STRATEGI DAN KETELADANAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MADINAH
DISUSUN
OLEH:
1.DIVANI ASYARAH
2.INDIANI LATIVASHA
3.SALSABILA PARAHITA
4.A.SEPTIAN GUMELAR
5.BOWO YULIANTO
KELAS: X IPA 3
SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Maksud dan tujuan kami menyelesaikan makalah adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 Dengan judul "Strategi dan Keteladanan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah" agar pembaca lebih mengerti tentang bagaimana strategi dan keteladanan Rasulullah SAW saat berdakwah di Madinah.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Palembang,06 April 2017
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................................................................... i
DaftarIsi....................................................................................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Makalah............................................................................................................................................... 1
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................................................................................... 1
Bab 2 Pembahasan
Strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah................................................................................. 2
2.2. Keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam Berdakwah di Madinah........................................................13
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................................. 15
3.2 Saran........................................................................................................................................................................... 15
DaftarPustaka...........................................................................................................................................................16
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Yastrib adalah nama asal kota Madinah sebelum Islam datang. Kondisi alam yang subur dan berada di jalur perdagangan, menjadikan daerah Yastrib daerah yang ramai oleh orang yang ingin tinggal dan berdagang. Setelah mengikuti ajaran Islam, penduduk Madinah menyatakan siap melindungi dan mendukung Rasulullah dalam berdakwah. Rasulullah dan sahabat pun berhasil hijrah dan mengubah wajah kota Madinah menjadi basis dakwah dan pembangunan kaum muslim.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan saya bahas dalam penuyusunan makalah ini, di antaranya :
1. Apakah arti dan tujuan hijrah Rasulullah SAW ke Madinah?
2. Bagaimana sejarah dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah?
3. Apakah hambatan dan kesulitan dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah?
4. Bagaimana substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah?
5. Apakah hikmah dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Arti dan tujuan hijrah Rasulullah SAW ke Madinah.
2. Sejarah dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah.
3. Hambatan dan kesulitan dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah.
4. Substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah.
5. Hikmah dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah.
1.4 Manfaat Makalah
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan para pembaca tentang dakwah Rasulullah SAW di Madinah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan dengan buku referensi yang menunjang terhadap materi tersebut.
Bab 2
Pembahasan
2.1. Strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
1. Mendirikan Masjid
Hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah sesampainya di Madinah adalah membangun masjid. Rasulullah saw. dan umat Islam Madinah bahu-membahu membangun masjid. Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah saw dan umat Islam di Madinah adalah masjid Nabawi. Sebelum membangun masjid Nabawi Rasulullah saw dalam perjalanan hijrahnya juga membangun masjid, yaitu masjid Quba. Rasulullah saw mempergunakan masjid untuk mempersatukan kaum muslimin. Masjid tidak hanya digunakan untuk mendirikan salat, tetapi untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diperlukan oleh umat. Di masjid Rasulullah saw mengajarkan ayat-ayat Al-Qur'an yang diterima dari Allah Swt. Di masjid pula Rasulullah saw mengadili umat yang bersalah. Melalui masjid pula Rasulullah saw dapat mengetahui kondisi umatnya.
Masjid Quba merupakan masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah dalam perjalanan hijrah ke Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar
Kaum muslimin Mekah yang hijrah ke Madinah disebut kaum Muhajirin, sedangkan kaum muslimin Madinah disebut kaum Ansar. Pada saat hijrah ke Madinah, kaum Muhajirin tidak membawa serta harta benda mereka. Saat itu yang ada di pikiran kaum Muhajirin hanyalah cara agar dapat selamat dari kejaran kaum musyrik Quraisy. Mereka tidak lagi memikirkan harta benda. Meskipun kaum Ansar mengetahui bahwa sebagian besar kaum Muhajirin tidak membawa harta bendanya ketika berhijrah, mereka menerima saudara sesama muslim dengan tangan terbuka. Kaum Ansar bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan, dan pakaian dengan kaum Muhajirin. Untuk mempererat persaudaraan kaum Muhajirin dan kaum Ansar Rasulullah juga menyatakan bahwa kaum Ansar dan Muhajirin saling mewarisi. Strategi dasar persaudaraan yang dibangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan kepada agama Islam guna menggantikan Ukhuwah Qaumiyyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku.
3. Menciptakan Perdamaian Antarsuku
Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, suku Aus dan Khazraj terlibat dalam pertikaian. Pertikaian antara kedua suku ini telah berlangsung lama dan belum ada penyelesaiannya. Ketika Rasulullah datang ke Madinah, pertikaian antarsuku di Madinah dapat dikikis, khususnya suku besar, Aus dan Khazraj. Rasulullah terus menjaga perdamaian tersebut. Menciptakan perdamaian baik antarsuku maupun antarpenduduk merupakan salah satu strategi dakwah Rasulullah saw di Madinah. Dengan hidup damai, ketenteraman masyarakat Madinah dapat mereka rasakan dan hal ini dapat mendukung dakwah Islam. Dalam kondisi pertikaian dan permusuhan seseorang akan sulit menerima dakwah. Oleh karena yang ada dalam pikiran mereka hanyalah cara mengalahkan lawan. Dalam kondisi damai dan tenteram seseorang akan mudah menerima dakwah.
