KONSEP ATAU TEORI INTERNATIONAL STYLE
Radikal terhadap terhadap ornamen
penyederhanaan
bentuk,
Transparansi konstruksi (ekspresi jujur struktur)
Penggunaan sistem pabrikasi
Menggunaakan bentuk-bentuk geometri
Bentuk kubus sederhana segi empat
Jendela tersusun secara horisontal
Bentuk mengikuti fungsi
penolakan
KUBISM
Penekanan aspek tiga dimensi (kubus berasal dari 6 bidang bujur sangkar) Penonjolan aspek ruang dan waktu (pergerakan)
Konsep Kenzo Tange dalam menghasilkan sebuah karya adalah merancang bangunan yang modern dengan tetap memiliki unsur tradisional Jepang. Menurut Tange terdapat persamaan karakter antara arsitektur modern dan arsitektur tradisional Jepang, yaitu kesederhanaan, standarisasi, keterbukaan, keruangan, dan kehampaan. Kekhasan dari karya Tange adalah selain mengakar ke tradisi Jepang,juga mengakar ke Agama yang banyak dianut masyarakat Jepang yaitu Shinto dan Budha yang mengacu pada bangunan sederhana dengan gaya-gaya modern yang didominasi oleh para arsitek Eropa Barat. Rumah Tradisional Jepang
Gambar : Katsura Imperial Villa
Ornamen Bangunan Dinding-dinding rumah Jepang cenderung polos dengan garis-haris geometrik. Dinding dibangun tipis, nyaris tidak bermateri. Bahkan kertas pun masih dipakai untuk dinding-dinding ruangan. Tidak aman memang dan sangat dingin di musim salju, tetapi ini dibuat untuk membuat penghuninya tetap menyatu dengan alam. Dinding-dinding, lantai, dan langit-langit dibiarkan polos tanpa hiasan apapun. Satu-satunya hiasan hanyalah permainan garis-garis dan kotak-kotak lurus. Konsep perancangan arsitektur Kenzo Tange banyak sekali dipengaruhi oleh para arsitek Eropa Barat, khusunya Le Corbusier. Ciri arsitektur Jepang dapat dilihat dari bentuk kerpolosan bidang, tidak ada hiasan, garis tegak yang mendatar.
Ia juga mengambil arsitektur kuil Shinto dan Buddha sebagai bentuk kesederhanaan dan kealamiaannya. Konsep
keindahannya terlihat dari kesederhanaan, keselarasan, dan keseimbangan yang menjadi inspirasi pada bidang bangunan.
Bentuk Bangunan Desain bangunan Kenzo Tange pada umumnya menggunakan bentuk-bentuk geometri sederhana, seperti kubus, balok, yang dipadu padankan dengan sedikit lengkungan, dll.
Shizuoka Press and Broadcasting Center (1967) Kenzō Tange's own house (1953) Yoyogi National Gymnasium (1964)
Jendela/bukaan
Karya Tange yang bergaya Internasional ditunjukkan pada desain jendela/bukaan bangunannya yang tersusun membentuk suatu garis beraturan.
Sistem Pabrikasi Tange menerapkan dalam karyanya dengan cara menonjolkan elemen konstruksi yang sekaligus berfungsi estetik. Elemen beton dan kayu sebagai sistem struktur sama-sama diekspose. Kontras antara permukaan beton yang kasar dan permukaan balok vertikal yang halus, juga bidang halus putih dan kaca yang berwarna gelap menjadikan tampak yang mengesankan. Dalam beberapa karya, misalnya Prefecture Office Kagawa di Takamatsu, balok dan kolom beton diekspos seperti dari kayu. Ujung balok induk dan balok anak yang menyangga pelat lantai koridor luar ditonjolkan seolah rusuk bawah atap yang berderet pada rumah tradisional Jepang. Permukaan kolom dan balok beton diselimuti dengan kayu bertekstur kasar, dan bidang pengisi antara balok-balok besar itu disusun kayu-kayu bertekstur halus dan merupakan bahan yang ringan.
