BATUK BATUK DAN DA N ASMA
Makalah Mata Kuliah Swamedikasi Dosen Pengampu : Dra. Rina Melani, Apt.
Disusun Oleh : Chadratun Naimah
!""#$##%&
Suwarno
!""#$##'$
Nurahmah (ida)ati
!""#$##'%
Melika (a*i+ha M
!""#$##-
uwidah Ma Mawaddah
!""#$##/
Ri+0i Mul)aningsih
!""#$##
PRO12S3 APO42K2R 1AK564AS 1ARMAS3 5N372RS34AS 8A(3D (AS93M S2MARAN $#!-
Swamedikasi ;
Page !
BAB I PENDAULUAN A. Latar Latar Belakang Belakang
respira respirator tori. i.
Page $
BAB II ISI
A. BATUK
Swamedikasi ;
Page %
dari
@ulu
getar
di
dinding
@ronhi,
)ang
@er*ungsi
menggerakkan dahak keluar dari paruparu menu?u @atang tenggorok. Cilia ini @aru menghindarkan masukn)a +at+at asing ke saluran napas.
maka @atuk akan sangat
mengganggu aktiBitas. Re*leks @atuk dapat ditim@ulkan oleh @er@agai se@a@, diantaran)a )aitu : !.
Adan)a in*eksi @akteri atau Birus, misaln)a tu@erkulosa, in*luen+a
$.
Adan)a *ator alergi, seperti de@u, hawa dingin, asap rokok.
%.
Asma
'.
Peradangan pada ?aringan paru dan tumor.
".
2*ek samping o@at, seperti o@at anti hipertensi aptopril.
-.
Adan)a rangsangan kimiawi gas, @auE.
Etiologi
Page '
lam@ung, *aktor pemiun)a mungkin tidak dikenali dan @atukn)a @ersi*at persisten. Paparan terhadap iritan semaam itu )ang @erkepan?angan dapat menim@ulkan in*lamasi ?alan na*as, )ang dapat memiu @atuk dan men)e@a@kan ?alan na*as men?adi le@ih sensiti*.
Patofisiologi
Pada epitelium saluran na*as bronkus dan trakeaE terdapat lapisan tipis mukus )ang melapisi dan di@ersihkan oleh gerakan sentripetal suatu escalator mukosilia.
Page "
glotis, relaksasi dia*ragma, dan kontraksi otot melawan glotis )ang menutup. (asiln)a akan ter?adi tekanan positi* pada intratoraks )ang men)e@a@kan pen)empitan trakea. Sekali glotis ter@uka per@edaan tekanan )ang @esar antara saluran na*as dan udara keluar @ersama dengan pen)empitan trakea akan menghasilkan aliran udara )ang epat melalui trakea. Kekuatan eksplosi* ini akan men)apu sekret dan @enda asing )ang ada di saluran na*as 3kawati, $##$E.
Mekanisme ter?adin)a @atuk di@agi men?adi ' *ase )aitu : !. 1ase 3ritasi Pada *ase iritasi dari salah satu sara* sensoris di laring, trakea, @ronkus dapat menim@ulkan @atuk. $. 1ase 3nspirasi Pada *ase ini paruparu memasukkan udara kurang le@ih $," liter, oeso*agus dan pita suara menutup sehingga udara ter?erat dalam paruparu. %. 1ase Kompresi Pada *ase ini otot perut @erkontraksi sehingga dia*ragma akan naik dan menekan paruparu, interosta internus ?uga ikut @erkontraksi sehingga men)e@a@kan peningkatan tekanan pada paruparu sampe !##mmHkg. '. 1ase 2kspirasi Pada *ase ini oeso*agus dan pita suara ter@uka seara spontan dan udara meledak keluar dari paruparu. 5dara )ang keluar akan menggetarkan ?aringan saluran na*as sehingga menim@ulkan suara @atuk. Saat udara keluar dari paruparu dengan keepatan )ang relatiBe tinggi, udara dapat Swamedikasi ;
Page -
melalui elahelah @ronkus dan trakhea. (al ini dapat mem@antu saluran perna*asan untuk mem@ersihkan atau mengeluarkan kotoran @enda@enda asing. Dari mekanisme ter?adin)a @atuk di atas, dapat diketahui @ahwa @atuk @ukanlah suatu pen)akit, melainkan se@agai suatu reaksi *isiologis tu@uh untuk mem@ersihkan saluran perna*asan dari @enda@enda asing. Klasi*ikasi @atuk @erdasarkan durasi menurut 3kawati $##$ : a. Akut, )aitu @atuk )ang ter?adi kurang dari % minggu. Pen)e@a@ @atuk ini umumn)a adalah iritasi, adan)a pen)empitan saluran na*as akut dan adan)a in*eksi Birus atau @akteri. @. Su@ akut, @atuk )ang ter?adi selama %& minggu.