4. Memprakarsai Perjanjian Piagam Madinah
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa penduduk Madinah bukan hanya kaum muslimin. Untuk menjembatani perbedaan dan menjaga persatuan, Rasulullah saw. memprakarsai penyusunan Piagam Madinah. Piagam ini menjamin hak dan kewajiban setiap penduduk Madinah. Dengan piagam ini, semangat toleransi antarmasyarakat Madinah diharapkan dapat terwujud.
Di antara pokok-pokok ketentuan Piagam Madinah sebagai berikut:
a) Seluruh masyarakat yang turut menandatangani piagam ini bersatu membentuk kesatuan kebangsaan.
b) Jika salah satu kelompok yang turut menandatangani piagam ini diserang oleh musuh, kelompok yang lain harus membelanya dengan
menggalang kekuatan gabungan.
c) Tidak satu kelompok pun diperkenankan mengadakan persekutuan dengan kafir Quraisy atau memberikan perlindungan kepada mereka atau membantu mereka mengadakan perlawanan terhadap masyarakat Madinah.
d) Orang Islam, Yahudi, dan seluruh warga Madinah yang lain bebas memeluk agama dan keyakinan masing-masing dan mereka dijamin kebebasannya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Tidak seorang pun yang diperkenankan mencampuri urusan agama lain.
e) Utusan pribadi atau perseorangan, atau perkara-perkara kecil kelompok nonmuslim tidak harus melibatkan pihak-pihak lain secara keseluruhan.
f) Setiap bentuk penindasan dilarang.
g) Mulai hari ini segala bentuk pertumpahan darah, pembunuhan, dan penganiayaan diharamkan di seluruh negeri Madinah.
h) Muhammad Rasulullah menjadi pemimpin Madinah dan memegang kekuasaan peradilan yang tertinggi.
Terbentuknya Piagam Madinah yang diprakarsai oleh Rasulullah saw. menjadi dasar kehidupan bernegara, yaitu negara Madinah. Rasulullah saw. bukan hanya sebagai pemuka agama tetapi juga seorang negarawan yang andal. Dalam Piagam Madinah ini tercermin toleransi yang tinggi antara umat Islam dengan pemeluk agama lain. Penduduk Madinah menghormati perbedaan keyakinan yang mereka anut. Kebebasan untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing juga tercermin dalam Piagam Madinah. Umat Islam dan pemeluk agama lain bertoleransi dalam bidang muamalah. Mereka bersatu padu untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara Madinah.
5. Menggalang Kekuatan untuk Mempertahankan Agama
Meskipun dakwah Islam dilakukan dengan cara lemah lembut, ternyata masih mendapat tantangan dan hambatan dari sebagian kelompok. Bahkan, ada kaum yang secara terang-terangan melanggar isi Piagam Madinah dan bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Misalnya yang dilakukan oleh kaum Yahudi Madinah yang bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Oleh karena itu, Rasulullah terpaksa membela diri dan mempertahankan Islam dengan meladeni ajakan berperang. Peperangan yang dilakukan oleh umat Islam pada masa Rasulullah antara lain sebagai berikut.
1. Perang Badar
Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini merupakan puncak dari serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Tentara muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi Muhammad SAW sejak awal, tewas dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai syuhada. Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (Q.S. 3: 123).
Artinya: "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, Padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya."(Q.S. Ali-Imran: 123).
Orang-orang Yahudi Madinah tidak senang dengan kemenangan kaum muslimin. Mereka memang tidak pernah sepenuh hati menerima perjanjian yang dibuat antara mereka dan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah.
Sementara itu, dalam menangani persoalan tawanan perang, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk membebaskan para tawanan dengan tebusan sesuai kemampuan masing-masing. Tawanan yang pandai membaca dan menulis dibebaskan bila bersedia mengajari orang-orang Islam yang masih buta aksara. Namun tawanan yang tidak memiliki kekayaan dan kepandaian apa-apa pun tetap dibebaskan juga.
Tidak lama setelah perang Badar, Nabi Muhammad SAW mengadakan perjanjian dengan suku Badui yang kuat. Mereka ingin menjalin hubungan dengan Nabi SAW karenan melihat kekuatan Nabi SAW. Tetapi ternyata suku-suku itu hanya memuja kekuatan semata.
Sesudah perang Badar, Nabi SAW juga menyerang Bani Qainuqa, suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan orang-orang Mekah. Nabi SAW lalu mengusir kaum Yahudi itu ke Suriah.
2. Perang Uhud
Bagi kaum Quraisy Mekah, kekalahan mereka dalam perang Badar merupakan pukulan berat. Mereka bersumpah akan membalas dendam. Pada tahun 3 H, mereka berangkat menuju Madinah membawa tidak kurang dari 3000 pasukan berkendaraan unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid ibn Walid, 700 orang di antara mereka memakai baju besi.
Nabi Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan sekitar 1000 (seribu) orang. Namun, baru saja melewati batas kota, Abdullah ibn Ubay, seorang munafik dengan 300 orang Yahudi membelot dan kembali ke Madinah. Mereka melanggar perjanjian dan disiplin perang.
