SOP pencatatan dan pelaporan TB, akreditasi, puskesmas
2.3.7.4 SOP Pencatatan Dan PelaporanDeskripsi lengkap
SOP InformasiFull description
rgdghdDeskripsi lengkap
jhDeskripsi lengkap
SOP Informasi
RSUD KOTA LANGSA Jln. Jend. A. Yani No. 1 Kota Langsa
PELAPORAN B3 DAN INTESVIGASI TUMPAHAN, PAPARAN DAN INSIDEN LAIN NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN 1/3
Ditetapkan, Direktur RSUD Kota Langsa STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TANGGAL TERBIT dr. HERMAN I Pembina TingkatI/IVb NIP 19630923 200003 1 001 Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan
B3
adalah
bahan
yang
karena
sifat
dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung PENGERTIAN
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja karena pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah
TUJUAN
bahan berbahaya dan beracun bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung dan petugas. 1. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 2.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
KEBIJAKAN
Berbahaya dan Beracun 3.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Nomor 445/65/SK/2015, tentang Penetapan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
1.
Langsa. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi potensial terjadi ataupun nyaris terjadi yang dibuat oleh semua petugas rumah sakit yang pertama menemukan
kejadian atau terlibat dalam kejadian atau petugas yang mendapat laporan dari pihak lain seperti tamu atau 2.
pengunjung. Pencegahan/penanganan segera dalam 24 jam apabila terjadi insiden di rumah sakit untuk mengurangi dampak
3.
atau akibat yang tidak diharapkan. Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian dengan mengisi formulir pelaporan insiden (pelaporan
PROSEDUR
4.
paling lambat 2 x 24 jam). Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke Komite K3 apabila kejadian terjadi pada area-area netral (koridor, taman, area parker). Laporan harus diserahkan
5.
pada Komite K3. Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segera setelah laporan siterima dan dilakukan oleh tim investigasi insiden (pelaksanaan investigasi paling lambat 2x24 jam). Laporan
6.
insiden menggunakan formulir RCA. Pembentukan tim investigasi sesuai dengan kebutuhan, tim investigasi dapat terdiri dari Komite K3 saja, atau melibatkan satker terkait bila insiden termasuk kategori
7.
accident/emergency. Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Komite K3, laporan investigasi harus dilengkapi dengan FTPP
8.
sesuai prosedur FTPP. Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung ke area, dan area-area lain yang memiliki potensi bahaya yang sama. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi insiden, kejadian, dampak pada korban, hari dan tanggal tanpa perlu menyebutkan nama yang bersangkutan untuk
9.
menghndari kejadian serupa. Peninjauan terhadap identifikasi bahya resiko setelah
melakukan RCA. 10. Pelaporan hasil RCA, Rekomendasi dan Pembelajaran kepada Direksi. 11. “Perbaikan dan Pembelajaran” sebagai rekomendasi untuk umpan balik kepada satuan kerja terkait. 12. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing