T-01 ANATOMI SISTEM REPRODUKSI Selamat datang di tentir pertama modul yang membahagiakan ini teman – teman – teman. teman. Modul ini adalah modul yang ditunggu2, modul para para fakir asmara. Seperti biasa, sebelum kita belajar fungsi organ seks dan hal terkait, alangkah lebih baik kita belajar dulu mengenai anatominya. Tentir ini dirancang sedemikian rupa agar dapat dimengerti semua kalangan, baik kalangan sum maupun kalangan alim (seperti saya). Saya harap tentir ini dapat dicerna baik dan tidak ada yang mengalami peningkatan libido ketika mempelajarinya. Langsung saja kita mulai, inilah dia anatomi sistem reproduksi. Selamat menikmati. Sebelum kita membahas 4 hal penting dalam anatomi dari sistem reproduksi, simaklah pendahuluan berikut ini: Organ reproduksi perempuan dan saluran – saluran – saluran dari sistem reproduksi laki – laki – laki laki dan perempuan berada dalam rongga panggul. Rongga panggul dibatasi oleh tulang dan jaringan lunak yang menyusun bagian kaudal batang badan. Kaudal batang badan ini disebut pelvis atau panggul.
T-01 Anatomi
Rydnaldo Partogi T-02 Biosintesis Hormon
Christopher Christian H. T-03 Anemia pada Kehamilan
Kevin T-04 Pemeriksaan Lab Prenatal & Antenatal
Rahmanu Reztaputra
T-05 Faal Menstruasi
Fridyan Ratnasari T-06 Faal Kehamilan, Persalinan, & Laktasi
Nila Purnama Sari Karina Maharani P. Monika Besti Yolanda T-07 Gangguan Fertilitas Pria
Davrina Rianda T-08 Nutrisi pada Kehamilan
Ayesya Nasta Lestari
Saat ini, Gl. Mamma (oh yeah!) telah menjadi bagian dari sistem reproduksi, meskipun tidak ada dalam panggul. Mengapa demikian? Karena payudara perempuan terkait dengan: 1. Fisiologik daur haid. 2. Perubahan struktur pada masa kehamilan. 3. Berfaal memberi nutrisi laktasi. 4. Kebutuhan faal bagi pria ( ini sumbernya yg ngomong, bukan gw).
, ada 4: Sekarang waktunya masuk ke pembahasan inti 1. Tulang panggul. 2. Perineum. 3. Organ reproduksi pria. 4. Organ reproduksi wanita. TULANG PANGGUL/PELVIS Pelvis merupakan bagian tulang berupa gelang rangka panggul yang tersusun dari ossa coxae, os sacrum, dan rongga di dalamnya. Seluruh daerah pelvis ini merupakan tempat pertemuan batang dan anggota badan bawah. Ada 2 segmen pelvis, yaitu pelvis mayor (spurium/false pelves) dan pelvis minor (verum/true pelves). Kedua segmen ini dipisahkan oleh sebuah lubang pada bidang serong/oblique imajinatif, yaitu apertura pelvis superior/pintu atas panggul (PAP)/inlet. Bagaimana mengimajinasikannya dengan bijak? PAP melewati promontorium ossis sacri dan linea terminalis pelvis kanan dan kiri (linea terminalis mencakup linea arcuata ossis ilii/linea ileopectinea, pecten dan crista pubica). Bingung. lihat gambar di bawah:
segitiga. 2 segitiga itu adalah bidang anterior/trigonum urogenitale dan bidang posterior/trigonum anale. Kedua bidang ini akan dibahas pas bagian perineum nanti. Udah paham kan tentang PAP dan PBP, kalo udah lanjut ke bawah. Kalo belum? nanti baca lagi ya. haha. Kembali ke 2 segmen dari panggul, jadi ada major dan minor, ini dia penjelasannya:
Gambar 1. Pintu Atas Panggul. Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Trus ada juga nih, yang namanya PBP ato Pintu Bawah Panggul. Ini agak susah ngertiinnya, jd perhatikan baik2. Pertama2, liat gambar dulu:
Pelvis Major (Spurium) Terletak di sebelah kranial linea terminalis pelvis dan tersusun dari sisi os ilium dan basis ossis sacri. Segmen ini merupakan bagian rongga perut yang berarti berisikan organ – – organ viseral abdomen seperti ileum dan colon sigmoideum. Gampangnya, dia adalah bagian pelvis yang ada di atas PAP, disebut juga pelvis false/palsu.
Pelvis Minor (Verum) Merupakan bagian dari pelvis yang berada di antara PAP dan PBP, yang berarti dia ada di caudal PAP. Pelvis minor memiliki sumbu median panggul yang melengkung dan dibatasi oleh permukaan pelvis dari tulang pinggul, sakrum, dan coccyx. Bagian pelvis ini berisikan kavitas pelvis yang sebenarnya/true pelvis cavity dan kompartemen perineum, terutama fossa ischioanal. Pelvis minor memiliki makna klinis dalam bidang obsgyn. Pelvis minor memiliki ujung lubang dengan garis tak beraturan, karena: 1. Ada os sacrum dan os coccygis di dorsal dan meluas ke bawah dan depan. 2. Tuber ischiadicum yang ada di kedua sisinya terproyeksi ke kaudal. 3. Ada lengkung – lengkung – lengkung lengkung besar: arcus pubis. Untuk si arcus pubis ini, dia letaknya di antara kedua ramus ischiopubis yang konvergen, incisura ischiadica (mayor dan minor) di kedua sisinya . Incisura mayor dan minor akan dibagi dua menjadi foramen ischiadicum majus
dan minus oleh ligamentum sacrotuberosum dan ligamentum sacrospinosum. Ligamentum sacrotuberosum itu adalah jaringan ikat yang ada Gambar 2 . Pintu Bawah Panggul Sumber: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
Kebayang kan? luar biasa memang, jadi yang dihitamkan/di-bold itu adalah PBP. PBP bentuknya jajar genjang (kata buku kuning) dan imanjinatif. Dia dibatasi kedua ramus ischiopubis, ligamentum sacrotuberosum, dan os coccygis . Kedua ramus ischiopubis tergabungkan dengan ligamentum arcuatum pubis. Ramus ischiopubis tuh yang mana ya? tuh, yg di gambar sebelah kanan, yg dikotakin, itu ramus ischiopubis. PBP ditutup oleh diafragma pelvis dan perineum . Ada yang penting dari PBP ini terkait perineum. Jadi ada garis transversal yang ditarik dari ujung anterior kedua tuber tuber ischiadicum yang membagi regio perineum yang berbentuk seperti diamond menjadi 2
di dorsal ligamentum sacrospinosum, membentang dari spina iliaca posterior superior (SIPS), dan tepi dorsolateralis ossis sacri sampai os coccygis menuju tuber ischiadicum. Sedangkan ligamentum sacrospinosum membentang dari spina ischiadica menuju tepi os sacrum dan os coccygis.
Gambar 3. Apertura pelvis inferior Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Kedua ligamentum sacrotuberosum dengan permukaan bawah pelvis akan mengubah dasar pelvis minor menjadi sebuah pintu keluar yang disebut apertura pelvis inferior.
Tahap ketiga, inilah pengelompokkan menurut Caldwell dan Molloy dengan mengintegrasikan kedua tahap di atas ke gambar di bawah ini:
-
Perbedaan panggul pria dan wanita Rangka panggul pada pria berbeda dengan wanita mengingat panggul pada wanita memiliki fungsi berbeda dengan pria, karena panggul wanita bermakna dalam pertumbuhan janin dan persalinan. Namun, terdapat kesamaan antara keduanya, yaitu sebagai lokomotor. Berikut perbedaan panggul antara pria dan wanita: 1. Rongga panggul pria lebih dalam, berotot, dan berbentuk segmen panjang kerucut pendek, sedangkan wanita lebih dangkal, berbobot berat, dan berbentuk silindris sebagai segmen pendek kerucut tinggi. Tapi keduanya punya sudut yang lengkung. Kenapa panggul pria berbobot berat itu karena tubuh pria memiliki proporsi otot yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita. 2. Terdapat perbedaan bentuk panggul dari keduanya yang dikelompokkan oleh Caldwell dan Molloy. Untuk dapat memahami pengelompokannya, ada 3 tahap pengertian.
-
Tahap pertama, kenalilah indeks PAP yang terbagi 3, yaitu: a.
b.
c.
-
Diameter antero – – posterior (conjugata vera/interna), yang merupakan jarak antara titik tengah promontorium ossis sacri dan tepi atas symphysis pubis. Bingung? pokoknya dia garis dari depan ke belakang. Diameter transversa yang merupakan lebar maksimum, diukurnya dari kedua titik berseberangan pada sisi linea terminalis pelvis PAP. Bingung? pokoknya dia garis dari samping ke samping dah. Diameter obliqua, yang merupakan jarak antara eminentia iliopectinea (iliopubica) dengan articulatio sacroiliaca sisi lawannya. Bingung lagi? pokokna dia garis yang melintang diagonal.
Tahap kedua, pahamilah pengelompokkan pelvis berdasarkan indeks PAP, ada 4: a. Platypellic.
b.
c.
Berbentuk datar ke arah transversal. Diameter transversa lebih panjang 3 cm atau lebih dibandingkan diameter antero – antero – posterior. posterior. Mesatipellic. Berbentuk bulat. Diameter transversa =/lebih pjg 1 cm dibandingkan diameter antero – antero – posterior. posterior.
Dolichopellic. Bentuknya memanjang ke arah antero – antero – posterior. posterior. Diameter antero – antero – posterior posterior > diameter transversa.
d. Brachypellic. Diameter transversa lebih panjang 1,1 – 1,1 – 2,9 cm dibandingkan diameter antero – posterior.
Gambar 4. Klasifikasi bentuk panggul menurut Caldwell dan Moloy. Sumber: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
Mudah saja, jadi: 1. Android, memiliki PAP brachypellic. Ini cowo punya nih. 2. Anthropoid, memiliki PAP dolichopellic. Ini juga punya c owo dan anak2 < 9tahun. 3. Gynaecoid, memiliki PAP mesatipellic. Ini cewe yg punya. 4. Platypelloid, memiliki PAP platypellic. Ini cewe jg yg punya. GAMPANG KAN NGERTI BENTUK PANGGUL? HAHA. CETEK LAH YA INI MAH. Terakhir tentang panggul:
Jaringan Otot Dan Fascia Pada Pelvis Otot – otot di pelvis membentuk 2 kelompok, yaitu: 1.
M. piriformis dan M. obturator internus, keduanya adalah otot tungkai. Masing2 menutupi dinding dorsal dan dinding lateral panggul. 2. M. levator ani dan M. coccygeus. Dengan otot sisi lawannya akan membentuk diafragma pelvis. Yang perlu diperhatikan adalah fascia – fascia yang terdapat pada bagian pelvis.
Fascia tersebut, antara lain: 1. Fascia pelvis parietal, yang menutupi permukaan pelvik M. piriformis dan M. obturator internus. 2. Fascia obturatoria, yang menutupo M. obturator internus.
3. 4.
Fascia diaphragma pelvis yang menutup kedua permukaan M. levator ani. Fascia diaphragmatis pelvis inferior (fascia analis), merupakan lapis sebelah caudal dari fascia diaphragma pelvis.
5.
Fascia diaphragmatis pelvis superior , merupakan lapisan fascial di sebelah
b.
Otot perineal letak dalam: M. sphincter urethrae dan M. transversus perinei profundus, yang membentuk bagian otot diafragma urogenitale dan berada di dalam kantong perinealis profundus. Kantong perinealis profundus ini adalah kantong yang dibungkus lapis – lapis – lapis lapis fascial diafragma urogenitale.
cranial M. levator ani. Penyatuan fascia nomor 4 dan 5 disebut arcus tendineus M. levator ani, yang merupakan penyatuan tebal struktur2 lapisan jaringan ikat pada M. obturator internus di sebelah cranial perlekatan M. levator ani. M. levator ani itu sendiri adalah lembaran otot tipis yang melekat pada corpus ossis pubis di sebelah lateral simfisis pubis, spina ischiadica, dan fascia obturatoria. Serabut M. levator ani pada perempuan akan melintas di lateral vagina membentuk sfingter tambahan yang disebut M. pubovaginalis/M. sphincter vaginae. Secara morfologik, M. levator ani terbagi menjadi M. pubococcygeus dan M. iliococcygeus . Fungsinya untuk konstriksi rectum, vagina, dan fiksasi badan perineal. Bersama dengan M. coccygeus membentuk diafragma pelvis yang menyangga organ dalam panggul dan memelihara serta mengatur tekanan intra – intra – abdominal.
PERINEUM Perineum menutupi permukaan inferior diafragma pelvis dan memperkuat diafragma dari aspek inferior. Seperti yang telah disebutkan di panggul, adanya garis melintang dari ventral kedua tuber ischiadicum membagi regio perineum yang berbentuk seperti diamond menjadi 2 segitiga. 2 segitiga itu adalah bidang anterior/trigonum urogenitale dan bidang posterior/trigonum anale. Regio anale berisikan muara canalis analis, sedangkan regio urogenitale berisikan bagian eksterna alat – alat urogenital. Baik pada pria maupun wanita, otot – – otot dan fascia – – fascia perineum terbagi menjadi kelompok urogenital dan anal, namun keduanya akan bertemu di badan perineal. Pada trigonum urogenitale, jaringan otot – otot – fascial fascial tersusun dalam 2 lapis, yaitu diaphragma urogenitale yang terletak di sebelah dalam, dan fascia perinealis superficialis yang terdapat di seluruh permukaan inferior perineum . Berbeda dengan trigonum anale, dia gk diperkuat diafragma urogenitale.
Regio Urogenitale Fascia perinealis superficialis pada daerah ini terdiri dari lapisan lemak dangkal dan lapisan membranosa yang dalam. Lapis dangkal akan berkesinambungan dengan M. dartos (kehilangan lemak pas disini) dan jaringan subkutan sekeliling anus. Sedangkan lapisan membranosanya dikenal dengan fascia Collesi yang berperan mengikat otot – – otot radix penis ke arah bawah. Pada kedua jenis kelamin, otot – – otot pada regio ini dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Otot urogenital dangkal : M. bulbospongiosus/M. bulbocavernosus, Mm.
ischiocavernosus, dan M. transversus perinei superficialis.
Gambar 5. Perineum pada pria (kiri) dan wanita (kanan) Sumber: Moore KL, Dalley Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
Regio analis Tepat di dalam kulit regio analis terdapat fascia perinealis superficialis yang merupakan jaringan lemak te bal. Jar ingan le mak ini membentang ke dala m fossa ischiorectalis kanan dan kiri yang letaknya di antara M. levator ani dan M. obturator internus. Ke arah ventral akan berlanjut menjadi lapis dangkal fascia perinealis uperficialis berlemak tipis dan menutupi regio urogenital dan M. dartos pada scrotum. Episiotomi Pada proses persalinan, untuk mencegah adanya robekan centrum tendineum perineal dan struktur sekitar perineum dilakukan episiotomi, yaitu sayatan pada perineum yang mudah ditutup dibandingkan robek pada struktur sekitar perineum. Sayatan ini dimulai dari mukosa vagina dan kulit perivaginal di garis tengah dan diteruskan ke posterior
atau medio – – latero – – posterior. Ada 2 jenis episiotomi, yaitu episiotomi mediana dan episiotomi medio – latero – posterior.
Gambar 6. Episiotomi Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Pada episiotomi mediana, yang dipotong adalah centrum tendineum perinei. Luka pada episiotomi jenis ini mudah ditutup dan relatif kurang nyeri. Namun, perlu diperhatikan untuk tidak memotong M. sphincter ani externus. Sedangkan pada episiotomi medio – – latero – posterior, terdapat keuntungan, yaitu dapat diperluas dan dapat dilakukan pada kedua sisi jika diperlukan. Namun, sayatan jenis ini sukar diperbaiki. Saya tan ini memotong mukosa vagina, kulit yang menutupi fossa ischiorectalis, M. bulbospongiosus, M. transversus perinei superficialis, fascia dan M. transversus perinei profundus (bagian diafragma urogenitale), dan terkadang serabut – serabut – serabut serabut bagian bawah M. pubococcygeus.
ORGAN REPRODUKSI LAKI – LAKI Organ reproduksi pada pria, antara lain: 1. Testis. 2. Epididimis. 3. Duktus deferens. 4. Duktus ejakulatorius. 5. Penis. 6. Kelenjar – Kelenjar – kelenjar kelenjar vesiculosa/vesicula seminalis. 7. Prostata. 8. Bulbourethralis.
Gambar 7. Potongan sagital organ reproduksi pria Sumber: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
Testis Merupakan organ utama yang memproses pembentukan spermatozoa dan digantungkan oleh jaringan – jaringan – jaringan jaringan skrotum dan funiculus spermaticus di dalam skrotum. Testis memiliki panjang 4 – 5 – 5 cm, lebar 2,5 cm, dan berdiameter antero – posterior – posterior 3 cm. Berat testis sebesar 10,5 – – 14 gram dan berbentuk bulat. Testis berada dalam skrotum dengan aspek posterolateral yang melekat dengan epididimis dan bagian posterior melekat pada funiculus spermaticus. Sedangkan permukaan anterior, medial, lateral, dan kedua kutubnya konvex, licin, dan tertutup lapisan visceralis tunica vaginalis propria skrotum yang memisahkan testis dari lapis parietalnya. Lapisan visceralis tunica vaginalis propria akan berefleksi menjadi lapis parietal tunica vaginalis propria pada permukaan posterior, yang menjadi tempat masuknya pembuluh – pembuluh – pembuluh pembuluh darah dan saraf dari funiculus spermaticus. Epididimis berdampingan dengan tepi lateral testis. Funiculus spermaticus berasal dari canalis inguinalis dan dilapisi oleh fascia spermatica interna (tunica vaginalis communis), M. cremaster, dan fascia spermatica externa.
Funiculus spermaticus mengandung, antara lain: 1. Arteri dan vena testicularis. 2. Arteri cremasterica cabang arteri epigastrica infe rior. 3. Arteri deferentialis. 4. Pembuluh getah bening. 5. R. genitalis N. genitofemoralis. 6. N. cremasterica. 7. Plexus symphaticus. 8. Ligamentum vaginale.
dihubungkan ke kutub bawah testis oleh jaringan areolar dan refleksi tunica vaginalis propria. Pada bagian kaput, terdapat sisa ujung proksimal dari ductus mesonefros.
Testis dilapisi oleh 3 lapisan, yaitu: 1. Tunica vasculosa, yang merupakan lapisan yang paling dalam dan berisikan pleksus pembuluh darah dan jaringan penyambung halus. Tunica ini membentang pada permukaan dalam tunica albuginea dan menutupi septula dan semua lobulus. 2. Tunica albuginea, yang merupakan penutup testis berwarna putih kebiruan dan tebal, kecuali pada caput dan cauda epididimis dengan aspek posterior testis. Tunica ini menutupi tunica vasculosa pada tepi posterior testis, kemudian berproyeksi ke dalam testis sebagai mediastinum testis/corpus Highmori. Mediastinum testis dilintasi pembuluh darah dan ductulus efferens yang keluar dari rete testis. Terdapat septula testis yang berpencar ke permukaan dan melekat pada tunica albuginea, yang kemudian membagi testis menjadi lobulus testis berbentuk kerucut.Dalam kompartemen di antara septula terdapat sejumlah tubulus seminiferus kontortus yang halus dan berkelok – berkelok – kelok. kelok. Saluran – Saluran – saluran saluran ini saling beranastomosis membentuk jaring saluran rete testis pada stroma fibrosa di mediastinum testis. Kemudian rete testis akan berkumpul ke dalam saluran yang disebut duktuli efferentes. 3. Tunica vaginalis propria , yang merupakan ujung bawah processus vaginalis peritonei yang menyertai descendensus testis dari perut menuju skrotum. Pendarahan testis diperoleh dari arteri testicularis yang merupakan percabangan aorta abdominalis setinggi L2. Sedangkan pembuluh baliknya melalui vena testicularis yang membentuk plexus pampiniformis. V. testicularis kanan akan langsung bermuara ke vena cava inferior, sedangkan yang kiri melalui vena renalis terlebih dahulu sebelum masuk ke vena cava inferior. Untuk aliran getah beningnya menuju Nnll. aortici lateralis dan preaortik. Sedangkan persarafannya diperoleh dari Nn. Thoracales 10 dan 11 melalui pleksus aorticorenalis.
Epididymis Merupakan saluran berkelok – – kelok yang menjadi rute eferen pertama dari testis dan melekat pada permukaan posterolateral testis. Epididimis terdiri dari kaput di bagian superior, corpus di bagian tengah, dan kauda yang menghadap inferior.4 Bagian kaput dihubungkan dengan kutub atas testis oleh ductuli efferentes, sedangkan bagian cauda
Gambar 8. Epididimis Sumber 1 (kiri): Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Twelfth edition. New York: John Wiley & Sons, 2009. p.1081-1111 Sumber 2 (kanan): Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Ductulus efferens yang menghubungkan kaput epididymis dengan kutub atas testis merupakan saluran sepanjang sepanjang 15 – 15 – 20 20 cm yang menembus tunika albuginea testis menuju epididymis. Ketika mendekati kauda epididymis, saluran epididymis menjadi tebal yang disebut sebagai duktus deferens.
Ductus (vas) deferens Merupakan lanjutan dari cauda epididimis ke arah distal dan naik ke aspek posterior testis. Ductus deferens berada dalam funiculus spermaticus. Terdapat pelebaran dari ductus ini yang disebut ampulla ductus deferens. Berikut urutan perjalanan ductus (vas) deferens hingga membentuk ductus ejakulatorius: 1. Dari kutub atas testis, naik melintasi canalis inguinalis melalui bagian posterior funiculus spermaticus. 2. Ductus deferens meninggalkan funiculus spermaticus ketika mencapai anulus inguinalis interna (profundus). 3. Melengkung di sekeliling sisi lateral A. epigastrica inferior dan anterior A. iliaca exerna.
4.
Membelok ke posterior dan sedikit serong ke bawah menyilang pembuluh iliaca externa. 5. Memasuki pelvis minor. 6. Menyilang ureter. 7. Membelok dengan tajam untuk melintas antara basis vesicae dan rectum ketika telah mencapai medial ureter dan dipisahkan oleh fascia rectovesicalis. 8. Melebar dan berkelok sebagai ampulla ductus deferentis ketika mencapai medial Gl. vesiculosa. 9. Turun ke kaudal mendekati sisi lainnya. 10. Pada bagian kaudal ampulla, ductus deferens menuju basis Gl. prostata dan bergabung dengan Gl. vesiculosa membentuk ductus ejakulatorius yang kemudian menembus gl. prostata dan bermuara di urethra pars prostatica.
Glandula vesiculosa (vesicula seminalis) Merupakan sepasang saluran berkelok – – kelok, berkantung tidak beraturan, berbentuk huruf V, dan terletak di antara vesica urinaria dan rektum. Memiliki panjang 5 cm, berdiameter 3 – – 4 cm, berbentuk piramid, dan basisnya menghadap ke arah atas dan posterolateral. Kutub atasnya berbentuk “cul – de – de – – sac” dan bagian bawahnya menyempit menjadi sebuah saluran lurus yang bergabung dengan ampulla ductus deferens membentuk ductus ejaculatorius.
Gambar 10. Glandula vesiculosa dan ductus ejaculatorius Sumber: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
Glandula vesiculosa memperoleh pendarahan dari A. vesicalis inferior dan A. rectalis media. Untuk aliran getah beningnya melalui Nnll. iliaci externi dan interni. Kemudian, kelenjar ini dipersarafi oleh plexus hypogastricus inferior.
Ductus ejaculatorius
Gambar 9. Ductus deferens dan jalur masuknya ke dalam prostata Sumber: Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Twelfth edition. New York: John Wiley & Sons, 2009. p.1081-1111
Duktus deferens memperoleh perdarahan dari A. deferentialis yang merupakan cabang arteri vesicalis superior atau arteri vesicalis inferior . Kemudian arteri deferentialis beranastomosis dengan arteri testicularis sehingga mendarahi bagian epididymis dan testis.
Dibentuk oleh penyatuan ductus excretorius Gl. vesiculosa dengan ductus deferens. Memiliki panjang 2 cm, berawal dari batas posterior basis Gl. prostata, melintas ke antero – antero – inferior antara garis median dengan lobus – – lobus kanan dan kiri Gl. prostata, menyusuri utriculus prostaticus dan berakhir pada colliculus seminalis.
Skrotum Merupakan kantong kulit fibromuskular yang berisikan testis dan bagian bawah funiculus spermaticus. Skrotum bergantung di kaudal symphisis pubis, dengan sisi kiri yang lebih rendah karena funiculus spermaticus kiri lebih panjang dibandingkan yang kanan.Kantong
fibromuskular skrotum terdiri dari lapisan – – lapisan yang sesuai dengan lapisan dinding depan perut meskipun musculus transversus abdominis tidak mencapai skrotum. Skrotum dibagi menjadi 2 dengan masing – masing – masing masing berisikan sebuah testis.
cabang cremaster arteri epigastrica inferior. Untuk aliran getah beningnya menuju nnll. inguinales. Sedangkan persarafannya berasal dari N. scrotalis anterior, N. pudenda externa, N. scrotalis posterior, dan R. perinealis N. cutaneus femoris posterior.
Berikut lapisan – lapisan skrotum dari luar ke dalam: 1. Kulit skrotum. 2. M. dartos. 3. Fascia spermatica externa, yang melekat erat pada lapis parietal tunica vaginalis
Penis (Bacanya: Pinès)
propria.
4. M. cremaster, yang merupakan otot rangka yang meluas ke spermatic cord dan
5. 6. 7.
membungkus ductus deferens, pembuluh darah testikular, dan saraf. Otot ini merupakan lanjutan dari M. internal abdominal oblique. Kontraksi dari otot ini menyebabkan testis semakin mendekati tubuh sehingga mengurangi hilangnya panas dari testis. Fascia spermatica interna. Tunika vaginalis pars parietalis. Tunika vaginalis pars visceral .
Penis merupakan organ kopulasi pria yang terdiri dari radix penis, corpus, dan glans penis. Radix penis melekat pada regio urogenitale perineum dan terdiri dari 3 masa jaringan, yaitu dua buah crus dan sebuah bulbus penis. Masing – masing crus penis ditutupi musculus ischiocavernosus. Kontraksi musculus ischiocavernosus menyebabkan penis menjadi ereksi. Pada tepi inferior symphysis pubis, kedua crus membelok ke arah bawah dan depan menjadi corpora cavernosa. Ketika melintas ke arah anterior, kedua crus bersatu. Radix
mengisi spatium superficialis.
perinealis Gambar 12. Struktur internal penis Sumber: Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Twelfth edition. New York: John Wiley & Sons, 2009. p.1081-1111
Bulbus penis berada di antara kedua crus penis dan melekat pada inferior membrana perinealis dan diliputi oleh musculus bulbospongiosus. Kontraksi musculus bulbospongiosus berfungsi untuk mempertahankan ereksi dan berperan dalam ejakulasi. Kontraksi M. bulbospongiosus ini akan memompa cairan mani sehingga terjadilah croooottttzzzzz/ nyemprot/ muncrat ejakulatnya. Bulbus ditembus oleh uretra pars cavernosa dan akan mengalami pelebaran pada glans yang disebut sebagai fossa naviculare dan bermuara melalui orificium urethrae externum.
Corpus penis memiliki permukaan yang penamaannya berdasarkan kondisi saat ereksi, Lapisan – lapisan lapisan pembungkus testis Gambar 11. Lapisan – Sumber: Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Twelfth edition. New York: John Wiley & Sons, 2009. p.1081-1111
Terdapat sebuah ikat fibromuskular yang membentang dari lapisan dartos menuju kutub bawah testis yang berfungsi sebagai termoregulator. Skrotum memperoleh perdarahan dari Aa. pudenda externa cabang arteri femoralis, cabang skrotalis arte ri pudenda interna, dan
yaitu dorsum penis untuk permukaan sebelah postero – – superior. Sedangkan sisi yang berlawanan dinamakan permukaan uretral. Corpus penis memiliki jaringan masa erektil, yaitu corpora cavernosa kanan dan kiri serta corpus spongiosum penis yang letaknya di garis tengah permukaan urethral corpora cavernosa penis. Jaringan masa erektil ini ditutupi oleh tunica albuginea lapis dangkal.
menghasilkan smegma. Pokoknya corona tuh gunung di pangkal glans (ingat, corona = mahkota, jd corona glandis = mahkota penis) trus ada jurang di belakangnya itu namanya collum glandis. Kulit penutup penis yang membungkus glans dan dapat dilipat disebut praeputium penis. Bagian dalam praeputium dilekatkan ke glans penis dan tepi mukosa orificium urethrae externum melalui frenulum preputii. Corpus penis disangga oleh ligamentum fundiforme penis dan ligamentum suspensorium. Penis diperdarahi oleh arteri
profunda penis dan arteri dorsalis penis untuk corpus cavernosa, sedangkan untuk corpus spongiosa diperdarahi oleh arteri bulbi urethrae dan arteri urethralis. Aliran darah baliknya melalui vena dorsalis penis profunda dan berakhir pada pleksus prostaticus. Biat posisinya, ingat nih, yg arteri profunda ada di dalam corpus cavernosa, sedangkan arteri dorsalis penis, nervus dorsalis penis, dan vena dorsalis penis profunda ada di atas corpus cavernosa. Susunannya liat di gambar berikut:
Gambar 14. Potongan melintang penis Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Jadi pas praktikum, perhatikan, vessel yg di superior trus di tengah itu adalah vena dorsalis profunda. Di kiri kanannya masing2 ada 1 vessel namanya arteri dorsalis penis. Kalo nervus gk keliatan. Untuk vena dorsalis penis superficialis, dia ada di kulit dan Gambar 13. Struktur internal penis dan vaskularisasinya Sumber: Graaff VD. Human anatomy. Sixth edition. New York: The McGraw – Hill Hill Companies, 2001. p.712-755
Pada permukaan dorsal penis terdapat vena dorsalis penis profunda, arteri dorsalis penis, dan nervus dorsalis penis. Uretra berada dalam corpus spongiosum, sedangkan pada kedua corpus cavernosum terdapat arteri profunda penis. Corpus spongiosum membesar di ujung penis, membentuk glans penis. Basis glans penis memiliki proyeksi melebar yang disebut corona glandis dan penyempitan di belakangnya yang disebut collum penis. Pada corona glandis dan collum penis dijumpai kelenjar – – kelenjar sebasea yang
fascia superficialis. Biasanya vena ini mengalami varises pada penis pornstar (fakta). Untuk persarafannya diperoleh dari nervus pudendus dan pleksus pelvicus. Sedangkan aliran getah beningnya menuju Nnll. inguinales superficiales (untuk kulit penis) dan menuju Nnll. iliaci interni (untuk jaringan erektil dan urethra pars cavernosa).
Glandula prostata Merupakan struktur yang mengelilingi uretra pars prostatica dan merupakan kelenjar asesoris terbesar dalam sistem reproduksi pria. Letak prostat adalah di bagian bawah
pelvis minor (ingat bagian PAP dan PBP di atas), di antara tepi inferior symphysis + arcus pubis dengan ampulla recti . Apex prostat menghadap bawah sedangkan basisnya menghadap ke atas. Uretra akan meninggalkan prostat pada cranio – cranio – ventral ventral bagian apex. Selain ditembus uretra, dia juga ditembus dua ductus ejaculatorius pada daerah lekukan kelenjar yang ada di tepi superior permukaan posterior kelenjar. Kedua duktus ini membagi prostat jadi bagian superior dan inferior. Bagian superior adalah bagian eksternal lobus medius sedangkan bagian inferiornya ada alur median dangkal pemisah lobus lateral kanan dan kiri. Lobus lateral membentuk masa utama Gl. prostata dan ke arah ventral berkesinambungan dengan lobus medius di dorsal uretra. Di ventral uretra, ada jaringan ikat yang ngehubungin semua lobus ini dan membentuk struktur non kelenjar yang disebut lobus anterior. Sedangkan lobus posterior ada di aspek dorsal, membentang di latero caudal membentuk apex kelenjar.
cavernosa, yaitu 2,5 cm di sebelah kaudal membran perinealis. Kelenjar ini mensekresikan mukus yang memasuki uretra ketika berhubungan seks.
ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN Organ reproduksi wanita dibagi menjadi organ genitalia interna dan (pudendum/vulva). Genitalia interna terletak di dalam rongga panggul, yaitu: 1. Ovarium. 2. Tuba uterina. 3. Uterus. 4. Vagina.
eksterna
lobus – lobusnya lobusnya dan ductus ejaculatorius Gambar 15. Glandula prostata beserta lobus – Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Bingung? gini aja gampangnya: belek prostat dalam bidang sagital, trus liat ductus ejaculatoriusnya dimana. Lobus yang diatas ductus itu lobus medius, dibawah ductus itu lobus posterior, kalo yang di anterior uretra itu lobus anterior. Kalo 2 yang disamping (dilihat dari belekan coronal) itu lobus lateral. Gampang kan? So easy dude! Batas superior dari permukaan anterior prostat dihubungkan ke os pubis dengan ligg. puboprostaticum. Muara dari saluran keluar prostat adalah uretra pars prostatica. Ada makna klinis yg penting dari prostat, yaitu lobus medius yang sering membesar dan menyumbat orificium uretrae internum.
Kelenjar bulbourethralis (Kelenjar Cowper) Kedua kelenjar ini terletak pada bagian lateral uretra pars membranosa, di dalam kantung perinealis profundus, yaitu pada bagian kranial membrana perinealis dan bulbus penis. Kelenjar ini terbungkus musculus sphincter urethrae dengan saluran keluarnya yang menembus membrana perinealis yang kemudian bermuara ke urethra pars spongiosa
Gambar 16. Struktur organ reproduksi wanita pada bidang sagital Sumber: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
GENITALIA INTERNA Ovarium Ovarium homolog dengan testis dan merupakan tempat oogenesis yang berlangsung sejak dari kandungan. Organ ini ada 2 pasang dan berbentuk buah almon dengan ukuran panjang 3 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. Ovarium memiliki permukaan lateral dan medial, ekstremitas tubaria dan uterina, dan tepi mesovaricus dan libera. Khusus pada perempuan yang belum pernah melahirkan, sumbu panjang ovarium memiliki arah vertikal. Masing – Masing – masing masing ovarium melekat di aspek postero – superior ligamentum uteri, di sebelah postero – inferior tuba uterina, dan pada fossa ovarica Waldeyer di dinding lateral panggul . Namun, bentuk ovarium bervariasi dan berubah setelah kehamilan pertama dan tidak pernah kembali lagi. Pada bagian anterior, margo mesovaricus ovarium dilekatkan ke permukaan belakang lig. latum oleh mesovarium. Terdapat 2
ekstremitas pada ovarium, yaitu ekstremitas uterina dan ekstremitas tubaria. Ekstremitas tubaria merupakan ujung akhir dari tempat melekatnya tuba uterine dengan uterus via ligamentum suspensorium ovarii. Sedangkan ekstremitas uterine merupakan bagian yang menempel dengan uterus via ligamentum ovarii proprium. Ovarium diperdarahi oleh A. ovarica dengan pembuluh balik berupa plexus pampiniformis yang diteruskan ke V. ovarica. V. ovarica kanan bermuara ke V. cava inferior, sedangkan yang kiri menuju V. renalis kiri sebelum memasuki V. cava inferior. Untuk persarafannya berasal dari plexus ovaricus. Sedangkan aliran getah beningnya menuju Nnll. para – para – aortici aortici (aortici lateralis) dan pre – pre – aortici. aortici.
Tuba uterina Berfungsi untuk mengantarkan ovum ke dalam cavum uteri. Letaknya berada di tepi atas lig. latum uteri.Tuba uterina memiliki panjang sekitar 10 cm dan terdapat pada tepi atas mesosalpinx, yang kemudian bermuara ke dalam sudut superior cavum uteri (muara medial). Sedangkan ke arah lateral, tuba uterina membentang hingga sejauh kutub tubaria ovarium dan melewati ostium abdominale tubae uterinae yang kemudian bermuara ke cavum peritonei. Tuba uterina bermuara ke cavum peritonei melalui ostium abdominale tubae uterinae. Tuba uterina dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Infundibulum, yaitu bagian distal akhir dari saluran yang bermuara ke kavitas peritoneal melalui ostium abdomen. Terdapat struktur seperti jari – jari – jari pada akhir infundibulum yang disebut sebagai fimbriae. 2. Ampulla, yang merupakan bagian terlebar dan terpanjang dari saluran tuba uterine. Ampulla merupakan tempat terjadinya fertilisasi. 3. Isthmus, yang merupakan bagian paling tebal. 4. Uterine, yang merupakan segmen intramural pendek dari tabung yang memasuki uterus dan membuka melalui ostium uterine ke dalam cavum uteris.
Pendarahan tuba uterina berasal dari arteri ovarica dan arteri uterina. N. vagus mempersarafi bagian lateral tuba uterina sedangkan N. sphlanchnicus pelvicus mempersarafi bagian medialnya.
Uterus Merupakan organ yang terdiri dari otot dan berdinding tebal, berongga, terletak dalam panggul, antara vesica urinaria di sebelah antero – antero – inferior inferior dengan colon sigmoideum dan rectum di sebelah postero – postero – superior. superior. Uterus memiliki panjang 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm, dan berat 30 – 30 – 40 40 gram. Cavum uteri merupakan muara tuba uterina dan pada bagian caudalnya, cavum uteri menyempit sebagai ostium internum uteri. Kemudian akan dilanjutkan sebagai canalis cervicis uteri pada bagian yang lebih ke kaudal lagi. Uterus dibagi menjadi 2 bagian yait u corpus uteri dan cervix uteri. Biar gampang, cara membedakan mana corpus uteri dan mana cervix uteri adalah dengan melihat daerah penyempitan (ostium internum uteri). Di kranial penyempitan merupakan corpus uteri sedangkan di caudalnya adalah cervix uteri. Untuk si corpus uterinya, dibagi lagi nih berdasarkan letak lubang muara tuba uterina. Daerah kranial muara tuba uterina merupakan fundus uteri, sedangkan kaudalnya adalah corpus uteri.
Gambar 18. Ovarium dan struktur sekitarnya Sumber 1 (kiri): Graaff VD. Human anatomy. Sixth edition. New York: The McGraw – Hill Hill Companies, 2001. p.712-755 Sumber 2 (kanan): Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Twelfth edition. New York: John Wiley & Sons, 2009. p.1081-1111
Gambar 17. Ovarium dan struktur sekitarnya. Sumber: Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010
Untuk si serviks, lobang masuknya tadi adalah si ostium internum uteri, trus dilanjutkan dengan saluran yang namanya canalis cervicis uteri dan berakhir dengan lobang yang namanya ostium externum uteri. Si cervix ada bagian yang nonjol ke vejaina, yang nantinya membuat dia dibagi jadi dua pars. Gimana cara bedainnya adalah dengan menarik garis dari kedua mulut vejaina berseberangan yang ditembus cervix sehingga terbagilah cervix menjadi 2, yang di atas garis itu namanya pars supravaginalis cervicis,
sedangkan yang di bawah garis adalah pars vaginalis cervicis (portio vaginalis). Portio vaginalis ini berproyeksi ke dinding anterior vagina. 1/3 bagian atas cervix disebut isthmus cervicis yang mempunyai mukosa yang ikut mengalami siklus menstruasi. Posisi uterus dapat berubah2, terutama disebabkan vesica urinaria yang terisis penuh/tidak dan adanya rectum. Sedangkan posisi cervix uteri lebih mantap dan dapat bersentuhan dengan vagina ketika vesika urinaria kosong. Sumbu panjang vagina sesuai dengan PBP, sedangkan sumbu panjang cervix sesuai dengan PAP. Namun, karena uterus posisinya bervariasi, maka sumbu panjang uterus dan cervix jarang segaris. Apabila kedua bagian tersebut terbuka ke arah muka/anterior maka disebut antefleksi. Dalam keadaan normal, uterus memiliki posisi antefleksi dan anteversi. Gambar 19. Posisi uterus Sumber 2 (kanan): Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Pendarahan pada uterus berasal dari A. uterina yang kemudian beranastomosis dengan A. ovarica dan A. vaginalis. Kemudian persarafannya berasal dari plexus ovarica dan hypogastricus inferior. Serabut simpatis preganglionernya berasal dari Th 12 dan L1, sedangkan serabut parasimpatik preganglionernya berasal dari S2 – S2 – 4. 4. Corpus uteri hanya dipersarafi oleh saraf – saraf – saraf saraf simpatis.
Vagina (Baca: vejaina, panggilan: panggilan: vee jay) Merupakan organ kopulasi pada wanita berupa saluran fibromuskular yang naik ke postero – – superior, membentang dari vestibulum hingga uterus. Ujung atas vagina mengelilingi portio vaginalis cervicis. Terdapat recessus berbentuk cincin antara cervix uteri dengan vagina yang disebut sebagai fornix dan terbagi 3, yaitu fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral; yang sebenarnya merupakan satu bagian yang saling berhubungan. Jadi yang namanya fornix itu Cuma ada satu, tapi karena kita potong sagital, muncullah fornix anterior dan posterior. Sedangkan pada potongan coronal terlihatlah fornix lateral. Klo di praktikum, di potongan sagital uterus yang ada kistanya itu ada fornix posterior (lebih panjang dan berlumen) dan fornix anterior (pendek, kecil, dan sempit). Dinding anterior vejaina berbatasan dengan uretra dan basis vesica urinaria. Seperempat atas dinding posterior vagina ditutup peritoneum dan dipisahkan dari rectum oleh excavatio
rectouterina/cavum douglas, sedangkan excavatio vesicouterina memisahkan vesica urinaria dengan uterus. Vagina itu artinya sarung, dia punya rugae – – rugae (kyk yg di uzus). Dia itu panjangnya 7 – 7 – 9 9 cm. Trus, gimana donk caranya penis yang 20 cm bisa masuk? mentok donk? Tenang saja, jadi saat torpedo panjang besar itu dimasukkan, rugae ini akan ketarik sehingga vejaina jadi tambah panjang dan bisa membungkus keseluruhan penis. Hebat kan? Perdarahan pada vagina berasal dari percabangan arteri iliaca interna, yaitu arteri vaginalis, arteri uterina, arteri pudenda interna, dan arteri rectalis media. Sedangkan venanya membentuk pleksus berawal dari vena vaginalis yang kemudian bermuara ke vena iliaca interna. Persarafan pada vagina berasal dari plexus vaginalis dan Nn. sphlanchnici pelvici . Khusus vagina bagian bawah dipersarafi oleh N. pudendus.
Jaringan – jaringan pemfiksasi ovarium, tuba uterina, dan uterus Terdapat 4 struktur jaringan pemfiksasi genitalia interna, yaitu Lipatan/refleksi peritoneum: a. Plica uterovesicalis (lig. anterior): membentang dari batas corpus dan cervis urteri hingga vesica urinaria. b. Plica rectovaginalis (lig. posterior) : membentang dari fornix vaginae posterior hingga bagian depan rectum dan membentuk dasar excavatio rectouterina yg dalam. c. Plica rectouterina: membentang dari cervix uteri pada tiap sisi rectum sampai dinding posterior pelvis dan berisikan jaringan ikat dan otot polos yang melekat di ventral sacrum, membentuk lig. sacrouterinum. d. Ligamentum latum uteri: merupakan 2 lapisan peritoneum yang membentang dari uterus menuju dinding lateral panggul. Tuba uterina terletak pada tepi bebas bagian atas lig. latum uteri. Bagian atas lig. latum yang terletak di antara tepi bebas dan mesovarium adalah mesosalpinx. Fungsi mesosalpinx adalah memfiksasi tuba uterina. Kemudian ada mesovarium yang melekatkan ovarium ke lapis posterior lig. latum uteri. e. Lig. suspensorium ovarii (lig. infundibulopelvicum) merupakan bagian lig. latum yang terletak antara infundibulum dengan kutub tubaria/jkutub atas ovarium dengan dinding lateral panggul. Isi dari ligamentum suspensorium adalah arteri, vena, dan nervus ovarica. Kalo mesometrium adalah bagian latum yang membentang dari dasar panggul ke mesovarium dan corpus uteri.
1.
2.
Jaringan yang berasal dari lig. genitale caudale (homolog gubernaculum testis): a. Ligamentum teres uteri: terletak diantara kedua lapis lig. latum, sebelah antero – – inferior tuba uterina. Dia akan memasuki canalis inguinalis yang nantinya bergabung dengan jaringan penyambung labium majus.
b. Ligamentum ovarii proprium: menghubungkan sudut lateral uterus menuju 3.
4.
ekstremitas uterina (inferior) ovarium dan terletak dalam lig. latum uteri. Penebalan fascia pelvis : a. Ligamentum cardinale Mackenrodt: membentang dari sisi cervix uteri hingga fornix vaginae lateralis dan berlanjut dengan jaringan ikat sekitar pembuluh darah panggul yang berperan untuk menstabilkan uterus. b. Ligamentum pubocervicale: menghubungkan cervix uteri dan vagian bagian atas menuju permukaan belakang os pubis. Diafragma pelvis: M. levator ani, M. coccygeus, diafragma urogenital, dan badan perineal berfungsi sebagai penyangga mekanik uterus .
2.
Labia majora. Merupakan dua lipatan kulit longitudinal dari mons pubis hingga perineum. Lig. teres uteri berakhir pada anterior labium majus dan ke arah ventralnya terdapat penyatuan kedua labia membentuk commisura anterior. Sedangkan penyatuan labium majus ke arah posterior bersama dengan kulit membentuk commisura posterior, yang merupakan batas posterior vulva. Daerah antara commisura posterior dengan anus disebut perineum.
3.
Labia minora. Merupakan dua lipatan kulit kecil, tidak berlemak, di antara kedua labium majus. Ini yg suka belel di orang yang rajin coitus, sampe2 belelnya kyk bibir disobek – sobek. – sobek. (tapi ini kata orang2 sum sih, gw gk pernah liat, maklum gw masih polos dan lugu). Klo pada gadis perawan, masih bagus warnanya pink dan rapih di antara labium majora. Berbeda sama yang udah dihajar “itunya”, warnanya kehitaman dan menebal, beneran kayak bibir. Nah, si labia minora ini di anteriornya bercabang jadi 2, yaitu lapis anterior yang melintas di atas klitoris dan lapis posterior yang melintas di caudal klitoris. Lapis anterior membentuk praeputium clitoridis, sedangkan lapis posterior membentuk frenulum clitoridis. Labia minora di posteriornya akan bergabung membentuk
GENITALIA EKSTERNA Sedangkan organ genitalia eksternanya terletak pada antero – antero – inferior arcus pubis, yang meliputi seluruh bangunan yang disebut pudendum/vulva, antara lain:
4.
frenulum labiorum minorum/labiorum pudendi/fouchette. Clitoris. Merupakan struktur erektil yang terletak postero – postero – inferior inferior terhadap commisura anterior dan memiliki dua corpora cavernosa yang terdiri atas jaringan erektil. Masing – masing – masing corpus cavernosum melekat pada ramus ischiopubis dan tertutup oleh musculus ischiocavernosus. Ujung distal dari corpus cavernosa adalah glans clitoris. Disini banyak saraf – saraf – saraf saraf sensori. Daerah ini disebut juga sebagai G spot.
5.
Bulbus vestibuli. Homolog dengan bulbus dan corpus spongiosum penis, yang merupakan dua masa erektil memanjang, menyisir sisi orificium vaginae dan bersatu pada daerah ventral orificium. Masing – – masing bulbus vestibuli tertutup oleh M. bulbospongiosus.
6.
Homolog dengan glandula bulbourethralis berupa 2 bangunan kecil, bulat atau oval, kuning kemerahan, dan sering tumpang tindih dengan ujung posterior bulbus vestibuli. Kelenjar ini bermuara melalui ductus sepanjang 2 cm ke alur antara hymen dengan labium minus.
Gambar 20. Genitalia eksterna. Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
1.
7. Vestibulum. Berada di antara kedua labium minus dan berisikan orificium vaginae, orificium urethrae externum, dan muara – muara – muara muara glandula vestibularis minores. Terdapat fossa vestibuli di antara orificium vaginae dan frenulum labium minores.
Mons pubis. Merupakan masa jaringan lemak subkutis yang ditumbuhi rambut pubis dan terletak pada anterior symphysis pubis. Ribet ya bahasanya? udah biar gampang inget aja ini tuh daerah jembut. Kadang dibikin joke kalo jembut metastasis ke ketekz ato jenggot (sori kalimat ini gak penting, biar gk ngantuk aja, ini teori para fakir asmara).
Glandula vestibularis major.
8.
Orificum urethrae externum. Udah tau lah ya ini, lubang saluran kencing, ada di anterior introitus vaginae (bacanya: introitus vejaina)
9.
Orificium (introitus) vaginae. Merupakan celah sagital yang terletak postero – postero – inferior terhadap orificium urethrae externum. Bahasanya berat ya? udah, ini tuh lubang masuk vagina, tempat normal coitus, jangan dimasukin ke orificium urethrae externum ya.
10. Hymen vaginae. Merupakan lipatan mukosa tipis di bagian dalam orificium vaginae. Sisa hymen yang pecah disebut sebagai caruncula hymenalis. Ini nih bagian yang penting, bagian ini jebol klo ud pernah dimasukin torpedo (penis), tapi sekarang ada operasi buat rekonstruksinya jd para pria harus lebih jeli dan hati2 dalam menyikapi hymen bawaan/congenital dengan hymen sintesis/acquired. Bagian ini penting dalam pemeriksaan pada kasus pemerkosaan. Jadi diliat tuh carunculanya, kalo orang yg ngesex normal2 aja (santai, gk ganas, gk brutal, gk BDSM, gk masokist, gk pake colok2an besi) itu bentuknya bagus rapih di dinding vejaina. Berbeda sama cewe yg cowonya langsung main hajar aje (diperkosa/dirape, BDSM, masokist, dll), itu carunculanya berantakan, ada lapisan yg lebih tebal, lebih tipis, pokoknya kyk dikoyak paksa.
GLANDULA MAMMA PEREMPUAN Kelenjar ini dijumpai pada laki – laki – laki laki dan perempuan, namun pada perempuan kelenjar ini lebih berkembang dan berdiferensiasi terutama sewaktu dan sesudah pubertas.(Wuooww!) Kelenjar ini terdiri dari 3 komponen, yaitu jaringan kelenjar tubo – – alveolar yang mensekresikan ASI, jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan lobus – – lobusnya, dan jaringan lemak interlobar yang sangat dominan kecuali ketika laktasi. Payudara pada perempuan terletak pada fascia superficialis, terutama di ventral terhadap M. pectoralis major, M. serratus anterior, M. obliquus abdominis externus dan aponeurosisnya. Di antara otot2 ini dengan basis Gl. mamma ada fascia pectoralis profunda dan di lapisan bawahnya terdapat ruang retromammary/submammary yang berisikan jaringan penyambung. Adanya ruang retromammary membuat Gl. mamma bisa digeser2 pada fascia pectoralis profunda. Makna klinis: kalo ada malignancy, Gl. mamma terfiksasi di M. pectoralis major. Payudara dapat meluas ke arah lateral dengan basis yang membentang dari tulang iga 2 sampai 6 dan secara transversal setinggi tulang rawan iga 4. Kelenjar ini meluas dari linea parasternalis sampai linea mid – mid – axillaris. axillaris. Bentuknya bervariasi, ada separuh bulatan (hmm, aneh), kerucut (oh, tajam men, perih!), bergelantung (ah, udh belel), buah pir (boleh juga), apel (woow), melon (oh yeahh, that’s awesome dude!), dude!), atau telor ceplok (-___- ooh man). Terdapat sekat fibrosa/ligg. suspensorium cooper yang menyangga lobulus kelenjar. Ligg. suspensorium cooper ini ada di bagian cranial kelenjar dan membentang dari kulit dan puting susu menuju fascia pectoralis profunda.
Gambar 21. Payudara Sumber 1 (kiri): Graaff VD. Human anatomy. Sixth edition. New York: The McGraw – Hill Hill Companies, 2001. p.712-755 Sumber 2 (kanan): Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
Papilla mammae/puting susu merupakan proyeksi silindrik atau kerucut pada bagian tengah anterior glandula mamma. Letak puting susu pada wanita nullipara (belum pernah melahirkan) setinggi sela iga 4. Warna puting susu dapat bervariasi dari merah muda, coklat muda, atau coklat gelap. Puting susu dilintasi 15 – – 20 muara ductus lactiferi mammae dan memiliki sel miosit polos yang berfungsi untuk berkontraksi sehingga puting susu dapat tegang. Dasar papil dikelilingi oleh areola mamae yang berwarna merah muda pada wanita nullipara. Pada bulan ketiga kehamilan, areola mammae menjadi lebih lebar dan lebih gelap. Ketika masa laktasi telah usai, pigmentasi akan sedikit berkurang, namun tidak dapat kembali ke warnanya semula (hayoloh, ketahuan pernah hamil). Areola mammae membesar karena mengandung kelenjar sebasea yang berfungsi untuk mensekresikan lemaknya sebagai pelumas ketika laktasi. Payudara pada pria berbeda dengan wanita, payudara pada pria tetap rudimenter dan tanpa alveoli. Payudara diperdarahi oleh A. axillaris, A. thoracica interna, dan Aa. intercostales. Pembuluh venanya akan membentuk sirkulus venosus pada basis papilla mammae dan bermuara di V. axillaris dan V. thoracica interna. Sedangkan persarafannya berasal dari Nn. intercostales 4 – 4 – 6. 6. Untuk aliran getah beningnya, 75 % getah bening Gl. mamma melalui Nnll. axillaris dan sisanya menuju Nnll. parasternalis atau Nnll. intercostalis.
ANATOMI FISIOLOGIS FISIOLOGIS
3.
Seharusnya bagian ini udah ada di faal ato kuliah lainnya, tapi kita bahas aja secara superfisial sebagai pengantar.
1.
2.
Di panggul: Serabut saraf otonom (plexus hypogastricus inferior) melintas di posterolateral gl. Prostata dan memasuki corpora cavernosa dan corpus spongiosum. Serabut saraf ini berfungsi mengatur aliran darah. N. dorsalis penis cabang N. pudendus menghantarkan sensasi pada penis.
Perilaku seksual Melibatkan partisipasi saraf-saraf otonom dan somatik serta integrasi sistem saraf pusat spinal dan supraspinal. Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi bergantung juga pada status saraf perifer, integritas suplai vaskular dan biokimia dalam corpora cavernosa.
Saraf perifer penis
4.
Ejakulasi Ejakulasi terjadi akibat rangsangan saraf simpatis. Setelah ejakulasi, penis akan melemas karena pelepasan neurotransmittor terhenti. Prosesnya adalah terbukanya otot polos trabekular yang membuka saluran vena sehingga darah terdorong keluar dan penis melemas.
Ereksi. Sebagai respon rangsang sentuhan, penghidu dan visual. Dalam ereksi, integrasi dan pengaturan lintasan hypothalamus dan limbic (struktur pada daerah batas antara cortex cerebri dan hypothalamus) penting karena merupakan kontrol sistem saraf otonom. Rangsang aferen ditentukan pada otak depan dan diteruskan ke hypothalamus. Lintasan eferen dari hypothalamus berkas medial otak depan & ke kaudal: pusat otonom sacral oleh traktus reticulospinalis. Ketika laki2 dirangsang terus menerus secara erotis, terjadi penutupan dari anastomosis arteriovenous sehingga darah tertahan di corpus cavernosa. Otot polos pada trabekula fibrosa dan arteri helicine berpilin mengalami relaksasi akibat stimulasi parasimpatis (inilah mengapa ereksi terjadi di bawah pengaruh parasimpatis, yaitu supaya pembuluh darah di corpus cavernosa bervasodilatasi). Hal ini mengakibatkan lebih banyak darah yang mengalir dan mengisi pembuluh darah yang berdilatasi di corpus cavernosa. Kemudian M. bulbospongiosus dan M. ischiocavernosus akan menekan aliran balik vena dari corpus cavernosa sehingga corpus cavernosa dan spongiosa menjadi terisi penuh oleh darah menyebabkan badan erektil menjadi membesar dan rigid sehingga terjadilah ereksi.
Yeaahhhhhhh. Akhirnya beresssss. hahahahaha. Demikianlah yang bisa saya berikan mengenai anatomi. Ternyata mempelajari alat untuk oh yeah oh yeah lebih susah daripada cepak cepoknya ya. Semoga teman – teman – teman dapat memahami dengan baik semua yang telah dijelaskan, kalau belum bacalah 2 – – 3 kali nanti juga hafal sendiri. Mohon maaf atas joke – – joke gila diatas, tapi itu semua semata2 untuk menghibur teman – teman – teman teman dan biar gk ngantuk pas baca. Kalo ada kekurangan, saya mohon yang sebesar2nya, tolong jgn hukum saya dengan membom bulbus dan crus saya, tapi post saja di milis dan akan saya jawab atau mungkin teman2 yang jawab. Untuk sumbernya ada di bawah, boleh diliat, apalagi yang moore soalnya disitu vejainanya sama labium minusnya bagus (tapi itu cewe ud dijebolin). Semoga tentir ini berguna untuk ujiannya karena pengalaman pas respi ditanyanya yg aneh2, mungkin di modul ini ditanyain untung ruginya style2 kali. haha. Semoga kita semua sukses sumatifnya dan lulus semua. Amin. GBU.
Referensi 1
Graaff VD. Human anatomy. Sixth edition. New York: The McGraw – – Hill Companies, 2001. p.712-755 2 Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Twelfth edition. New York: John Wiley & Sons, 2009. p.1081-1111 3 Scanlon VC, Sanders T. Essentials of anatomy and physiology. Fifth edition. Philadelphia: F.A. Davis Company, 2007. p.457-467 4 Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66 5 Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. Philadelphia: Elsevier, 2007 6 Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented anatomy. Sixth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2010 Gambar 22. Perbedaan kondisi korpus kavernosa dalam keadaan tidak ereksi (kiri) dan ereksi (kanan) Sumber: Gunardi S. Anatomi sistem reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. h.1-66
[Rynaldo Partogi]
T-02 BIOSINTESIS HORMON PADA KEHAMILAN DAN LAKTASI Halo teman” semua, ketemu lagi di tentir biokimia ini. Tentir biokimia ini bahannya tidak susah banget kok, jadi semoga dapat segera kita kuasai dan dapat lanjut ke tentir berikutnya. Semoga materi yang dipelajari berguna ketika kita menjadi dokter nanti. Ayo, kita belajar dengan semangat.. :)
HORMON Hormon merupakan suatu chemical messenger yang disekresikan oleh kelenjar pada sel target, endokrin ke dalam aliran darah, berikatan dengan reseptor spesifik pada dan menimbulkan respon tertentu. Hormon berbeda dengan enzim dalam, di mana hormon dibentuk organ yang bukan tempat kerjanya, tidak selamanya protein, harus masuk ke dalam aliran darah, dan bekerja pada sel (bukan substrat). Hormon dapat dibedakan menurut beberapa hal seperti struktur/prekursornya, reseptor/ cara kerjanya, dan sifat kimianya.
Menurut strukturnya, hormon dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu peptida dan steroid. Peptida memiliki sifat kimia larut dalam air (hidrofilik/ liofobik), sedangkan steroid memiliki sifat kimia tidak larut dalam air (hidrofobik/ lipofilik). Oleh karena itu, hormon steroid harus berikatan dengan protein transport di aliran darah. Hormon reproduksi sebagian besar merupakan hormon steroid, sehingga harus berikatan dengan protein transport di dalam darah. Berikut ini daftar sebagian besar hormon berdasarkan strukturnya. (ga ada kuliah, tapi entah kenapa waktu kuliah diingatkan untuk dibaca kembali.. yang saya bold hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi, walaupun tidak semuanya dibahas dalam kuliah yaa) Peptida: a. Glikoprotein kompleks: LH (HCG), FSH, TSH b. Polipeptida: ACTH, GH, prolaktin, oksitosin, ADH/ vasopressin, insulin, glukagon, IGF/somatomedin, paratiroid, kalsitonin Amin: tiroid (T3 dan T4), katekolamin (norepinefrin, epinefrin, dopamin) Steroid: aldosteron, kortisol, androgen, testosteron, progesteron, estrogen, asam retinoat, 1,25 DHC
Cara kerja hormon berfungsi sesuai sifat kimianya pula , yaitu hormon yang larut dalam air (lipofilik/ hidrofobik) akan berikatan dengan reseptor di luar membran, sedangkan hormon yang tidak larut dalam air (hidrofobik/ lipofilik) akan berikatan dengan reseptor di dalam sel . Berikut ini adalah daftar hormon berdasarkan reseptornya dan second messenger yang digunakan. (ini juga ga ada di kuliah, tapi kalo mau dibaca boleh) G coupled membran reseptor:
a. cAMP/ PKA: LH (HCG), FSH, TSH, ACTH, ADH/ vasopressin, glukagon, katekolamine (norepinefrin, epinefrin, dopamine), paratiroid, kalsitonin, CRH (cortisol relasing hormone ), ), GHRH (growth (growth hormone releasing hormone ), ), GHIH (growth (growth hormone inhibitory hormone )/ )/ somatostatin b. IP3/Ca2+ dan DAG/PKC: TRH, GnRH, oksitosin Membran enzim-linked reseptor: a. Tyrosine kinase: insulin, IGF/ somatomedin b. JAK/ STAT: GH, prolaktin Reseptor intrasel: aldosteron, kortisol, androgen, testosteron, progesteron, estrogen, asam retinoat, 1,25 DHC, tiroid (T3 & T4) a.
Berikut ini gambar cara kerja dari masing-masing reseptor, di mana kita lihat bahwa
hormon reproduksi umumnya berasal dari steroid sehingga dapat menembus membran sel dan berikatan dengan reseptor intrasel. Ikatan ini akan mengaktifkan protein tertentu yang berperan dalam transkripsi/ translasi bagian tertentu DNA yang dikenal sebagai hormone responsive element (HRE). (maap yang reseptor intrasel nemu gambarnya yang hormon tiroid, api kurang lebih sama kok)
Setelah bekerja di dalam sel, hormon akan memberi feedback ke atas untuk mengatur dirinya sendiri atas nama homeostasis. Selain feedback, hormon juga dipengaruhi oleh bioritme, seperti diurnal dan pengaturan kemunculannya (seperti pubertas dan siklus menstruasi). Hormon reproduksi umumnya meningkat sekresinya pada masa-masa tertentu, seperti pada saat pubertas. Namun, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa tertentu seperti pola makan dan keadaan psikis, sehingga dapat menimbulkan pubertas dini atau terlambat. Siklus menstruasi juga dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan dan psikis.
HORMON STEROID Berikutnya akan kita bahas mengenai sintesis hormon-hormon steroid, lalu kemudian oleh penjelasan struktur masing-masing hormon reproduksi. Tetap semangat yaa.. *bring the boys out! bring the boys out! #ehh.. hahah~ :) Hormon steroid disintesis di jaringan dari asetil CoA , diekstrasi dari simpanan kolestrol ester intrasel, dan diserap sel dalam bentuk lipoprotein. Berikut ini akan dibahas pembentukan kolesterol dan sintesisnya menjadi hormon steroid. (sebenernya yang pembentukan kolesterol ga ada di kuliah, tapi disuruh ingat kembali kuliah metabolisme lipid di modul lalu,haha) Kolesterol disintesis dari asetil CoA, di mana proses awalnya didahului oleh pembentukan mevalonate. Pada tahap awal pembentukan mevalonate ini, dua asetil CoA berkondensasi menjadi acetoacetil CoA. Acoteoacetil CoA ini berikatan lagi dengan molekul acetil CoA lainnya, sehingga tebentuk HMG CoA (3-hidroksi 3metilglutaril CoA) . HMG CoA (6 atom C) diubah menjadi mevalonate (5 atom C), dengan membuang 1 atom C. Proses ini dikatalisis oleh enzim HMG CoA reduktase, di mana enzim ini terdapat pada retikulum endoplasma dengan tempat aktif menonjol ke sitosol. Nah, selanjutnya akan terjadi proses fosforilasi oleh ATP dan dekarboksilasi sehingga terbentuk isopoentil pirofosfat . Enam unit isoprene ini akan berkondensasi menjadi skualen, yang terdiri dari 30 atom C. Lalu, tahap terakhir adalah perubahan skualen menjadi lanosterol. Lanosterol ini akan dibuang atom 3 C sehingga akhirnya akan terbentuk kolesterol dengan 27 buah atom C.
Selanjutnya, hormon kolesterol ini akan dipakai jaringan endokrin tertentu , seperti adrenal dan gonad untuk membentuk hormon steroid. Proses pembentukan hormon steroid ini mengikuti jalur-jalur atau urutan tertentu, di mana sebuah hormon dapat menjadi prekursor pembentukan hormon lainnya. Selain itu, pembentukan hormon steroid hanya dapat terjadi apabila jaringan endokrin tersebut memiliki enzim untuk hormon mineralokortikoid dan membentuknya. Umumnya pembentukan glukokortikoid berada pada kelenjar adrenal, sedangkan pembentukan hormon seks berada di kelenjar adrenal dan gonad.
Nah, berikut ini jalur-jalur pembentukan hormon kolesterol, agak ribet memang, tapi mau ga mau harus dihapal. Mungkin yang bisa saya bantu adalah panduan menghapalnya. Jadi kolom-kolom warna itu menandakan golongan hormonnya dan masing-masing golongan hormon memiliki jumlah atom C tersendiri. Misalkan, progesterone, mineralokortikoid (aldosterone), dan glukokortikoid (kortisol) sama-sama memiliki 21 atom C, lalu androgen (testrosteron) memiliki 19 atom C, dan estrogen memiliki 18 atom C.
17α-hydroxypregnolone (21 atom C) dapat diubah menjadi dehydroepiandrosterone/ DHEA (19 atom C) oleh enzim 17,20 lyase. DHEA kemudian dapat diubah menjadi androstenediol oleh enzim 17-beta hydroxysteroid dehydrogenase (17 β-HSD). DHEA dan androstenediol ini dapat diubah menjadi androstenedione dan testosterone dengan menggunakan enzim 3 β-HSD. Testosterone dapat diubah menjadi dehydrotestosterone oleh enzim 5α-reductase. Selanjutnya,
Androstenedione dan testosterone dapat diubah menjadi estrone dan estradiol oleh enzim aromatase. Estrone dapat diubah menjadi estriol dengan menggunakan enzim 17 β-HSD. Androstenedione juga dapat diubah menjadi testosterone dengan menggunakan enzim 17 β -HSD. (Baik estriol dan testosterone merupakan bentuk paling dominan untuk masing-masing golongan.) Estrone dan estradiol dapat terdegradasi menjadi estriol di hati maupun plasenta.
HORMON REPRODUKSI Berik utnya, utnya, akan dibahas mengenai pembentukan dan fungsi tiap” hormon reproduksi. Hormon reproduksi yang dibahas akan terbatas pada testosteron, progesteron, dan estrogen. Sebenernya agak bingung, juga kenapa prolaktin ga dibahas, padahal berperan dalam laktasi (ingat judul kuliah kita). Tapi, yaudahlah, kan estrogen dan progesterone juga berperan dalam laktasi, trus bahan ujian juga jadi sedikit berkurang.hahah Tetap semangat ya teman” belajarnya.. (Girls’ Generation make them feel the heat!) Yaudah ayo, kita belajar mengenai jenis-jenis hormon reproduksi. Oia, kalau mau ngerti bacanya sambil lihat lagi gambar tadi yaa :)
Testosterone
Jadi, begini cerita pembentukan hormon steroid. Kolesterol (27 atom C) akan dibuang rantai sampingnya oleh cleavage enzyme , sehingga akan menjadi pregnolone (21 atom C). Pregnolone ini dapat mengalami 2 nasib, menjadi progesterone oleh enzim 3-beta hydroxysteroid dehydrogenase (3 β -HSD) atau menjadi 17α-hydroxypregnolonone oleh enzim 17α-hydrolase. Nah, progesteron ini dapat terus menjadi aldosteron atau kortisol pada kelenjar adrenal, tapi pada gonad umumnya terhenti menjadi progesterone. Produksi hormon progesterone ini umumnya terjadi pada sel granulosalutein dan sel theca-lutein pada korpus luteum.
Testosteron merupakan hormon seks dominan pada pria dan merupakan hormon golongan androgen paling yang dominan di darah (terdapat pada Testosterone 95%). disintesis di testis untuk pria dan di ovarium untuk wanita. Selain itu, testosterone juga
disintesis dalam jumlah kecil di korteks adrenal untuk pria dan wanita. Testosterone dapat dibentuk melalui lintasan Δ5 (lintasan DHEA) dan lintasan Δ4 (lintasan progesterone). Pada laki-laki yang tidak memiliki enzim 5α-reductase, testosterone akan berubah menjadi estradiol, sehingga akan memiliki sifat seks sekunder
mirip wanita. Normalnya, testosterone akan diubah menjadi dehydrotestosteron. Berikut ini adalah efek dari hormon testosterone.
Estrogen terdiri dari tiga jenis hormon, yaitu estrone, estradiol, dan estriol. Estrone merupakan estrogen yang banyak diproduksi selama menopause, disimpan di sel adiposa (makanya wanita menopause
Estrogen
ga boleh terlalu kurus) dan memiliki rantai metil, keton, & hidroksil. Estradiol merupakan estrogen yang pada wanita tidak hamil dan memiliki rantai metil, hidroksil, & hidroksil. estriol Sedangkan, merupakan estrogen utama pada kehamilan dan memiliki rantai metal, dua hidroksil, & hidroksil. (supaya ga bingung, sama rantai yg dimiliki, bacanya sambil lihat gambar yaa..)
Estradiol disintesis dari prekursor testosterone, sedangkan estrone disintesis dari prekursor androstenedione. Estradiol dan estrone ini kemudian akan dimetabolisme menjadi estriol oleh enzim aromatase di hati. Oia, estriol ini juga banyak terdapat pada wanita hamil, karena pada kehamilan tua, estrogen diproduksi janin dan harus melewati plasenta. Nah, si plasenta ini mampu mengkonversi estrone dan estradiol menjadi estriol. Berikut ini adalah efek dari hormon estrogen. ---------------------------------------------
Progesterone Progesterone merupakan hormon steroid denga 21 atom C, terlibat dalam siklus berfungsi untuk mendukung kehamilan dan embriogenesis. Progesterone ini disintesis di korpus luteum dan di plasenta (hanya selama kehamilan), serta disimpan di jaringan adiposa . Selama kehamilan, kadar progesterone meningkat, diakibatkan positive feedback HCG HCG kepada korpus luteum. Namun, setelah 8 minggu kehamilan, produksi bergeser kepada plasenta, sehingga kadar HCG yang diproduksi menurun (karena tidak diperlukan lagi dalam positive feedback ). ). Oleh karena itu, tes kehamilan dengan metode HCG tidak daat dilakukan untuk kehamilan usia di atas 8 minggu.
menstruasi,
Progesterone tidak efektif diberikan secara oral karena akan dimetabolisme hati menjadi beberapa senyawa dan diekskresikan di urin dalam bentuk natrium pregnanendiol-20-glukoronida. Terdapat progesterone sintetik, yaitu 17αhidroksiprogesteron dan 19-nortestorteron, yang digunakan sebagai pil kontrasepsi, karena bersifat progestasional dan dapat menghindari metabolisme hepatik .
AKSIS HPT (HIPOTALAMUS-HIPOFISIS (HIPOTALAMUS-HIPOFISIS-TESTIS) -TESTIS) Akhirnya,kita sampai di penghujung tentir kuliah kali ini. Pada bagian akhir kuliah ini, dijelaskan secara singkat mengenai pengaturan kerja hormon-hormon reproduksi. Nah,secara umum, hormon reproduksi diatur dengan mekanisme feedback negatif dan feedback positif . Lalu dijelaskan, bahwa terdapat 2 aksis yaitu aksis HPT (hipotalamushipofisis-testis) pada pria dan aksis HPO (hipotalamus-hipofisis-ovarium) pada wanita.
Secara umum, hormon yang bekerja pada kedua aksis ini sama, yaitu pada tingkat hipotalamus dan hipofisis. Hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone ) yang dihasilkan hipotalamus akan bersifat hipofisotropik untuk menstimulasi hipofisis untuk menghasilkan FSH (follice stimulating hormone ) dan LH (luteinizing hormone ). Pada aksis HPT, FSH dan LH yang dihasilkan akan berperan dalam spermatogenesis, baik secara langsung maupun tidak langsung.
LH akan bekerja pada sel Leydig sehingga akan terjadi proses steroidogenesis, di mana sel Leydig akan menghasilkan androgen. Kemudian, androgen ini akan ditransfer ke sel Sertoli dan pembuluh darah. Ikatan androgen pada sel Sertoli akan memicu reaksi spermatogenesis di sel Sertoli. Sedangkan, androgen di pembuluh darah akan menimbulkan efek androgenik (bisa dilihat di gambar efek testosteron tadi). Androgen ini mempunyai efek feedback negatif terhadap LH.
FSH akan bekerja pada sel Sertoli sehingga akan melepaskan ABP binding protein ) (androgen sehingga androgen akan terikat pada protein ini dan mencegah andogen (yang tadi dihasilkan sel Leydig) untuk meninggalkan tubulus sehingga dengan seminiferus, demikian akan terjadi spermatogenesis. Selain itu, FSH akan menstimulus sel Sertoli untuk menghasilkan inhibin. Inhibin ini yang akan memberi feedback negatif terhadap FSH.
