RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang
Tujuan
tepat. 1. Terlaksananya penggunaan antibiotik yang bijak di RSUD Kota Padang panjang 2. Penurunan resistensi antibiotik di RSUD Kota Padang
Kebijakan
Panjang SK Direktur No. Tentang program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah
Prosedur
Sakit
melalui
penggunaan
antibiotik
bijak
di
lingkungan RSUD Kota Padang Panjang 1. Antibiotik empiris diberikan di RSUD Kota Padang Panjang berdasarkan : 1.1. Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes 2011 1.2. Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang sudah ditetapkan 1.3. Formularium RSUD Kota Padang Panjang 2. Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan spesimen untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik.
RUMAH SAKIT
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No. Revisi -
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Halaman 2/3
3. Pemberian dengan indikasi, yaitu 3.1. Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat dengan
mengacu
hematologi,
kimia,
secara
klinis,
mikrobiologi,
dan
pemeriksaan
serologi
penunjang lainnya. 3.2. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non infeksi dan infeksi non bakterial. 3.3. Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I dan spektrum sempit. 3.4. Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh dokter dan diberikan oleh farmasi, jika ada hasil kultur atau telah mendapat usulan dari spesialis mikrobiologi klinik (mekanisme
automatic stop
order). Antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi seperti Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA, Ceftazidime untuk Pseudomonas MDRO, golongan Carbapenem untuk MDRO, Cephalosporin generasi III untuk kuman bentuk batang gram negatif dan Tigecycline untuk Acinetobacter MDRO. 3.5. Automatic stop order dilakukan dengan cara: 3.5.1. Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik khusus, farmasi akan meminta hasil salinan kultur dan pola kepekaan antibiotik yang telah disetujui oleh spesialis mikrobiologi klinik. 3.5.2. Salinan tersebut akan diteruskan ke komite farmasi dan dikonsultasikan ke tim PPRA ataupun komite PPI yang akan bekerja lewat IPCO (Infection Prevention Control Officer). Hasil
konsultasi
disampaikan
penanggung jawab pasien. RUMAH SAKIT
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
ke
dokter
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
3.5.3. pelayanan
untuk
No. Revisi -
Halaman 3 /3
mendapatkan
pengesahan. 3.5.4. Jika telah disetujui maka antibiotik dapat diberikan. 3.5.5. Penggunaan setiap 4
Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
6
antibiotik
bulan
dievaluasi
menggunakan
kriteria
Gyssens dan disusun peta medan kuman. Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan: 4.1. Peta medan kuman RSUD Kota Padang Panjang 4.2. Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik 4.3. Usulan spesialis mikrobiologi klinik Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Intensif Instalasi Farmasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite Perawatan Komite Medik Bidang Pelayanan Medis Bidang Pelayanan Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
TATALAKSANA ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur
akan
/
Tanggal Terbit
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh :
Operasional (SPO)
Pengertian
Juni 2016
Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Penentuan penggunaan antiseptik dan disinfektan adalah proses mengidentifikasi, mengindikasikan , memilih dan mengevaluasi
antiseptik dan disinfektan yang dipakai di
RSUD Kota Padang Panjang. Antiseptik adalah germisida kimia yang diformulasikan untuk digunakan pada kulit atau jaringan tubuh lainnya . Cairan antiseptik yang mengandung chlorhexidin gluconat 4% digunakan untuk mencuci tangan di Instalasi Bedah sedangkan cairan antiseptik yang mengandung chlorhexidin gluconat 2% digunakan untuk mencuci tangan di ruang pelayanan pasien. Cairan antiseptik handrub berbasis alkohol 95% atau ethanol 100% dipakai untuk menggosok tangan bila tidak tampak kotor. Disinfektan adalah germisida kimia yang digunakan pada alat-alat untuk menginaktivasi mikroorganisme patogen yang telah dikenal namun tidak membunuh endospora bakteri. Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari pemilihan produk sampai dengan pemantauan penggunaan antiseptik Tujuan
dan disinfektan. 1. Tersedianya
acuan
penerapan
langkah-langkah
penentuan penggunaan antiseptik di RSUD Padang Panjang. 2. Terlaksanya pemakaian
antiseptik
dan
Kota
disinfektan
sesuai standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD Kota Padang Panjang. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
TATALAKSANA ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN
No.Dokumen 200/
Kebijakan
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Tekhnik aseptic
Prosedur
dan desinfeksi 1. Pengkajian produk antiseptik dan disinfektan yang akan digunakan di RSUD Kota Padang Panjang oleh KPPI. 2. Penetapan produk antiseptik dan disinfektan yang sesuai standar pencegahan dan pengendalian infeksi yang akan di RSUD Kota Padang Panjang oleh KPPI. 3. Pembuatan daftar penggunaan antiseptik dan disinfektan yang akan dipakai di satuan kerja sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh KPPI 4. Pengajuan daftar jenis antiseptik dan disinfektan yang akan dipakai disatuan kerja di RSUD Kota Padang Panjang kepada Direktur RSUD Kota Padang Panjang berupa rekomendasi untuk disahkan. 5. Penyerahan daftar jenis antiseptik dan disinfektan yang akan dipakai di satuan kerja di RSUD Kota Padang Panjang oleh KPPI kepada Instalasi Farmasi. 6. Penyediaan antiseptik dan disinfektan oleh Instalasi Faramasi
sesuai
dengan
ketentuan
yang
telah
ditetapkan KPPI. 7. Pendistribusian antiseptik dan disinfektan oleh Instalasi Farmasi kepada satuan kerja yang membutuhkan. 8. Penggunaan antiseptic dan disinfektan di satuan kerja sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh KPPI. 9. Pemantauan penggunaan antiseptik dan disinfektan di satuan kerja dilakukan oleh KPPI
. TATALAKSANA ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/3
10. Pelaksanaan evaluasi hasil pemantauan penggunaan antiseptik dan disinfektan di satuan kerja dilakukan oleh KPPI 10.1. Bila
hasilnya
memenuhi
kaidah
PPI,
maka
antiseptik dan disinfektan akan digunakan kembali di RSUD Kota Padang panjang. 10.2. Bila hasilnya tidak memenuhi kaidah PPI maka
antiseptic dan disinfektan tidak digunakan kembali Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
di RSUD Kota Padang panjang. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Kamar Operasi Radiologi Instalasi Farmasi Rehabilitasi Medik Kesehatan Lingkungan Instalasi Gizi Komite Pencegahan dan Pengendalian InfeksI. Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Komite Keperawatan Bidang Pelayanan Medis Bidang Pelayanan dan Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah , semua jenis cairan tubuh , sekret , ekskreta , kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. APD
digunakan
selama
melakukan
tindakan
yang
memungkinkan risiko perpindahan mikroorganisme dari pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya. Termasuk APD adalah Sarung tangan, masker, pelindung
wajah/ mata, penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu boot . 1. Sarung Tangan 1.1. Indikasi Jenis Sarung Tangan 1.1.1. Sarung tangan steril Indikasi semua tindakan invasif aseptik, misalnya: prosedur tindakan pembedahan, persalinan, pasang CVP. 1.1.2. Sarung tangan bersih Indikasi kontak dengan darah atau cairan tubuh dan semua benda yang terkontaminasi dengan cairan tubuh misalnya: mengambil darah intravena , melepas kateter urine , pemeriksaan vagina , suction endotracheal tube sistem terbuka. 1.1.3. Sarung tangan rumah tangga Indikasi membersihkan alat kesehatan dan lingkungan. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
2. Masker 2.1. Masker bedah 2.1.1. Indikasi pemakaian masker bedah 2.1.1.1. Semua tindakan yang
Halaman 2/4
berisiko
menyebabkan percikan darah/cairan tubuh pasien memasuki hidung , mulut , mata petugas atau sebaliknya 2.1.1.2. Semua petugas yang akan masuk kamar operasi dan selama kontak dengan pasien yang menular melalui droplet. 2.2. Masker efisiensi tinggi N95 Indikasi N 95 : 2.2.1. Pemakaian masker efisiensi tinggi N 95 : Setiap kontak dengan pasien yang menular melalui udara 3. Tutup Kepala 3.1. Indikasi pemakaian tutup kepala 3.1.1. Setiap tindakan yang berisiko
jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat atau daerah
steril dan sebaliknya setiap tindakan yang menyebabkan percikan bahan-bahan dari pasien terhadap rambut atau kulit kepala petugas. 3.1.2. Pada tindakan
sterilisasi
alat,
prosedur
operasi, masuk kamar isolasi penularan melalui udara . 4. Baju pelindung 4.1. Indikasi pemakaian baju pelindung. 4.1.1. Baju/ gaun steril Indikasi pada tindakan bedah di kamar operasi. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3 /4
4.1.2. Apron Indikasi pada tindakan berisiko terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dan eskreta, misalnya pada perawatan luka bakar. 5. Kacamata/ pelindung wajah 5.1. Indikasi pemakaian pelindung wajah 5.1.1. Dipakai sebelum melakukam tindakan yang memungkinkan terkena percikan cairan tubuh pasien. 5.1.2. Tindakan operasi, prosedur gigi dengan memakai bor berkecepatan tinggi . 6. Sepatu/ pelindung kaki 6.1. Indikasi pakai sepatu/pelindung kaki 6.1.1. Dipakai sebelum melakukan tindakan yang berisiko kaki petugas terkena tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan berisiko tertusuk benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan selama melakukan tindakan. 6.1.2. Tindakan operasi high risk Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai pengadaan APD Tujuan
sampai pelaksanaan monitoring dan evaluasi 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
Kebijakan
pengelolaan alat pelindung diri. 2. Tercapainya upaya pencegahan infeksi silang. SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pengunaan Alat Prosedur
Pelindung Diri 1. Pengadaan APD untuk petugas yang memberikan pelayanan kepada pasien sesuai jenis risiko pajanan berupa sarung tangan , topi , dan masker aleh Instalasi Farmasi , gaun , sepatu spoot , pelindung wajah disediakan oleh bagian rumah tangga .
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGELOLAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
No.Dokumen 200/
2.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Pendistribusian membutuhkan,
APD
sesuai
ke
No. Revisi -
satuan
dengan
Halaman 4/4
kerja
kebutuhan
yang dan
permintaan dilakukan oleh Instalasi Farmasi dan bagian rumah tangga. 3. Penggunaan APD oleh petugas yang memberikan pelayanan kepada pasien di satuan kerja , berdasarkan risiko pajanan. 4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan APD oleh petugas yang memberikan pelayanan kepada pasien Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
dilakukan
Komite
Pengendalian Infeksi. Instalasi Gawat Darurat Istalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Intensif Instalasi Bedah Sentral Instalasi Farmasi Instalasi Rehabilitasi Medik
Pencegahan
dan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien . APD untuk petugas di area pelayanan pasien digunakan sesuai dengan jenis risiko pajanan . Ruang isolasi adalah Ruangan khusus yang terdapat di Rumah Sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan . APD terdiri dari: Sarung tangan, masker, pelindung wajah/ kaca mata, penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu boot . Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai penyiapan APD
Tujuan
sampai penggunaan masker bedah oleh pasien . 1. Terjadinya acuan penerapan langkah-langkah penggunaan
Kebijakan
alat
pelindung
diri
di
ruang
isolasi
penularan melalui udara. 2. Terhindarnya penyebab penyakit infeksi. SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit dalam kewaspadaan Isolasi melalui Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD )
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
1. Penyakit dengan penyakit menular melalui udara dirawat di ruang terpisah menggunakan system kohort di dalam ruangan dengan ventilasi alami bertekanan negative + HEPA filter. 2. Penempatan
pasien
imunosupresi
dengan
hasil
pemeriksaan laboratorium neuthropil 3. Pasien dengan dugaan emerging infectious disease harus ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lain. 4. Pasien dengan Avian Influenza ditempatkan diruang isolasi bertekanan negatif , sebelum dirujuk ke rumah sakit
yang
mempunyai
fasilitas
perawatan
yang
memadai. 5. Pasien Suspek TB Paru dan pasien TB Paru BTA positif dirawat
dengan
system
kohort
secara
terpisah
menggunakan ventilasi alami dan HEPA Filter sampai 2 minggu terapi Obat Anti TB (AOT) efektif . 6. Jika pasien infeksi yang membutuhkan ruang isolasi melebihi kapasitas rumah sakit , maka pasien harus dirujuk ke rumah sakit rujukan sesuai dengan fasilitas yang membutuhkan . Sementara menunggu di rujuk ke rumah sakit lain , pasien diperlakukan sebagai pasien Prosedur
yang menular melalui udara . 1. Persiapan APD di ruang isolasi oleh petugas satuan kerja meliputi: tutup kepala , masker bedah , masker N-95 , kaca mata pelindung , gaun. 2. Penggunaan APD aleh petugas/pengunjung dilakukan di luar kamar atau di anteroom dengan menerapkan prinsip penggunaan APD yaitu menilai fungsi APD dan risiko
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
pajanan , dengan urutan sebagai berikut: 2.1. Pelaksanaan handrub 2.2. Penggunaan tutup kepala 2.3. Penggunaan masker N-95 2.4. Penggunaan baju pelindung PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3 /3
2.5 Penggunaan kaca mata pelindung 2.6 Pelaksanaan handrub 3. Pelaksanaan melepas APD oleh petugas/pengunjung segera setelah meninggalkan pasien di anteroom dengan urutan sebagai berikut: 3.1 Lepaskan baju pelindung, masukkan ke container linen kotor 3.2 Lepaskan kaca mata pelindung, simpan pada tempat yang telag disediakan 3.3 Lepas masker N-95, buang ke tempat sampah infeksius 3.4 Lepas tutup kepala, buang ke tempat sampah infeksius 3.5 Pelaksanaan handrub Penggunaan masker bedah pada pasien penyakit menular Unit Terkait
melalui udara, bila keluar ruangan/ ditransfer 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Rawat Intensif 5. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 6. Komite Keperawatan 7. Bidang Pelayanan Medis 8. Bidang Pelayanan Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAYANAN CSSD
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur
/
Tanggal Terbit
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh :
Operasional (SPO)
Juni 2016
Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pengertian
Pelayanan
Sterilisasi
Sentral
adalah
pusat
kegiatan
sterilisasi di rumah sakit melayani semua unit pelayanan yang menggunakan bahan/ alat dalam kondisi steril Tujuan
Terpenuhinya kebutuhan bahan/ alat dalam kondisi steril pada seluruh unit pelayanan di rumah sakit meliputi : Keabsahan hasil sterilisasi Kecepatan dan ketepatan pelayanan Ketertiban Admnistrasi
Kebijakan
1. Instalasi Sterilisasi Sentral memberikan pelayanan sterilisasi kepada semua unit pelayanan di lingkungan RSUD Kota padang panjang 2. Petugas Unit peminta diwajibkan mengisi buku serah terima alat (BST) dengan paraf dan nama jelas 3. Pengemasan alat yang dikerjakan di masing – masing unti harus mengikuti standar pengemasan CSSD
Prosedur
1. Unit peminta menyerahkan bahan/ alat yang akan disterilkan dan menuliskan pada buku serah terima alat 2. Petugas loket penerimaan CSSD menerima bahan/ alat dengan mencocokkan dengan yang tertulis pada buku . 3. Bahan/ alat tersebut selanjutnya dikirim ke
bagian
proses sterilisasi untuk diberi label dan disterilkan 4. Petugas proses CSSD, menyeterilkan bahan/ alat tersebut
sesuai
prosedur
yang
berlaku
dengan
memperhatikan jenis bahan/ alat yang disterilkan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAYANAN CSSD
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
5. Bahan/ alat yang sudah disterilkan disimpan di ruang penyimpanan barang steril
6. Petugas penyimpanan dan distribusi barang steril CSSD, menyerahkan bahan/ alat
steril kepada unit
peminta dengan mencocokkan pada buku serah terima alat 7. Petugas unit peminta menerima bahan/ alat yang sudah disterilkan serta membubuhkan tanda tangan dan nama Unit Terkait
jelas pada buku serah terima alat Semua unit pengguna jasa sterilisasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENYIMPANAN BAHAN/ ALAT YANG TELAH DISTERILKAN
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pengertian
Menempatkan bahan/ alat yang telah disterilkan pada tempat dan dengan cara khusus
Tujuan
1. Menjaga bahan yang telah disterilkan tetap steril dan tidak terkontaminasi dari lingkungan 2. Memudahkan dalam pendistribusian
Kebijakan
1. Kondisi ruang penyimpanan harus tetap terjaga sesuai standar ( suhu = 19 -24 0C, kelembaban tidak melebihi 70 %) 2. Pastikan penyimpanan mengikuti aturan FIFO (First In First Out) 3. Barang yang disimpan megikuti aturan kadaluarsa sesuai kemasan (kemasan linen = 2 x 24 jam, trumol = 1 minggu = 2 minggu)
Prosedur
1. Pastikan AC ruang penyimpanan berfungsi dengan baik untuk mempertahankan suhu 19 – 24 0C 2. Pastikan proses sterilisasi sudah berhasil dengan melihat tape indicator berubah warna 3. Rempatkan barang steril pada rak yang telah disediakan 4. Pilih
penyimpanan
sesuai
dengan
kemasan
dan
kepemilikan 5. Cek tanggal kadaluarsa setiap hari pada semua barang yang disimpan Unit Terkait
6. Steril ulang untuk setiap barang yang sudah kadaluarsa Hanya berlaku di Instalasi Sterilisasi Sentral
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENANGANAN KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI
Pengertian
NIP.19720315 200501 1 009 Infeksi Daerah Operasi Superfisial: Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah dan hanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan lain di atas fascia. Infeksi Daerah Operasi Profunda : Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah atau sampai satu tahun pasca bedah (bila ada implant berupa nonhuman derived implant) dan meliputi jaringan lunak di bawah fascia. Infeksi Luka Operasi Organ/ Rongga : Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak dipasang implant atau dalam waktu satu tahun biia dipasang implant dan Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun, kecuali insisi kulit, fascia atau lapisan-lapisan otot yang
Tujuan
dibuka atau dimanipulasi selama prosedur pembedahan 1. Untuk menanggulangi KLB yang sedang berlangsung 2. Untuk mencegah berulangnya KLB 3. Untuk menyediakan pelayanan yang diwajibkan
Kebijakan
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Sanglah tahun 2011. 2. Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) harus dilakukan
Prosedur
penanganan. 1. Tim PPI melakukan investigasi KLB :
Penemuan kasus
Menetapkan situasi KLB
Menetapkan penyebab, sumber penularan dan cara penularan penyakit PENANGANAN KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Membentuk Tim Pengendali KLB
2. Verifikasi kasus
Telusuri hasil laboratorium
Telusuri rekam medic pasien
Diskusi dengan dokter yang merawat
Halaman 2/3
3. Evaluasi besar masalah (Morbiditas dan mortallitas) 4. Definisi kasus
Kasus Confirm/ pasti (definisi kasus tepat dan ada hasil laboratorium positif)
Kasus probable/ kemungkinan (Klinis positif tapi tanpa da hasil lab yang pasti)
Suspect/tersangka (hanya beberapa gejala)
5. Lakukan
upaya
pengendalian
dengan
menerapkan
kewaspadaan berdasarkan transmisi kuman
Kewaspadaan kontak
Kewaspadaan droplet
Kewaspadaan airborn
6. Buat laporan harian ke direktur utama 7. Jika diperlukan melakukan pertemuan dengan media 8. Lakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
penganganan KLB
Pelaksanaan Kewaspadaan berdasarkan tramsmisi
Memberikan Imunisasi jika diperlukan
Memberikan antibiotika propilaksis jika dibutuhkan
Pertemuan rutin Tim Penanganan KLB
9. Bila KLB sudah berakhir
Umumkan KLB telah berakhir secepatnya
Buat laporan yang lengkap tentang KLB kepada Komite PPI dan Direktur Utama.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENANGANAN KEJADIAN INFEKSI DAERAH OPERASI
No.Dokumen 200/
Unit Terkait
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
1. Direktur 2. Komite Medik 3. Komite PPI 4. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan 5. Dokter PPI (IPCD) 6. Perawat PPI (IPCN)
Halaman 3/3
7. Tim Patient Safety 8. Dokter spesialis sesuai dengan kasus 9. Dokter Spesilalis Mikrobiologi dan Patologi klinik
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGIRIMAN ALAT – ALAT MEDIS HABIS PAKAI DARI RUANG PERAWATAN KE CSSD
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
1.
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Proses pengiriman alat – alat medis yang sudah selesai digunakan merawat pasien di ruang perawatan ke
CSSD 2.
Alat – lat medis adalah alat – alat yang digunakan dalam
Tujuan
1.
bidang
kedokteran
yang
fungsinya
untuk
pemeriksaan, pemeliharaan ataupun pengobatan pasien Mengurangi resiko kontaminasi alat –alat medis ke lingkungan sekitar pada saat pengiriman ke CSSD
Kebijakan
2. 1.
Untuk memutus rantai penyebaran penyakit Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Kota Padng panjang Tahun 2015
Prosedur
2.
Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
1.
dilakukan proses dekontaminasi di CSSD Siapkan alat :
Trolley tertutup/ trolley tanpa tutup tetapi ada fasilitas
untuk
menutup
atau
membungkus
instrument
Buku
pengiriman
san
blanko
pengiriman/
penerimaan 2.
Bulpoin
Pastikan alat – alat medis yang sudah digunakan untuk merawat pasien sudah dibilas untuk menghilangkan sisa darah atau jaringan
3.
Pastikan alat – alat medis yang digunakan untuk merawat pasien sudah dibungkus dengan plastic berwarna kuning
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGIRIMAN ALAT – ALAT MEDIS HABIS PAKAI DARI RUANG PERAWATAN KE CSSD
No.Dokumen 200/
4.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Tulis semua alat – alat medis yang mau dikirim di buku pengiriman alat dan di blanko pengiriman barang (rangkap dua)
5.