Penatalaksanaan Terapi Tujuan terapi :
a. Menghilangkan ge?ela @atuk @. Menghilangkan kondisi atau pen)e@a@ @atuk
Strategi terapi : a. Terapi non farmakologi
5ntuk @atuk akut dan su@akut )ang umumn)a @isa sem@uh dengan sendirin)a, tetapi non *armakologi dilakukan dengan ara menghindari pemiu atau perangsang @atuk )ang dapat dikenali seperti merokok,
Swamedikasi ;
Page
makan makanan @ermin)ak. Minum air @an)ak@an)ak ukup mem@antu agar kerongkongan tidak kering )ang kadang dapat memiu @atuk. 5ntuk @atuk kronis, ?ika pen)e@a@n)a diketahui dan dapat dihindarkan, maka dilakukan penghindaran terhadap pen)e@a@n)a. Misaln)a, @atuk )ang dise@a@kan oleh penggunaan o@at golongan AC23, dapat diatasi dengan penghentian atau penggantian o@at terse@ut 3kawati, $##$E. . Terapi farmakologi
Pada dasarn)a penatalaksanaan @atuk harus disesuaikan dengan dugaan pen)e@a@n)a, disamping untk mengurangi ge?ala itu sendiri. Pada @atuk akut dan su@akut, @iasan)a digunakan o@ato@at simptomatik untuk mengurangi ge?ala @atuk. 5ntuk o@at @atuk digolongkan men?adi % )aitu : !.
Antitusi* Antitusi* @eker?a untk menekan re*leks @atuk. Contohn)a adalah noskapin, etilmor*in, dan kodein. O@ato@at ini merupakan deriBat sen)awa opiat meliputi konstipasi, sedati* dan lainlain. Perlu diketahui @ahwa antitusi* se@aikn)a tidak digunakan pada @atuk @erdahak, karena dahak )ang tertahan pada a@ang trakeo@ronkial dapat menganggu Bentilasi dan @isa meningkatkan ke?adian in*eksi, misaln)a pada pen)akit @ronkitis kronis dan @ronkiektasis. Ada ?uga o@at dekstromerto*an adalah ?enis o@at )ang mirip o@at opiat, )ang @eker?a se@agai antagonis terhadap reseptor NMDA Nmeth)l D aspartateE glutamatergik dan merupakan agonis @agi reseptor opioid I! dan I$, serta ?uga merupakan antagonis reseptor nikotinik J% H '. Penggunaann)a
dalam
dosis
@esar
dapat
men)e@a@kan
aksi
men)erupai o@at golongan opiat sehingga sering disalah gunakan 3kawati, $##$E. Dosis !ral Beerapa Antitusif !at
Kodein
Dosis "an Inter#al De$asa Anak%anak !#$# mg setiap '- -!$ tahun : "!# mg setiap '
Swamedikasi ;
Page &
?am Fika
- ?am prn tidak @oleh le@ih perlu
tidak
@oleh le@ih dari !$# mgHhariE $" mgH " ml sirup
Noskapin
setiap & ?am
Dekstromerto*an !#$#
mg
tiap
dari -# mgHhariE $- tahun : #,$" mgHkg sampai ' L sehari #' tahun : !,$" ml '!# tahun : $," ml !#!" tahun : %," ml tiap &
?am ' ! mgHkg per hari dalam %'
?am H %# mg tiap -&
dosis ter@agi
?am maksimal !$# mgHhari $.
2kspektoran 2kspektoran ditun?ukkan untuk merangsang @atuk sehingga memudahkan pengeluaran dahak atau ekspektorasi. O@at @e@as )ang sering digunakan adalah guai*enesin. at+at )ang terdapat pada o@at ekspektoran memper@an)ak produksi dahak )ang ener dan engan demikian
mengurangi
kekentalann)a,
sehingga
mempermudah
pengeluarann)a dengan @atu. %. Mukolitik olongan mukolitik @eker?a dengan menurunkan Biskositas atau dahak, sehingga memudahkan ekspektorasi.
