Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah: Antara Fakta dan Dusta
Disusun oleh: Abu Jaisyillah Muhammad Nur
KATA PENGANTAR
.
.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. ”
[Surah Ali ‘Imran ayat 102]
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), (Adam), dan (Allah) menciptakan menciptakan pasangannya (Hawa) (Hawa) dari (diri)nya; dan dari dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. ”
[Surah An-Nisa’ An-Nisa’ ayat 1]
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan ucapkanlah perkataan yang benar, Nescaya Allah memperbaiki amal-amalmu, dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa yang menaati Allah Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, sungguh, dia menang dengan dengan kemenangan kemenangan yang agung.”
[Surah Al-Ahzab ayat 70-71]
:
Segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan pengampunan-Nya. Kita juga berlindung dengan Allah dari segala kekejian jiwa kita dan keburukan amalan kita. Sesiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tiada sesiapapun yang dapat menyesatkannya dan sesiapa yang disesatkan oleh Allah maka tiada sesiapapun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Saya bersaksi bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Nya. Seterusnya; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, .
:
“Dua nikmat, yang ramai manusia tertipu dengannya: nikmat sihat dan masa luang. ”
[HR. al-Bukhari, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, al-Darimi dan al-Hakim] Alhamdulillah, dengan kedua nikmat yang Allah Tabaraka wa Ta’ala berikan ini dapatlah saya memanfaatkannya untuk menghasilkan tulisan ini.
Kenyataan Pertama:
Syaikh Al-Albani tidak berguru dan hanya belajar sendiri dari kitab-kitab di maktabah Zhahiriyyah. Jawapan:
Berikut ini adalah penjelasannya dalam beberapa poin:
Syaikhnya yang pertama adalah ayahnya, Al-Hajj Nuh An-Najjati, yang telah
menyelesaikan belajar Syari’ah di Istanbul dan kembali ke Albania sebagai seorang alim Hanafiyah. Di bawah bimbingan ayahnya, Syaikh Al-Albani belajar Quran, tajwid dan bahasa Arab, dan juga fiqh Hanafiyah.
Beliau belajar fiqh hanafiyah lebih lanjut dan bahasa Arab dari
Syaikh Sa’id
Al-Burhan.
Beliau mengikuti pelajaran dari Imam Abdul Fattah
dan Syaikh Taufiq Al-
Barzah.
Syaikh Al-Albani bertemu dengan ulama hadits zaman ini, Syaikh Ahmad Syakir, dan beliau ikut serta dalam diskusi dan penelitian mengenai hadits.
Beliau
bertemu
dengan
ulama
hadits
India,
Syaikh
Abdus
Shamad
Syarafuddin, yang telah menjelaskan hadits dari jilid pertama kitab Sunan al- karya An-Nasai, seperti halnya karya Al-Mizzi Tuhfat Al-Asyraf karya , yang Kubra selanjutnya mereka berdua saling berkirim surat tentang ilmu. Dalam salah satu surat, Syaikh
Abdus Shamad menunjukkan keyakinan beliau bahwa
Syaikh Al-Albani adalah alim hadits terbesar saat ini. 1
1
Dinukil dari http://ummusalma.wordpress.com/2007/03/26/ijazah-hadits-imam-al-albany/
Kenyataan Kedua:
Syaikh Al-Albani tidak memiliki ijazah hadits yang bersambung sanadnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jawapan:
Syaikh Raghib
Al-Albani
At-Tabbagh
memiliki ijazah hadits dari
yang
kepadanya
beliau
‘Allamah Syaikh Muhammad
mempelajari
ilmu
hadits,
dan
mendapatkan hak untuk menyampaikan hadits darinya. Syaikh Al-Albani menjelaskan tentang ijazah beliau ini pada kitab Mukhtasar al- (hal 72) dan Tahdzir As- (hal ‘Uluw ‘Uluw (hal 63). Beliau memiliki ijazah tingkat lanjut dari Syaikh Bahjatul Baytar Sajid (dimana isnad dari Syaikh terhubung ke Imam Ahmad). Keterangan tersebut ada dalam
buku
(biografi Hayah Al-Albani
Al-Albani) karangan Muhammad Asy-
Syaibani. Ijazah ini hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar ahli dalam hadits dan dapat dipercaya untuk membawakan hadits secara teliti. Ijazah serupa juga dimiliki dimiliki murid Syaikh Syaikh Al-Albani , iaitu Syaikh Ali Hasan Al-Halabi .2
2
Dinukil dari http://ummusalma.wordpress.com/2007/03/26/ijazah-hadits-imam-al-albany/
Kenyataan Ketiga:
Syaikh Al-Albani telah menghafal beribu hadits. Jawapan:
Syaikh Abdullah Al-Harari dalam karyanya Tabyin Dhalalah Al-Albani Syaikh Al-Wahhabiyah
, Al-Muhaddits
menceritakan
bahawa
salah
seorang
pengacara
(muhami ) yang mengikuti majlis ilmu Syaikh Al- Albani bertanya kepadanya: “Kamu seorang
?” ?” muhaddits
“Ya!”
jawab
Al-Albani.
“Bolehkah
kamu
meriwayatkan
kepadaku 10 hadits yang sanadnya sambung- menyambung kepada Rasulullah?” Albani menjawab:
yang menghafal hadits, tapi saya hanyalah muhaddits “Saya bukanlah muhaddits
kitab.” Si penanya pun memberi komen , “Kalau begitu saya pun boleh menjadi muhaddits
kitab (buku)?!” Al-Albani terdiam seketika mendengar jawapan si penanya. 3 Namun murid Syaikh Al-Albani, Syaikh ‘Asyisy menceritakan bahawa beliau pernah bertanya kepada Syaikh Al- Albani, “Mungkinkah bagi kami untuk boleh
memiliki rasa bangga kerana guru kami telah mampu menghafal 100.000 hadits?” Syaikh Al-Albani menjawab. “Itu tidak penting bagi kalian…” Syaikh ‘Asyisy
berkata, “Tapi Syaikh, ini juga penting bagi kami.” Syaikh Al-Albani berkata, “…tidak…tidak penting bagi kalian.” Syaikh ‘Asyisy berkata, “Tapi bolehkah kami berkata bahawa guru kami adalah Al- Hafizh?” Syaikh Al-Albani kemudian terdiam.
