1. Apakah pengertian metode dan teknik langsung dalam supervisi BK? Jelaskanlah? Jelaskanlah?
Pendekatan Langsung (Direkt (Direktif), if), Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap
masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Oleh karena konselor ini mengalami kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement ) atau hukuman ( punishment ). ). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. 2. Apa pula pengertian metode dan teknik tidak langsung dalam supervisi BK? Jelaskanlah!
Pendekatan Tidak Langsung (Non-direktif), Pendekatan tidak langsung (non-direktif)
adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung langsung menunjukkan permasalahan, tapi
ia terlebih dulu
mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan konselor-konselor. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada konselor untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Konselor mengemukakan masalahnya supervisor mencoba mendengarkan, memahami, apa yang direktif
dialami adalah:
konselor-konselor. mendengarkan,
Perilaku
supervisor
memberi penguatan,
dalam
pendekatan
menjelaskan, menjelaskan,
non-
menyajikan, dan
memecahkan masalah.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen program supervisi BK! Beri contoh!
Dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling (BK), manajemen dapat berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelayanan BK mengupayakan agar tercapainya efektivitas dan efisiensi serta tercapainya tujuan. Oleh karena itu, manajemen diperlukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tiga alasan, yaitu: a.
Untuk mencapai tujuan.
b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (jika ada). c.
Untuk mencapai efektivitas dan e fisiensi.
Sementara itu, Prayitno (2009) dalam pengelolaan pada dasarnya terfokus pada empat pilar kegiatan,
yaitu perencanaan ( planning ), pengorganisasian (organizing planning-P ),
O), pelaksanaan (actuating- A), dan pengontrolan (controlling-C ). Pengelolaan berbasis kinerja
mendasarkan
pelaksanaannya
pada
kinerja
konselor
berkenaan
dengan
POAC
penyelenggaraan pelayanan konseling terhadap sasaran pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Arah POAC adalah : 1. P: Bagaimana konselor membuat perencanaan layanan dan kegiatan pendukung, mulai dari membuat program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan sampai dengan harian (berupa SATLAN dan SATKUNG). 2. O: Bagaimana konselor mengorganisasikan berbagai unsur dan sarana yang akan dilibatkan di dalam kegiatan. Unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas, guru, siswa, orang tua), sarana fisik dan lingkungan (seperti ruangan dan mobiler, alat bantu seperti komputer, film, dan objekobjek yang dikunjungi), urusan administrasi, dana, dan lain lain. 3.
A: Bagaimana
konselor mewujudkan dalam praktik jenis-jenis
layanan
dan/atau
kegiatan pendukung melalui SPO masing-masing kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan. 4. C: Bagaimana konselor mengontrol praktik pelayanannya dalam bentuk penilaian hasil dan proses kegiatan serta mempertanggungjawabkannya kepada stakeholders. Kegiatan ini melibatkan peran pengawasan dan pembinaan baik dari pihak interen maupun eksteren satuan pendidikan, serta organisasi profesi.
4. Apakah yang harus dilakukan untuk menjadi supervisor BK yang efektif? Jelaskanlah!
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu: 1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. 2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain. 3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. 4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar . 6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan. 7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajarmengajar. 8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan supervisi kelompok, rekan sebaya, dan self supervisi! Beri contoh!
Teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor, yang dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Dalam supervisi kelompok ini dihidangkan suatu materi atau sekelompok materi kepada sekelompok guru yang mengikuti supervisi.Materi tersebut diterima bersama, dibahas bersama, dan disimpulkan bersama.Semua dilakukan di bawah asuhan supervisor, jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dibina sejumlah guru. Teknik supervisi rekan sebaya sejajar dengan prinsip metodelogi belajar mangajar bahwa anak yang pintar diperbolehkan membantu teman-temannya dalam belajar walaupun ia tidak berhak dalam menilai keberhasilan guru yang dibantu. Teknik ini sangat berguna dalam share pengalaman guru dari teman seprofesi dalam bidangnya. Mereka akan mendapatkan kiat-kiat yang ada pada masing-masing teman terutama pada materu=i materi sulit. Teknik ini sangat baik dilakukan dalam forum KKG atau MGMP yang dilakukan setiap minggu. Teknik self supervisi atau supervisi individual ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, teknik ini digunakan apabila masalah yang dihadapi bersifat pribadi apalagi khusus atau “rahasia”. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Kunjungan Kelas
d. Kunjungan antar Kelas
b. Observasi Kelas
e. Menilai Diri Sendiri
c. Pertemuan Individu