AKSIS HPT (HIPOTALAMUS-HIPOFISIS (HIPOTALAMUS-HIPOFISIS-OVARIUM) -OVARIUM) Pada wanita, akan terdapat aksis HPO (hipotalamus-hipofisis-ovarium), di mana komponen hipotalamus dan hipofisis akan sama dengan aksis HPT. Hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone ) yang dihasilkan hipotalamus akan bersifat hipofisotropik untuk menstimulasi hipofisis untuk menghasilkan FSH (follice stimulating hormone ) dan LH (luteinizing hormone ). Namun, pada aksis HPO ini, FSH dan LH akan dihasilkan dalam komposi berbeda, tergantung pada siklus menstruasi (akan dijelaskan pada tentir kuliah fisiologi).
FSH akan bekerja pada sel granulosa folikel ovarium, sehingga memicu pematangan folikel dari folikel sekunder menjadi folikel de Graaf. Lalu FSH akan memicu sintesis estrogen oleh enzim aromatase dengan bahan asal androgen. Estrogen akan membuat proliferasi dari sel endometrium dan juga efek estrogenik secara umum pada tubuh. Selain itu, FSH juga menempelkan reseptor LH kepada sel granulosa dan sel theca interna. FSH juga menginduksi sintesis inhibin oleh sel granulosa. Inhibin ini (sama seperti pada siklus HPT) akan memberikan feedback negatif kepada FSH. LH akan menginduki sel theca interna untuk menghasilkan androgen (efek steroidogenesis). Androgen inilah yang akan ditransfer ke dalam sel granulosa untuk diubah menjadi estrogen. Selain itu, LH akan
menginduksi dibentuknya progesterone, baik pada fase folikular dan fase luteal. Pada fase folikular , progeseteron akan dihasilkan oleh sel granulosa. Sedangkan, pada fase luteal, progesterone akan dihasilkan pada korpus luteum, baik pada sel granulosa-lutein maupun sel thecalutein.
Demikian, tentir biokimia kali ini mengenai biosintesis hormon reproduksi, untuk regulasinya dapat dibaca pada kuliah fisiologi. Semoga tentir ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf bila ada salah kata atau sesuatu yang kurang berkenan di hati. Ditunggu ya kritik, saran, dan koreksi dari teman” semua. Saya ucapkan banyak terima kasih untuk drg. Dwirini atas kuliahnya. Akhirnyaa, setelah selesai mempelajari kuliah ini, kita dapat nonton snsd bersantai sejenak sebelum mempelajari kuliah lainnya. Semangat belajar ya teman”, semoga sumatifnya dapet bagus semua. Aminnn :) [Christopher Christian H]
T-03 ETIOLOGI DAN DAMPAK ANEMIA PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN Halo, teman-teman! Masih semangat kah membaca tentirnya? Semoga masih yah, apalagi para kaum adam 2009 sepertinya menyambut girang modul ini. Okay, sekarang kita akan segera mulai pembahasannya yah
Anemia Anemia dapat diartikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah di bawah normal yang dapat terlihat pada pengukuran hemoglobin, hematokrit, atau hitung jumlah sel darah merah (SDM).1 Anemia adalah sebuah gejala, bukan diagnosis. Sebelum kita melangkah lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui batas NORMAL bagi pria dan wanita dewasa pada kondisi fisiologis Tabel 1. Nilai berbagai parameter perhitungan sel darah merah 2 Parameter Hemoglobin (Hb) Hematokrit (Ht) Hitung jumlah SDM (red blood cell count )
Je nis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Gambar 1. Rerata konsentrasi Hb pada wanita hamil di Tibet6
Nilai 13,8 – 13,8 – 17,2 17,2 g/dL (8 – (8 – 10,5 10,5 mmol/L) 12,1 – 12,1 – 15,1 15,1 g/dL (7 – (7 – 9,5 9,5 mmol/L) 40,7 – 40,7 – 50,3% 50,3% 36,1 – 36,1 – 44,3% 44,3% 4,7 – 4,7 – 4,2 – 4,2 –
Namun, untuk mempermudah, seorang ibu hamil dikatakan anemik bila kadar Hb <11 g/dL atau Ht <33%.1 Juga disebutkan bahwa rerata seorang ibu dianggap anemia bila kadar Hb <11 di trimester pertama dan <10 untuk trimester kedua dan ketiga. Nantinya, terserah kalian akan memakai patokan yang mana dengan catatan itu adalah evidence-based . Pendapat Dr.Noroyono adalah anemia bila kadar Hb<10.
Saya akan coba bantu menjelaskan arti masing-masing parameter di atas atau sekedar membuka lembaran lama yang sudah terpendam agar teman-teman memahami lebih baik sebelum melangkah lebih jauh dari tentir ini. 1. Hemoglobin adalah molekul protein yang berada di dalam sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Pengukuran dilakukan dengan melakukan lisis dan diikatkan dengan sianida membentuk sianmethemoglobin (percobaan yang sudah dilakukan di modul Ginjal).3 2. Hematokrit menggambarkan proporsi volume SDM dalam seluruh volume darah. Artinya bahwa bila kadar Ht adalah 40% - terdapat 40 ml SDM dalam 100 ml darah.4 3. Hitung jumlah SDM hanya ingin melihat seberapa banyak jumlah SDM yang dimiliki orang saat perhitungan.5 Sebenarnya, cukup sulit untuk menentukan kadar yang dianggap “normal” sebagai titik potong bagi ibu hamil. Salah satu alasannya adalah ketiga nilai tersebut cenderung berubah selama tiga periode trimester kehamilan dengan kecenderungan untuk menurun. Naik turunnya kadar hemoglobin rerata dapat terlihat dalam gambar 1 yang saya ambil dari sebuah jurnal, tetapi tetap menggambarkan hal serupa dari buku merah ilmu kebidanan.
Tabel 2. Rerata kadar Hb 7
1.
Pentingnya mempelajari anemia pada kehamilan
Anemia maternal ini dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas. Bahkan dikatakan bahwa anemia maternal menyumbang 13,8% kematian ibu. Juga, penurunan 1% status besi berperan pada penurunan 1% produktivitas. Dampak dari anemia ini ternyata berlaku bagi ibu dan janin. a. Dampak bagi ibu Penurunan jumlah darah
b.
Dampak bagi janin/ plasenta Peningkatan risiko aborsi Lahir premature Kontraksi uterus premature Post-menopausal bleeding (PMB) (PMB) pada kadar Hb<9 Rupture amnion Insufisiensi plasenta Perlambatan pertumbuhan pada Hb<8,5 atau ferritin <10mg/L Insidensi intra-uterine growth retardation (IUGR) meningkat dua -
2.
Penurunan produktivitas dan daya mental Rasa lelah Gangguan kardiovaskular Penurunan fungsi imun Pre-eklamsia Pielonefritis Sepsis selama kehamilan (puerperal sepsis) Komplikasi perdarahan peripartum Perlambatan involusi uterus dan penyembuhan luka Peningkatan risiko transfuse darah
kali lipat pada Hb<9 Risiko intra-uterine fetal death (IUFD) tiga kali pada Hb<8
Fisiologi Anemia Maternal Tentu teman-teman bertanya, kenapa fisiologis? Baik, akan saya coba jelaskan. Tentu teman-teman masih mengingat bahwa dengan adanya kehadiran janin, tubuh ibu akan membutuhkan kadar oksigen yang lebih besar yang memaksa ginjal untuk memproduksi eritropoeitin.1 Adapun volume plasma juga meningkat yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukokortikoid yang meningkat untuk membantuk mobilisasi asam amino menuju janin dan sekresi aldosteron yang meningkat hingga dua kali lipat.8 Kenyataannya adalah peningkatan volume plasma ini jauh melebihi peningkatan kadar eritrosit yang menandakan adanya hemodilusi. Kadar Hb di sini menurun. Ingat, salah satu pengukurannya adalah dengan spekfotometer di mana kita tidak memisahkan proteinnya tersendiri. Kalau semakin encer, tentunya berdampak pada pengukuran. Hematokrit dan hitung jumlah juga menurun, walaupun jumlah absolut Hb atau eritrosit tetap. (jumlah absolute yah tanpa ada pengaruh plasma) Ekspansi volume ini dimulai dari minggu ke-6 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-24 kehamilan. Kurang lebih, pada akhir kehamilan, 40% volume plasma lebih tinggi dibandingkan ibu normal 1 (yang sama saja dengan 2 liter). Dikatakan bahwa peningkatan jumlah volume plasma ini akan meningkatkan jumlah darah yang berfungsi sebagai reservoir pada waktu perdarahan saat partus.8
3.
Tanda dan Gejala Umumnya pada kondisi normal, seseorang yang mengalami anemia merasakan letih,
lesu, lemas, tampak pucat, palpitasi, tampak sesak, dan konjungtiva pucat.9 Bila anemia disebabkan oleh defisiensi besi, gejalanya adalah produktivitas menurun, kemampuan kognitif menurun, mudah infeksi, dan gangguan regulasi suhu tubuh.10 Mengapa demikian? Ini dikarenakan besi itu penting untuk (1) transport oksigen dan (2) kofaktor enzim yang penting untuk oksidasi nutrient di siklus krebs. 10 Dikatakan di kuliah bahwa Fe juga penting untuk sintesis neurotransmitter. Sebagai tambahan, peningkatan Fe (>200ng) ataupun penurunan Fe (<15ng) akan menyebabkan preeklamsia dan IUGR.
4.
Etiologi a. b. c. d. e. f.
Kehilangan darah (luka, pembedahan, perdarahan pada ca kolorektal, dan ulkus peptikum) Kekurangan gizi (zat besi, vitamin B12, folat) Kelainan sumsum tulang belakang Penekanan pada kemoterapi Kerusakan ginjal Kelainan hemoglobin (anemia bulan sabit)
MEAN CELL VOLUME (MCV) (MCV) Tentu kita akan bertanya-tanya, bagaimana kita bisa mengetahui etiologi pasti dari anemia pada si ibu ini? Salah satu cara yang cukup menarik adalah dengan mengukur MEAN CELL VOLUME (MCV) yang mengukur rerata volume SDM. Nilai normalnya adalah 80-100 femtoliter (fL). Dengan pengukuran ini, akan didapatkan hasil: 1. Mikrositik anemia (nilai MCV <80). Penyebab tersering dari anemia mikrositik adalah defisiensi besi, talasemia, dan penyakit kronik. 2. Makrositik anemia (nilai MCV >100). Nilai yang meningkat menandakan adanya anemia hemolitik akibat adanya peningkatan retikulosit. Juga, nilai ini meningkat pada anemia pernisiosa, pencandu/ peminum alcohol, dan defisiensi vitamin B12 dan folat.2 Untuk detilnya, kalian bisa lihat di slide #13. RETICULOCYTE COUNT Perhitungan retikulosit bertujuan untuk melihat aktivitas sistem eritropoeitik di sumsum tulang belakang. Nilai normalnya adalah 0,60-1,83%. Tentunya, dengan mengetahui nilai ini, kita bisa mengetahui jumlah SDM yang dihasilkan oleh tubuh. Seringkali, reticulocyte count digunakan digunakan untuk membantu diagnosis pasien berdasarkan data penunjang dan gejala klinisnya.2
Peningkatan kadar retikulosit (>2-3%) terjadi pada perdarahan dan proses hemolisis, walaupun 25% anemia hemolitik menunjukkan jumlah retikulosit normal. Jikalau seseorang memiliki kadar retikulosit yang sangat rendah, digunakan reticulocyte (retic) count . count . RETICULOCYTE PRODUCTION INDEX (RPI) RPI digunakan untuk melihat efektivitas eritropoeisis. Proses eritropoeisis dikatakan efektif bila nilainya >2.0 dan <2.0 dikatakan inefektif. Dalam perhitungannya, perlu diperhatikan: 1. kondisi yang gawat dimana dibutuhkan SDM yang besar, proses maturasi dapat dipercepat dari 3,5 hari menjadi hanya 1 hari. 2. Koreksi hematokrit berdasarkan derajat anemia pasien
Bila seorang ibu mengalami anemia, itu menandakan ibu tersebut sudah mengalami defisiensi yang PARAH. Mengapa demikian? Bisa terlihat di gambar 2 bahwa besi dalam tubuh itu terbagi tiga, yaitu cadangan besi, di dalam plasma, dan di dalam SDM. Awalnya bila asupan kita inadekuat, cadangan besi kitalah yang terpakai. Baru kemudian digunakan besi di dalam plasma. Sebenarnya, kita ini sudah mengalami defisiensi, tetapi tidak mengalami anemia karena masih ada yang mengompensasikannya. Baru kemudian, anemia terjadi bila sejumlah besi terpakai dari sel darah merah yang mengakibatkan gejala itu muncul kemudian. 4.1.1 Kebutuhan zat besi Sebenarnya, bagaimana kebutuhan zat besi pada ibu hamil? Tabel 3. Kebutuhan zat besi saat kehamilan7 Komponen
Artinya bahwa pada kondisi anemia dengan penurunan hematokrit, waktu maturasinya menjadi lebih panjang sehingga nilai RPI akan menurun. Artinya, kita mengetahui bahwa pada pasien tersebut proses eritropoiesisnya tidak efektif. + RETICULOCYTE INDEX Ini merupakan cara lain untuk melihat produksi SDM. Rumusnya adalah RI = hitung retikulosit (reticulocyte count) x x Ht pasien/ Ht normal Misalnya saja, pada pasien jumlah retikulosit= 5%, Ht=18%. Maka, RI untuk pasien itu = 5x18/45 =2%. Pada kasus perdarahan dan hemolisis, nilai RI akan ≥3%. Dan pada kondisi produksi SDM menurun, seperti anemia, RI <3% atau bahkan <1.5%.
4.1 Defisiensi besi
Gambar 2. Status besi dalam tubuh7
Basal SDM Aliran darah ke fetus Plasenta Kehilangan darah saat partus
Jumlah 280 mg 570 mg 200 – 200 – 350 350 mg 50 – 150 50 – 150 mg 100 – 100 – 250 250 mg
Bisa terlihat bahwa saat kehamilan, seorang ibu membutuhkan minimal 500 mg besi (500600) yang berasal dari penjumlahan aliran darah ke fetus dan darah yang menetap di plasenta. Namun, saat melahirkan, seorang ibu akan kehilangan sekitar 400 mg. Beruntungnya adalah dengan adanya kehamilan, ibu akan mengalami amenorrhea sehingga akan menghemat 240 – 240 – 480 480 mg besi. Nah, kurang lebih seorang ibu akan membutuhkan tambahan bioavabilitas (iron requirements ) sekitar 4 mg/hari. Ingat, bahwa zat besi yang kita makan harus diabsorbsi. Di usus, penyerapan besi hanya efektif menyerap 1/6 yang kita makan (iron content/ iron elemental ) dan untuk mencapai sirkulasi, hanya 1/3nya saja yang mampu mencapainya. Oleh karenanya, asupan besi minimum yang harus dimakan oleh ibu adalah (4-6)x6x3 = 72-108 mg/hari! Ini dibuktikan bahwa di luar negeri, ibu-ibu diberikan suplementasi 100 mg besi selama 16 minggu.1 Mengapa saya tulis 4-6? Ini dikarenakan variasi kebutuhan zat besi pada kehamilan: awal kehamilan: 2,5 mg/dL 20-32 minggu: 5,5 mg/dL >32 minggu: 6-8 mg/dL 4.1.2 Etiologi defisiensi besi Keadaan ini bisa terjadi bilamana: Perdarahan pada ulkus, keganasan, trauma Pembedahan gastrektomi parsial
-
Sindrom malabsorbsi: fibrosis kistik dan penyakit seliaka (nontropical sprue )
Menurut buku merah, penyebab defisiensi besi antara lain: asupan Fe tidak memadai, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, peningkatan kebutuhan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoetik.1 Namun, memang 75% defisiensi ini disebabkan oleh asupan yang tidak adekuat.1 4.1.3 Syarat pemberian suplementasi besi Suplementasi besi baik dari makanan atau pil tidak boleh melupakan akan adanya faktor transferrin dan albumin. Artinya, suplementasi besi yang memadai tidak mampu mengatasi anemia bila jumlah transferrin dan albumin terlalu sedikit. Juga, suplementasi tidak boleh diberikan pada kondisi infeksi. Dikatakan bahwa infeksi ibu harus disembuhkan terlebih dahulu dikarenakan pemberian besi akan meningkatkan pertumbuhan bakteri hingga 4-10x lebih cepat. 4.1.4 Kondisi berisiko untuk terjadinya defisiensi besi Ada empat tahapan selama hidup yang berisiko untuk mengalami defisiensi besi: Bayi Remaja putri saat menarke Dewasa muda baik laki-laki dan perempuan Kehamilan Yang akan disoroti adalah bayi. Kita tahu bahwa di dalam ASI mengandung zat besi yang ditransfer dari ibu ke bayi. Nah, mengingat sumber makanan bayi pada fase pertama kehidupan sangat bergantung pada ASI, disarankan kepada calon ibu 2009 untuk memberikan ASI EKSKLUSIF. Mengapa? Kita ingat bahwa besi penting untuk pembentukan neurotransmitter yang penting untuk perkembangan bayi. Mudah-mudahan, pemberian ASI ini akan menghindarkan sang anak dari kebodohan.
Gambar 3. Hubungan ferritin dengan simpanan besi 7
Nah, sekarang kita tahu bahwa untuk memastikan apakah seseorang mengalami anemia atau tidak, perlu diukur kadar Hb bersama dengan ferritin dan hitung darah lengkap (complete blood count ). ). Ini penting untuk mendeteksi mereka yang terlihat kadar Hb-nya baik, tetapi sebenarnya sudah mengalami deplesi besi yang ditandai dengan penurunan ferritin (pahami kembali gambar 2). Ini tentunya akan membantu agar ibu-ibu hamil segera diberikan suplementasi besi agar tercegah dari tahap anemia.
Namun, pemberian ASI eksklusif ini memiliki dua persyaratan: (1) asupan besi ibu cukup dan (2) ibu tidak mengalami anemia. Mengapa? Disini tentu berlaku prinsip sebelum menyelamatkan orang, selamatkan diri sendiri terlebih dahulu. Bagaimana ibu bisa memberikan ASI maksimal kalau ia sendiri lemas dan anemia? 4.1.5 Ferritin Ferritin merupakan pertanda (marker ) terbaik akan adanya defisiensi zat besi . Jumlah ferritin akan berbanding lurus dengan simpanan besi di sumsum tulang belakang. Sayangnya, ferritin ini juga merupakan protein fase akut. Artinya bahwa ferritin akan meningkat nilainya saat infeksi. Tentu ini akan memberikan hasil palsu pada mereka yang defisiensi.
Gambar 4. Kadar Hb dan ferritin pada pasien di klinik dr. Noroyono W, SpOG 7
Nilai Normal dari kadar ferritin bagi laki-10 mg. Khusus dengan 30 mg besi. Pentingnya suplementasi besi terlihat dari kadar ferritin. Pada ibu yang diberikan
c.
bersama makanan. Juga, mengurangi pembentukan ROS yang dapat memperoksidasi lipid Kombinasi. Ada preparat besi yang dikombinasikan dengan asam askorbat untuk stabilisasi besi terhadap oksidasi dan meningkatkan absorbsi, tetapi dapat meningkatkan efek samping akibat peningkatan kecepatan kerja.
Gambar 5. Manfaat suplementasi besi pada profil ferritin 7
4.1.6 Suplementasi besi Terdapat 5 cara suplementasi besi: (1) oral, (2) parenteral melalui IM, (3) IV, (4) transfuse darah, dan (5) eritropoeitin rekombinan. 4.1.6.1 Suplementasi oral Pemberian besi elemental sebaiknya 80-160 mg/hari. Ingat, pemberian besi harus sesuai dosis dan indikasi. Peningkatan dosis akan meningkatkan risiko munculnya ES pada sistem GI. Efek itu antara lain: Rasa kembung, diare Dada terbakar Nyeri perut Konstipasi Mual Feses kehitaman Pemberian suplementasi ini juga membutuhkan jangka lama untuk mencapai kadar Hb yang diinginkan. Preparat besi oral antara lain: a. Garam fero (Fe2+): fero sulfat, fero fumarat, fero suksinat, fero glukonat. Kelebihan preparat: ekonomis, berdaya guna Kelemahan : efek samping sering muncul, absorbsi terhambat oleh obat dan makanan. b. Kompleks ferri-polimaltosa (Fe3+): iron polymaltose complex dextriferron (IPC) tergolong kelompok preparat besi kerja lambat. Keuntungannya adalah mengurangi efek samping dan dapat diberikan
Gambar 6. Preparat oral besi 7
4.1.6.2
Suplementasi parenteral Pemberian secara parenteral hanya diindikasikan pada ibu hamil yang mengalami defisiensi berat, tetapi akan segera melahirkan (ingin (ingin segera menutupi kekurangan besi si ibu ). ). a. Kompleks tipe I (iron (iron dextrin, iron dextran ) ES: nyeri, absorbsi irregular, staining , keganasan Pasien ada yang mengalami arthritis, urtikaria, demam, dan anafilaksis b. Kompleks tipe III (iron (iron gluconate, iron hydroxide sorbitol ) ES: nyeri, absorbs irregular, staining Toksisitas lebih tinggi
Hemoglobin Hemoglobin adalah komponen dari SDM yang penting untuk pengangkutan. Kurang lebih, SDM manusia mengandung 600 g Hb dengan 1 g Hb mampu mengikat 1,34ml O2. Oleh karenanya, SDM mampu membawa 800 ml O2. Kadar Hb akan berbanding lurus dengan peningkatan kapasitas kerja dan GFR. Kadar Hb yang terlalu tinggi meningkatkan risiko: kelahiran kecil untuk masa kehamilan (KMK), kelahiran premature, dan mortalitas perinatal. Bahkan kadar Hb yang terlalu tinggi
meningkatkan risiko infark plasenta. Oleh karenanya, hemodilusi bermanfaat untuk mencegah thrombosis pada sirakulasi uteroplasental.1 Akhirnya tentir ini selesai juga, saya harap kalian semua tidak mengalami anemia karena mungkin agak sedikit cenat-cenut menghafal. Saya sangat terbuka dengan pertanyaan, tambahan, dan kritik. Semoga tidak ada ralat dan teman-teman bisa menghafalkannya dengan tenang (PS: nilai NORMAL pada berbagai pengukuran patologi klinik itu wajar dan bergantung pada sumber yang digunakan dan standard lab yang dipakai). Demikian akhir dari tentir ini, terima kasih sudah membaca
[Kevin]
T-04 PEMERIKSAAN LABORATORIUM PRENATAL DAN ANTENATAL Selamat datang di tentir PK Repro. Kuliahnya Cuma 13 slide kok hehehe. Jadinya bingung mau nulis apa. Maaf ya kalau sama persis slide. Untuk apa sih pake pemeriksaan laboratorium?secara umum tujuannya ada 3, yaitu: pencegahan komplikasi kehamilan pencegahan kelainan congenital serta pencegahan infeksi kehamilan, hehehe masih ingat TORCH kan? -
PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN Terdapat tiga jenis pemeriksaan, yaitu hematologi, urin, dan kimia.
“Quality “Quality is not an act, it is a habit” - Aristotle
> Pemeriksaan Hematologi Daftar Pustaka 1. Abdulmuthalib. Kelainan hematologic. Dalam: 2. Medical lab tests v.2.1 for iPhone/iPod touch by Medicon Applications. 2011 3. Nabili ST. Hemoglobin [homepage on the Internet]. 2011 [cited 2011 Oct 29]. Available from: http://www.medicinenet.com/hemoglobin/article.htm 4. Shiel WC. Hematocrit [homepage on the Internet]. 2011 [cited 2011 Oct 29]. Available from: http://www.medicinenet.com/hematocrit/article.htm 5. Dugdale DC. RBC count [homepage on the Internet]. 2011 [cited 2011 Oct 29]. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003644.htm 6. Xing Y, Yan H, Dang S, Zhuoma B, Zhou X, Wang D. Hemoglobin levels and anemia evaluation during pregnancy in the highlands of Tibet: a hospital based study. BMC Public Health. 2009;9:336. 7. Wibowo N. Etiologi dan dampak anemia pada kehamilan dan persalinan. Slide kuliah modul reproduksi. 2011. 8. Guyton AC, Hall JE. 9. Nabili ST. Anemia [homepage on the Internet]. 2011 [cited 2011 Oct 29]. Available from: http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=2015&page=1 10. Tambunan V. Mikronutrien. Slide kuliah modul metabolic endokrin. 2011.