o@ato@at
mukolitik
se@agai
@erikut
:
Nasetilsistein,
kar@osistein, am@roksol, @romheksin dan mesistein. Dosis !ral Untuk !at Mukolitik !at
Am@roksol (Cl
Dosis "an Inter#al De$asa Anak%anak
-# mg $ L sehari
-!$ tahun : %# mg, $% L sehari $- tahun : !" mg, %L
Swamedikasi ;
Page /
sehari Asetilsistein
$## mg, % L sehari
!## mg, % L sehari
& mg %' L sehari
!# tahun : & mg % L sehari
Kar@osistein
%!# tahun : ' mg % L $" tahun : -","!$" ' L
Awal : "# mg % L sehari, kemudian : !," g sehari
sehari -!$ tahun : $"# mg % L
dosis ter@agi
sehari Terapi Spesifik Pen&ea Paling Umum Batuk Kronis ' Pen&ea Batuk Postnasal "rip Rinitis alergi
Terapi
Penghindaran iritan lingkungan steroid spra) intranasal Kom@inasi
anti
histamindekongestan
(astroesop)ageal
intranasal ipratropium @romide atroBentE, 5ntuk rhinitis Basomotor. Anti@iotik Dekongestan nasal Kom@inasi antihistamindekongestan
reflu* "iease +(E,DE
% L sehari, tidak makan atau minum $% ?am
Sinusitis
Asma
se@elum @er@aring O@atn)a :
Bronkitis kronis
antagonis
simetidin, *amotidinE inhi@itor pompa proton
reseptor
($
ranitidin, omepra+ole,
lan+opra+oleE agen prokinetik isapridE
Swamedikasi ;
atau
Page !#
menghindari iritan atau polutan. E#aluasi "an Pemantauan Terapi Pasien dengan @atuk kronis perlu dipantau seara hatihati dan
sistematik terhadap @e@erapa indikator diagnostik spesi*ik, seperti radiogra*i dada, atau u?i *ungsi paru dengan spirometri. Fika @atukn)a produkti* disertai dahak )ang purulen, perlu dipertim@angkan adan)a @ronkiekstasis. Pada pasien dengan @atuk non spesi*ik dengan memiliki *aktor resiko asma, perlu dio@a penggunaan o@at ?angka pendek short trial, $' mingguE misaln)a dengan @eklometason atau @udesonid. Dalam penatalaksanaan @atuk, terutama untuk @atuk akut, *armasis dapat turut @erperan dalm pemilihan ?enis o@at @atuk )ang sesuai dengan @atukn)a. 5ntuk @atuk kronis, pasien perlu direkomendasikan untuk pemeriksaan dokter le@ih lan?ut untuk memastikan etiologin)a 3kawati, $##$E.
B. ASMA
Asma adalah gangguan in*lamasi kronik pada saluran napas )ang meli@atkan @an)ak sel. 3n*lamasi
kronik terse@ut @erkaitan
dengan
hiperesponsi* saluran napas )ang men)e@a@kan ge?ala episode @erulang @erupa mengi, sesak napas, rasa @erat di dada, dan @atuk, terutama malam atau pagi hari. 2pisode @erulang terse@ut @erhu@ungan dengan o@struksi ?alan napas dan seringkali reBersi@el denganHtanpa pengo@atan 8idodo,$#!$E.
Swamedikasi ;
Page !!
Klasifikasi Asma
Klasi*ikasi asama @erdasarkan ge?ala klinis dan pemeriksaan *aal paru menurut Persatuan Dokter Paru 3ndonesia PDP3E.
Epi"emiologi Asma
Swamedikasi ;
Page !$
Asma merupakan pen)akit kronik )ang @an)ak diderita oleh anak dan dewasa @aik di negara ma?u maupun di negara @erkem@ang. Sekitar %## ?uta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga menapai '## ?uta pada tahun $#$". PreBalens asma di dunia sangat @erBariasi dan penelitian epidemiologi menun?ukkan @ahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara ma?u. Penelitian preBalens asma anak di @e@erapa kota @esar di 3ndonesia mendapatkan hasil )ang @erBariasi mulai dari $,!G& hingga $$,$G.Penelitian di RS5D dr. Sutomo, Sura@a)a pasien !%# tahun ratarata %",- tahunE mendapatkan preBalens asma se@esar ,G, dengan rinian lakilaki /,$G dan perempuan -,-G Ratnawati,$#!!E. Penelitian epidemiologis menun?ukkan @ahwa asma dan rinitis sering ter?adi @ersamaan pada setiap negara. PreBalensi penderita asma tanpa rinitis kurang dari $G sedangkan penderita asma dengan rinitis @erkisar antara !#G'#G .Pasien dengan rinitis persisten le@ih @an)ak menderita asma. 3nterleukin 36E" dan Basular endothelial growth *ator merupakan sitokin penting dalam ter?adin)a hiperreaktiBitas @ronkus pada pasien rinitis alergi. Fumlah )ang rendah 36' dan 36!% @erhu@ungan dengan ketiadaan ge?ala asma dengan hiperreaktiBitas @ronkus. (idung sampai alBeoli mempun)ai kesamaan sel epitel dan sel in*lamasi sehingga diperkirakan merupakan satu kesatuan pen)akit. Akan tetapi terdapat @e@erapa per@edaan dalam hal pa?anan alergen dan +at @er@aha)a, hidung le@ih @an)ak terpa?an daripada saluran napas @awah.