3
Dinukil dari Ulama Sejagat Menggugat Salafi Wahabi oleh Syaikh Idahram, hlm. 186. oleh
Syaikh ‘Asyisy berkata, “Wahai Syaikh, apakah boleh kami menganggap -Albani diamnya anda sebagai sebuah jawapan (yang membenarkan)?” Syaikh Al-Albani berkata, “Bukankah sudah saya katakan bahawa itu tidak penting bagi kalian? ”
Syaikh ‘Asyisy berkata, “Menurut kami ini juga penting bagi kami. Jadi bolehkah kami menafsirkan jawapan anda yang begitu sedikit sebagai sebuah pembenaran? ” Syaikh Al-Albani kembali diam. Syaikh ‘Asyisy mengulang kembali pertanyaannya sampai beberapa kali, sampai akhirnya Syaikh Al-Albani menjawab,
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allahlah datangnya .” (AnNahl: 53)
Syaikh ‘Asyisy berkata, “Bolehkah kami menganggap ini sebagai jawapan anda?” Syaikh Al-Albani berkata, “Ini jawapan yang boleh engkau tafsirkan sebagai
pembenaran sekaligus boleh engkau tafsirkan sesuai keinginanmu.” Syaikh
‘Asyisy
menceritakan,
“Maka
dengan
penuh
kebahagiaan
saya
berteriak ‘Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah, Alhamdulillah’, sungguh ternyata guru kita telah menghafal 100.000 hadits.” Syaikh Al-Albani hanya tersenyum, seakan menguatkan apa yang saya katakan.
Syaikh ‘Asyisy berkata, “Dari awal sampai akhir tidak ada jawapan dari Syaikh Al-Albani yang jelas, di mana ini menunjukkan keredahan hati beliau yang
demikian besar.” , halaman 40. 4 S hafahat Baidha’ min Hayah hafahat Syaikhuna Al-Albani Syaikhuna
4
Dinukil dari Untaian Indah Biografi Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah , hlm. 63-64.
Kenyataan Keempat:
Syaikh Al-Albani mendha’ifkan hadits-hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim. Jawapan:
Berikut ini adalah penjelasannya dalam beberapa poin:
Syaikh Al-Albani dalam muqaddimah kitab Syarh Ath-Thahawi hal. 22 hal. Ath-Thahawiyyah yyah 33 berkata bahawa Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dan adalah dua kitab adalah yang paling shahih setelah Al- Qur’an berdasarkan kesepakatan seluruh Ahli Hadits dan selainnya. Jadi Syaikh Al-Albani setuju dengan kesepakatan pendapat seluruh Ahli Hadits untuk menerima kitab
dan Shahih Al-Bukhari
.5 Shahih Muslim
Kritik Syaikh Al-Albani terhadap hadits Al-Bukhari dan Muslim jumlahnya sangat sedikit. 6
Ulama Ahli Hadits semenjak dahulu telah mengkritik beberapa hadits
Shahih
dan Shahih Muslim seperti Imam Ad-Daruquthni, Ibnu Hazm, Ibnu dan Al-Bukhari Ammar Asy-Syahid, Abu Mas’ud Ad-Dimasyqi, Abu Ali Al-Jayyani, AlMundziri, Ibnu Shalah, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, AdzDzahabi, Muhammad bin Abdul Hadi, Al-Iraqi, Ibnu Hajar, As-Suyuthi dan lain sebagainya. 7
Syaikh
Al-Albani
dan Bukhari
sangat
Shahih
menghormati
dan
memuliakan
kitab
Shahih Al-
dengan kecintaan yang sangat. Ini terbukti Muslim
dengan beliau meringkaskan kedua kitab tersebut. 8
5
Syaikh Al-Albani Dihujat! oleh Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi. Lihat huraiannya, hlm. 85-87.
6
Ibid, hlm. 87.
7
Ibid, hlm. 90. Ibid. Lihat huraiannya, hlm. 92-93.
8
Syaikh Al-Albani selalu mendahulukan Al-Bukhari dan Muslim dalam
takhrij
hadits.9
Syaikh Al-Albani memuji syarah Al-Bukhari dan Muslim iaitu kitab
Fathul
oleh Al-Hafizh Ibn Hajar Al- ‘Asqalani dan Syarah Shahih Muslim oleh oleh oleh Bari Imam An-Nawawi. 10
Syaikh Al-Albani membela hadits-hadits Al-Bukhari dan Muslim yang dihujat seperti hadits musik yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam
nya nya Shahih
(no. 5590), hadits jariyah (budak wanita tentang di mana Allah), hadits
tentang kedua orang tua Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam di Neraka, hadits: “Janganlah kalian melebihkanku dari para Nabi ” riwayat Al-Bukhari dan Muslim dan hadits-hadits lainnya. 11 Adapun kitab Al-Adab Al-Murad karya Al-Bukhari, maka ia bukan bahagian dari kitab Shahih Al-Bukhari yang disepakati ulama akan keshahihannya. Syaikh AlAlbani berkata , “Dan tidak asing lagi di kalangan Ahli Ilmu bahawa kitab karya AlBukhari ini (Al-Adab Al-Mufrad ) bukanlah kitab yang terkumpul dalam kitab Al- dengan judul Kitab Al-Adab dengan . Dengan ini (kitab Al-Adab pada pada Musnad Ash-Shahih kitab Shahih ) tidak diberikan batasan atau sifat. Maka kata Al-Mufrad merupakan suatu sifat yang mengungkapkan, bahawa kitab ini memiliki keistimewaan dan perbezaan daripada kitab Al-Adab yang terdapat dalam Shahih yang beliau, karena kitab beliau, tersebut memiliki muatan ilmu yang sangat melimpah.”12
9
Ibid. Lihat huraiannya, hlm. 93.