Pemeriksaan hematologi terutama melihat hematokrit dan kadar hemoglobin. Pada wanita hamil, secara normal memang Hb dan hematokrit akan menurun, hal ini disebabkan pada wanita hamil terjadi retensi cairan dan cairan tubuh meningkat. Walaupun fisiologis, tetapi jika penurunan Hb dan hematokrit terjadi berlebihan, maka perlu diwaspadai terjadinya anemia. Selain pemeriksaan tersebut juga dapat dilakukan pemeriksaan golongan darah dan rhesus. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus bertujuan untuk melihat risiko h emolytic disease of newborn . Penyakit ini terjadi akibat perbedaan golongan darah atau rhesus yang disertai transfer IgG maternal ke fetus.
Pemeriksaan Kimia Pemeriksaan kimia yaitu gula darah, bertujuan untuk mendeteksi gestational diabetes (masih ingat kan? baru selesai meten kan).
Pemeriksaan Urinalisis Selanjutnya ada pemeriksaan urinalisis, contohnya melihat albumin urin. Peningkatan albumin urin terjadi pada pre-eklampsia. Apa itu pre-eklampsia? Kalau kata Robbins pre-eklampsia adalah kelainan sistemik pada endotel maternal yang terjadi saat kehamilan dan secara klinis menimbulkan hipertensi, edema, dan proteinuria. Nah seperti yang udah disebutkan di atas kalau pemeriksaannnya bisa pake urinalisis. Kata Henry, proteinuria pada pre-eklampsi adalah lebih dari 0.3g/L pada urin 24 jam atau 1.0g/L pada urin sewaktu. Proteinuria pada pre-eklampsi terutama albumin. Nah ternyata kata Henry DDnya banyak banyak nih: hipertensi, penyakit ginjal/hati, SLE, idiopathic thrombocytopenic purpura , dan anemia mikroangiopatik. Apa yang membedakan mereka dgn pre-eklampsi. Pada pre-eklampsi
semua kelaninannya menghilang setelah melahirkan. Pre-eklampsi dapat diobati dengan melahirkan anak yang dikandungnya. Tetapi ini hanya dilakukan apabila penyakitnya parah dan kehamilan di atas 36 minggu/atau hasil
pemeriksaan maturitas fungsi paru fetus telah normal (baca di Henry ya yg ini). Nah preeklampsia yang parah ditandai oleh oliguria (kurang dari 400 mL/24 jam), trompositopenia parah (platelet kurang dari 50.000/mikroliter), peningkatan kreatinin serum, dan Laktat Dehidrogenase total lebih dari 1000 mikroliter.
Elektroforoesis atau Analisis Hemoglobin digunakan untuk mendeteksi talasemia dan hemoglobinopati.
PENCEGAHAN KELAINAN KONGENITAL Terdapat beberapa marker untuk melihat apakah ada kelainan kongenital:
Beta-HCG HCG adalah hormon yang mirip dengan LH, baik secara struktural maupun fungsional. HCG disintesis oleh syncitiothropoblast. HCG terdiri dari subunit alfa yang mirip dengan LH, FSH, dan TSH, tetapi subunit beta berbeda. Subunit betanya mirip dgn LH , tetapi lebih besar. Oleh karena itu HCG dapat berinteraksi dengan reseptor LH pada sel luteal untuk mempertahankan korpus luteum. Pada trimester pertama kehamilan, HCG meningkat dari <5 mIU/mL serum menjadi >100.000 mIU/mL serum . Akan tetapi HCG mulai menurun pada akhir trimester pertama. (gambar 1). Kalau kadar beta-HCG rendah dari normal, kemungkinan menandakan adanya kerusakan dari plasenta.
Alfa Fetoprotein (AFP)
Gambar 1. Fluktuasi konsentrasi HCG selama kehamilan
AFP terutama berfungsi sebagai screening untuk neural tube defect (NTD) . AFP merupakan protein yang paling banyak terdapat pada serum fetal. Produksi AFP konstan sampai 30 minggu lalu menurun. Konsentrasi maksimum AFP yaitu 3mg/mL serum, terjadi pada minggu 13-14 kehamilan. AFP dapat melintasi membran amnion sehingga terdapat pada amniotic fluid (AF). AFAFP(Amniotic (AF). AFAFP(Amniotic Fluid Alfa Fetoprotein) berada pada kadar puncaknya di minggu 12-13 kehamilan. AFP juga dapat melintas ke serum maternal, sehingga dapat diukur MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein), yang konsentrasinya 1000 kali lebih kecil dari AF.
Peningkatan MSAFP dan AFAFP berkaitan dgn NTD dan merupakan anjuran screening. Untuk memastikan NTD juga dapat memeriksa asetilkolinesterase. TSH (Thyroid Stimulating Hormone) Digunakan untuk memeriksa apakah ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Sebenarnya bisa juga diperiksan kadar T3 dan T4 nya. Tetapi yang sangat dianjurkan adalah pemeriksaan TSH. Karena TSH ini paling cepat terjadi perubahan kadarnya jika dibandingkan T3 dan T4. Jika TSH terlalu rendah, maka kemungkinan terjadi hipertiroidisme. Jika kadar TSH yang terlalu tinggi, maka curiga terjadi hipotiroidisme. Tau kan alasannya?
Estriol Digunakan untuk mendeteksi down syndrome dan NTD. Untuk down syndrome ada tiga pemeriksaan yg dianjurkan utk dilakukan, yaitu unconjugated estriol 3(ue3), HCG, dan
MSAFP.
Gambar 2. Fluktuasi beberapa hormone selama kehamilan
PENCEGAHAN INFEKSI PADA KEHAMILAN
Sifilis Yang diperiksa VDRL dan TPHA. Pada sifilis congenital ciri khasnya ada Huntington
Infeksi pada kehamilan antara lain:
teeth. VDRL kepanjangannya adalah Veneral Disease Research Laboratory. Prinsipnya
Toksoplasmosis Yang diperiksa adalah IgM dan IgG . IgM meningkat tajam pada infeksi pertama kali. IgG meningkat belakangan. Toksoplasmosis pada plasenta dapat menyebabkan Classic triad atau tetrad Sabin (hehehehe, masih ingat neuroscience gak?). Classic triad: hydrocephalus, intracranial calcification, dan retinochoroiditis. Tetrad Sabine: Classic triad + mental retardation
adalah mendeteksi antibodi yang muncul terhadap Treponema pallidum . Biasanya menggunakan darah untuk pemeriksaannya. Sedangkan merupakan singkatan dari TPHA Treponema pallidum Hemaglutination Assay.
Pada bayi, untuk mengindentifikasi adanya infeksi toksoplasmosis sebaiknya periksa IgM. Jangan periksa IgG, karena IgG bisa menembus sawar plasenta, sehingga jika IgG bayi tinggi, tidak bisa ditentukan apakah itu sebenarnya IgG bayi atau sudah tercampur dengan IgG ibu yang juga terinfeksi.
Gambar 5. Serokonversi pada Sifilis Gambar 3. Serokonversi Pada Toksoplasmosis
HIV yang yang diperiksa anti HIV, p24(1-2 minggu), antibody(1 – (1 – berbulan-bulan). berbulan-bulan).
Rubella Yang
diperiksa
rubella
IgM
adalah
dan
antiIgG .
Sebaiknya ibu divaksin dulu, karena pada ibu yang sudah divaksin dan terinfeksi rubella saat hamil maka kemungkinan fetus terinfeksi sangat kecil.
Gambar 4. Serokonversi Pada Rubella
Gambar 6. Serokonversi Pada HIV
Hepatitis B, periksa HBsAg nya.
T-05 FISIOLOGI MENSTRUASI Selamat datang di kuliah faal :D tentir ini akan disajikan menurut urutan slide ya mentemen, ada beberapa slide yang loncat-loncat, tp saya beri keterangan di bawah paragrafnya. Dengan berbekal kuliah dr Djauhari kali ini, smoga bisa membantu :’)
Sistem Reproduksi wanita Slide 3, 4, 5 menunjukkan organ utama dari traktus reproduksi wanita, yang paling penting diketahui adalah ovarium, tuba fallopi, uterus, dan vagina. Diawali dari perkembangan ovum di dalam ovarium, Selama perempuan di masa janin, permukaan luar ovarium ditutupi oleh epitel germinativum, yang secara embriologis berasal langsung dari epitel Krista germinativum. Ketika janin udah mulai berkembang, barulah ovum migrasi ke korteks ovarium.Di korteks ini, ovarium berkumpul berlapis-lapis seperti kumparan dan dikelilingi oleh satu lapis sel-sel granulose yang disebut folikel primordial.
Embriologi
Gambar 7. Serokonversi pada Hepatitis B
Gonorrea (bila diperlukan Tertular ke bayi saat bayi lahir. Pas bayinya melewati serviks kena bayinya, biasanya kena mata. Oleh karena itu kalau udah curiga bayinya terkena gonorea matanya diteteskan perak nitrat
Chlamidya (bila diperlukan) dapat menyebabkan konjungtivitis. [Rahmanu Reztaputra]
Gonad berkembang dari mesoderm intermediate sewaktu minggu ke-5 perkembangan janin, dan awalnya masih berupa ‘bulge’ ‘bulge’ . Uterus dan vagina itu intinya merupakan satu kesatuan dari atas sampai bawah. Berawal dari mesonefros atau Wolffian ducts yang berkembang pada para pria. Sedangkan pada wanita, berkembang dari paramesonefros atau Mullerian ducts. Pria kromosomnya X dan Y, nah si Y nya ini membawa master switch gene yang disebut SRY (sex determining region of Y chromosomes). Protein yang dikode SRY ini menyebabkan perkembangan sel sertoli primitif untuk untuk mulai menghasilkan Mullerian inhibiting hormone (MIH) . Intinya ya pada wanita ga ada MIH dan testosteron. Nah, adanya hCG (human chorionic gonadotropin) juga merangsang sel Leydig primitif untuk berkembang menghasilkan testosteron yang ikut mendukung berkembangnya sistem reproduksi pria. Genital tubercle pada pria berkembang didukung adanya dihidrotestosterone (DHT), sedangkan wanita ga ada DHT nya. Jadi tanpa intervensi dari DHT, MIH, bulge akan berkembang menjadi organ repro wanita. Untuk menjadi organ laki-laki butuh intervensi, adanya SRY dan TDF (testis determining factor). Pada pria itu harus ada testosteron (yang akan berubah jadi dihidrotestosteron untuk cegah degenerasi Wolfiian duct) dan MIH (untuk mendegenerasikan Mullerian duct) Sekilas info::Pada wanita Genital tubercle akan berkembang menjadi klitoris, Genital swelling menjadi labia mayora, dan ureter fold akan berkembang menjadi labia minora. Uterus wanita itu membentuk satu saluran sampaaai vagina, namun epitel yang melapisi saluran ini tidak sama. Kalo di uterus, ada endometrium batasnya dari fundus hingga corpus saja. Endometrium ini ada stratum fungsionalis yang luruh jika wanita tidak hamil tiap bulannya (mestruasi). Sedangkan stratum basalis tidak luruh dan tidak
ikut mengalami penebalan-penipisan seperti st. fungsionalis. Menstruasi ini pun terjadi karena adanya siklus ovarium yang akan dijelaskan selanjutnya. Slide 8 menjelaskan perbedaan perkembangan wanita dan pria secara skematik
Perkembangan folikel Folikel primordial pada berkembang pada 3-7 bulan kehidupan fetus di dalam rahim ibu, yang hanya dikelilingi selapis sel granulose. Bedanya pada folikel primer (berkembang usia 10-14 th saat pubertas), lapisan granulosanya udah multipel ditemani pula oleh lapisan sel teka. Folikel sekunder berkembang dari folikel primer sebagai respons dari peningkatan level FSH. Sel granulose terus berproliferasi mensekresikan cairan (liquor folikuli) yang akhirnya mengisi antrum folikel. Folikel yang matang (de Graaf) ruptur saat ovulasi pada hari ke-14 siklus dan oosit sekunder diejeksikan ke tuba fallopi. Pentingnya peran FSH salah satunya untuk menghindari apoptosis dari folikel . Karena mekanisme apoptosis menjadi dasar terjadinya folikel atresia. Tiap menstruasi, yang matang itu beberapa folikel, namun yang berhasil jadi folikel dominan hanya satu. Fluktuasi FSH dan LH mempertahankan perkembangan folikel. Jika sel granulose pada folikelnya mampu menghasilkan estrogen yang cukup banyak, maka folikel akan terus bertahan hingga matang dan terhindar dari yang namanya apoptosis. Apoptosis merupakan proses kompleks kematian sel yang melibatkan ligand signaling pathway . Pada usia lanjut, kepekaan folikel primordial yang tersisa terhadap gonadotropin semakin berkurang, oleh karena itu efek fluktuatis hormonal FSH untuk induce estrogen yang mempertahankan siklus kewanitaan menurun dan jadi pertanda menopause. Makanya pada wanita yang punya anak, folikelnya lebih hemat, sedangkan yang ga punya anak, folikelnya terbuang tiap bulan terus-menerus. Intermezzo folikel lagi Sejak saat lahir, di dalam ovarium banyak terdapat folikel primordial di dalam kapsul ovarium. Tiap folikel mengandung sebuah ovum imatur. Pada awal daur terjadi pembesaran folikel dan terbentuk suatu rongga sekitar ovum yang disebut antrum. Rongga ini berisi cairan folikel. Satu folikel dari salah satu ovarium akan tumbuh cepat pada hari keenam dan menjadi folikel dominan sedangkan yang lainnya akan menjadi folikel atretik yang mengalami regresi. Proses atresia ini melibatkan apoptosis karena berkaitan dengan kemampuan suatu sel untuk menyekresikan estrogen yang diperlukan untuk pematangan akhir. Mengapa? Karena estrogen yang disimpan dalam antrum folikuli ini merangsang sel granulose untuk melanjutkan folikulogenesis. Selama perkembangan masa janin, ovarium mengandung lebih dari 7 juta folikel primordial. Namun banyak yang mengalami atresia (involusi) sebelum lahir dan yang lain menghilang setelah lahir. Saat lahir ada 2 juta ovum namun 50% nya mengalami atresia. Sejuta ovum yang normal mengalami bagian pertama pembelahan meiosis I dan bertahan pada fase profase hingga manusia dewasa.
Slide 33 Pulsasi GnRH juga dimodulasi secara lokal oleh neurotransmitter. Norepinefrin menstimulasi GnRH sedangkan dopamine menghambat GnRH . β-Endorphin dan golongan opioid lainnya juga menekan keluarnya GnRH. Jadi hormon seks steroid meningkatkan aktivitas opioid endogen sehingga secara tidak langsung menghambat sekresi GnRH.
Kisspeptins, yang dikode oleh gen Kiss1, dengan reseptornya, GPR54, berperan dalam regulasi sekresi GnRH. Mutasi pada GPR54 menyebabkan hypogonadotropic hypogonadism yang mengindikasikan bahwa persinyalan melalui reseptor ini esensial fungsinya untuk perkembangan dan fungsi seksual. seksual. Kisspeptins menstimulasi sekresi GnRH dan gonadotropin melalui umpan balik negatif-positif hormon steroid. Sejujurnya saya bingung membaca Slide 33 ini, jadi ada sumber dari ganong, smoga membantu :”)
Efek Umpan Balik Perubahan kadar LH, FSH, estrogen dan progesteron selama daur haid diperlihatkan pada gambar berikut
Sekresi LH tertahan oleh efek umpan balik negatif dari peningkatan kadar estrogen plasma. Pada 36-48 jam sebelum ovulasi, efek umpan-balik estrogen menjadi positif, dan hal ini mencetuskan lonjakan sekresi LH yang menimbulkan ovulasi. Ovulasi berlangsung sekitar 9 jam setelah kadar LH memuncak. Sekresi FSH juga memuncak, dengan sedikit inhibin mungkin karena rangsangan kuat gonadotrop oleh GnRH. Selama fase luteal, sekresi LH dan FSH menjadi rendah karena peningkatan kadar estrogen, progesterone, dan inhibin. Perlu diketahui bahwa kadar estrogen darah dalam
jumlah sedang dan konstan menimbulkan efek umpan-balik negatif pada pada sekresi LH, sedangkan selama siklus fase proliferasi , peningkatan kadar estrogen menimbulkan efek umpan balik positif dan merangsang sekresi LH.
Pengaruh Estrogen dan Progesteron pada uterus a. b. c.
d. e.
Sistem sintesis hormon pada wanita
Estrogen menstimulasi pertumbuhan miometrium dan endometrium. Stimulasi proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh darah pada endometrium, Meningkatkan ketebalan endometrium dari 3 hingga 5 mm ( melalui fase proliferasi yang berakhir pada masa ovulasi dan luruh saat menstruasi jika tidak dibuahi). Puncak level estrogen men-trigger LH surge yang menyebabkan terjadinya ovulasi. Dan estrogen konsentrasi tinggi menstimulasi reseptor LH _ slide slide 44 _ Estrogen juga meng-induce meng-induce sintesis reseptor progesterone pada endometrium.
Progesteron a.
b.
Progesterone bersama estrogen mempersiapkan endometrium untuk implantasi dari ovum yang sudah dibuahi. Adanya akumulasi elektrolit dan air menyebabkan jaringan ikat endometrium menjadi lebih sembap dan edematous sehingga dapat memfasilitasi terjadinya implantasi ovum yang tekah dibuahi. Progesteron mempersiapkan endometrium untuk mempertahankan embrio yang sedang berkembang. Dilakukan dengan i nduce nduce kelenjar endometrium untuk sekresi dan menyimpan cadangan glikogen, meningkatkan pertumbuhan pembuluh darah endometrium, dan mengurangi kontraktilitas uterus.
Bedanya estrogen dan progesteron dari ganong : Estrogen menyebabkan mucus menipis dan lebih basa , yaitu perubahan yang meningkatkan ketahanan dan pergerakan sperma . Progesteron menyebabkan mucus menebal, kental dan banyak berisi sel. Mukus menjadi paling tipis pada saat ovulasi dan elastisitasnya atau spinnbarkeit, meningkat . 3
Siklus menstruasi Siklus menstruasi merupakan siklus reguler pada wanita yang pada dasarnya merupakan peristiwa peluruhan dinding endometrium dengan lama siklusnya sekitar 28 hari dan lamanya menstruasi 3-5 hari (normalnya). Komposisi darah menstruasi itu 75% nya dari darah arteri, dan sisanya dari vena dengan volume normalnya 30 ml dan abnormal kalo lebih dari 80 ml. Didalamnya terkandung jaringan debris, prostaglandin, dan
fibrinolisin (yang mencegah pembekuan darah, kecuali kalo peradarahan super banyak).
Hipotesis dua sel yang menjelaskan gambar diatas a. Pada folikel preovulatorik dihasilkan estradiol melalui interaksi parakrin antara sel teka dan granulose. Sel teka menyediakan substrat, yakni androstenedion, untuk sel granulose yang akan produksi estradiol. Sel granulose akan mengekspresikan enzim yang dibutuhkan untuk transformasi androstenedion menjadi estradiol dengan bantuan P450 aromatase, dan 17-beta hidroksisteroid dehidrogenase. Nah pada slide 40, bisa dipahami sintesis steroid, yang jelas dapat disimpulkan dengan reseptor LH dan FSH nya mengubah androstenedion (dari sel teka) menjadi estradiol.
b. Pada korpus luteum, GLC (granulose-lutein cells) dengan adanya vaskularitas, reseptor LH, dan enzim bekerja sama dalam produksi progesterone. Sedangkan TLC (theca-lutein cells) yang merupakan sumber dari androstenedion berfungsi untuk bahan baku produksi estradiol pada GLC.
Proses menstruasi (Slide 47) Korpus luteum regresi menyebabkan endometrium menipis, nekrosis endometrium, dan pelepasan prostaglandin. Prostaglandin ini menyebabkan vasospasme sehingga terjadinya nekrosis endometrium dan pembuluh darah, Terjadilah bercak perdarahan hingga berujung pada aliran menstruasi :”O
LH bekerja pada sel teka untuk mengubah kolesterol menjadi androgen yang nantinya akan berdifusi ke sel tetangganya yakni sel granulosa. Nah,yang mempengaruhi sel granulose itu adalah FSH, nantinya sel granulose akan mengkonversi androgen menjadi estrogen. Estrogen yang dihasilkan sel granulose ini ada yang ke darah sehingga berfungsi sistemik, dan ada pula yang tetap dengan folikel untuk bekerja sama dengan FSH dalam proliferasi sel granulose lebih lanjut. Di slide 40, bisa diliat juga kerjasama sel teka dan sel granulose nya
Gangguan perdarahan uterus ada beberapa jenis: a. Menorrhea artinya siklus normal mestruasi. b. Amenorrhea yang fisiologis terjadi selama kehamilan, laktasi, dan setelah menopause. Amenorrhea primer jika tidak menstruasi juga pada usia pubertas, atau usia udah 16 tahun belum juga menstruasi . Dan Amenorrhea sekunder jika menstruasi tidak terjadi pada beberapa bulan tertentu. c. Menorrhagia merupakan gangguan perdarahan uterus yang berlebihan, dalam interval menstruasi yang normal, namun lamanya flow/aliran menstruasi lebih lama dari normalnya. d. Metrorrhagia terjadi jika perdarahan uterus terjadi dalam jumlah yang normal namun interval menstruasinya yang tidak normal. e. Oligomenorrhea ditandai dengan berkurangnya aliran menstruasi, dan adanya reduksi frekuensi menstruasi sehingga interval antar siklus menstruasi lebih lama dari 39 hingga 90 hari. f. Nah kalo dysmenorrheal itu ditandai adanya rasa nyeri menstruasi Menopause
Nah, sampai di slide 46 ada postulat mengenai mekanisme ovulasi hingga menstruasi: Evaginasi ovum atau keluarnya ovum terjadi karena folikel ruptur/pecah. Hal ini berawal dari pengaruh LH ke peningkatan produksi progesterone. Progesteron itu mengaktifkan enzim proteolitik dan sekresi prostaglandin sehingga melemahkan dinding folikel dan transudasi plasma ke dalam folikel hingga swelling dan akhirnya folikel ruptur.
Menopause terjadi karena fungsi ovarium mulai menurun dalam menghasilkan folikel (karena memang jumlah folikel primordial emang udah menurun bahkan abis) sehingga menstruasi bisa tidak terjadi selama 12 bulan (lama juga). Kalo ada yang nyebutin Sedangkan perimenopause berarti masa-masa menjelang menopause. postmenopause merupakan masa setelah periode menstruasi terakhir. Menopause terjadi pada usia 45-55 tahun. Bisa juga juga terjadi pada usia 30-an atau 40an hingga mencapai usia 60an. Menopause juga ditandai atrofi uterus dan vagina. Gejala klinis menopause ditandai adanya hotflushes (75% kasus) yakni sensasi panas yang menyebar dari abdomen hingga ke wajah. Hal ini dapat diatasi dengan terapi estrogen, keringat di malam hari, dan gangguan psikis seperti mudah marah, emosi, tersinggung. Gejala gangguan emosi dan kognitif yang sering mengganggu seperti mudah lelah, gangguan memori, iritabilitas, dan moody-an. Selain itu, osteoporosis (penurunan kepadatan tulang) yang mulai terjadi pada usia 40-an dan meningkatkan faktor risiko fraktur pada wanita. Sekian tentir faal kali ini, mohon maaf atas kekurangannya. Sumbernya diambil dari : slide kuliah faal KT4b, buku guyton, ganong dan tortora. Terimakasih [Fridyan Ratnasari]
T-06 FISIOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN LAKTASI Pada Tentir Faal Siklus Haid, kita telah membahas mengenai kejadian2 yang yang terjadi jika tidak terjadi pembuahan. Sekarang kita akan membahas serangkaian peristiwa yang terjadi jika pembuahan terjadi. (sebelumnya maaf karena isi tentir ini bakal sherwood atau guyton bgd) “ it’s a duty for a mother when she is carring another life”
I.
