7
BAB I
PENDAHULUAN
Selama ini, jika kita mengarang, biasanya yang pertama kali harus kita ditentukan adalah tema. Tema dianggap sebagai sesuatu yang paling sentral dalam urusan karang mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesentral tema, dan pada umunnya dibicarakan kemudian.
Ada dua tanggapan umum dengan tema dikalangan masyarakat kita. Pertama, tema yang pendek. Tema ini umumnya berupa kata atau frasa, misalnya sebuah film atau lagu yang bertemakan cinta, perjuangan, kesnjangan sosial, dll. Kedua, tema yang panjang, tema ini biasanya berupa kalimat yang bersifat umum, misalnya Bersatu Tangguh Berbudaya dan Berkarya, Dengan Semangat Sportifitas Kita Sukseskan POS (Pekan Olahraga Siswa) ke-12.
Penetapan topik sebelum mulai menggarap suatu tema merupakan suatu keahlian. Topik mana yang akan dipergunakan dalam sebuah karangan agaknya bukan merupakan persoalan. Namun seringkali pula justru hal inilah yang menjadi beban yang tidak kecil bagi kita yang baru mulai menulis. Kita masih kesulitan dalam menentukan topik apa yang akan kita tulis.
1
1
BAB II
PEMBAHASAN
Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani "Topoi" yang berarti tempat dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topik juga bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pernyataan masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa?
Ciri topik pertama-tama harus menarik perhatian penulis sendiri. Topik yang menarik perhatian penulis, akan memungkinkan pengarang berusaha secara terus menerus mencari data-data untuk mengucapkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong terus menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya. Sebaliknya suatu topik yang sama sekali tidak disenangi akan menimbulkan kesalahan bila terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga dalam menemukan data dan fakta untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat dilakukan dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopik.
Cara kedua adalah dengan menuliskan pokok umum dan membuat daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan kebawah. Dari daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik karangan.
2Cara ketiga dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan berikut mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Pokok pembicaran ditulis diatas, lalu dibawahnya disediakan kolom-kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom dituliskan aspek-aspek khusus dari pokok pembicaraan. Dengan cara itu akan diperoleh satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan.
2
Contoh berikut ini, adalah cara lain untuk mempersempit atau membatasi topik supaya lebih spesifik dari sebelumnya.
Menurut Tempat : Aceh lebih terbatas dari pada Pulau Sumatera. Topik "Aceh Sebelum Tsunami".
Menurut Waktu : "Kebudayaan Indonesia" dapat dikhususkan menjadi "Seni Batik Khas Aceh"
Menurut Hubungan Sebab-akibat : "Dekadensi Moral di Kalangan Muda-mudi" dapat dikhususkan menjadi "Pangkal Utama Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi".
Ciri-ciri Topik :
Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa keingintahuan si pembaca.
Mencakup keseluruhan isi cerita/tidak boleh menyimpang
Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
Topik tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.
Manfaat adanya Topik :
Dapat memahami secara langsung gagasan dalam isi karangan tersebut
Dapat memahami keseluruhan maksud dalam isi karangan
Dapat mengetahui informasi penting
Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu, judul harus mampu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya.
Judul bersifat lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Syarat-syarat judul yang baik ialah :
Harus relevan/bertalian dengan tema
Harus "provokatif"/ menarik
Harus Singkat
Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani "Thithenai", berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan. Penetapan tema sebelum dimulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat, disebut tesis. Tesis dapat juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan. Walaupun tema dan tesis dapat juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang penulisan. Walaupun tema dan tesis itu sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan secara ekplisit, terutama bagi penulis pemula. Rumusan itu akan memudahkan penulis menyusun kerangka atau outline karangan. Berbeda denga tesis, rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat, asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengukapkan satu ide (ide karangan). Perhatikan contoh dibawah ini tentang judul karangan dan maksud atau tujuan yang dipikirkan oleh penulisnya.
Ciri-ciri tema, antara lain.
Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.
Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.
Manfaat Tema :
Dapat Mengembangkan ide dan gagasan pemikiran secara langsung
Dapat secara langsung menggugah isi karangan
Dapat memperluas bagian hal yang terpenting
Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangan. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis.
Kerangka karangan mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Manfaat Kerangka Karangan
Mempermudah pembahasan tulisan.
Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.
Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik :
a. Pengungkapan maksudnya harus jelas.
b. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
Macam-macam Susunan Kerangka Karangan
Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.
Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setiap peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh
Topik : Masyarakat
Tujuan : untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema : Perkembangan masyarakat dari zaman ke zaman.
Menyusun Kerangka Karangan berdasarkan Topik
Langkah yang dilakukan pada saat menyusun kerangka karangan adalah :
Menulis semua ide yang behubungan dengan topik karangan
Menyeleksi gagasan-gagasan yang di tuangkan.
Membuang ide atau gagasan yang tidak penting
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Telah sama-sama kita ketahui tadi bahwa tata Bahasa Indonesia mengarang memerlukan 3 aspek penting yakni, adanya Topik, Tema, dan Kerangka Karangan. Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan, sedangkan Tema berarti pokok pemikiran, ide atau gagasan. Dan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusuna gagasan.
Saran
Setiap Mahasiswa diharapkan mampu menulis karangan dengan menggunakan tiga aspek karangan untuk memperjelas suatu rincian. Dan berhati-hatilah dan penggunaan bagian-bagian karangan tersebut agar hasil karangan dapat terlihat jelas.
8
8
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, L. (2003). Komposisi Bahasa Indonesia 2003-2004, Insan Maulia, Jakarta.
Ahyar, J. (2014). Modul Menulis Karangan Ilmiah, Lhokseumawe.
Groya, K. (1993). Komposisi, Nusa Indah, Surabaya.
Karyanto, B. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Gramedia Indonesia, Jakarta.
Widagdo, D. (1997). Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Gamedia Indonesia, Jakarta.
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2012/11/tema-judul-topik-dan-kerangka-karangan.html di akses 05 Maret 2014
http://linlindaantebellum.wordpress.com/matkul-smstr-4/b-indo/tema-topik-judul-tulisan-dan-kerangka-karangan.html di akses 05 Maret 2014