Tulis tanggal pengiriman dan nama pengirim barang pada
kolom
yang
sudah
disediakan
di
blanko
pengiriman/ penerimaan barang 6.
Kirim alat – alat medis ke Instalasi Sterilisasi Sentral melalui jalur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit dalam keadaan tertutup
7.
Setelah tiba di CSSD, serahkan alat medis kepada petugas
di
Instalasi
Sterilisasi
Sentral
dengan
menghitung terlebih dahulu 8.
Minta petugas CSSD untuk tanda tangan di blanko pengiriman/ penerimaan barang rangkap 2, bila alat – alat medis yang dikirimkan sesuai jumlahnya
9.
Bila jumlah alat – alat medis yang diterima tidak sesuai jumlahnya dengan apa yang dituli, maka petugas ruangan harus memperbaiki jumlah yang ditulis dengan cara mencoret angka yang salah dengan garis dua (=) dan membubuhkan paraf dan nama pada coretan tersebut,
kemudian
menulis
jumlah
yang
sesuai
disebelah kanan angka yang dicoret. 10. Serahkan 1 blanko pengiriman/ penerimaan barang kepada petugas CSSD dan 1 blanko pengiriman/ penerimaan Unit Terkait
barang
di
bawa
petugas
dari
ruang
perawatan. 1. Dokter 2. Perawat 3. Petugas CSSD
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGAMBILAN ALAT – ALAT MEDIS DI CSSD
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Proses pengambilan alat –alat medis yang sudah selesai diproses (sterilisasi, desinfeksi tingkat tinggi) di CSSD untuk dibawa ke ruang perawatan 2. Alat – alat medis adalah alat – alat yang digunakan dalam
bidang
kedokteran
yang
fungsinya
untuk
pemeriksaan, pemeliharaan ataupun pengobatan pasien
Tujuan
1. Mengurangi resiko kontaminasi alat – alat medis dari lingkungan sekitar pada saat pengambilan di CSSD sampai di ruang perawatan 2. Mengurangi resiko kehilangan atau tertukarnya alat –
Kebijakan
alat medis 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Kota Padang panjang tahun 2015 2. Semua alat medis yang sudah selesai diproses dikirim ke
Prosedur
ruang keperawatan dalam keadaan tertutup. 1. Siapkan alat : 2. Serahkan blanko pengiriman/ penerimaan barang pada petugas di Instalasi Sterilisasi Sentra 3. Bila ruangan tidak membawa blanko maka barang dianggap sudah diambil oleh ruangan 4. Pastikan alat – alat medis yang sudah diproses sudah ada tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa 5. Tulis alat – alat medis yang sudah diterima pada buku pengambilan/ penerimaan barang steril di Instalasi Sterilisasi Sentral 6. Pastikan pengiriman barang dari Instalasi Sterilisasi Sentral ke ruang perawatan dalam keadaan tertutup
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGAMBILAN ALAT – ALAT MEDIS DI CSSD
No.Dokumen 200/
Unit Terkait
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
1. Dokter 2. Perawat 3. Petugas CSSD
No. Revisi -
Halaman 2/2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGEMASAN BAHAN/ ALAT YANG AKAN DISTERILKAN
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah membungkus bahan/ alat yang akan disterilkan
Tujuan
secara efektif dengan menggunakan teknik khusus 1. Agar penetrasi sterilan berlangsung efektif terhadap isi kemasan 2. Agar sterilisasi kemasan tetap terjamin sampai kemasan tersebut dibuka untuk digunakan 3. Agar tidak terjadi kontaminasi terhadap isi kemasan setelah kemasan tersebut di sterilkan 4. Waktu kedaluarsa adalah :
Pengemasan dengan linen = 2 x 24 jam Pengemasan dengan tromol = 1 minggu Kebijakan
Pengemasan dengan kertas krep = 2 minggu 1. Pengemasan yang dilakukan adalah dengan linen, tromol dan kertas krep 2. Pengemasan dengan linen tediri dari 2 lapis
Prosedur
3. Pengemasan 1. Pengemasan dengan linen : Susun dua linen pembungkus, tarus bahan/ alat di atas linen bungkus
tersebut dengan rapid an tidak berjejal, dengan
lipatan
linen
terpisah
antara
pembungkus dalam dan pembungkus luar, sehingga bila pembungkus luar dibuka kemasan masih dalam posisi terbungkus, kemudian ikat kemasan dengan tali 2. Pengemasan dengan tromol: Lapisi bagian dalam tromol dengan linen satu lapis dan lubang tromol dalam posisi terbuka, letakkan bahan/ alat di dalam tromol dengan rapid an tidak RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
berjejal, kemudian tromol ditutup dan dikunci. PENGEMASAN BAHAN/ ALAT YANG AKAN DISTERILKAN
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
3. Pengemasan dengan kertas krep : Pilih ukuran kertas sesuai ukuran alat yang akan dikemas, potong kertas sesuai ukuran alat, segel dengan menggunakan segel panas dan pastikan segel tertutup Unit Terkait
rapat Semua unit pengguna jasa sterilisasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGUJIAN PROSES STERILISASI UAP PANAS DENGAN INDIKATOR BIOLOGI
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah suatu cara untuk membuktikan terbunuhnya mikro organisme dengan menggunakan sediaan berisi populasi mikro organisme spesifik dalam bentuk spora yang besifat resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan
Tujuan
terukur dalam proses sterilisasi uap panas. Upaya mengetahui tercapai tidaknya kondisi steril pada
Kebijakan
proses sterilisasi dengan uap panas. 1. Spora yang digunakan adalah
spora
hidup,
mikroorganisme non patogenik dalam jumlah tertentu dan resisten terhadap terhadap panas 2. Apabila selama proses sterilisasi spora – spora tersebut terbunuh dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme
lainnya juga ikut terbunuh dan barang yang disterilkan bisa dinyatakan steril 3. Apabila dalam proses tersebut sporanya masih hidup, maka proses sterilisasi dinyatakan gagal dan proses Prosedur
sterilisasi harus diulang. 7. Persiapan : a. Indikator biologi yang berisi jutaan spora hidup yaitu : Bacillus Stearothermophyllus b. Mesin inkubator khusus c. Mesin sterilisasi (autoclave) yang proses kerjanya akan dites 8. Pelaksanaan : a. Masukan barang yang akan disterilkan ke dalam chamber mesin b. Bungkus indikator dengan gaas seperlunya c. Letakkan indikator dekat pintu loading mesin PENGUJIAN PROSES STERILISASI UAP PANAS DENGAN INDIKATOR BIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
d. Hidupkan mesin sesuai program yang dibutuhkan e. Setelah proses sterilisasi selesai, keluarkan barang dan ambil indikatornya f.
Tunggu sampai indikator dingin
g. Hidupkan mesin inkubator h. Patahkan ampul indikator pada tempat khusus di mesin inkubator sehingga media dan spora tercampur i.
Masukkan indikator pada mesin inkubator dan tunggu sampai keluar hasil (kurang lebih 3 jam)
j.
Catat hasil yang ditampilkan pada inkubator. (Positif = spora masih hidup berarti proses tidak steril dan negatif =
Unit Terkait
spora mati berarti proses steril). Hanya berlaku di Instalasi Sterilisasi Sentral
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN PANAS
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Proses menghilangkan mikroorganisme pada permukaan benda mati, kecuali mikroorganisme yang bisa membentuk
Tujuan
spora dengan menggunakan air panas 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan.
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD ............................................. . tahun 20.... 2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
Prosedur
dilakukan proses dekontaminasi 1. Siapkan alat
Sterilisator
Air steril
Korentang
2. Cuci tangan
3. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata, penutup kepala, pelindung kaki 4. Nyalakan sterilisator 5. Bilas
alat
medis
yang
sudah
digunakan
dengan
menggunakan air mengalir. 6. Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas 7. Sikat perlahan-lahan alat medis di setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan 8. Bilas sampai bersih dalam air mengalir 9. Bersihkan, sikat bak pencuci 10. Keringkan alat medis dengan kain yang tidak ada bulu halus RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN PANAS
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
11. Masukkan alat medis dalam sterilisator yang airnya sudah dalam keadaan mendidih. 12. Biarkan alat dalam sterilisator yang sudah mendidih minimal 20 menit. 13. Angkat alat medis dengan menggunakan korentang steril. 14. Keringkan alat medis dengan menggunakan handuk steril. 15. Kemas
alat
medis
kegunaannya 16. Buka alat pelindung diri Unit Terkait
17. Cuci tangan 1. Perawat 2. Farmasi
sesuai
dengan
fungsi
dan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PEMBERSIHAN DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN HELYZIM 1 % No. Revisi -
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Proses menghilangkan sisa protein, lemak, darah yang masih menempel di alat – alat medis yang sudah digunakan 2. Larutan helyzim 1 % adalah larutan enzim yang digunakan untuk mengangkat sisa protein, lemak, darah yang masih menempel di alat – alat medis yang sudah
Tujuan
digunakan 1. Mengangkat sisa protein, lemak, darah yang masih menempel di alat – alat medis yang sudah digunakan
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Wangaya Kota Denpasar Tahun 2012 2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
Prosedur
dilakukan proses dekontaminasi 1. Siapkan alat 2. Cuci tangan 3. Pakai APD : sarung tangan , apron, masker, kaca mata, penutup kepala, pelindung kaki 4. Bila alat medis yang sudah menggunakan air mengalir
digunakan
dengan
5. Lepaskan/ buka alat medis yang dapat dilepas 6. Rendam alat medis yang sudah digunakan dalam larutan helyzim 1 % selama 5 menit 7. Setelah 5 menit angkat alat medis dan bilas sampai bersih dengan air mengalir 8. Lanjutkan proses desinfeksi tingkat tinggi dengan larutan Unit Terkait
stabimed 2% clorin 0,5 % air panas 1. Perawat 2. Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN NATRIUM HIPOKLORIT 0.5 %
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Proses menghilangkan mikroorganisme pada permukaan benda
mati,
membentuk
kecuali spora
mikroorganisme
dengan
yang
menggunakan
bisa bahan
desinfektan. 2. Larutan natrium hipoklorit 0,5% adalah desinfektan yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alat-alat Tujuan
medis yang sudah selesai digunakan. 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan.
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Wangaya tahun 2012. 2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
Prosedur
dilakukan proses dekontaminasi 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan natrium hipoklorit 0,5%
Spuit 20 cc
Pistol angin
2. Cuci tangan 3. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata,
penutup kepala, pelindung kaki 4. Bilas
alat
medis
yang
sudah
digunakan
dengan
menggunakan air mengalir. 5. Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas 6. Rendam alat medis yang sudah digunakan dalam larutan natrium hipoklorit 0,5% selama 10 menit RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN NATRIUM HIPOKLORIT 0.5 %
No.Dokumen 200/
7.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Setelah 10 menit angkat alat medis dan sikat perlahanlahan alat medis di setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan
8. Bilas sampai bersih dalam air mengalir 9. Bersihkan, sikat bak pencuci 10.Keringkan alat medis dengan kain yang tidak ada bulu halus 11. Kemas
alat
medis
kegunaannya 12.Buka alat pelindung diri Unit Terkait
13. Cuci tangan 1. Perawat 2. Farmasi
sesuai
dengan
fungsi
dan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
MEMBUAT LARUTAN STABIMED 2 %
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Proses menghilangkan mikroorganisme pada permukaan benda
mati,
membentuk
kecuali spora
mikroorganisme
dengan
yang
menggunakan
bisa bahan
desinfektan. 2. Larutan stabimed 2% adalah desinfektan yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alat-alat medis yang Tujuan
sudah selesai digunakan. 1. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan.
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Sanglah tahun 2011. 2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
Prosedur
dilakukan proses dekontaminasi 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan stabimed
Spuit 20 cc
2. Cuci tangan 3. Pakai alat pelindung diri (sarung tangan, masker, scoot, goggle) 4. Ambil 1 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner plastik yang sudah disiapkan sebelumnya. 5. Buang 20 cc air bersih yang sudah dituangkan dalam
konteiner plastic (poin 3) dengan menggunakan spuit 20 cc. 6. Tuangkan 20 cc cairan stabimed kedalam konteiner (poin 3). RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
MEMBUAT LARUTAN STABIMED 2 %
No.Dokumen 200/
7.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Buat cairan stabimed 2 % sesuai dengan keperluan. Cairan dibuat minimal 20 liter.
8. Simpan cairan stabimed 2 % dalam keadaan tertutup 9. Buka alat pelindung diri 10. Cuci tangan. Cairan stabimed 2 % bisa digunakan maksimal 7 x 24 jam, bila tidak berubah warna dan volumennya tidak bertambah. Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
MEMBUAT LARUTAN HELYZIME 1 %
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Tata cara untuk membuat larutan helyzime menjadi konsentrasi 1 % 2. Larutan helyzime 1 % adalah larutan enzim yang digunakan untuk proses precleaning pada alat –alat
Tujuan
medis yang sudah selesai digunakan 1. Mengangkat sisa lemak dan protein yang menempel pada alat –alat medis setelah dipergunakan 2. Mencegah karat 3. Mencegah pembentukan biofilm di alat – alat medis
Kebijakan
4. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Kota Padang Panjang tahun 2015 2. Semua alat medis yang sudah seesai digunakan harus
Prosedur
dilakukan proses dekontaminasi 1. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan helyzime
Spuit 10 cc
2. Cuci tangan 3. Ambil 1 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner plastik yang sudah disiapkan sebelumnya 4. Buang 10 cc air bersih yang sudah dituangkan dalam konteiner plastic (poin 3) dengan menggunakan spuit 10 cc 5. Tuangkan 10 cc cairan helyzime kedalam konteiner (poin 3) 6. Buat cairan helyzime 1 % sesuai dengan keperluan.
Cairan dibuat minimal 20 liter. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
MEMBUAT LARUTAN HELYZIME 1 %
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
7. Simpan cairan helyzime 1 % dalam keadaan tertutup Unit Terkait
8. Cuci tangan. 1. Perawat 2. Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
MEMBUAT LARUTAN SURFANIOS 0,25 %
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Tata cara untuk membuat larutan surfanios menjadi konsentrasi 0,25 % 2. Larutan surfanios 0,25% adalah larutan desinfektan yang digunakan untuk proses dekontaminasi permukaan
Tujuan
lantai. 1. Mencegah terjadinya infeksi silang 2. Membunuh
kuman/mikroorganisme
pada
permukaan
lantai Kebijakan
3. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Wangaya Tahun 2012 2. Permukaan lantai harus dilakukan dekontaminasi minimal
Prosedur
2 kali sehari/ bila kotor. 1. Siapkan alat
Double bucket
Larutan surfanios
Spuit 20 cc
2. Cuci tangan 3. Ambil 8 liter air bersih dan tuangkan dalam Double bucket yang akan digunakan untuk membersihkan (mengepel) permukaan lantai. 4. Buang 20 cc air bersih yang sudah dituangkan dalam Double bucket (poin 3) dengan menggunakan spuit 20 cc. 5. Tuangkan 20 cc cairan surfanios kedalam Double bucket (poin 3).
RUMAH SAKIT
MEMBUAT LARUTAN SURFANIOS 0,25 %
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
6.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Buat cairan surfanios 0,25 % sesuai dengan keperluan. Cairan dibuat sesuaikan dengan besar Double bucket. (Isi Double bucket ½ bagian)
7. Ganti cairan surfanios 0,25 % bila sudah tampak kotor 8. Cuci tangan. Cairan surfanios 0,25 % bisa digunakan untuk desinfeksi permukaan lantai ruangan yang lain tetapi masih dalam katagori ruangan sama ( lebel kuning, biru, atau hijau), bila tidak berubah warna dan volumennya tidak bertambah. Segera ganti cairan surfanios 0,25% bila sudah tampak kotor dan volumnya bertambah serta bila pindah ke ruangan lain Unit Terkait
dengan kategori berbeda. 1. Perawat 2. Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEMBUAT LARUTAN NATRIUM HIPOCLORIT 0,5 %
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Tata cara untuk membuat larutan natrium hipoklorit menjadi konsentrasi 0,5 % 2. Larutan natrium hipoklorit 0,5 % adalah desinfektan yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alatalat
Tujuan
medis
yang
sudah
selesai
digunakan
dan
permukaan yang terkontaminasi cairan tubuh pasien. 1. Membubuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan.
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Wangaya Kota Depasar Tahun 2012 2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus dilakukan proses dekontaminasi. 3. Semua permukaan yang terkontaminasi cairan tubuh
Prosedur
1.
pasien harus dilakukan proses dekontaminasi. Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan natrium hipoklorit 5 %
Gelas ukur
2.
Cuci tangan
3.
Pakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scoot dan goggle)
4.
Ambil 9 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
5.
Tuangkan 1 liter cairan natrium hipoklorit kedalam konteiner (poin 4).
6. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Buat cairan natrium hipoklorit 0,5 % sesuai dengan keperluan. MEMBUAT LARUTAN NATRIUM HIPOCLORIT 0,5 %
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
7. Simpan cairan natrium hipoklorit 0,5 % dalam keadaan tertutup 8. Buka alat pelindung diri 9. Cuci tangan. Cairan natrium hipoklorit 0,5 % bisa disimpan maksimal 1 x 24 jam dalam keadaan tertutup. Unit Terkait
1. Perawat 2. Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN STABIMED 2 %
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 menghilangkan mikroorganisme pada
1. Proses
permukaan benda mati, kecuali mikroorganisme yang bisa membentuk spora dengan menggunakan bahan desinfektan. 2. Larutan
stabimed
2%
adalah
desinfektan
yang
digunakan untuk melakukan desinfeksi pada alat-alat Tujuan
1.
medis yang sudah selesai digunakan. Membunuh kuman di alat medis yang sudah selesai digunakan.
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Wangaya tahun 2012. 2. Semua alat medis yang sudah selesai digunakan harus
Prosedur
1.
dilakukan proses dekontaminasi Siapkan alat
Kontainer plastik kapasitas minimal 20 liter
Larutan stabimed 2 %
Spuit 20 cc
Pistol angin, sikat dan detergen
2.
Cuci tangan
3.
Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata, penutup kepala, pelindung kaki
4.
Bilas alat medis yang sudah digunakan dengan menggunakan air mengalir.
5.
Lepaskan/buka alat medis yang dapat dilepas
6.
Rendam alat medis yang sudah digunakan dalam larutan stabimeb 2 % selama 15 menit
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN LARUTAN STABIMED 2 %
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
7.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Setelah 15 menit angkat alat medis dan sikat perlahanlahan alat medis di setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan
8. Bilas sampai bersih dalam air mengalir 9. Bersihkan, sikat bak pencuci 10. Keringkan alat medis dengan kain yang tidak ada bulu halus 11. Kemas
alat
medis
sesuai
dengan
kegunaannya 12. Buka alat pelindung diri Unit Terkait
13. Cuci tangan 1. Perawat 2. Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MEMBUAT LARUTAN NATRIUM HIPOCLORIT 0,05 %
fungsi
dan
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 1. Tata cara untuk membuat larutan natrium hipoklorit menjadi konsentrasi 0,05 % 2. Larutan natrium hipoklorit 0,05 % adalah desinfektan yang digunakan untuk melakukan desinfeksi pada permukaan yang tidak terkontaminasi cairan tubuh
Tujuan
pasien. 1. Membunuh kuman yang ada pada permukaan
Kebijakan
2. Untuk memutus rantai penyebaran penyakit 1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Wangaya Kota Denpasar Tahun 2012 2. Semua permukaan harus dilakukan proses pembersihan
Prosedur
setiap hari 1. Siapkan alat
Kontainer plastik
Larutan natrium hipoklorit 0,5 %
Gelas ukur
2. Cuci tangan 3. Pakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, scoot dan goggle) 4. Ambil 9 liter air bersih dan tuangkan dalam konteiner plastik yang sudah disiapkan sebelumnya. 5. Tuangkan 1 liter cairan natrium hipoklorit 0,5 % kedalam konteiner (poin 4). 6. Buat cairan natrium hipoklorit 0,05 % sesuai dengan keperluan. 7. Cairan natrium hipoklorit 0,05 % dibuat bila diperlukan 8. Jangan menyimpan larutan natrium hipoclorit 0,05% RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
9. Buka alat pelindung diri MEMBUAT LARUTAN NATRIUM HIPOCLORIT 0,05 %
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
10. Cuci tangan. Unit Terkait
1. Perawat 2. Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KEBERSIHAN TANGAN (CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR)
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu proses secara mekanik melepaskan kotoran dan
Tujuan
debris dari kulit dengan menggunakan sabun dan air Sebagai acuan dalam melakukan kebersihan tangan
Kebijakan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir. SK Direktur tentang Kebijakan pelayanan Kesehatan RSUD Kota Padang Panjang No ...................................... Tahun 2015 SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan RSUD Kota Padang Panjang No .............................Tahun
Prosedur
2015 Lima saat melakukan praktek membersihkan tangan : 1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum melakukan tindakan asepsis. 3. Setelah terpapar/ kontak cairan tubuh pasien. 4. Setelah kontak dengan pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien. Lakukan Kebersihan tangan dengan cara Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih Tuangkan sabun secukupnya, ± 3 – 5 cc pilih sabun cair. (Cukup 1 x tekan pada pompa conteiner sabun) Ratakan sabun pada kedua telapak tangan. Gosokkan punggung, sela-sela jari dan punggung jari bagian bawah tangan kiri tangan dengan tangan kanan dan lakukan sebaliknya. Gosokkan kedua talapak tangan dan sela-sela jari saling menyilang.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KEBERSIHAN TANGAN (CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR)
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Gosok punggung jari bagian atas dengan cara jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci, kemudian gosokkan. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri ke arah ibu jari dan lakukan sebaliknya. Bilas kedua tangan dengan air mengalir, pada saat membilas tangan dibawah air bersih, ulang 6 langkah hand hygiene. Keringkan dengan handuk sekali pake atau tissue towel. (gunakan tisue cukup satu lembar saja) Bila kran dengan handle pendek, tutup keran dengan mengunakan tisue atau handuk sekali pakai yang digunakan untuk mengeringkan tangan diatas. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
40 – 60 detik Seluruh Petugas di RSUD PP, Pengunjung, pasien.
