TAXIWAY
Nama
: Nur Kumala
NIM
: 0904105061
Jurusan
: Te Teknik Sipil
Mata Mata Ku Kuli liah ah
: Te Tekn knik ik Band Bandar ar Udar Udara a
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010
Taxiway
Taxiway adal adalah ah jala jalan n pengh penghub ubung ung anta antara ra land landas as pacu pacu deng dengan an pelat pelatar aran an pesaw pesawat at (apron), apron),
kand kandang ang pesaw pesawat at (hangar ), ), terminal, terminal, atau atau fasili fasilitas tas lainny lainnyaa di sebuah bandar udara. Sebagian Sebagian besar besar taxiway taxiway mempuny mempunyai ai permuk permukaan aan keras keras yang yang merupak merupakan an lapisa lapisan n aspal aspal atau atau beton, beton, walaup walaupun un banda bandarr udara udara yang yang lebih lebih kecil kecil terk terkada adang ng menggu menggunaka nakan n batu batu keriki kerikill atau atau rumput rumput.. Bandar Bandaraa banda bandara ra yang yang sibuk sibuk umum umumny nyaa memb membangu angun n taxiwa taxiway y berkec berkecepa epatan tan tinggi tinggi sehingga sehingga pesawa pesawatt terbang dapat lebih cepat meninggalkan landas pacu. Hal ini dilakukan agar landas pacu dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang bagi pesawat lainnya untuk mendarat.
FUNGSI TAXIWAY
Fungsi utama taxiway adalah untuk menyediakan akses antara runway dan apron, termasuk termasuk juga juga area area hangar. hangar. Taxiway harus dirancang dirancang sedemiki sedemikian an rupa rupa sehingg sehinggaa pesawat yang baru saja mendarat tidak mengganggu kelancaran pergerakan pesawat yang akan take-off. Landasan hubung diatur sedemikian rupa sehingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang sedang bergerak perlahan untuk lepas landas. Pada bandar udara yang sibuk dimana pesawat yang akan menuju landasan pacu diduga akan bergerak serentak dalam dua arah, harus disediakan landasan hubung yang sejajar satu sama lain. Pada bandar udara yang sibuk, landasan hubung harus terletak di berbagai tempat di sepanjang landasan pacu, sehingga pesawat yang baru mendarat dapat meninggalkan landasan pacu secepat mungkin mungkin sehingga landasan landasan pacu dapat digunakan oleh oleh pesawat yang lain. Kecepatan Kecepatan pesawat yang sudah sudah masuk taxiway, taxiway, atau akan keluar keluar taxiway menuju landasan landasan pacu pacu tidak sebesar sebesar kecepatan pesawat pada landas pacunya, maka persyaratan mengenai kemiringan memanjang, kurve vertical dan jarak pandang tidaklah seketat pada landasan. Begitu pula dengan kecepatannya yang lebih rendah maka lebar taxiway lebih kecil dari pada landasannya. PERSILANGAN
Pada persilangan antara taxiway dengan landasan, apron dengan taxiway perlu tambahan luas agar gerakkan pesawat masih mempunyai Wheel Clearance seperti yang dipersyaratkan, di sini tambahan tambahan luas disebut Fillet Fillet.. Tetapi tambahan tambahan luas luas pada kurve kurve taxiway lebih lebih baik disebut disebut lebar tambahan, sebab memang lebar tambahan merupakan tambahan ke taxiway pada kurvenya. Ada 3 cara untuk menjamin terpenuhinya terpenuhinya persyaratan Wheel Clearence : 1. Menggunakan marking sumbu taxiway sebagai pedoman jalannya pesawat dan dibuat fillet 2. Dibuat garis pedoman sisi kanan, sisi kiri dimana pesawat berjalan diantaranya 3. Gabungan no.2 garis pedoman kanan kiri dan tambahan fillet. Beberapa cara yang disarankan ICAO untuk merencanakan Fillet, antara lain: 1. Dengan model simulasi gerakan pesawat 2. Penghitungan Fillet 3. Menggunakan grafik akan menghasilkan data-data pendekatan dari garis-garis gerak pesawat.
EXIT TAXIWAY
Fungsi dari dari Exit Taxiway Taxiway atau Turn Turn Off adalah adalah menekan menekan sekecil mungkin mungkin waktu waktu penggunaan landasan oleh pesawat mendarat. Exit Taxiway dapat ditempatkan dengan menyudut siku terhadap landasan atau kalau terpaksa menyudut yang lain juga bisa. Exit Taxiway yang mempunyai sudut 300 disebut kecepatan tinggi atau cepat keluar sebagai tanda bahwa taxiway itu direnc direncanak anakan an pengguna penggunaanny annyaa bagi bagi pesawat pesawat yang yang harus harus cepat cepat keluar keluar.. Penemp Penempata atan n Exit Exit Taxiway tergantung pada pesawat campuran, kecepatan waktu approach atau waktu menyentuh perkerasan, kecepatan keluar, tingkat pengereman yang tergantung kepada kondisi permukaan perkerasan basah atau kering serta jumlah Exit Taxiway yang direncanakan dibuat.