KEHAMILAN
Pembuahan adalah penyatuan antara gamet pria dan wanita yang dalam keadaan normal terjadi di ampula , sepertiga atas oviduktus. Pada ovulasi, ovum dibebaskan ke dalam rongga abdomen, tetapi ovum tersebut dengan cepat diambil oleh oviduktus. Ujung oviduktus melebar menangkap ovarium dan mengandung fimbrie, tonjolan2 seperti jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu, untuk mamastikan jalannya ovum ke dalam oviduktus. Di dalam oviduktus, ovum dengan cepat didorong dengan oleh kontraksi dan gerakan silia ke arah ampula. peristaltik dan Pembuahan harus terjadi dalam 24 jam setelah ovulasi, saat ovum masih dapat hidup (jika dalam 24 jam tidak dibuahi ovum akan mengalami disintegrasi dan difagositsis). Sperma dapat bertahan hidup sekitar 2 hari di saluran repro wanita. Setelah ditaruh di vagina saat ejakulasi sperma2 tersebut harus berjalan melewati
kanalis servikalis, uterus, dan kemudian ke atas menuju telur di 1/3 atas oviduktus. Tapi perjalanan sperma menuju tempat tersebut tidaklah mudah karena harus melewati beberapa rintangan, sehingga kalo dilihat dari tabel diatas, waktu yang dibutuhkan sperma untuk mencapai tempat pembuahan ialah sekitar 30-60 menit
setelah ejakulasi. Rintangan pertama adalah melewati kanalis servikalis. Selama daur haid, mukus serviks terlalu tebal untuk dapat ditembus oleh sperma karena kadar progesterone yang tinggi/estrogen yang rendah. Hanya sewaktu kadar estrogen yang tinggi (pada 2-3 hari sekitar waktu ovulasi), mukus serviks menjadi cukup tipis dan encer untuk ditembus sperma dan akhirnya sperma yang gagah berani inipun bermigrasi ke kanalis servikalis dengan kekuatannya sendiri (dari beberapa ratus juta sperma yang diletakkan pada sekali ejakulasi, hanya beberapa ribu yang berhasil mencapai oviduktus inilah salah satu alasan mengapa konsentrasi sperma harus tinggi, >20 juta/ml semen, alasan lainnya ialah : bahwa diperlukan diperlukan enzim akrosom sperma yang banyak untuk meruntuhkan pelindung yang mengelilngi ovum) Setelah sperma masuk ke dalam uterus, kontraksi miometrium akan mengaduk sperma yang menyebabkan sperma tersebar di seluruh rongga uterus. Saat mencapai oviduktus, sperma harus bergerak melawan gerakan silia yang melakukan gerakan menyapu ke arah uterus. Tapi untunglah sperma ini dibantu oleh estrogen yang baik hati, dimana kadar si estrogen yang tinggi sesaat sebelum ovulasi ini, memicu kontraksi miometrium dan kontraksi antiperistaltik (katas) oviduktus sehingga sperma dapat mencapai ovum. Selain itu, ovum yang genit ternyata sudah menunggu dan mengeluarkan suatu zat kimia yang menarik sperma untuk datang ke arahnya.
Ekor sperma digunakan untuk bermanuver untuk penetrasi ke ovum. Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula2 harus melewati korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi ovum tersebut. Enzim2 akrosom yang terpajan saat membaran akrosom rusak saat sperma berkontak dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat terowongan menembus sawar2 protektif tersebut. Sperma pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan membrane plasma ovum dan memicu suatu perubahan kimiawi di membrane yang mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus oleh sperma yang lain. Fenomena ini dikenal sebagai block to polispermy. Kepala sperma (mengandung informasi genetik yang penting) yang berfusi secara bertahap tertarik ke dalam sitoplasma ovum, dan dalam proses ini, ekor sperma sering lenyap. Penetrasi sperma ke dalam sitoplasma memicu pembelahan meiosis akhir oosit sekunder (pelajari lagi oogenesis). Dalam 1 jam, nucleus sperma dan ovum menyatu. Selain menyumbang separuh separuh dari kromosom ovum yang dibuah(sekarang disebut zigot), sperma pemenang ini juga mengaktifkan enzim2 ovum yang esensial untuk program pengembangan embrionik.
Selama 3-4 hari setelah pembuahan, zigot tetap berada di dalam ampula, karena konstriksi antara ampula dan sisa kanalis oviduktus selanjutnya mencegah pergerakan lebih lanjut igot kea rah uterus. Namun, selama waktu ini zigot dengan cepat mengalami sejumlah pembelahan sel mitosis untuk membentuk bola padat sel-sel yang disebut morula. Sekitar 3-4 hari setelah ovulasi, jumlah progesterone yang dihasilkan sudah cukup untuk
menyebabkan oviduktus melemas, sehingga morula dapat dengan cepat didorong ke dalam uterus oleh kontraksi peristaltic dan gerakan silia oviduktus. Sewaktu turun ke uterus, morula terapung bebas di dalam rongga uterus selama 3-4 hari, morula tersebut hidup dari sekresi endometrium dan terus membelah diri. Dalam keadaan normal (sekitar seminggu setelah ovulasi) morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi dan berdiferensisasi menjadi blastokita yang mempu melakukan implantasi. Blastokista adalah suatu lapis sel-sel berbentuk bola (sferis) yang mengelilingi suatu rongga berisi cairan dengan massa pada sel-sel berkelompok di sau sisi, masa pada t ini disebut massa sel dalam (inner cell mass) , akan menjadi janin itu sendiri. Lapisan tipis paling luar, yaitu trofoblas, bertanggung jawab menyelesaikan implantasi, dan setelah itu berkembang menjadi bagian janin dari plasenta. Rongga berisi cairan yang disebut blastokel akan menjadi kantong amnion yang mengelilingi dan menjadi bantalan bagi janin selama kehamilan.
Ketika blastokista siap melaksanakan implantasi, permukaannya menjadi lengket. Pada saat ini endometrium siap menerima mudigah/embrio. Blastokista melekat pada lapisan uterus di sisi inner cell mass- nya. nya. Implantasi dimulai ketika sel-sel trofoblastik yang melapisi masa sel dalam mengeluarkan enzim2 proteolitik yang mencerna jalan diantara sel-sel endometrium, sehingga sel-sel trofoblas yang berbentuk jari dapat menembus kedalaman endmetrium. Dirangsang oleh invasi trofoblas, jaringan endometrium di tempat kontak mengalami perubahan-perubahan dramatis yang meningkatkan kemampuannya menunjang mudigah. Sebagai respon terhadap zat-zat kimiawi yang dikeluarkan oleh blastokista, sel-sel endometrium mengeluarkan prostaglandin yang bekerja secara lokal untuk meningkatkan vaskularisasi, menyebabkan edema dan meningkatakan simpanan gizi. Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi tersebut disebut desidua. Ke dalam jaringan desidua yang super kaya inilah blastokista tertanam. Setelah blastokista masuk ke dalam
desidua, terbentuk selapis sel endometrium yang menutupi permukaan sehingga blastokista benar-benar tertanam di dalam uterus. Lapisan trofoblas terus mencerna sel-sel desidua di sekitarnya dan menyediakan energi bagi mudigah sampai plasenta terbentuk.
Gambar diatas menunjukan periode nutrisi trofoblastik, yang secara bertahap berkembang menjadi nutrisi plasenta. Sewaktu sel-sel trofoblas menembus desidua dan mencernanya, nutrisi yang disimpan dalam desidua akan digunakan oleh embrio untuk pertumbuhan dan perkembangan. Selama minggu pertama setelah implantasi, ini merupakan satu-satunya cara bagi embrio untuk memperoleh nutrisi, embrio akan terus memperoleh setidaknya sebagian dari nutrisinya dengan cara ini selama 8 minggu, walupu sebenarnya plasenta juga mulai memberikan nutrisi kira -kira 16 hari setelah pembuahan( kira2 sete lah 1 minggu setelah implantasi.
Walaupun belum berkembang sempurna, plasenta sudah bekerja sejak mingggu kelima setelah implantasi. Pada saat ini, jantung embrio sudah memompa darah ke vilus plasenta serta ke jaringan embrio itu sendiri. Selama kehamilan, darahjanin secara terus-menerus melintasi vilus plasenta dan sistem sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis dan vena umbilikalis, yang terbungkus dalam korda umbilikalis (tali pusat).
Fungsi Plasenta PLASENTA Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup untuk member makan embrio selama minggu-minggu pertama. Untuk mempertahankan embrio yang sedang tumbuh, selama hidup di uterus, terbentuklah plasenta, yaitu suatu organ khusus untuk pertukanaran darah ibu dan janin. Plasenta berasal dari jaringan trofoblastik tadi dan desidua. Pada hari ke-12, embrio sudah terbenam seluruhnya di desidua. Saati ini lapisan trofoblastik sudah mencapai ketebalan dua lapisan dan disebut korion. karena terus mengeluarkan enzim dan meluas, korion membentuk suatu jaringan rongga-rongga yang meluas di desidua. Dinding kapiler2 desidua mengalami erosi akibat ekspansi korion, sehingga rongga2 tersebut terisi oleh darah ibu yang tidak dapat membeku akibat adanya antikoagulan yang dihasilkan oleh korion. terbentuklah tonjolan2 korion untuk membentuk
vilus plasenta. Setiap vilus plasenta mengandung kapiler embrio (nantinya janin) yang dikelilingi oleh selapis tipis jaringan korion. yang memisahkan darah embrio/janin dari darah ibu di ruang antar vilus. Tidak terdapat pencampuran antara darah ibu dan janin, tetapi sawar diantaranya sangatlah tipis. Melalui sawar yang tipis inilah semua bahan dipertukarkan antara kedua lairan darah tersebut.
Selama kehidupan intrauterus, plasenta melaksanakan berbagai fungsi, antara lain : sebagai sistem pencernaan yang menyediakan nutrisi bagi fetus, sebagi paru yang berfungsi untuk melakukan pertukaran antara O2 dan CO2, sebagai ginjal yang berfungsi mengatur volume cairan dan pembuangan sisa-sia metabolisme, serta berfungsi sebagai kelenjar endokrin versatile (=sementara??) yang mensintesis hormone steroid dan peptide yang mempengaruhi metabolisme ibu dan fetus, dimana beberapa dari hormone ini dapat ditemukan di plasma ibu, dan beberapa diantaranya juga dapat ditemukan di plasma fetus dan cairan amnion. Zat-zat nutrisi dan O2 yang dibutuhkan fetus berdifusi dari darah ibu menembus sawar plasenta yang tipis untuk masuk ke dalam darah janin, bersamaan dengan itu, CO2 dan zat-zat sisa berdifusi dari janin ke darah ibu. Nutrien dan O2 yang diangkut dari ke fetus oleh darah ibu siperoleh dari sistem pencernaan dan pernafasan ibu, serta CO2 dan zat-zat sisa yang dipindahkan ke dalam darah ibu masing-masing dieleminasi oleh paru dan ginjal ibu. Dengan si ibu melayani kebutuhan janin dan dirinya sendiri. sekarang akan kita bahas satu-satu:
1.
Sebagai sistem pencernaan(Usus fetus) : Glukosa : pada stadium akhir kehamilan, fetus sering
menggunakan glukosa sebanyak yang dipakai oleh seluruh tubuh ibu. Untuk menyediakan glukosa yang
banyak ini, sel-sel tfofoblas yang membatasi vili plasenta menyediakan difusi terfasilitasi glukosa melalui membrane plasenta. Jadi, glukosa ditranspor oleh
2.
2.
molekul-molekul pembawa dalam membran sel trofoblas. Walaupun begitu, kadar klukosa di darah fetus adalah 20-30% lebih rendah dari darah ibu. Asam Lemak : karena kelarutan asam lemak yang tinggi di membran sel, zat-zat ini juga berdifusi dari darah ibu ke dalam darah fetus tetapi lebih lambat daripada glukosa sehingga glukosa lebih mudah dipakai fetus sebagai nutrisi. Subsntansi lain : zat-zat lain seperti benda keton, ion kalium, natirum dan klorida juga berdifusi relative lebih mudah dari darah ibu ke dalam darah fetus.
3.
Sebagai sistem pernapasan(Paru fetus) Prinsip yang hampir sama persis dengan difusi oksigen melalui membran paru juga dipakai untuk difusi oksigen melalui membrane plasenta. Oksigen yang larut di dalam darah sinus maternal masuk ke dalam darah fetus melalui difusi sederhana, didorong oleh gradient tekanan oksigen darah ibu ibu ke darah fetus. Mendekati akhir usia kehamilan, PO2 rata-rata dalam darah ibu pada sinus-sinus plasenta kira-kira 50 mmHg, dan PO2 rata-rata dalam darah fetus setelah teroksigenasi adalah kira-kira 30 mmHg. Oleh karena itu, gradient tekanan rata-rata untuk difusi oksigen melalui membrane plasenta kira-kira adalah 20 mmHg. Kalo tekanan oksigennya Cuma 30 mmHg gitu mungkin ga sih mampu mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh fetus??? Ada 3 alasan mengapa PO2 yang rendah ini membuat fetus mampu untuk mentranspor oksigen ke jaringan fetus hampir sama banyak dengan yang ditanspor oleh darah ibu ke jaringannya : 1. Hemoglobin yang terdapat pada fetus terutama adalah hemoglobin fetus(HbF), suatu jenis hemoglobin yang disintesis oleh fetus sebelum kelahiran. Perhatikan gambar di bawah ini :
3.
Sebagai Ginjal Fetus Dengan cara yang sama seperti CO2 berdifusi dari darah fetus ke dalam darah ibu, produk-produk eksresi lainnya yang dibentuk pada fetus juga berdifusi melalui membran plasenta ke dalam darah dan kemudian dieksresikan bersama-sama dengan produk2 eksresi dari ibu. Produk2 ini terutama meliputi nitrogen non protein seperti urea, asam urat, dan kreatinin, kadar ureum dalam darah fetus hanya sedikit lebih besar dari kadar di dalam darah ibu karena ureum berdifusi melalui membrane plasenta dengan sangat mudah. Sebaliknya, kreatinin yang sulit berdifusi mempunyai presentase konsentrasi darah fetus yang lebih tinggi daripada di dalam darah ibu. Oleh karena itu, ekskresi dari fetus terutama terjadi sebagai akibat gradient difusi melewati membrane plasenta, karena terdapat konsentrasi produk2 ekskresi dalam darah fetus lebih tinggi daripada dalam darah ibu.
4.
Gambar diatas menunjukkan perbandingan kurva disasosiasi oksigen untuk hemoglobin ibu dengan hemoglobin fetus. Tampak bahwa kurva hemoglobin fetus bergeser ke kiri dari dari hemoglobin ibu. Ini berarti bahwa pada kadar PO2 yang rendah di dalam darah fetus, HbF dapt mengangkut O2 sebesar 20-50% lebih banyak daripada O2 yang diangkut hemoglobin ibu.
Konsentrasi HbF kira-kira 50% lebih besar dari hemoglobin ibu(HbA), oleh karena itu, ini adalah faktor yang lebih penting dalam meningkatkan jumlah O2 yang ditranspor ke jaringan fetus Efek Bohr menyediakan mekaninsme lain untuk meningkatkan transport oksigen oleh darah fetus. Faktor tersebut yaitu : hemoglobin dapat membawa O2 lebih banyak pada PCO2 yang reendah daripada pada yang dapat idbawa oleh PCO2 yang tinggi. Darah fetus yang memasuki plasenta membawa membawa sejumlah CO2, tetapi banyak CO2 ini berdifusi dari darah fetus ke dalam darah ibu. Hilangnya karbondioksida membuat darah fetus lebih alkalis, sedangkan peningkatan CO2 dalam darah ibu membuat darah ibu lebih asam. Perubahan ini menyebabkan kapasitas O2 darah fetus yang bergabung dengan O2 menjadi mnenigkat dan yang berada dalam darah ibu menurun. Keadaan ini memaksa lebih banyak oksigen mengalir dari darah ibu, sehingga meningkatkan O2 dari darah ibu, sehingga meningkatkan O2 dalam darah fetus. Jadi pergeseran efek Bohr akan bekerja pada arah tertentu dalam darah ibu dan pada arah yang lain dalam darah fetus. Kedua efek tersebut membuat pergeseran Bohr di sini dua klai lebih penting daripada untuk pertukaran O2 dalam darah paru, oleh karena itu, keadaan ini disebut efek Bohr Ganda
Sebagai Kelenjar Endokrin Versatil Sistem endokrin trofoblas Sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas mensintesis hormon preotein dan peptide yang kebanyakan homolog dengan hormone yang diproduksi oleh hipotalamus, pituitary, dan gonad. Sinsitiotrofoblas juga mensintesis hormon steroid dari berbagai prekursor dalam jumlah besar selama proses kehamilan. Produk sitotrofoblas bersifat stimulasi(CRH dan TRH) dan inhibisi(somatostatin), hypothalamic-like peptides , dan faktor pertumbuhan gonad. Produk sinsitiotrofoblas hormon yang homolog dengan produk pituitary(ex. ACTH dan
TSH). Produk2 ini diregulasi secara parakrin dan antara produk kedua lapisan trofoblas tersebut sring tumpang tindih. [Nila Purnama Sari]
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru dibuahi, hormon HCG disekresi oleh sel-sel sinsitial trofoblas ke dalam cairan ibu. Sekresi hormon ini dapat diukur pertama kali dalam darah 8 sampai 9 hari setelah ovulasi, segera setelah blastokista berimplantasi di endometrium. Kemudian kecepatan sekresi meningkat dengan cepat dan mencapai maksimum kira-kira 10 sampai 12 hari kehamilan dan menurun kembali sampai kadar yang lebih rendah menjelang 16 sampai 20 minggu. Sekresi terus berlanjut pada kadar ini selama sisa masa kehamilan. HCG disekresikan oleh sel sinsitiotrofoblas yang distimulasi oleh GnRH dari sitotrofoblas. HCG bisa dideteksi di plasma maternal dan urin dalam waktu 9 hari setelah konsepsi. Deteksi HCG adalah tes yang spesifik dan paling sering digunakan untuk mendeteksi adanya kehamilan. HCG terdiri atas dua subunit, yaitu subunit-α dan subunit-β. Subunit-α Subunit-α identik dengan TSH, LH, dan FSH. Subunit-β Subunit-β memiliki kemiripan 80 % dengan subunitsubunit -β pada LH. Setelah janin dilahirkan, HCG akan menghilang dengan paruh waktu 12 sampai 24 jam dari plasma maternal.
Gambar 1. Laju sekresi estrogen, progesterone, dan konsentrasi HCG pada tingkat kehamilan yang berbeda
Fungsi HCG HCG merupakan glikoprotein. Sejauh ini fungsinya fungsinya adalah mencegah involusi korpus luteum pada akhir siklus bulanan wanita. Selanjutnya hormon ini akan menyebabkan kprpus luteum menyekresi lebih banyak lagi hormon-hormon kelamin, yaitu progesteron
dan estrogen, untuk beberapa bulan berikutnya yang mencegah terjadinya menstruasi dan menyebabkan endometrium terus tumbuh dan menyimpan nutrisi dalam jumlah besar dan tidak dibuang menjadi darah menstruasi. Hal-hal di atas menyebabkan sel-sel yang menyerupai sel desidua yang berkembang dalam endometrium selama siklus seksual wanita normal berubah menjadi sel-sel desidua yang sesungguhnya, yang sangat membengkak dan dan banyak mengandung nutrisi, kirakira pada waktu blastokista berimplantasi. Di bawah pengaruh HCG ini, korpus luteum di ovarium ibu tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari ukuran awalnya menjelang satu bulan atau lebih setelah kehamilan di mulai, dan estrogen serta progesterone yang terus menerus disekresi akan mempertahankan sifat asli desidua endometrium uterus, yang diperlukan untuk perkembangan awal fetus. Korpus luteum akan berinvolusi dengan lambat setelah minggu ke 13 sampai 17 kehamilan. Setelah melewati waktu itu, plasenta sendiri akan menyekresikan sejumlah progesterone dan estrogen yang cukup untuk mempertahankan kehamilan selama sisa periode kehamilan. (Itu tanggungjawab pertama si janin, lho). HCG juga menimbulkan efek perangsangan produksi DHEA oleh kelenjar adrenal fetus dan produksi testosteron oleh sel-sel interstisial (sel Leydig) oleh testis fetus pria. Sekresi testorsteron dalam jumlah sedikit ini selama kehamilan merupakan faktor yang menyebabkan tumbuhnya organ-organ kelamin pria dan bukannya organ kelamin wanita. HCG juga menstimulasi produksi hormon relaksin. Relaksin adalah suatu hormon peptida yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Relaksin menyebabkan pelunakan serviks dan melemaskan jalan lahir dengan jalan melonggarkan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul. Fungsi lain HCG adalah menghambat sekresi LH maternal oleh kelenjar hipofisis. Selain itu, struktur HCG ternyata overlap dengan struktur TSH sehingga pada ibu hamil sering ditemukan peningkatan aktivitas kelenjar tiroid, yang bisa menginduksi terjadinya hipertiroidisme. Reseptor HCG bisa ditemukan di endometrium dan miometrium. HCG bisa menghambat kontraksi dari miometrium yang disebabkan oleh oksitosin. Tau kan kalau HCG menghasilkan progesterone, nah progesterone inilah yang mencegah miometrium berkontraksi terlalu heboh. Peran HCG ini penting sekali terutama pada kehamilan fase awal.
Efek HCG Terhadap Testis Fetus HCG memiliki efek terhadap testis fetus. HCG menstimulasi sel interstisial atau sel Leydig untuk memberikan efeknya terhadap janin laki-laki, yang akan menyebabkan terjadinya sekresi testosterone pada janin laki-laki sampai tiba masanya dilahirkan. Sekresi testosterone dalam jumlah kecil selama kehamilan ini menyebabkan pertumbuhan dari organ seks laki-laki pada janin, bukan malah jadi organ seks wanita. Saat dekat dengan masa kelahiran, testosterone yang disekresikan tersebut jugalah yang menyebabkan
testis turun menuju skrotum.
HORMON-HORMON HORMON-HORMON PLASENTA Jadi, selain HCG ternyata ada hormone lain yang berperan dalam kehamilan, yaitu hormonhormon yang dihasilkan plasenta. Antara lain estrogen, progesterone, dan human choriconic somatomammotropin (kita singkat saja HCS ya). Semua hormone tersebut sangat esensial untuk kehamilan yang normal. Estrogen dan Progesteron Plasenta, layaknya korpus luteum, juga mensekresi estrogen dan progesterone. Kedua hormon ini juga dihasilkan oleh sel sinsitial trofoblas plasenta seperti kebanyakan hormon plasenta yang lain. Menjelang akhir usia kehamilan, pembentukan estrogen plasenta setiap hari meningkat menjadi 30 kali kadar produksi ibu yang normal. Tetapi, sekresi estrogen oleh plasenta cukup berbeda dari sekresi estrogen dari ovarium. Estrogen yang disekresikan plasenta tidak disintesis secara de novo dari zat-zat dasar dalam plasenta. Sebaliknya, hampir seluruh estrogen dibentuk dari senyawa steroid androgen, dehidroepiandosteron, dan 16-hidroksidehidroepiandosteron, yang dibentuk di kelenjar adrenal ibu dan fetus. Androgen ini kemudian ditranspor oleh darah ke plasenta dan diubah oleh sel trofoblas menjadi estradiol, estron, dan estriol. Korteks kelenjar adrenal fetus sangat besar, kira-kira 80 persen terdiri atas zona fetus yang memiliki fungsi utama yaitu menyekresikan DHEA selama kehamilan.
Peningkatan pengubahan kortisol menjadi kortison yang inaktiv akan membantu melepaskan hambatan dari kortikotorpin fetus oleh kortisol maternal yang bisa menembus plasenta. Hal ini akan menyebakan ACTH fetus bisa distimulasi untuk menghasilkan androgen adrenal, yang nantinya akan diubah menjadi kortisol oleh si fetus. Fungsi estriol lainnya adalah meningkatkan aliran darah uterus dan plasenta. Human Chorionic Somatomammotropin (HCS) HCS merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta pada minggu ke-5 kehamilan. Diproduksi oleh sinsitiotrofoblas. Fungsi hormon ini antara lain yaitu menyebabkan perkembangan payudara dan pada beberapa keadaan bisa menyebabkan laktasi. Oleh karena itu, hormon ini pertama kali dinamakan human placental lactogen yaitu hormon plasenta yang memiliki aktivitas laktogenik dan diyakini memiliki fungsi yang sama dengan prolaktin. Hormon ini juga memiliki aktivitas yang lemah mirip dengan hormon pertumbuhan. Sehingga disebut sebagai chorionic growth hormone prolactin. Jumlah HCS ini sangat banyak terdapat di darah maternal dan sangat sedikit yang bisa mencapai fetus. Fungsi HCS adalah sebagai hormon pertumbuhan maternal selama kehamilan. Sekresi hormon ini meningkat secara progresif sepanjang sisa kehanilan dan berbanding lurus dengan berat plasenta . Sehingga jika terdeteksi kadar HCS yang rendah bisa menandakan adanya insufisiensi plasenta. Relaxin Rasanya udah berkali-kali ya disebut fungsi hormon ini sebelumnya. Ayo, diinget sendiri atau baca ulang ya keterangan di atas-atas sana. Hehehe. Berikut adalah kadar hormon yang terkandung dalam darah maternal selama kehamilan.