KEBERSIHAN TANGAN (MENGGUNAKAN LARUTAN BERBASIS ALKOHOL 60 – 90% / HANDRUB)
KOTA PADANG PANJANG No. Revisi -
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
Suatu
proses
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
secara
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 kimia untuk membunuh
mikroorganisme pada tangan dengan menggunakan larutan Tujuan
berbasis alkohol 60 – 90%. Sebagai Acuan dalam membersihkan tangan menggunakan
Kebijakan
cairan Anti septik berbasis Alkohol/ hand rub SK Diretur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan di Rumah
Sakit
Umum Daerah
Kota
Padang
No ... SK
panjang
tahun 2015 Direktur
tentang
Kebijakan
Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi RS No…………………………………. Prosedur
... tahun 2015 Lima saat melakukan praktek membersihkan tangan: 1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum melakukan tindakan asepsis. 3. Setelah terpapar/kontak dengan cairan tubuh pasien 4. Setelah kontak dengan pasien. 5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien. Lakukan Kebersihan tangan dengan cara: 1.
Tuangkan handrub secukupnya, ± 3 – 5 cc (dengan 1 x tekan pada pompa container handrub)
2.
Ratakan handrub pada kedua telapak tangan.
3.
Gosokkan punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan sebaliknya.
4.
Gosokkan kedua talapak tangan dan sela-sela jari.
5.
Gosok punggung jari bagian atas dengan cara jarijari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci, kemudian gosokkan.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KEBERSIHAN TANGAN (MENGGUNAKAN LARUTAN BERBASIS ALKOHOL 60 – 90% / HANDRUB)
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen /AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
200/
/
6.
Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
7.
Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri ke arah ibu jari dan sebaliknya.
8.
Tunggu sampai kering baru melakukan kegiatan selanjutnya. -
Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas 20 – 30 detik
Setelah dibuka cairan handrub bisa digunakan sampai Unit Terkait
RUMAH SAKIT
dengan 1 tahun Semua Unit
CUCI TANGAN BEDAH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Proses menghilangkan atau mematikan mikroorganisme transien dan mengurangi mikroorganisme residen di tangan petugas dengan menggunakan larutan antiseptik di bawah
Tujuan
air steril yang mengalir. Sebagai Acuan dalam kebersihan tangan Bedah dengan
Kebijakan
sabun antiseptik dan air mengalir. SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan RSUD Kota Padang Panjang No ... …………………………..Tahun 2015 Sk
Direktur
tentang
kebijakan
Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi DIRSUD Kota Padang panjang No ... Prosedur
……………………………………..Tahun 2015. Lima saat melakukan praktek membersihkan tangan : 1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum melakukan tindakan asepsis. 3. Setelah terpapar/kontak cairan tubuh pasien. 4. Setelah kontak dengan pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien. Lakukan Kebersihan tangan dengan cara Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih Tuangkan sabun secukupnya, ± 3 – 5 cc pilih sabun cair. (Cukup 1 x tekan pada pompa conteiner sabun) Ratakan sabun pada kedua telapak tangan. Gosokkan punggung, sela-sela jari dan punggung jari bagian bawah tangan kiri tangan dengan tangan kanan dan lakukan sebaliknya. Gosokkan kedua talapak tangan dan sela-sela jari saling menyilang.
RUMAH SAKIT
CUCI TANGAN BEDAH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Gosok punggung jari bagian atas dengan cara jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci, kemudian gosokkan. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri ke arah ibu jari dan lakukan sebaliknya. Bilas kedua tangan dengan air mengalir, pada saat membilas tangan dibawah air bersih, ulang 6 langkah hand hygiene. Keringkan dengan handuk sekali pake atau tissue towel. (gunakan tisue cukup satu lembar saja) Bila kran dengan handle pendek, tutup keran dengan mengunakan tisue atau handuk sekali pakai yang digunakan untuk mengeringkan tangan diatas. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas Unit Terkait
RUMAH SAKIT
40 – 60 detik Instalasi Bedah Sentral.
PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
No. Revisi -
No.Dokumen /
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
Audit
hand
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 hygiene adalah suatu proses
pengamatan/observasi yang sistematis, independen dan terdokumentasi terhadap petugas kesehatan yang terdiri dari Dokter (dokter, PPDS, Co-Ass), Perawat/ Bidan (perawat, bidan, mahasiswa) pekarya kesehatan dan petugas kesehatan lain (terapis, radiographer, analis, farmasis, mahasiswa) yang sedang memberikan pelayanan di area pasien,dalam melaksanakan kepatuhan hand hygiene, yaitu sebelum kontak pasien, sebelum tindakan bersih/ aseptis,setelah kontak dengan cairan tubuh, setelah kontak
dengan
pasien
dan
setelah
kontak
dengan
lingkungan pasien. Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari persiapan audit hand hygiene sampai pemberian umpan balik kepada Tujuan
satuan kerja terkait 1. Tersedianya acuan
penerapan
langkah
–
langkah
pelaksanakan audit hand hygiene 2. Diperolehnya kepastian kepatuhan pelaksanaan hand Kebijakan
hygiene SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah
Prosedur
RUMAH SAKIT
Sakit dalam kewaspadaan Isolasi melalui Hand Higiene 1. Persiapan audit hand hygiene a. Tetapkan auditor terlatih yaitu IPCN b. Tetapkan metode audit dengan metode sampling c. Siapkan formulir Observasi Hand Hygiene Compliance d. Tentukan lokasi sesuai area supervise IPCN PELAKSANAAN AUDIT HAND HYGIENE
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
2. Pelaksanaan audit terhadap kepatuhan pelaksanaan Hand Hygiene a. Lakukan audit setiap hari pada jam kerja b. Gunakan formulir Observasi Hand
Hygiene
Complience c. Observasi selama 10 – 30 menit terhadap setiap petugas kesehatan d. Observasi berdasarkan “ 5 saat “ melakukan hand hygiene 3. Beri tanda ceklist sesuai petunjuk tesnis pengisian Formulir Observasi Hand higiene compliance 4. Masukan data kedalam program komputer oleh petugas Komite PPI 5. Beri tanda ceklist sesuai petunjuk tesnis pengisian Formulir Observasi Hand higiene compliance 6. Masukan data kedalam program komputer oleh petugas Komite PPI 7. Lakukan analisa oleh petugas Komite PPI segera setelah observasi Unit Terkait
8. Berikan umpan balik kepada satuan kerja terkait 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Rawat Jalan 4. Bidang Pelayanan Medis 5. Bidang Pelayanan Keperawatan 6. Komite Keperawatan 7. Komite PPI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur
/
Tanggal Terbit
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh :
Operasional (SPO)
Pengertian
Juni 2016
Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Cuci tangan bedah adalah suatu prosedur tindakan membersihkan
tangan
dengan
menggunakan
cairan
antiseptik cuci tangan chlorhexidine gluconat 4% dibawah air mengalir. Cuci tangan bedah dilakukan oleh tim bedah (operator, asisten bedah dan perawat instrumen) sebelum dan diantara tindakan pembedahan. Ruang lingkup protap ini mulai dari melepas semua perhiasan yang ada ditangan sampai mengeringkan tangan Tujuan
menggunakan handuk steril. 1. Tersedianya acuan penerapan
Kebijakan
pelaksanaan cuci tangan bedah. 2. Tercapainya usaha pencegahan infeksi silang. SK Direktur No.
langkah-langkah
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pelaksanaan Cuci Prosedur
Tangan Bedah 1. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan seperti cincin, jam dan gelang 2. Gulung lengan baju hingga atas siku. 3. Basahi tangan hingga siku dengan air mengalir, jaga posisi tangan lebih tinggi dari lengan untuk menghindari kotaminasi ulang oleh air dari arah siku dan mencegah kontaminasi tangan dari bakteri pada sabun dan air. 4. Tuangkan cairan antiseptik cuci tanag 3-5ml (satu kali pompa)untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
yang telah dibasahi. 5. Ratakan cairan antiseptik pada kedua tangan. PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
6. Gosok punggung dan ela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. 7. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari. 8. Gosok jari-jari kedua tangan dengan posisi saling mengait.
9. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya. 10. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dengan gerakan memutar dan sebaliknya 11. Tuangkan cairan antiseptik cuci tangan 3-5ml (satu kali pompa) pada tangan kanan 12. Gosok sisi lengan kiri pergelangan ke arah siku (satu arah, jangan bolak balik) dengan gerakan memutar selama 1 menit. 13. Tuangkan cairan antiseptik cuci tangan 3-5ml (satu kali pompa pada tangan kiri. 14. Gosok sisi lengan kanan dari pergelangan ke arah siku (satu arah jangan bolak balik)dengan gerakan memutar selama 1 menitJaga posisi tangan tetap diatas siku setiap saat.Jika tangan menyentuh sesuatu setiap saat,prosedur cuci tangan bedah harus diperpajang 1menit pada bagian yang terkontaminasi. 15. Bilas tangan dan lengan dengan mengalirkan air satu arah dari ujung jari ke arah siku tanpa menyentuh antara lengan yang satu dengan yang lain. Jangan membalikan arah posisi lengan di aliran air selama prosedur cuci tangan usahakan agar air tidak menciprat ke pakaian bedah. 16. Lanjutkan ke ruang operasi dengan posisi tangan tetap diatas siku 17. Keringkan tangan menggunakan handuk steril.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH
No.Dokumen 200/
Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Instalasi Rawat jalan :Poliklinik Bedah Instalasi Bedah Sentral SMF Bedah SMF Orthopedi SMF Bedah Syaraf SMF Kebidanan SMF Mata SMF THT SMF Gigi dan Mulut Komite Pencegaha dan Pengendalian Infeksi Komite Keperawatan
Halaman 3/3
12. Bidang Pelayanan Medis 13. Bidang Pelayanan Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAKSANAAN HANDRUB BEDAH
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Handrub bedah adalah suatu prosedur tindakan menggosok tangan sampai lengan menggunakan cairan berbasis alkohol Handrub bedah dilakukan oleh tim bedah (operator, asisten bedah
dan
perawat
instrumen)
diantara
tindakan
pembedahan. Ruang lingkup prosedur ini mulai dari melepas semua perhiasan yang ada di tangan sampai menggosok ujung
Tujuan
jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri. 1. Tersedianya acuan penerapan langkah
Kebijakan
pelaksanaan handrub bedah. 2. Tercapainya usaha pencegahan infeksi silang SK Direktur No………..
– langkah
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam Penerapan Kewaspadaan Isolasi melalui Pelaksanaan Hand Hygiene. Prosedur
1. Lepas semua perhiasan di tangan seperti jam,gelang dan cincin. 2. Gulung lengan baju hingga atas siku 3. Tuangkan cairan handrub sebanyak 5ml ke telapak tangan kiridengan menggunakan siku tangan kanan 4. Celupkan ujung jari tangan kanan ke cairan handrub untuk mendekontaminasi bagian bawah kuku selama 5 detik 5. Gosok lengan kanan hingga siku dengan gerakan melingkar sampai cairan handrub merata
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAKSANAAN HANDRUB BEDAH
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
6. Tuangkan cairan handrub sebanyak 5 ml ke telapak tangan kanan dengan menggunakan siku tangan kiri 7. Celupkan ujung jari tangan kiri ke cairan handrub untuk mendekontaminasi bagian bawah kuku selama 5 detik. 8. Gosok lengan kiri hingga sikudengan gerakan melingkar hingga handrub merata 9. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke telapak tangan kiri 10. Ratakan cairan pada kedua telapak tangan 11. Gosok punggung dan sela- sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. 12. Gosok punggung dan sela sela jari tangan kiri dengan tangan dan sebaliknya. 13. Gosok kedua telapak dan sela sela jari 14. Gosok buku buku jari dengan jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci. 15. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 16. Gosok ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri
Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
dengan gerakan memutar dan sebaliknya. Bedah Sentral Ruang Bedah Ruang Kebidanan Ruang Mata/THT Komite PPI Komite Keperawatan Bidang Pelayanan Medis Bidang Pelayanan Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAKSANAAN HANDRUB
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Handrub adalah suatu tindakan menggosok tangan dengan menggunakan cairan berbasis alkohol. Handrub dilakukan bila tangan tidak tampak kotor , lama melakukan handrub 20-30 detik , menggunakan cairan berbasis alkohol 95% atau Ethanol 100% Ruang lingkup prosedur ini mulai melepaskan semua
Tujuan
perhiasan ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri. 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
Kebijakan
pelaksanaan handrub 2. Tercapainya patient safety. SK Direktur No….. Tentang pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Prosedur
Sakit dalam Kewaspadaan isolasi melalui Hand Hygiene 1. Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan seperti: cincin , jam dan gelang . 2. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol ke telapak tangan 3. Ratakan cairan pada kedua telapak tangan 4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya 5. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
6. Gosok jari-jari kedua tangan dengan posisi saling mengait 7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 8. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dengan gerakan memutar dan sebaliknya. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PELAKSANAAN HANDRUB
No.Dokumen 200/
Unit Terkait
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Rawat Intensif 5. Instalasi Bedah Sentral 6. Instalasi Rehabilitasi Medik 7. Instalasi Radiologi 8. Instalasi Perawatan Jenazah 9. Unit Transfusi Darah 10. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 11. Komite Perawatan 12. Bidang Pelayanan Medis 13. Bidang Pelayanan Keperawatan
Halaman 2/2
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PEMBERSIHAN KAMAR MANDI GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pembersihan kamar mandi adalah membersihkan seluruh komponen yang ada di kamar mandi RSUD kota padang
Tujuan
Panjang Sebagai acuan untuk menjaga kebersihan lingkungan yang bersih dan sehat dan mencegah tingkat kekotoran kamar
Kebijakan
mandi Pembersihan seluruh kamar mandi di lingkungan rumah
Prosedur
sakit dilakukan setiap saat jika dibutuhkan 1. Peralatan dan Bahan Pembersihan Kamar Mandi a.
Sikat genggam
b.
Sikat panjang
c.
Sikat closed
d.
Tapas
e.
Floor Squeegee
f.
Ember plastik
g.
APD (Alat Pelindung Diri)
h.
Karbol
i.
Keramik Cleaner
j.
Oxalid
2. Teknik dan Cara Pembersihan Kamar Mandi a.
Pakai APD (Sarung tangan karet dan Masker)
b.
Basahi seluruh media yang akan dibersihkan.
c.
Bersikan semua peralatan yang ada didalam kamar mandi, lalu bilas dengan air bersih.
d.
Tuang bahan secekupnya ke tapas lalu gosokan dinding secara merata.
e.
Tuang bahan secekupnya ke lantai lalu sikat secara merata termasuk kloset, urinoir, bak air.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PEMBERSIHAN KAMAR MANDI GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
f.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Bilas semua media yang bibersihkan dengan air bersih.
g.
Tuangkan air satu ember kedalam closed/WC untuk menanggulangi penyumbatan.
h.
Seka sisa-sisa air yang ada dilantai dengan Floor Squeegee sampai bersih.
i. Unit Terkait
Setelah selesai kembalikan peralatan ketempat
semula dalam keadaan rapi. Petugas Kebersihan, Seluruh ruangan, Instalasi Sanitasi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PEMBERSIHAN KACA GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah kaca yang ada di RSUD Kota Padang Panjang Menciptakan kaca bersih yang tembus pandang Pembersihan kaca di seluruh lingkungan rumah sakit 1. Peralatan dan Bahan Pembersihan Kaca 1.1 Lap biru 2 buah 1.2 Window Squeegee 1.3 Window Washer 1.3 Botol Speyer 1.4 Telescopic pole/stick mop (bila kaca tinggi dan tidak terjangkau tangan) 1.5 Handy Bucket 1.6 Bucket 1.7 Sponge 1.8 Glass Cleaner 2. Teknik Pembersihan Kaca 2.1 Siapkan bahan pembersih kaca yang dimasukkan kedalam botol sprayer. 2.2 Apabila kaca cukup luas dan banyak yang akan dibersihkan gunakan bucket untuk tempat bahan pembersih, kemudian celupkan Window Washer ke dalam larutan tersebut dan peras hingga lembab lalu gosokkan keseluruh permukaan kaca secara merata dari atas ke bawah. 2.3 Apabila kaca tidak terlalu luas bisa memakai botol sprayer untuk tempat bahan pemberesih kemudian semprotkan keseluruh permukaan kaca dan ratakan dengan sponge.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PEMBERSIHAN KACA GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
2.4 Tarik bahan pembersih dari permukaan kaca dengan window squeegee dengan gerakan yang berkesinambungan ke bawah. 2.5 Keringkan karet window squeegee dengan lap. 2.6 Bersihkan bagian kusen-kusennya dengan lap dan area sekitarnya. 2.7 Bersihkan sisa-sisa bahan pembersih kaca dengan lap bersih dan kering 2.8 Jika sudah selesai kembalikan peralatan ke handy Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
bucket Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi
PEMBERSIHAN PLAFON GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah Plafon/ eternit yang ada di RSUD Kota Padang
Tujuan
Panjang Menciptakan
Kebijakan Prosedur
mencegah infeksi nosokomial Pembersihan Plafon/eternit di seluruh ruangan rumah sakit 1. Alat dan Bahan Pembersih Plafon/Eternit
kondisi
yang
bersih
dan
sehat
untuk
1.1 Sapu lawa - lawa 1.2 Lobby duster 1.3 APD (masker) 2. Teknik dan Cara Pembersihan Plafon/Eternit. 2.1 Pakai APD (masker) 2.2 Lakukan pembersihan plafon dengan menggunakan sapu lawa – lawa 2.3 Bersihkan kotoran yang jatuh ke lantai dengan Unit Terkait
RUMAH SAKIT
menggunakan lobby duster. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan Terkait
PENGGUNAAN MESIN VACUM CLEANER
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian Tujuan
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah mesin untuk menghisap debu Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
Kebijakan
mencegah infeksi nosokomial Pembersihan debu dan pembersihan sumbatan di seluruh
Prosedur
lingkungan rumah sakit 1. Cara penggunaan mesin, tarik kabel yang menggulung di mesin vacum cleaner, sambungkan dengan stop kontak atau aliran listrik. 2. Tekan tombol on untuk mengaktifkan mesin 3. Atur suara daya kecepatan mesin untuk penyedotan agar tidak mengganggu kenyamanan istirahat pasien. 4. Penyedotan dimulai dari ruang atau bangsal yang kosong dengan menyedot debu di sofa, rel jendela, karpet dll. 5. Gunakan alat bantu yang tersedia di dalam mesin untuk menyesuaikan obyek yang disedot, misalnya dust tentol digunakan untuk menyedot bagian – bagian yang sempit, sikat sudut alat bantu yang berfungsi ganda sebagai penyulak. 6. Atur panjang pendeknya stang/tangkai penyedotan untuk menyesuaikan dengan obyeknya. 7. Kontrol kantong debu dengan melihat tanda lampu di mesin vacum cleaner, jika lampu merah menyala pertanda kantong debu penuh dan segera ambil tindakan untuk mengganti dengan yang baru atau kontrol kantong debu dengan melihat langsung dengan terlebih dahulu mematikan mesin.
RUMAH SAKIT
PENGGUNAAN MESIN VACUM CLEANER
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
8.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Jika telah selesai, semprot ruangan dengan pengharum ruangan. Mesin ini bisa digunakan untuk pembersihan sumbatan, wastafel, gorong – gorong dan lain – lain.
9.
Kembalikan
mesin
ke
gudang
dalam
keadaan bersih dan laporkan ke petugas gudang bahwa Unit Terkait
RUMAH SAKIT
penyedotan telah selesai. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi
PEMBERSIHAN TEMPAT SAMPAH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah tempat sampah yang ada di RSUD Kota Padang
Tujuan
Panjang Menciptakan
Kebijakan
mencegah infeksi nosokomial Pembersihan tempat sampah di seluruh lingkungan rumah
Prosedur
sakit 1. Alat dan Bahan Pembersih Tempat Sampah
kondisi
yang
bersih
dan
sehat
untuk
1.1 Sikat genggam 1.2 Tapas 1.3 APD (Sarung tangan karet) 1.4 Detergen 2. Teknik dan Cara Pembersihan Tempat Sampah 2.1 Pakailah sarung tangan sebelum membersihkan bak sampah 2.2 Tempat sampah dibawa ketempat pembersihan di belakang 2.3 Basahi dengan air dan taburi dengan detergen 2.4 Sikat/gosok dengan tapas bagian dalam dan luar secara merata lalu siram dengan air bersih 2.5 Setelah selesai keringkan dengan bantuan sinar matahari kemudian di lapisi dengan kantong plastik. Kantong plastik gunanya untuk : 2.5.1 Menjaga agar tempat sampah tetap bersih 2.5.2 Mempermudah petugas dalam pengambilan sampah. Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
2.5.3 Mengurangi debu. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi
PEMBERSIHAN DINDING TERCAT GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian Tujuan
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah dinding yang ada di RSUD Kota Padang Panjang Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat untuk
Kebijakan Prosedur
mencegah infeksi nosokomial Pembersihan dinding di seluruh ruangan rumah sakit 1. Alat dan Bahan Pembersihan Dinding 1.1
Botol sprayer
1.2
Lap
1.3
Tapas
1.4
Detergen
2. Teknik dan Cara Pembersihan Dinding 2.1 Siapkan botol sprayer yang terisi detergen 2.2 Semprotkan ke dinding yang terkena noda secara merata 2.3 Gosok perlahan-lahan dengan tapas 2.4 Bersihkan sisa-sisa bahan pembersih didinding Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dengan lap bersih Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan Terkait
MEMBERSIHKAN DARAH / MUNTAHAN DI LANTAI GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah darah dari pasien yang ada di RSUD Kota nPadang
Tujuan
Panjang yang kemungkinan terdapat bibit penyakit. Menciptakan kondisi yang bersih dan sehat
Kebijakan
mencegah infeksi nosokomial Semua lantai di lingkungan rumah sakit yang tekena darah
Prosedur
dibersihkan sesuai SOP 1. Peralatan dan Obat - obatan
untuk
1.1Mop 1.2Sapu ijuk 1.3Dust pan 1.4Pasir halus. 1.5Ember 1.6APD (Masker, Sepatu Boot, Sarung Tangan) 1.7Kain/Handuk kertas 1.8Obat lysol (penghilang bau amis). 1.9Obat SOS (pengharum lantai). 1.10 Obat by fresh (pengharum ruangan). 2. Tehnik dan Cara Pembersihan Darah di Lantai 2.1
Pakailah APD sebelum memulai pekerjaan
2.2
Jika darah/ tumpahan yang berceceran banyak maka langkah pertama adalah
membersihkan
dengan material yang dapat meresap cairan dan dibuang di tempat sampah infeksius. 2.3
Hapus area dengan kain/handuk kertas dengan cairan desinfeksi dan biarkan permukaan kering
2.4
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Sapu dan kukup sampai bersih
MEMBERSIHKAN DARAH / MUNTAHAN DI LANTAI GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
2.5
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Jika darah/ tumpahan tidak banyak maka lakukan pengesutan dengan pel basah sampai bersih dengan menggunakan obat lysol/kreolin.
