Bab Dua
Teknologi Beton Pratekan
2.1. 2.1.
Pend Pendah ahul ulua uan n Perancang Perancang struktur beton pratekan/prategan pratekan/prategang g harus memiliki pengetahuan pengetahuan tentang
teknik teknik dan teknolo teknologi gi yang yang berhub berhubunga ungan n dengan dengan penegan penegangan gan dan harus harus terbiasa terbiasa dengan dengan istila istilah-i h-isti stilah lah yang yang digun digunaka akan. n. Bab Bab ini mengu mengurai raikan kan tekni teknik-te k-tekni knik k peneg penegan angan gan secara secara komprehensip dan juga memberikan detail-detail dari beberapa sistem penegangan yang luas dikenal. Materi Materi tentang tentang pelaksan pelaksanaan aan pratega prategang ng dibagi dibagi dalam dalam dua klasifikas klasifikasi: i: Pretens Pretensioni ioning ng (Penegangan/Pen (Penegangan/Penarikan-Aw arikan-Awal) al) dan Post-tensioning Post-tensioning (Penegangan/Penarikan (Penegangan/Penarikan Purna). Purna). Dalam Preten Pretensio sioni ning, ng, tendon tendon ditega ditegang ngkan kan sebel sebelum um penge pengeco coran ran beton beton,, seme sementa ntara ra dalam dalam postposttension tensioning, ing, tendon tendon ditegang ditegangkan kan sesudah sesudah beton beton dicetak. dicetak. Skema Skema klasifika klasifikasi si sistem-sis sistem-sistem tem prategangan diberikan dalam skema di bawah (Gbr. 2.1.)
SISTEM PRATEGANGAN
semua sistem pretensioning merupakan bonded (terekat)
Gambar 2.4. Klasifikasi dalam Sistem Prategangan (lihat terminologi, hal. 9-14)
2.2. 2.2.
Tend Tendon on Prate Prateka kan n Istila Istilah h “tend “tendon on”” digun digunaka akan n untuk untuk mengur mengurai aikan kan sebua sebuah h kabel kabel tungga tunggal, l, untai untaian an,,
kelompok kelompok kabel atau atau batang batang (lihat Gbr. 2.2.). Tipe perkuata perkuatan n prateka pratekan n yang yang paling paling sering sering digunakan adalah untaian-tujuh-kabel atau strand 7-kabel (seven-wire strand). Karena strand 7-kabel dibuat di USA maka standar diameter nominal di seluruh dunia menggunakan satuan inci, inci, dengan dengan
3 8
inci inci (9.53 (9.53 mm), mm),
1 2
inci inci (12.70 (12.70 mm), dan dan 0.6 inci (15.24 (15.24 mm) merup merupak akan an
diamater diamater-dia -diamate materr yang yang paling paling sering sering digunaka digunakan. n. Untaian-u Untaian-unta ntaian ian kabel kabel ini digunaka digunakan n baik baik untuk konstruksi pretension maupun post-tension. Kekuatan tarik ultimit dari untaian-untaian kabel ini bervariasi mulai dari 250 sampai 270 ksi (1720 – 1860 Mpa).
Teknologi Beton Pratekan
Strand 7-Kabel (Seven-wire (Seven-wire strand)
Multi-Strand
Batang tunggal terdeformasi terdeformasi
Multi-Kabel
Gambar 2.2. Bentuk tendon tipikal
Batang Batang pratega prategang ng terdefo terdeformas rmasii adalah adalah suatu suatu tipe khusus perkuata perkuatan n yang yang berguna berguna dalam beberapa tipe konstruksi post-tension. Diameter nominal bervariasi dari sampai 1
3 8
3 8
inci (15 mm)
inci (36 mm) dan tegangan tarik ultimit sekitar 150 ksi (1030 Mpa).
Kawat Kawat tunggal tunggal adalah adalah bentuk bentuk pertama pertama perkuat perkuatan an pratega prategang ng yang yang berhasi berhasill dan yang yang tetap tetap digunaka digunakan n hingga hingga sekarang sekarang untuk untuk penerap penerapan an khusus khusus seperti seperti penghubu penghubung ng rel kereta. kereta. Diameter nominal 0.196 inci (5 mm) atau 0.276 inci (7 mm) dan tegangan tarik ultimit berkisar 235 sampai 250 ksi (1620 - 1720 Mpa).