Meskipun demikian, dengan 700 pasukan yang tertinggal Nabi melanjutkan perjalanan. Beberapa kilometer dari kota Madinah, tepatnya di bukit Uhud, kedua pasukan bertemu. Perang dahsyat pun berkobar. Pertama-tama, prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur tentaramusuh yang lebih besar itu. Pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid ibn Walid gagal menembus benteng pasukan pemanah Islam. Dengan disiplin yang tinggi dan strategi perang yang jitu, pasukan yang lebih kecil itu ternyata mampu mengalahkan pasukan yang lebihbesar.
Kemenangan yang sudah diambang pintu ini tiba-tiba gagal karena godaan harta peninggalan musuh. Prajurit Islam mulai memungut harta rampasan perang tanpa menghiraukan gerakan musuh, termasuk didalamnya anggota pasukan pemanah yang telah diperingatkan Nabi agar tidak meninggalkan posnya.
Kelengahan kaum muslimin ini dimanfaatkan dengan baik oleh musuh. Khalid bin Walid berhasil melumpuhkan pasukan pemanah Islam, dan pasukan Quraisy yang tadinya sudah kabur berbalik menyerang. Pasukan Islam menjadi porak poranda dan tak mampu menangkis serangan tersebut. Satu persatu pahlawan Islam gugur, bahkan Nabi sendiri terkena serangan musuh. Perang ini berakhir dengan70 orang pejuang Islam syahid di medan laga.
Pengkhianatan Abdullah ibn Ubay dan pasukan Yahudi diganjar dengan tindakan tegas. Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi di Madinah yang berkomplot dengan Abdullah ibn Ubay, diusir ke luar kota. Kebanyakan mereka mengungsi ke Khaibar. Sedangkan suku Yahudi lainnya, yaitu Bani Quraizah, Masih tetap di Madinah.
3. Perang Khandaq
Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum muslimin Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke Khaibar yang bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga disebut sebagai Perang Ahzab (sekutu beberapa suku).
Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000 orang tentara. Salman al-Farisi, sahabat Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum muslimin membuat parit pertahanan di bagian-bagian kota yang terbuka. Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Khandaq yang berarti parit.
Tentara sekutu yang tertahan oleh parit tersebut mengepung Madinah dengan mendirikan perkemahan di luar parit hampir sebulan lamanya. Pengepungan ini cukup membuat masyarakat Madinah menderita karena hubungan mereka dengan dunia luar menjadi terputus. Suasana kritis itu diperparah pula oleh pengkhianatan orang-orang Yahudi Madinah, yaitu Bani Quraizah, dibawah pimpinan Ka'ab bin Asad.
Namun akhirnya pertolongan Allah SWT menyelamatkan kaum muslimin. Setelah sebulan mengadakan pengepungan, persediaan makanan pihak sekutu berkurang. Sementara itu pada malam hari angin dan badai turun dengan amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu. Sehingga mereka terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa suatu hasil.
Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah dijatuhi hukuman mati.
Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzâb: 25-26.
Artinya: "Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang Keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh Keuntungan apapun. dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa. Dan Dia menurunkan orang-orang ahli kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memesukkan rasa takut ke dalam hati mereka. sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan." (Q.S. Al-Ahzâb: 25-26)
Perang Hunain adalah perang yang terjadi antara nabi Muhammad SAW dan para sahabat dan kaum muslimin melawan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H di suatu jalan dari Mekah ke Thaif.Dalam perang Hunain tersebut kaum muslimin selain menang besar juga mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang). Perang Hunain tersebut juga merupakan salah satu pertempuran yang terdapat di dalam Al-Qur'an, yaitu surah At-Taubah: 25-26.Ketika itu kaum muslimin hendak mengepung Makkah. Rencana tersebut diketahui oleh suku Hawazin dan para sekutunya dari suku Tsaqif. Mereka menyiapkan pasukan dan ingin menyerang pasukan muslimin.Namun penaklukan Makkah berjalan dengan cepat dan damai. Dan nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum muslimin untuk bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang yang terdiri dari 10.000 kaum muslimin dan ditambah 2.000 orang Quraisy yang baru masuk Islam.Akan tetapi penaklukan Makkah sudah terjadi sekitar dua minggu. Dan berita tentang penyerangan oleh kaum Hawazin terhadap kaum Muslimin baru terdegar. Sehingga kaum muslimin bersiap-siap untuk menghadapi kaum Hawazin.Ketika pasukan muslimin bergerak menuju daerah Hawazin, kaum Badui menyergap dan menyerang kaum muslimin di lembah sempit yang bernama Hunain. Penyergapan dan peyerangan tersebut mengejutkan kaum muslimin.Dengan terjadinya peristiwa tersebut, pasukan muslimin mulai mundur dalam keadaan kocar-kacir. Terutama pasukan dari Quraisy yang baru masuk islam, bukannya membantu malah mengatain Rasulullah SAW dan pasukan muslimin yang masih bertahan.Ketika dalam keadaan kritis, sepupu Rasulullah SAW Ali bin Abi Thalib dan pamannya Abbas berteriak dan meyeru mengumpulkan pasukan muslimin yang kocar-kacir. Akhirnya pasukan muslimin bisa bersatu dan bertahan. Keadaan membalik kepada pihak kaum muslimin.
