PANDUAN PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT DI RS
RS MARYAM CITRA MEDIKA KABUPATEN KABUPATEN TAKALAR TAHUN 20…
BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakan Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, men!egah, dan menyelesaikan masalah terkait obat "untutan pasien dan masyarakat akan meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk #drug oriented $ menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien # patient oriented $ dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian # Pharmaceutical Care) Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien %ntuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan se!ara terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat diimplementasikan Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal&hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum 'engan demikian para Apoteker (ndonesia dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah dinegara sendiri Perkembangan diatas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan tantangan bagi Apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan Pelayanan Kefarmasian se!ara komprehensif dan simultan baik yang bersifat manajerial maupun farmasi klinik Strategi optimalisasi harus ditegakkan dengan memanfaatkan Sistem (nformasi Rumah Sakit se!ara maksimal pada fungsi manajemen kefarmasian, sehingga diharapkan dengan model ini akan terjadi efisiensi tenaga dan )aktu *fisiensi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinik se!ara intensif 'alam %ndang %ndang +omor tahun -../ tentang Rumah Sakit dinyatakan bah)a Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Habis Pakai yang bermutu, aman, dan terjangkau Selanjutnya dinyatakan bah)a pelayanan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian yang selanjutnya diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Mentri Kesehatan 'alam Peraturan Pemerintah +omor 01 tahun -../ tentang Pekerjaan Kefarmasian juga dinyatakan bah)a dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yang diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Mentri Kesehatan Berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang %ndangan tersebut dan perkembangan konsep Pelayanan Kefarmasian, perlu ditetapkan sesuatu Standar Pelayanan Kefarmasian dengan Peraturan Mentri Kesehatan, sekaligus meninjau kembali Keputusan Mentri Kesehatan +omor 11/23Menkes3 SK3 43-.. tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
-
T!"!an Pe#$%an 1 Sebagai Pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam melaksanakan praktik kefarmasian
- Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian 5 Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien # patient safety $ 0 Pemenuhan standar akreditasi 6ersi -.1/
BAB II RUAN& LIN&KUP
A R!an L'nk!(.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit - #dua$ kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan peralatan Apoteker dalam melaksanakan kegiatan Pelayanan Kefarmasian tersebut juga harus mempertimbangkan faktor resiko yang terjadi yang disebut dengan manajemen risiko B Bata)an O(era)'$nal. 1 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 7 a Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai b Pelayanan farmasi klinik - Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, meliputi 7 a Pemilihan b Peren!anaan kebutuhan ! Pengadaan d Penerimaan e Penyimpanan f Pendistribusian g Pemusnahan dan penarikan h Pengendalian i Administrasi 5 Pelayanan Farmasi Klinik, meliputi 7 a Pengkajian dan pelayanan resep b Penelusuran ri)ayar penggunaan obat ! Rekonsiliasi 8bat d Pelayanan (nformasi 8bat e Konseling f 9isite g Monitoring *fek Samping 8bat # M*S8 $ B. Ke*'"akan. 1 Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi peren!anaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi atau penyaluran dan pelayanan Sediaan Farmasi - (nstalasi Farmasi bertanggung ja)ab terhadap semua sediaan farmasi 3 perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit, meliputi 7 obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi dan gas medis 5 Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu 0 Memberikan pelayanan selama - jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait seperti (:', ra)at inap, ra)at jalan, dan ra)at intensif ; "idak menyediakan alkohol 2.