2.6
Bersihkan dengan mop basah dan gunakan obat lysol untuk menghilangkan bau amis
2.7
Ulangi pengemopan dengan manggunakan obat SOS untuk pengharum lantai
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
2.8 Semprotkan air fress untuk pengharum ruangan. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi
PEMBERSIHAN TAMAN DAN HALAMAN GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah taman dan halaman yang ada di RSUD Kota
Tujuan Kebijakan Prosedur
Padang Panjang. Menciptakan kondisi yang bersih, sehat, tertib dan indah. Seluruh taman dan halaman di lingkungan rumah sakit. 1. Peralatan 1.1 Sapu lidi 1.2 Dust pan. 1.3 Keranjang sampah 2. Tehnik dan Cara Pembersihan Taman dan Halaman Bila halaman berdebu, halaman harus disiram dengan air terlebih dahulu supaya debu tidak berterbangan saat disapu. Sampah di sapu searah dengan arah angin dan di kukup dengan dust bin lalu dimasukkan kedalam kantong plastik hitam/ keranjang sampah. Jika sudah selesai kembalikan peralatan ketempat
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
semula dalam keadaan bersih dan rapi. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi
MEMBERSIHKAN RUANG/ KAMAR PASIEN GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah kegiatan membersihkan ruang/kamar pasien yaitu upaya untuk menjaga ruang/ kamar pasien agar selalu
Tujuan
bersih dan rapi RSUD Kota Padang Panjang. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
Kebijakan
pembersihan ruang/ kamar pasien. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap pembersihan kamar pasien. 1. Pakai APD yang sebelumnya dilakukan cuci tangan 2.
Ketuk pintu 3 kali lalu ucapkan salam lalu minta izin untuk membersihkan ruangan
3.
Persiapkan alat dan bahan
4.
Membersihkan meja makan pasien, almari dan kursi
5.
Membersihkan kaca/jendela pada kedua sisinya
6.
Membersihkan kulkas bagian luar
7.
Membersihkan sofa
8.
Membersihkan pintu kamar
9.
Menyapu ruang dengan sapu ijuk apabila ruangannya luas sebaiknya memakai lobby duster
10. Pengemopan lantai dengan floor cleaner 11. Setelah selesai, petugas meninggalkan ruang pasien Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dengan mengucapkan salam Petugas Kebersihan, Ruangan Terkait
MEMELIHARA TAMAN DAN RUMPUT GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
Tujuan Kebijakan Prosedur
Unit Terkait RUMAH SAKIT
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah suatu kegiatan untuk menciptakan taman dan rumput agar selalu rapi, asri dan bersih di lingkungan RSUD Kota Padang Panjang. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk menjaga kondisi taman agar kelihatan rapi, asri dan bersih. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga diperlukan protap memelihara taman dan rumput. 1. Pakai APD yang sebelumnya dilakukan cuci tangan 2. Persiapkan alat sebelum bekerja seperti sapu lidi, dust pan, tempat sampah, masker, sarung tangan kain,sepatu boot, kantong plastik warna hitam, gunting taman, cetok, cangkul kecil 3. Pangkas tanaman yang kurang tertata sehingga kelihatan rapi. 4. Sapu sisa-sisa potongan tanaman dan sampah yang ada diseluruh taman 5. Lakukan pendangiran di bawah dan sekitar tanaman untuk mengolah tanah supaya tanah tetap subur 6. Untuk menambah kesuburan rumput, pupuk dengan urea / jenis NPK. 7. Bila kondisi tanah kering, lakukan penyiraman sehingga tanah menjadi lembab / basah. 8. Pohon – pohon yang sudah terlalu besar di pangkas sehingga kelihatan rapi, tidak mengganggu listrik. 9. Bila terdapat tanaman yang sudah tua dan tidak mungkin lagi unuk bersemi karena jenis dan sifat tanamannya maka perlu diadakan tanaman baru (sulam). 10. Bila pekerjaan telah selesai kembalikan semua perlatan ke gudang dalam keadaan bersih dan rapi Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi MEMBERSIHKAN PERALATAN DARI STAINLESS
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah mempertahankan kebersihan sarana / alat yang
Tujuan
terbuat dari stainless di RSUD Kota padang Panjang. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah yang harus diambil oleh petugas dalam membersihkan peralatan dari
Kebijakan
stianless. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga diperlukan protap dalam membersihkan peralatan dari
Prosedur
stainless. 1. Petugas mempersiapkan peralatan dan bahan. 2.
Pada peralatan dari kuningan : metal gel dioleskan secukupnya pada lap kemudian digosokkan setelah bersih peralatan digosok dengan lap kering sampai mengkilap
3.
Ulangi langkah yang sama untuk membersihkan peralatan lain yang terbuat dari stenless
4.
Setelah selesai peralatan dirapikan kembali dan alat pembersih dibereskan serta di kembalikan ketempat
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
semula. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan terkait
GENERAL CLEANING KAMAR PASIEN GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah mempertahankan kebersihan ruang perawatan pasien dan sarana yang ada didalamnya serta kamar mandi secara menyeluruh pada waktu – waktu tertentu di RSUD
Tujuan
Kota Padang panjang. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah yang harus diambil oleh petugas dalam melakukan general cleaning
Kebijakan
kamar pasien. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap general cleaning kamar pasien. 1. Mempersiapkan alat yang diperlukan dan chemical. 1.1Chemical (SOS, Lysol, Kreolin,TDD) 1.2Alat poles lantai 1.3Sedot debu 1.4Kuas untuk pembersihan kusen 1.5Tangga BI 1.6Sapu ijuk 1.7Dust pan 1.8Sapu lawa – lawa 1.9Alat pel lantai 2
Pembersihan kamar pasien yang dibersihkan : 1.1Lawa-lawa di sela – sela maupun di plafon 1.2Kaca – kaca dan kusen – kusen 1.3Dinding kamar pasien 1.4Lemari pasien, Kursi, TV, lampu, AC, tempat tidur, kulkas luar dalam dll.
3
General Cleaning dilakukan setiap hari bila ada kamar kosong dan setelah pekerjaan rutin selesai serta
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
penggunaan ruangan baru. GENERAL CLEANING KAMAR PASIEN GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
4
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Selesai di general cleaning kamar pasien, tempat tidur, TV, kursi dan lemari di tata rapi.
5. Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alat – alat kebersihan setelah selesai digunakan di
kembalikan ke tempat semula oleh petugas. Unit kebersihan, Ruang Rawat Inap.
MEMBERSIHKAN MEBELAIR GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah membersihkan sarana atau peralatan yang bagian
Tujuan
mukanya dilapisi dengan pelitur. Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
Kebijakan
petugas dalam membersihkan perlatan berpelitur. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap dalam membersihkan peralatan berpelitur. 1. Petugas mempersiapkan peralatan dan chemical FO (GEDUNG RSUD PADANG PANJANG) dan polish mebelair pembersih (Gedung lama) untuk peralatan berpelitur, beberapa lap lembut dan kuas bila perlu. 2. Sudut – sudut peralatan dibersihkan dengan sikat atau kuas kering 3. Debu
dibersihkan
dengan
lap
lembab
kemudian
dikeringkan dengan lap kering. 4. Tuangkan chemical polish mebelair (obat pembersih) pada lap atau semprotkan langsung dipermukaan peralatan, kemudian di gosokkan sampai rata, menurut serat kayu supaya meresap. 5. Peralatan
digosok
sampai
dibersihkan,
peralatan
dirapikan kembali dan alat pembersih dibereskan serta Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dikembalikan ke tempat semula. Petugas Kebersihan, Instalasi Sanitasi, Ruangan Terkait
PENGGUNAAN TROLY PEL GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Troly pel adalah alat untuk membersihkan lantai berisi : 1.
Dua ember - Ember untuk tempat chemical - Ember untuk air bersih
Tujuan
2. Stok pel Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
Kebijakan
petugas dalam menggunakan troly pel. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap menggunakan troly pel. 1. Troly pel keadaan bersih / tidak rusak. 2.
Ada 2 ember yang harus diisi chemical dan air bersih.
3.
Chemical diambil dari ember tandon / ember besar yang berada di depan kantor pengawas
4.
Chemical (obat pel) dioplos oleh pengawas.
5.
Troly pel, selesai dipakai dibersihkan kembali dalam keadaan kering, kemudian di reposisikan seperti semula dengan keadaan siap pakai.
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
6. Stok pel disimpan di tempat yang ditentukan. Petugas Kebersihan
PEMAKAIAN MESIN POLES
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Mesin poles adalah alat untuk stripping, sealing dan finishing. -
Stripping adalah langkah pertama untuk perawatan lantai.
-
Sealing adalah memberi lapisan dasar pada lantai yang telah distripping.
-
Finishing adalah memberi beberapa lapisan baru pada
Tujuan
lantai yang sudah diberi lapisan seaber. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah yang harus
Kebijakan
diambil oleh petugas dalam menggunakan mesin poles. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap pemakaian mesin poles 1. Petugas mempersiapkan peralatan dan chemical DDC untuk poles kering, obat A/H (GEDUNG RSUD PADANG PANJANG) So Klin (Gedung Lama) untuk poles
basah
(obat
pembersih)
untuk
peralatan
berpelitur menggunakan obat FO (GEDUNG RSUD KOTA PADANG PANJANG) dan Polish Mebelair (Gedung Lama), beberapa lap lembut dan kuas bila perlu. 2.
Sudut – sudut peralatan dibersihkan dengan sikat atau kuas kering
3.
Debu dibersihkan dengan lap lembab kemudian dikeringkan dengan lap kering.
4.
Tuangkan
chemical
FO/Polish
Mebelair
(obat
pembersih) pada lap atau semprotkan langsung dipermukaan peralatan, kemudian di gosokkan sampai RUMAH SAKIT
rata, menurut serat kayu supaya meresap. PEMAKAIAN MESIN POLES
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
5.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Peralatan digosok sampai dibersihkan, peralatan dirapikan kembali dan alat pembersih dibereskan serta
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
dikembalikan ke tempat semula. Petugas Kebersihan, Ruangan Terkait
PEMAKAIAN LOBBY DUSTER
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah alat untuk menyapu debu/ kotoran kering yang
Tujuan
terdiri: tangkai lobby (stok lobby), kain lobby. Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
Kebijakan
petugas dalam menggunakan stok lobby duster. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap pemakaian stok lobby duster. 1. Stok lobby duster dalam keadaan baik dan siap pakai. 2.
Ambil stok lobby duster dan semprot kainnya dengan minyak lobby (DDC) kemudian dijemur sampai kering.
3.
Setelah dijemur, stok lobby duster bisa digunakan sesuai kebutuhan yang dituju
4.
Selesai dipakai stok lobby duster, kainnya dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula.
5.
Pembersihan stok lobby duster saat kotor
6.
Stok lobby duster keadaan bersih dan kering untuk itu siap pakai
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
7. Sudut – sudut peralatan dibersihkan dengan sikat Petugas Kebersihan
PEMAKAIAN TROLLY SAMPAH DAN GEROBAK SAMPAH
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah alat pengangkut sampah yang dilengkapi dengan sarana : ember + tutup, jepitan, kantong sampah kuning untuk sampah medis dan kantong sampah hitam untuk
Tujuan
sampah medis. Sebagai acuan langkah – langkah yang harus diambil oleh
Kebijakan
petugas dalam mempergunakan trolly dan gerobak sampah. Pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit sehingga
Prosedur
diperlukan protap pemakaian trolly dan gerobak sampah. 1. Trolly sampah untuk mengambil sampah medis sedangkan gerobak sampah untuk mengambil sampah non medis 2. Trolly dan gerobak sampah keadaan baik dan bersih. 3. Trolly dan gerobak sampah diambil dari lokasi asalnya. 4. Ember / tempat sampah dalamnya diberi kantong plastik warna hitam untuk sampah non medis dan kantong plastik warna kuning untuk sampah medis sesuai kebutuhannya. 5. Sampah ruangan / perkantoran diambil oleh petugas sampah untuk diangkut dengan menggunakan gerobak kemudian di buang ke TPS yang non medis sedangkan sampah medis diangkut menggunakan trolly sampah di tempat medis yang sudah disediakan kemudian di masukkan
kedalam
incenerator
untuk
dilakukan
pembakaran. 6. Trolly sampah bila selesai dipakai dibersihkan dan Unit Terkait RUMAH SAKIT
dikembalikann ke tempat asalnya, untuk itu siap pakai. Petugas Kebersihan PROSEDUR PENAMPUNGAN SAMPAH DI RUANGAN
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Kegiatan mengumpulkan sampah sementara di tempat
Tujuan Kebijakan Prosedur
sampah yang telah di tentukan di dalam ruangan. Agar ruangan tetap bersih, rapi, dan tidak bau Kondisi ruang kerja harus bersih dan nyaman 1. Semua tempat sampah di ruangan baik medis maupun non medis harus selalu di tutup agar tidak menimbulkan bau. 2. Bila sampah sudah penuh, segera di tampung di tempat
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
penampungan sampah. Semua Unit Pelayanan, Petugas Cleaning Service.
PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI BAGI PETUGAS SAMPAH
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Upaya perlindungan terhadap petugas atau pekerja yang
Tujuan
dapat menyebabkan cidera atau tertular penyakit tertentu. Sebagai pelindung diri untuk menghindari kemungkinan
Kebijakan Prosedur
terjadinya kecelakaan kerja sewaktu bekerja. Petugas bekerja dalam kondisi aman. 1. Baju Kerja Dipakai sebelum dan selama bekerja 2.
Masker Dipakai
sebelum
dan
selama
bekerja
untuk
menghindari bau 3.
Sarung Tangan Dipakai sebelum dan selama bekerja untuk mencegah terjadinya infeksi silang
4.
Sepatu Boat Dipakai sebelum dan selama bekerja sebagai alas kaki.
5.
Penutup Kepala Dipakai
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
sebelum
dan
selama
bekerja
untuk
menghindari kotoran agar tidak menempel di rambut.. Petugas Pengangkut sampah
PROSEDUR PENANGANAN SAMPAH SITOSTATIKA
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Sampah Medis adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa
Tujuan
tindakan perawatan dan atau tindakan medis. Sebagai acuan untuk membedakan antara sampah medis dan sampah non medis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung agar sampah tidak menjadi sumber infeksi di rumah sakit
Kebijakan
dan masyarakat sekitarnya. Penanganan limbah harus benar dan tepat sesuai dengan
Prosedur
Permenkes RI No. 986/Menkes/Per/XI/92 1. Semua sampah infeksius / medis (perban, potongan tubuh, benda terkontaminasi ) diletakkan di dalam tempat sampah yang tertutup dan dilapisi kantong plastik warna kuning. 2.
Untuk sampah Non Medis dimasukkan ke tempat sampah dengan kantong plastik warna hitam.
3.
Tata cara pengangkutan sesuai dengan protap Pengelolaaan Sampah Medis dan Sampah Non
Unit Terkait
Medis. Petugas IRNA, Petugas IRJA, Pengunjung, Penunggu Pasien
RUMAH SAKIT
SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus, aktif dan sistematis terhadap kejadian dan penyebaran infeksi di rumah sakit pada suatu populasi serta peristiwa yang mempengaruhi terjadinya infeksi di rumah
Tujuan
sakit Sebagai acuan dalam melaksanakan survellans infeksi
Kebijakan
rumah sakit SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan RSUD Kota Padang Panjang No .... SK
Direktur
Kebijakan
Tahun 2015. tetang
Pencegahan
dan
Pengendalian infeksi RS di RSUD kota Padang Panjang Prosedur
No.... Tahun 2015 Pencegahan Infeksi Luka Oprasi (ILO/IDO )Bersihkan 1. Mandikan pasien dengan zat antiseptik 2 kali,sebelum operasi malam,sebelum hari operasi dan pagi hari sebelum operasi. 2. Cuci Tangan. 3. Lakukan teknik aseptik 4. Lakukan teknik perawatan luka. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih Teknik Pemasangan Kateter 1. Kateter harus dipasang mengunakanteknik aseptik dan dengan peralatan seteril. 2. Untuk
membersihkandaerah
sekitar
uretra
harus
digunakan sarung tangan,drape,dan larutan antiseptik yang sesuai,dan harus dipakai jelly/pelumas kemasan sekali pakai. RUMAH SAKIT
SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
3. Gunakan kateter sekecil muungkin, dengan laju aliran drenasa yang konsisten untuk meminimalkan trauma uretra. 4. Kateter menetap harus terpasang dengan baik dan menempel
pada
badan
pasien
untuk
mencegah
pergerakan dan tegangan pada uretra. Pencegahan Infeksi Pneumonia 1. Bersihkanlah semua peralatan sebelum sterilisasi atau desinfeksi. 2. Sterilkan atau gunakan desinfektan tingkat tinggi untuk peralatan
semi
kritikal
(peralatan
yang
terkontak
langsung atau tidak langsung dengan lapisan mukosa saluran pernapasan bawah). Desinfeksi tingkat tinggi dapat dicapai dengan pasteurisasi panas basah pada 76ºC selama 30 menit atau dengan desinfektan cair. Setelah
desinfeksi,
pengiriman
dan
lanjutkan
pemaketan,
dengan dan
pembilasan,
jangan
sampai
peralatan tersebut terkontaminasi lagi. 3. Gunakan air steril untuk membilas peralatan semi kritikal yang dapat dipakai ulang setelah proses desinfeksi. 4. Jangan memakai ulang peralatan disposable, kecuali alat-alat yang sudah ditetapkan rumah sakit dengan tidak membahayakan pasien, hemat biaya dan tidak mengubah fungsinya Pencegahan Infeksi Aliran Darah (IAD) 1. Bersihkan kulit dilokasi dengan antiseptikyang sesuai, misalnya
alkohol
70%,
povidone-iodine
10%,
Clorhexidene 4% sebelum pemasangan kateter. Biarkan antiseptik mengering pada lokasi sebelum memasang kateter.
RUMAH SAKIT
SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
2.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/3
Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap daerah steril).
3. Gunakan kasa steril atau perban trasparan untuk menutup lokasi pemasangan kateter. 4. Ganti perban bila alat dilepas atau diganti atau bila perban basah, longgar atau kotor. 5. Hindari sentuhan yang mengkontaminasi lokasi kateter Unit Terkait
RUMAH SAKIT
saat mengganti perban. Instalasi Rawat Inap,OK,IGD,ICU
PELAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Tindakan Administratif yang berhubungan dengan sistem pelaporan bila ada kejadian pasien infeksi setelah dirawat di
Tujuan
RSUD Kota Padang panjang Sebagai acuan dalam pelaporan pasien yang kejadian
Kebijakan
infeksi nosokomial SK Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Kesehatan di RSUD Kota Padang Panjang No………………………. .. Tahun 2015 SK
Direktur
Pengendalian Prosedur
tentang
kebijakan
Infeksi
RS
Pencegahan
No……………………
dan ..
……………………………......Tahun 2015 1. Perawat yang bertugas sebagai Infection prevention and Control Nurse (IPCN) menerima laporan dari Perawat atau Dokter yang bertugas atau menemukan sendiri di ruang perawatan adanya infeksi rumah sakit. 2. Bila laporan itu diterima dari dokter yang merawat, dan dokter yang merawat menyatakan pasien tersebut mendapatkan infeksi ketika di rawat di rumah sakit maka data tersebut langsung dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit 3. Bila laporan diterima dari perawat ruangan atau ditemukan sendiri oleh IPCN, maka IPCN harus menghubungi dokter yang merawat untuk konfirmasi data (dengan atau tanpa hasil kultur) dan klinis pasien. Bila dokter yang merawat pasien tersebut menyatakan itu infeksi rumah sakit maka data pasien tersebut dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit
RUMAH SAKIT
PELAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
4. Bila
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
laporan
diterima
ditemukan sendiri
dari
No. Revisi -
perawat
Halaman 2/2
ruangan
atau
oleh IPCN, maka IPCN harus
menghubungi dokter yang merawat untuk konfirmasi data (belum ada hasil kultur) dan klinis pasien. Bila dokter yang merawat pasien tersebut menyatakan itu bukan infeksi rumah sakit maka data harus di lengkapi dengan pemeriksaan kultur, dengan pengantar dari dokter yang merawat. 5. Bila pada poin no 4 hasil kulturnya menunjukkan pertumbuhan kuman sesuai dengan pola kuman rumah sakit, maka data pasien tersebut dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit 6. Bila pada poin no 4 hasil kulturnya menunjukkan pertumbuhan kuman, tetapi pola kuman tidak sesuai dengan pola kuman rumah sakit, maka data pasien tersebut tidak dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit 7. Bila
pada
poin
no
4
hasil
kulturnya
tidak
ada
pertumbuhan kuman, maka data pasien tersebut tidak Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dimasukkan sebagai data infeksi rumah sakit Rawat inap, Kamar Operasi, ICU
MEMBERSIHKAN KERETA DORONG PEMBAWA LINEN KOTOR
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Membersihkan kereta pembawa linen yang telah digunakan
Tujuan
untuk membawa linen yang kotor 1. Agar kebersihan tetap terjaga dan tidak menimbulkan bau 2.
