TUGAS
STUDI KEPEMIMPINAN ISLAM
Mengkritisi dan Membandingkan Buku Kepemimpinan Islam
Dosen : Prof. Dr. H. Amir Mu'allim, MIS
Mau'izhotul Hasanah
(13423114)
Program Study Ekonomi Islam
Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2015
KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW
Seorang pemimpin dinilai bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Pemimpin adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan bertindak sesuai dengan kedudukannya tersebut. Pemimpin juga adalah seorang ahli dalam organisasi/masyarakat yang diharapkan menggunakan pengaruhnya dalam menjalankan misinya. Seorang pemimpin itu bertugas untuk memimpin bukan untuk menggunakan kedudukan kepemimpinanya, Itulah sesorang pemimpin. Jika melihat kebelakang kita melihat sesosok manusia atau sesosok pemimpin yang merupakan contoh terbaik dalam menghayati nilai-nilai kepemimpinan, yang tidak lain yaitu Nabi Muhammad saw. Yang mana sejarah mengajarkan bahwa model kepemimpinan Rasulullah benar-benar telah mampu mengubah raut sejarah dari yang semula primitif menjadi beradab dalam waktu yang relatif cukup singkat. Maka disini saya mencoba mengulas mengenai kepemimpinan Rasulullah yang ada didalam buku Kepemimpinan Islam yang disusun oleh Aunur rohim fakih dan Iip wijayanto dan membandingkan dengan buku lain dan juga dari informasi-informasi lain tentang kepemimpinan Rasulullah.
Priode mekkah
Nabi Muhammad saw terlahir dari bangsa Quraisy yang merupakan salah satu suku dari kabilah yang terakhir yaitu suku Abdi Manaf bin Qushay, Bani Hasyim adalah keluarga yang telah memperoleh anugerah terbesar untuk melahirkan Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Jadi jika di lihat dari sudut pandang genetis tentunya Nabi Muhammad dipilih dari garis keturunan pemimpin-pemimpin besar. Jiwa kepemimpinan Nabi Muhammad sudah terdidik sejak kecil. Fikirannya merekam dengan baik gaya kepemimpinan sang kakek yaitu Abdul muthalib dalam memimpin bangsa Quraisy, Setelah kakeknya wafat, Nabi diserahkan kepada pamannya Abu Thalib dan disinilah jiwa kepemimpinan Nabi ditempa habis-habisan. Dimulai dari belajar mengembala kambing, belajar menjalankan amanah dengan membantu pamannya berdagang hingga beliau mencetak sejarah dalam menangani perselisihan orang-orang Quraisy saat revolusi Ka'bah. Nabi berhasil memberikan kepuasan kepada seluruh suku dengan keputusannya mengenai peletakkan batu Hajar Aswad dan beliaupun memperoleh julukan Al-Amin karena keberhasilannya.Jika kita mencoba menganalisa maka dapat disimpulkan bahwa karakter kepemimpinan Rasulullah adalah gabungan dari faktor Hereditas (bakat) dan ditempa oleh lingkungan sekitarnya. Beliau sangat menonjol ditengah-tengah kaumnya karena tutur katanya yang lembut, akhlaknya yang terpuji, jujur, snagat pemurah, tidak pernah mengingkari janjinya dan sangat merakyat.
Setelah mulainya masa kenabian, Nabi Muhammad melaksanakan dakwah setelah turunnya firman Allah dalam surat Al-Mudatsir ayat 1-7 yang artinya: "Hai orang-orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan, dan rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah". Setelah turunnya wahyu ini, selanjutnya Rasulullah bangkit ke medan jihad yang sangat berat. Rasulullah mulai memimpin masyarakat Islam walaupun dalam jumlah yang masih sedikit. Gangguan dan tekanan dari orang Quraisy tidak menyurutkan tekad dan langkah beliau. Rasulullahpun tidak lepas dari teror yang di lakukan oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya. Dalam hal jasa besar telah ditunjukan oleh pamannya dalam melindungi dakwah beliau. Dan bergabungnya Hamzah bi Abdul Muthalib dan Umar bin Khathab ke dalam barisan Islam yang memberikan suntikan segar bagi perjuangan Nabi Muhammad.