Patofisiologi Asma
Pato*isiologi asma dapat dikategorikan men?adi : !. 3n*lamasi Akut Penetus serangan asma dapat dise@a@kan oleh se?umlah *aktor antara lain alergen, Birus, iritan )ang dapat menginduksi respons in*lamasi akut )ang terdiri atas reaksi asma tipe epat dan pada se?umlah kasus diikuti reaksi asma tipe lam@at.
Reaksi Asma 4ipe Cepat Swamedikasi ;
Page !%
Alergen akan terikat pada 3g2 )ang menempel pada sel mast dan ter?adi degranulasi sel mast terse@ut. Degranulasi terse@ut mengeluarkan pre*ormed mediator seperti histamin, protease dan newly generated mediator
seperti leukotrin, prostaglandin dan PA1 )ang men)e@a@kan
kontraksi otot polos @ronkus, sekresi mukus dan Basodilatasi. Reaksi 1ase 6am@at Reaksi ini tim@ul antara -/ ?am setelah proBokasi alergen dan meli@atkan pengerahan serta aktiBasi eosino*il, sel 4 CD', neutro*il dan makro*ag.
$. 3n*lamasi Kronik
Pato*isiologi Asma dapat digam@arkan se@agai @erikut : Asma: in*lamasi kronis saluran na*as Pemiu hiperreakti*itas
Melepas mediator: (istamin Prostaglandin 6eukotrien PA1,dll
Page !'
O@struksi saluran na*as -aktor ,isiko
Resiko @erkem@angn)a asma merupakan interaksi antara *aktor pe?amu host E dan *aktor lingkungan. 1aktor pe?amu terse@ut adalah: predisposisi genetik asma, alergi, hiperreakti*itas @ronkus, ?enis kelamin, rasHetnik. 1aktor lingkungan di@agi $, )aitu : a. 9ang mempengaruhi indiBidu dengan keenderunganHpredisposisi asma untuk @erkem@ang men?adi asma. @. 9ang men)e@a@kan eksaser@asi seranganE danHatau men)e@a@kan ge?ala asma menetap. 1aktor lingkungan )ang mempengaruhi indiBidu dengan predisposisi asma untuk @erkem@ang men?adi asma adalah : •
Alergen di dalam maupun di luar ruangan, seperti mite domestik, alergen @inatang, alergen keoa, ?amur, tepung sari @unga
•
Sensitisasi @ahanE lingkungan ker?a
•
Asap rokok
•
Polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
•
3n*eksi pernapasan BirusE Sedangkan *aktor lingkungan )ang men)e@a@kan eksaser@asi danHatau
men)e@a@kan ge?ala asma menetap adalah : alergen, polusi udara, in*eksi pernapasan, olah raga dan hiperBentilasi, peru@ahan uaa, o@ato@atan seperti asetil salisilat, iritan antara lain par*um, @au@auan )ang merangsang Depkes R3,$##E
Diagnosis
Diagnosis pen)akit asma dapat ditegakkan dengan anamnesis )ang @aik. Pemeriksaan *isik dan pemeriksaan *aal paru akan le@ih meningkatkan nilai diagnostik. Swamedikasi ;
Page !"
!.
Anamnesis Anamnesis )ang @aik meliputi riwa)at tentang pen)akitHge?ala, )aitu: a. Asma @ersi*at episodik, sering @ersi*at reBersi@el dengan atau tanpa pengo@atan @. Asma @iasan)a munul setelah adan)a paparan terhadap alergen, ge?ala musiman, riwa)at alergiHatopi, dan riwa)at keluarga pengidap asma . e?ala asma @erupa @atuk, mengi, sesak napas )ang episodik, rasa @erat di dada dan @erdahak )ang @erulang d. e?ala tim@ulHmem@uruk terutama pada malamHdini hari e. Mengi atau @atuk setelah kegiatan *isik *. Respon positi* terhadap pem@erian @ronkodilator
$.