Rasulullah SAW menyeru untuk serangan secara umum dan memukul mundur pasukan kaum Badui. Pasukan musuh melarikan diri dalam dua kelompok. Rasulullah SAW memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyerang kembali.Pasukan musuh yang melarikan diri menjadi kelompok tersebut menuju ke Authas yang salah satunya ada Malik bin Auf an-Nasri, dan kelompok yang lainnya menuju Nakhla. Yang tadinya kaum muslimin hampir kalah, akhirnya bisa menang.Dalam perang Hunain tersebut selain menang, pasukan muslimin juga mendapatkan ghanimah atau harta rampasan perang. Hasil dari ghanimah tersebut jumlahnya cukup besar. Dan kemenangan tersebut karena mengikuti perintah pemimpin.
5. Perang Tabuk
Perang Tabuk atau juga Ekspedisi Tabuk, adalah ekspedisi yang dilakukan umat Islam pimpinan Muhammad pada 630 M atau 9 H, ke Tabuk, yang sekarang terletak di wilayah Arab Saudi barat laut.
Romawi memiliki kekuatan militer paling besar pada saat itu. Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang Mu'tah. Kaum muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan.
Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar empat puluh ribu personil. Keadaan semakin kritis, karena suasana kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah kesulitan dan kekurangan pangan.
Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin.
Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.
Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad.
Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungikabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk.
Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam.
Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut. Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai.
Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.
Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.
5.Surat Nabi Muhammad SAW. Kepada Raja
Setelah diangkat menjadi sebagai Rasul, Nabi Muhammad SAW lantas membangun komunikasi dengan para pemimpin dunia agar mengikuti ajaran tauhid. Beragam cara dilakukan termasuk dengan cara korespondensi melalui surat. Beberapa raja seperti raja Persia, Mesir, Ethiopia dikirimi surat melalu para utusannya. Sepanjang hidupnya, Rasulullah menulis langsung sebanyak 43 surat untuk pemimpin dunia seperti para raja, tokoh agama dan kepala suku. Berikut ini beberapa koleksi surat Rasulullah.
Surat untuk Raja Najasyi, Negus – Habsyah (Ethiopia)
Rasulullah SAW mengirim surat kepada Raja Najasyi- Habsyah yang bernama Ashhamah bin Al-Abjar. Isi suratnya adalah menyerukan sang raja agar memeluk agama Islam. Saat surat tersebut sampai di Istana, sang raja An-Najasyi mengambil surat itu, lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Beliau pun masuk Islam melalui Ja'far bin Abi Thalib r.a.
Setelah masuk Islam, sang raja kemudian membalas surat kepada Rasulullah Sallallahu A'laihi Wasallam untuk mengabarkan keislamannya. Raja Najasyi akhirnya meninggal pada bulan rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Saat mendengar raja ini meningggal, Rasulullah SAW pun melakukan shalat ghaib untuk sebagai penghormatan terakhir. Nabi juga mengabarkan bahwa Raja Najasyi kelak akan masuk syurga.
Adapun isi surat Rasulullah kepada Raja Najasyi adalah sebagai berikut:
"Bismillahirrahmannirrahim. Dari Muhammad Rasulullah, salam kepada Najasyi, pembesar Habasyah. Salam kepada siapa yang mengikuti petunjuk. Amma ba'du.
Sesungguhnya aku bertauhid kepada yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maharaja yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Keselamatan, Yang Maha Pemberi Keamanan, Yang Maha Pelindung. Dan aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam (tiupan) roh dari Allah (yang terjadi) dengan kalimat-Nya (yang disampaikannya) kepada Maryam yang perawan, yang baik dan menjaga diri (suci) lalu mengandung (bayi) Isa dari wahyu dan tiupan-Nya sebagaimana menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Aku mengajak engkau kepada Allah yang Esa, tidak mempersekutukan sesuatu bagi-Nya dan taat patuh kepada-Nya dan mengikuti aku dan meyakini (ajaran) yang datang kepadaku.
Sesungguhnya aku utusan Allah. Dan aku mengajak engkau dan tentaramu kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Agung. Aku telah menyampaikan dan telah aku nasihatkan; maka terimalah nasihatku. Salam bagi yang mengikuti petunjuk ini.". [Zaadul Ma'ad 3/61].
Surat kepada Raja Al-Muqawqis Binyamin – Mesir (Egypt)
Nabi Muhammad juga mengirimkan surat kepada pemimpin Mesir Raja Al-Muqawqis melalui perantara salah seorang sahabatnya, Hatsib bin Abu Balta'ah. Pada kesempatan tersebut Nabi SAW pun mengutus seorang budak yang telah dimerdekakan dan menjadi anak angkat sahabat Abu Raha Al-Ghifari, yang bernama Jira untuk menemani Hatsib. Keduanya lalu menemui Muqauqis di balai istana di Iskandaria
Setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi SAW, dia membalas surat baginda dan memberi kepada baginda dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak belia bernama Mariah binti Syamu'n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi S.A.W dan menjadi isteri beliau, darinya Rasulullah S.A.W mendapat seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama moyang beliau Nabi Ibrahim a.s. Dan hamba kedua adiknya sendiri yaitu Sirin binti Syamu'n Al-Qibthiyyah. Hadiah kedua pula berupa kuda untuk tunggangan baginda.