A. Exit Taxiway Taxiway Menyudut Menyudut Siku-Siku Siku-Siku Keputusan untuk merencanakan dan membangun Exit Taxiway menyudut siku-siku didasarkan kepada analisa lalu lintas yang ada. Apabila lalu lintas rencana pada jam-jam puncak kurang dari 26 gerakan (mendarat dan lepas landas) Exit Taxiway menyudut siku-siku cukup memadai.
B. Exit Taxiway Kecepatan tinggi Kebutuhan akan adanya High Speed Exit Taxiway dewasa ini berkembang dengan adanya lalu lintas dipelabuhan udara. Sebab dengan adanya High Speed Exit Taxiway pada sebuah landasan akan menambah kapasitas landasan itu untuk menampung arus gerak mendarat dan lepas landas pesawat. Dengan perkembangan kebutuhan ini banyak keuntungannya diadakan Standart high speed exit taxiway yang berlaku untuk lapangan-lapangan terbang internasional. Alasan mengapa memilih memilih perencanaan ini untuk semua lapangan terbang adalah : 1. Kemudahannya bagi sebagian besar, konfigurasi roda pendaratan pesawat untuk membuat belokan 2. Sisa perkerasan perkerasan yang lapang didapatkan didapatkan antara antara sisi luar roda pendaratan pendaratan dengan tepi tepi perkerasan taxiway 3. Muara yang diperluas dari exit taxiway memungkinkan beberapa variasi sumbu belokan ke taxiway, taxiway, bila pesawat tidak tidak memulai memulai belokannya belokannya dari dari titik yang ditandai ditandai pada pada landasan.
4. Konfigurasinya memungkinkan pesawat belok walau dengan kecepatan tinggi 50 knot.
High speed exit taxiway merupakan salah satu fasilitas dari runway. Karena fungsinya yang demikian penting dalam penentuan waktu pemakaian runway runway maka lokasi high speed exit taxiway dipilih sedemikian rupa sehingga waktu tinggal pesawat di runwa y dapat dipersingkat. Penelitian ini mengamati proses landing pesawat mulai dari threshold runway, touchdown touchdown hingga pesawat pesawat mencapai mencapai kecepatan kecepatan di high speed speed exit taxiway taxiway.. Dengan menggunakan kurva normal sebagai distribusi probabilitas lokasi high speed exit taxiway ideal untuk setiap kategori pesawat didapatkan lokasi high speed exit taxiway yang memberikan penambahan waktu pemakaian runway terkecil.
C. Jumlah dan Lokasi Taxiway Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat pada landasan dan kelakuan pesawat waktu mendarat. Untuk menentukan jarak lokasi exit taxiway dari Threshold landasan, unsur-unsur dibawah harus diperhitungkan: 1. Kecepatan waktu Touchdown Touchdown (menyentuh (menyentuh landasan) 2. Kecepatan awal waktu sampai titik A, yaitu titik perpotongan garis singgung antara landasan dan taxiway 3. Jarak dari Threshold sampai ke Touchdown 4. Jarak dari Touchdown Touchdown sampai sampai ke titik titik A Nilai besaran butir b, c dan di rata-ratakan dari pesawat yang biasa dilayani landasan ini. Hanya untuk tujuan perencanaan exit taxiway, kecepatan pesawat waktu touchdown dianggap rata-rata 1,3 kali kecepatan Stall, pada konfigurasi pendaratan dengan rata-rata berat pendaratan kotor 85% dari maximum.
D. Taxiway Diatas Jembatan Jembatan taxiway dibangun pada bagian yang lurus dari taxiway, dengan bagian lurus di dua sisi jembatan, agar pesawat berjalan berjalan pada satu garis garis lurus sesaat sebelum masuk jembatan dan sesaat sesudah keluar jembatan. jembatan. Lebar jembatan jembatan taxiway mampu melayani pesawat, bila diukur tegak lurus sumbu taxiway lebarnya tidak kurang dari area yang diratakan bagi strip taxiway.
LEBAR LANDAS LANDAS HUBUNG HUBUNG (TAXIWAY) (TAXIWAY) Beberapa persyaratan yang yang dikeluarkan oleh ICAO dan dan FAA dalam perancangan geometris geometris landasan hubung (taxiway (taxiway)) sebagaimana pada tabel-tabel berikut :
Table 1. Lebar Taxiway Lebar Taxiway ( ICAO) ICAO)
Tabel 2. Jari-Jari Desain Standar Taxiway Standar Taxiway