Pemeriksaan 1isik Kelainan pemeriksaan *isik )ang paling umum ditemukan pada auskultasi adalah mengi.Pemeriksaan *isik akan sangat mem@antu diagnosis ?ika pada saat pemeriksaan terdapat ge?alage?ala o@struksi saluran pernapasan. Sewaktu mengalami serangan, ?alan napas akan semakin mengeil dikarenakan kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi mukus. Keadaan ini dapat men)um@at saluran napas se@agai kompensasi penderita akan @ernapas pada Bolume paru )ang le@ih @esar untuk mengatasi ?alan napas )ang mengeil hiperin*lasiE. (al ini akan men)e@a@kan tim@uln)a ge?ala klinis @erupa @atuk, sesak napas, dan mengi.
%.
1aal Paru Pengukuran *aal paru sangat @erguna untuk meningkatkan nilai diagnostik. 3ni dise@a@kan karena penderita asma sering tidak mengenal ge?ala dan kadar keparahann)a, demikian pula diagnosa oleh dokter tidak selalu akurat. 1aal paru menilai dera?at keparahan ham@atan aliran udara, reBersi@ilitasn)a, dan mem@antu kita menegakkan diagnosis asma. Akan tetapi, *aal paru tidak mempun)ai hu@ungan kuat dengan ge?ala, han)a
Swamedikasi ;
Page !-
se@agai in*ormasi tam@ahan akan kadar kontrol terhadap asma.
Penatalaksanaan Asma
Penatalaksanaan asma @ertu?uan untuk mengontrol pen)akit, dise@ut se@agai asma terkontrol. Asma terkontrol adalah kondisi sta@il minimal dalam waktu satu @ulan. 4u?uan penatalaksanaan asma : !. Menghilangkan dan mengendalikan ge?ala asma $. Menegah eksaser@asi akut %. Meningkatkan dan mempertahankan *aal paru seoptimal mungkin '. Mengupa)akan aktiBiti normal termasuk eLerise ". Menghindari e*ek samping o@at -. Menegah ter?adi keter@atasan aliran udara air*low limitationE irreBersi@el . Menegah kematian karena asma Penatalaksanaan
asma
@ronkial
terdiri
dari
pengo@atan
non
medikamentosa dan pengo@atan medikamentosa. Pengoatan non%me"ikamentosa '
!. $. %. '.
Pen)uluhan Menghindari *aktor penetus Pengendali emosi Pemakaian oksigen
Pengoatan me"ikamentosa
Pengo@atan ditu?ukan untuk mengatasi dan menegah ge?ala o@struksi ?alan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega. . Pengontrol +Controllers/
Pengontrol adalah medikasi asma ?angka pan?ang untuk mengontrol asma, di@erikan setiap hari untuk menapai dan mempertahankan keadaan
Swamedikasi ;
Page !
asma terkontrol pada asma persisten. Pengontrol sering dise@ut penegah, )ang termasuk o@at pengontrol : a. lukokortikosteroid 3nhalasi lukokortikosteroid inhalasi adalah medikasi ?angka pan?ang )ang paling e*ekti* untuk mengontrol asma.
Steroid inhalasi ditoleransi dengan
@aik dan aman pada dosis )ang direkomendasikan.
@. lukokortikosteroid sistemik Cara pem@erian melalui oral atau parenteral. Kemungkinan digunakan se@agai pengontrol pada keadaan asma persisten @erat setiap hari atau selang sehariE, tetapi penggunaann)a ter@atas mengingat resiko e*ek sistemik. (arus selalu diingat indeks terapi e*ekHe*ek sampingE, steroid inhalasi ?angka pan?ang le@ih @aik daripada steroid oral ?angka pan?ang. Fangka pan?ang le@ih e*ekti* menggunakan steroid inhalasi daripada steroid oral selang sehari. Fika steroid oral terpaksa harus di@erikan misaln)a pada keadaan asma persisten @erat )ang dalam terapi maksimal @elum terkontrol walau telah menggunakan paduan pengo@atan sesuai @erat asmaE, maka di@utuhkan steroid oral selama ?angka waktu tertentu. (al itu ter?adi ?uga pada steroid dependen. Di 3ndonesia, steroid oral ?angka pan?ang terpaksa di@erikan apa@ila penderita asma persisten sedang@erat tetapi tidak mampu untuk mem@eli
steroid
inhalasi,
maka
dian?urkan
pem@eriann)a
mempertim@angkan @er@agai hal di @awah ini untuk mengurangi e*ek samping sistemik.
Swamedikasi ;
Page !&
gunakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon karena mempun)ai e*ek mineralokortikoid minimal, waktu paruh pendek dan e*ek striae pada otot minimal
@entuk
oral, @ukan parenteral
penggunaan
selang sehari atau sekali sehari pagi hari
. Kromolin Sodium Kromoglikat dan Nedokromil SodiumE Mekanisme )ang pasti dari sodium kromoglikat dan nedokromil sodium @elum sepenuhn)a dipahami, tetapi diketahui merupakan antiin*lamasi nonsteroid, mengham@at penglepasan mediator dari sel mast melalui reaksi )ang diperantarai 3g2 )ang @ergantung kepada dosis dan seleksi serta supresi sel in*lamasi tertentu makro*ag, eosino*il, monositE, selain kemungkinan mengham@at saluran kalsium pada sel target.