Agar kereta tidak mudah rusak
3.
Menekan jumlah angka kuman sehingga dapat dicegah penularan
Kebijakan Prosedur
4. Penyakit Infeksi nosokomial harus ditekan seminimal mungkin Kereta pembawa linen kotor dibebaskan dari semua beban linen Kotor 1. Kereta diguyur dengan air menggalir,kemudian dicuci dan disikat 2. Dengan air bercampur detergen sampai bersih 3. Bilas dengan air sampai bersih 4. Bagian
permukaan
didesinfeksi
dengan
larutan
desinfektan 5. Dikeringkan dengan cara posisi dimiringkan dan dijemur dibawah 6. Sinar matahari Unit Terkait
RUMAH SAKIT
7. Setelah kereta kering,siap dipergunakan lagi Petugas Laundry
MENYETRIKA DENGAN ROLL
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Menyetrika adalah kegiatan untuk membuat linen kering yang kusut menjadi linen yang rapih dan halus serta siap
Tujuan
pakai Sebagai acuan langkah – langkah yang harus dilakukan
Kebijakan
oleh petugas dalam menyetrika linen kering Sesuai dengan pedoman pelayanan Laundry RSUD Kota
Prosedur
Padang Panjang Dengan roll : 1. Lembaran-lembaran
linen yang sudah ditumpuk,
dipisahkan sesuai dengan jenisnya 2. Linen dimasukan mesin roll dengan cara ujung sprei dipegang dan dimasukkan ke mesin roll 3. Linen keluar diambil dan dipegang kedua ujungnya selanjutnya dilipat dan dipisahkan menurut jenisnya Dengan manual : 1. Lembaran – lembaran linen yang berkancing dan sudah ditumpuk dipisahkan sesuai jenisnya 2. Pasang setrika manual pada saklar, putar pengatur suhu sesuaikan dengan jenis kain yang akan disetrika 3. Setrika lembar demi lembar sampai semua rapi dan halus 4. Linen dilipat dan dipisahkan menurut jenisnya serta Unit Terkait
RUMAH SAKIT
ditempatkan sesuai tempatnya Instalasi Laundry
PELIPATAN DAN PENYORTIRAN LINEN BERSIH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Kegiatan pelipatan dan penyortiran linen bersih sebelum
Tujuan
disetrika Agar linen sebelum disetrika sudah rapi tersusun sesuai
Kebijakan
dengan jenisnya dan mudah di identifikasi Persediaan linen rumah sakit harus siap pakai untuk
Prosedur
memenuhi kebutuhan rumah sakit 1. Petugas memakai alat pelindung diri (masker) 2. Linen bersih yang sudah kering dilakukan pelipatan 3. Linen bersih yang telah dilipat tidak boleh diletakkan di lantai 4. Pada pelipatan linen dilakukan penyortiran linen yang rusak 5. Bila ada linen yang rusak, linen dikumpulkan kemudian diserahkan ke bagian penjahitan untuk diperbaiki 6. Petugas menyerahkan linen yang sudah dilipat ke
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
bagian penyetrikaan Instalasi Laundry
PENCUCIAN LINEN KOTOR INFEKSIUS
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu kegiatan pencucian linen kotor infeksius dengan cara
Tujuan
yang benar Menghasilkan linen bersih bebas dari kotoran dan kuman
Kebijakan
atau bakteri sehingga terhindar dari infeksi nosokomial Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur
mungkin 1. Petugas laundry menggunakan APD (masker, sarung tangan,
google,
penutup
kapala,
apron,
sepatu
dari
petugas
pelindung) 2. Petugas pencucian
menerima
linen
pengambil linen yang sudah ditimbang 3. Linen di masukkan ke dalam mesin cuci sesuai kapasitas mesin cuci,untuk proses pencucian 4. Petugas memberi bahan cuci dan pewangi 5. Petugas menjalankan mesin cuci sesuai prosedur mesin cuci,sampai proses cuci selesai 6. Linen di jemur hingga kering atau di masukkan ke dalam Unit Terkait
RUMAH SAKIT
mesin pengering Instalasi Laundry
PENCUCIAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu kegiatan pencucian linen kotor non infeksius dengan
Tujuan
cara yang benar Menghasilkan linen bersih bebas dari kotoran dan kuman
Kebijakan
atau bakteri sehingga terhindar dari infeksi nosokomial Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur
mungkin 1. Petugas laundry menggunakan APD (masker, sarung tangan,
google,
penutup
kapala,
apron,
sepatu
pelindung) 2.
Petugas pencucian menerima linen kotor non infeksius dari petugas pengambil linen kotor
3.
Petugas memasukkan linen kotor ke dalam mesin cuci sesuai kapasitas mesin
4.
Petugas memberikan bahan cuci dan pewangi sesuai ukuran, dan menjalankan mesin cuci sesuai prosedur mesin
5.
Setelah proses pencucian , petugas mengeluarkan linen dari mesin cuci
6. Unit Terkait
RUMAH SAKIT
Kemudian linen di jemur hingga kering atau di
masukkan ke dalam mesin pengering Instalasi Laundry
PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu tata cara untuk mendistribusiksn linen bersih sesuai
Tujuan
jenis dari masing – masing ruangan Sebagai acuan langkah – langkah yang di ambil oleh
Kebijakan
petugas dalam pendistribusian linen bersih Angka kejadian infeksi nosokomial harus di tekan seminimal
Prosedur
mungkin 1. Untuk
pendistribusian
linen
bersih,petugas
pendistribusian bertanggung jawab atas kelancaran dan kecepatan pelayanan dan mengecek linen per ruangan. 2.
Petugas menyiapkan sisa linen yang tertera di buku catatan linen sesuai dengan ruangan masing – masing langsung di tulis di kolom bersih untuk menghindari kekeliruan
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
3.
Linen bersih di ambil oleh petugas dari masing –
1. 2. 3. 4. 5.
masing ruangan. Instalasi Laundry Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan Ruang intensif Instalasi Gawat Darurat
PENDISTRIBUSIAN LINEN BERSIH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pengambilan linen bersih oleh petugas ruangan dari bagian
Tujuan
Laundry Linen bersih dan rapi dikelompokkan sesuai macam/ jenis agar siap pakai
Kebijakan Prosedur
1.
Petugas laundry memakai alat pelindung diri (masker)
2.
Petugas laundry menyerahkan
linen ke
patugas
ruangan sesuai jumlah yang di cucikan (sesuai form serah terima linen) 3.
Bila ada linen yang belum kering, linen diambil sore hari
4.
Petugas laundry dan petugas ruangan menandatangani blangko serah terima
5. Unit Terkait
RUMAH SAKIT
Petugas ruangan membawa linen ke ruangan dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup 1. Instalasi Laundry 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Intensif 4. Haemodialisa
PENGAMBILAN LINEN BERSIH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Prosedur pengambilan linen bersih oleh petugas ruangan ke
Tujuan
bagian Laundry Linen bersih dan rapi dikelompokkan sesuai macam/ jenis
Kebijakan Prosedur
agar siap pakai Pengambilan linen bersih ke unit laundry jam 10.00 WIB 1. Petugas ruangan membawa kereta dorong ke Laundry untuk mengambil linen bersih 2. Petugas ruangan mengambil linen bersih sesuai dengan macam, jenis dan jumlah linen. Dicocokkan dengan data pengambilan linen kotor 3. Linen bersih diletakkan di kereta dorong tertutup 4. Membawa linen bersih ke ruangan 5. Dimasukkan ke dalam lemari dan ditata sesuai dengan macam dan jenis linen untuk memudahkan
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
inventarisasi 1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Intensif 3. Haemodialisa
PENGANGKUTAN LINEN KOTOR NON INFEKSIUS KE RUANG LAUNDRY
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu kegiatan pengambilan linen kotor non infeksius dari
Tujuan
ruang- ruang 1. Menghindari kontaminasi dengan linen kotor infeksius
Kebijakan
2. Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur
mungkin 1. Petugas laundry menggunakan APD (tutup kepala, masker, sarung tangan, sepatu pelindung) 2. Petugas laundry datang ke ruangan dengan membawa troli pengambilan linen kotor 3. Petugas Laundry mengambil linen kotor non infeksius dengan menggunakan kereta dorong untuk dibawa ke ruang Laundry 4. Selesai pengambilan linen kotor di seluruh ruangan, kantong kereta dorong segera di lepas dan dicuci dengan larutan desinfektan, juga troli di cuci lalu
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
dikeringkan Instalasi Laundry
PENGANGKUTAN LINEN KOTOR INFEKSIUS KE RUANG LAUNDRY
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu kegiatan pengambilan linen kotor infeksius dari
Tujuan
ruang- ruang 1. Menghindari
kontaminasi
dengan
linen
kotor
non
infeksius Kebijakan
2. Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur
mungkin 1. Petugas laundry menggunakan APD ( tutup kepala, masker, sarung tangan, sepatu pelindung ) 2.
Petugas laundry datang ke ruangan dengan membawa troli pengangkut linen kotor
3.
Petugas Laundry mengambil linen kotor infeksius dengan menggunakan kereta dorong untuk di bawa ke ruang laundry
4.
Plastik bekas bungkus linen infeksius di buang ke incenerator untuk dibakar
5.
Setelah pengambilan linen kotor di seluruh ruangan , kantong kereta dororong segera dilepas dan di cuci dengan larutan desinfektan, troli juga dicuci lalu di
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
keringkan Instalasi Laundry
PENGELOMPOKAN LINEN KOTOR DI RUANGAN
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu Kegiatan untuk memisahkan linen infeksius dan linen
Tujuan
non infeksius 1. Supaya linen kotor yang infeksius tidak tercampur dengan linen kotor non infeksius 2. Memudahkan proses pencucian oleh petugas Laundry
Kebijakan
3. Memudahkan pengangkutan ke ruang Laundry Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal
Prosedur
mungkin 1. Petugas ruangan menggunakan APD 2. Petugas ruang memisahkan antara linen kotor infeksius dan non infeksius 3. Linen kotor infeksius dimasukkan ke dalam ember tertutup dengan dilapisi plastik berwarna kuning 4. Linen kotor non infeksius dimasukkan ke dalam troli linen kotor yang dilapisi plastic hitam dan ditutup rapat 5. Petugas Laundry mengambil linen ke ruang- ruang yang bersangkutan dengan menggunakan kereta dorong
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
1. 2. 3. 4.
khusus Instalasi Laundry Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan Haemodialisa
PENYETRIKAAN DAN PENATAAN LINEN BERSIH
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
penyetrikaan
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 dan penataan linen sebelum
Pengertian
Kegiatan
Tujuan Kebijakan
disimpan dalam almari linen Agar linen halus dan nyaman dipakai serta tertata rapi Persediaan linen rumah sakit harus siap pakai untuk
Prosedur
memenuhi kebutuhan rumah sakit 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker) 2. Petugas
menerima
linen
dari
petugas
pelipatan,
dilanjutkan dengan penyetrikaan 3. Penyetrikaan dilakukan berdasarkan jenis linen 4. Penyetrikaan dilakukan dengan setrika manual dan setrika roll 5. Setelah selesai, linen dikelompokkan menurut jenis linen dan nama ruangan terkait Unit Terkait
RUMAH SAKIT
6. Kemudian linen dimasukkan ke dalam rak Instalasi Laundry
PENYIMPANAN LINEN BERSIH DI RUANGAN
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Kegiatan penyimpanan linen bersih yang memenuhi syarat-
Tujuan
syarat penyimpanan Tertatanya linen bersih dalam penyimpanan yang baik dan
Kebijakan
terhindar dari infeksi nosokomial 1. Angka kejadian infeksi nosokomial harus ditekan seminimal mungkin 2.
Ruang penyimpanan linen harus bersih, kering, jauh dari
daerah
kotor
supaya
linen
bersih
tidak
terkontaminasi
Prosedur
3.
Ruang penyimpanan linen harus cukup, tidak lembab,
1.
bebas dari serangga atau binatang pengganggu Petugas memakai alat pelindung diri (masker) kemudian melakukan cuci tangan sesuai prosedur
2. 3.
Linen disimpan di rak khusus penyimpanan linen Linen dipisahkan sesuai jenisnya dan masing- masing rak linen diberi kartu stok
4. Unit Terkait
RUMAH SAKIT
1. 2. 3.
Susunan linen diatur, sehingga linen yang lama bisa dipakai lebih dahulu. Instalasi Rawat Inap Instalasi Instensif Haemodialisa
PERBAIKAN LINEN RUSAK
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu upaya perbaikan linen rusak agar dapat digunakan
Tujuan Kebijakan
kembali Menjaga kualitas linen yang digunakan untuk pelayanan Kebutuhan linen rumah sakit harus sesuai dengan standart
Prosedur
yang telah ditetapkan 1. Petugas ruang mengajukan permohonan perbaikan linen rusak kepada penanggungjawab Laundry/berdasarkan sortir petugas laundry yang menemukan linen rusak 2. Linen rusak segera diperbaiki oleh petugas Laundry 3. Linen yang telah diperbaiki diserahkan pada petugas ruang yang mengajukan permohonan perbaikan linen
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
1. 2. 3. 4.
dengan mencatat di buku serah terima barang Instalasi Rawat Inap Instalasi Instensif Haemodialisa Instalasi Laundry
PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
No. Revisi -
No.Dokumen /
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Adalah Standar baku untuk merencanakan kebutuhan linen di RSUD Kota Padang Panjang agar kebutuhan
Tujuan Kebijakan Prosedur
linen
tercukupi 1. Sebagai acuan bagi petugas untuk pengadaan linen 2.
Menyamakan jenis linen yang dipakai
1.
Standart linen yang dibutuhkan
Tidak panas
Tidak mengandunng nylon
Lembut, tidak menimbulkan iritasi
Daya serap tinggi
Warna tidak mudah pudar
2.
Standart jumlah Perbandingan 1: 3 yaitu ;
1 part stok dipakai
1 part stok simpan ruangan
1 part stok dicuci
3.
Warna, ukuran dan desain linen menyesuaikan dengan ruangan masing- masing instansi
4.
Tata laksana
Bagian Laundry mengajukan linen baru sejumlah kebutuhan
sesuai
standart
ke
Direksi
dengan
sepengetahuan Kepala Bagian terkait.
Bila sudah ada disposisi Unit Laundry mengadakan pemesanan
linen
sesuai
kebutuhan
dengan
menggunakan surat pelaksanaan RUMAH SAKIT
Linen yang telah diterima selanjutnya didistribusikan
ke seluruh bagian rumah sakit PERENCANAAN KEBUTUHAN LINEN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Unit Terkait
RUMAH SAKIT
1. 2. 3. 4.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Instalasi Laundry Instalasi Rawat Inap Instalasi Instensif Haemodialisa
PERMINTAAN LINEN BARU
Halaman 2/2
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Tanggal Terbit Juni 2016
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
Pengadaan
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 untuk pemenuhan kebutuhan
Tujuan Kebijakan
ruangan Memenuhi kebutuhan linen ruangan Kebutuhan linen rumah sakit harus sesuai dengan standart
Prosedur
yang telah ditetapkan 1. Unit terkait mengajukan permintaan linen baru kepada
linen
baru
Direksi dengan surat permohonan yang telah di tanda tangani oleh manajer 2. Setelah daftar permintaan linen baru disetujui oleh Direksi,ada surat disposisi yang di tujukan ke bagian pengadaan 3. Bagian
pengadaan
bekerjasama
dengan
bagian
Laundry dan unit terkait memanggil vedor yang telah ditunjuk dan memilih jenis kain serta corak yang telah ditentukan 4. Penyerahan pengadaan
linen
baru
kepada
di
unit
lakukan
oleh
terkait,sesuai
bagian jumlah
permintaan linen 5. Penerima barang menandatangani buku serah terima Unit Terkait
RUMAH SAKIT
1. 2. 3. 4.
barang Instalasi Rawat Inap Instalasi Intensif Haemodialisa Unit Logistik
PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
Lumbal
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
punksi
adalah
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 upaya pengeluaran cairan
serebrospinal dengan memasukkan jarum ke dalam ruang Tujuan
sub arakhnoid. 1. Mengukur cairan serebrospinal & mengurangi tekanan menentukan
ada
tidaknya
darah
pada
cairan
serebrospinal 2. Mendeteksi adanya blok sub arakhnoidspinal cairan serebrospinal memberikan antibiotic intra thekal ke Kebijakan
dalam kanalis spinal terutama kasus infeksi. SK Direktur No. Tentang rumah
Prosedur
sakit
Pencegahan dalam
dan
pengendalian
Kewaspadaan
isolasi
Infeksi melalui
Pelaksanaan Lumbal Pungsi I. Alat dan bahan 1. Jarum pungsi ukuran 18-22 dilengkapi dengan stilet, mandren dan three way stop cock 2. Manometer gelas 3. Disposibel spuit dengan berbagai ukuran ( 1 cc- 50 cc) 4. Tabung reagen 5. Tabung kultur 6. Cawan gelas 7. Kain steril berlubang 8. Kasa steril 9. Kapas steril 10. Plester 11. Desinfectan : alcohol 70 %, iodine povidon
RUMAH SAKIT
12. Lidokain 2 % injeksi PELAKSANAAN LUMBAL PUNGSI
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
13. Sarung tangan steril 14. Masker II. Tehnik pungsi lumbal 1. Penderita ditidurkan pada sisi kiri 2. Tandai tempat pungsi pada persilangan antara garis yang menghubungkan Krista iliaka anterior kanan dan kiri
dengan garis yang menghubungkan antar
prosesus spinosus (antara L4 dan L5 atau L4 dan L3) 3. Bersihkan tempat pungsi dengan sabun dibilas kemudian didesinfeksi dengan povidon iodine setelah itu dengan alcohol 70 % 4. Tempat pungsi ditutup dengan kain steril berlubang 5. Lakukan anestesi lokal dengan lidokain 2 % 6. Tungkai penderita difleksikan sehingga kedua kedua lutut sedekat mungkin dengan dagu sedangkan leher difleksikan kearah dada 7. Tusukkan jarum pungsi pada tanda tempat pungsi. Cabut stilet sehingga keluar likuor cerebrospinalis 8. Tempat tusukan ditekan dengan kasa steril, beri iodine povidon dan tutup dengan kasa diplester Unit Terkait
9. Tindakan selesai Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Jalan Ruang OK
RUMAH SAKIT
PEMBERSIHAN BEDPAN
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pembersihan Bedpan adalah suatu proses atau cara membersihkan urinal atau pispot setelah digunakan oleh pasien supaya aman untuk digunakan kembali. Pispot adalah panci bertutup dan bertangkai untuk tempat air kencing atau kotoran (faeces) biasanya digunakan untuk orang sakit. Ruang lingkup prosedur pembersihan meliputi persiapan
Tujuan
alat sampai petugas melakukan hand hygiene. 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah
Kebijakan
pembersihan bedpan 2. Terhindarnya penyebaran penyakit infeksi SK Direktur No. Pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam
Prosedur
kewaspadaan Isolasi melalui pengendalian Lingkungan 1. Hand Hygiene 2. Gunakan alat pelindung diri (google,masker,sarung tangan rumah tangga ) 3. Basahi Bedpan dengan air mengalir 4. Sabuni seluruh permukaan bedpan
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5.
