1
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH GORONTALO RESOR GORONTALO
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELIDIKAN INTELIJEN KEAMANAN NO. DOKUMEN SOP/SAT INTELKAM /OPSNAL/03 DIBUAT OLEH KAUR BIN OPS
NO. REVISI 00
HALAMAN 1/11
TANGGAL TERBIT : 02 JANUARI 2016 DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH KASAT INTELKAM KAPOLRES GORONTALO
FEBRI NURZAN, SIK AKP NRP 84021491
HERRI RIO PRASETYO. SIK AKBP NRP 73060604
M. YUDI SETIAWAN IPDA NRP 78040043
1.
Tujuan Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyelidikan Intelijen bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pokok penyelidikan sebagai salah satu fungsi intelijen di lingkungan Polri sekaligus untuk menyamakan persepsi dan tindakan dari para pelaksana di lapangan serta memberikan pedoman kepada Anggota Operasional dalam penyelenggara penyelidikan Intelijen secara terarah, terencana sehingga pelaksanaan tugas penyelidikan dapat berdaya dan berhasil guna.
2.
Pedoman/Acuan 2.1
Undang - undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.2
Undang – undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang – undang Hukum Acara Pidana.
2.3
Skep Kapolri No. Pol. : Skep / 37 / I / 2005 tanggal 31 Januari 2005 tentang Pedoman Intelijen Keamanan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.4
Panduan Teknis atas Skep Kapolri No. Pol. : Skep / 412 / VI / 2005 tanggal 23 Juni 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyelidikan Intelijen Keamanan.
2
3.
2.5
Perkap Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 23 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor.
2.6
Rencana Kerja Satuan Intelijen Keamanan Polres Gorontalo Kota Tahun 2016.
Pengertian Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) ini yang dimaksud dengan :
4.
3.1
Penyelidikan Intelijen adalah Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan bahan – bahan keterangan yang dibutuhkan dalam bidang Ipoleksosbudkam dan kemudian menyampaikannya kepada pimpinan atau pihak – pihak yang berwenang guna memungkinkan untuk membuat suatu perencanaan atau perkiraan mengenai masalah yang dihadapi, sehingga dapat ditentukan kebijaksanaan – kebijaksanaan dan tindakan – tindakan dengan resiko yang telah diperhitungkan.
3.2
Kegiatan Intelijen ( Service Type of Operation / STO ) adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan kekuatan intelijen yang bersifat rutin sehari-hari, disusun/direncanakan dan diorganisasikan sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, tanggungjawab serta struktur organisasi yang telah ditetapkan, untuk menghadapi sasaran-sasaran sepanjang tahun dan logistic serta anggaran yang telah diprogramkan, dengan menyiapkan program kerja dan program kegiatan.
3.3
Operasi Intelijen/Rencana Kerja ( Mission Type of Operation / MTO ) adalah operasi yang menggunakan kekuatan unit-unit intelijen yang disusun dan diorganisir secara khusus guna dihadapkan kepada penanganan target operasi dalam waktu/daerah tertentu, dengan menggunakan dukungan administrasi dan logistik serta anggaran tertentu dengan menyiapkan UUK, Renpul Baket, target operasi.
3.4
Bahan Keterangan adalah tanda-tanda, gejala-gejala, fakta, masalah, peristiwa sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui, menghayati dengan menggunakan panca indera tentang suatu situasi dan kondisi.
3.5
Informasi adalah bahan keterangan yang masih mentah dan memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Alat 4.1
Alat perlengkapan Penyelidikan Intelijen yang digunakan meliputi : 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.1.4.
Buku Harian Peta Situasi Lembaran Kerja Alat Penyelidikan seperti Camera Foto Digytal, Tape Recorder, Handy camp, Camera tersembunyi
3
4.1.5 Alat perlengkapan pembuatan Laporan Informasi dan Laporan Penugasan seperti Computer, Buku Verbal, Pulpen, Kertas, tinta, ATK lainnya, Meja, Kursi dan Flashdisc / Hardisk.
5.