Berikut ini isi surat Nabi Muhammad untuk Raja Al-Muqawqis
"Bismillahirrahmannirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasulullah. Kepada Muqauqis Peguasa Qibthi. Salam sejahtera kepada yang mengikuti petunjuk. Amma ba'du.
Aku mengajak Anda dengan dakwah Islam. Anutlah agama Islam dan Anda selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali lipat. Tetapi apabila Anda berpaling, Anda akan memikul dosa kaum Qibthi. Wahai Ahli kitab, marilah menuju ke suatu kalimat ketetapan yang tidak terdapat suatu perselisihan di antara kita, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun. Tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, 'Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah (muslimin)."
3. Surat kepada Raja Khosrau II @ Chosroes – Parsi (Persia)
Rasulullah SAW juga mengirim surat kepada Raja Khosrau II, Abrawaiz dari kerajaan Persia. Ia mengutus sahabatnya Abdullah bin Hudzaifah As-Sahmi yang isinya menyerunya kepada Islam. Namun setelah membaca surat tersebut, sang raja melah mereobek surat dan Rasulullah SAW dan berkata "Hamba rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku."
Kabar disobeknya surat tersebut sampai kepada Rasulullah. Beliau pun "Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.". Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian dia pun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Dia dibunuh dan dirampas kekuasaannya. Seterusnya kerajaan itu kian terobek-robek dan hancur sampai akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khaththab r.a hingga tidak dapat lagi berdiri.
Isi surat:
"Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya. Kepada Kisra penguasa rakyat Persia. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Aku bersaksi behawa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku mengajak dengan seruan Allah.
Sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada seluruh umat manusia supaya dapat memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan supaya ketetapan azab kepada orang-orang kafir itu pasti. Masuklah Anda ke dalam Islam, niscaya akan selamat. Jika kamu menolak, sesungguhnya kamu memikul dosa kaum Majusi."
4. Surat kepada Raja Heraklius @ Hercules – Romawi (Byzantines / Rome)
Rasulullah SAW juga mengirim Surat kepada Heraclius (Raja Romawi) yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi. Ketika Rasulullah Saw mengirim surat kepada Kaisar Heraclius dan menyerukan kepada Islam. Pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya atas Negeri Persia.
Begitu menerima surat dari Rasulullah SAW, Sang Kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran kenabian Muhammad SAW. Lalu Kaisar memerintahkan untuk mendatangkan seseorang dari Bangsa Arab ke hadapannya. Abu Sufyan ra, waktu itu masih kafir, dan rombongannya segera dihadirkan di hadapan Kaisar.
Abu Sufyan pun diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya sebagai saksi. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid.
Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan ra. Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang nabi. Abu Sufyan ra juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan Sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.
Di akhir dialog Sang Kaisar mengutarakan pendapatnya. Inilah ciri-ciri seorang nabi menurut pandangannya dan sebagaimana telah dia baca di dalam Injil. Ternyata semua ciri yang tersebut ada pada diri Rasulullah SAW.
Kaisar Heraclius telah mengetahui tentang Rasulullah SAW dan membenarkan kenabian beliau dengan pengetahuan yang lengkap. Akan tetapi ia dikalahkan rasa cintanya atas tahta kerajaan, sehingga ia tidak menyatakan keislamannya. Ia mengetahui dosa dirinya dan dosa dari rakyatnya sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
Dengan kecerdasan dan keluasan ilmunya Kaisar bisa mengetahui kebenaran kenabian Rasulullah SAW. Bahkan Kaisar menyatakan : "Dia (maksudnya Rasulullah SAW) kelak akan mampu menguasai wilayah yang dipijak oleh kedua kakiku ini." Saat itu Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis.
Abu Sufyan ra menceritakan dialog ini setelah masuk Islam dengan keislaman yang sangat baik, sehingga hadits ini diterima. Kaisar lalu memuliakan Dihyah bin Khalifah Al-Kalby dengan menghadiahkan sejumlah harta dan pakaian. Kaisar pun memuliakan surat dari Rasulullah SAW, namun ia lebih mencintai tahtanya. Akibatnya, di dunia, Allah SWT memanjangkan kekuasaannya. Namun dia harus mempertanggungjawabkan kekafirannya di akhirat kelak.
Setelah membaca surat itu, Heraklius menyampaikan bahwa dirinya telah masuk Islam. Namun, perkataannya itu hanya dusta belaka.Sebenarnya, Heraklius tidak memiliki alasan untuk tidak masuk Islam setelah meyakini ajaran Nabi. Namun, dirinya teramat sayang dengan kedudukannya sebagai raja.
Isi surat :
"Bismillahirrahmannirrahhim. Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah kepada Heraklius penguasa Romawi. Salam sejahtera bagi siapapun yang mengikuti petunjuk. Amma ba'du.
Dengan ini, aku menyerumu untuk memeluk Islam. Masuk Islamlah, maka Allah akan mengganjarmu dengan pahala dua kali lipat. Akan tetapi, jika engkau menolak, engkau harus menanggung dosa orang-orang Arisi. Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah, dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.