< dijual bebas 2 (nstalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berija=ah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengu!apkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memilliki Surat "anda Registrasi Apoteker dan Surat (=in Praktek Apoteker > Kepala (nstalasi Farmasi bertanggung ja)ab terhadap segala aspek hukum dan peraturan&peraturan farmasi baik terhadap administrasi Sediaan Farmasi maupun penga)asan distribusi / Sediaan farmasi 3 perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis 1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran Sediaan Farmasi Kepala (nstalasi sebagai penanggung ja)ab dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan 3 atau "enaga "ehnis Kefarmasian 11 Pengadaan 8bat di rumah sakit dilaksanakan menga!u pada Formularium Rumah Sakit dan Formularium +asional Proses pengadaan dilaksanakan sesuai undang& undang yang berlaku, yang melibatkan jalur resmi, dengan pengelolaan yang dikendalikan se!ara penuh oleh rumah sakit 1- Rumah Sakit mengidentifikasi daftar singkatan yang boleh dan tidak boleh dipergunakan di (nstalasi Farmasi 15 Besarnya persediaan Sediaan Farmasi 3 Perbekalan Farmasi di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk pemakaian satu bulan, ke!uali untuk obat&obat yang dikategorikan ?fast mo6ing@ persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk tiga bulan 1 umlah persediaan sediaan farmasi 3 perbekalan farmasi di farmasi dengan pelayanan ditentukan maksimum untuk penjualan satu minggu 10 %ntuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi #PBF$ yang resmi 1; Pembelian 8bat ke supplier dilakukan oleh Bagian Pembelian sesuai dengan permintaan dari (nstalasi Farmasi 12 Bila suatu 8bat dalam resep tidak tersedia di (nstalasi Farmasi, ada proses yang sudah ditetapkan rumah sakit untuk pemberitahuan kepada dokter penulis resep, saran substitusi, atau pegadaannya 1> 8bat yang tidak tersedia di (nstalasi Farmasi Rumah Sakit Maryam itra Medika disediakan 3 dibeli dari rumah sakit 3 apotik rekanan sekitar Maryam itra Medika 1/ Farmasi bersama Komite Farmasi dan "erapi akan mengatur dan menge6aluasi penambahan dan pengurangan sediaan Farmasi yang ada di Maryam itra Medika Setiap unit yang mempunyai sediaan farmasi ; bulan sebelum kadaluarsa )ajib melaporkan dan menyerahkan sediaan farmasi tersebut ke (nstalasi Farmasi (nstalasi Farmasi akan melaporkan obat kadaluarsa ke bagian pembelian ; bulan sebelum kadaluarsa -. 8bat emergen!y disimpan ditempat terkun!i dan dipantau oleh farmasi -1 ; bulan sebelum obat kadaluarsa akan dikembalikan kesuplier3 direkomendasikan ke dokter untuk diresepkan
-- Pemusnahan obat dan lembar resep dilakukan 0 tahun sekali -5 8bat C obat High Alert dan Emergency dapat disimpan diruang (nstalasi Ra)at (nap termasuk (%, (nstalasi Kamar 8perasi dan (:' serta dapat dimonitoring oleh farmasi setiap - minggu sekali Penyimpanan obat tersebut harus dipisahkan dengan obat lain dan harus terkun!i - 8bat C obat dengan konsentrat tinggi seperti KD -0 !!, +aD 5 <, MgS8 tetap disimpan dalan (nstalasi Farmasi ke!uali untuk (%, +(%, 8K dan (:' dapat menyimpan obat tersebut sendiri Penyimpanan obat tersebut harus dipisahkan dengan obat lain dan harus terkun!i plastik dengan nomor registrasi -0 Pengun!ian Emergency di unit pera)atan dan unit khusus dilakukan oleh petugas farmasi setelah ada pemakaian Emergency untuk segera diganti -; Penge!ekan dan pengontrolan obat Emergency di tiap unit dilakukan setiap - minggu sekali -2 8bat harus disimpan dalam tempat, kelembaban dan suhu sesuai dengan standar penyimpanan obatnya -> 8bat, !airan dan bahan kimia yang dipindahkan dalam satuan terke!il harus diberi label dengan men!antumkan isi obat, !airan atau bahan kimiaE tanggal penyiapanE tanggal kadaluarsaE dan peringatan -/ Setiap ruang ra)at harus mempunyai penanggung ja)ab obat 5. Pemilihan 8bat masuk formularium dan penghapusan obat dari formularium harus mengikuti kriteria yang berlaku 51 Kriteria dan prosedur untuk penambahan dan pengurangan obat dari formularium ditetapkan oleh rumah sakit 5- 8bat yang dikeluarkan dari daftar formularium adalah obat&obat yang tidak mutasi minimal 1 tahun dan obat&obat kadaluarsa 55 8bat yang masuk dalam daftar formularium adalah obat C obat yang mendapat rekomendasi dari minimal 5 dokter - dokter spesialis dan 1 dokter umum, per item obat formularium maksimal terdiri dari 1 original, 1 generik, dan - mee too 5 Formularium ditelaah minimal satu kali dalam satu tahun, proses telaah formularium dilakukan oleh Koite Farmasi dan "erapi 50 Rumah Sakit tidak melakukan penyimpanan dan pengelolaan obat sitostatika, Total Parenteral Nutrition #"P+$ dan produk steril karena belum ada fasilitas BS # Biological Safety Cabinet $ 5; 8bat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan apoteker menganalisa se!ara kefarmasian 52 8bat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter dan apoteker menganalisa se!ara kefarmasian 5> ang berhak menulis resep adalah semua dokter yang telah mendapatkan Surat Penugasan #Clinical Appointment $ dari 'irektur Rumah Sakit yang memuat ke)enangan klinis #Clinical Privilages$ yang boleh dilakukan di rumah sakit 5/ Penulisan resep harus memperhatikan 5 hal yaitu7 kontra indikasiE interaksi obatE dan reaksi alergi . Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang ber)enang dengan men!antumkan nomor Surat (=in Praktek #S(P$ 1 Dembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi7 a +ama minimal - suku kata, tanggal lahir pasien, nomor rekam medis pasien, jenis kelamin, berat badan pasien dan tinggi badan pasien