4.2
Piranti pendukung lainnya;
4.3
Perundang-undangan, buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan produk Intelijen dan giat Penyelidikan
PELAKSANAAN 5.1
KEGUNAAN PENYELIDIKAN INTELIJEN Kegunaan penyelidikan intelijen yakni untuk memperoleh bahan keterangan tentang segala hal daripada objek sasaran, yang diperlukan untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan dan administrasi intelijen. Bahan keterangan yang diperoleh dalam penyelidikan intelijen yang bersifat strategis maupun taktis, dapat dipergunakan secara timbal balik antara lain: a) operasi Kepolisian, b) Operasi Intelijen, c) Ungkap jaringan, d) Pengambilan keputusan, e) Mendukung kegiatan Kepolisian.
5.2
SASARAN PENYELIDIKAN INTELIJEN Pada dasarnya penyelidikan intelijen diarahkan mengidentifikasi hakekat ancaman, yang terdiri dari :
untuk
menemukan
dan
5.1.1 Sasaran yang bersifat Umum, yaitu yang berkaitan dengan Faktor Korelatif Kriminogen (FKK), Police Hazard dan Ancaman Faktual, meliputi: 5.1.1.1
Geografi, seperti tanah, laut/air, iklim/cuaca/curah hujan, luas wilayah perbatasan yang mencakup daratan dan laut serta hutan dan tumbuhan.
5.1.1.2
Demografi, kaitannya mengenai kondisi masyarakat, antara lain jumlah penduduk, adat istiadat, agama, keadaan sosial, ekonomi, organisasinya, dll.
5.1.1.3
Sumberdaya Alam. Sasaran mengenai perkebunan, pertambangan, perikanan, serta hasil bumi dan laut lainnya.
5.1.1.4
Ekonomi, kaitannya dengan kebutuhan sandang pangan, konsumsi, produksi, distribusi, perdagangan, dan tempat-tempat transaksi bisnis seperti, mall, pasar, perkantoran, perbankan, indusri, dan tempat transaksi jual beli lainnya.
5.1.1.5
Sosial Budaya, berkaitan dengan : -
Masalah kependudukan (kompleks perumahan, kontrakan),
4
-
Masalah pendidikan dan pengajaran serta kerawanankerawanannya, Masalah aliran kepercayaan dan kerukunan umat beragama, Masalah yang menyangkut SARA Masalah kebudayaan asing yang negatif bagi mental masyarakat Kegiatan media massa seperti film, pers dan televisi Masalah kehidupan remaja, Masalah lingkungan hidup, kelestarian benda bersejarah dan kelestarian alam, Masalah-masalah yang timbul dalam penegakan hukum dan kesadaran hukum masyarakat. Masalah bencana alam. Masalah penyakit masyarakat, Masalah perkembangan pariwisata, Kerawanan menyangkut akibat dampak iptek, komunikasi dan informasi.
5.1.1.6
Ideologi/Politik. Seperti Partai politik, LSM lokal dan jaringan LN, Organisasi-organisasi kemasyarakatan.
5.1.1.7
Keamanan. Masalah yang dapat menimbulkan gangguan keamanan yang meresahkan kehidupan bermasyarakat, seperti lingkungan yang terkena musibah/bencana bangunan atau longsor, pernyataan atau sikap tokoh berpengaruh, tokoh agama, tokoh politik, atau kegiatan mengumpulkan massa (unjuk rasa, seminar, dll) serta Gangguan kejahatan yakni Kejahatan Konvensional, Kejahatan Transnasional, Kejahatan terhadap kekayaan negara dan Kejahatan yang berimplikasi kontijensi.
5.1.2 Sasaran yang bersifat Khusus. Adalah perubahan-perubahan yang timbul pada suatu waktu sesuai dengan perkembangan situasi tersebut. Antara lain orang asing, senjata api dan bahan peledak, penyelundupan, terorisme, Narkoba, Illegal logging, perdagangan manusia dan masalah korupsi. 5.3
PENYELIDIKAN BERDASARKAN TUJUAN DAN KEGUNAAN 5.3.1 Penyelidikan yang bersifat Taktis. Penyelidikan intelijen dalam hal berusaha mencari, mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan keterangan untuk digunakan bagi kepentingan taktis, yaitu untuk menentukan tindakantindakan yang akan diambil dengan resiko yang diperhitungkan. Juga bagaimana mempergunakan sarana-sarana yang ada padanya secara berdaya guna dan berhasil guna dalam batas waktu tertentu. 5.3.2 Penyelidikan yang bersifat strategis. Kegiatan penyelidikan untuk dipergunakan bagi kepentingan strategi. Pelaksanaan penyelidikan dilakukan secara terus-menerus terhadap gejolak/peristiwa/permasalahan tertentu yang dinilai berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kestabilan Kamtibmas/Kamdagri. Selanjutnya hasil penyelidikan tersebut dapat
5
dipergunakan sebagai peringatan dini oleh Pimpinan guna menetukan tindakan/kebijaksanaannya.
