1. Struktur anatomi TMJ (Temporo Mandibular Joint) Temporo Mandibular Joint merupakan persendian antara tulang temporal dan mandibular yang terletak di bawah telinga. Persendian ini termasuk jenis ball and socket joint (Harjono (Harjono & Rohana, 2008). Persendian mandibula dengan tulang temporal terjadi antara kondil mandibula dan fossa mandibularis dari tuberkulum artikularis tulang temporal, yang terbungkus oleh suatu kapsul sendi. TMJ ini merupakan sendi sinovial yang unik karena struktur intrakapsulanya berisi diskus artikularis. Diskus artikularis ini memisahkan kondil dari permukaan tulang temporal, menyerap dan melindungi dari getaran dan tekanan yang dihantarkan melalui sendi. Persendian ini terdiri dari dua persendian yaitu persendian antara kondilus mandibula dengan diskus artikularis dan persendian yang lainnya adalah persendian antara antara diskus artikularis dengan fossa artikularis yang berada pada tulang temporal (Suhartini, 2011). Diskus artikularis merupakan suatu kantong yang mudah bergerak untuk kaput mandibula. Bagian anterior terdiri dari bahan-bahan fibrosa dengan sebar an sel-sel tulang rawan (kondrosit), sebelah posterior berbentuk bilaminer. Bagian atas yang melekat pada dinding posterior fosa mandibularis terdiri dari jaringan fibroelastis yang jarang, pada bagian bawahnya terfiksasi pada pinggir posterior kaput mandibula, bagian ini terdiri dari jaringan fibrosa yang sangat kuat. Diantara bagian-bagian ini terdapat pleksus venosus retroartikularis yang berfungsi sebagai bantalan. Di anterior diskus artikularis melekat erat dengan kapsula artikularis dan m. pterygoideus lateralis caput infratemporalis (Harjono & Rohana, 2008). Sendi ini juga memiliki ligamen yang lentur yaitu ligamen temporomandibular yang berfungsi menahan gerakan rahang bawah dan mencegah kompresi jaringan di belakang kondilus, sedangkan ligamen stilomandibular dan sfenomandibular yang bertindak sebagai penahan untuk menjaga kondilus, diskus, dan tulang temporal berlawanan secara kuat dan ditunjang oleh otot pengunyah dan depressor (Harjono & Rohana, 2008).
TMJ dikendalikan oleh muskulus atau otot- otot mastikasi yang mengelilingi rahang dan TMJ. Otot-otot tersebut meliputi m. maseter, m. pterygoid internal, m. pterygoid eksternal, m. temporalis (Schuenke, dkk.,2010). Nama Otot
Origo
Insersio
Fungsi
m. masseter
Processus
Angulus
Mengangkat
zygomaticus
mandibulae
mandibular
os maxillaris
Facies
Protrusi
Arcus
lateralis
(memajukan dagu)
zygomaticus
ramus
dagu
mandibulae m. temporalis
Fossa
Processus
Mengangkat
temporalis
coronoideus
mandibula
pada
Retrusi
mandibular
(menarik
(apex,
belakang)
dagu dagu
ke
permukaan medial
dan
anterior ramus mandibulae) m.pterygoideus Caput
Caput
Bilateral:
lateralis
superior:
superior:
mandibular
Crista
fovea
Unilateral:
infratemporalis pterygoidea Caput inferior: dan
lateral
Protrusi
mandibula
discus (mengunyah)
Lamina
articularis
lateralis
Caput
processus
inferior:
pterygoideus
Fovea
permukaan
pterygoidea
lateral
dan processus condylaris
m.pterygoideus Caput
Tuberositas
Mengangkat
medialis
pterygoidea
mandibula
superficialis:
tuber maxillae pada dan processus permukaan pyramidalis os medial palatinum
angulus
Caput
mandibula
profunda: Permukaan medial lamina lateralis processus pterygoideus dan
fossa
pterygoidea
gerakan
Saraf yang menjadi bagian dari mandibular berasal dari saraf kranial inervasi dari TMJ. Saraf masseter dan temporal posterior mensarafi daerah medial dan anterior sendi, saraf aurikulotemporal mensarafi daerah posterior dan lateral sendi. Saraf aurikulotemporal adalah saraf utama yang menginervasi posterior lateral kapsul, ligamen temporomandibular dan pembuluh darah kapsul.
Saraf aurikulotemporal juga memberikan
cabangnya ke membrana timpani, auditori meatus eksternal, kulit pelipis dan kulit kepala, bagian sentral diskus tidak berinervasi. Saraf kranial yang terlibat dengan TMJ yaitu (Harjono & Rohana, 2008) : a.