10
Ibid. Lihat huraiannya, hlm. 93-94.
11
Ibid. Lihat huraiannya, hlm. 94-95. Muqaddimah Shahih Al-Adab Al-Mufrad , hlm. 7.
12
Kenyataan Kelima:
Banyak kekeliruan dan percanggahan dalam penelitian Syaikh Al-Albani dalam menshahihkan dan mendha’ifkan hadits. Jawapan:
Mungkin yang terkenal menyatakan hal ini adalah Syaikh Hasan As-Saggaf dalam karyanya yang berjudul Tanaqudhat Albani Al- Wadhihah fi Ma Waqa’a fi
Hadits wa Tadh’ifiha min Akhtha’ wa Ghalath. Syaikh Hasan ini terkenal Hadits Tashhih Al- permusuhannya dengan Syaikh Al-Albani. Kekeliruan dan percanggahan dalam penelitian Syaikh Al-Albani juga boleh dibaca dalam Hadyu As-Saari ila Asaanid Asy-Syaik h Isma’il Al -Anshaari karya -Anshaari
‘Abdul ‘Aziz bin Faishal Ar-Rajihi yang menjawab bantahan murid Syaikh Al-Albani, Sumair bin Amin Az- Zuhairi terhadap Syaikh Isma’il Al-Anshari.13 Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wad i’i berkata, “Dan ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh Asy- Syaikh Isma’il Al-Anshari hafizhahullah berkaitan dengan masalah pengharaman emas bagi wanita, yakni emas perhiasan yang melingkar. Di mana saya berpendapat bahawa yang benar adalah pendapat Asy- Syaikh Isma’il Al-Anshari. Adapun dalam ilmu hadits, maka tidak ada seorang pun yang setara dengan Syaikh Nashiruddin Al-Albani. Bersamaan dengan itu pula, Asy-Syaikh telah melakukan amalan ini. Beliau telah mengumpulkan dalam sebuah kitab, hadits-hadits yang sebelumnya beliau shahihkan lalu kemudian kelihatan bagi beliau bahawa hadits-hadits tersebut dha’if, atau hadits-hadits yang sebelumnya beliau dha’ifkan lalu tampak bagi beliau bahawa hadits-hadits tersebut shahih. Beberapa saudara kita fillah mengkhabarkan hal itu kepada saya, saya tidak tahu secara tepat apakah
13
Lihat huraiannya, hlm. 745-795.
kitab tersebut sedang dalam proses cetak atau tidak. Kaum muslimin sangat memerlukan kandungan dari kitab tersebut. Saya beritahukan kepada Anda wahai penanya, bahawa saya sangat heran dengan beberapa lafazh tambahan dalam hadits yang Syaikh Nashiruddin Al-Albani shahihkan, dan perasaan saya tidaklah tenang akan hal tersebut.
Ziyadah tsiqah
(lafazh hadits yang ditambahkan oleh seorang perawi yang tsiqah) akan diterima jika tidak menyelisihi perawi yang lebih kuat darinya. Jika menyelisihi perawi yang lebih kuat darinya, maka termasuk ke dalam kategori lafazh tambahan yang syadz.
Saudara kita yang terhormat, Ahmad bin Sa’id hafizhahullah menulis sebuah risalah berkaitan dengan isyarat jari telunjuk ketika tasyahhud, dan beliau menerangkan bahawa lafazh menggerak-gerakkan jari yang dishahihkan oleh Asy-Syaikh Asy -Syaikh Al-Albani
rahimahullah tidaklah shahih, melainkan dha’if.”14 Bahkan hal ini juga dapat kita fahami dari ucapan murid Syikah Al-Albani, Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman ketika Ahaadits
Ash-Shahihah. Pada muqaddimah kitab
meringkaskan buku
Silsilah Al-
tersebut beliau berkata, “Saya
memperhatikan dengan saksama perubahan pendapat Syaikh Al-Albani rahimahullah terkait takhrij (shahih-dha’if) hadits. Kemudian saya memilah pendapat-pendapat beliau itu sesuai dengan tempat pembahasannya, iaitu ketika hadits yang terkait dengannya disebutkan secara terpisah. Termasuk apa yang beliau tegaskan dalam kitabnya dan keterangan yang kami dengar langsung dari beliau. Syaikh juga telah menjelaskan perubahan pendapatnya tersebut pada risalah tersendiri yang sengaja tidak dicetak. Tujuannya tidak lain agar hadits-hadits yang ternyata berderajat dha’if (lemah) dapat digabungkan dan dicetak bersama kitab
. As-Silsilah Adh- Dha’iifah Dha’iifah
Begitu pula, pemilihan saya didasarkan pada penjelasan beliau dalam majlis-majlis
14
Al-Masail; Tanya Jawab Agama , terjemahan dari Ijabah As-Saa- , Jilid ilil ‘ala Ahammi Al-Masaa-il
2, hlm. 315, dengan sedikit ubahsuai bahasa.
ilmunya yang masyhur.”15 Kemudian beliau sambung lagi, “Saya pun menemukan sebuah hadits dalam kitab ini yang ternyata tercantum pula dalam kitab
Dha’if At - -
, dan saya tidak mengetahui pendapat mana yang terakhir kali dinyatakan Targhib Syaikh Al-Albani rahimahullah tentang hukum hadits tersebut. Kerana itulah, saya
mencantumkan hadits itu apa adanya disertai catatan tambahan.”16
15
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jilid 1, hlm. 5-6. Ibid, hlm. 6.