Bagian Timur Prefecture
Taman di Prefecture
Interior Kagawa Prefecture, balok dan kolom beton diekspos dengan diselimuti kayu. Jendela dibuat seperti di rumah tradisional Jepang
APLIKASI KONSEP ATAU TEORI 1. Hiroshima Peace Center
Hiroshima Peace Center adalah Monumen untuk memperingati jatuhnya bom atom di Hiroshima sehingga didalam perancangnnya dipadukan juga aspek arsitektur tradisonal Awal karir Kenzo Tange dimulai dengan kemenangannya atas sayembara perancangan Hiroshima Peace Center yang menjadi bangunan pertamanya, kemudian ia membuka kantor arsitek sendiri. Hiroshima Peace Center Terdiri dari 3 elem utam utama, yaitu ;
Pelengkung sederhana
Museum
Community Center
Denah Hiroshima Peace Center Aspek tradisonal yang cukup menonjol pada denah “Hiroshima Peace Center” adalah kesederhanaan dari bentuk unit tata unit.
Fungsionalisme tercermin dari denah yaitu penentangan terhadap pola simetris
Legenda : 1. 2. 3. 4.
Peace Memorial ( titik jajuhnya bom ) Museum Reruntuhan Gedung (dilestarikan) Community Center
Menyatunya ruang luar dengan adanya bidang - bidang kaca tersebut sehingga pengunjung dapat melihat sekelililng termasuk reruntuhan dan titik dimana bom jatuh merupakan penerapan konsep Cubism yang juga merupakan penerapan konsep dari arsitektur Jepang .
Elemen – Elemen Pada Bangunan Penggunaan bentuk Geometris dapat dilihat dari Peace Monumen yang menggukan bentuk pelengkung berpenampang
Sistem pabrikasi pada bagian ini ialah material dari pelengkung yaitu beton bertulang
2. TOKYO METROPOLITAN GOVERNMENT OFFICES Peace Memorial
Bangunan ini merupakan proyeknya yang ketiga, yang merupakan paduan dari konsep “5 butir dalam arsite
3. YAMANASHI COMMUNICATION CENTER, JEPANG Hasil kolaborasi antara Kenzo Tange dan Masao Arai ini juga menampilkan arsitektur modern ‘kubisme’, terlihat pada atapnya yang datar dan juga adanya kolongkolong. Dipadukan dengan sentuhan tradisional Jepang, dilihat dari tidak adanya elemen hiasan selain bagian konstruksi balok yang ditonjolkan (expose) seperti konstruksi kayu.
4. PREFECTURAL OFFICE KAGAWA
Ciri seni dan arsitektur Jepang lebih menonjol dibandingkan modernisme, terlihat dari balok dan kolom
Sedangkan dari tampak luarnya, mengadaptasi gaya modern dari konsep “5 butir dalam arsitektur
Balok dan kolom beton diekspos seperti dari kayu
APLIKASI KONSEP ATAU TEORI PADA KARYA - KARYA
Yoyogi National Gymnasium
Arsitektur Yoyogi National Gymnasium Tokyo merupakan hasil dari perpaduan kekuatan, keindahan bentuk, fu
Kolom super struktur dari beton Celah kabel-kabel dengan kaca untuk memasukkan cahaya alam Atap “tenda” beton Kabel Angker Tempat duduk Kolam terjun indah Kolam renang Gang
Fuji Television Building, Odaiba
Dengan tinggi 32 meter dan bola besar berwarna perak seberat 1.200 ton, menyampaikan gaya arsitektur mo
Katedral Santa Maria Katedral yang selesai dibangun dalam kurun waktu 3 tahun ini (1961-1964) mempunyai arsitektur yang tidak
Bentuk arsitektur dan letaknya dalam halaman yang luas dan terbuka membuat Katedral menjadi monumental.
ANALISIS STUDI PRESEDEN KARYA KENZO TANGE
ELVIRA MAHARANI 221 14 049
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO