"Hiduplah tanpa rasa sedih dengan yang telah lalu. Hiduplah dengan cita-cita bersama hal-hal yang baru. Dan hiduplah lebih dewasa dari masa lalu yang tidak berguna." (Syaikh Nabiha Jabir) - Tarbawi 292 Saya ingin menghidupi pendidikan, Bukan hidup dari pendidikan. Bahasa adalah tekhnologi paling fundamental dalam kehidupan manusia. Itulah tekhnologi yang diturunkan langsung pada Adam, sebagaimana termaktub dalam Al Qur'an,"...Dia mengajar pada Adam nama-nama seluruhnya.." Hanya dengan bahasa makna tercipta. Maka kehidupan manusia yang kompleks ini terkelola melalui bahasa. Word create world. Kata-kata menciptakan dunia. -Tarbawi 291 Orang beriman meyakini, ia hanya harus berusaha keras memperpanjang nafas, melindungi nyawa dan lari dari kematian sejauh-jauhnya. Selebihnya, adalah kerelaan pada takdir secara penuh, bahwa bila Allah memandang kita masih berguna dan diperlukan, kita belum akan dimatikan. Tapi bila kita sudah tak diperlukan, atau seri berikutnya dari tugas ini harus dilanjutkan orang lain, mungkin itu artinya jatah kita telah habis. Tapi dalam ketidaktahuan akan takdir itu, kita tetap harus memacu langkah, mencari jalan lain untuk setiap yang buntu.-Tarbawi 291 kalah menurut Allah itu ada 3 hal: -tercabutnya kebenaran dari hati, -Tercerabutnya amanah dari hati, -tercerabutnya kejujuran dari hati. na'udzubillah "Kenali dan berikan apresiasi pada diri anda. Karena sesungguhnya sebuah bencana layak menimpa orang yang tak bisa mengenali dan mengapresiasi dirinnya" (Syaikh Abdul Lathif bin Yusuf Al Muqrin) - Tarbawi 291 Mengalirkan harap sampai jauh, karenanya adalah memastikan setiap kita, adalah pribadi yang memiliki pantulan optimisme, rasa harap yang kuat, dan percaya ada prasangka baik kepada Allah. Itu semua pasti membuat hidup kita terasa berbeda. Ini tidak semata kepentingan para pemimpin, dengan segala bentuknya. Dirumah, di masyarakat, di level negara, sebuah institusi usaha. Atau orang yang punya tanggung jawab atas orang lain secara massal dan kolektif. Mengalirkan harap sampai jauh, seyogyanya menjadi pantulan dari setiap individu. Itu yang dimaksud dengan sebaikbaik orang adalah mereka yang bila kita memandangnya, terbangkitkan semangat dan rasa harap kita. -Tarbawi 299 Jangan mengemis, perjuangkan nasibmu! - Hasan Al Banna Cita-cita kita terkadang begitu sederhana, membahagiakan orang tua misalnya, tapi yakinlah bahwa jalan yang kita tempuh untuk mewujudkannya tak akan pernah sesederhana yang kita bayangkan.