5.4
PENYELIDIKAN BERDASARKAN SIFAT DAN BENTUK KEGIATAN 5.4.1 Penyelidikan yang Bersifat Terbuka Penyelidikan yang dilakukan dengan titik berat pada usaha penggunaan segala sumber terbuka yang tersedia, seperti:
5.5
5.4.1.1
Penelitian (riset), yaitu usaha menghimpun data / baket tentang masalah yang diperlukan dengan jalan mempelajari melalui kepustakaan - kepustakaan, pemberitaan - pemberitaan umum seperti koran, majalah, radio / TV dan internet.
5.4.1.2
Wawancara, suatu cara mendapatkan baket melalui pembicaraan atau tanya jawab secara langsung. Pihak yang ditanya (pemberi keterangan) pada umunya menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan orang yang sedang mencari keterangan/informasi. Pihak yang ditanya bebas memberikan jawaban, tanpa suatu paksaan.
5.4.1.3
Interogasi, suatu cara mendapatkan baket melalui pembicaraan langsung dengan pembicaraan yang dikontrol oleh si penanya.
Penyelidikan yang Bersifat Tertutup Digunakan untuk mendapatkan baket yang tidak mungkin diperoleh dengan cara-cara terbuka dan dilakukan tanpa diketahui oleh orang/pihak yang dijadikan sasaran atau orang/pihak lain. Dapat dilakukan dengan cara : 5.5.1 Pengamatan dan penggambaran (Observation and discription). Pengamatan yaitu suatu cara mendapatkan baket gambaran keadaan lingkungan secara langsung dengan menggunakan panca indera secara lengkap dan disertai dengan pengetahuan/pengarahan tentang fokus pengamatan sesuai dengan kebutuhan intelijen. Penggambaran adalah penuangan/hasil pengamatan ke dalam bentuk laporan hasil pengamatan yang dapat pula dilengkapi dengan foto-foto atau data terperinci tentang keadaan medan yang diamati, sehingga dapat mengenal kembali apa yang telah diamati tersebut. 5.5.2 Penjejakan (surveilance). Suatu cara mendapatkan baket dengan jalan mengikuti dan memperhatikan kemana saja dan apa saja yang dilakukan oleh sasaran (target person). Hal ini dapat dilakukan dengan cara, fisik yaitu orang terhadap orang, dan teknik yaitu dengan bantuan alat-alat elektronik/alsus.
6
5.5.3 Pendengaran (monitoring). Dilakukan dengan cara langsung ataupun tidak langsung. Pendengaran langsung dilakukan dengan cara mengikuti pembicaraan-pembicaraan terbuka dalam forum-forum tertentu dalam masyarakat. Pendengaran tidak langsung dilakukan dengan bantuan alat-alat perlengkapan khusus seperti penyadap suara, dll. 5.5.4 Penyusupan (penetration). Adalah suatu cara mendapatkan baket dengan menyusupkan jaringan penyelidik yaitu baik yang dilakukan oleh agen-agen kita maupun informan kepada sasaran-sasaran penyelidikan. 5.5.5 Penyurupan (Surreption Entry) Adalah tekhnik mengumpulkan bahan keterangan dengan cara memasuki sesuatu tempat/ ruangan/ rumah/ bangunan gedung tanpa diketahui sasaran atau orang lain, kemudian melakukan penggeledahan utk mendapatkan dokumen/surat/ bukti lainnya kemudian dilaksanakan kegiatan penyadapan dan akhirnya meninggal tempat/ ruangan/ rumah/ bangunan gedung tanpa meninggalkan bekas. 5.6
PELAKSANAAN PENYELIDIKAN INTELIJEN Kegiatan penyelidikan dapat berlangsung sesuai roda perputaran Intelijen (siklus intelijen), yaitu melalui tahap-tahap sebagai berikut: 5.6.1 Tahap Perencanaan Perumusan Unsur Utama Keterangan ( UUK ) Rencana Penyelidikan, memuat : 5.6.1.1 5.6.1.2 5.6.1.3 5.6.1.4 5.6.1.5 5.6.1.6
Pengarahan tentang cara pelaksanaan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket). Menentukan jenis-jenis keterangan yang harus dicari dan dikumpulkan. Menentukan badan-badan pengumpul Baket. Menentukan sumber-sumber yang akan digunakan, Menentukan jangka waktu, kapan, dimana, dan bagaimana keterangan-keterangan itu disampaikan. Pengeluaran Intruksi dan Permintaan. Proses perencanaan penyelidikan tersebut akan menghasilkan rumusan-rumusan terperinci tentang : -
5.7.
