SOP
UPT Puskesmas Sangatta Selatan 1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi
5. Alat Dan Bahan
6. Prosedur
MALARIA No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal : Terbit Tanggal : berlaku Halaman : 1/2 Dr.Suriani NIP. 196212261999032001
Malaria adalah suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa. Agar petugas medis dan paramedis dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat pada pasien Keputusan Kepala Puskesmas …………. Nomor…… tentang Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Alat : - Spignomanometer (Tensimeter) - Stetoskop Bahan - RM Pasien - Pulpen 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2. Petugas menerima pasien. 3. Petugas melakukan anamnesis pada pasien, menanyakan keluhan utama pasien, apakah ada demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual muntah, dan diare. Petugas juga menanyakan faktor resiko diantaranya : riwayat menderita malaria sebelumnya, tinggal di daerah yang endemis malaria, pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemis malaria, riwayat mendapat transfusi darah. 4. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan. 5. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan. 6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan tanda patognomonis pada pasien : a. Pada periode demam: 1. Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai di atas 40°C dan kulit kering. 2. Pasien dapat juga terlihat pucat. 3. Nadi teraba cepat 4. Pernapasan cepat (takipneu) b. Pada periode dingin dan berkeringat: 1. Kulit teraba dingin dan berkeringat. 2. Nadi teraba cepat dan lemah. 3. Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan
7. Diagram Alir
pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk. Toraks : Terlihat pernapasan cepat. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan asites. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau anuria. Ekstermitas : akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok. 7. Bila perlu petugas medis memberikan rujukan ke RS terdekat apabila dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut (Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit atau melakukan Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT)) untuk memastikan jenis parasit penyebab malaria, apabila dirujuk petugas medis menuliskan rujukan di formulir rujukan. 8. Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan. 9. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan. 10. Petugas melakukan tatalaksana malaria sesuai jeni parasitnya sebagai berikut: a. Pengobatan malaria falsiparum Lini pertama: dengan Fixed Dose Combination = FDC yang Memanggilpasien sesuai nomor urut
Petugas menegakkan diagnosa
Petugas memberikan terapi berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosa
8. Unit Terkait 9. Dokumen Terkait
-
Poli Umum Apotik Rekam Medik Register Blanko resep
Petugas melakukan anamnesa pada pasien
Petugas menanyakan keluhan utama pasien
Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
Petugas mencatat hasil di rekam medik
menulis diagnose pasienkebuku register.
10. Rekaman historis perubahan N Yang dirubah o
Isi Perubahan
MALARIA
Tgl mulai diberlakukan
DAFTAR TILIK
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Tanggal berlaku Halaman
: : : : : 1/2
UPT Puskesmas Sangatta Selatan No
Dr.Suriani NIP. 196212261999032001
Langkah Kegiatan
1
Apakah
2
Apakah
3
Apakah
4
Apakah
5
Apakah
petugas memanggil pasien sesuai nomor urut? petugas memberi salam saat menerima pasien? petugas melakukan anamnesis anamnesis pada pasien, menanyakan keluhan utama pasien, apakah ada demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual muntah, dan diare. Petugas juga menanyakan faktor resiko diantaranya : riwayat menderita malaria sebelumnya, tinggal di daerah yang endemis malaria, pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemis malaria, riwayat mendapat transfusi darah? petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan? petugas melakukan pemeriksaan tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan?
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
6
Apakah
7
Apakah
8
Apakah
9
Apakah
petugas melakukan pemeriksaan fisik dan tanda paognomonis pada pasien : a. Pada periode demam: 1. Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai di atas 40°C dan kulit kering. 2. Pasien dapat juga terlihat pucat. 3. Nadi teraba cepat 4. Pernapasan cepat (takipneu) b. Pada periode dingin dan berkeringat: 1. Kulit teraba dingin dan berkeringat. 2. Nadi teraba cepat dan lemah. 3. Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk. Toraks : Terlihat pernapasan cepat. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan asites. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau anuria. Ekstermitas : akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok? petugas memberikan rujukan ke RS terdekat apabila dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut (Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit atau melakukan Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT)) untuk memastikan jenis parasit penyebab malaria, apabila dirujuk petugas medis menuliskan rujukan di formulir rujukan? petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan? petugas menegakkan diagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan?
11
Apakah
petugas melakukan tatalaksana malaria sesuai jeni parasitnya sebagai berikut: b. Pengobatan malaria falsiparum Lini pertama: dengan Fixed Dose Combination = FDC yang terdiri dari Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP) tiap tablet mengandung 40 mg Dihydroartemisinin dan 320 mg Piperakuin. Untuk dewasa dengan Berat Badan (BB) sampai dengan 59 kg diberikan DHP peroral 3 tablet satu kali per hari selama 3 hari dan Primakuin 2 tablet sekali sehari satu kali pemberian, sedang untuk BB >.60 kg. diberikan 4 tablet DHP satu kali sehari selama 3 hari dan Primaquin 3 tablet sekali sehari satu kali pemberian. Dosis DHA = 2-4 mg/kgBB (dosis tunggal), Piperakuin = 16-32 mg/kgBB (dosis tunggal), Primakuin = 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal). Pengobatan malaria falsiparum yang tidak respon terhadap pengobatan DHP. Lini kedua: Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin. Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/ hari selama 7 hari), Doksisiklin = 3,5 mg/kgBB per hari ( dewasa, 2x/hr selama7 hari) , 2,2 mg/kgBB/hari ( 8-14 tahun, 2x/hr selama7 hari), T etrasiklin = 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari). f. Pengobatan malaria vivax dan ovale Lini pertama: Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP), diberikan peroral satu kali per hari selama 3 hari,p ri m ak u in = 0 ,2 5 mg/kgBB/hari (selama 14 hari). Pengobatan malaria vivax yang tidak respon terhadap pengobatan DHP. Lini kedua: Kina + Primakuin. Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7 hari), Primakuin = 0,25 mg/kgBB (selama 14 hari). Pengobatan malaria vivax yang relaps (kambuh): 1. Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari. 2. Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian Primakiun dosis 0,25 mg/kgBB/hr sudah diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan.
12
Apakah
13
Apakah
13
Apakah
Pengobatan malaria malariae Cukup diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan Primakuin. Pengobatan infeksi campuran antara malaria falsiparum dengan malaria vivax/malaria ovale dengan DHP. Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali per hari selama 3 hari, serta DHP 1 kali per hari selama 3 hari serta Primakuin dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari. Pengobatan malaria pada ibu hamil Trimester pertama diberikan Kina tablet 3x 10mg/ kg BB + Klindamycin 10mg/kgBB selama 7 hari. Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari. Pencegahan/profilaksis digunakan Doksisiklin 1 kapsul 100 mg/hari diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah keluar/pulang dari daerah endemis. Pengobatan di atas diberikan berdasarkan berat badan penderita. Konseling dan Edukasi a. Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis penyakitnya. b. Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan : 1. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen. 2. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari. 3. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum obat. Untuk kasus malaria dengan komplikasi atau berat dapat dirujuk, namun pasien harus terlebih dahulu diberi dosis awal Artemisinin atau Artesunat per Intra Muskular atau Intra Vena dengan dosis awal 3,2mg /kg BB? petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi ke dalam rekam medik? petugas menandatangani rekam medik? petugas menulis hasil diagnose pada buku register?
CR: …………………………………………%.
Sangatta,……………………………… Pelaksana/Auditor
(………………………………)