Selanjutnya Rasulullah mengalami masa-masa yang snagat berat dengan terjadinya pemboikotan menyeluruh dan juga tahun berduka dengan wafatnya pamannya Abu Thalib dan istri tercintanya Siti Khadijah. Pada fase inilah kemampuan manajerial Rasulullah sebagai pemimpin mulai di uji. Pada bulan syawal, Rasulullah pergi ke thalif berserta pembantunya Zaid bin Haritsah untuk meluaskan syiar Islam. Namun, ajakan Rasulullah belum mendapatkan hasil bahkan beliau dianiaya dengan sangat keji. Saat tiba di Qarnul-Manazil, Allah SWT mengutus Jibril dan malaikat penjaga gunung untuk meratakan Akhsyaba ini, yaitu gunung Abu Qubais dan gunung di seberangnya Qalaiqalan. Namun sekali lagi Rasulullah membuktikan kebesaran jiwa sebagai seorang pemimpin yang snagat mencintai umatnya, sungguh pribadi yang sangat langka ditemukan didalam literatur kepemimpinan dunia. Selanjutnya Rasulullah mengalami peristiwa isra' Mi'raj yang benar-benar mempertegas jarak antara orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir. Dalm peristiwa ini pula itu turunkan pula perintah yang mewajibkan kaum muslimin untuk melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Kemudian Rasulullah terus melakukan penyebaran Islam. Pada tahun ke 11 dari Nubuwah enam orang dari penduduk Yastrib yang masuk Islam. Ke enam orang ini giat berdakwah dan menghasilkan 12 orang rombongan yang datang ke mekkah pada musim haji berikutnya dan terjadilah Bai'at Aqabah pertama yang diikuti oleh Bai'at Aqabah ke dua dengan jumlah rombongan sebesar 70 muslim penduduk Yastrib. Selanjutnya Rasulullah menunjuk pemuka-pemuka diantara mereka setelah baiat untuk bertanggung jawab terhadap kaumnya, yang terdiri dari sembilan orang Khazraj dan tiga orang Aus. Peristiwa Bai'at Aqabah kedua ini berhasil mengokohkan dakwah Nabi dan cikal bakal Daulah Islamiah. Selanjutnya Rasulullah melakukan hijrah dengan tujuan agar dapat melakukan dakwah dengan lebih tenang dan dapat mengatur strategi lebih baik. Hijrahnya kaum muslimin meresahkan kaum musyrikin sehingga kaum musyrikin mengadakan rapat besar di Dar Al-Nadwah untuk membunuh Rasulullah. Dengan pertolongan Allah SWT, maka Rasulullah selamat dari serangan kaum musyrikin. Kemudian tibanya Rasulullah diYastrib yang kemudian hari dikenal sebgai Madinatul Nabiy atau madinah menandai berakhirnya separuh periode dakwah Islam yaitu periode Makkah.
Periode Madinah
Pada periode Madinah yang merupakan tonggak dimulainya kepemimpinan Islam secara formal, yang ditandai dengan dikeluarkannya berbagai resolusi, perjanjian perdamaian dan lain-lain. Untuk melakukan pengembangan dakwah islamiyah yang lebih luas maka dibutuhkan kondisi sosial dan politik yang aman dan stabil. Maka Rasulullah mengambil beberapa langkah yang efektif untuk mencapai kestabilan tersebut, diantaranya:
Membangun masjid Nabawi
Rasulullah membangun masjid yang multi fungsi dan juga Rasulullah memfungsikan masjid sebagai tempat mendidik kaum muslimin Anshor dan Muhajirin secara langsung. Disamping itu, masjid juga digunakan sebagai tempat tinggal orang-orang Muhajirinyang berhijrah dengan meninggalkan semua harta yang dimilikinya.
Mempersaudarakan orang-orang Muslim
Rasulullah saw mempersaudarakan antara kaum Muhajirn dan kaum Anshor di rumah Anas bin Malik sebanyak 90 orang. Adapun tujuan dari Rasulullah mempersaudarakan mereka agar mereka dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan dengan bersama-sama, saling tolong menolong dan saling mewarisi harta. Khusus untuk tujuan yang terakhir, terus berrlangsung hingga turun firman Allah yang artinya: "Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempnyai hubungan kerabat itu sebagaimana lebih berhak terhadap sesamanya (dari pada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (Al-Anfal:75).
Setelah melakukan konsolidasi ke dalam umat islam sendiri, selanjutnya Rasulullah saw melakukan konsolidasi dengan kelompok di luar umat islam guna mengamankan sendi-sendi masyarakat Islam yang masih baru. Adapun tujuan dari perjanjian tersebut adalah kebebasan dalam menjalankan agama masing-masing, mleksanakan kegiatan ekonomu dan bahu membahu dalam mempertahankan keamanan Madinah dan sekitarnya. Berbagai langkah yang ditempuh oleh Rasulullah telah memberikan pengakuan.