Cara pelaksanaan Macam Baket yang dibutuhkan Siapa yang akan ditugaskan untuk melakukan penyelidikan Jangka waktu penyelidikan.
Tahap Pencarian / Pengumpulan Merupakan pelaksanaan kegiatan penyelidikan dimana pelaksana berusaha mencari dan mengumpulkan bahan-bahan keterangan sesuai dengan pengarahan yang diberikan oleh atasan yang berwenang. Pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan baik bersifat terbuka maupun tertutup sesuai
7
kondisi sasaran. Adapun bentuk - bentuk tekhnik pengumpulan bahan keterangan dapat berupa : penelitian, wawancara, interogasi, pengamatan, penggambaran, penjejakan, pendengaran, penyusupan, penyadapan, penyurupan.
5.8.
Tahap pengolahan yaitu kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan produk intelijen dari bahan-bahan keterangan/informasi yang telah dikumpulkan. Tahapan proses pengolahan yaitu : 5.8.1 Pencatatan, dilakukan secara sistematis dan kronologis terhadap baket, agar mudah dan cepat dapat dipelajari untuk penyajian kembali apabila sewaktuwaktu diperlukan. Pencatatan yang harus disediakan berupa buku harian, peta situasi dan lembaran kerja. 5.8.2 Penilaian, yaitu penentuan ukuran kepercayaan terhadap sumber informasi dan ukuran kebenaran dari isi informasi dengan menggunakan neraca penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan jalan memperbandingankan baik yang berasal dari sumber yang sama maupun dari sumber yang lainnya. Adapun Cara penilaian baket: Penelitian terhadap sumber maupun isi baket melalui proses pertanyaanpertanyaan (checklist), dimaksudkan untuk memudahkan penentuan ukuran kepercayaan terhadap baket tersebut. 5.8.2.1 tindakan-tindakan dalam melakukan kegunaan baket: - Apakah baket/informasi itu diperlukan atau apakah ia merupakan persoalan-persoalan baru? - Apakah baket/informasi itu segera berguna? Kalau “ya” untuk siapa? - Apakah baket/informasi itu berguna untuk waktu yang akan datang? - Apakah baket / informasi itu berguna bagi kesatuan sendiri, kesatuan atasan, kesatuan kesamping atau kesatuan bawahan? 5.8.2.2
Tindakan kedua, meneliti kepercayaan terhadap baket/informasi. Meneliti sumber dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: - Apakah baket/info itu didapat dari tangan pertama? - Apakah sumber baket/info itu sudah dikenal sebelumnya (sudah dikualifikasikan)? - Sampai dimana sumber itu dapat dipercaya? - Apakah sumber itu mempunyai cukup pengalaman dan kemampuan untuk mendapatkan info serupa itu? - Mengingat faktor waktu, tempat dan keadaan, apakah memungkinkan untuk mendapatkan baket serupa itu?