Sebagian kita tidak pula menjadikan tuhan selain Dia. Jika mereka berpaling, katakanlah kepada mereka, 'Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
"Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimah (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sebahagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahawa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (Surah Aali-Imran : 64) [Sahih Al-Bukhari 1/4,5]
5. Kepada Uskup Dhughathir
Selain mengirimkan surat kepada Heraklius, Nabi juga menulis surat yang ditujukan kepada uskup terpandang di Romawi, yaitu uskup Dhughatir. Surat yang diantarkan juga oleh Dihyah tersebut berisi :
"Salam bagi yang beriman. Atas dasar itu sesungguhnya Isa bin Maryam adalah tiupan roh Allah, terjadi dengan kalimat-Nya yang benar (haq), disampaikan kepada Maryam yang suci. Aku beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak cucunya serta apa yang diberikan kepada para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepadanya. Salam yang mengikuti petunjuk."
Setelah membaca surat tersebut, sang uskup berkata kepada Dihyah, "Demi Allah, kawannya adalah seorang Nabi yang diutus. Kami mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam kitab-kitab kami."
Uskup tersebut kemudian menanggalkan keuskupannya yang berwarna hitam dan digantinya dengan jubah berwarna putih. Dia mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke gereja. Di sana, banyak orang sedang berkumpul. Di hadapan mereka, uskup berkata, "Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari Ahmad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."
Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang pun serempak menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas.
Setelah kejadian itu, Dihyah kembali kepada Heraklius. Kemudian Heraklius berujar, "Aku sudah memberitahukan kepadamu bahwa kami mencemaskan diri sendiri dan tindakan kekerasan mereka. Demi Allah, uskup Dhughatir lebih mulia daripada aku."
6. Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, hasrat kaum muslimin untuk mengunjungi Mekah sangat bergelora. Nabi SAW memimpin langsung sekitar 1.400 orang kaum muslimin berangkat umrah pada bulan suci Ramadhan, bulan yang dilarang adanya perang. Untuk itu mereka mengenakan pakaian ihram dan membawa senjata ala kadarnya untuk menjaga diri, bukan untuk berperang.
Sebelum tiba di Mekah, mereka berkemah di Hudaibiyah yang terletak beberapa kilometer dari Mekah. Orang-orang kafir Quraisy melarang kaum muslimin masuk ke Mekah dengan menempatkan sejumlah besar tentara untuk berjaga-jaga.
Akhirnya diadakanlah Perjanjian Hudaibiyah antara Madinah dan Mekah, yang isinya antara lain:
1. Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy penduduk Mekah dan umat Islam penuduk Madinah
2. Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin walinya hendaklah ditolak oleh umat Islam
3. Kaum Quraisy, tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan bergabung degan mereka
4. Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau dengan kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan
5. Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan:
Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara keluar dari kota Mekah
Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata
Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalm kota Mekah lebih dari tiga hari-tiga malam.
Tujuan Nabi SAW membuat perjanjian tersebut sebenarnya adalah berusaha merebut dan menguasai Mekah, untuk kemudian dari sana menyiarkan Islam ke daerah-daerah lain.
Ada 2 faktor utama yang mendorong kebijaksanaan ini :
Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab, sehingga dengan melalui konsolidasi bangsa Arab dalam Islam, diharapkan Islam dapat tersebar ke luar.
Apabila suku Quraisy dapat diislamkan, maka Islam akan memperoleh dukungan yang besar, karena orang-orang Quraisy mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar di kalangan bangsa Arab.
Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh semenanjung Arab, termasuk suku-suku bagsa Arab yang paling selatan telah menggabungkan diri kepada Islam. Sejumlah orang dari Bani Khuza'ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah orang dari Bani Khuza'ah mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-beraikan. Bani Khuza'ah segera mengadu kepada Rasulullah SAW dan mohon keadilan.
Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Rasulullah SAW dengan 10.000 bala tentaranya berangkat menuju kota Mekah untuk membebaskan kota Mekah dari para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan secara kejam terhadap umat Islam dari Bani Khuza'ah.
Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperanagn, yang sudah tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu, Rasulullah SAW dan bala tentaranya berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir Quraisy melihat sendiri, kekuatan besar dari bala entara kaum Muslimin.
Taktik Rasulullah SAW seperi itu ternyata berhasil, sehingga dua orang pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Rasulullah SAW) dan Abu Sufyan (seorang bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567 M dan wafat tahun 652 M) datang menemui Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu, dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mekah dengan aman dan memebebaskan kota itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim. Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya pertumpahan darah.
Bahkan setelah itu kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri masuk Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kemudian bersama-sama bala tentara Islam mereka membersihkan Ka'bah dari berhala-berhala dan menghancurkan berhala-berhala itu.
Kaum Muslimin masih menghadapai kaum musyrikin, yang semula bersekutu dengan kaum kafir Quraisy yang telah masuk Islam itu, yaitu: Bani Saqif, Bani Hawazin, Bani Nasr, dan Bani Jusyam. Kaum musyrikin tersebut bersatu di bawah pimpinan Malik bin Auf (Bani Nasr) berangkat menuju Mekah untuk menyerang kaum Muslimin, yang telah menghancurkan behala-berhla yang mereka sembah.