Maka disinilah dapat ditarik benang merah dimulainya babak baru kehadiran Negara Islam (Daulah Islamiah) yang lambatlaun kekuasaan dan pengaruhnya akan meliputi hampir seluruh wilayah yangada di dunia. Adapun langkah-langkah selanjutnya yang diambil Rasulullah yaitu langkah pemantapan. Sebagai seorang pemimpin umat, Rasulullah telah membuktikan bahwa dirinya adalah seorang negarawan terbesar yang pernah dilahirkan dimuka bumi ini,seorang pemimpin sejati yang telah menempatkan kepentingan rakyatnya diatas kemaslahatan diri beliau sekalipun, seorang penakluk yang kaya akan perasaan belas kasih dan tidak semena-mena terhadap golongan yang ditaklukannya dan hal ini bisa kita lihat didalam peristiwa penaklukan Mekkah sebagai kemenangan yang paling spektakuler dalam sejarah islam.
Mengkritisi Bab Kepemimpinan Rasulullah dalam Buku Kepemimpinan Islam
Penjelasan diatas mengenai kepemimpian Nabi Muhammad yang ada didalam buku Kepemimpinan Islam yang disusun oleh Aunur rohim fakih dan Iip wijayanto diawal buku ini dijelaskan mengenai keturunan Rasulullah yang mana beliau termasuk keturunan dari pemimpin-pemimpin besar semenanjung jazirah Arab kuno dan memperkenalkan keluarga Rasulullah. Jika dibandingkan dengan buku yang berjudul menjadi pemimpin muslim sejati yang disusun oleh tim DPPAI, pada pembahasan periode mekkah kepemimpinan Rasulullah diawal mereka membahas tentang ajakan Rasulullah terhadap anggota keluarganya masuk ke dalam naungan Islam yaitu istrinya Khadijah, keponakannya Ali bin Abi Thalib, anak angkatnya Zaid bin Harithsah. Yang kemudian Rasulullah dengan segera mengajak orang dari luar keluarga dari kalangan suku Quraisy yaitu Abu Bakar bin Abi Quhafah yang mana beliau termasuk sahabat karib Rasulullah dan mengajak sahabat-sahabat lainnya. Dan dijelaskan pula mengenai pada masa awal Rasulullah mempertahankan dan menyebarkan ajarannya secara diam-diam selama tiga tahun. Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk melakukan dakwah secara terang-terangan. Yang terdapat dalam firman Allah SWT alam surat Al-Hijr ayat 94 yang artinya: "Maka sampaikanlah oelhmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinlah dari orang-orang musyrik".
Dalam buku yang berjudul menjadi pemimpin muslim sejati yang disusun oleh tim DPPAI, dijelaskan pada waktu memasuki tahun kelima dari kenabian atau 615 M, Rasulullah tidak dapat meringankan penderitaan pengikut-pengikutnya sehingga Rasulullah memerintahkan mereka berhijrah ke Abessinia yang di ikuti oleh kira-kira 100 laki-laki dan perempuan, di mana mereka di terima dengan baik oleh raja kristen di negeri itu. Dan juga pada masa yang sangat berat dengan terjadinya pemboikotan menyeluruh dan tahun berduka dengan wafatnya dua orang yang paling Rasulallah cintai, yaitu pamannya dan istrinya, tahun tersebut dinamakan tahun kesedihan atau "amul khuzni" Dan dalam buku yang berjudul Menjadi Pemimpin Muslim Sejati yang disusun oleh tim DPPAI, pada masa pemboikotan yang dilakukan kaum Quraisy kepada kaum muslimin, mereka menggantungkan piagam diatas ka'bah agar mereka tidak berhubungan dengan kaum muslimin. Setelah piagam tersebut dimakan rayap kerang lebih tiga tahun berikutnya, ternyata tak ada diantara kaum muslimin yang menyatakan ke luar dari Islam dan akhirnya piagam tersebut dinyatakan batal oleh kaum Quraisy.