2.3.
Sistem Pratekan Pratekan Pretensi Pretensioning oning (Sistem (Sistem Penegang Penegangan-Aw an-Awal) al) Sub-bab ini meliputi topik sbb,
Tahap-tahap Pretensioning (Penegangan/Penarikan-Awal)
Keuntungan dan Kerugian Sistem Pretensioning
Perangkat Sistem Pretensioning Pretensioning
Fabrikasi Bantalan Rel Sistem Pretensioning
2.3.1. Tahap-tahap Pretensioning (Penegangan-Awal) Dalam sistem pretensioning, tendon baja kekuatan tinggi ditarik diantara dua ujung abutmen abutmen ( uga disebut disebut bulkhead ) sebelum sebelum pengeco pengecoran ran beton. beton. Abutme Abutmen-abu n-abutmen tmen dikekan dikekang g pada ujung-ujung landasan landasan prategang. prategang. Pada Pada saat beton beton mencap mencapai ai kekuatan kekuatan yang yang diingin diinginkan kan untuk untuk penegang penegangan, an, tendontendontendon tendon diputus diputus dari abutmen abutmen-abu -abutmen tmennya nya.. Gaya Gaya pratekan pratekan ditrans ditransfer fer ke beton beton dari tendon tendon,, berdasar berdasarkan kan ikatan/r ikatan/reka ekatan tan diantara diantara beton beton dan tendon. tendon. Selama Selama transfer transfer pratega prategang, ng, elemen elemen mengala mengalami mi perpend perpendekk ekkan an elastik. elastik. Apabila Apabila tendon tendon diaplikas diaplikasikan ikan secara secara eksentri eksentris, s, elemen elemen sang sangat at mung mungki kin n meng mengal alam amii lent lentur uran an dan dan defl deflek eksi si.. Taha Tahapp-ta taha hap p yang yang berb berbed eda a dari dari pelaksanaan pelaksanaan pretensioning pretensioning diringkaskan diringkaskan sbb.: 1. Pengangkuran Pengangkuran tendon tendon pada pada ujung-ujung ujung-ujung abutmen abutmen
16
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
2. Penempa Penempatan tan jack- ack (dongkra (dongkrak) k) 3. Aplikasi Aplikasi tarikan tarikan pada pada tend tendon on 4. Penceta Pencetakan kan beton beton 5. Memutus Memutus tendon tendon Selama pemutusan tendon-tendon, prategang ditransfer pada beton melalui perpendekkan elastik dan pelengkungan elemen. Tahap-tahap tersebut ditunjukkan secara skematik dalam Gbr. 2.3. Panjang penegangan dan alas acuan bervariasi dari sekitar 80 feet (25 m) sampai 650 feet (200 m), bergantung pada produk yang diperlukan. Untaian kabel yang ditegangkan secara individu biasanya dilepaskan dengan api-pemotong atau sawing. Urutan pemotongan harus sedemikian rupa agar tegangan-tegangan tetap sesimetris mungkin. Pemotongan harus dilakukan secara bertahap dan sedekat mungkin dengan elemen untuk meminimalkan jumlah energi yang ditransfer secara dinamik melalui tegangan ikat pada pelepasan.
Gambar 2.3. Tahap-tahap Pretensioning (Penegangan/penarikan-aw ( Penegangan/penarikan-awal) al)
2.3.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Pretensioning Keuntungan Keuntungan relatif sistem pretensioning pretensioning dibandingkan dengan sistem post-tensioning post-tensioning adalah,
Sistem pretensioning cocok untuk elemen pracetak yang diproduksi dalam umlah besar.
Kerugian relatif sistem pretensioning adalah,
Suatu alas penegangan diperlukan untuk pelaksanaan pretensioning;
Terdapat suatu masa tunggu di alas penegangan, sebelum beton mencapai cukup kekuatan;
Harus ada ikatan/rekatan yang baik diantara beton dan baja sepanjang panjang transmisi.