Gosok
menggunakan tapas Bilas di air mengalir Tiriskan dengan menyimpan di rak Buka APD Hand Hygiene Instalasi Gawat Darurat Rawat Inap Ruangan ICU Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Bidang Pelayanan
PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI SELAMA DITEMPATI DAN SESUDAH PASIEN PINDAH ATAU PULANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Ruang Isolasi adalah Ruangan khusus yang terdapat di Rumah Sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi resiko terhadap pemberi layanan kesehatan Pembersihan lingkungan adalah Tindakan untuk menyingkirkan sumber-sumber kontaminasi yang ada di lingkungan ruang rawat pasien yang dapat mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan petugas kesehatan Untuk
mempermudah
pembersihan
setiap
hari,singkirkan persediaan dan peralatan yabg tidak perlu dari lokasi sekitar pasien Ruang lingkup prosedur ini mulai pembersihan oleh Tujuan
petugas kebersihan sampai pemantauan oleh KPPI 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah pembersihan ruang isolasi selama ditempati sebelum
Kebijakan
dan sesudah pasien pindah atau pulang 2. Terhindarnya dari penularan penyakit infeksi SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pengendalian
Prosedur
Lingkungan. 1. Pembersihan ruang isolasi dilakukan oeh petugas kebersihan dengan metode membersihkan lembab, hindari pembersihan aerosolisolasi patogen, jangan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
menggunakan pembersihan kering atau menyapu PEMBERSIHAN RUANG ISOLASI SELAMA DITEMPATI DAN SESUDAH PASIEN PINDAH ATAU PULANG
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
1.1. Pembersihan dilakukan 2x perhari, pagi dan sore atau bila nampak kotor. 1.2. Pembersihan lingkungan meliputi permukaan yang sering disentuh seperti pegangan pintu, saklar lampu, pegangan di kamar mandi, dinding disekitar toilet di kamar mandi pasien. 1.3. Pembersihan tirai pasien harus dilepas dan dicuci waktu pasien pulang 1.4. Pembersihan permukaan dengan menggunakan larutan chlorin0,05% atau Alkohol 95%, sedangkan permukaan
yang
terkontaminasi
cairan
tubuh
dibersihkan dengan menggunakan cairan chlorin 0,5% 2. Peralatan yang digunakan untuk pembersihan dan disinfektasi harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan oleh petugas kebersihan 3. Pemantauan menggunakan daftar tilik /Check List untuk monitoring pembersihan ruang isolasi dilaksanakan oleh Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
1. 2. 3. 4.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Instalasi Gawat Darurat Rawat Inap Bidang Pelayanan Medis Bidang Pelayanan Keperawatan
PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN TRANSMISI
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Penapisan penempatan pasien di ruang isolasi
Pengertian
berdasarkan transmisi adalah penempatan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak dapat
diharapkan
menjaga
kebersihan
atau
kontrol
lingkungan ke dalam ruang yang terpisah. Penapisan penularan
penempatan
penyakit
dibagi
pasien
menjadi
3
berdasarkan yaitu:
melalui
kontak,melalui droplet, dan udara (airbone) 1. Penularan infeksi melalui droplet :Infeksi yang disebarkan melalui butiran cairan yang lebih besar (>5 µm) yang dihasilkan oleh seorang pasien yang batuk, bersin, atau berbicara penyakit yang menular melalui droplet yaitu B pertussis,Meningitis, Avian Influenza, Streptoococcus grup A, Adenovirus, H1N1 2. Penularan infeksi melalui udara (airbone) : Infeksi yang disebarkan melalui cairan yang butirannya lebih kecil dari 5µm. Penyakit yang menular melalui udara misalnya TB 3. Penularan infeksi koloniasi
yang
melalui
kontak
ditransmisikan
:Infeksi
melalui
atau kontak
langsung atau tidak langsung.Penyakit menular melalui kontak :MRSA, VRE, resisten E colli ISK, diare karena suspek Clostridium diffcile, norovirus, RSV, pseudomonas aeruginosa, Herpes simplx virus. Ruang lingkup proseur ini mulai penempatan pasien sampai pasang sign transmisi di depan kamar pasien
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN TRANSMISI
KOTA PADANG PANJANG No. Revisi -
No.Dokumen 200/
Tujuan
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
1. Tersedianya penapisan
Kebijakan
acuan
penerapan
penempatan
Halaman 2/4
langkah-langkah
pasien
berdasarkan
transmisi. 2. Terhindarnya dari penularan infeksi SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam kewaspadaan Isolasi Penempatan Pasien
Prosedur
Berdasarkan transmisi (sistem isolasi/ Kohort) 1. Penempatan pasien oleh dokter penanggung jawab pasien (DPJP) berdasarkan prinsip-prinsip berikut : 1.1 Route dari penularan infeksi menular baik yang diketahui ataupun yang diduga 1.2 Faktor resiko penularan pasien
yang
telah
terinfeksi 1.3 Faktor resiko penyebaran infeksi rumah sakit dari pasien lain ruangan 1.4 Ketersediaan pasien kamar tersendiri 1.5 Jika tidak tersedia, dapat dipilih penggunaan kamar dengan penggabungan pasien dengan infeksi yang sama (Kohort) 2. Penerapan kewaspadaan
penularan
melalui
udara(airbone) Tempatkan pasien di kamar isolai yang memiliki syarat sbb: 2.1.1. Bertekanan udara negatif dibanding dengan ruangan sekitarnya. 2.1.2. Memiliki saluran pengeluaran
udara
ke
lingkungan yang memadai 2.1.3. Pintu ke arah dalam harus selalu tertutup 2.1.4. Bila tidak tersedia ruang isolasi bertekanan negati,
tempatkan
pasien
di
ruangan
berventilasi alami dengan pertukaran udara 12x perjam RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN TRANSMISI
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/4
2.1.5 Tempatkan pasien di ruang tersendiri(single room).Bila ruangan tersendiri tidak tersedia, tempatkan pasien dengan pasien lain yang terinfeksi aktif dengan mikroorganisme yang sama(kohort) 2.1.6 Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamarnya hanya untuk hal yang penting sajadan memang bila dibutuhkan pemindahan dan transportasi batasi penyebaran airbone dengan menggunakan masker bedah pada pasien bila memungkinkan 2.1.7 Petugas pemeriksa yang memeriksa pasien dan keluarga harus memakai masker N-95 2.1.8 Petugas kesehatan dan keluarga pasien menggunakan
APD
(masker)saat
masuk
ruangan pasien dan melepas APD saat kluar dari kamar pasien serta melakukan hand hygiene 3. Penerapan Kewaspadaan Penularan Melalui Droplet 3.1 Tempatkan pasien dalam kamar tersendiri 3.2 Tempatkan pasien di ruang tersendiri(single room).Bila ruangan tersendiri tidak tersedia, tempatkan pasien dengan pasien lain yang terinfeksi aktif dengan mikroorganisme yang sama(kohort) tetapi tidak boleh dengan infeksi yang berbeda 3.3 Prioritaskan pasien yang memiliki batuk yang berlebihan dan dahak berlebih untuk single room 3.4 Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan tidak memungkinkan menggabungkan dengan pasien lain,maka pisahkan dengan jarak sedikitnya 1meter dengan pasien lainnya PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN TRANSMISI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
3.5 Tidak
dibutuhkan
No. Halaman Revisi /4/4
penanganan
udara
dan
ventilasi khusus dan pintu boleh tetap dibuka 3.6 Hindari menempatkan pasien pada
kewaspadaan penularan melalui droplet di ruang yang sama dengan pasien yang memiliki kondisi yang dapat meningkatkan resiko hasil buruk
dari
infeksi
atau
yang
mungkin
memudahkan penularan (misal mereka yang imunocompromised) 4. Kewaspadaan penularan melalui kontak ditetapkan oleh DPJP 4.1 Tempatkan pasien di kamar tersendiri 4.2 Bila tidak tersendia kamar tersendiri, tempatkan pasien dalam kamar bersama dengan pasien yang terinfeksi mikroorganisme yang sama tetapi tidak boleh pasien yang berbeda 4.3 Bila tidak tersedia kamar tersendiri penggabungan diinginkan,
dengan
pasien
lain
pertimbangkansifat
mikroorganisme
dan
populasi
dan tidak
epidemiologi pasien
saat
menempatkan pasien 5. Pasang Sign transmisi di depan kamar pasien: Kontak,Droplet atau Airbone oleh penanggung jawab Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
1. 2. 3. 4.
satuan kerja Instalasi Gawat Darurat Rawat Inap Ruang Rawat Intensif Komite PPI
PENATALAKSANAAN PASKA PAJANAN LIMBAH TAJAM TERKONTAMINASI/ CAIRAN TUBUH INFEKSIUS
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Tanggal Terbit Juni 2016
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Penatalaksanaan
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pajanan adalah serangkaian
Paska
tindakan yang dilakukan oleh seseorang (karyawan,peserta
didik)
setelah
terpajan
oleh
benda
tajam
yang
terkontaminasi cairan tubuh pasien atau cairan tubuh pasien infeksius maupun diduga infeksi Human Immunodefisiensi Virus (HIV), HepatitisB Virus (HBV) dan Hepatitis C Virus (HCV) di RSUD Kota Padang Panjang Sumber pajanan adalah pasien yang menjadi sumber bahan yang infeksius maupun diduga infeksi HIV , HBV , dan HCV yang dirawat di RSUD Kota Padang Panjang Terpajan adalah seseorang (karyawan,peserta didik,SDM out sourching) yang tanpa sengaja terpapar benda tajam yang terkontaminasi cairan tubuh pasien infeksius maupun di duga infeksi HIV , HBV dan HCV di RSUD Kota Padang Panjang. Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai pemberian tindakan pertama paska pajanan sampai pengisian formulir Tujuan
paska pajanan . 1. Tersedianya
acuan
penatalaksanaan
Kebijakan
penerapan
paska
langkah-langkah
pajanan
limbah
tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius. 2. Diperolehnya data paska pajanan
limbah
tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius 3. Terpantaunya kasus paska pajanan
limbah
tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius sesuai ketentuan SK Direktur No……. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah Sakit dalam
Kewaspadaan
isolasi
melalui
Pengendalian
Lingkungan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENATALAKSANAAN PASKA PAJANAN LIMBAH TAJAM TERKONTAMINASI/ CAIRAN TUBUH INFEKSIUS
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
1. Berikan tindakan pertama paska pajanan benda tajam yang terkontaminasi cairan tubuh pasien/cairan tubuh infeksius kepada seseorang (karyawan,peserta didik,SDM out sourching): 1.1. Bila cairan tubuh terkena mata : Bilas dengan air mengalir menggunakan eye wash selama 15 menit. Bila cairan tubuh terkena kulit yang intake: Bilas air mengalir selama satu menit.
1.2. Bila cairan tubuh terkena kulit yang intake: Segera kumur-kumur selama satu menit lalu dibuang 1.3. Bila tertusuk jarum: Segera bilas dengan air mengalir selama 5 menit , tidak dianjurkan menekan daerah yang tertusuk jarum . 2. Lapor kepada atasan langsung oleh sesorang (karyawan,peserta didik, SDM out sourching) yang terpajan: 2.1. Pada jam kerja atasan langsung adalah kepala satuan kerja/ kepala ruangan/yang mewakili . 2.2. Jika di luar jam kerja atasan langsung adalah ketua tim tugas jaga satuan kerja. 3. Tetapkan status kesehatan sumber
pajanan
dilakukan oleh atasan langsung dengan cara lapor kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) pasien terinfeksi/ dicurigai infeksi HIV, HBV dan HCV. 3.1. Bila sumber pajanan penderita HBV, HCV/dicurigai HBV, HCV maka terpajan diperiksa anti HBV serta diberikan treatment klinik sesuai yang telah ditentukan dan diberikan konseling pada terpajan oleh dokter poli pegawai RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENATALAKSANAAN PASKA PAJANAN LIMBAH TAJAM TERKONTAMINASI/ CAIRAN TUBUH INFEKSIUS
No.Dokumen 200/
/
3.2
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Halaman Revisi /3 / 3
Bila sumber pajanan penderita HIV/dicurigai HIV , maka terpajan diperiksa anti HIV serta diberikan treatment klinik sesuai peraturan yang telah ditentukan dan diberikan konseling
3.3
pada terpajan oleh tim HIV Bila sumber pajanan bukan penderita HIV, HBV, HCV/tidak dicurigai HIV, HBV, HCV maka terpajan tidak perlu diberikan treatment klinik dan konseling.
4. Pengisian formulir paska pajanan oleh terpajang, kemudian diserahkan ke Komite K3 dalam waktu Unit Terkait
maksimal 3x24 jam. 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan
3. 4. 5. 6. 7. 8.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
Instalasi Rawat Inap Ruang Rawat intensif Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite Keperawatan Bidang Pelayanan Bidang Penunjang
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/8
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi akibat penggunaan
intra
vaskuler
yang
ditandai
dengan
ditemukannya organisme dari hasil kultur darah semi/ kuantitatif dengan tanda klinis yang jelas serta tidak disertai infeksi yang lain yang dicurigai sebagai sumber infeksIi Pencegahan IADP adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya IADP akibat penggunaan alat intravaskuler. Dokter atau perawat terlatih adalah dokter atau perawat yang telah mendapatkan pelatihan mengenai: Indikasi pemakaian alat intravaskuler, prosedur pemasangan intra vena, pemeliharaan kateter intravena dan
Pencegahan
infeksi aliran darah sehubungan dengan pemasangan
kateter vena. Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai dari pelaksanaan hand hygiene “5 saat” melakukan hand hygiene sampai Tujuan
dengan pemberian antibiotik profilaksis. 1. Tersedianya acuan penerapan
langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian IADP 2. Terkendalinya angka IADP sesuai standar indikator
Kebijakan
rumah sakit 3. Terjadinya Patient Safety SK Direktur No……. tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melalui Pencegahan Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/8
1. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP oleh dokter atau perawat terlatih dengan melakukan hand hygene oleh semua orang di area perawatan pasien. 1.1. Sebelum kontak dengan pasien. 1.2. Sebelum melakukan tindakan aseptic. 1.3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien. 1.4. Setelah kontak dengan pasien. 1.5. Setelah kontak lingkungan pasien. 2. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam melakukan preparasi kulit sebelum melakukan insersi oleh dokter atau perawat terlatih meliputi: 2.1. Preparasi kulit daerah insersi dengan antiseptik chlorhexidine 2% atau 70% isopropy alkohol. Bila
dipakai
membersihkan
kulit
povidon maka
iodine harus
untuk
dilakukan
preparasi dengan alkohol dahulu kemudian diikuti povidon iodine. Tidak dibenarkan menggunakan salep antibiotik pada daerah
Insersi. 2.2.
Biarkan
antiseptik
mongering
sebelum
diinsersi lebih kurang 2 menit 2.3. Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit dibnersihkan dengan antiseptik. 3. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam pengggunaan alat pelindung diri maksimal oleh dokter atau perawat terlatih. 3.1. Gunakan sarung tangan
bersih
pemasangan kateter vena perifer. 3.2. Pemasangan kateter vena
sentral
pada oleh
operator dan asisten dengan memperhatikan. 3.2.1. Gunakan topi (non steril) untuk menutupi seluruh rambut. 3.2.2. Gunakan masker
(non
steril)
untuk
menutupi seluruh mulut dan hidung. 3.2.3. Gunakan gaun steril. 3.2.4. Gunakan sarung tangan steril. 3.2.5. Tutup seluruh kepala dan badan pasien dari atas sampai bawah dengan steril drape. 4. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam pemilihan daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat terlatih. 4.1. Insersi kateter vena perifer . 4.1.1. Dianjurkan pada orang
dewasa
pilih
ekstrimitas atas dari pada ekstermitas bawah. 4.1.2. Bila sudah terlanjur sesgera mungkin pindahkan insersi kateter vena perifer ekstrimitas bawah ke ekstrimitas atas. Pada pasien anak, tangan, dorsum manus atau kulit kepala dapat digunakan sebagai pilihan lain daerah kaki,lengan atau fossa antecubiti. 4.2. Insersi Kateter vena sentral. 4.1.3. Insersi dilakukan pada vena subklavia , bukan vena jugularis atau vena femoralis (rekomendasi CDC) 4.1.4. Pada vena jugularis atau vena vemoralis dalam tindakan hemodialisis dan pheresis untuk menghindari terjadinya stenosis di vena subclavia (rekomendasi CDC) 4.1.5. Tidak boleh mempersingkat prosedur
tindakan insersi kateter vena yang telah ditentukan 5. Pelaksaan Pencegahan
IADP
dalam
pemilihan
daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat terlatih meliputi: 5.1. Pilih alat dengan risiko komplikasi infeksi RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
terendah disesuaikan dengan kondisi pasien PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
5.2.Dianjurkan
No. Revisi -
penggunaan
single
Halaman 4/8
lumen
dibandingan multiple lumen kecuali dibutuhkan untuk pemberian terapi 5.3.Dianjurkan gunakan kateter vena sentral melalui perifer untuk penggunaan jangka panjang. 6. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penilaian daerah insersi dilakukan oleh seluruh dokter atau perawat yang terlatih meliputi: 6.1. Lakukan penilaian daerah insersi setiap pergantian sift perawat, observasi tanda-tanda infeksi (tendemess ,redness dan drainage pada daerah insersi) dan pastikan balutan dressing bersih ,kering dan utuh .Balutan yang tebal dan besar tidak dibenarkan karena akan menyulitkan pada saat mengamati daerah insersi setiap hari. Gunakan
sarung
tangan
bersih
sebelum
melepaskan balutan dan amati daerah insersi. Bersihkan area tersebut dengan menggunakan teknik steril kemudian ganti balutan yang baru dan steril. 6.2 Lakukan pemeriksaan daerah insersi kateter sentral
oleh
dokter
setiap
hari.
Lakukan
assessment pada tempat insersi dan lokasi kateter kebutuhan untuk tetap memasang kateter dan adanya tanda infeksi baik secara klinis maupun laboratorium 6.3.Frekuensi untuk mengubah lokasi kateter pada insersi kateter sentral ditetapkan oleh dokter 6.4.Pada kondisi kegawatan dimana tindakan aseptik
tidak dapat dilakukan selama insersi kateter sentral maka harus diubah lokasinya secepat mungkin RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
dalam
waktu
kurang
dari
24jam.