Makin Bertambah Usia, Banyak yang Kita Rasa Tidak Penting "Hiduplah tanpa rasa sedih dengan yang telah lalu. Hiduplah dengan cita-cita bersama hal-hal yang baru. Dan hiduplah lebih dewasa dari masa lalu yang tidak berguna." (Syaikh Nabiha Jabir) Pada akhirnya yang paling penting dari hidup adalah bertaqwa. Tetapi di bawah itu kita punya bertangga-tangga jenjang, tentang yang penting dan tidak penting. Bila ini soal
taqwa, itu puncak dari segala yang penting. Sisanya adalah penting dan tidak penting dari berjuta warna-warni kehidupan kita. Sebagiannya bisa menguatkan taqwa itu. Sebagiannya bisa melukai. Maka kita perlu memahami, bahwa diluar urusan taqwa itu, kita punya perkara besar, perasaan tentang apa-apa yang tidak penting seiring usia kita. - Tarbawi 292 Karena Dokter (mestinya) Tak Sekedar Mengobati Menjadi dokter bukanlah impian tentang hidup mewah dan egois. Sebaliknya, menjadi dokter adalah tantangan untuk berdedikasi bagi masyarakat. Jika Maksud Kita Tulus, Alam Akan Menyertai " Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia." Maka (penduduk langit) mencintainya, kemudian menjadi orang yang diterima di muka bumi". (HR. Bukhari dan Muslim) Pendek saja salah satu nasehat yang disampaikan Imam Ahmad kepada anaknya, Abdullah. " Wahai anakku. Berniatlah kamu yang baik. Karena kamu akan selalu dalam keadaan baik. selama kamu punya niat baik.". Itu turut memberi andil dalam membentuk pribadi Abdullah, menjadi anak yang benar-benar membanggakan. Tidak saja di mata ayahnya, tapi juga di mata orang-orang dimasanya. Dari sini kemudian kita mengerti, betapa sangat penting bagi kita untuk menebar kehendak yang baik, tulus, dan ikhlas. Sebab setelah itu, dengan begitu, kita bisa dengan sangat memohon kepada Allah untuk dihubungkan dengan kehendak lain yang juga baik. Memohon untuk di bawa ke pusaran yang lebih besar radiusnya. Di sini kita lantas melihat, mengapa ada orang yang apa yang dicapainya jauh melebihi harapannya. Sebab Allah membawa kehendak dan maksud orang itu ke lingkaran yang jauh lebih besar. Maka efek dan hasilnyapun lebih besar. - Tarbawi 293 Menemukan Kearifan dalam Permainan - Tarbawi 293 Permainan tradisional tak hanya menyimpan kenangan, tetapi juga membawa pelajaran. "Lebih baik hidup dari sampah, dari pada jadi sampah" - Tarbawi 293 Lihat Bangunan Orang, dan Tradisi Negeri Lain "Ibnu Khardzabah tak pernah lupa mengamati bangunan-bangunan yang dilihatnya dalam perjalanannya, bahkan mampu menceritakan secara rinci pada gambar, tulisan dan ukiran-ukiran yang melekat pada bangunan itu" (Syaikh Ahmad Ramadhan Ahmad) Di tanah air kita sendiri, tempat kita berkebangsaan, bernegara, dan bertinggal, banyak daerah asing yang mungkin belum pernah sekalipun kita kunjungi. Kita perlu melihat tempat-tempat itu. Menatap saksi sejarah. Dan belajar bagaimana hidup terus berlangsung, tapi akhluk hidup datang dan pergi bergantian. Seluruh Ayat Al Qur'an yang berbicara tentang berjalan di muka bumi, menyuruh kita untuk mengambil pelajaran dari kesudahan orang-orang yang dzalim. Itu memberi banyak sekali faedah, dalam hal seperti apa kita mengambil pelajaran. -Tarbawi 295 Prof.Drs.Isbandi Rukminto Adi,MKes,PhD., Pakar Kesejahteraan Sosial
"Beramal Harus Cerdas" Tak bisa dipungkiri, isu esejahteraan sosial memiliki spektrum yang luas. Selalu hangat dalam setiap kebijakan pemerintah, tetapi juga selalu sulit diidentifikasikan capaiancapaian signifikannya. Selebihnya, isu kesejahteraan juga merupakan komoditi politis yang tak pernah habis. Persoalannya, ini semua menyangkut realitas nyata dari masyarakat kita, yang mebutuhkan penanganan serius dan terencana. Bagaimana kebijakan kesejahteraan sosial di Indonesia sejauh ini ? -Tarbawi 295 Akulturasi Teknologi Teknologi itu produk kolektif. Tak saja selalu berupa penyempurnaan penemuan sebelumnya, tetapi juga pengembangan-pengembangan unik berdimensi budaya. Maka Teknologi bukan semata ber-ikon pada para