7.Peristiwa Penaklukan Kota Mekah
Kaum Anshar dan kaum Muhajirin di Madinah bersatu,Islam semakin kuat. Selama itu, kaum Quraisy di Mekkah seringkali melancarkan serangan. Peperangan di antara umat Islam dan kaum Quraisy tidak dapat terhindarkan, seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandak.
Dari berbagai pertempuran tersebut, hanya pada Perang Uhud Umat Islam kalah. Kekalahan umat Islam disebabkan oleh ketidakpatuhan pasukan ahli pemanah terhadap perintah Nabi Muhammad saw.
Setelah Perang Khandak, umat Islam dan kaum Quraisy mengadakan perjanjian perdamaian, yaitu Perjanjian Hudaibiyah. Umat Islam dapat hidup damai berdampingan dengan kaum Quraisy. Namun setelah beberapa lama, kaum Quraisy melanggar perjanjian tersebut dengan menyerang sekutu umat Islam.
Ketika itu, Bani Khuza'ah bersekutu dengan umat Islam, sedangkan Bani Bakar bersekutu dengan kaum Quraisy. Bani Bakar menyerang Bani Khuza'ah. Banyak orang dari Bani Khuza'ah yang terbunuh. Di antara Bani Khuza'ah yang selama meminta pertolongan kepada Rasulullah.
Rasulullah segera mempersiapkan pasukannya. Rasulullah dan tentaranya bergerak ke Mekkah pada bulan Ramadhan 8 Hijriah. Ketika sampai di Mar Al-Zahran, Rasulullah memerintahkan untuk menyalakan ribuan api obor. Rasulullah juga mengutus Abu Sufyan ke Mekkah. Kaum Quraisy pun menyadari kedatangan Rasulullah dan tentara Muslim. Kaum Quraisy bersembunyi karena tidak mampu melawan.
Baca juga :
Kisah Nabi Muhammad dan Ajarannya
Kisah Kehancuran Pasukan Bergajah
Kisah Nabi Isa Menceritakan Nabi Muhammad
Akhirnya, Rasulullah dan tentara Muslm tiba di Mekkah. Rasulullah mencium batu Hajar Aswad. Kemudian, Rasulullah dan tentara Muslim menghancukan 360 berhala di sekitar Ka'bah. Ia juga bertawaf sebanyak 7 kali. Lukisan Nabi Ibrahim dan patung berhala di dalam Ka'bah dihancurkan oleh Rasulullah.
Rasulullah mengatakan siapa saja yang bersembunyi di rumah masing-masing, di Masjidil Haram, atau di rumah Abu Sufyan akan dimaafkan. Penduduk Mekkah sangat senang dan banyak di antara mereka yang memeluk agama Islam.
Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam. Ketika Nabi Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam. Banyak rintangan dihadapi oleh Nabi Muhammad selama berdakwah. Namun, tidak sedikitpun, beliau berputus asa.
Nabi Muhammad diutus Allah bagi seluruh umat manusia. Hal itu sesuai dengan Al-Quran Surat Saba ayat 28, "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui."
Hal itu berbeda dengan Nabi-Nabi sebelumnya. Mereka diutus oleh Allah untuk suatu kaum. Misalnya, Allah mengutus Nabi Shaleh kepada kaum Tsamud, Nabi Hud kepada kaum 'Ad, dan Nabi Musa kepada kaum Bani Israil.
Meskipun demikian, terdapat persamaan antara Nabi Muhammad dan Nabi-Nabi sebelumnya, yaitu sama-sama mengajarkan untuk hanya menyembah kepada Allah. Nabi-Nabi itu mengajarkan tauhid, yaitu tidak ada Tuhan selain Allah dan hanya Allah yang patut disembah. Hal itu sesuai dengan Al-Quran Surat Al-Anbiyaa ayat 25, "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami Wahyukan kepadanya, 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian."
Keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam Berdakwah di Madinah
1. 1. arti hijrah dan tujuan rasulullah saw dan umat islam berhijrahvArti hijrah ada dua macam arti hijrah pertama : hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yangdilarang dan dimurkai allah swt untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik ,yang disuruh allah swt dandiridoinya. kedua : hijrah berarti berpindah dari suatu negeri non islam ,karna ,ancaman dan kekerasan ,sehinggah tidak memiliki kebebasan dalam berdaqwah dan beribadah
· 2. vtujuan hijrah q menyelamatkan diri dan umat islam dari tekanan ,ancaman ,dan kekerasan kaum kafir quraisy. q agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah ,sehingga dapat meninggalkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan allah SWT,untuk menegakkan dan meninggikan agama- nya(islam) 2. dakwah rasullullah periode madinahDakwah rasulullah periode madinah berlangsung selama sepuluhtahun ,yakni dari semenjak tanggal 12 rabiul awal tahun pertamahijriah sampai dengan wafatnya rasulullah SAW ,tanggal 13 rabiulawal tahun tahun ke-11 hijriah
· 3. Dakwah rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orangmasuk islam bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaranislam baik yang diturunkan di mekah ataupun yang diturunkan
· 4. Karna adanya usah ingin orang kafir Quraisy yang inginmelenyapkan agama Islam maka turunlah wahyu allah yangmemerintahkan rasulullah dan umat muslimin untuk berperangtujuan perang yang dilaksanakan rasulullah: vmembela diri,kehormatandan harta vMenjamin kelancaran dakwah ,dan memberi kesempatran kepada mereka yang hendak menganutnya v untuk memelihara umat islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara persia dan romawi
· 5. Peperangan yang dailakukan pada masa rasulullah1. perang Mut'ah pada tahun 8 H2. perang Tabuk 9 H3. perang Badar al-kubra ,terjadi pada tanggal 17 ramadhan tahun 2 H (kaum muslimin memperoleh kemenangaan4. perang Uhud terjadi pada pertengahan sya'ban tahun 3 H (kaum muslimin mengalami kekalahan)5. perang Ahzab(Khandak),terjadi pada bulan syawal tahun 5 H .Ahzabartinya golongan-golongan.