16
Kenyataan Keenam:
Syaikh Al-Albani mudah m enshahihkan dan mendha’if kan hadits. kan Jawapan:
Syaikh Muqbil bin Hadi Al- Wadi’i berkata, “Asy-Syaikh Nashiruddin Al-Albani dalam As-Silsilah Adh- menjadikan hati pembacanya sangat puas. Demikian menjadikan Dha’ifah Dha’ifah juga dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Ash-Shahihah.. Terkadang dalam beberapa hadits, hati saya tidak begitu puas dengan penshahihan beliau, seperti hadits:
“Perkara halal yang paling dimurkai Allah adalah talak. ” Juga beberapa hadits yang beliau shahihkan seperti:
“Zuhudlah engkau di dunia, niscaya Allah akan mencintaimu dan zuhudlah engkau terhadap harta yang ada di tangan manusia, nescaya manusi akan mencintaimu. ”
Juga hadits:
“Mintalah pertolongan dalam setiap perkara kalian dengan menyembunyikannya .” Dan penshahihan
beberapa beliau.
hadits Namun
lainnya cukuplah
yang
hati
bahawa
ini
tidak
tidak
begitu
seorang
pun
puas
dengan
yang
semisal
dengan beliau di zaman ini. Sebaiknya diketahui bahawa Asy-Syaikh Al-Albani memiliki telaah ilmiah yang sangat luas yang tidak terjangkau oleh seorang pun, dan beliau memiliki kitab-kitab referensi yang tidak seorang pun memilikinya. Terkadang sebuah kitab rujukan, kami tidak dimudahkan menjangkaunya, sehingga kami
terpaksa
mengutipnya
dari
kitab-kitab
Asy-Syaikh
Nashiruddin
Al-Albani,
dengan menisbatkannya kepada beliau. Semoga Allah membalas jasa beliau untuk Islam dan kaum mus limin dengan segala kebaikan.”17
17
, Opcit, hlm. 338, dengan sedikit ubahsuai bahasa. Al-Masail; Tanya Jawab Agama
Dalam tanggapan Dr. Yusuf Al-Qaradhawi terhadap kitab
Ghayah Al-Maram fi
Takhrij Al-Ahadits Al-Haram wa Al-Haram oleh Syaikh Al-Albani, beliau menghuraikan
beberapa kecelaruan Syaikh Al-Albani dalam mentakhrij suatu hadits, sehingga beliau
berkata: “Demikian cepatnya perubahan ijtihad beliau (Syaikh Al-Albani-pen.) dalam menshahihkan dan mendha’if kan suatu hadits….”18 kan Bahkan ada dua kitab yang mengumpulkan hadits-hadits yang dinilai semula oleh Syaikh Al-Albani:
Malihah ‘ala ma Taraju’ ‘anhu Al Malihah -Albani min Al-Ahadits Adh- -Albani 1. At-Tanbihat Al- Dha’ifah wa Ash -Shahihah oleh ‘Abdul Basith bin Yusuf Al -Gharib. -Shahihah 2. Taraju’
Al - - Albani Albani
‘ala
ma
Nashsha
‘alaihi
Tash -hi -hi han han
wa
Tadh’ifan , Yalihi
Taraju’uhu ma la Yanushshu ‘alaihi oleh Abu Al-Hasan Muhammad Hasan AsySyaikh.
18
Sila lihat Min Hady Al-Islam, Fatawa Mu , jilid kedua, hlm. 103-105. ’ashi ’ashi rah rah
Kenyataan Ketujuh:
Syaikh Al-Albani digelar Muhaddits oleh ulama. oleh Jawapan:
Gelaran ini telah diberikan oleh Syaikh Ibnu Al- ‘Utsaimin, Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dan Dr. Abdul Karim Zaidan. 19 Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam kitabnya
Kaifa Nata ’amal ’ a mal ma ’ ’ a As-Sunnah An-
menyebutkan berkenaan takhrij dan tahqiq Syaikh Al-Albani seperti Nabawiyyah? berikut: 1. Irwa , takhrij kitab fiqh Hambali. 20 ’ Al-Ghalil ’ Al-Ghalil fi Takhrij Manar As-Sabil 2. Shahih Ibn Majah , Shahih At-Tirmidzi dan Shahih An-Nasa-i , takhrij kitab hadits.21 3. Shahih Ibn Khuzaimah , takhrij kitab hadits. 22 4. Tahqiq Misykah Al-Mashabih , karya Al-Khatib At-Tabrizi.23 5. Shahih
’ Ash-Shaghir ’ Al-Jami
wa
, tahqiq Ziyadatuhu
karya
Imam
As-
Suyuthi.24 6. Tahqiq dan takhrij Riyadh Ash-Shalihi , karya Imam An-Nawawi. 25 Ash-Shalihin n 7. Kitab hadits yang khusus menjelaskan mengenai hadits maudhu ’ karya Syaikh Al-Albani. 26
19
Lihat The Biography of Great Muhaddith Sheikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani oleh Abu Nashir Ibrahim Abdul Rauf dan Abu Maryam Muslim Ameen, hlm. 69-76. 20 , hlm. 71. ’amal ’ mal ma ’ ’ Kaifa Nata a a As-Sunnah An-Nabawiyyah? 21
Ibid, hlm. 79. Ibid.
22 23
Ibid, hlm. 80.
24
Ibid. Ibid.
25
Kenyataan Kelapan:
Syaikh
‘Abdul
‘Aziz
bin
Baz
rahimahullah
berkata,
“Saya
tidak
pernah
mengetahui seorang di atas bumi yang lebih alim dalam bidang hadits pada masa kini yang mengungguli Syaikh Al- Albani.” Jawapan:
Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As- Sidawi berkata, “Kemudian saya mendapati
Sadhan lil Imam ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz Sadhan dalam buku Masaa-il Abi Umar As- (hal. 40) bahawa Syaikh Ibnu Baaz meniadakan ucapan ini baginya, tetapi beliau
mengatakan: ‘Seandainya ucapan ini dikatakan terhadap Syaikh Al-Albani, maka hal itu tidak jauh baginya’.”27
26
Ibid, hlm. 85. Lihat nota kaki Syaikh Al-Albani Dihujat!, Opcit, hlm. 79.