17
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.4. Alas pracetak pracetak yang sedang disiapka disiapkan n untuk mengecor mengecor sebuah sebuah gelaga gelagarr AASHT AASHTO O yang yang sangat sangat panjan panjang. g. Sisi Sisi samping acuan (mold) terlihat di latarbelakang ke arah kanan. kanan. Untaia Untaian n kabel kabel prateg prategang ang ditaha ditahan n pada pada pusat pusat balo balok k oleh oleh katr katrol ol-k -katr atrol ol baja baja yang yang akan akan tert tertin ingg ggal al dala dalam m beto beton n sesu sesuda dah h peng pengeco ecora ran. n. Alas Alas beru beruku kura ran n cukup panjang sehingga beberapa gelagar dapat dicetak dari dari ujung ujung ke ujung, ujung, dengan dengan untaia untaian n kabel kabel ditari ditarik k ke atas dan ke bawah bawah sesua sesuaii keperl keperluan uan.. Baja Baja tulang tulangan an lunak digunaka digunakan n sebagai sebagai tulangan tulangan geser (sengkang) (sengkang).. Sisi Sisi-s -sis isii atas atas seng sengka kang ng akan akan mereka erekatt pada pada lapi lapisa san n penutup yang dicetak di tempat. Puntiran vertikal kabel prategang dekat ujung gelagar akan berfungsi sebagai putaran pengangkat.
2.3.3. Perangkat Sistem Pretensioning Beberapa perangkat penting dalam sistem pretensioning adalah sbb.:
Alas/landasan prategangan
Abutmen ujung
Acuan/mold
Jack (dongkrak)
Perangkat pengangkuran
Perangkat pelentuk kabel
Alas prategangan, abutmen ujung dan acuan Alas/landasan Alas/landasan prategangan, abutmen ujung dan acuan (mold) diberikan dalam Gbr. 2.5.
18
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.5. Alas prategangan, abutmen ujung dan cetakan (mold)
Suat Suatu u perl perlua uasa san n dari dari sist sistem em sebe sebelu lumn mnya ya dise disebu butt sist sistem em Hoye Hoyer. r. Sist Sistem em ini ini umum umumny nya a digunak digunakan an untuk untuk produksi produksi massal. massal. AbutmenAbutmen-abu abutmen tmen ujung ujung diletak diletakkan kan pada pada jarak jarak terpisah terpisah yang cukup, dan beberapa elemen dicetak pada suatu jalur tunggal. Cetakan disediakan pada sisi-sisi dan diantara elemen-elemen. Sistem ini disebut juga metoda jalur panjang (long line method). method). Gambar di bawah ini adalah contoh skematik sistem Hoyer.
(a) Skema Skematik tik
(b) Gambar Gambar Detail Detail
Hoyer (long line method) Gambar 2.6.a - b. Skematik dan detail sistem Hoyer
Abutmen ujung haruslah cukup kaku dan mempunyai fondasi yang kuat. Hal ini biasanya membutuhkan suatu rancangan yang mahal, khususnya bila dibutuhkan gaya prategang yang besar. Kebutuhan fondasi yang kuat dan kaku dapat dilewati dilewati mengganti mengganti sistem. Adalah mungkin untuk mencegah mencegah pemindahan pemindahan beban-beban berat ke fondasi dengan menggunakan sistem keseimbangan sendiri sebagaimana dalam uji pembebanan. Biasanya, hal ini dilakukan dengan bantuan suatu alat rangka tarik. Gambar berikut ini menunjukkan komponen dasar dari suatu rangka tarik. Dongkrak dan spesimen cenderung mendorong ujung elemen. Tetapi ujung-ujung elemen ditahan pada posisinya oleh elemen yang mengalami tarikan yaitu batang-batang baja berkekuatan tinggi.
Gambar 2.7. Suatu rangka tarik
19
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Rangka Rangka yang yang secara secara umum umum diadopsi diadopsi dalam dalam sistem sistem pretensi pretensioni oning ng disebut disebut bangku bangku teganga tegangan n (stress (stress bench). bench). Ceta Cetakan kan beton beton dite ditempa mpatka tkan n di dalam dalam di antar antara a rangka rangka dan tendo tendon-te n-tend ndon on direga diregang ngkan kan dan dan diang diangkur kur pada pada tangan tangan-ta -tang ngan an rangk rangka. a.