b +ama, nomor i=in, alamat dan paraf dokter - Resep akan ditelaah oleh apoteker dan dibantu oleh asisten apoteker penanggung ja)ab shift 5 Petugas yang berhak memesan perbekalan farmasi adalah pera)at penanggung ja)ab perbekalan farmasi dan diketahui3 disetujui atasannya minimal ke pala ruang Resep diserahkan oleh bagian kepera)atan ke instalasi farmasi, instalasi farmasi mempersiapkan obat yang diresepkan tersebut, kemudian diantar ke bagian kepera)atan dan diserahterimakan oleh petugas farmasi dengan pera)at penerima obat 0 8bat yang diba)a pasien dari rumah akan ditulis dalam lembar rekonsiliasi obat dan di!antumkan dalam rekam medis pasien Bila obat tersebut dipakai dalam pengobatan selama di pera)atan maka obatnya diserahkan kebagian pera)atan dan diketahui oleh Farmasi ; 8bat pasien ra)at inap diserahkan oleh bagian pera)atan sesuai dengan )aktu pemberian yang telah ditetapkan oleh bagian farmasi 2 'alam pemberian obat pada pasien ra)at inap, )e)enang pemberian obat didelegasikan oleh Apoteker kepada pera)at Pera)at yang ber)enang memberikan obat adalah pera)at yang telah ditentukan ke)enangannya sesuai penugasan klinis pera)at > 8bat pasien ra)at inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal lain dengan persetujuan dokter / 8bat ra)at jalan yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan, ke!uali alergi dan pasien meninggal dengan sepengatahuan dokter yang menulis resep 0. %ntuk ra)at inap 8bat yang dikembalikan adalah berasal dari (nstalasi Farmasi yang masih dalam keadaan utuh 3 belum terpakai 01 %ntuk ra)at inap 8bat 3 alkes yang dibeli keluar tidak dapat dikembalikan 0- Khusus untuk pasien ra)at inap yang pulang 3 yang dibeli di luar rumah sakit, jika harga obat 3 alkes di atas Rp 1.....,.. perlu persetujuan dari pasien 3 keluarga pasien dengan menandatangani di belakang resep bah)a obat tidak dapat dikembalikan 05 (nstalasi Farmasi akan memberikan edukasi ke pasien terhadap obat C obatan yang akan diba)a pulang 0 'alam penyerahan obat kepada pasien ra)at jalan harus diberikan edukasi terhadap obat yang diberikan dan meminta nomor telephon serta tanda tangan dari pasien sebagai bukti bah)a pasien sudah jelas dengan edukasi yang diberikan 00 Rumah Sakit tidak melakukan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian obat sampel yang ditujukan untuk uji klinis kepada pasien BAB III TATA LAKSANA
51 Resep 511 Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan3atau membuat, mera!ik, serta menyerahkan obat kepada pasien #Syamsuni, -..;$ Resep harus ditulis den gan jelas dan lengkap ika resep tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut Resep yang lengkap memuat hal&hal sebagai berikut 7 1 +ama, alamat, dan nomor i=in praktek dokter, dokter gigi atau dokter he)an - "anggal penulisan resep #ins!riptio$ 5 "anda R3 pada bagian kiri setiap penulisan resep #in6o!atio$ +ama setiap obat dan komposisinya #praes!rippio3ordonatio$ 0 Aturan pemakaiain obat yang tertulis #signatura$ ; "anda tangan atau paraf dokterr penulis resep sesuai dengan peraturan perundang& undangan yang berlaku #subs!riptio$ 2 enis he)an serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter he)an > "anda seru atau paraf dokter untuk setiap resep yang melebihi dosis maksimalnya 51- "ahap&"ahap Pelayanan Resep Apotek )ajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter he)an Pelayanan resep adalah menjadi tanggung Apoteker Pengelola Apotek Apoteker )ajib melayani resep sesuai dengan tanggung dengan keahlian profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat Apoteker )ajib memberi informasi tentang penggunaan se!ara tepat, aman, rasional, kepada pasien atas permintaan masyarakat Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang menga!u kepada Pharma!euti!al are Kegiatan palayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberin informasi, monitoring pnggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan #medi!ation error$ dalam proses pelayanan
Berikut digambarkan tahap&tahap pelayanan resep di apotek se!ara umum 7
a Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi 7 1$ Persyaratan Administratif 7 a +ama, S(PA dan alamat dokter b "anggal penulisan resep ! "anda tangan3paraf dokter penulis resep d +ama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien e ara pemakaian yang jelas f (nformasi lainnya -$ Kesesuaian farmasetik Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, !ara dan lama pemberian 5$ Pertimbangan klinis adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian #dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain$ ika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan b Penyiapan obat
1$ Pera!ikan, merupakan kegiatan menyiapkan menimbang, men!ampur, mengemas dan memberikan etiket pada )adah 'alam melaksanakan pera!ikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar -$ *tiket, etiket harus jelas dan dapat diba!a 5$ Kemasan obat yang diserahkan, obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang !o!ok sehingga terjaga kualitasnya $ Penyerahan obat, sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien 0$ (nformasi obat, apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini (nformasi obat pada pasien sekurang&kurangnya meliputi7 !ara pemakaian obat, !ara penyimpanan obat, jangka )aktu pengobatan, akti6itas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi ;$ Konseling, apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah %ntuk penderita penyakit tertentu seperti kardio6askular, diabetes, "B, asma dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling se!ara berkelanjutan 2$ Monitoring penggunaan obat, setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardio6askular, diabetes, "B, asma, dan penyakit kronis lainnya >$ Promosi dan edukasi, dalam rangaka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri #s)amedikasi$ untuk penyakit ringan dengan memilih obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi se!ara aktif dalam promosi dan edukasi Apoteker ikut membantu desiminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet3brosur, poster, penyuluhan, dan lain&lainnya # 5- Pemilihan 8bat 5-1 "ahap Pemilihan 8bat Fungsi pemilihan obat adalah untuk menentukan obat yang benar&benar diperlukan sesuai dengan pola penyakit %ntuk mendapatkan peren!anaan obat yang tepat, sebaiknya dia)ali dengan dasar&dasar seleksi kebutuhan obat yang meliputi 7 1 8bat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko efek samping yang akan ditimbulkan - enis obat yang dipilih seminimal mungkin, hal ini untuk menghindari duplikasi dan kesamaan jenis Apabila terdapat beberapa jenis obat dengan indikasi yang sama dalam jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan 'rug of hoi!e dari penyakit yang pre6alensinya tinggi 5 ika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi yang lebih baik Hindari penggunaan obat kombinasi ke!uali jika obat tersebut mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan obat tunggal 5-- Kriteria pemilihan obat
Sebelum melakukan peren!anaan obat perlu diperhatikan kriteria yang dipergunakan sebagai a!uan dalam pemilihan obat, yaitu 7 1 8bat merupakan kebutuhan untuk sebagian besar populasi penyakit - 8bat memiliki keamanan dan khasiat yang didukung dengan bukti ilmiah 5 8bat memiliki manfaat yang maksimal dengan resiko yang minimal 8bat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas maupun bioa6ailabilitasnya 0 Biaya pengobatan mempunyai rasio antara manfaat dan biaya yang baik ; Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa maka pilihan diberikan kepada obat yang 7 a Sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah b Sifat farmakokinetiknya diketahui paling ban yak menguntungkan ! Stabilitas yang paling baik d Paling mudah diperoleh e Harga terjangkau f 8bat sedapat mungkin sediaan tunggal %ntuk menghindari resiko yang mungkin terjadi harus mempertimbangkan 7 a Kontra (ndikasi b Peringatan dan Perhatian ! *fek Samping d Stabilitas Pemilihan obat didasarkan pada 8bat :enerik terutama yang ter!antum dalam 'aftar 8bat *sensial +asional #'8*+$ dengan berpedoman pada harga yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang masih berlaku #Anonim, -..>$ 55 "injauan Apotek Kesehatan merupakan keadaan sejatera baik jahmani, rohani maupun sosial seseorang Kesehatan dapat di!apai dengan adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat pada setiap masyarakat %paya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan "empat untuk menyelenggarakan kesehatan disebut sarana kesehatan Salah satu sarana pelayanan kesehatan adalah apotek #Furdiyanti dkk, -..;$
BAB I+ DOKUMENTASI
'itetapkan di 7 "akalar "anggal 7 anuari -.G 'irektur RS Maryam itra Medika Kabupaten "akalar
dr H A Ri6ai (brahim +(K