SEJARAH PERMINYAKAN INDONESIA Cekungan sedimen yang jumlahnya berkisar antara 60 hingga sekitar 283 buah tersebut tersebar di seluruh pelosok tanah air baik di daratan maupun di lepas pantai. Dari ke 60 cekungan yang ada, 35 telah dieksplorasi yang di antaranya 14 telah berproduksi, 8 buah telah terbukti mengandung hidrokarbon. Dua puluh lima buah cekungan yang belum dieksplorasi
SEJARAH PERMINYAKAN INDONESIA Cekungan sedimen yang jumlahnya berkisar antara 60 hingga sekitar 283 buah tersebut tersebar di seluruh pelosok tanah air baik di daratan maupun di lepas pantai. Dari ke 60 cekungan yang ada, 35 telah dieksplorasi yang di antaranya 14 telah berproduksi, 8 buah telah terbukti mengandung hidrokarbon. Dua puluh lima buah cekungan yang belum dieksplorasi
Pengusahaan secara modern minyak bumi dunia terjadi pada saat pemboran minyak bersejarah yang dilakukan oleh Kolonel William Drake di Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859, yang menemukan minyak pada kedalaman 69 kaki.
UP I SEI
UP PAKNING II UP III
Pemboran minyak pertama di Indonesia telah dilaksanakan pada tahun 1871 di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat oleh seorang pengusaha Belanda benama Jan Reerink, namun sumur ini gagal menghasilkan minyak. Titik balik Industri minyak di Indonesia terjadi ketika pada tahun 1885, A.J. Zijkler, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda berhasil menemukan sumur Telaga Tunggal I yang bernilai komersial di daerah Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara.
Inilah yang menjadi titik pangkal pendirian perusahaan raksasa yang terkenal dengan nama The Royal Dutch pada Tanggal 16 Juli 1890 Segeralah berdiri pabrik penyulingan di Pangkalan Brandan dan pipa-pipa serta tangki-tangki dan kapal-kapal tanker. Pada Tanggal 1 Maret 1892 pabrik mulai berproduksi dan hasilnya mulai dijual dan bersaing di pasaran bebas dunia dengan Minyak Amrekia, Rusia dan Cina. Penemuan ini pada tahun 1902 melahirkan suatu perusahaan minyak Belanda yang bernama "Bataafsche Petroleum Maatschappij ", disingkat B.P.M, yang kemudian lebih dikenal sebagai perusahaan SHELL, salah satu dari tujuh perusahaan minyak terbesar di dunia. Hampir pada waktu yang sama di Jawa Timur beroperasi suatu perusahaan Belanda lain yang benama " Dordtsche Petrolewn Maatschappif ' yang pada tahun 1893 melakukan pemboran sumur Ledok yang menghasilkan lapangan minyak Ledok yang masih berproduksi hingga kini. Perusahaan "Dordtsche" kemudian diambil alih oleh B.P.M
Sebelum perang dunia II meletus, pada tahun 1939, jumlah produksi minyakbumi Indonesia adalah rata-rata perhari adalah sebesar 170.000 barrel . Angka ini mulai menurun selama kurun waktu 1942-1948 menjadi dibawah 100.000 barrel perhari karena disebabkan peperangan-peperangan di Indonseia. Selama pendudukan Jepang, kilang-kilang minyak di Indonesia dijalankan dengan kapasitas semaksimal mungkin setelah mengalami perbaikan. Produksi minyakbumi pada tahun 1943 adalah 50 juta barrel. Sedangkan produksi sebelumnya pada tahun 1940 adalah 65 juta barrel. Hasil kilang pada tahun 1943 sebesar 28 juta barrel sedangkan pada tahun 1940 mencapai 64 juta barrel. Semua minyak yang dihasilkan digunakan hanya untuk keperluan angkatan perangnya. Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Setelah menyerahnya Jepang dan Lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, era baru Industri Perminyakan bagi Republik Indonesia dimulai, Tambang-tambang minyak yang tadinya dikuasai Jepang segera diambil alih. Tambang minyak yang pertama kali dikuasai oleh Republik Indonesia adalah tambang minyak Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dengan upacara serah terima antara pihak Jepang dengan pihak Republik Indonesia.
SEJARAH TEKNOLOGI PEMBORAN
Kolonel William Drake di Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859, menemukan minyak pada kedalaman 69 kaki dengan menggunakan teknologi pemboran tumbuk (Seperti mengebor air saat ini). Pemboran dilakukan dengan menggunakan bambu/kayu sampai menembus kedalaman 21 meter di bawah permukaan bumi. Pemboran dilakukan setelah ditemukan indikasi adanya minyak bumi di bawah permukaan. Setelah itu banyak pemboran sumur minyak dilakukan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pemboran ini berlangsung sampai adanya teknologi pembuatan besi dan baja di awal tahun 1900-an.