Gamba Gambarr berik berikut ut menun menunjuk jukka kan n
komponen-komponen bangku tegangan.
Gambar 2.8. Bangku tegangan – rangka meregang sendiri
Gambar berikut menunjukkan menunjukkan diagram benda-bebas benda-bebas dengan mengganti mengganti dongkrak dongkrak dengan gayagaya terapan.
Gambar 2.9. Diagram beban-bebas bangku tegangan
Gambar berikut menunjukkan bangku tegangan sesudah pencetakan beton.
Gambar 2.10. Bangku tegangan sesudah pencetakan beton
Jack (Dongkrak) Jack atau dongkrak digunakan untuk aplikasi tarikan pada tendon-tendon. Jack hidrolik adalah tipe yang umum digunakan. digunakan. Dongkrak Dongkrak tipe ini bekerja atas tekanan minyak yang dibangkitkan dibangkitkan oleh pompa. Prinsip-prin Prinsip-prinsip sip yang mendasari bajak adalah Hukum Pascal . Beban yang diberikan oleh dongkrak diukur melalui pembacaan tekanan
20
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
dari dari suatu suatu metera meterann yang yang ditamb ditambahk ahkan an pada pada aliran aliran minyak minyak atau atau melalu melaluii sel beban beban terpis terpisah. ah. Gambar Gambar beriku berikutt menunjukkan suatu jack hidrolik aksi ganda dengan sebuah sel beban.
Gambar 2.11. Sebuah Jack (dongkrak) hidrolik aksi ganda dengan sel beban
Perangkat Pengangkuran/Penjangkaran Perangkat pengangkuran/penjangkaran sering dibuat berdasarkan prinsip baji (pasak) dan friksi. Dalam elemen pretension, pretension, tendon ditahan selama pengecoran dan proses pengerasan beton. Dalam Dalam hal ini digunak digunakan an suatu suatu alat pencengk pencengkera eram m sederha sederhana, na, yang murah murah dan dapat dapat dilepas dilepas dengan cepat. cepat. Pada gambar gambar di bawah ini diberikan beberapa beberapa contoh perangkat perangkat pengangkura pengangkuran. n.
Gambar 2.12. Pemasangan chuck untuk mengangkur strand pretension
21
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Perangkat Pelentuk (Harping Devices) Tendon seringkali seringkali dibengkokkan, dibengkokkan, kecuali dalam kasus slab diatas tanah, tiang, tiang pancang, pancang, dll. Tendon Tendon dibengko dibengkokkan kkan (dilentu (dilentukkan kkan)) diantara diantara dukung dukungan-d an-duku ukunga ngan n dengan dengan sebuah sebuah lentura lenturan n dangkal yang ditunjukkan di bawah.
Pelentukkan/pembengkokkkan an tendon Gambar 2.13. Pelentukkan/pembengkokkk
Tend Tendon on-t -ten endo don n
dibe dibeng ngko kokka kkan n
meng menggu guna naka kan n
pera perang ngka katt
pena penaha han n
bawa bawah h
khus khusus us yang yang
ditunjukkan dalam gambar di bawah,
Gambar 2.14. Angkur penahan bawah untuk membengkokkan tendon
2.3.4. Fabrikasi Bantalan Rel Sistem Pretensioning Gambar-g Gambar-gamb ambar ar foto berikut berikut ini menunjuk menunjukkan kan urutan urutan fabrikasi fabrikasi bantala bantalan n rel kereta kereta dengan dasar-dasar teknologi pratekan sistem pretensioning pretensioning (COPCO, Chennai, India).