Pem@eriann)a seara inhalasi. Digunakan se@agai
pengontrol pada asma persisten ringan.
Studi klinis menun?ukkan
pem@erian sodium kromoglikat dapat memper@aiki *aal paru dan ge?ala, menurunkan
hiperesponsi*
?alan
napas
walau
tidak
see*ekti*
glukokortikosteroid inhalasi @ukti
?alan
napas.
4eo*ilin
?uga
@ronkodilator tam@ahan pada serangan asma
digunakan
se@agai
@erat. Se@agai pelega,
Swamedikasi ;
Page !/
teo*ilinHamino*ilin oral di@erikan @ersamaHkom@inasi dengan agonis @eta$ ker?a singkat, se@agai alternati* @ronkodilator ?ika di@utuhkan. e. Agonis @eta$ ker?a lama 4ermasuk di dalam agonis @eta$ ker?a lama inhalasi adalah salmeterol dan *ormoterol )ang mempun)ai waktu ker?a lama !$ ?amE. Seperti la+imn)a agonis @eta$ mempun)ai e*ek relaksasi otot polos,
meningkatkan
pem@ersihan
mukosilier,
menurunkan
permea@ilitas pem@uluh darah dan memodulasi penglepasan mediator dari sel mast dan @aso*il. Ken)ataann)a pada pem@erian ?angka lama, mempun)ai e*ek antiin*lamasi walau keil. 3nhalasi agonis @eta$ ker?a lama )ang di@erikan ?angka lama mempun)ai e*ek protekti* terhadap rangsang @ronkokonstriktor. Pem@erian inhalasi agonis @eta$ ker?a lama, menghasilkan e*ek @ronkodilatasi le@ih @aik di@andingkan preparat oral. *. 6eukotriene modi*iers O@at ini merupakan antiasma )ang relati* @aru dan pem@eriann)a melalui oral. Mekanisme ker?an)a
mengham@at "lipoksigenase
sehingga mem@lok sintesis semua leukotrin ontohn)a +ileutonE atau mem@lok
reseptorreseptor
leukotrien
sisteinil
pada
sel
target
ontohn)a montelukas, pranlukas, +a*irlukasE. Mekanisme ker?a terse@ut menghasilkan e*ek @ronkodilator minimal dan menurunkan @ronkokonstriksi aki@at alergen, sul*urdioksida dan
eLerise. Selain
@ersi*at @ronkodilator, ?uga mempun)ai e*ek antiin*lamasi.
leukotriene modi*iers dapat
menurunkan ke@utuhan dosis glukokortikosteroid inhalasi penderita asma persisten sedang sampai @erat, mengontrol asma pada penderita dengan asma )ang tidak terkontrol walau dengan glukokortikosteroid inhalasi @ukti
Page $#
menun?ukkan respons )ang @aik dengan pengo@atan leukotriene modifiers. Saat ini )ang @eredar di 3ndonesia adalah +a*irlukas antagonis reseptor leukotrien sisteinilE. 2*ek samping ?arang ditemukan. ileuton dihu@ungkan dengan toksik hati, sehingga monitor *ungsi hati dian?urkan apa@ila di@erikan terapi +ileuton. 0. Pelega +,elie#er/
Prinsipn)a untuk dilatasi ?alan napas melalui relaksasi otot polos, memper@aiki dan atau mengham@at @ronkostriksi )ang @erkaitan dengan ge?ala akut seperti mengi, rasa @erat di dada dan @atuk, tidak memper@aiki in*lamasi ?alan napas atau menurunkan hiperesponsi* ?alan napas. 4ermasuk pelega adalah : a. Agonis @eta$ ker?a singkat 4ermasuk golongan ini adalah sal@utamol, ter@utalin, *enoterol, dan prokaterol )ang telah @eredar di 3ndonesia. Mempun)ai waktu mulai ker?a onsetE )ang epat. 1ormoterol mempun)ai onset epat dan durasi )ang lama. Pem@erian dapat seara inhalasi atau oral, pem@erian inhalasi mempun)ai onset )ang le@ih epat dan e*ek samping minimalH tidak ada. Mekanisme ker?a se@agaimana agonis @eta$ )aitu relaksasi otot
polos
saluran
napas,
meningkatkan
@ersihan
mukosilier,
menurunkan permea@iliti pem@uluh darah dan modulasi penglepasan mediator dari sel mast. Merupakan terapi pilihan pada serangan akut dan sangat @erman*aat se@agai praterapi pada exercise-induced asthma @ukti AE. Penggunaan agonis @eta$ ker?a direkomendasikan @ila diperlukan untuk mengatasi ge?ala. Ke@utuhan )ang meningkat atau @ahkan setiap hari adalah petanda per@urukan asma dan menun?ukkan perlun)a terapi antiin*lamasi. Demikian pula, gagal melegakan ?alan napas segera atau respons tidak memuaskan dengan agonis @eta$ ker?a singkat saat serangan asma adalah petanda di@utuhkann)a glukokortikosteroid oral. @. Kortikosteroid sistemik Swamedikasi ;
Page $!