27
Kenyataan Kesembilan:
Syaikh Al-Albani adalah seorang mujaddid abad ini. abad Jawapan:
Ini adalah kenyataan dari Syaikh Ibn Baz yang kemudiannya disebut-sebut oleh murid-murid Syaikh Al- Albani. Berkata Syaikh Ibn Baz, “Beliau (Syaikh AlAlbani) pastinya adalah salah seorang mujaddid pada abad ini.”28
28
, Opcit, hlm. 70. The Biography of Great Muhaddith Sheikh Muhammad Nashiruddin Al -Albani
Kenyataan Kesepuluh:
Syaikh Al-Albani mungkin seorang pakar hadits tapi bukan seorang faqih . Jawapan:
Syaikh
Isma’il
Al-Anshari
berkata
dalam
Naqd
Ta’liqat
‘ala
Syarh
(ahli hadits) tetapi bukan faqih (ahli Thahawiyah : “Al-Albani memang muhaddits .”29 .” Berkata Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi:
“Sungguh, barangsiapa membaca kitab-kitab Al-Albani dengan adil dan inshaf maka dia akan mengetahui kedalaman ilmunya dalam bidang fiqh, bacalah
Silsilah Ash-
, Ahkamul Janaiz , Sifat Shalat Nabi , Tamamul Minnah , kaset ceramah dan Shahihah soal jawabnya, dan lain sebagainya!! Bagaimana beliau bukan seorang yang faqih, padahal dia telah berkhidmah pada sunnah nabawiyyah lebih dari lima puluh tahun lamannya !!. Syaikh Al-Albani sendiri pernah ditanya tentang omongan ini, beliau hanya
menjawab: ‘Apakah engkau ingin aku berbicara tentang diriku?!’ Terkadang beliau juga menjawab: ‘Jawaban omongan ini adalah apa yang engkau lihat, bukan apa yang engkau dengar’. Ya, jawaban tentang fiqh Al-Albani adalah apa yang kita lihat dalam kitabkitabnya, soal jawabnya, dialognya, dan kaset-kasetnya, bukan apa yang kita dengar dari sebagian kalangan bahwa al-Albani miskin dalam bidang fiqih!! Sungguh, tuduhan ini adalah suatu kedzaliman, bagaimana seorang yang sejak umur dua puluh tahun mondar-mandir maktabah Zhahiriyyah dan terus meneliti
29
Dinukil dari Syaikh Al-Albani Dihujat!, Opcit, hlm. 77.
kitab-kitab dari berbagai bidang ilmu tanpa henti, setelah itu dikatakan bukan faqih?! Bertaqwalah kepada Alla h wahai pencela ulama!!”30 Bahkan seorang ahli fiqh masa kini iaitu Dr. Yusuf Al-Qaradhawi pun berkata:
“Bahawa Syaikh al-Albani tidak hanya ahli hadits, hanya mentakhrij hadits dan menetapkan
kedudukannya,
menshahihkan,
dan
me ndha’if kannya, kannya,
lantas
selesai
peranannya. Tetapi beliau adalah seorang yang memiliki banyak pendapat dan fiqhnya yang khusus….” Kemudian beliau berkata lagi: “Keterlibatan beliau dalam masalah ini (nyanyian dengan alat musik dan tanpa alat musik -pen.) lebih dekat kepada pekerjaan ahli fiqih daripada ahli hadits. ”31
30 31
Dinukil dari http://abiubaidah.com/al-albani-dihujat.html/#more-445 , Opcit, hlm. 107. Islam, Fatawa Mu’ashi Islam, Min Hady Al- rah rah
Kenyataan Kesebelas:
Syaikh Al-Albani seorang tekstualis.
Jawapan:
Mungkin ada beberapa pendapat Syaikh Al-Albani yang sesuai dengan zahir nas Al-Qur’an dan Al-Hadits, namun beliau tidak berfahaman Zhahiri (tekstualis) seperti Dawud Azh-Zhahiri dan Ibn Hazm Al-Andal Al-Andalusi. usi. Beberapa contoh masalah di mana Syaikh Al-Albani berbeza pandangan dengan Ibn Hazm: 1. Peha adalah aurat.
Ibn Hazm: Peha bukan aurat.
Al-Albani:: Peha adalah aurat. Al-Albani
2. Pakaian yang luas ketika menunaikan shalat.
Ibn Hazm: Wajib menutupkannya hingga ke atas bahu. Jika tidak maka shalatnya batal.
Al-Albani: Orang yang mampu menutupkannya hingga ke atas bahu maka tidak sah shalat jika tidak melakukannya. Jika tidak mampu maka shalatnya sah tetapi berdosa.
masjid jami’. 3. Disyaratkan i’tikaf di masjid jami’
Ibn
Hazm:
Tidak
boleh
beri’tikaf
di
dalam
setiap
masjid
yang
digunakan untuk jama’ah shalat jum’at atau tidak. Baik yang beratap ataupun terbuka.
Al-Albani: I’tikaf perlu dilakukan di dalam masjid jami’ agar tidak
terpaksa keluar untuk menunaikan shalat jum’at kerana keluar untuk menunaikan shalat jum’at adalah wajib. 4. Orang dewasa menetek.
Ibn Hazm: Meneteknya orang dewasa menjadikannya muhrim sekali pun dia seorang yang sudah tua sebagaimana menyusunya anak kecil.
Al-Albani:: Tidak menjadikan orang dewasa mahram. Al-Albani
5. Bakti seorang isteri kepada suaminya di dalam rumahnya.
Ibn Hazm: Tidak perlu sama sekali bagi seorang isteri untuk berbakti kepada suaminya.
Al-Albani: Wajib bagi seorang isteri berbakti kepada suaminya di dalam rumah.
6. Menggauli isteri haidh dengan sengaja atau kerana tidak tahu.
Ibn Hazm: Menggauli isterinya yang sedang haidh sengaja atau kerana tidak tahu, maka dia telah maksiat kepada Allah dengan sengaja dan oleh itu tidak wajib melakukan apa pun baik sedekah atau lainnya, selain taubat dan istighfar.
Al-Albani: Menggauli isteri yang sedang haidh sebelum bersuci dari haidhnya, maka dia wajib bersedekah dengan lebih kurang setengah junaih emas emas Inggeris atau atau seperempatnya. seperempatnya.