22
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.15. Memindahkan bangku tegangan pretensioning. Untaian Untaian kabel kabel baja (strands) (strands) diregang diregangkan kan dalam bang bangku ku tega tegang ngan an yang yang dapa dapatt dige digese serr deng dengan an roll roller er.. Bang Bangku ku tegang tegangan an ini ini dapa dapatt memu memuat at 4 model dalam satu jalur. Perangkat pengangkuran pengangkuran menah enahan an stra stran nds pada pada satu satu ujun jung bang angku tegangan. Pada ujung satunya lagi, dua dongkrak hidrolik mendorong sebuah pelat dimana strands dian diangk gkur ur.. Gera Geraka kan n pela pelant ntak ak dong dongkr krak ak dan dan teka tekana nan n miny minyak ak masi masing ng-m -mas asin ing g dimo dimoni nito torr dengan dengan skala skala dan meter meteran. an. Perhat Perhatik ikan an bahwa bahwa setelah setelah keluarnya keluarnya pelantak, pelantak, celah diantara diantara pelat ujung dan acuan disampingnya bertambah besar. Hal ini menunjukkan meregangnya strands.
Gambar 2.16. Pengangkuran strands. Bajak dan silinder dipasang pada ujung tetap.
Gambar 2.17. Penarikan kabel (strands). Dongkrak hidrolik berada pada ujung penarikan.
23
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.18. Penarikan kabel (strands). Perpanjangan alat pelantak Dongkrak hidrolik. Gambar 2.19. Penyimpanan material agregat halus dan agregat kasar.
Gambar 2.20. Penakaran dan pencampuran material dengan perbandingan berat.
24
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.21. Penuangan Penuangan beton beton segar ke dalam acuan.
Gambar 2.22. Beton setelah proses vibrasi (vibrasi = digetarkan sehingga membentuk massa padat).
Gambar 2.23. Kamar perawatan uap.
25
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.24. Pemotongan kabel (strands).
Gambar 2.25. Pembukaan acuan bantalan rel.
Gambar 2.26. Penumpukkan bantalan rel.
26
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan Gambar 2.27. Proses perawatan beton (bantalan rel) menggunakan air.
Gambar 2.28. Penyimpanan dan pengiriman bantalan rel siap pakai.
2.4.
Sistem Pratekan Pratekan Post-tens Post-tensioning ioning (Sistem (Sistem Penegangan Penegangan-Purna -Purna)) Sub-bab ini meliputi topik sbb,
Tahap-tahap Post-tensioning (Penegangan/Penarikan-Purna)
Keuntungan dan Kerugian Sistem Post-tensioning
Perangkat Sistem Post-tensioning Post-tensioning
Fabrikasi Gelagar Jembatan Jembatan Sistem Post-tensioning Post-tensioning
2.4.1. Tahap-tahap Post-Tensioning (Penegangan-Purna) Dalam sistem post-tensioning, pipa atau saluran untuk tendon (strands) ditempatkan bersamabersama-sama sama dengan dengan penulan penulangan gan sebelum pencetaka pencetakan n beton. beton.
Tendon Tendon dimasukkan dimasukkan ke
dalam saluran (pipa) sesudah pencetakan beton. Pipa mencegah kontak diantara beton dan
27
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
tendon tendon selama selama pelaksan pelaksanaan aan penarika penarikan. n. Tidak Tidak seperti seperti sistem sistem pretens pretension ioning, ing, tendon-te tendon-tendo ndon n ditarik dengan reaksi yang bekerja terhadap beton yang mengeras. Bila Bila salura saluran/p n/pipa ipa dipen dipenuh uhii denga dengan n injek injeksi si semen semen (grou (grout), t), maka maka ini ini diseb disebut ut postposttensioning terekat (bonded). Injeksi merupakan pasta semen murni atau suatu mortar semenpasir yang mengandung bahan tambahan yang sesuai. Pelaksanaan injeksi semen diberikan dalam Bab 3. Dalam Dalam sistem sistem post-ten post-tension sioning ing tak-tere tak-terekat kat (unbond (unbonded), ed), pipa/sal pipa/saluran uran tidak tidak pernah pernah diin diinje jeks ksii dan dan tend tendon on dita ditaha han n sema semata ta-m -mat ata a oleh oleh peng pengan angk gkur uran an ujun ujung. g. Sket Sketsa sa beri beriku kutt menunjuk menunjukkan kan gambara gambaran n skematik skematik dari suatu suatu elemen elemen post-tens post-tensioni ioning ng yang yang diinjeksi diinjeksi.. Profil Profil saluran saluran bergant bergantung ung pada pada kondisi kondisi tumpuan tumpuan.. Untuk Untuk elemen elemen perleta perletakkan kkan sederhan sederhana, a, saluran saluran mempunyai suatu profil penurunan diantara ujung-ujung. Untuk elemen perletakkan menerus, saluran menurun pada pada bagian bentangan bentangan dan naik di atas tumpuan.