Steroid sistemik digunakan se@agai o@at pelega @ila penggunaan @ronkodilator )ang lain sudah optimal tetapi hasil @elum terapai, penggunaann)a dikom@inasikan dengan @ronkodilator lainE. . Metilsantin 4ermasuk dalam @ronkodilator walau e*ek @ronkodilatasin)a le@ih lemah di@andingkan agonis @eta$ ker?a singkat. Amino*illin ker?a singkat dapat dipertim@angkan untuk mengatasi ge?ala walau disadari onsetn)a le@ih lama daripada agonis @eta$ ker?a singkat @ukti AE. 4eo*ilin ker?a singkat tidak menam@ah e*ek @ronkodilatasi agonis @eta$ ker?a singkat dosis adekuat, tetapi mempun)ai man*aat untuk respiratory
drive,
memperkuat
*ungsi
otot
pernapasan
dan
mempertahankan respons terhadap agonis @eta$ ker?a singkat di antara pem@erian satu dengan @erikutn)a. 4eo*ilin @erpotensi menim@ulkan e*ek samping se@agaimana metilsantin, tetapi dapat diegah dengan dosis )ang sesuai dan dilakukan pemantauan. 4eo*ilin ker?a singkat se@aikn)a tidak di@erikan pada penderita )ang sedang dalam terapi teo*ilin lepas lam@at keuali diketahui dan dipantau ketat kadar teo*ilin dalam serum. d. Antikolinergik Pem@eriann)a seara inhalasi. Mekanisme ker?an)a mem@lok e*ek penglepasan asetilkolin dari sara* kolinergik pada ?alan napas. Menim@ulkan @ronkodilatasi dengan menurunkan tonus kolinergik Bagal intrinsik, selain itu ?uga mengham@at re*leks @ronkokostriksi )ang dise@a@kan iritan. 2*ek @ronkodilatasi tidak see*ekti* agonis @eta $ ker?a singkat, onsetn)a lama dan di@utuhkan %#-# menit untuk menapai e*ek maksimum. 4idak mempengaruhi reaksi alergi tipe epat ataupun tipe lam@at dan ?uga tidak @erpengaruh terhadap in*lamasi. 4ermasuk dalam golongan ini adalah ipratropium @romide dan tiotropium @romide. Analisis meta penelitian menun?ukkan ipratropium @romide mempun)ai e*ek meningkatkan @ronkodilatasi agonis @eta$
Swamedikasi ;
Page $$
ker?a singkat pada serangan asma, memper@aiki *aal paru dan menurunkan risiko perawatan rumah sakit seara @ermakna @ukti
e. Adrenalin Adrenalin dapat digunakan se@agai pilihan pada asma eksaser@asi sedang sampai @erat, @ila tidak tersedia agonis @eta$, atau tidak respons dengan agonis @eta$ ker?a singkat. Pem@erian seara su@kutan harus dilakukan hatihati pada penderita usia lan?ut atau dengan gangguan kardioBaskular. Pem@erian intraBena dapat di@erikan @ila di@utuhkan, tetapi harus dengan pengawasan ketat @edside monitoringE. E"ukasi
2dukasi )ang @aik akan menurunkan mor@iditas dan mortalitas, men?aga penderita agar tetap @eraktiBitas dan mengurangi @ia)a pengo@atan karena @erkurangn)a serangan akut terutama @ila mem@utuhkan kun?ungan ke unit gawat darurat atau perawatan rumah sakit. 2dukasi tidak han)a ditu?ukan untuk penderita dan keluarga tetapi ?uga pihak lain )ang mem@utuhkan seperti : pemegang pro*esi
keputusan, pem@uat perenanaan @idang kesehatanHasma
kesehatan dokter, perawat, petugas *armasi, dan petugas kesehatan
lainE
mas)arakat luas guru, kar)awan, dllE.