7. Hukum azl.
Ibn Hazm: Azl tidak dihalalkan terhadap wanita merdeka dan tidak pula terhadap wanita budak.
Al-Albani: Boleh melakukan azl terhadap wanita merdeka dan wanita budak.
8. Mendengarkan alat-alat tari dan musik.
Ibn Hazm: Dibolehkan mendengar alat-alat tari dan musik.
Al-Albani:: Haram mendengarkan alat-alat tari dan musik. 32 Al-Albani
Dan lain-lain lagi.
32
-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani -Syaikh Diringkaskan dari Al-Manhaj As- oleh Salafi ‘inda Asy Salafi ‘Amr ‘Abdul Mun’im Salim, hlm. 51-54.
Kenyataan Kedua belas:
Kritikan terhadap Syaikh Al-Albani hanya dari musuh-musuh Sunnah dan para penentang beliau. Jawapan:
Ada juga ulama yang sefaham atau semanhaj dengan Syaikh Al-Albani yang turut mengkritinya. Beberapa contohnya 33: 1. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah dalam masalah sedekap ketika (11/137 (11/137i’tidal setelah ruku’ sebagaimana dalam Majmu Fatawa wa Maqalat 141) dan juga dalam masalah emas melingkar sebagaimana dalam
Fatawa
(1/453). (1/453). Al-Mar-ah Muslimah 2. Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad dalam risalahnya Rifqan Ahlas Sunnah bi (hal. 35-36) dalam masalah cadar, sedekap, emas melingkar (hal. Ahlis Sunnah dan memotong janggut lebih dari satu genggam. 3. Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh dalam
At-Takmil lima faata
. Beliau menyempurnakan takhrij hadits dan atsar Takhrijuhu min Irwail Ghalil yang dilangkahi oleh Al-Albani rahimahullah, baik kerana lupa atau memang beliau belum mendapatinya dalam Irwa-ul Ghalil . 4. Syaikh Bakr bin ‘Abdullah Abu Zaid dalam risalahnya Marwiyyat Du’a Khatmil
Qur’an hlm. 38-39. hlm. 5. Syaikh Isma’il Al-Anshari, ahli hadits dan peniliti senior di
Dar Al-Ifta
(Lembaga Fatwa) Kerajaan Saudi Arabia. 34 i.
Risalahnya tentang shalat Tarawih berjudul Tashih Hadits Shalat At- telah Tarawih ‘Isyrina Rak’atan war Radd ‘alal Albani fii Tadh’ifihi
33
Dinukil dari Syaikh Al-Albani Dihujat! , Opcit, hlm. 54-55. Ibid, hlm. 68-69.
34
dijawab oleh Syaikh Al-Albani dalam muqaddimah Qiyaamu Ramadhan (hal. 8-15) dan Tamamul Minnah (hal. 253-55). (hal. ii.
Risalahnya tentang perhiasan emas melingkar yang berjudul
Ibahah
telah Dzahab Muhallaq lin Nisaa’ war Radd ‘alal Albani fii Tahrimihi dijawab dalam
oleh
Syaikh
Al-Albani
dalam
(I/116-228) Hayatul Albani
sebuah dan
risalah
juga
sebagaimana
dalam
muqaddimah
(hal. 5-49). (hal. Adabuz Zifaf iii.
Risalahnya berjudul Al- Inthisar li Syaikhil Islam Muhammad bin ‘Abdil Inthisar
Wahhab
bi
Raddi
dijawab
secara
‘ala
Mujannabah
panjang
lebar
Al -Albani -Albani
oleh
fiihi
Syaikh
telah Shawab
Al-Albani
dalam
muqaddimah Silsilah Adh- (I/7-30) dan Syaikh ‘Ali Hasan Dho’ifah Dho’ifah bin Hassan Al-Halabi dalam risalahnya Al-Kasyfu wat Tabyin li ‘Ilali Hadits Allahumma Inni As-aluka bi Haqqi As-Saa-ilina .
iv.
A Dia juga menulis risalah berjudul Naqdu Ta’liqat Al -Albani - lbani ‘ala Syarhit yang telah dijawab pula oleh Syaikh Al-Albani dalam Thahawiyyah (I/31-37). (I/31-37). Silsilah Adh- Dha’ifah Dha’ifah
Berkata Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As- Sidawi, “Dia adalah yang paling pintar
dari
sekian
pengkritik
Al- Albani”.
Kemudian
beliu
menyambung,
“…tetapi bila ilmu tidak dibarengi dengan keikhlasan dan akhlak yang mulia, maka
bahaya
yang
ditimbulkannya
jauh
lebih
banyak
dari
manfaatnya.
Demikian diakui oleh Syaikh Al- Albani rahimahullah sendiri.”35 Namun diceritakan bahawa Syaikh Al-Anshari pernah menjemput Syaikh AlAlbani ke rumahnya dalam salah satu penziarahan Syaikh Al-Albani ke Saudi Arabia.36 Wallahu a’lam . 6. Syaikh Arsyad As-Salafi, ahli hadits dari India dalam kitabnya
Al-Albani,
dalam masalah emas melingkar. 37 dalam Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu 35
Ibid, hlm. 68.
36
, Opcit, hlm. 67. The Biography of Great Muhaddith Sheikh Muhammad Nashiruddin Al -Albani
Namun Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman mengatakan bahawa pada hakikatnya kitab ini adalah milik Habiburrahman Al- ‘Azhami seperti tercantum pada terbitan Daar Al-Arubah di Kuwait. 38 7. Syaikh Hamud b in ‘Abdillah At-Tuwaijiri dalam At- Tanbihaat ‘ala Risalah Al Tanbihaat - - . Albani fi Ash-Shalah Diceritakan bahawa pernah suatu ketika, beliau didatangi oleh pengkagum Syaikh Al-Albani seraya mencerca beliau ketika didapati dalam kitabnya Ash- berisi bantahan terhadap Syaikh Al-Abani. Maka, beliau berisi Sharim Al-Masyhur meminta kitab tersebut ketika siap untuk diulang cetak. Diperiksanya bahagian yang
ditunjukkan
kesalahan
tersebut
padanya).
kemudian
Beliau
tetap
dihilangkannya mencintai
(kerana
Syaikh
terbukti
Al-Albani,
ada
kagum
kepadanya dan suka memujinya, meskipun berbeza pendapat pada beberapa perkara
yang
bersifat
ijtihadiyah
dibantahnya.
