H. HeriNopiana S., SKM., MM NIP. 196911121991031006 196911121991031006
PUSKESMAS CIPATAT
1.
Pengertian
Surveilans epidemiologi penyakit diare adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit diare dan kondisi yang mempegaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit diare agar melakukan tindakan penanggulangan secra efektif dan efisien.
2.
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit diare
3.
Kebijakan
Surat keputusan Kepala Puskesmas No ........ Tahun ....... Tentang kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Cipatat Kabupaten Bandung Barat
4.
5.
Referensi
Prosedur
1.
Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2.
Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare, Kemenkes RI, 2011
A.
Pengumpuan data diare 1.
Laporan rutin : laporan bulanan dan laporan mingguan (W2), yang diambil dari register harian penderita diare
2.
Laporan kejadian luar biasa (KLB) / wabah, yang dilaporkan dalam periode 24 jam (W1) yang dilanjutkan dengan laporan khusus yang meliputi : a.
Kronologis kejadian KLB
b.
Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
c.
Keadaan epidemiologi penderita
d.
Hasil penyelidikan yang telah dilakukan
e.
Hasil penanggualan KLB dan RTL
Kriteria KLB Diare (Permenkes RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010) : a.
Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Permenkes Nomor 1501/Meneks/Per/X/2010 (konfirmasi kolera) yang sebelumnya tidak ada atau tidak dkenal pada suatu daerah.
b.
Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut.
c.
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu.
d.
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka ratarata per bulan dalam tahun sebelumnya.
e.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan ratarata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
f.
Angka kematian kasus (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penykit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
B.
Pengolahan, Analisis dan Interpretasi : Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk table-tabel atau grafik, kemudian dianalisis dan
diinterpretasi. C.
Penyebarluasan Hasil Interpretasi : Hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan, diumpanbalikkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu : kepada pihak kecamatan dan desa.