Gambar 2.29. Sistem post-tensioning, angkur penarikan, angkur ujung tetap dan tabung/pipa.
Gambar Gambar 2.30 menunjukkan penempatan tabung/pipa/saluran tabung/pipa/saluran dalam sebuah gelagar kotak (box girder) jembatan ditumpu sederhana. Gambar 2.31 menunjukkan bagian ujung gelagar kotak sesudah penarikan beberapa tendon.
Gambar 2.30. Saluran/pipa tendon post-tensioning di dalam suatu gelagar kotak
28
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.31. Bagian ujung suatu gelagar kotak sesudah penarikan tendon
Adapun Adapun tahap-tah tahap-tahap ap pelaksanaa pelaksanaan n penarik penarikan-pu an-purna rna (post-te (post-tensio nsioning) ning) dapat dapat diberikan diberikan sbb.: 1. Pengecor Pengecoran an beton beton 2. Penempat Penempatan an tendon tendon 3. Penempat Penempatan an blok angku angkurr dan dongkrak dongkrak 4. Aplikasi Aplikasi tarika tarikan n pada tendontendon-tend tendon on 5. Pengatur Pengaturan an pasak/ba pasak/bajiji 6. Pemoton Pemotongan gan tendon tendon Tahap-ta Tahap-tahap hap tersebut tersebut ditunju ditunjukka kkan n secara secara skemat skematik ik pada Gambar Gambar 2.32. 2.32. Sesudah Sesudah mengangku mengangkurkan rkan sebu sebuah ah tend tendon on pada pada satu satu ujung ujung,, tari tarikan kan diberi diberikan kan pada pada ujun ujung g lainn lainnya ya mengg menggun unaka akan n dongk dongkra rak. k. Penegan Penegangan gan tendon-tendo tendon-tendon n dan gaya gaya pra-tega pra-tegang ng beton beton timbul timbul secara secara simult simultan. an. Sebuah Sebuah sistem sistem keseimbangan-sendiri keseimbangan-sendiri dari gaya-gaya berkembang berkembang sesudah peregangan peregangan tendon.
Gambar 2.32. Tahap-tahap post-tensioning
29
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
2.4.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Post-tensioning Keuntungan Keuntungan relatif sistem post-tensioning post-tensioning dibandingkan dengan sistem pretensioning pretensioning adalah,
Sistem post-tensioning cocok untuk elemen yang dicetak di lokasi pekerjaan dengan bobot besar;
Waktu tunggu dalam alas pencetakan kurang;
Transfer prategang tidak bergantung pada panjang transmisi.
Kerugian relatif sistem post-tensioning adalah,
emerlukan perangkat pengangkuran dan peralatan untuk injeksi semen (grouting)
2.4.3. Perangkat Sistem Post-tensioning Beberapa perangkat utama dalam sistem post-tensioning adalah sbb.:
Alas/landasan pencetakan
Mold/acuan
Saluran/pipa Saluran/pipa tendon
Perangkat pengangkuran
Dongkrak
Coupler
Peralatan grouting (injeksi/penyuntikkan (injeksi/penyuntikkan semen)
Alas pencetakan, mold/acuan dan pipa/saluran tendon Alas/landasan Alas/landasan prategangan, abutmen ujung dan acuan (mold) diberikan dalam Gbr. 2.33.