Cabang sarafnya berasal dari segmen C1- C3 (Harjono & Rohana, 2008).
b. Nervus trigeminus (N. V) ini adalah saraf otak yang terbesar, merupakan saraf sensorik yang melayani sebagian besar kulit kepala dan wajah juga melayani selaput lendir mulut, hidung, sinus paranasalis serta gigi dengan perantaraan sebuah cabang motorik kecil, mensarafi otot-otot pengunyah. N. trigeminus terbagi menjadi tiga cabang utama yaitu: n. oftalmikus, maksilaris dan mandibularis yang berfungsi menampung sensibilitas dari berbagai daerah wajah, mulut, gigi dan sebagian tengkorak juga menyediakan serabut-serabut sensorik pengecap. Cabang
yang
ke
mandibula
bercabang
menjadi
nervus
aurikulotemporalis yang berjalan disisi medial kaput kondilus mandibula
dan
mengirimkan
cabang
sensoriknya
ke
sendi
temporomandibularis. Nervus aurikulotemporalis adalah sensorik untuk
nyeri dan sensasi umum pada bagian atas wajah (Harjono & Rohana, 2008). c. Nervus fasialis (N. VII), saraf ini terutama untuk otot-otot mimik (wajah) dan kulit kepala. Saraf fasialis juga merupakan saraf sensorik yang menghantarkan saraf pengecap dari lidah (Harjono & Rohana, 2008). d. Nervus hipoglosus (N. XII), saraf ini memberikan cabang motorik ke m.geniohioideus (Harjono & Rohana, 2008). e. Nervus glosopharingeus (N IX), saraf ini mengandung serabut motorik dan sensorik, serabut motorik menuju salah satu otot faring sementara sekreto motorik menuju kelenjar parotis dan saraf sensorik menuju ke otot lidah (Harjono & Rohana, 2008). 2. Pergerakan pada TMJ Gerakan di dalam TMJ merupaka gerakan kompleks yang mempunyai tiga komponen utama (Schuenke, dkk.,2010). a. Rotasi (membuka dan menutup mulut) Sumbu untuk sendi rotasi berjalan secara transversal melewati kedua caput mandibular dan menyilang pada sumbu sekitar 150 o. Selama pergerakan ini TMJ bergerak sebagai sendi engsel (abduksi/depresi dan adduksi/elevasi mandibula) (Schuenke, dkk.,2010). Saat proses membuka mulut, diskus artikularis dan kondil bersamasama meluncur ke bawah sepanjang eminensia artikularis dan diskus artikularis berputar pada kepala kondil ke arah posterior. Kemudian pada saat mulut terbuka lebar, serabut elastis yang disebut lamina
retrodiskal superior akan menahan gerak meluncur ke arah posterior (Suhartini, 2011). Pada proses menutup mulut, otot maseter akan berkontraksi dan kontraksi ini akan meluncurkan kondilus ke poster ior (Suhartini, 2011). b. Translasi (protrusi dan retrusi mandibula) Dalam gerakan ini, mandibular maju (protrusi) dan mundur (retrusi). Sumbu untuk gerakan ini sejajar dengan sumbu median melalui pusat caput mandibula (Schuenke, dkk.,2010). c. Gerakan menggiling selama mastikasi Gerakan menggiling di TMJ kiri, condylus istirahat pada sisi kerja kiri berputar pada sumbu hampir vertikal melalui caput mandibula (sebagai sumbu rotasi), sementara condyle yang berayun pada sisi keseimbangan kanan berayun ke depan dan ke dalam di dalam gerakan translasi. Selama gerakan ini mandibula bergerak laterotrusi pada sisi kerja dan mediotrusi pada sisi keseimbangan (Schuenke, dkk., 2010). Gerakan menggiling di TMJ kanan, TMJ kanan adalah sisi kerja. Condylus istirahat kanan berputar terhadap sumbu yang hamper vertical dan condylus kiri pada sisi keseimbangan, berayun ke depan dan ke dalam (Schuenke, dkk., 2010). Pada dasarnya gerakan TMJ adalah gerakan os. Mandibulae terhadap os. Maxilla yang diam. Berikut gerakan TMJ beserta otot yang terlibat (Schuenke, dkk., 2010). Gerakan mandibulae
Otot yang berperan
Elevasi (mengatupkan mulut)
M. temporalis, M. massetericus, M. pterygoideus medial
Depresi (membuka mulut)
Penggerak utama adalah gravitasi, dibantu
oleh
pterygoideus
lateralis,
suprahyoideus
dan
infrahyoideus Protrusi (memajukan dagu)
Penggerak
utama
adalah
pterygoides lateral, dibantu oleh masseter dan pterygoideus medial Retrusi (menarik dagu)
Temporalis dan masseter
Gerakan lateral (grinding dan
Temporal ipsilateral, pterygoideus
chewing)
contralateral, dan masseter