Gambar 2. Mekanisme Sekresi Estrogen dan Progesteron oleh Plasenta
Estrogen plasenta (estradiol, estron, dan estriol) menstimulasi pertumbuhan miometrium uterus dan dengan demikian berarti juga menyiapkan miometrium untuk kerja yang lebih berat lagi. Estrogen juga menstimulasi pertumbuhan lebih lanjut sistem duktus dari payudara yang nantinya akan berkembang menjadi alveoli. Selain itu, bersama dengan hormon relaxin bekerja untuk merelaksasi dan melembutkan serta melonggarkan ligament panggul ibu dan simpisis pubisnya, yang mempermudah dalam proses melahirkan.
Peningkatan Berat Badan Peningkatan berat badan pada ibu hamil merupakan respons tubuh ibu terhadap kehamilan. Sebagian besar peningkatan BB selama kehamilan disebabkan oleh adanya peningkatan
masa rahim beserta isinya, payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler ekstravaskuler. Sebagian kecil peningkatan BB ibu hamil adalah hasil perubahan metabolik yang menyebabkan peningkatan cairan seluler dan deposit dari lemak dan protein yang baru, yang disebut cadangan maternal. Rata-rata peningkatan BB selama kehamilan yaitu 12.5 kg atau 27.5 lb.
Refleks spinal dan kontraksi volunteer dari otot abdomen juga memberikan kontribusi dalam proses kelahiran.
Gambar 3. Pengaturan Oksitosin untuk Proses Melahirkan
Tambahan: Peningkatan kontraktilitas uterus salah satunya disebabkan oleh rasio estrogen terhadap progesterone. Progesterone memiliki sifat menghambat kontraksi uterus dengan cara menciptakan hiperpolarisasi sehingga akan sulit terjadi potensial aksi. Sebaliknya, estrogen memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kontraktilitas. Baik progesterone maupun estrogen diproduksi dalam jumlah yang semakin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke tujuh dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sementara sekresi progesterone justru konstan atau bahkan menurun. Oleh karena itu, diduga rasio estrogen yang meningkat dibandingkan progesterone ini yang menyebabkan kontraktilitas uterus meningkat sampai waktunya bayinya lahir.
II. PERSALINAN (PARTUSI) Akhirnya setelah ngomongin kehamilan, sampai juga waktunya si bayi untuk lahir. Sebelum itu, kita bahas sedikit teorinya. Jadi estrogen akan meningkatkan kadar reseptor oksitosin di miometrium lebih dari 100x lipat jika dibandingkan pada saat hamil. Selain pengaruh estrogen, distensi uterus pada fase akhir kehamilan juga meningkatkan reseptor oksitosin. Nah, peningkatan jumlah reseptor oksitosin ini akan menyebabkan uterus akan berespon dengan kadar oksitosin plasma yang pada dasarnya normal-normal saja. Selanjutnya , oksitosin akan merangsang kontraksi uterus. Oksitosin merangsang uterus berkontraksi dengan dua cara: Berefek langsung terhadap miometrium dan otot polos uterus Menstimulasi pembentukan prostaglandin di desidua. Prostaglandin akan meningkatkan kontraksi yang diinduksi oksitosin.
[Monika Besti Yolanda]
III. LAKTASI Payudara mulai berkembang saat pubertas. Nah, perkembangannya kalian bisa lihat di slide pertama bagian laktasi (sambil lihat punya sendiri hehe). Perkembangan payudara wanita awalnya dimulai oleh estrogen di tiap siklus bulanan. Namun, ada beberapa hormon lain yang terlibat Estrogen : bertanggung jawab pada perkembangan sistem duktus dan penumpukan sejumlah besar lemak . Sedikit pendahuluan, payudara wanita itu terdiri atas sejumlah lemak, duktus, lobulus dan alveoli, duktus laktiferus, serta nipple . Selain estrogen, juga ada 4 hormon lain yang terlibat dalam perkembangan sistem duktus GH, prolaktin, glukokortikoid, dan insulin. Keempat hormon itu terutama dikeluarkan saat pubertas. Diduga empat hormon ini berperan dalam metabolisme proteinnya. (Guyton)
Progesteron : menyebabkan pertumbuhan lobulus, pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat – sifat sekresi dari sel – sel alveoli. Progesteron disertai kadar prolaktin dan estrogen yang tinggi berperan dalam perkembangan payudara saat kehamilan. Chorionic mammotropin (placenta lactogen) juga berperan dalam perkembangan payudara saat hamil. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, analog dengan HCG, dan menambah sekresi prolaktin.
Tetapi, pertanyaannya mengapa prolaktin bisa tinggi padahal estrogen udah ga ada sebagai stimulannya? Dan, ini benar karena menurut guyton sekresinya akan menurun 50 persen setelah 1 minggu kelahiran dan kembali ke keadaan sewaktu tidak hamil setelah 3 4 minggu kelahiran. Hal ini tidak menjadi masalah karena setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal saraf dari puting susu ke hipotalamus akan menyebabkan lonjakan sekresi prolaktin selama 1 jam saat dan setelah menyusui. Hal ini menyebabkan gambaran sekresi prolaktin tampak intermittent seperti gambar di bawah ini.
Bagaimana LAKTASI terjadi? Jadi, ada dua hormon yang berperan dalam laktasi, yaitu oksitosin dan prolaktin. Prolaktin menyebabkan formasi dan sekresi susu, sedangkan oksitosin menyebabkan kontraksi sel mioepitelial untuk ejeksi susu . Sedikit tambahan, satu alveolar terdiri atas dua sel yaitu sel epitelial alveolar dan sel
mioepitelial. Saat kehamilan, estrogen meningkatkan sekresi prolaktin sejak minggu ke-5 (menambah jumlah sel laktotroph di hipofisis anterior) dan jumlah reseptor oksitosin untuk mempersiapkan laktasi. Namun, anehnya pada ibu hamil tidak bisa menyusui loh! (so, susu perawan di boboho itu pembodohan massal haha) . Penyebabnya adalah kadar estrogen dan progesteron yang masih tinggi menjadi inhibitor kompetitif prolaktin dan oksitosin (kedua hormon ini juga berefek terhadap oksitosin yang dibahas dalam proses kelahiran). Namun, menurut guyton si E dan P tidak sepenuhnya mensupresi, tapi menghambat sehingga hanya sedikit susu yang disekresikan, namun tak bisa diejeksikan. Cairan yang disekresi beberapa hari terakhir atau minggu sebelum kelahiran ini disebut kolostrum. Segera setelah bayi dilahirkan, kan si E dan P turun sehingga prolaktin dan oksitosin bisa berjaya melakukan proses laktasi yang bru muncul hasilnya 3 hari setelah kelahiran (3 hari pertama dikuasai kolostrum yang udah dibuat duluan). E dan P yang turun menyebabkan inhibisi terhadap produksi α-lactalbumin tidak dihambat lagi sehingga merangsang laktosa sintase susu dihasilkan. Prolaktin tidak sendiri, dy juga butuh dukungan dari hormon GH, kortisol, paratiroid, dan insulin supaya susunya berkualitas. (Guyton)
Pengaturan Prolaktin dan Oksitosin oleh Hipotalamus Prolaktin Prolaktin disekresikan oleh sel laktotroph di hipofisis anterior. Sekresinya meningkat saat malam hari dan pubertas. Pengaturannya oleh hipotalamus berbeda dengan hormon tropik lainnya. Pada pengaturan harian, hipotalamus justru mengeluarkan faktor penghambat bukan faktor perangsang yang disebut Prolaktin Inhibiting Hormone (PIH) atau dopamin. Oleh karena itu, dopamin (bromokriptin) sering digunakan untuk pengobatan hiperprolaktin. Ketika ada rangsangan mekanoreseptor pada puting ibu maka PIH ini ditekan dan sekresi susu berjalan. Respon sekresi prolaktin saat suckling hilang setelah 18 bulan atau lebih.
Oksitosin Ejeksi susu pada ibu itu bukan karena isapan si bayi. Tapi, benar2 keluar dengan sendirinya saat ada rangsangan pada puting. Setelah ada rangsangan, impuls sensorik akan ditransmisikan melalui saraf somatik ke medula spinalis lalu ke hipotalamus dan menyebabkan sekresi oksitosin dan juga prolaktin. Oksitosin menyebabkan kontraksi sel mioepitel yang menyebabkan susu terejeksikan. Tidak hanya isapan yang berperan sebagai stimulus tapi juga bisa berupa belaian atau tangisan anak. Oleh karena itu, ibu yang stress bisa mengalami gangguan menyusui.
o
o o
o
Protein2 yang terdapat di dalam susu biasa banyak yang unik seperti αlactalbumin, β-lactoglobulin, dan casein. nya disintesis dari glukosa dan disekresikan secara apokrin. Asam lemak nya Vitamin lengkap kecuali vitamin K. Kadar vit D cukup rendah sehingga harus disuplemen. EGF merangsang pertumbuhan dan maturasi mukosa intestinal bay i.
Ini nih gambaran tabel lengkap nutr isi pada susu2 yang dikonsumsi bayi
Tahukah kamu karena susu ibu keluar sendirinya, bayi2 yang terbiasa diberikan ASI sering kesulitan jika langsung dicekoki dengan susu dari dot hehehe.
Komposisi ASI Kolostrum : sudah disinggung sedikit di atas sih. Tapi dilengkapin di sini yah. Kolostrum warnanya kuning lemon dan disekresikan hari kedua setelah kelahiran.
Kolostrum lebih banyak mengandung mineral dan asam amino, serta protein globulin, namun sedikit lemak . Sekresinya nanti akan lenyap setelah hari kelima dan digantikan dengan susu biasa. Istimewanya dari kolostrum ini, banya k mengandung IgA, makrofag, limfosit, komplemen, laktoferin (pengikat besi), laktoperoksidase, dan lisozim. Menurut sherwood, ada juga namanya faktor bifidus (Lactobacillus (Lactobacillus bifidus ) yang meningkatkan proliferasi bakteri baik di saluran cerna. Susu biasa : adalah suspensi lemak dan protein dalam larutan karbohidrat. Diproduksi 600 ml perhari. Komposisi o Asam amino yang essensial diperoleh dari darah, sedangkan non essensial disintesis di kelenjar mammae.
Keuntungan ASI Susu ibu adalah nutrisi paling ideal bagi bayi manusia karena banyak kelebihannya. Banyak substansi yang merangsang pertumbuhan dan kecerdasan otak. Selain itu, juga banyak
keuntungan imunologisnya
Sekretori IgA : melawan bakteri Eschericia coli Proteksi terhadap rotavirus penyebab terbanyak gastroenteritis pada bayi Menurunkan resiko dermatitis atopik dan asma Kaya akan limfosit T dan B sel T memori yang ada memberikan “modal” untuk sistem imun bayi.
Selain itu, banyak juga keuntungan bagi ibunya : Menurunkan angka risiko kanker payudara Menurunkan berat badan kehamilan Mempercepat involusi uterus meningkatnya oksitosin Menurunkan angka risiko jantung koroner Efek kontrasepsi : menghambat GnRH, FSH, dan LH sehingga menyebabkan amenorea selama 25 – 25 – 30 minggu, perkembangan ovarian terhambat defisiensi estrogen, dan anovulasi tidak adanya LH surge . Hal ini sangat kontras pada wanita yang tidak menyusui dimana kadar FSH akan kembali normal setelah 1 atau 2 minggu pasca kelahiran menstruasi pertama pada minggu ke 6 setelah melahirkan cepat hamil lagi deh.
T-07 GANGGUAN FERTILITAS DISFUNGSI SEKSUAL, & ANALISIS SEMEN Fertilitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan anak. Fertilitas ini perlu dibedakan dengan fekunditas. Fekunditas adalah potensi seseorang untuk berproduksi (dipengaruhi produksi gamet, fertilisasi, dan menjaga kehamilan hingga kelahiran. Kalau lawannya fertilitas adalah infertilitas, kalau fekunditas lawannya sterilitas. Sementara itu, infertilitas itu apa? Akan ada bahasannya nanti Zaman dahulu, infertilitas ini sering dikaitkan pada gangguan sistem reproduksi pada wanita. Jadi, wanita yang disalah-salahin gitu.. Tetapi, ternyata bukan dari faktor wanitanya saja yang berpengaruh, tetapi juga ada faktor dari laki-laki. (HA!). Nah, pada tentir kali ini, yang akan dibahas adalah gangguan fertilitas pada laki-laki saja. Gangguan pada wanita akan dibahas oleh subbagian tentir yang lain.
Tips Menyusui
Bayi bru lahir hanya bisa menelan cairan sehingga hanya susu yang bisa ia konsumsi. Karena bayi cuman bisa nelennya dikit maka bayi harus sering dikasih makan biasanya tiap 4 jam. Akibatnya, kalo awal kelahiran si bayi bisa turun berat bdannya karena butuh makanan yang lebih, namun setelah 10 hari maka akan kembali lagi atau nambah 28 gram per hari.
Sistem Reproduksi Pria
10 langkah menyusui yang sukses
Fungsi sistem reproduksi dalam gamet adalah: Produksi Penyimpanan Nutrisi Transpor untuk masuk ke saluran wanita. Kalau terjadi gangguan, misalnya kayak impoten, ada gangguan di transpornya, tapi pembentukan spermanya sih oke2 aja.
Adanya kebijakan tertulis keharusan menyusui dan sering dikomunikasikan seluruh staf kesehatan Latih jika perlu untuk implemetasinya o o Informasikan ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui Tunjukkan ke ibu bagaimana menyusui dan mempertahankannya, bahkan saat o sang ibu jauh dari anaknya Tegaskan pada ibu bahwa hanya dengan susu Ibu si bayi diberi makan, tidak o boleh menggunakan pengganti susu Ibu atau alat bantu lainnya Pelatihan rooming-in yang memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama seharian o maaf saya bingung ngartiin ini gimana Dorong kegiatan menyusui saat bayi butuh o Jangan berikan dot buatan untuk menyusui bayi o Bantu dengan mengajak ibu bergabung ke dalam grup menyusui o Menyapih (sherwood) saat dimana bayi berangsur berhenti dari kegiatan menyusui ASI sehingga produksi ASI juga berangsur ikut menghilang. Ada dua proses yang terlibat yaitu penurunan sekresi oksitosin (karena si bayi males nyusu lagi) dan pembesaran alveolar yang menekan produksi dan sekresi susu. Menyapih ini biasanya distimulasi saat bayi sudah beranjak besar. o
[Karina Maharani Pramudya] Sekian tentir faal kali ini, mohon maaf karena membuat anda enek saking banyaknya. Kritik dan saran ataupun kalo ada pertanyaan silahkan di milist. Semoga membantu…
Mengapa perlu mengetahui sistem reproduksi pria? Karena fertilitas sendiri, dari faktor pria, berkaitan erat dengan bagaimana proses organ reproduksi menghasilkan sperma. Sperma inilah yang dijadikan senjata bagi pria untuk melakukan fertilisasi.
Sistem reproduksi pria dapat dibagi dua bagian utama, yaitu: 1. Jalur utama spermatozoa (epididimis, duktus deferens, duktus ejakulatorius) 2. Organ aksesori (vesika seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretra, kantung skrotum yang membungkus testis, dan penis)
Ini bisa dilihat ada jalurnya ya buat sperma lewat. Kalau ada gangguan di jalurnya, maka sperma nggak bisa keluar. Bisa mempengaruhi fertilitas.
Masih berkaitan dengan sistem reproduksi, pria punya bagian aksesoris yaitu Vesika seminalis. Ini merupakan kelenjar sekretori aktif yang berkontribusi memberikan 60% volume semen. Hasil sekresi dari vesika seminalis adalah fruktosa, prostaglandin, fibrinogen. Selain itu, ada pula kelenjar prostat yang menyekresikan cairan prostat yang sedikit asam. Ada juga Kelenjar bulbouretra yang menyekresikan mukus alkali sebagai lubrikan. Ada hal yang penting lagi, yaitu hormonnya: FSH (Follicle stimulating hormone): bekerja pada sel sustentakular untuk menginisiasi spermatogenesis LH (luteinizing hormone): menyebabkan sekresi testosteron dan androgen lainnya GnTH (Gonadotropin releasing hormone) Testosteron: PALING UTAMA. Meningkat hingga usia antara 40 tahun, kemudian kadarnya di plasma akan semakin menurun mendekati usia senja (kondisi Andropause)
Bisa dilihat: Tubulus seminiferus berisi spermatogonium yang berisi spermatogonia (stem ( stem cell yang terlibat dalam spermatogenesis) dan sel sustentakular yang membantu perkembangan sperma. Nah, ini berkaitan dengan produksi sperma. Kalau terjadi gangguan pada produksi spermanya, walaupun jalurnya lancar, bisa menyebabkan kondisi infertilitas.
Fertilisasi Fertilisasi: Fusi antara gamet pria dan wanita untuk membentuk zigot. Nah, karena bahasannya tentang pria, jadi sedikit fakta tentang gamet pria: Jumlah sangat banyak 100 juta sperma per ejakulasi Lebih kecil dibandingkan ovum Motil (disebut motil jika dapat mengatur pergerakan dirinya sendiri, berbeda dengan mobile yang berarti dapat dipindahkan dengan mudah)
Klasifikasi untuk infertilitas pria: Azoospermia (tidak ada sperma): 3-4% OAT (oligo-astheno-terato) dan ASA (antisperm (antisperm antibody ): ): 90% Oligospermia: Kuantitas rendah o Asthenozoospermia: Kualitas rendah (misalnya motilitas rendah) o Teratozoospermia: sperma abnormalnya banyak o Antisperm antibody o Disfungsi sperma: 3-6% Gagal ejakulasi ke dalam vagina (gangguan migrasi): 4-6%
Peran pria dalam reproduksi terkait fertilisasi dapat dinilai dari 2 kategori, yaitu: 1. Kemampuan melakukan hubungan seksual secara benar dan tepat dengan tujuan untuk memperoleh anak pada perempuan pasangannya, 2. Komponen semen normal secara kuantitas dan kualitas serta fungsi spermatozoa cukup untuk melewati saluran genital wanita tanpa ada hambatan, guna melakukan penetrasi pada ovum.
Infertilitas
DEFINISI: Lawannya fertilitas. …… zzzz …… zzzz Lebih lengkapnya.. Infertilitas adalah kondisi dimana pasangan suami istri yang sudah menikah lebih dari 1 tahun dan melakukan hubungan seksual secara normal dan benar, tetapi istrinya belum juga hamil tanpa ada usaha pencegahan (pakai kondom, tidak melakukan usaha saat subur) , Atau Kondisi dimana pasangan suami istri yang sudah menikah lebih dari 2 tahun dan melakukan hubungan suami istri secara normal dan benar, tetapi belum juga punya anak tanpa mengikuti program KB. Definisi kedua yang bisanya dipakai. Penyebabnya? Silakan disimak dari gambar di sebelah ini. Ternyata faktor pria maupun wanita menyumbangkan kontribusi yang hampir setara untuk infertilitas. Pada wanita penyebab didominasi oleh kelainan tubal ovarian (40%), sementara pada lelaki adalah varikokel (40%).
Secara detail, untuk pria, infertilitas dapat disebabkan oleh kondisi kongenital maupun didapat. Penyebab-penyebabnya yaitu: Kemoterapi: menyebabkan proliferasi terus-menerus membentuk sperma sehingga jadi mirip kasus kanker) Obstruksi sistem reproduksi (kriptorkidisme testis tidak turun padahal sebelum usia dua tahun harus turun, anorkisme gak punya testis) Penyakit (fibrosis sistik, anmeia sel sabit,penyakit menular seksual) Disfungsi hormonal (disebabkan oleh gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisisgonad) Infeksi (prostatitis, epididimitis, orkitis) Cedera (trauma testis) Medikasi yang menyebabkan sperma jadi lemah (motilitas menurun), seperti obat autoimun (artritis) dan obat tekanan darah tinggi. Penyakit metabolik seperti hemokromatosis (mempengaruhi penggunaan dan penyimpanan besi) Ejakulasi retrograde (kondisi dimana terjadi aliran balik semen menuju vesika urinaria saat ejakulasi. Jadi merasa ejakulasi tapi kok ngga keluar.) Penyakit sistemik (demam tinggi, infeksi, penyakit ginjal) Kanker testis Varikokel: intinya ini adalah varises pada kantung skrotum. Jadi, terbentuk massa dalam kantung skrotum yang disebabkan dilatasi dan pembesaran vena pada funikulus spermatikus. Jika katup yang meregulasi aliran darah dari vena tersebut mengalami defek kongenital, akan terjadi pembengkakan pada vena di bagian atas dan belakang testis, sehingga menyebabkan testis hangat dan keluarlah sitokin yang dapat menganggu motilitas sperma. Gejalanya: seirng nyeri tapi tidak ada gangguan yang berarti.
Nah, pemeriksaan untuk kasus infertilitas biasanya dimulai dari laki-laki, karena pemeriksaan dan tes pada laki-laki jauh lebih mudah, dan dapat dilakukan kapan saja. Kalau wanita kan harus saat midcycle jadi lebih repot.
Komponen apa saja yang perlu diperiksa? Fisik dengan tanda-tanda seks sekunder (ukuran testis dan penis) Kemampuan melakukan hubungan seksual dengan perempuan pasangannya sebagai seorang laki-laki secara normal Pemeriksaan fisik organ genital: Komponen yang dicek: o Ukuran testis Hipospadia Epispadia Mikropenis o Dibutuhkan untuk mendeteksi: Iregularitas (varikokel, tidak adanya vas deferens, tumor) Adanya gangguan hormonal (tidak terbentuknya organ reproduksi, pembesaran jaringan kelenjar mammae) Defisiensi testosteron: kadar testosteron di bawah 12 nmol per liter. Gejala: lemas, selalu mengantuk lama setelah makan, linkar perut besar, kadar LDL cenderung menurun, sel darah berkurang, glukosa darah meningkat, osteoporosis. Analisis semen (tidak bisa mengatakan seseorang infertil atau t idak secara jumlah, hanya dapat mengetes kemampuan sperma): Seminal plasma: Ionik, kaya nutrisi o Jumlah spermatozoa (20 juta-100 juta spermatozoa per mL. Jumlah yang o diejakulasi adalah 2-5 mL) Kualitas spermatozoa o Fungsi spermatozoa (mampu penetrasi ke sel telur) o Imunologis semen: Antibodi sperma o Imunosupresor seminal plasma o Toleransi getah serviks dan cairan organ reproduksi wanita terhadap spermatozoa: pH o ROS o Motilitas spermatozoa o Antibodi sperma o Nah, pemeriksaan sperma itu paling erat kaitannya dengan analisis semen! Simaklah: Analisis dilakukan oleh spesialis fertilitas Digunakan untuk memeriksa cairan semen yang diejakulasikan (bukan hanya sperma, karena cairan seminalis juga dapat mempengaruhi fungsi dan gerakan sperma) Umumnya, digunakan tiga sampel semen yang diambil dalam waktu yang berbeda untuk mencegah adanya pengaruh variabel lainnya, seperti temperatur
dan kesalahan-kesalahan saat pemeriksaan). Diagnosis umumnya diambil jika tidak terdapat perbedaan lebih dari 20% antar sampel. Uji cairan semen dilakukan untuk melihat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi performa sperma. Cairan semen yang tebal (abnormal) dapat menyebabkan sperma bergerak lebih lambat saat melalui getah serviks, sehingga menghambat terjadinya fertilisasi. Bentuk spermatozoa yang abnormal (misalnya kepalanya ada dua atau ekornya ada dua) mengindikasikan adanya sperma yang kurang sehat. Dikatakan infertil jika 60% atau lebih sperma yang berada dalam semen berada dalam bentuk yang abnormal. Saat ini adalah satu-satunya indikator yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesuburan pria. Oleh karena itu, pengobatan ditujukan untuk memperbaiki analisis semen, baik secara kuantitatif dan kualitatif serta uji fungsi.
Bagi pasangan yang belum memiliki anak dan ingin memiliki anak, perlu diperhatikan penyebabnya apakah dari wanita, pria, ataupun keduanya. Pengelolaan masalah pada pria dilakukan oleh spesialis andrologi. Jika diperlukan penanganan imunologi untuk fertilisasi invitro (bayi tabung), maka dilakukan oleh tim yang melibatkan pakar imunologi reproduksi.
Walaupun infertilitas pria dapat dihubungkan dengan impotensi, banyak pria yang infertil memiliki hubungan seksual yang normal. Untuk pengelolaannya: Dokter harus yakin bahwa pasien tidak memiliki kendala untuk melakukan hubungan seksual secara tepat dan benar Pria sudah melakukan pemeriksaan Analisis Semen minimal 2 kali dalam waktu yang berbeda Analisis semen menyangkut pemer iksaan kuantita tif dan kualitatif serta uji fungsi spermatozoa Telah dilakukan pemeriksaan tambahan berupa Antibodi antisperma pada pria maupun wanita pasangannya.