Gambar 2.33. Alas pencetakan, mold/acuan dan pipa/saluran tendon
Perangkat Pengangkuran Dalam elemen post-tension, perangkat angkur memindahkan gaya prategang pada beton. Perangkat pengangkuran didasarkan atas prinsip-prinsip pengakuran tendon berikut:
Aksi pasak/baji
Dukungan langsung
Belitan kabel
Aksi Pasak/Baji
30
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Pera Perang ngka katt peng pengan angk gkur uran an berb berbas asis is aksi aksi pasa pasak/b k/baj ajii terd terdir irii dari dari blok blok angk angkur ur dan dan bajibajibaji/p baji/pasa asak. k. Untai Untaian an kabel kabel ditaha ditahan n oleh oleh pegan pegangan gan friksi friksi pada pada baji baji dalam dalam blok blok angkur angkur.. Beberapa contoh dari sistem berbasis aksi pasak adalah produk pengangkuran Fressynet,
Gifford-Udall, Anderson dan Magnel-Blaton.
Perangkat Sistem Pengangkuran Baji/Pasak produksi Fressynet
Skema Aksi Pasak/Baji
Perangkat Pengangkuran VSL
Perangkat Pengangkuran
Konus angkur sistem “T” Fressynet Gambar 2.34. Perangkat Pengangkuran Sistem Pasak/Baji
31
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Dukungan Langsung Kepala baut atau kepala kancing dibentuk pada ujung kabel-kabel yang secara langsung menu menump mpu u berl berlaw awan anan an arah arah terh terhad adap ap blok blok angk angkur ur.. Sist Sistem em postpost-te tens nsion ionin ing g BBRV BBRV (Birkenmaier-Brandestini-Ros) dan sistem Prescon bekerja atas prinsip ini.
Gambar 2.35. Perangkat pengangkuran sistem dukungan langsung
Belitan Kabel Sistem Baur-Leonhard , Sistem Leoba dan Sistem Angkur-Tunggal Dywidag , bekerja atas dasar prinsip ini dimana kabel ditanam atau dibelitkan di dalam beton sebagai angkur mati pada ujung tetap elemen. Kabel-kabel digulung/dibelitkan berbentuk bola lampu. Gambar berikut memperlihatkan pengangkuran dengan menggulung kabel dalam suatu pelat posttension.
Gambar 2.36. Perangkat pengangkuran sistem gulungan kabel (bentuk bola lampu) pada ujung tetap yang merupakan suatu angkur mati.
32
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.37. Sistem angkur gulungan kabel yang ditanam pada pelat post-tension
Perangkat pengangkuran diuji untuk menghitung kekuatannya. Gambar berikut menunjukkan pengujian blok angkur.
Gambar 2.38. Pengujian kekuatan perangkat pengangkuran
Tahap-tahap pengangkuran Gambar di bawah ini menunjukkan urut-urutan penegangan dan pengangkuran kabel-kabel.
Memasang blok angkur dan pasak-pasak
Memposisikan Memposisikan dongkrak
33
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Penegangan/Penar Penegangan/Penarikan ikan kabel
Mendudukkan Pasak/baji Injeksi semen (bergantung pada sistem yang digunakan)
Gambar 2.39. Urut-urutan pengangkuran
Dongkrak Cara Cara beker bekerja ja dong dongkra krak k dan dan pengu pengukur kuran an beba beban n telah telah diberi diberikan kan pada pada hal. hal. 20-21 20-21.. Gamba Gambar r berikut menunjukkan sketsa yang diperluas dari perangkat pengangkuran.
Gambar 2.40. Pengangkuran dan pendongkrakan dengan baji-baji
Coupler (Penyambung) Coupler digunakan untuk menghubungkan untaian kabel (strand) atau batang (bar). Alat ini terdapa terdapatt pada pada pertemu pertemuan an elemen-el elemen-elemen emen,, misalny misalnya a di dekat dekat kolom-kol kolom-kolom om pada pada pelat pelat postposttension dan di atas pier pada lantai (dek) jembatan post-tension. Perangkat coupler harus diuji dengan kapasitas penuh dari untaian kabel atau batang. Beberapa tipe coupler ditunjukkan dalam gambar di bawah.
34
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Coupler Multistrand dari Dywidag Sistem Int.
Coupler tipe-H untuk tendon tunggal dari Cona CMM
Coupler untuk Tendon Cincin (melingkar) dari Dywidag SI
Gambar 2.41. Berbagai tipe alat sambung untaian kabel (coupler) multistrand
35
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
m
Coupler untuk untaian tunggal (monostrand) (monostrand) produksi GT Inc.