8
5.8.2.3
Tindakan ketiga, meneliti kebenaran isi baket, dengan pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: - Apakah yang dilaporkan itu dapat diterima akal? - Apakah baket itu diyakinkan kebenarannya oleh baket-baket lainnya dari berbagai sumber? - Sampai dimana isi baket itu sesuai dengan baket yang sudah ada? - Adakah kemungkinan bahwa baket itu berasal dari satu tangan dan sengaja disampaikan melalui berbagai saluran untuk tujuan penyesatan-penyesatan.
5.8.3 Penafsiran, yaitu menentukan arti dan kegunaan baket dihubungkan dengan baket-baket lainnya yang telah ada. Penafsiran dilakukan dengan cara mempersamakan, memcocokkan dan memperbandingkan, baket yang baru diterima dengan baket yang telah ada. 5.8.4 Kesimpulan. Dalam menarik suatu kesimpulan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (induksi, deduksi dan komulatif). Penarikan kesimpulan melalui tahap analisa, tahap integrasi dan konklusi. 5.9
Tahap Penyajian Produk intelijen yang telah dihasilkan harus disampaikan kepada alamat yang tepat dan waktu yang tepat. Penyajian produk intelijen memperhatikan pertimbangan-pertimbangan, a) apakah isi produk intelijen tersebut berguna dikemudian hari; b) apakah produk intelijen itu berguna untuk kesatuan atasan, samping atau bawahan. Di dalam penyajian, cara dan bentuk penyajian produk intelijen disesuaikan dengan urgensi, tingkat kerahasiaan, kecepatan, ketepatan dan keamanan. Produk intelijen yang isinya segera berguna bagi si pemakai intelijen atau isinya mengenai persoalan khusus yang memerlukan perhatian atau perlakuan segera bagi si pemakai, maka penyampaiannya dilakukan secara insidentil dalam bentuk : -
laporan informasi Atensi Report (Atrap) Laporan Khusus (Lapsus) Memo Intelijen Laporan khusus harian.
Selanjutnya produk-produk intelijen yang berisi gambaran umum dari peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian selama jangka waktu tertentu, penyampaiannya dilakukan secara berkala (periodik) dalam bentuk : -
laporan harian (Laphar) laporan mingguan (Lapming) laporan bulanan (Lapbul) Laporan triwulan
9
-
Laporan tahunan Perkiraan intelijen.
Untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan penyajian/penyampaian produk intel tertentu dapat dilakukan dengan melalui : 6.0
perwira intelijen kurir Sarana komunikasi intelijen.
Pelaksanaan Penyelidikan Menurut Pola Operasional Intelijen Sebagai mana diketahui bahwa Pola umum OPerasional Intelijen terdiri dari Service Type of Operation ( STO ) dan Mission Type of Operation ( MTO ) : 6.1.
Didalam STO, pelaksanaan Penyelidikan diarahkan kepada pengumpulan Baket melalui : 6.1.1
Jalur formal struktural, yang melalui jalur kesatuanbawah keatas secara bottom up ( mulai dari Polsek sampai ke Mabes polri), atau jalur kesatuan samping.
6.1.2
Sumber terbuka dan tertutup yang meliputi : 6.1.2.1
Jaringan diatas permukaan meliputi : -
6.1.2.2
Pemberitaan umum, Visual, radio, media cetak. Kepustakaan. Institusi Pemerintah/ Swasta.
Jaringan dibawah permukaan. -
Anggota sendiri spt agent bergerak, agent tertanam, pengamat wilayah. Jaringan dan agen dalam. Intern Polri.
6.1.3
Jalur koordinasi Intelijen antar instansi yg dapat bermanfaat didalam pertukaran informasi, Usaha konsultasi thd suatu sasaran.
6.1.4
Urut-urutan kegiatan S.T.O. 6.1.4.1
Temuan sendiri. -
6.1.4.2
Mengumpulkan baket dari sumber terbuka maupun tertutup yg bernilai A1. Mengolah bahan keterangan yg didapat menjadi produk intelijen sesuai dgn kebutuhan. Menyampaikan/ menyajikan produk intel kpd Pimpinan.
Atas dasar perintah Pimpinan.