Perkecualian tersebut harus dicatat penyebabnya PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 5/8 5
6.5.Kultur dan sensitivitas pada ujung kateter hanya dilakukan atas perintah dokter dan dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih 6.6.Penggantian kateter sentral dilakukan pada tempat yang berbeda bila terjadi infeksi akibat pemakaian kateter tersebut 6.7.Ganti selang yang dipakai untuk memasukan darah Komponen darah atau emulsi lemak dalam 24jam dari awal 7. Pelaksaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penggunaan cairan parenteral oeleh seluruh perawat atau dokter yang terlatih. 7.3. Infus harus diselesaikan dalam 24 jam umtuk satu botol cairan parenteral yang mengandung lemak 7.4. Bila hanya
emulsi
lemak
yang
diberikan
selesaikan infus dalam 24jam setelah botol elmusi mulai digunakan 8. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi IADP dalam pemberian injeksi melalui port injeksi intra vena oleh dokter atau yang terlatih 8.1 Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70% 8.2 Campurkan seluruh cairan parenteral di depo farmasi dalam laminar Flow hood dengan tehnik steril 8.2 Pemeriksaan daerah insersi meliputi peningkatan leukosit atau jumlah leukosit yang sangat rendah tanpa sebab yang jelas, demam, kemerahan, bengkak , nyeri atau adanya pus yang keluar dari tempat insersi. 8.3 Catat tanggal dan waktu pemasangan pada lokasi
balutan serta pada catatan pasien.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 6/8
9. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penggunaan pembalut insersi kateter , oleh setiap dokter atau perawat yang terlatif. 9.1 Sebelum memasang pembalut yakinkan bahwa chlorhexidin yang digunakan sudah kering. 9.2Gunakan pembalut semi permeabel yang transparan untuk menutupi tempat insersi . Bila pembalut
tersebut
tidak
ada
maka
dapat
dipergunakan kasa pembalut. 9.3 Lakukan penggantian pembalut dengan : 9.1.1 Gunakan tehnik steril 9.1.2 Apabila tidak tedapat kontra indikasi dapat gunakan
chlorhexidin
swab
pada
saat
pembersihan swab pada saat pembersihan tempat
insersi
selama
penggantian
pembalut. 9.4 Lakukan penggantian pembalut transparan setiap minggu setelah pemasangan insersi kateter central atau penggantian pembalut. Pembalut harus diganti lebih sering apabila tampak kotor, longgar atau saat melakukan pemeriksaan bila dianggap perlu. Pada anak mengganti balutan dapat
dilakukan
lebih
sering
kurang
dari
seminggu. 10. Pelaksaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam penggantian kateter vena oleh dokter atau perawat yang terlatih. 10.1 Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter vena di lokasi yang dapat dilihat dengan jelas.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 7/8
10.2 Alat/ set kateter vena terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang masuk ke kontainer cairan infus sampai ke konektor. 10.3 Ganti selang penghubung tersebut bila alat intra vena diganti 10.4 Ganti selang kateter vena dengan interval tidak kurang dari 72jam pada orang dewasa, kecuali ada indikasi klinis 10.5 Pada anak kateter vena tidak diganti sampai terapi intra vena selesai kecuali terjadi komplikasi (phlebitis,inflamasi) 11. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam penggunaan vial multi dosis oleh dokter atau perawat terlatih. 11.1 Simpan vial multi dosis yang sudah dibuka dalam kulkas bila direkomendasikan dari pabrik beri tanggal buka , nama pasien dan tanggal lahir pasien. 11.2 Tutup karet penutup dengan kertas parafilm , bersihkan karet penutup vial multi dosis dengan alkohol sebelum menusukkan alat ke vial. 11.3 Gunakan alat steril setiap kali akan mengambil cairan dari vial multidosis dan hindari kontaminasi alat sebelum menembus karet vial. 11.4 Buang vial multi dosis bila sudah kosong , bila dicurigai atau terlihat adanya kontaminasi atau bila telah mencapai tanggal kadaluarsa. 12. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian IADP dalam pemberian antibiotik profilaksis oleh dokter dokter yang terlatih. Jangan memberikan anti mikroba sebagai prosedur rutin sebelum pemasangan atau selama pemakaian alat intra vena untuk mencegah kolonisasi atau infeksi bakteriemia.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 8/8
Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Intensi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite Keperawatan Bidang Pelayanan Medis Bidang Pelayanan Keperawatan
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/8
3.2.1 Gunakan topi (non steril) untuk menutupi seluruh rambut. 3.2,2 Gunakan masker (non steril) untuk menutupi seluruh mulut dan hidung. 3.2.3 Gunakan gaun steril. 3.2.4 Gunakan sarung tangan steril. 3.2.5 Tutup seluruh kepala dan badan pasien dari atas sampai bawah dengan steril drape. 4. Pelaksanaan Pencegahan IADP dalam pemilihan daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat terlatih. 4.1 Insersi kateter vena perifer. 4.1.1 Dianjurkan pada orang dewasa pilih ekstrimitas atas dari pada ekstermitas bawah. 4.1.2 Bila sudah terlanjur sesgera mungkin pindahkan insersi kateter vena perifer ekstrimitas bawah ke ekstrimitas atas. Pada pasien anak,tangan,dorsum manus atau kulit kepala dapat digunakan sebagai pilihan lain daerah kaki,lengan atau fossa antecubiti. 4.2. Insersi Kateter vena sentral. 4.1.3 Insersi dilakukan pada vena subklavia , bukan vena jugularis atau vena femoralis (rekomendasi CDC) 4.1.4 Pada vena jugularis atau vena vemoralis dalam tindakan hemodialisis dan pheresis untuk menghindari terjadinya stenosis di vena subclavia (rekomendasi CDC) 4.1.5 Tidak boleh mempersingkat prosedur tindakan insersi kateter vena yang telah ditentukan 5. Pelaksaan Pencegahan IADP dalam pemilihan daerah insersi kateter oleh dokter atau perawat terlatih meliputi: 5.1 Pilih alat dengan risiko komplikasi infeksi terendah disesuaikan dengan kondisi pasien
RUMAH SAKIT
PENCEGAHAN PHLEBITIS
UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Phlebitis adalah peradangan pada vena perifer yang ditandai dengan adanya keluhan nyeri , nyeri tekan , bengkak , pengerasan, eritema , dan hangat pada vena oleh karena peradangan , infeksi dan/ thrombosis 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian phlebitis. 2. Terkendalinya angka phlebitis sesuai standar indikator rumah sakit. 3. Terjadinya Patient Safety SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam Pencegahan Phlebitis di RSUD Kota padang Panjang 1. Dilakukan hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan prosedur pemasangan infuse vena perifer. 2. Cek infuse vena perifer di tempat semula masih diperlukan 3. Pindah infuse vena perifer dimana ada ektra vacation atau inflamasi 4. Cek balutan infuse vena perifer tertutup dengan baik 5. Penggantian infuse vena periver di tempat semula tidak lebih dari 72 jam 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Rawat Intensif (ICU, PERINATOLOGI ) 5. Kamar Ok 6. Komite Keperawatan 7. Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja 8. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infek 9. Bidang Pelayanan Keperawatan
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN VENTILATOR ASSOCOATED PNEUMONIA
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah pneumonia yang terjadi di rumah sakit atau pelayanan kesehatan terkait dengan pemasangan ventilasi mekanik setelah 48jam. Kriteria diagnosa VAP adalah : Pasien dipasang ventilasi mekanik lebih dari 48 jam, demam ≥ 38 0 C, sputum purulent, batuk, leukosit > 12.000/mm 3 atau < 4000/mm3 kultur aspirasi trakheal ≥ 10
5
ppm/ml, Infiltrat baru peristen
atau progresif caviation, consolidation. Pencegahan dan pengendalian VAP adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya VAP Ruang lingkup prosedur ini mulai dri pelaksanaan hand hygiene sampai tindakan pemberian Deep Vein Trombosis Tujuan
(DVT) Prophylaxis 1. Tersedianya acuan penerapan lngkah – langkah pencegahan dan pengendalian VAP. 2. Terkendalinya angka VAP sesuai indikator rumah
Kebijakan
sakit. 3. Tercapainya patient safety SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Pencegahan
Prosedur
Ventilator Associated Pneumonia. (VAP) 1. Lakukan hand hygiene, sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 2. Atur posisi kepala 30 – 45
0
setiap saat kecuali ada
kontra indikasi RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN VENTILATOR ASSOCOATED PNEUMONIA
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
3. Jaga kebersihan mulut pasien secara rutin dengan cara : 3.1. Sikat gigi setiap 12 jam untuk mencegah terjadinya plaque 3.2. Oral hygiene setiap 8 jam atau setiap sift. 3.3. Gunakan oral antiseptik yang bebas dari alkohol (Chlorhexidin 0,2%) 4. Lakukan manajemen sekresi oropharingeal dan trakheal dengan : 4.1. Pengisapan lendir jika diperlukan 4.2. Lakukan tindakan antiseptik 4.3. Gunakan cairan steril untuk membersihkan jika Catheter Suction dimasukan kembali ke Endo Tracheal Tube (ETT) 4.4. Gunakan suction sistem tertutup 4.5. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai 5. Kaji setiap hari kesiapan pasien – pasien sedasi dan ekstubasi ,adapun protokol untuk sedasi : 5.1. Indikasi pemberian sedasi 5.2. Pengurangan dosis sedasi setiap hari 5.3. Penilaian secara rutin terhadap respon terapi 5.4. Bangunkan pasien setiap hari (kecuali kontra indikasi) 6. Pendidikan staff tentang : 6.1. Pengertian VAP 6.2. Tujuan Pencegahan dan Pengendalian VAP 6.3. Indikasi intubasi 6.4. Teknik intubasi 6.5. Teknik pengisapan lendir 6.6. Bundles VAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN VENTILATOR ASSOCOATED PNEUMONIA
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/3
7. Pengendalian lingkungan 7.1. Kebersihan 7.1.1. Permukaan lingkungan sekitar pasien 7.1.2. Peralatan perawatan pasien
7.1.3. Tempat tidur 7.1.4. Monitor dan aksesoris 7.1.5. Ventilator dan aksesoris 7.2.Jarak tempat tidur 7.2.1. Single room jarak min 1m 8. Dekontaminasi peralatan : Sirkuit ventilator 8.1. Ganti sirkuit setiap pasien 8.2. Ganti sirkuit pernapasan jika terlihat kotor atau tidak berfungsi (tidak ada rekomendasi waktu penggantian breathing circuit) 8.3. Segera ganti sirkuit bila kotor 8.4. Tidak membuka sirkuit ventilator secara rutin 8.5. Segera buang kondensasi air dalam sirkuit ke tempat penampungan (water trapp) Sebelum melakukan intubasi laringoscope blade terlebih dahulu diusap dengan alkohol 9. Gunakan antimikroba rasional jika ada indikasi 10. Berikan Peptic Ulcer Prophylaxis Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
11. Berikan Deep Vein Trombosis (DVT) 1. Intalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Intensif 3. Kamar Operasi 4. Instalasi Sterilisasi 5. Kesehatan Lingkungan 6. Komite Pencegahan dan Pengendalian 7. Komite Keperawatan 8. Bidang Penunjang 9. Bidang pelayanan PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN KEMIH AKIBAT PEMASANGAN KATETER URINE
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Infeksi SaliranKemih (ISK) adalah adanya bakteri dengan jumlah ≥10 K/ml dalam urin akibat pemasangan kateter urin yang terjadi setelah 2 x 24 jam. Pencegahan infeksi saluran kemih adalah suatu tindakan mencegah terjadinya infeksi akibat pemasangan kateter urin menetap. Dokter atau perawat yang kompeten / terlatih adalah Dokter atau perawat yang telah mendapatkan pelatihan mengenai
indikasi pemakaian kateter urin, prosedur pemasangan kateter urin, perawatan urin, pencegahan ISK sehubungan dengan pemasangan kateter urin menetap. Ruang lingkup prosedur ini dimulai dari pencegahan dan pengendalian ISK dalam pemasangan kateter urin sampai dengan Tujuan
pencegahan
dan
pengendalian
ISK
dalam
pelaksanaan penggantian dan melepas kateter urin. 1. Tersedianya acuan penerapan langkah – langkah pencegahan pengendalian ISK. 2. Dikendalikanya angka ISK sesuai dengan indikator
Kebijakan
angka infeksi rumah sakit. 3. Tercapainya Patient Safety. SK Direktur No. Tentang Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Prosedur
melalui Pencegahan Infeksi Saluran Kemih 1. Pencegahan dan pengendalian pemasangan kateter urin, meliputi: 1.1. Pemasangan kateter urin
ISK
dalam
dilakukan
oleh
perawat atau dokter yang berkompeten atau RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
terlatih. PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN KEMIH AKIBAT PEMASANGAN KATETER URINE
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
1.2.
Lakukan
Hand
Hygien
No. Revisi -
sesuai
Halaman 2/3
5
saat
melakukan Hand Hygiene. 1.3. Gunakan APD berupa sarung tangan steril dan apron untuk pencegahan kontminasi cairan tubuh. 1.4. Kurangi resiko iritasi uretra dengan cara: 1.4.1. Gunakan ukuran kateter urin dengan ukuran terkecil untuk pasien 1.4.2. Gunakan pelumas yang adekuat selam pemasangan. 1.5. Pilih material kateter urin sesuai kebutuhan dan kondisi pasien. 1.6. Terapkan tehnik aseptic selama pemasangan kateter urin. 2. Pencegahan Pengendalian infeksi saluran kemih dalam perawatan kateter urin, meliputi: 2.1. Perawatan kateter urin dilakukan oleh dokter dan perawat 2.2. Bersihkan daerah meatus uretra dengan sabun
2.3.
dan air setiap hari. Hindari aliran balik urin dari urin bag ke
Bladder dengan cara: 2.3.1. Pertahankan posisi urin bag lebih rendah dari kandung kemih. 2.3.2. Klem slang kateter
urin
sebelum
mengangkat urin bag lebih tinggi dari bladder. 2.3.3. Pembuangan 2.4.
urin secara
ruti, jangan
melebihi kapasitas tamping urin bag. Pertahankan aliran urin tetap lancar, hindari
slang kateter urin terlipat. 2.5. Cegah kontak urin bag dengan lantai, dinding, furniture. 2.6. Pengosongan urin bag: RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI SALURAN KEMIH AKIBAT PEMASANGAN KATETER URINE
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3 /3
2.6.1 Gunakan gelas ukur urin yang bersih untuk masing masing pasien, bersihkan dan keringkan tiap kali selesai digunakan. 2.6.2 Hindari tersentuhnya gelas ukur dengan katup urin bag. 2.6.3 Disinfeksi katup urin bag dengan swab alkohol sebelum dan sesudah tiap kali membuka urin bag. 3. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran kemih dalam pelaksanaan mengganti dan melepas kateter urin, meliputi: 3.1 Pelaksanaan mengganti dan melepas kateter urin dilakukan oleh dokter dan perawat. 3.2 Segera lepas kateter urin bila sudah tidak diperlukan. 3.3 Penggantian kateter urin berdasarkan jenis bahan kateter urin sesuai dengan intruksi prosedur. Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6.
3.4 Ganti kateter urin bila terkontaminasi. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Ruang ICU Ruang OK Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
7. Komite Keperawatan 8. Bidang Pelayanan 9. Bidang Penunjang
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI (ISOLASI PRECAUTION)
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/4
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Kewaspadaan isolasi (isolasi precaution) adalah gabungan kewaspadaan berdasarkan standar. Kewaspadaan berdasarkan transmisi infeksi diterapkan terhadap pasien yang diketahui maupun diduga terinfeksi atau terkolonisasi pathogen yang dapat ditransmisikan leawat kontak, droplet atau udara. Kewaspadaan standar dirancang untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Ruang lingkup prosedur ini mulai kewaspadaan transmisi
Tujuan
sampai kewaspadaan standar. 1. Tersedianya acuan langkah-langkah
penerapan
kewaspadaan isolasi (isolation precaution) 2. Terlindunginya pasien, petugas dan pengunjung rumah Kebijakan
sakit dari infeksi. SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melalui
Prosedur
Penerapan Kewaspadaan Isolasi 1. Kewaspadaan berdasarkan transmisi 1.1. Kewaspadaan Transmisi Kontak Ditujukan untuk menurunkan risiko transmisi mikroba yang
secara
epidemiologi
ditransmisikan
kontak langsung maupun tidak langsung 1.2. Kewaspadaan Transmisi Droplet
melalui
Diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar terhadap pasien dengan infeksi diketahui atau suspek mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan melalui droplet (>5µm) PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI (ISOLASI PRECAUTION)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No. Revisi -
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
1.3.
Kewaspadaan
Transmisi
(Airbone Precaution) Diterapkan
Halaman 2 /4
Melalui
sebagai
kewaspadaan standar terhadap
tambahan
pasien yang
diduga atau telah diketahui terinfeksi yang
secara
epidemiologi
Udara
mikroba
penting
dan
ditransmisikan melalui udara 2. Kewaspadaan Standar 2.1. Pelaksanaan Hand hygiene Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir , bila tangan
tidak
jelas
terlihat
kotor
atau
terkontaminasi , gosok dengan cairan berbasis alcohol pastikan tangan kering sebelum memulai tindakan. 2.2. Penggunaan Alat Pelindung Diri Alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir
petugas dari risiko
pajanan darah , semua jenis cairan tubuh , sekret , ekskreta , kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. Tujuan pemakaian APD untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan dan sebaliknya. Penggunaan APD sesuai jenis risiko pajanan . 2.3. Pemrosesan Peralatan Pasien Penatalaksanaan Linen Suatu proses untuk
dan
menghilangkan/
memusnahkan Mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan Medis/ objek, sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI (ISOLASI PRECAUTION)
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/4
Tujuan memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan Medis kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan Lingkungan rumah sakit. 2.4. Pengelolaan Limbah Semua limbah yang tidak terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien seperti kardus , kertas , botol plastic dan sisa makanan dapat dibuang dengan biasa atau dikirim ke Dinas Pembuangan Limbah Umum . Sedangkan limbah yang trkontaminasi dengan cairan tubuh pasien seperti darah, urin, nanah , tinja , jaringan tubuh lain dan bahan lain bukan dari tubuh seperti berkas pembalut luka, kasa , kapas. dan lain-lain dimusnahkan
dengan
diinsenerasi 2.5. Pengendalian Lingkungan RS Semua permukaan horizontal di tempat pelayanan yang disediakan untuk pasien harus dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor. Bila permukaan
tersebut
bersentuhan
langsung
dengan pasien harus didisinfeksi dengan larutan chlorine 0,05% atau dengan NaDCC atau Alkohol 95% sedangkan untuk lingkungan yang terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien , harus didisinfeksi dengan larutan chlorine 0,5% 2.6. Perlindungan Petugas Kesehatan Perlindungan yang minimal bagi petugas adalah imunisasi Hepatitis B , imunisasi di ulang setiap 5 tahun paska imunisasi , disertai dengan program manajemen paska pajanan tusukan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
benda tajam dan percikan bagi petugas . PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI (ISOLASI PRECAUTION)
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 4/ 4
2.7 Penempatan Pasien 2.7.1 Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luas terhadap lingkungan 2.7.2 Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai transmisi melalui udara ke kontak 2.7.3 Kamar terpisah atau kohort dengan ventilasi dibuang keluar dengan exhaust ke area tidak ada orang lalu lalang 2.7.4 Kamar terpisah dengan udara terkunc i bila diwaspadai transmisi airbone luas 2.7.5 Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kesehatan 2.8 Pelaksanaan Hygiene respirasi / Etika batuk Semua pasien, pengunjung dan petugas ksehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernafasan untuk mencegah sekresi pernafasan. 2.9. Pelaksanaan menyuntik yang aman Penyuntikan menggunakan jarum steril sekali pakai pada tiap suntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi 2.10 Pelaksanaan lumbal punksi Pemakaian masker bedah pada insersi kateter atau injeksi suatu obat kedalam area spinal/ epidural melalui prosedur lumbal punksi 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Ruang ICU 5. Radiologi 6. Ruang OK 7. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 8. Komite Keperawatan 9. Bidang Pelayanan Keperawatan 10. Bidang Penunjang PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT INFEKSI
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Infeksi adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan jumlah kasus komplikasi atau kasus penyakit diatas angka kejadian RS pada kurun waktu tertentu atau munculnya kasus baru yang belum pernah ada sebelumnya atau kasus yang sudah dinyatakan tidak ada menjadi ada kembali. Kejadian
luar
biasa
di
rumah
sakit
dapat
berupa
meningkatnya kasus infeksi di RS maupun meningkatnya jumlah kejadian keman penyebab infeksi yang sama. Ruang lingkup penangannanya dimulai dari persiapan investigasi sampai dengan penerapan indikator kontrol Tujuan
infeksi untuk pencegahan KLB Penyakit Infeksi. 1. Terjadinya acuan penerapan langkah-langkah Penetapan Kejadian Luar Biasa Penyakit Infeksi 2. Ditanganinya dengan secara KLB Penyakit Infeksi untuk mencegah perluasan dampak KLB penyakit
Kebijakan
infeksi SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit melalui Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Prosedur
Infeksi 1. Persiapan investigasi dan kerja lapangan dilakukan oleh tim KLB yang terdiri dari dokter patologi/mikrobiologi klinik , dokter spesialis infeksi , epidemilog dan IPCN (Infection Prevention anD Control Nurse) 1.1. Tentukan angka kejadian infeksi di RS 1.2. Bandingkan data yang diduga penyakit infeksi
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
tertentu dengan angka kejadian infeksi di RS. PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT INFEKSI
KOTA PADANG PANJANG No. Revisi -
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Halaman 2/3
2. Identifikasi KLB Pelaksanaan verifikasi diagnosis penyakit infeksi atau mikroorganisme penyebab dan mikrobiolog dengan melakukan tinjauan klinis dan pemeriksaan mikrobiologi atau kultur kuman. 2.1 Pendefinisian kasus dilakukan oleh tim KLB dengan
menilai
kriteria
klinis
,
kriteria
epidemiologis dan kriteria laboratorium untuk diklasifikasikan
tingkat
kepastian
diagnosis
(suspect,probable,atau confirm) 2.2 Penemuan kasus 3. Penyelidikan Penyebab 3.1 Pembuatan data tabulasi oleh epidemiolog Pengolahan data secara deskriptif tentang identifikasi
dan
penghitungan
kasus
infeksi
tertentu tau pajanan, data waktu, kejadian, tempat dan orang-orang yang terlibat. 3.2 Pembuatan kurva epidemik
infeksi
tertentu
dimasukan KLB penyakit infeksi, dan berdasarkan sumber
tempat
infeksi
oleh
epidemiolog,
Pembuatan kurva berdasarkan waktu terjadinya infeksi KLB penyakit infeksi 3.3 Dilakukan penentuan hipotesis KLB penyakit infeksi oleh tim KLB 3.3.1 Pengujian hipotesis pada KLB penyakit infeksi dalam jumlah kasus yang besar yang menggunakan metode kasus kontrol. Dan
Studi
kohort
retrospektif
dapat
digunakan untuk KLB penyakit infeksi pada KLB peyakit infeksi yang lebih kecil. 3.3.2 Pembuatan indikator penilaian dilakukan oleh tim KLB RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PENETAPAN KEJADIAN LUAR BIASA PENYAKIT INFEKSI
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3 /3
2.3.3 Evaluasi perubahan yang terjadi pada angka kejadian infeksi tertentu tersebut. 2.3.4 Pelaksanaan evaluasi hipotesis dilakukan oleh tim KLB 3. Kesimpulan hasil investigasi dan rekomendasi di sampaikan kepada Direktur dan satuan kerja terkait yang dan dapat dikomunikasikan melalui telepon, media elektronik (internet on line) dan edaran tertulis. 4. Penggunaan indikator kontrol infeksi harus diterapkan diseluruh
satuan
kerja
terkait
untuk
mencegah
terjadinya KLB penyakit infeksi yang sama pada Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
waktu berikutnya. 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Ruang ICU 5. Ruang OK 6. Instalasi Rekam Medik 7. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 8. Komite Keperawatan 9. Bidang Pelayanan 10. Bidang Pelayanan Keperawatan
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/3
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
Tanggal Terbit Juni 2016
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien . APD untuk petugas di area pelayanan pasien digunakan sesuai dengan jenis risiko pajanan. Ruang isolasi adalah Ruangan khusus yang terdapat di Rumah Sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan. APD terdiri dari: Sarung tangan , masker , pelindung wajah/ kaca mata, penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu boot . Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai penyiapan APD
Tujuan
sampai penggunaan masker bedah oleh pasien. 1. Terjadinya acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat pelindung diri di ruang isolasi
Kebijakan
penularan melalui udara. 2. Terhindarnya penyebab penyakit infeksi. SK Direktur No. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit dalam kewaspadaan Isolasi melalui Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/3
1. Penyakit dengan penyakit menular melalui udara dirawat di ruang terpisah menggunakan system kohort di dalam ruangan dengan ventilasi alami bertekanan
negative + 2. HEPA filter. 3. Penempatan
pasien
imunosupresi
dengan
hasil
pemeriksaan laboratorium neuthropil 4. Pasien dengan dugaan emerging infectious disease harus ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lain . 5. Pasien dengan Avian Influenza ditempatkan diruang isolasi bertekanan negatif , sebelum dirujuk ke rumah sakit
yang
mempunyai
fasilitas
perawatan
yang
memadai . 6. Pasien Suspek TB Paru dan pasien TB Paru BTA positif dirawat
dengan
system
kohort
secara
terpisah
menggunakan ventilasi alami dan HEPA Filter sampai 2 minggu terapi Obat Anti TB (AOT) efektif . 7. Jika pasien infeksi yang membutuhkan ruang isolasi melebihi kapasitas rumah sakit , maka pasien harus dirujuk ke rumah sakit rujukan sesuai dengan fasilitas yang membutuhkan . Sementara menunggu di rujuk ke rumah sakit lain , pasien diperlakukan sebagai pasien Produser
yang menular melalui udara . 1. Persiapan APD di ruang isolasi oleh petugas satuan kerja meliputi: tutup kepala , masker bedah , masker N-95 , kaca mata pelindung , gaun. 2. Penggunaan APD aleh petugas/pengunjung dilakukan di luar kamar atau di anteroom dengan menerapkan prinsip penggunaan APD yaitu menilai fungsi APD dan risiko pajanan , dengan urutan sebagai berikut:
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG ISOLASI PENULARAN MELALUI UDARA
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 3/3
2.1. Pelaksanaan handrub 2.2. Penggunaan tutup kepala 2.3. Penggunaan masker N-95 2.4. Penggunaan baju pelindung 2.5. Penggunaan kaca mata pelindung 2.6. Pelaksanaan handrub 3. Pelaksanaan melepas APD oleh petugas/pengunjung segera setelah meninggalkan pasien di anteroom
dengan urutan sebagai berikut: 3.1. Lepaskan baju pelindung
, masukkan
ke
container linen kotor 3.2. Lepaskan kaca mata pelindung , simpan pada tempat yang telag disediakan 3.3. Lepas masker N-95 , buang ke tempat sampah infeksius 3.4. Lepas tutup kepala , buang ke tempat sampah infeksius 3.5. Pelaksanaan handrub Penggunaan
masker
bedah
pada
pasien
penyakit menular melalui udara , bila keluar Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
ruangan/ ditransfer Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Intensif Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite Keperawatan Bidang Pelayanan Medis Bidang Pelayanan Keperawatan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Penyuntikan yang aman adalah penyuntikan yang dengan mengindahkan prinsio-prinsip yang benar sehingga aman untuk pasien dan petugas dari risiko terkena infeksi, penyuntikan dilakukan oleh petugas yang kompeten. Aseptic
technique
adalah
penanganan
secara
steril
terhadap obat-obat, jarum/ spuit, vial, ampul mulai dari penyimpanan, persiapan sampai penyuntikan sehingga kesterilan tetap terjamin. Single dose adalah pemberian obat dalam kemasan vial/
ampul dengan menggunakan satu jarum dan spuit untuk satu kali pemberian pada satu pasien. Multi dose adalah pemberian obat dalam bentuk vial/ ampul umtuk lebih dari satu kali pemberian pada pasien yang sama dengan menggunakan jarum dan spuit steril pada setiap penyuntikan. Ruang lingkup penyuntikan yang aman meliputi persiapan alat sampai hand hygiene setelah selesai melakukan Tujuan
Kebijakan
tindakan. 1. Tersedianya
acuan
penerapan
langkah-langkah
penyuntikan yang aman. 2. Tercapainya upaya pencegahan infeksi silang. SK direktur No. ….. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi rumah sakit dalam Kewaspadaan Isolasi melalui Tehnik Penyuntikan yang aman
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN
No.Dokumen 200/
Prosedur
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
1. Siapkan alat dan obat 2. Terapkan tehnik aseptic 3. Gunakan alat suntik satu kali pakai untuk satu pasien dan satu prosedur. Gunakan single dose untuk obat-obat injeksi (bila memungkinkan), bila obat multi dose, semua alat yang akan digunakan hrus steril 4. Handhygiene 5. Terapkan 7 benar pemberian obat a. Benar pasien b. Benar obat c. Benar dosis d. Benar waktu e. Benar rute/cara f. Benar dokumentasi g. Benar informasi 6. Buang sampah/limbah tajam ke safety box dan
Unit Terkait
7. 8. 1. 2. 3.