Gambar 2.42. Coupler monostrand, dengan saluran grouting (atas) dan tanpa saluran grouting (bawah dan kanan).
Kekuatan pengangkuran dan alat sambung (coupler) dites untuk menentukan kapasitasnya dengan mesin berikut.
Gambar 2.43. Mesin penguji kekuatan angkur strand/kabel dan kapasitas coupler
36
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Injeksi Semen (Grouting) Grouting Grouting (injeksi) (injeksi) didefin didefinisika isikan n sebagai sebagai pengisia pengisian n saluran/ saluran/pipa pipa,, dengan dengan suatu suatu bahan bahan yang yang bersi bersifat fat anti anti karat karat lingk lingkun ungan gan basa basa (alkal (alkali) i) untu untuk k baja baja prate prategan gang g dan dan juga juga menye menyedia diakan kan rekatan yang kuat diantara tendon dan bahan grouting sekelilingnya. Bagian utama injeksi terdiri dari air dan semen, dengan rasio air semen sekitar 0.50, bersamasama dengan bahan tambah pereduksi air, bahan ekspansif dan bahan pozzolan. Spesifikasi utama bahan injeksi dapat diberikan sebagai: 1. Butiran Butiran pasir pasir harus harus lolos diamete diameterr ayakan ayakan 150 - 200 µm; 2. Kuat Kuat tekan tes kubus 100 100 mm bahan bahan grouting grouting tidak tidak boleh kurang kurang dari 17 N/mm 2 pada usia 7 hari. Di bawah ini diberikan gambar peralatan grouting (injeksi) dengan kandungan bahan (mortar) dicampur dan pengisian bahan injeksi melalui pemompaan. Pompa Grouting produksi Williams Form Eng.
Tangki mortar (agitator) Model J-700 produksi Fressynet Pompa Grouting Model J-600 produksi Fressynet
Gambar 2.44. Berbagai tipe pompa grouting
37
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
2.4.4. Fabrikasi Gelagar Jembatan Post-tension Gambar-gambar foto berikut ini menunjukkan beberapa tahap penting dalam fabrikasi (Larsen & Toubro) Toubro). Gambar 2.45 menunjukkan girder-I (gelagar) post-tension untuk jembatan (Larsen menunjukkan pera peraki kita tan/ n/pe pema masa sang ngan an baja baja tula tulang ngan an deng dengan an pipa pipa/s /sal alur uran an tend tendon on bera berada da di dala dalam. m. Perha Perhatik tikan an bahw bahwa a bentu bentuk k profil profil parab parabola ola pipa/s pipa/salu aluran ran adala adalah h untuk untuk gelag gelagar ar tumpu tumpuan an sederh sederhan ana. a. Sesu Sesuda dah h beton beton diceta dicetak k dan diraw dirawat at untu untuk k menca mencapai pai kekua kekuatan tan yang yang cukup cukup,, tendon-t tendon-tend endon on dimasukk dimasukkan an ke dalam dalam pipa/sa pipa/salura luran n (Gbr. (Gbr. 2.46). 2.46).
Tendon-te Tendon-tendo ndon n kemudia kemudian n
diangkur pada ujung tetap dan ditarik menggunakan dongkrak pada ujung lainnya (Gbr. 2.47).
Gambar 2.45. Perakitan/pemasangan/pendetailan Perakitan/pemasangan/pendetailan tulangan non-pratekan dan tendon.
Gambar 2.46. Memasukkan tendon (kabel) ke dalam pipa/saluran
38
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.47. Penarikan dan pengangkuran tendon-tendon
Gambar 2.48. Sangkar tulangan gelagar kotak
39
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.49. Kerangka acuan (formwork) gelagar kotak
Gambar 2.50. Sistem Post-tensioning gelagar kotak jembatan
Gambar 2.51. Pemindahan (transpor) gelagar kotak
40
© Y. Soleman, 2011
Teknologi Beton Pratekan
Gambar 2.52. Jembatan pratekan post-tension rampung
41
© Y. Soleman, 2011