untuk estimasi yang bersangkutan Kesalahan mendasar
Pen(esuai &aba 'itahan dengan keajiban penyesuaian retrospektif
bila
dipandang
praktis
ditambah
pengungkapan dalam 3atatan kaki tentang hakikat dan informasi lain yang berpaut !"m#"nen &aba-rugi jika kesalahan tidak mendasar Perubahan akuntansi
kebijakan
Pen(esuaian &aba 'itahan se3ara retrospektif atau prospektif
ditambah
pengungkapan
tentang
alasan
perubahan dan informasi lain yang berpaut
Karena ada pos-pos penerobos" *8* tidak menerapkan konsep pen#usunan statemen laba-rugi semua termasuk se&ara penuh. !engan kata lain" laba bersih (angka akhir) dalam statemen laba-rugi ersi *8* tidak dapat dikatakan sebagai laba komprehensif penuh. !alam P%8K o. 3 tidak dibahas atau dikenal apa #ang disebut efek kumulatif perubahan akuntansi #ang harus dilaporkan dalam statemen laba-rugi berjalan sebagai alternatif perlakuan. Pendekatan sema&am ini disebut dengan current atau catch-up method sebagaimana di&ontohkan dalam gambar 11.6. Balaupun demikian" P%8K o.3 memperlakukan perubahan estimasi akuntansi sebagai komponen statemen laba-rugi.
Kesimpulan
Konsep kesatuan usaha memisahkan se&ara fisik dan konseptual antara manajemen dan pemilik. Ckuitas pemegang saham menggambarkan hubungan #uridis antara perseroan dengan para pemegang saham. Ckuitas pemegang saham terdiri atas dua komponen #aitu
modal setoran dan laba ditahan. 'odal setoran dipe&ahkan menjadi modal #uridis dan modal setoran lain. Ckuitas didefinisikan se&ara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua keajiban. Ckuitas terpaksa didefinisi se&ara sintatik bukan semantik karena keperluan untuk memprtahankan artikulasi statemen keuangan. Ckuitas mengandung makna pemilikan. leh karena itu" untuk organisasi nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih. Ckuitas berbeda dengan keajiban dalam tiga hal" #aitu hak atas pen#elesaian klaim" hak penggunaan aset" dan substansi perjanjian (#uridis). Balaupun demikian" atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor dan inestor dipandang sebagai pihak luar perusahaan #ang terpisah dari manajemen. 'odal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan suatu bentuk kontrak #uridis #ang harus dipertahankan keutuhann#a sedangkan laba ditahan merupakan modal #ang ter&ipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset. 'odal setoran merupakan perubahaan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan merupakan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi operasi). Kontrak #ang sesungguhn#a antara pemegang saham dan perseroan ditunjukan oleh keseluruhan dana #ang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adan#a modal #uridis atau modal saham #ang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan pelaporan modal #uridis tidak menjadi masalah se&ara teknis. 8kan tetapi" se&ara konseptual modal #uridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukan modal setoran #ang harus dibedakan dengan laba ditahan. !ari segi akuntansi" #ang mendasarkan diri pada konsep dasar substansi di atas bentuk" ekuitas pemegang saham adalah seluruh jumlah #ang se&ara ekonomik tertanam dalam perseroan termasuk laba ditahan. 'odal setoran dapat bertambah karena pemesanan saham" konersi status obligasi" koneersi status saham istimea" diiden saham" dan hak beli saham. 5rnsaksi #ang men#angkut halhal tersebut merupakan transaksi modal sehingga tidak melibatkan sama sekali laba atau rugi meskipun dalam beberapa kasus dapat melibatkan laba ditahan. 'odal setoran dapat berkurang karena saham treasuri. 'asalah #ang berkaitan dengan saham treasuri adalahA !ua konsep dapat diterapkan #aitu konsep satu transaksi dan konsep dua transaksi.
$eberapa pos #ang mempun#ai potensi untuk mempengaruhi laba ditahan dan dilaporkan sebagai pen#esuai laba ditahan adalah pen#esuaian perioda-lalu" koreksi kesalahan" pengaruh perubahan akuntansi" dan kuasi reorganisasi. %e&ara umum" perubahan akibat ketiga komponen pertama diperlakukan sebagai transaksi operasi sehingga dilaporkan dalam statemen laba-rugi. Kuasi reorganisasi akan mempengaruhi laba ditahan se&ara langsung. Kuasi-reorganisasi dilakukan apabila terdapatdefisit #ang sukup besar tetapi perusahaan masih berjalan baik dan mempun#ai prospek #ang baik pula. al ini" dilakukan untuk mengatasi keadaan #ang disebut bangkrut se&ara teknis sehingga perusahaan bebas dari kemungkian bangkrut. atau pailit #ang se&ara hukum mengarah ke likuidasi. Saran
8lasan mendasar dianutn#a pendekatan pen#ajian laba
semua termasuk adalah konsep
pemanfaatan aset. %tatemen laba-rugi harus men#ajikan se&ara efektif semua akibat dari pemanfaatan aset #ang diserahkan sepenuhn#a kepada manajemen. Pemisahan laba menjadi normal dan tidak normal dalam dua statemen (laba rugi dan laba ditahan) akan &enderung mengalihkan pusat perhatian pemakai se&ara tidak semestin#a ke laba normal dan dengan demikian se&ara tidak sadar mengurangi perhatian pemba&a akan keefektifan manajemen se&ara keseluruhan. Pendekatan kinerja sekarang dilandasi kekhaatiran akan adan#a fiksasi fungsional. $ila pendekatan kinerja sekarang dianut" beberapa komponen akan dilaporkan sebagai komponen perubahan laba ditahan. Komponen tersebut antara lain operasi hentian" pos-pos luar biasa" pengaruh kumulatif perubahan akuntansi dan koreksi mendasar. Pendekatan semua termasuk dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha serta upa#a dan hasil #ang menegaskan baha statemen laba-rugi harus memuat semua perubahan ekuitas ke&uali#ang berasal dari transaksi dengan pemilik. Perubahan ekuitas harus dipisahkan dengan tegas menjadi ekuitas #ang berasal dari transaksi modal dan transaksi operasi.Laba ditahan han#a akan berisi laba komprehensif #ang dipindah dari statemen laba rugi dan berbagai komponen transaksi modal seperti diiden dan saham treasuri.