Dalam buku kepemimpinan islam, yang dijelaskan mengenai Rasulullah mengalami peristiwa Isra' Mi'raj yang mempertegas jarak antara orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir. Dan dalam peristiwa ini diturunkan perintah yang mewajibkan kaum muslimin untuk melaksanakan shalat lima waktu. Jika dalam buku menjadi pemimpin muslim sejati, diceritakan bahwa ketika Rasulullah dalam keadaan terjepit dalam upaya menyiarkan agama, Allah memperkenankan Rasulullah untuk langsung menghadap Allah SWTdengan memperjalankan Raulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan selanjutnya ke Sidratul Muntaha. Dan peristiwa tersebut di kenal sebagai peristiwa Isra' Mi'raj. Maka melalui peristiwa ini Rasulullah dapat melihat umatnya yang benar-benar mantap dengan kepercayaannya kepada Allah danmereka yang masih diselubungi oleh keraguan. Dan dalam buku Menjadi Pemimpin Muslim Sejati pun diceritakan bahwa penduduk mekkah pada saat itu tidak banyak yang berubah dari pendirian menyembah berhala dan selalu menghalangi umat Islam pada saat Rasulullah berdakwah ditempat tersebut. Kemudian Allah memerintahkan Rasulullah untuk hijrah ke Yastrib (Madinah). Pada saat musim semi tahun 622 M, umat Islam Mekkah secara diam-diam hijrah ke daerah utara . Mendengar Rasulullah akan hijrah, orang-orang Qurauisy mengejar Rasulullah. Kemudian bersama Abu Bakar bersembunyi di gua Hira dan mendapatkan perlindungan Allah dengan kejadian yang tidak mampu dinalar oleh akal (laba-laba membuat sarangnya dipintu gua dan burung merpati liar tinggal diatas pohon) yang mengaihkan perhatian kaum Quraisy Mekkah. Sedangkan dalam buku yang berjudul kepemimpinan Islam tidak diceritakan mengenai kejadian tersebut.
Dalam periode Madinah, didalam buku yang berjudul menjadi pemimpin muslim sejati. Kota Madinah menjadi tempat perlindungan bagi umat Islam dan akhirnya disebut dengan "Kota Nabi" setelah hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Dan juga Rasulullah mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, pada hakikatnya merupakan sebuah pernyataan niat, sikap, proklamasi atau deklarasi, bahwa ditempat tersebut Rasulullah bersama para pendukungnya hendak mendirikan dan membangun suatu masyarakat yang beradab yaitu masyarakat yang teratur atau berperaturan, sebagaimana mestinya sebuah masyarakat.
Dan pada masa kepemimpinan Rasulullah dibuku ini pun diceritakan bahwa Rasulullah melakukan perubahan sosialyangsangat sistematis, dimana Islam menjadi jalan hidup individu, dimana Islam "memanusia", dan manusia kemudian "memasyarakat".Pada buku yang berjudul kepemimpinan Islma dijelaskan mengenai Rasulullah yang menyatukan dua golongan yang tediri dari kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Dan dalam buku yang berjudul Menjadi Pemimpin Muslim Sejati di jelaskan mengenai alasan Rasulullah menyatukan kedua golongan tersebut yaitu: pertama, mereka hidup dalam wilayah Madinah sebagai tempat untuk hidup bersama dan bekerja bersama. Kedua, mereka bersedia dipersatukan dalam satu ummah untuk mewujudkan kerukunan dan kemaslahatan secara bersama-sama. Ketiga, mereka menerima Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi dan pemegang otoritas ini di lengkapi dengan intitusi peraturan yang disebutdengan Piagam Madinah yang berlaku bagi individu dan setiap kelompok. Dan juga dalam buku menjadi pemimpin muslim sejati di jelaskan mengenai Piagam Madinah sedangkan dalam buku Kepemimpinan Islam tidak di jelaskan.
Dalam sebuah artikel terdapat sebuah penjelasan yang belum tercantum dalam kedua buku tersebut mengenai cara berfikir dari kepemimpinan Rasulullah. Cara berfikir Rasulullah yang lurus merupakan terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berfikir yang lurus yang menghasilkan sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak. Inilah cara berfikir Rasulullah tersebut:
Rasulullah menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor luar lainnya.
Rasulullah mengutamakan segi kemanfaat dari pada kesia-siaan
Rasulullah mendahuluakan yang lebih mendesak dari pada yang bisa tertunda
Rasulullah lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri
Rasulullah memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya
Rasulullah lebih mendahulukan tujuan akhirat dari pada maksud duniawi
Itulah kunci dari cara kepemimpinan Rasulullah. Beliau berhasil memimpin dunia dengan suara hatinya dengan diikuti pula oleh suara hati pengikutnya. Rasulullah bukan hanya seorang pemimpin manusia, namun Ia merupakan pemimpin bagi segenap hati manusia, Ia merupakan pemimpin abadi yang tidak ada seorang pun yang bisa menandingi cara kepemimpinan Rasulullah didunia ini. Inilah Rasulullah seorang pemimpin sejati yang mana Ia memimpin dengan cara tegas bukan dengan cara keras. Ia merupakan sesosok pemimpin yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain di sekitarnya sehingga Beliau sesosok manusia yang mudah untuk di cintai. Rsulullah memiliki integritas yang sangat kuat, sehingga Ia dipercaya oleh pengikutnya, selalu membimbing dan mengajari pengikutnya, Ia memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Yang terpenting Ia merupakan sesosok manusia yang berkepribadian sempurna yang mengorbankan dirinya demi umatnya yang mau merelakan segala sesuatunya demi agama dan umatnya.