Teknologi pemboran kemudian berkembang pesat menjadi pemboran berputar rotary drilling yang kita kenal sampai saat ini.
We Drill Into It ! ! !
ROTARY DRILLING SYSTEM
Pipa pemboran
Teknik pemboran berhubungan dgn segala konsep, teknik, peralatan dan material untuk membuat komunikasi antara formasi (susunan batuan) dgn permukaan.
Lumpur
Pemberat (Drill Collar) Bit (pahat)
Gambar B: Proses Pengeboran
Persiapan Tempat
Pengiriman Peralatan Pada Lokasi
Penunjukkan Pekerja TAHAP PERSIAPAN PEMBORAN
Persiapan Rig dan Pendiriannya
Peralatan Penunjang dan Pemasangannya
Persiapan Akhir
Persiapan : lokasi sumur air/persediaan air peralatan pendukung
Pengiriman Peralatan Darat Air Udara
Man power :
Kontraktor Operator sumur Service company
Konsultan khusus
Persiapan Rig dan Pendiriannya
Kedatangan Pemasangan Pendirian
Cek
Typical drilling rig organization
PROSES PEMBORAN
Peralatan yang dipakai dalam pemboran terbagi menjadi beberapa sistem :
Sistem Pengangkatan (Hoisting System)
Sistem Pemutar (Rotating System)
SISTEM PERALATAN DALAM PEMBORAN
Sistem Sirkulasi (Circulating System)
Sistem Daya (Power System)
Sistem Pencegah Blow Out (BOP System) Sistem Monitoring (Well Monitoring)
Hoisting System
Alat untuk menaikkan dan menurunkan drill string, casing string atau peralatan-peralatan lain, terdiri dari : Derrick & Substructure Block & Tackle Drawworks
• • •
Derrick: menyediakan kebutuhan ketinggian vertikal untuk menaikkan atau menurunkan pipa ke dalam lubang. Block & Tackle: terdiri dari Crown Block, Traveling Block, Drilling Line. Berfungsi untuk memudahkan penanganan beban berat secara mekanis. Drawworks: menyediakan hoisting dan braking power yang dibutuhkan untuk mengangkat dan menurunkan rangkaian pipa. Terdiri dari: Drum Brakes Transmisi Cathead
Skematik Block dan Tackle
Drawwork di Rotary Drilling
Friction tipe Cathead
Tong Power dengan Chain untuk Cathead
Making a mouse hole connection
Making a trip
Put Kelly in Rathole
Why trip?
Use Elevators for tripping
Tripping one stand at a time 60-90 ft
Making a trip
6. Rotating System Merupakan semua peralatan yang membuat bit berputar terdiri dari : Swivel
Kelly
Rotary drive
Rotary table
Drill pipe
Drill collar
Bit
Skematik Sistem Rotary
Swivel
Kelly
Rotary Table
Rotary Drilling Proses
Circulating System
Fungsi : untuk memindahkan serpih bor (rock cutting) dari lubang sumur pada saat pemboran berjalan dgn fluida pemboran.
Skematic Sistem Sirkulasi Rig untuk Liquid Drilling Fluid
Sistem sirkulasi terdiri dari :
pompa lumpur mud pit peralatan campuran lumpur peralatan pembersih kontaminan
Aliran fluida pemboran: fluida pemboran mengalir dengan siklus :
pemboran/lumpur
Tanki baja Pompa lumpur Saluran permukaan, tekanan tinggi Drilling string Bit Nozzle bit Annulus drillingstring lubang sumur Peralatan pembersih kontaminan Suction tank • • • •
–
Pipa
Lumpur
Formasi Batuan
Proses Sirkulasi Lumpur
Peralatan pembersih kontaminan :
Shale shaker: cutting besar Desander Degaser
Degasser
Power System
Merupakan sistem daya yang digunakan selama operasi pemboran berlangsung - 1000 3000 HP - Diesel –
Well Control System Berguna untuk mencegah aliran fluida formasi yang tidak terkontrol ke lubang sumur seperti adanya gas bertekanan tinggi.
Well control system dapat melakukan:
mendeteksi fluida formasi yang mendesak fluida pemboran (kick).
penutupan sumur di permukaan.
sirkulasi sumur dalam keadaaan bertekanan dgn lumpur densitas tinggi untuk menghilangkan fluida formasi.
Penarikan/penurunan drillstring dalam keadaan bertekanan.
Mengalihkan aliran.
Peralatan untuk menghentikan kick yang mengalir ke kepala sumur adalah Blowout Preventer (BOP).
Sketsa BOP ditunjukkan oleh Gambar di bawah. Material yang digunakan adalah : •
• • • •
Body: cast/forged low alloy steel, seperti AISI 4130 atau 4140 Sealing: Elastromeric Table: A dan B Type 1: Carbon Manganese Type 2 & 3: Chromium Molybdenum –
–
Jenis-jenis BOP:
Rain, tipe preventer (Gambar 20A) Annular (Gambar 20B)
Kedua jenis BOP digerakkan secara hidraulik. Multiple BOP disebut sebagai BOP Stack (Gambar 21) dapat bekerja pada tekanan 10.000 psi dan 15.000 psi. Sistem sirkulasi tekanan tinggi untuk well control dicontohkan oleh Gambar di bawah . Kick biasanya disirkulasikan dari sumur melalui adjustable choke.
Tipikal BOP Stack untuk Drilling
Annular Blowout Preventer
Ram Blowout Preventer
SHEAR / BLIND RAM ASSEMBLY
Ram Blowout Preventer -
cont’d
Rotating Blowout Preventer
Jenis-jenis BOP Stack
Sistem Sirkulasi Tekanan Tinggi untuk Well Control
Well Monitoring
Berfungsi untuk mendeteksi masalah secara cepat, dan secara terus menerus menginformasikan keamanan dan efisiensi. Parameter yang direkam/ditunjukkan oleh :
kedalaman laju penembusan beban hook kecepatan rotary torque rotary laju pompa densitas lumpur
•
•
•
•
•
•
temperatur lumpur salinitas lumpur kandungan gas di dalam lumpur kandungan gas berbahaya dalam udara ketinggian pit laju alir lumpur
Hal lain dalam well monitoring adalah: sejarah mengenai berbagai aspek operasi pemboran. log dari cutting oleh mud logger. cutting vs. Kedalaman. identifikasi microfossil. gas cromatograph analysis terhadap gas dari lumpur. subsurface well monitoring: menggunakan by pass value ke annulus untuk memberikan signal tekanan.
Contoh Subsurface Well Monitoring System
BIT 1. Jenis:
Steel cutter:
Diamond Polycrystalline Diamond (PCD);
Prag bit Rolling cutter:
Steel Cutter
Diamond Cutter
Polycristaline Diamond (PCD)
Rolling Cutter
2. Klasifikasi standarisasi/IADC (International Association of Drilling Contractor).
Sistem: 3 digit code Huruf D sebelum angka: Diamond Digit I: angka seri bit: - D1 – D5 : Diamond & PCD bit - D7 – D9 : Diamond core & PCD Digit II: angka tipe -0 : PCD drag bit - 1 – 4 : klasifikasi kekerasan, dari lemah sampai keras.
Untuk diamond & PCD drag bit ada 8 standar bentuk dan profil: (Gambar 30A) 1. Step type profile Long type taper profile 2. 3. Short taper profile Non-taper profile 4. 5. Down-hole motor type 6. Side track type 7. Oil base type 8. Core ejector type 9. Dipersiapkan untuk bentuk dan profil khusus
Diamond Cutter & PCD Drag Bit
Untuk jenis Roling Cutter bit ada 8 standar bentuk dan profile: 1. Standard rolling cutter bit (jet/regular) 2. T-shaped heel teeth 3. Extra-insert teeth 4. Sealed roller bearing 5. Kombinasi (3) dan (4) 6. Sealed friction bearing 7. Kombinasi (3) dan (6) 8. Untuk pemboran berarah (directional) 9. Dipersiapkan untuk bentuk dan profil khusus
Tabel 1 IADC Diamond dan PCD Drill Bit
Manufacture: American Coldset
Manufacture: Christensen
Manufacture: Dowdco
Manufacture: NL Hycalog
Casing Fungsi: mencegah lubang sumur collapse mengisolasi fluida di lubang sumur dgn fluida di formasi meminimisasi kerusakan karena proses pemboran dan lingkungan bawah permukaan menyediakan konduit yang tahan tekanan dan temperatur tinggi mengisolasi hubungan antara formasi/reservoir di lubang sumur.
Casing program: - Conductor casing - Surface casing - Production casing
Casing Program
Standarisasi (API):
Kekuatan (strenght) Dimensi fisik Prosedur uji quality control
Ukuran casing:
API Non API
API panjang casing:
R – 1 = 16 – 25 ft R – 2 = 25 – 34 ft R – 3 = sama dan lebih besar 34
Ukuran Casing API
Ukuran Casing Non-API
Ukuran, Berat, Ketebalan dan Drift
Persyaratan API untuk Drillpipe
Sifat Seamless Casing dan Tubing untuk EOR