Sehubungan
dengan
itu
dikeluarkannya sebuah hadiah dari Raja Faisal untuknya, lalu beliau berkata,
“Syaikh Nashir (iaitu Syaikh Nashiruddin Al-Albani) adalah orang yang paling berhak untuk diberi hadiah ini, kerana pengabdiannya kepada As-
Sunnah.” Bahkan, beliau pernah megundang Syaikh Al-Albani ke rumahnya ketika sedang berkunjung ke Riyadh tahun 1410 Hijrah. 39 8. Syaikh Abu Muhammad Ahmad Syahhatah Al-Alfi As-Sakandari menulis As- Subul Al-Wadhihah fi Bayan Awham Al-Albani baina Adh- Dha’ifah wa Ash- wa
Ta’aqqub Al Ta’aqqub , Dala-il At-Tawdhih ila Maratib Ash-Shahih dan At- Shahihah - - .40 Mutawani ‘ala As -Silsilah Adh- -Silsilah Dha’ifah li Al Dha’ifah -Albani -Albani
37
Syaikh Al-Albani Dihujat!, Opcit, hlm. 118.
38
, Jilid 1, hlm. 288. ‘Ulama ‘Ulama Kutub Hadzdzara minhaa Al-
39
Riwayat Ringkas Para Imam Ahlus Sunnah oleh Abu Syakir, hlm. 135. oleh
40
Albani & His Friends: A Concise Guide To The Salafi Movement oleh Gibril Fouad Haddad, hlm.
29.
9. Syaikh ‘Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Ad-Duwaisy menulis Tanbih Al- dan Tanbih Al- dan Qari’ li Taqwiyah ma Da’a’fahu Al -Albani -Albani Qari’ li Tadh’if ma Qari’ .41 Qawwahu Al-Albani Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman dalam karyanya
Kutub Hadzdzara
menghuraikan sebanyak dua puluh sembilan kitab yang mengkritik menghuraikan minhaa Al- ‘Ulama ‘Ulama dan menghujat Syaikh Al-Albani. Sebahagian besarnya kitab-kitab kritikan ini ialah karya Syaikh Hasan As-Saqqaf.
41
Ibid, hlm. 31.
Kenyataan Ketiga belas:
Syaikh Al-Albani ialah orang pertama yang memulakan dakwah salafiyyah iaitu
mengajak
manusia
kembali
kepada
Al-Qur ’an
dan
As-Sunnah
dengan
pemahaman salafus shalih. Jawapan:
Syaikh pernah
satu
Al-Albani ketika
hanya
dahulu
menghidupkan
didakwahkan
kembali
oleh
dakwah
Syaikhul
Islam
salafiyyah Ibnu
yang
Taimiyyah
rahimahullah pada kurun ke-6H dan Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah pada kurun ke 12H/18M. Dr. Sa ’id ‘Abdul ‘Azhim berkata, “Bila diperhatikan dakwah dan manhaj (metodologi) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, maka kita akan menemukan
beberapa
ciri
khas
dakwah
salafiyyah
dalam
pembaharuan
dan
reformasi.”42 Dr. Taufiq Yusuf Waie pula menjelaskan bahawa dakwah Syaikh Muhammad
bukanlah
bin
Abdul
mazhab
Wahhab
yang
baru
dikenali
atau
dengan
institusi
dakwah
bid’ah.
salafi
Bahkan
dan
ia
dakwahnya
merupakan
kesinambungan dan nafas baru dakwah salafi. Ia juga merupakan manhaj dakwah yang telah digarispandukan oleh salafus shalih dan perjalanan perjuangan mereka.
43
42
Manhaj Syaikh Al-Islam Ibn Al-Islam Ibn Taimiyah At-Tajdidi As- Al-Ishlahiyyah Al-Ishlahiyyah , hlm. 34. Salafi wa Da’watuhu Salafi
43
, hlm. 170. Mengenali Gerakan Islah
Kenyataan Keempat belas:
Syaikh Al-Albani berfahaman murji-ah. Jawapan:
Berkata Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi:
“Tuduhan ini bukanlah suatu hal yang aneh lagi. Terlalu banyak bukti-bukti untuk membantah
tuduhan
ini,
karena
Syaikh
Al-Albani
telah
menjelaskan
secara
gamblang aqidah beliau dalam banyak tulisannya yang sangat bersebrangan dengan aqidah murji-ah. Alangkah bagusnya uca pan beliau tatkala mengatakan: ‘Demikianlah yang saya tulis semenjak
dua
puluh
tahun
silam
lamanya
dengan
membela
aqidah
salaf
Ahli
Sunnah wal Jama ’ah -segala puji hanya bagi Allah-. Namun pada hari ini, bermunculan anak-anak kemarin sore yang jahil seraya menuduh kami dengan pemahaman murji-ah!! Hanya kepada Alloh kita mengadu dari jeleknya perilaku mereka berupa kejahil an dan kesesatan!!’.
Tuduhan ini juga telah dibantah oleh para ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah yang sezaman dengan beliau. Syaikh Abdul Aziz bin Baz pernah ditanya tentang tuduhan murji-ah kepada Syaikh Al-Albani, lalu beliau menjawab:
‘Syaikh
Nasiruddin
Al-Albani
termasuk
di
antara
saudara-suadara
kami
yang
terkenal dari ahli hadits dan ahli sunnah wal J ama’ah. Kita memohon kepada Allah bagi kita dan beliau taufiq untuk segala kebajikan. Sewajibnya bagi setiap muslim untuk takut kepada Allah terhadap para ulama dan tidak berbicara kecuali di atas ilmu’.
Demikian
juga
Syaikh
Muhammad
bin
Shalih
Al- ‘Utsaimin,
beliau
membantah
tuduhan ini dengan kata-kata yang indah:
‘Barangsiapa menuduh Syaikh Al-Albani dengan pemahaman murji-ah maka dia telah keliru, mungkin dia tidak mengenal Al-Albani atau tidak mengetahui paham
irja’!! Al-Albani adalah seorang ahli Sunnah, pembelanya, imam dalam hadits, kami tidak mengetahui manusia
seorangpun
-semoga
Allah
yang
menandinginya
mengampuninya-
pada
zaman
memiliki
ini,
kedengkian
tetapi
sebagian
dalam
hatinya,
sehingga tatkala melihat seorang yang diterima manusia, dia mencelanya seperti perbuatan orang-orang munafiq: (orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang Mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya.
(QS. at-Taubah [9]: 79) Mereka mencela orang yang bersedekah, baik sedekah dalam jumlah yang banyak maupun sedikit. Al-Albani yang kami kenal melalui kitab-kitabnya dan duduk bersamanya -kadangkadang- adalah seorang yang beraqidah salaf, manhajnya bagus, tetapi sebagian manusia
yang
ingin
mengkafirkan
hamba-hamba
Allah
dengan
hal
yang
tidak
dikafirkan oleh Allah, lalu dia menuduh orang yang menyelisihi mereka dalam takfir sebagai orang murji-ah secara dusta dan bohong. Oleh karena itu, janganlah kalian mendengarkan tuduhan ini dari siapapun orangnya .
Apabila Hadhami berucap maka benarkanlah 44
Karena kebenaran pada dirinya. ”
44
Dinukil dari http://abiubaidah.com/al-albani-dihujat.html/#more-445
. Wa- Allahu A’lam Allahu
.
.
Akhukum fi ad-Din, Abu Jaisyillah Muhammad Nur
.
Daftar Rujukan
1. Albani & His Friends: A Concise Guide To The Salafi Movement , Gibril
Fouad Haddad, Aqsa Publications, United Kingdom, Second Revised Edition in 2009. 2. Al-Manhaj
Salafi Salafi As-
‘inda Asy , -Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani -Syaikh
‘Amr ‘Abdul Mun’im Salim. 3. Al-Masail; Tanya Jawab Agama , Abu
‘Abdirrahman Muqbil bin Hadi Al-
oleh Wadi’i, terjemahan dari Ijabah As-Saa- ilil ‘ala Ahammi Al-Masaa-il
Asrul
Asy’ari,
Griya
Ilmu,
Jakarta
Timur,
cetakan
pertama
tahun
1429H/2008M. 4. Hadyu As-Saari ila Asaanid Asy- Syaikh Isma’il Al Syaikh -Anshari -Anshari , ‘Abdul ‘Aziz bin
Faishal Ar-Rajihi, Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, t.t. 5. Kaifa Nata , Yusuf al-Qaradhawi, Dar ’ ’ amal ma amal ’a ’ As-Sunnah An-Nabawiyyah An-Nabawiyyah? ?
Asy-Syuruq, Kahirah, cetakan kelima tahun 2008M. 6. Kutub Hadzdzara minhaa Al- , Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu ‘Ulama ‘Ulama
Salman, pengantar oleh Fadhilatusy-Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid, Daar Ash-Shami’i li An-Nasyr wa Tauzi’, t.t. 7. Manhaj Syaikh Al-Islam Ibn Taimiyah At-Tajdidi As- Salafi wa Da’watuhu Al - -
Ishlahiyyah , Sa’id ‘Abdul ‘Azhim, Darul Iman, Iskandariah, cetakan pertama
tahun 2004M. , Taufiq Yusuf Waie, Pustaka Salam, Kuala Lumpur, 8. Mengenali Gerakan Islah cetakan pertama tahun 2005M.
, Yusuf Al-Qaradhawi, Dar Al-Qolam, 9. Min Hady Al- Islam, Fatawa Mu’ashi Islam, rah rah Kuwait, cetakan kelima tahun 1426H/2005M. 10. Riwayat Ringkas Para Imam Ahlus Sunnah , Abu Syakir, Jahabersa, Johor
Darul Takzim, cetakan pertama tahun 2004M. 11. Shahih Al-Adab Al-Mufrad li Al-Imam Al-Bukhari , Muhammad Nashiruddin
Al-Albani,, Maktabah Ad-Dalil, cetakan keempat tahun 1418H/1997M. Al-Albani 12. Silsilah Hadits Shahih , Muhammad Nashiruddin Al-Albani, diringkaskan oleh
Masyhur bin Hasan Alu Salman, terjemahan oleh Yunus, S.A.g dan Zulfan, ST,
Pustaka
Imam
Asy- Syafi’i,
Jakarta,
cetakan
pertama
tahun
1432H/2011M. 13. Syaikh Al-Albani Dihujat!; Risalah Pembelaan Atas Tuduhan dan Hujatan
, Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Salwa KH. Ali Mustafa Yaqub Press, Jawa Barat, cetakan pertama tahun 1429H/2008M. 14. The Biography of Great Muhaddith Sheikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
oleh Abu Nashir Ibrahim Abdul Rauf dan Abu Maryam Muslim Ameen, disahkan
oleh
Asy-Syaikh
Muhammad
Al-Ameen
Al-Haleel,
Abu
Abdil
Musawwir (salah seorang murid Syaikh Al-Albani), Darussalam, Riyadh, cetakan pertama tahun 2007M. 15. Ulama
Sejagat
Menggugat
Salafi
Wahhabi ,
Syaikh
Idahram,
Pustaka
Pesantren, Yogyakarta, cetakan pertama tahun 2011M. 16. Untaian Indah Biografi Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah , At-Tuqa, Yogyakarta,
cetakan pertama tahun 1431H/2010M. Lelaman Web 17. http://ummusalma.wordpress.com
18. http://abiubaidah.com