· 6. 3. Perjanjian HudaibiyahPada tahun 6 H Rasulullah SAW dan umat Islam yang berjumlah1000 oarang berabgkat menuju Mekah untuk melaksanakanUmrah.namun kaum kafir quraisy tidak mengizinkan kaumMuslimin memasuki kota Mekah kemudian rasulullah menyuruhsahabatnya Utsman bin Affan utuk menemui pimpinan kaum kafirquraisy . Kemudian ia membawa berita akan diadakannyaperundingan diantara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisyyang disebut dengan perjanjian Hudaibiyah Isi perjanjian Hudaibiyah 1. Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum kafir Quraisy penduduk Mekah dan umat Islam penduduk Madinah 2. Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat islam ,tanpa seizin walinya hendaklah ditolak oleh umat Islam
· 7. 3. Kaum Quraisy ,tidak akan menolak orang-orang Isam yang kembali dan bergabung dengan mereka4. Tiap kabilah yang ingan masuk dengan persekutuan dengan kaum Quraisy atau dengan kaum Muslimin diperbolehkan5. Kaum muslimin tidak jadi mengerjakan saat itu ,mereka harus kembali ke Madinah , dan boleh mengerjakan umrah ditahun berikutnya dengan persyaratan A. Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara keluar dari kota Mekah B. Kaum Muslimin memasuki kota Mekah ,tidak boleh membawa senjata C. Kaum muslimin tidak boleh berada dalam kota mekah lebih dari tiga hari-tiga malam
· 8. Perjanjian madinah adalah perjanjian bantu-membantu antara umat islamdengan non-islamYang mana isi dari perjanjian madinah adalah 1.setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi,keagaman ,dan politik.sehubung dengan itu setiap golongan penduduk madinah berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusuhan dan memberi keamanan kepada orang yang mematuhi aturan 2.setiap individu penduduk madinah mendapat jaminan kebebasan beragama. 3.seluruh penduduk terdiri dari kaum muslimin ,kaum yahudi dan orang arab belum masuk islam sesama mereka hendaknya saling membantu dalam bidang moril dan materil.apabila madinah diserang musuh,maka seluruh penduduk madinah harus bantu- membantu dalam mempertahankan kota madinah. 4.rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk madinah.segala perkara dan perselisihan besar yang terjadi dimadinah harus diajukan kepada rasulullah SAW untuk diadili sebagaimana mestinya
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Rasulullah SAW memiliki keteladanan yang luar biasa. Ketika berada dalam kesulitan dan perjuangan mendakwah islam yang banyak memiliki halangan, beliau tetap sabar, ikhlas, dan penuh ketabahan tanpa sedikitpun berbuat kasar kepada kaum quraisy. Rasulullah saw. Bersama pengikutnya dengan hati lapang dan iklas meninggalkan segala harta benda dan keluarga yang sangat dicintai untuk hijrah ke kota madinah, yang nama lainnya madinatul munawarah dengan tujuan mendakwahkan agama islam kepada seluruh umat manusia.
Keimanan semua umat islam harus di buktikan dengan mempercayai nabi muhammad melakukan isra dan mikraj hanya dalam waktu satu malam yang tidak semua orang bisa mempercayainya.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri tauladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.
3.2 Saran
Dengan peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW dalam dakwah nya pada periode Madinah. Banyak hal-hal yang tidak biasa dialami oleh Rasulullah SAW, seperti saat eliau melakukan Isra dan Mikraj hanya dalam waktu semalam.
Dengan demikian, peristiwa pada dakwah Rasulullah periode ini harus kita teladani dan harus kita percayai hanya dengan iman dan jadikan semua kisah perjalanan Rasulullah pada dakwah periode Madinah ini sebagai keteladanan untuk kita semua.
Daftar Pustaka
http://cici-merda.blogspot.com/2012/06/dakwah-rasulullah-periode-madinah.html
http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
http://remajamasa2013.blogspot.com/2013/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-periode.html
http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html
http://chatondimas.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-dakwah-rasullah-periode.html
http://ekspresidakwah.blogspot.com/2012/10/strategi-dakwah-rasulullah-periode.html
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/strategi-dakwah-rasulullah-saw-516406.html
Terampil Belajar Pendidikan Agama Islam untuk Kelas VIII Penerbit Grafindo
http://ikhsanu.blogspot.com
http://greenzonekampus.blogspot.com/2010/09/sejarah-dakwah-seblum-masa-nabi.html
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2012/10/makalah-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
http://pensupendi.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-dakwah-rasull-periode.html
http://hasbiahfuji.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-dakwah-nabi.html