Penilaian "an Pemantauan Se1ara Berkala
Penilaian klinis @erkala antara !- @ulan dan monitoring asma oleh penderita sendiri mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma. (al terse@ut dise@a@kan @er@agai *aktor antara lain :
e?ala dan @erat asma @eru@ah, sehingga mem@utuhkan peru@ahan terapi
Pa?anan penetus men)e@a@kan penderita mengalami peru@ahan pada asman)a
Da)a ingat memoriE dan motiBasi penderita )ang perlu direBiew, sehingga mem@antu penanganan asma terutama asma mandiri
Swamedikasi ;
Page
%$ 1rekuensi
kun?ungan
@ergantung
kepada
@erat
pen)akit
dan
kesanggupan penderita dalam memonitor asman)a. 5mumn)a tindak lan?ut follow-upE pertama dilakukan ! @ulan !$ mingguE setelah kun?ungan awal. Pada setiap kun?ungan la)ak ditan)akan kepada penderita apakah keadaan asman)a mem@aik atau mem@uruk di@andingkan kun?ungan terakhir. Kemudian dilakukan penilaian pada keadaan terakhir atau $ minggu terakhir se@elum @erkun?ung dengan @er@agai pertan)aan.
KASUS
Suatu pagi 4n. Suwarno '- thE datang ke Apotek, @eliau mengatakan pada apoteker tentang keluhann)a. Dua minggu ini utaman)a pada malam hari mengalami @atuk dengan dahak sulit keluar. Dan kemarin malam @atuk @egitu kuat sampai menekan dada sehingga untuk @erna*as sedikit terengahengah. Se@elumn)a, pasien melakukan pengo@atan sendiri dengan meminum air perasan kenur untuk mengatasi @atukn)a. (asil interBiew )ang dilakukan apoteker pada pasien terse@ut, ditemukan @ahwa 4n. Suwarno memelihara kuing selama ' @ulan ini, dan tiap kontak dengan kuing @eliau @ersin@ersin. Setelah itu @eliau selalu memakai masker ketika kontak dengan kuing .
PEN2ELESAIAN KASUS ' a. Sujektif Nama Fenis Kelamin 5mur Keluhan
: 4n. Suwarno : lakilaki : '- th : Dua minggu ini utaman)a pada malam hari pasien
mengalami @atuk dengan dahak sulit keluar. 4erkadang itu sampai menekan dada sehingga untuk @erna*as sedikit terengahengah Riwa)at keluarga:
Page $'
. !jektif 4idak ada. 1. Assesment Pasien @elum menerima pengo@atan untuk ge?ala asma terse@ut. ". Plan Swamedikasi untuk 4n. Suwarno dapat di@erikan o@at @e@as O4CE, o@at @e@as
ter@atas, atau O8A : !. O4C : Neonapain, asthma soho komposisi: ephedrine (C6 !$," mg dan theo*ill)ne !$" mgE ditam@ah dengan mengontrol *aktor penetus alergi tidak kontak dengan kuingE, atau $. O4C s)rup : Deadr)l atau 6aserin s)rup -# ml, diminum % L sehari ! sendok makan, dengan mengontrol *aktor penetus alergi tidak kontak dengan kuingE, atau %. Sediaan ta@let generik : Sal@utamol : Dosis awal $ mg, % L sehari ! ta@let, diminum saat perut
kosong !$ ?am se@elumHsesudah makanE. Am@roLol dosis %# mg, diminum % L sehari ! ta@let p.E Ceteri+in !# mg, diminum ! L sehari ! ta@let p.E
4erapi non*armakologi : Mem@erikan edukasi pada pasien dan mengontrol *aktor penetus asma.
K32 terhadap pasien: !. Mem@erikan in*ormasi pada pasien untuk tidak kontak dengan kuing, karena diduga *aktor penetus reaksi alergi @erasal dari allergen @ulu kuing. $. Mem@erikan edukasi pasien ?ika ge?ala dada terasa @erat dan sesak masih ter?adi Q %# menit setelah penggunaan o@at, segera @erkonsultasi pada dokter. %. Pasien diharapkan memonitoring ge?ala kekam@uhan ?ika ter?adiE. Serta mem@erikan edukasi pada pasien untuk periksa ke la@oratorium guna penegakan diagnosa. '. Mem@erikan edukasi pada pasien tentang aturan pemakaian o@at, e*ek samping o@at.
Swamedikasi ;
Page $"
DA-TA, PUSTAKA
Depkes R3, $##, Pharmaceutical Care ntuk Penyakit Asma! Direktorat
Swamedikasi ;
Page $-