teknologi yang personal, tetapi juga pada komunitas budaya yang menjadi pengembangnya. -Tarbawi 295 Dialog Peradaban Habibie - Anis Matta Antara Kekuasaan dan Cinta Setiap orang pada hakikatnya memiliki bibit-bibit cinta. Itu adalah karunia yang dititipkan Tuhan. Nah, selanjutnya, tinggal bagaimana orang tersebut mau atau tidak menyiraminya dengan kasih sayang agar bibit cinta itu mekar. - tarbawi 295 Apa Amal Terakhir Kita? Merenung dan memacu harapan agar bisa memperoleh husnul khatimah (akhir usia yang baik), harus diiringi dengan bagaimana kita menjauhi kebalikannya, yakni suu'ul khatimah (akhir usia yang buruk). -Tarbawi 295 ---------------------------------------Tarbawi Edisi Khusus : Ketika Ibu Masih Saja Berterima Kasih Kepada Kita --------------------------------------Ketika Ibu Masih Saja Berterima Kasih Kepada Kita "Ibu adalah segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini, yang dia menghibur saat duka, memberi harapan dalam putus asa, dan kekuatan dalam kelemahan" Kahlil Gibran Terima Kasih Ibu Kepada Kita Dari keseluruhan apa yang kita lihat dari kasih ibu, tampaknya tidak ada yang lebih menghentak rasa melebihi ucapan terima kasihnya kepada kita. Itu melebihi apa yang bisa kita bayangkan tentang beragam ekspresi senang. Terima kasih ibu adalah momen sangat emosiaonal bagi setiap kita yang bisa memahaminya..... Kemuliaan Ibu dalam Kosa Kata Al Qur'an "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya (al walidain); ibunya (al umm) telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah." (QS. Luqman : 14)
Ibu yang Berterima Kasih Sejak Kita Baru Tanda-tanda Ada Bagi seorang Ibu, kelahiran kita, anaknya, disisinya adalah muara segala terima kasihnya. Meski ia tak pernah tahu, kelak akan seperti apa kita, anak-anaknya, tapi ibu telah berterima kasih sejak kali pertama kita hadir ke muka bumi ini. Terima kasih itu terus dan terus ia berikan, bahkan sebelum kita bisa berbuat apa-apa. Terima Kasihnya Jauh Lebih Besar dari Pemberian Kita yang Apa Adanya Bagaimana bisa, ibu masih saja berterima kasih pada kita, anak-anaknya. Padahal yang telah ia berikan pada kita sungguh tak terkira. Membalas segala kebaikan ibu sudah selayaknya, tapi bagaimana bisa? jelas tak mungkin bila ukurannya sebanding. Tapi, ibu memberi tanpa mengharap balasan, maka dia tak pernah menuntut. Sebaliknya, Ibu selalu mengapresiasi apa yang kita coba berikan, meski itu sepele dan tak bernilai. Meski Bakti Kita Tak Pernah Cukup, Terima Kasih Ibu Selalu Berlebih Ibu tak pernah berharap balasan atas apa yang sudah diberikan untuk anak-anaknya. Dia hanya melakukannya. Begitupun, terima kasih ibu selalu berlebih "Jazakillah khairan katsiran" ucap perempuan itu. Ia mengangguk sambil mengangkat amplop keatas keningnya. Destriyani sungguh tak pernah menduga reaksi tersebut yang akan diberikan ibunya. Itu menjadi kenangan yang terus ia ingat hingga bertahun kemudian. Dia siang kala itu, ia hanya 'lucu-lucuan' memberikan sedikit penghasilan magang. Waktu ia masih kuliah. Nominalnyapun sangat tak seberapa, tak lebih dari uang jajan yang biasa ibunya berikan. Dokter hewan asal Tasikmalaya tersebut merasa kelu dan malu. Terlebih, berulang kali sang ibu mengucap terimakasih. Lalu menambahkannya dengan doa-doa. Seperti Apapun Kita, Ibu Selalu Berterima Kasih dalam Doanya Ketika mengucapkan terima kasihnya, ibu tidak berhenti disitu. Terimakasihnya berlanjut dengan doa, bertaut dengan pengharapan, menyatu dengan permintaan. Tanpa kita tahu, mungkin ibu selalu berdoa untuk kita. Tanpa henti. Tanpa putus. Di Siang hari, terlebih di gelap gulitanya malam. Terima Kasih Itu Tentang Apa yang Kita Rasa Seharusnya kita yang berterima kasih kepada ibu. Meski itu hutang yang tak akan pernah lunas. Dengan kata atau tindakan, bakti atau penghormatan, bahkan dengan apapun. Ibu adalah mata air kebajikan, yang memenuhi seluruh relung hidup kita. Dari awal hingga akhirnya. Tetapi kenyataannya justru ibu masih saja dan selalu tak pernah lupa berterima kasih kepada kita. -----------------------Dibalik Kebiasaan Kita Memilih Kata " Siapa yang tahu bahwa kata-katanya bagian dari perbuatannya, niscaya akan sedikit bicaranya, kecuali apa yang bermanfaat baginya." (Umar bin Abdul Aziz radhiayallahu'anhu)