Pengelolaan Infertilitas Pria Pengelolaan ditujukan kepada: Kondisi yang merusak spermatozoa perbaikan pola makan Perlindungan organ dan proses pembentukan dan penyimpanan spermatozoa Pola Hidup Keadaan atau penyakit yang menganggu spermatogenesis varikokel Obat yang meningkatkan kuantitas dan kualitas serta fungsi spermatozoa suplemen (vit C, vit D), fitofarmaka, hormon Obat-obatan untuk memperbaiki seminal plasma sebagai media hidup spermatozoa antioksidan, mukolitik
Note: Spermatogenesis
Satu siklus spermatogenesis terdiri atas 6 tahap. (Apa saja ya? Ini dimulai dimulai dari fase mitotik hingga terbentuk sperma. Cek bagian fisiologi ya!) Pada manusia, durasi satu siklusnya sekitar 16 hari. Nah, untuk menciptakan sperma yang matang dibutuhkan 4.6 siklus. Oleh karena itu, durasi yang dibtuhkan untuk keseluruhan siklus adalah 74 hari (kira-kira 2 bulan). Makna klinisnya apa, ya? Jadi, Pada lelaki, kalau sakitnya sekarang, ngasih efeknya baru pada sperma yang dikeluarkan berbulan-bulan selanjutnya.
Kesimpulannya: Cegah hal-hal yang menyebabkan stres oksidatif pada sperma cegah disfungsi sperma cegah infertilitas
T-08 NUTRISI PADA KEHAMILAN DAN LAKTASI Halo teman-teman semua! Selamat bertemu lagi dengan saya di mata kuliah yang sangat kita cintai ini, Gizi! Di modul ini, akan dipelajari pemberian nutrisi pada wanita hamil dan menyusui. Sebetulnya apa sih bedanya dengan wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui? Kenapa nutrisi itu penting banget? Nahh....semuanya akan dibahas dalam tentir ini. Kita awali dengan Nutrisi pada Kehamilan dulu dulu ya! Yuuukkk... Di pembukaan tentir ini, saya sudah sempat menyinggung tentang pentingnya nutrisi bagi wanita hamil. Nah, sebenarnya apa pentingnya itu? Ternyata, nutrisi yang diasup ibu saat hamil berperan untuk mengatur status gizi dasar untuk seorang dewasa yang sehat. Studi epidemiologis menyebutkan bahwa beberapa penyakit kronis yang timbul saat dewasa berkaitan erat dengan kondisi nutrisional saat kita masih ada dalam uterus (dalam bentuk janin tentunya ya..), misalnya diabetes mellitus, salah satunya disebabkan oleh pemberian gizi yang kurang benar. Selain itu, pemberian nutrisi yang baik juga digunakan untuk menjaga kebutuhan energi ibu, menyediakan substrat untuk perkembangan jaringan tubuh fetus, dan persiapan bagi laktasi. Jika dilihat dari sudut pandang gizi, berat badan lahir bayi dapat ditentukan dari dua hal, yaitu rasio berat badan dan tinggi badan sebelum hamil yang digambarkan dalam BMI (kata dokternya sih ini susah dilakuin soalnya kebanyakan ibu hamil, terutama yang tingkat pendidikannya rendah, ga peduli dan ga tau berapa berat badannya sebelum hamil) dan penambahan berat badan selama hamil. Ngomong-ngomong, ternyata selidik punya selidik pertambahan berat badannya itu ga cuma karena anaknya doang loh. Jadi buat anda para wanita yang merasa gendut banget saat hamil, janganlah menuduh anak anda sebagai aktor tunggal penyebab rusaknya bentuk tubuh anda (ehm, sebenernya aktor utama emang si anak dan plasenta, tapi kan bukan aktor tunggal!). Gimana sih pembagian si weight gain ini sebenernya? Nahh, kebetulan ada bagannya yang ca ntik sekali di slide. Yuk, cek dulu...
[Davrina Rianda]
Gambar 1: Distribusi Distribusi pertambahan berat badan (Slide)
Ternyata, pertambahan berat badan ini juga ngga boleh sembarangan lho. Karena itu, di sini saya sajikan juga tabel rekomendasi pertambahan berat badan sesuai status gizi ibu. Prepregnancy Weight Status (Body Mass Index)
Recommended Weight Gain
Underweight < 18.5 kg/m 2 Normal weight, 18.5-24.9 kg/m 2 Overweight, 25-29.9 kg/m 2 Obese, 30 kg/m 2 or higher Twin pregnancy
12.7 – 12.7 – 18.2 18.2 kg 11.4 – 15.9 11.4 – 15.9 kg 6.8 – 6.8 – 11.4 11.4 kg 6.9 kg at least 15.9 – 15.9 – 20.5 20.5 kg
Perubahan Fisiologis saat Kehamilan Selama kehamilan ini, tentunya akan terjadi beberapa perubahan demi menunjang kehidupan sang janin dalam kandungan. Karena kehamilan sifatnya fisiologis, kita nggak perlu khawatir karena perubahan-perubahan ini juga bersifat fisiologis. Apa aja yaa? A. Volume dan komposisi darah Pada kehamilan, volume darah mengalami peningkatan sejumlah 50%. Sayangnya, kenaikan volume ini tidak selalu disertai dengan kenaikan komponen-komponennya. Terjadi penurunan pada Hb (yang bikin anemia pas kehamilan itu lhooo...), kadar glukosa darah, serum albumin, serum protein lainnya, dan vitamin larut air. Selain penurunan, tentunya ada juga yang meningkat. Kadar plasma akan meningkat sebanyak 43% dan eritrosit akan meningkat sebanyak 17-25%. Karena peningkatannya yang tidak seimbang ini, maka akan terjadi hemodilusi. Hal ini akan menyebabkan penurunan viskositas plasma sehingga menurunkan resistensi aliran. Aliran darah dari uterus ke plasenta plasenta pun akan terfasilitasi dengan mulus. B. Fungsi sistem kardiovaskular dan pernapasan C. Fungsi sistem gastrointestinal Peningkatan hormon progesteron akan menyebabkan motilitas sistem GI menurun, sehingga absorpsi nutrisi dalam makanan meningkat. Selain itu, terdapat juga perubahan dalam penyimpanan nutrisi. D. Fungsi renal Peningkatan volume darah akan menyebabkan glomerular filtration rate (GFR) meningkat. Sayangnya, tubulus renal menolak untuk sejalan, jadinya asam amino, glukosa, dan vitamin larut air bisa nongol di urin deh. Selain itu, kemampuan mengekskresikan air juga jadi berkurang, jadinya bisa edema di tungkai. Tapi nggak usah khawatir, karena semua ini sifatnya fisiologis.
Plasenta Gak kerasa, udah jam setengah sebelas malem tapi saya baru nulis sampe sini, slide 12 dari 54 slide nutrisi kehamilan *sigh* yasudahlah, mari kita lanjut saja tentang plasenta Plasenta merupakan tempat utama untuk memproduksi hormon-hormon yang berfungsi untuk meregulasi pertumbuhan fetus, perkembangan jaringan penyokong ibu, dan sebagai pipa penyalur untuk pertukaran oksigen dan nutrisi dengan waste products .
Hormon-hormon yang dihasilkan plasenta dapat berupa hormon peptida plasenta atau hormon steroid. Hormon peptida plasenta antara lain human chorionic gonadotrophin (HCG) , , human placental lactogen, lactogen, dan pregnancy specific hormones . Sedangkan hormon steroid yang dihasilkan adalah estrogen dan progesteron.
Perubahan Metabolik Selama Kehamilan Bertekad nggak mau kalah dengan sistem GI, renal, dan kawan-kawannya, sistem metabolik pun melakukan perubahan selama kehamilan. Apa aja yaa perubahannya? Perubahan pada homeostasis cairan dan elektrolit Metabolisme karbohidrat, karena karbohidrat merupakan satu-satunya sumber energi bagi fetus Metabolisme lemak, untuk lipogenesis dan penyimpanan lemak ibu Metabolisme protein mengusahakan supaya selalu terjadi N balance positive , sehingga sintesis jaringan bayi berlangsung lancar Metabolisme mineral terutama Ca yang berfungsi untuk meningkatkan kecepatan turnover dan dan reformasi tulang (tapi bukan reformasi yang Mei 1998 yaa ^^)
Perubahan-perubahan katabolik dan anabolik yang dialami ibu selama fase-fase kehamilan dapat diringkas sebagai berikut: Fase Anabolik (0-20 minggu) Ekspansi volume darah, peningkatan cardiac output Penyimpanan lemak, nutrien, dan glikogen hati Pertumbuhan beberapa organ ibu Peningkatan nafsu makan dan intake makanan Penurunan toleransi latihan fisik Peningkatan kadar hormon anabolik
Fase Katabolik (> 20 minggu) Mobilisasi lemak dan nutrien yang telah disimpan Peningkatan produksi glukosa, trigliserida, dan asam lemak; penurunan glikogen hati Percepatan metabolisme saat puasa Kadar peningkatan nafsu makan dan asupan makanan menurun Peningkatan toleransi latihan fisik Peningkatan kadar hormon katabolik
Weight gain Pertambahan berat badan atau weight gain merupakan suatu hal yang harus dicapai selama kehamilan. Pertambahan berat badan ini didapatkan dari ekspansi volume darah ibu dan pembentukan jaringan fetal serta plasenta. Kenapa sih weight gain ini penting? , bayinya beresiko berat badan lahir rendah (< Rupanya, kalo ibu underweight , berat 2500 g) dan bisa mengalami gastroschisis. Sedangkan kalo ibunya overweight badan lahir bayinya cenderung tinggi (> 4000 g) sehingga bayi beresiko mengalami shoulder distocia .
Kebutuhan Energi pada Kehamilan Saat seorang wanita sedang hamil, ia membutuhkan tambahan nutrisi (udah berapa kali sih saya ngomong gini? Capek juga X_X). Kenapa ya? Yah, karena memang sudah kodratnya seorang ibu untuk berkorban demi anaknya, yaa tentunya sebagian nutrisi yang diasupnya bakal dikasih ke anaknya biar bisa tumbuh dan berkembang. Selain itu, tambahan nutrisi ini juga berfungsi untuk menyiapkan perubahan tubuh ibu selama kehamilan serta persiapan untuk melahirkan dan laktasi. Kebutuhan energi selama kehamilan tergantung pada berbagai hal, antara lain basal metabolic rate (BMR), berat badan sebelum hamil, jumlah dan komposisi kenaikan berat badan, stage kehamilan, kehamilan, dan aktivitas fisik. Yang mana sih yang paling berpengaruh? Yak, juaranya saya serahkan pada BMR ! :D
Sekarang ayo kita kunjungi mikronutrien. Mikronutrien nggak ngasih energi, tapi mereka nggak terima dong kalau peran mereka di tubuh kita diremehkan! Ternyata, mikronutrien berfungsi dalam produksi beberapa koenzim dan sebagai kofaktor dalam beberapa enzim yang mengkatalis beberapa proses metabolik . Apa aja yaa mikronutrien yang dibutuhkan dalam kehamilan? Vitamin Vitamin B o Berikut ini tabel kebutuhan vitamin B untuk wanita hamil:
Sekarang, berhubung jam saya sudah menunjukkan pukul 00:11, ayo kita langsung saja masuk ke bahasan energi (makronutrien). Kalau menurut Hytten and Leitch, untuk trimester pertama perlu tambahan energi sebanyak + 180 kcal/hari, sedangkan pada trimester kedua dan ketiga + 300 kcal/hari. Tapi menurut rekomendasi WHO, tambahan cukup 300 kcal/hari saat trimester 2 dan 3 saja, jadi trimester 1 aman-aman aja kalo ga mau nambah makan. Apa saja sih yang termasuk makronutr ien? Kita udah banyak bela jar ya di metend, tapi mau gak mau sih saya bahas lagi di sini, jadi....here they are.... Karbohidrat 50-60% total energi asalnya dari karbo o Kalau untuk orang normal, kebutuhan karbo kira-kira 130 g/hari, tapi untuk o ibu hamil jadi 175 g/hari Usahakan banyak mengandung serat, 10-14 g/1000 kcal dengan o insoluble:soluble = 3:1 Protein Sebagai prekursor neurotransmitter o Pada orang biasa, kebutuhan protein 0.8 g/kg BB/hari o Penambahan protein: o
Nutrient Vitamin B1 Vitamin B2 Niacin Vitamin B6 Vitamin B12 Folic acid
Trimester 1: 1,3 g/hari Trimester 2: 6,1 g/hari Trimester 3: 10,7 g/hari
Lemak Yang penting adalah essential fatty acids (EFA) seperti asam linoleat dan o linolenat. Selama kehamilan, kebutuhan asam linolenat 5-10% total energi, sedangkan asam linolenat 0.6-1,2% total energi. Asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA) adalah dua o turunan asam asam α-linolenat α-linolenat yang berfungsi dalam kehamilan dan laktasi. EPA: mengurangi inflamasi, dilatasi pembuluh darah, mengurangi bekuan darah
DHA: komponen penting membran sel dalam sistem saraf pusat, termasuk fotoreseptor retina Asupan EPA dan DHA selama kehamilan kehamilan dan laktasi 300 mg/hari.
Requirement
Pregnancy
0.5 mg/1000 kcal, min. 1 mg for energy intake (2000 kcal) 1.3 mg 14 mg 1.3 mg 2.4 µg 400 µg
+ 0.3 mg + 0.3 mg + 4.0 mg + 0.4 mg + 0.2 µg + 200 µg
Salah satu vitamin B yang terpenting untuk janin adalah asam folat, karena defisiensinya saat kehamilan dapat berakibat neural tube defect (NTD) pada janin dan anemia megaloblastic pada ibunya. Pada wanita dengan riwayat melahirkan bayi NTD, diperlukan suplementasi asam folat 4 g/hari. Vitamin C o Pada saat kehamilan, diperlukan tambahan vitamin C sebanyak 10 mg. Hal ini dilakukan untuk mencegah scurvy dan dan sebagai antioksidan. Vitamin larut lemak o Di antara vitamin larut lemak, yang paling berguna adalah vitamin A dan E karena sifat antioksidannya membantu perkembangan otak. Namun tambahan harus sangat dibatasi, karena intake yang berlebihan justru akan menyebabkan malformasi dan aborsi. Mineral Berikut ini adalah tabel berisi beberapa jenis mineral dan kebutuhannya saat kehamilan: Nutrient
Requirement
Pregnancy
Iodine Iron Zinc Selenium
150 Ug 26 mg/day + 9 mg/day 30 Ug
+ 50 Ug 1st trimester 2nd trimester + 9.0 mg 3rd trimester + 13.0 mg 1st trimester + 1.7 mg 2nd trimester + 4.2 mg 3rd trimester + 9.8 mg + 5 Ug
Iodine: berfungsi untuk sintesis T3 dan T4 Iron: produksi mielin Zinc: komponen dari > 200 metallo-enzymes o o Tembaga: komponen penting superoxide dysmutase dan cytochrome oxidase dalam otak Air dan elektrolit o Kebutuhan air: untuk wanita hamil + 2,3 g/hari Natrium: intake yang adekuat 1,5 g/hari, namun tidak boleh lebih dari 2,3 o g/hari o o
Setelah lewat dari mikronutrien, ternyata alkohol memohon-mohon untuk dimasukkan juga jadi yaa saya tulis deh. Tapi sayangnya, si alkohol ini nggak bagus buat ibu hamil karena sifatnya teratogenik dan dan dapat menyebabkan fetal alcohol syndrome . Sebaliknya, beberapa substansi nonnutrien tidak terbukti berbahaya bagi ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kafein asalkan kurang dari 100 g/hari (kira-kira dua cangkir kopi). Pemanis buatan seperti sukralosa juga tidak terbukti merupakan mutagenik atau teratogenik.
Beberapa Komplikasi Obstetrik Terkait Nutrisi Huahh....tidak sadar kita sudah hampir sampai di penghujung acara. Berhubung sudah jam 01:02 dan saya sudah agak lethargy, jadi langsung saja. Iron deficiency anemia (IDA) (IDA) IDA (singkatannya emang bagus, tapi yang ini bukan nama wanita kok ^^) merupakan penyakit yang cukup berbahaya bagi wanita hamil. Defisiensi besi dapat terjadi akibat asupan besi yang tidak adekuat, bioavailabilitas besi yang berkurang, peningkatan kebutuhan besi, dan kehilangan darah yang berat. Seseorang didiagnosis menderita IDA jika kadar ferritin plasma < 12 µg/L dan hemoglobin < 12 g/dl. IDA dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik pada ibu maupun bayinya, serta beresiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Anemia megaloblastik Pada kehamilan, biasanya disebabkan defisiensi asam folat. Hyperemesis gravidarum Diabetes mellitus Underweight and poor weight gain Obesitas Obesitas dapat meningkatkan resiko diabetes gestasional, hipertensi karena kehamilan, bedah Caesar, NTD, kelahiran bayi dengan macrosomia, intrauterine fetal demise (IUFD), dan bayi dengan defek jantung.
Yak, sekian tentir saya mengenai nutrisi pada kehamilan. Selesai? Oh....ternyata belum. Masih ada satu lagi mengenai Nutrisi pada Laktasi. Langsung saja kita bahas setelah pariwara berikut ini....
Yak, seperti yang sudah saya janjikan, sekarang kita masuk ke materi Nutrisi untuk Laktasi , masih ditemani oleh saya. Belum bosan kan ya ngebaca tentir saya yang super nggak jelas ini? Yaa, sebelum bosen, ayo kita langsung saja masuk ke materinya! Seperti yang sudah kita ketahui, breast feeding adalah gold standard dalam pemberian makan bayi, bahkan WHO aja merekomendasikan ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama kehidupan. ASI emang bagus ya, karena selain ngasih nutrisi buat bayi, juga berfungsi untuk perkembangan sistem saraf, sistem gastrointestinal, sistem imun, dan sebagainya. Wanita yang normal akan menghasilkan ASI sebanyak 850 ml/hari dengan komposisi energi 60-65 kcal/100 ml. Tapi jumlah ini dapat berbeda-beda pada setiap wanita, tergantung pada kapasitas sintesis ASI kelenjar mammae, jumlah penyimpanan energi dan nutrien yang bisa digunakan, serta aktivitas fisik, diet, metabolisme, dan hormonal ibu. Ups! Ternyata, meskipun ASI itu digadang-gadang sebagai makanan terbaik untuk bayi, pemberian ASI ini nggak boleh sembarangan juga. Maksudnya apa? Seperti yang sudah disebutkan sekilas di atas, simpanan energi dan nutrien ibu akan digunakan untuk sintesis ASI. Karena itu, selama laktasi ibu harus memperhatikan asupan makanannya. Kenapa ya? Tentunya untuk menjaga kesehatan sang ibu sendiri, memproduksi ASI yang cukup untuk bayi, dan memenuhi memenuhi kebutuhan energi selama laktasi laktasi. Gimana caranya kita tau kebutuhan energi selama laktasi? Eh, sebelum itu kita harus tau nama istilahnya duluuu... Estimated Energy Requirement (EER). (EER). Dan untuk ngitungnya, ada cara simpel di bawah ini:
EER wanita tidak hamil dan tidak menyusui + estimated milk energy + mobilisasi energi dari jaringan Sekedar informasi (tapi bukan nice to know ya...) ASI itu setiap 100 mL-nya mengandung energi sebanyak 60-65 kcal (saya ulang lagi deh, siapa tau ada yang males baca kicauan sok tahu saya di atas), protein 1,0-1,2 g, dan lemak 2,5-3,5 g. Selain itu, ASI juga mengandung kalsium sejumlah 300 g/hari (jadi kalo ibunya ngeluarin ASI 850 ml/hari, per mL ASI ada berapa g kalsium? Itung sendiri yah, saya males ^^).
Mengukur kebutuhan nutrisi wanita menyusui Nahh, kita sekarang masuk topik bahasan yang lumayan penting nihh. Karena saya lihat semuanya sudah memutar bola mata dan mikir, “apaan sih lo ta...” jadi saya langsung c au aja ke bahasannya. Seperti yang sudah kita ketahui, ASI yang dihasilkan wanita normal berjumlah 850 mL, jadi keseluruhannya kira-kira mengandung energi sebanyak 600 kcal. Karena efisiensi energi itu 80%, berapa ya asupan energi yang perlu ditambahkan? Hitung dengan rumus n x 80/100 = 600 kcal, didapatkanlah hasil 750 kcal. Tapi karena sebanyak 200 kcal
bisa diambil dari simpanan lemak , asupan energi tambahan yang dibutuhkan cukup 500-550 kcal. Selain energi, wanita menyusui juga butuh tambahan protein. Dengan rumus
850/100 x 1,5 g, didapatkanlah hasil 13 g. Sebenernya saya agak bingung soalnya di slide sebelumnya katanya protein tiap 100 mL itu 1,0-1,2 g tapi kok di sini jadi 1,5? Tapi yahh tak ada gunanya mempermasalahkan yang berlalu, jadi terima aja ya. Oh ya, jangan lupa, efisiensinya cuma 80% jadi asupan protein ibu menyusui perlu ditambah + 16 g. Satu hal yang perlu diingat, kebutuhan nutrisi untuk wanita menyusui itu harus dipenuhi dari diet yang seimbang, bukan diet tinggi kalori dengan nutrien sedikit. Capek ngeliat angka-angka? Yuk, kita sekarang langsung aja ke zat-zat gizinya! Lemak o EFA: komponen penting dalam pembentukan membran sel (hanya Tuhan yang tahu seberapa sering kita mendengar ini setiap kali kuliah gizi) dan sebagai prekursor prostanoid yang merupakan bioregulator penting. Polyunsaturated fatty acids (PUFA): AA dan DHA berperan penting dalam o perkembangan neural dan ketajaman penglihatan. Ada studi yang menyatakan bahwa bayi yang diberi ASI punya perkembangan kognitif dan ketajaman mata yang lebih baik dari bayi yang diberi susu formula. Kalo katanya pak Simopoulos dan teman-temannya, asupan DHA pada wanita menyusui sebaiknya 300 mg/hari. Komponen asam lemak dalam ASI tergantung sama asupan asam lemak ibu. Jadi o asupan lemak dalam diet ibu harus optimal! Karbohidrat: sebagai sumber energi dan protein sparing effect . Kebutuhannya 50-60% dari total energi setiap hari. Mineral o Yang terpenting adalah kalsium, soalnya selama laktasi, setiap hari 200 g kalsium kebuang ke ASI (lagi-lagi beda dengan slide sebelumnya yang bilang 300 g...saya simpulkan ini rangenya aja ya). o Asupan besi juga perlu diperhatikan soalnya selama kehamilan kan terjadi deplesi besi. Vitamin Vitamin larut lemak harus adekuat o o Vitamin larut air kebutuhannya tergantung asupan energi ibu Non-nutrien o Taurin: berfungsi sebagai antioksidan serta untuk konjugasi asam dan
Meski kuantitas ASI tergantung pada jumlah asupan makanan sang ibu, ternyata kualitasnya tidak terlalu terpengaruh, kecuali untuk lemak, vitamin, dan konten mineral. Wah, bahaya juga ya kalo ibu makan protein dikit, tapi proteinnya semua dikasih ke anaknya, jadi si ibu bisa kekurangan protein.
Status Gizi dan Volume Susu
Pada wanita dengan gizi baik: Bulan 1: + 600 mL Bulan 3: 700-750 mL o Bulan 6: 750-800 mL o Jumlahnya lama-lama akan berkurang sesuai dengan frekuensi menyusu bayi. o
Pada wanita dengan gizi buruk: 6 bulan pertama: 500-700 mL 6 bulan kedua: 400-600 mL o Tahun kedua: 300-500 mL o Kandungan vitamin larut air tergantung pada asupan ibu. Hati-hati kalau ibu mengalami malnutrisi berat, soalnya lemak dalam ASI bakal berkurang drastis. o
Kesimpulannya, komposisi nutrien yang diasup wanita menyusui harus sangat diperhatikan karena status gizi ibu memegang peranan penting dalam kesuksesan breast feeding . Nutrisi yang terkandung dalam ASI belakangan juga akan berperan penting dalam tumbuhkembang anak di awal kehidupannya.
***
garam empedu. o
Nukleotida: esensial untuk sintesis protein, metabolisme energi, dan lain-
lain.
Yak, sekian pertemuan kita dalam tentir Nutrisi pada Kehamilan dan Laktasi ini. Maafkan saya kalau tentirnya masih jelek dan lebih banyak ocehan daripada ilmunya. Kritik dan saran senantiasa ditunggu! [Ayesya Nasta Lestari]