10
Menerima U.U.K. dari Pimpinan. Membuat Format U.U.K. dan surat perintah tugas. Memberikan APP kepada petugas Bapul ttg target penyelidikan. Pelaksanaan pencarian dan pengumpulan baket oleh Bapul. Pembuatan Laporan kegiatan harian, Laporan informasi, Laporan penugasan oleh Bapul dan disampaikan kepada agent handler. Pengolahan Baket yg telah dikumpulkan oleh Staf Intel menjadi produk Intel. Penyampaian produk Intelijen kepada Pimpinan. Menerima UUK baru dari Pimpinan.
-
6.2
Didalam Mission Type of Operation ( MTO ) pelaksanaan Penyelididkan dilakukan dengan mengadakan Penelitian dan pertimbangan terhadap ancaman yang dihadapi, yang berupa Ancaman Faktual yang berkadar tinggi. Dalam hal penyelidikan dilaksanakan oleh Unit Operasional Intelijen. Pelaksanaan Penyelidikan Intelijen dalam MTO ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 6.2.1
Pola Dasar Pelaksanaan Operasional Unit Intelijen terdiri dari tujuh (7) langkah dengan urutan sebagai berikut : 6.2.1.1 6.2.1.2 6.2.1.3 6.2.1.4 6.2.1.5 6.2.1.6 6.2.1.7
Tugas dalam bentuk TO / UUK Perencanaan Tugas ( Rengas ) Penjabaran Tugas ( Bargas ) Persiapan Pelaksanaan Pelaksanaan Kegiatan penyelidikan. ( dgn produknya Laporan Kegiatan Harian dan Laporan Informasi ) Debriefing. Pelaporan. ( dgn produknya Laporan Penugasan)
6.2.2 Tahapan MTO 6.2.2.1
Tahap Indikasi : -
6.2.2.2
Dikumpulkan baket-baket yg merupakan Indikasi ttg adanya kejahatan yang berjaringan. Indikator diperoleh dari sumber terbuka maupun tertutup. Waktu tdk ditentukan.
Tahap Deteksi Penyelidikan diarahkan untuk tidaknya kejahatan berjaringan.
mengetahui
ada
atau
11
6.2.2.3
Sponsor, Aktor Intelektual, AH, PA, Pelaku, Support agent. Modus operandi. Sistim Pengamanan : Komunikasi klandestin, SH, MP, SP, LIFE DROP, DEAD DROP, Becking.
Tahap Ungkap Kwalitatif. Penyelidikan diarahkan untuk mendapatkan penajaman dan pengembangan anatomi kejahatan terorganisir meliputi : -
6.2.2.4
Sponsor, Aktor Intelektual, AH, PA, Pelaku, Support agent. Modus operandi. Sistim Pengamanan : Komunikasi klandestin, SH, MP, SP, LIFE DROP, DEAD DROP, Becking. Waktu penyelidikan minimal 10 hari.
Tahap Identifikasi ( Pengungkapan Kuanti-tatif). Penyelidikan diarahkan untuk penajaman dan pendalaman lebih jauh dari hasil lidik kualitatif. -
6.2.2.5
Identifikasi ciri-ciri yang lebih jelas dp pelaku. Biodata. Hobby. Kemampuan (kekuatan)/ kelemahan. Kebiasaan / hal-hal tertentu : Menggunakan kendaraan, waktu dialamat tertentu, pakaian dan kelengkapan yg digunakan, keberadaan ditempat-tempat tertentu, pengawal/ pengiring. Waktu kurang lebih 10 hari. Hasil lidik dapat langsung digunakan dlm rgk penindakan.
Tahap Penindakan. -
Keterpaduan dgn fungsi Reskrim Penindakan langsung thd pelaku: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Kejahatan thd keamanan dlm negeri. Kejahatan dgn latar belakang politik. Pelanggaran OA. Pelanggaran UU senpi Handak. Dalam hal tertangkap tangan. Perintah Pimpinan.
12
7)
6.
Dalam keadaan mendesak karena memiliki kemampuan mobilitas tinggi.
pelaku
PENUTUP Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat sebagai pedoman dan bahan acuan anggota Satuan Intelkam Polres Gorontalo dalam pelaksanaan tugas di bidang Operasional guna tercapainya prinsip-prinsip Penyelidikan secara Profesional, sesuai kebutuhan, pengawasan, transparan, akuntabel dengan tidak mengabaikan aspek keamanan (security internal), serta tertib administrasi.