Seperti apa kebiasaan kita memilih kata, akan menjadi corak bagi pengantar-pengantar segala situasi kita, nafas bagi deklarasi sikap kita, rasa bagi pengiring kesudahan kita, juga gambaran kelas dari reaksi-reaksi kita. -Tarbawi 287 Mengendalikan Tekhnologi Kehadiran tekhnologi sering bermata dua, membawa manfaat sekaligus menyimpan mudharat. Wacana tentang dampak tekhnologipun tak ada habisnya, sampai-sampai ada yang beranggapan bahwa tekhnologi telah mendeterminasi hidup manusia sedemikian rupa. Manusia kemudian terkesan tak berdaya oleh akses tekhnologi yang diciptakannya sendiri. Pandangan ini mengandaikan tehnologi berkembang dengan logikanya sendiri sebagai produk sains. Ada penemuan-penemuan ilmiah, ada penciptaan alat, dan kemudian bertemu dengan kehidupan praktis manusia. Ada kemudahan namun kemudian ada ancaman dibalik itu semua. Sering Terlupakan, Fungsi Kita Sebagai Perantara " Hendaklah Setiap Kalian berbuat semampunya, untuk menolong pasangannya mencintai Allah dan mendapat ridha-Nya. Betapa banyak perempuan yang telah menjadi perantara bagi kesalihan suaminya." (Syaikh Muhammad Mukhtar Asy Syanqithi) Interaksi dengan sesama di kehidupan ini, dalam saling mengisi dan saling melengkapi, bukanlah untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat dari yang lain. Sama sekali bukan itu. Karena sesungguhnya kita semua sama saja ; berasal dari nol, lalu kemudian masing-masing dilebihkan Allah dari sisi pemberian yang berbeda-beda. Dari sisi itu kita saling mengisi. Maka interaksi kita, antara satu dengan yang lain, sejatinya sekedar menjalankan fungsi kita sebagai perantara. Hanya itu. Dan itu yang sering terlupakan. Di sini, fungsi perantara itu kita coba telusuri. Dalam berbagai rasa. Agar kita lebih percaya dan sadar, bahwa sebenarnya kita tak perlu menyimpan rasa paling atas. -Tarbawi 286
Perubahan tekhnologi komunikasi membawa perubahan mendasar tak hanya dalam cara kita berkomunikasi, tetapi juga dalam bidang lain, seperti masalah sosial atau ekonomi. Jika Karl Marx mengandaikan perubahan struktur ekonomi sebagai faktor determinan dalam sejarah manusia, maka beberapa pakar menyebut perubahan tekhnologi komunikasi juga membawa dampak yang kurang lebih sama. Ketika tekhnologi membuat kita terkoneksi secara global, banyak perubahan hidup kita sangat terasa.-tarbawi 286
Bagi banyak orang, kekuasaan bisa bermakna pintu kemakmuran. Maka jabatan presiden sangat memungkinkan seseorang untuk memperkaya diri. Tapi beberapa presiden beranggapan kemakmuran itu hak rakyat, bukan dirinya. Merekapun rela mendonasikan sebagian besar gajinya untuk rakyat. -tarbawi 286
Diantara Dua Ujung Hampir tak ada orang yang menganggap perjalanan waktu ini begitu lambat, kecuali tatkala ia sedang dalam proses meniti waktu itu sendiri. Saat waktunya sudah lewat, semua sepakat menyimpulkan, bahwa waktu berjalan begitu cepat. Kita ini, seperti baru saja melewati masa kecil, dan kini sudah berusia puluhan tahun hidup didunia. Umur atau usia kita sama saja. Terdiri dari hari demi hari. Kumpulan dari malam dan siang. Setiap berlalu malam dan siang, setiap terlewat hari, berarti stok kita akan habis untuk kemudian tiba saatnya kita harus meninggalkan dunia. Saudaraku, Bertanyalah. Setelah sekian tahun hidup, berapa ayat Al Qur'an yang telah kita hafal ? berapa kali kita mengkhatamkan bacaan Al Qur'an? Berapa banyak kita menelaah firman Allah swt ? Berapa banyak kita menelaah firman Allah swt ? Berapa banyak kita mempelajari hadits Rasulullah saw dan menggali maknanya? Bandingkan dengan waktu yang kita lewati untuk jalan-jalan dan duduk-duduk?-tarbawi 286