plastik buang ke Tempat sampah non medis Rapihkan alat Lakukan hand hygiene Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Instalasi Rawat Intensif (ICU , PERINATOLOGI) Ruang OK Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite Keperawatan Bidang Penunjang Bidang Pelayanan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/6
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Pencegahan Infeksi Daerah Operasi adalah tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat tindakan operasi. Infeksi Daerah Operasi adalah infeksi yang terjadi pada pasien yang dilakukan tindakan operasi dalam jangka waktu 30 hari setelah dilakukan tindakan operasi tanpa implant atau dalam jangka waktu satu tahun dengan pemasangan implant dan diduga infeksi berasal dari atau akibat prosedur
Tujuan
tindakan operasi. Tersediannya panduan
penerapan
langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian Infeksi Daerah Operasi Kebijakan
(IDO) SK Direktur no. Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Prosedur
Sakit dalam Pencegahan Infeksi Daerah Operasi 1. Pencegahan Sebelum Operasi 1.1.Persiapan Pasien 1.1.1. Rawat pasien pada hari yang sama atau sehari sebelum tindakan operasi 1.1.2. Identifikasi dan terapi faktor resiko pasien 1.1.3. Terapi terlebih dulu infeksi yang terjadi pada bagian tubuh lain sebelum tindakan operasi 1.1.4. Mandi dengan sabun anti septic Chlorhexedin 2 % sore dan pagi sebelum operasi 1.1.5. Hindari Pencukuran rambut kecuali diperlukan
dan
dilakukan
dikamar
operasi
dengan
menggunakan Clipper.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/6
1.2.Antibiotik Provilaksis 1.2.1. Bertujuan memperlambat
tumbuhnya
mikroorganisme kontaminan sehingga dapat mencegah terjadinya Infeksi Daerah Operasi 1.2.2. Diberikan untuk prosedur operasi bersih terkontaminasi 1.2.3. Jenis Antibiotik
yang
Cephalosporin. 1.2.4. Berikan dengan
cara
digunakan intravena
adalah sesegera
mungkin pada waktu induksi atau pada saat irisan dimulai, dan sesudah tali pusat dijepit untuk operasi section caesaria 1.2.5. Profilaksis diulangi jika operasi lebih dari 3 jam dan terjadi perdarahan masif lebih dari 2 liter. 1.2.6. Hindari pemberian rutin Vancomycin sebagai antibiotic profilaksis. 1.2.7. Operasi kolorektal selain pemberian antibiotic profilaksis juga harus dilakukan preparasi kolon dengan enema dan pencahar serta sehari sebelum operasi di beri antimikroba yang tidak serap. 2. Pencegahan Selama Operasi 2.2.Persiapan Daerah Operasi 2.2.1. Daerah operasi dibersihkan dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri superficial dan debris organic. 2.2.2. Lanjutkan dengan
pemberian
antimikroba
untuk menurunkan flora residen kulit. 2.2.3. Cairan antimikroba yang dianjurkan adalah kombinasi alcohol dengan Chlorhexedin 0,5 % atau iodophoratau povidon iodine 7,5 % RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
2.2.4
Cairan
antimikroba
gerakan
memutar
No. Revisi -
Halaman 3/6
diaplikasikan konsentris
dengan
kearah
luar
daerah operasi 2.2.5. Pasien harus ditutup dengan kain penutup steril kecuali pada daerah operasi, tujuannya untuk melindungi
terhadap
kontaminasi
melalui
kontak tidak langsung. 2.3. Cuci Tangan Bedah 2.3.1. Cuci Tangan menurunkan
Bedah
jumlah
ditujukan
mikroorganisme
untuk pada
tangan dokter dan petugas bedah lainnya. 2.3.2. Seluruh petugas kamar operasi diharuskan berkuku pendek, tidak memakai kuku artificial dan tidak direkomendasikan memakai cat kuku, perhiasan tangan dan lengan. 2.3.3. Surgical handscrub dilakukan selama 3-5 menit sesuai prosedur. 2.4. Alat Pelindung Diri (APD) petugas kamar operasi, meliputi: 2.4.1.Baju Operasi 2.4.1.1. Baju operasi harus steril dan harus dapat melindungi tubuhPetugas kamar operasi dari kontaminasi darah dan cairan tubuh. 2.4.1.2. Baju panjang dan kedap air,berpori dan nyaman dipakai. 2.4.1.3. Baju segera ganti jika terkontaminasi darah /cairan tubuh. 2.4.2. Masker Bedah 2.4.2.2. Masker bedah terbuat dari bahan sintetis efektif menyaring bakteri. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 4/6
2.4.2.2. Masker diikat kuat menutupi hidung, mulut dan janggut harus diganti untuk setiap operasi 2.4.3. Topi operasi / tutup kepala Terbuat dari material sintetis, harus menutupi seluruh rambut secara sempurna 2.4.4. Sarung Tangan 2.4.4.1. Sarung tangan yang dipakai steril sekali pakai. 2.4.4.2. Sarung tangan steril dipakai setelah cuci tangan dan setelah memakai baju steril. 2.4.5. Proteksi wajah atau mata ( Google ) Proteksi wajah atau mata bertujuan mencegah kontaminasi darah atau cairan tubuh pada membrane mukosa mulut dan mata.. 2.3.6. Sepatu 2.3.6.1. Sepatu harus tertutup 2.3.6.2. Sepatu antistastic waterproof dianjurkan jika ada resiko
terkena kontaminasi
darah atau cairan tubuh 2.5. Draping 2.5.1. Bertujuan mencegah transfer mikroorganisme ke
daerah
instrument,
operasi
melindungi
peralatan
dan
sterilitas
sarung
tangan
petugas. 2.5.2. Draping harus kedap cairan tubuh atau darah atau cairan irigasi. 2.6. Drain 2.6.1. Drain merupakan
akses
kolonisasi dan tangan 2.6.2. Drain harus sistem
bakteri
tertutup
melalui
dan
bukan
alternative memperbaiki hemostatis. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 5/ 6
7.2 Pencegahan kontaminasi udara didalam kamar operasi dengan cara : 7.2.1 Batasi jumlah petugas yang masuk kamar operasi 7.2.2 Batasi pergerakan/
keluar
masuk
pembicaraan petugas yang tidak perlu 7.2.3 Batasi keluar masuk petugas.
dan
7.2.4 Pintu kamar operasi harus selalu tertutup 7.2.5 Pergantian udara sebanyak 15 pertukaran udara bersih (filtered air) dengan 3 kali pertukaran udara luar per jam. 7.2.6 Teknik operasi 7.2.6.1 Lakukan operasi oleh ahli bedah terlatih dan profesional 7.2.6. 2 Tetap memperhatikan hemastatis. 7.2.6. 3. Buang jaringan mati , darah dan benda asing dengan baik 7.2.6.4
Memperlakukan jaringan dan traksi
7.2.6.5
jaringan hati-hati Hindari kauter yang berlebihan dan
7.2.6.6
hindari dead space Gunakan benang dan drain secara benar dan atas indikasiTutup luka operasi tanpa tarikan (tension)
7.3 Lama operasi 7.3.1 Lakukan operasi secepat mungkin, semakin lama operasi risiko infeksi luka operasi semakin besar. 7.3.2 Keterampilan dan pengalaman operator mempengaruhi infeksi luka operasi.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 6/6
3. Pencegahan Sesudah Operasi a. Dressing Luka dilakukan oleh petugas terlatih. b. Dressing dilakukan setelah 48 jam operasi kecuali dicurigai tedapat infeksi c. Lama Perawatan i. Hindari perawatan lama
setelah
operasi
,
pulangkan pasien sesegera mungkin ii. Hindari terlalu banyak pengunjung. iii. Kalau perlu tempatkan pasien pada lingkungan bersih untuk menghindari kolonisasi bakteri dari pasien terinfeksi. 4. Pencegahan infeksi dikamar operasi 4.1. Pembersihan kamar operasi, dinding dan langitlangit segera dilakukan setelah operasi selesai, termasuk darah dan cairan tubuh segera dilakukan.
4.2. Penggunaan desinfeksi secara rutin tidak perlu dilakukan, kecuali untuk mendesinfeksi darah dan cairan tubuh. 5. Pencegahan Infeksi Pasien setelah pulang 5.1. Beri penyuluhan pasien menjaga kebersihan dan perawatan luka daerah operasi Beri penyuluhan pasien makan makanan bergizi dan rutin control sesuai waktu yang ditentukan. 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap 4. Ruangan OK 5. Kesling 6. Loundry 7. Instalasi Laboratorium 8. Instalasi Gizi 9. Komite PPI 10. Komite Medik 11. Komite Keperawatan 12. Bidang Pelayanan.
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PEMBERSIHAN TEMPAT TIDUR/ MEJA PERIKSA PASIEN
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Yang dimaksud dengan pembersihan tempat tidur atau meja periksa pasien adalah kegiatan membersihkan permukaan tempat tidur atau meja periksa pasien dari debu dan kotoran lain yang dilakukan setiap hari dan sewaktu waktu bila nampak kotor. Pembersihan dilakukan setiap hari dan sewaktu waktu bila nampak kotor oleh petugas di satuan kerja. Ruang lingkup prosedur ini mulai dari persiapan alat sampai
Tujuan
mencuci tangan setelah selesai melakukan tindakan. 1. Terciptanya acuan penerapan langkah langkah pembersihan tempat tidur/meja periksa pasien 2. Terlindunginya pasien,petugas dan pengunjung rumah
Kebijakan
sakit dari infeksi silang. SK Direktur No.
Tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit dalam kewaspadaan Isolasi melalui Pengendalian Prosedur
Lingkungan 1. Siapkan alat : a. Kain lap bersih 3 buah b. Baskom plastik 2 buah,satu berisi air 5 liter larutan sodium hipocloride 0,05%, satu buah berisi 5 liter air bersih. 2. Cuci tangan 3. Gunakan sarung tangan karet 4. Celupkan satu kain lap pada air bersih,peras dengan maksimal, celupkan kain pada cairan sodium hipocloride 0,05 %,peras secukupnya.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
PEMBERSIHAN TEMPAT TIDUR/ MEJA PERIKSA PASIEN No. Revisi -
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Halaman 2/ 2
5. Lap seluruh permukaan tempat tidur termasuk bantal dan kasur yang dilapisi metalisir dengan lap yang sudah
dicelupkan
dalam
larutan
disinfektan
.Keringkan dengan kain lap kering 6. Ganti air bersih setelah selesai membersihkan satu tempat tidur atau bila tampak kotordan tambahkan disinfektan 0,05 % pada baskom bila sudah berkurang setengah bagian dari jumlah awal 7. Lakukan pembersihan tempat tidur paling akhir pada pasien infeksius 8. Buang air sisa baskom ke dalam spoelhock 9. Buang kain lap ke tempat sampah plastik warna hitam 10. Cuci baskom 11. Rapikan alat 12. Lepas sarung tangan Unit Terkait
13. Lakukan cuci tangan 1. Instalasi Rawat Jalan 2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Rawat Inap 4. Radiologi 5. Ruangan OK 6. Instalasi Rehab Medik 7. KesehatanLingkungan 8. Komite PPI 9. Bidang Pelayanan
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit melalui udara, uap air dari fasilitas rumah sakit pada saat
Tujuan
pembangunan, renovasi dan pemeliharaan. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk
meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada pasien, petugas, dan pengunjung akibat dari adanya jamur atau
bakteri
tersebar
keudara
melalui
debu
atau
aerosolisasi udara selama konstruksi, renovasi ataupun Kebijakan
proses pemeliharaan di area terdekat. Mengacu pada SK Direktur No. Tentang
Kebijakan
Pelayanan
Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Daerah Prosedur
Kota Padang Panjang. 1. Tentukan tipe kegiatan proyek yang akan dilakukan; 2. Tentukan tingkat risiko lokasi kerja, jika lebih dari satu tingkat, pilih tingkat risiko yang lebih tinggi; 3. Cocokkan antara tingkat risiko dan tipe kegiatan untuk mengidentifikasi klasifikasi tingkat ICRA; 4. Identifikasi tingkat risiko di daerah sekitarnya, jika lebih dari satu, pilih tingkat risiko yang lebih tinggi; 5. Identifikasi tempat tertentu yang akan dikerjakan, misalnya ruang pasien, koridor, dll; 6. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan HVAC, pipa, dan listrik yang mungkin perlu pemadaman dan berdampak pada perawatan pasien; 7. Tunjukkan potensi risiko kerusakan udara diluar zona
kerja. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
8. Kenali tindakan penahanan ICRA yang diperlukan; 9. Tetapkan jam kerja kegiatan, apakah dilakukan dalam jam kerja, atau ada pada waktu selain itu; 10. Lakukan koordinasi dengan PPI pada desain yang berkaitan dengan ; kamar bersih dan kotor, ruang dan fasilitas untuk cuci tangan, ruang layanan khusus, ruang isolasi (tekanan positif), ruangan tekanan negatif, dinding dan lantai tertutup, dan jenis ubin; 11. Pertahankan tempat kerja selalu bersih setiap hari dengan membersihkan dan melepas penghalang setiap Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
1. 2. 3. 4. 5.
hari, dengan cara memasang protocol pembersihan. Semua Unit; Perencanaan; PPI/ IPCN; Komite K3; Pihak Kontraktor.
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL I
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu Proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Tujuan
Level I. Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
untuk
meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada pasien akibat dampak dari proses tindakan konstruksi dan Kebijakan
renovasi bangunan Level I. Mengacu SK Direktur No. tentang
Prosedur
Kebijakan
Pelayanan
Pencegahan
dan
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Padang Panjang. 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode meminimalisasi timbulnya debu dari pelaksanaan kegiatan konstruksi; 2. Segera meletakkan kembali ketempat semula plafon
Unit Terkait
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
3. 1. 2. 3. 4. 5.
atap yang diganti untuk pemeriksaan yang kelihatan; Bersihkan area kerja setelah menyelesaikan tugas. Semua Unit; Perencanaan; PPI/IPCN; Pihak Kontraktor; Pantia P2K3.
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL II
KOTA PADANG PANJANG No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
Tanggal Terbit Juni 2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Tujuan
Level II. Untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada pasien akibat proses tindakan konstruksi dan
Kebijakan
renovasi bangunan Level II. Mengacu SK Direktur No. Tentang Kebijakan Pelayanan Pengendalian Infeksi (PPI)
Prosedur
Rumah Sakit Padang Padang. 1. Sediakan sarana aktif untuk mencegah debu udara dari penyebaran ke atmosfer; 2. Air kabut permukaan kerja untuk mengendalikan debu pada waktu pemotongan; 3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan lakban; 4. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan keluar area kerja; 5. Hilangkan Ventilation,
atau dan
isolasi Air
sistem
HVAC
Conditioning)
(Heating,
yang
sedang
dilaksanakan; 6. Setelah selesai kegiatan, lap permukaan kerja dengan pembersihan/ desinfektan; 7. Tutup wadah yang berisi limbah konstruksi sebelum dipindahkan harus tertutup rapat; 8. Pel basah atau vacuum dengan HEPA filter, vakum sebelum meninggalkan area; 9. Kembalikan sistem HVAC dimana pekerjaan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL II
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5.
Semua Unit; Perencanaan; PPI/ IPCN; Pihak Kontraktor; Pantia P2K3.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL III
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
Pengertian
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Tujuan
Level III. Untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada pasien akibat proses tindakan konstruksi dan
Kebijakan
renovasi bangunan Level III. Mengacu SK Direktur No. Tentang Kebijakan Pelayanan Pengendalian Infeksi (PPI)
Prosedur
Rumah Sakit Kota Padang Panjang. 1. Hilangkan/ lepaskan atau isolasi sistem HVAC diarea, dimana pekerjaan sedang dilakukan untuk mencegah kontaminasi dari system saluran; 2. Lengkapi semua barrier/ penghalang penting yaitu sheetrock, plywood, plastic untuk menutup area dari area yang tidak untuk kerja atau menerapkan metode pengendalian kubus (gerobak dengan penutup plastic dan koneksi disegel ketempat bekerja dengan HEPA vakum untuk menyedot debu sebelum keluar) sebelum konstruksi dimulai; 3. Jaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan menggunakan HEPA unit yang dilengkapi dengan penyaringan; 4. Tutup dengan rapat wadah tempat limbah konstruksi sebelum di transportasikan kalau perlu diberi tali jika penutup tidak kuat;
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL III
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
5. Jangan menghilangkan barier/ penghalang dari area kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite PPIRS (pembersihan oleh bagian kebersihan RS); 6. Hilangkan barier/ penghalang material dengan hati-hati untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran dan puing –puing yang terkait dengan konstruksi;
7. Vakum area kerja dengan HEPA filtered vacums; 8. Bersihkan
area kegiatan dengan lap
basah dan
desinfektan; 9. Kembalikan sistem HVAC setelah semua kegiatan Unit Terkait
selesai. 1. Semua Unit; 2. Perencanaan; 3. PPI/ IPCN; 4. Pihak Kontraktor; 5. Pantia P2K3.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL IV
No.Dokumen 200/
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian
/
Tanggal Terbit Juni 2016
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh : Direktur RSUD Padang Panjang
dr. ARDONI NIP.19720315 200501 1 009 Suatu proses untuk mencegah risiko penularan penyakit akibat dari tindakan konstruksi dan renovasi bangunan
Tujuan
Level IV. Untuk meminimalkan risiko terjadinya penularan penyakit kepada pasien akibat proses tindakan konstruksi dan
Kebijakan
renovasi bangunan Level IV. Mengacu SK Direktur No. Tentang Kebijakan Pelayanan Pengendalian Infeksi (PPI)
Prosedur
Rumah Sakit Kota Padang Panjang. 1. Isolasi sistem HVAC di area kegiatan untuk mencegah kontaminasi system saluran; 2. Lengkapi semua barieer penting
yaitu
sheetrock,
plywood, plastic untuk menutup area dari area yang tidak untuk kerja atau menerapkan metode pengendalian kubus (gerobak dengan penutup plastic dan koneksi disegel ketempat bekerja dengan HEPA vakum untuk menyedot debu sebelum keluar) sebelum konstruksi dimulai; 3. Jaga tekanan udara negatif di dalam tempat kerja dengan menggunakan HEPA Unit yang dilengkapi dengan penyaringan udara; 4. Segel lubang, pipa, saluran dan lubang – lubang kecil yang bisa menyebabkan kebococran; 5. Bangun serambi / ruangan untuk menyedot debu dari semua personil yang melewati ruangan ini dengan vakum cleaner HEPA sebelum meninggalkan tempat kerja; RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANG PANJANG
SPO ICRA DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI LEVEL IV
No.Dokumen 200/
/
/AKRE/RSUD-PP/VI/2016
No. Revisi -
Halaman 2/2
6. Lepas baju kerja, baju kertas setiap kali petugas meninggalkan area kerja; 7. Pakai penutup sepatu bagi semua personil yang memasuki area kerja, dan ganti setiap kali personil keluar dari area kerja; 8. Tutup wadah limbah konstruksi dengan rapat sebelum transportasi keluar; 9. Vakum area kerja dengan vakum HEPA filter; 10. Bersihkan/ pel area kerja dengan pembersih/ desinfektan; 11. Mengembalikan
sistem
HVAC
dilakukan setelah pekerjaan selesai;
dimana
pekerjaan
10. Jangan menghilangkan barier/ penghalang dari area kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite PPIRS (pembersihan oleh bagian kebersihan RS); 11. Hilangkan barier/ penghalang material dengan hati-hati untuk meminimalisasi penyebaran dari kotoran dan puing –puing yang terkait dengan konstruksi; 12. Vakum area kerja dengan HEPA filtered vacums; 13. Bersihkan area kegiatan dengan lap basah dan desinfektan; 14. Kembalikan sistem HVAC setelah semua kegiatan Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5.
selesai. Semua Unit; Perencanaan; PPI/IPCN; Pihak Kontraktor; Pantia P2K3;