Prosedur Pengelolaan Limbah Padat
Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun bangun dan perekayasaan industri. Limbah merupakan sisa suatu usaha dan / atau kegiatan. Limbah padat industri adalah limbah yang berbentuk padatan atau semi padat yang berasal dari proses produksi atau jasa, termasuk juga limbah domestik dan limbah padat lainnya (dari IPAL). Untuk klasiikasi limbah padat terdiri atas sebagai berikut ! ". #enis Limbah, antara lain limbah organik, limbah anorganik, dan limbah campuran $rganik dan Anorganik %. &iat limbah antara lain bersiat ' ('ahan 'erbahaya dan 'eracun) dan tidak 'ersiat ' . olongan Limbah Padat, terbagi menjadi ! a). Limbah padat yang langsung dapat ditimbun merupakan limbah padat yang mempunyai siat isika dan kimia yang stabil sehingga tidak larut dalam air maupun mencemari udara* b). Limbah padat yang harus diolah dahulu sebelum ditimbun adalah limbah padat yang mempunyai siat isika dan kimia yang tidak stabil sehingga dapat larut dalam air dan dapat menyublim diudara sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan. +erdapat banyak sekali akibat dampak pembuangan limbah padat yang sembarangan atau asal asalan terhadap lingkungan seperti berikut ini ! ". Penuruna Penurunan n kualitas kual itas air %. Penuruna Penurunan n kualitras kuali tras udara . ang angguan guan esteti est etika ka -. angguan keseha kesehatan tan . apat merusak mer usak struktur st ruktur dan da n tekstur tanah t anah
+eknologi penanganan limbah padat dapat diuraikan sebagai berikut ! ". Lakukan reduksi pada sumbernya %. 0anaatkan limbah padat yaitu dengan cara mendaur ulang (recycling), perolehan kembali (reco1ery) dan penggunaan kembali (2euse) . Pengolahan Limbah padat yang benar -. Penimbunan sisa pengolahan limbah padat &ee more at! http!//staypublichealth.blogspot.com/%3"/3/pengelolaanlimbah padat.html4sthash.$5t%n5cb.dpu
Proses Pengolahan Lumpur
&asaran upaya penanganan lumpur adalah menghasilkan lumpur dengan kandungan padatan setinggitingginya, atau 1olume yang sekecilkecilnya dan stabil serta tidak memiliki dampak lingkungan yang lebih buruk. Peningkatan kandungan padatan (6 &&) atau pengurangan kadar air dapat dilakukan melalui beberapa cara. Umumnya upaya pengelolaan terhadap lumpur meliputi tahaptahap pengerjaan! ". Pengentalan atau pemekatan lumpur (sludge thickening) %. &tabilisasi lumpur (sludge stabili7ation) . Pengeluaran air (sludge de8atering) -. Pengeringan lumpur (sludge drying)
Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kelemahannya, sehingga tidak ada satu carapun yang dapat diterapkan untuk setiap jenis lumpur tertentu. Kecuali Tahap Stabilisasi, seluruh tahapan lainnya lebih bertujuan untuk meningkatkan kandungan padatan atau pengurangan kandungan air. Setelah melalui tahapan tersebut tahapan berikutnya adalah Tahap Pembuangan Akhir. mumnya persentase kandungan air tersebut dapat mencapai !"-!!#. Lumpur yang dihasilkan unit pengolahan air limbah dapat diubah menjadi abu dengan kadar $,% #. &al ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap pengolahan yang meliputi proses pemekatan dapat mengurangi 'olume dari ($$ # dengan proses thickening menjadi "$ #, proses de)atering menjadi " #, proses pengering menjadi (,** #, kemudian dilakukan pembakaran sehingga dihasilkan abu dengan kadar $,% #. +iltrat yang dihasilkan dari proses pemekatan dan de)atering dikembalikan ke unit eualisasi PAL/ untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengentalan Lumpur Sludge Thickening/
Proses pengentalan lumpur bertujuan untuk meningkatkan kekentalan atau kandungan padatan dalam lumpur dengan cara pengeluaran air. Pada umumnya lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan air limbah masih encer dengan kandungan padatan antara 3,",36 atau kandungan air 55,556, sehingga perlu dipekatkan secara gra1itasi hingga %6 atau kandungan air 595:6 dengan menggunakan thickener. Pada proses pengentalan tersebut lumpur sebelumnya perlu dikondisikan dengan cara isika maupun isikakimia, agar dapat menggumpal sehingga air lebih mudah dipisahkan. Pemisahan air dari lumpur kimia-0isika lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan lumpur biologi. &al ini disebabkan air yang terkandung dalam lumpur biologi adalah hasil perlakuan biologi yang 1$# merupakan air sel bakteri. Konsentrasi lumpur sangat mempengaruhi kinerja alat pengeluaran air dan kandungan air dalam lumpur pekat cake/. Seperti yang ditunjukkan pada gambar !.%. bah)a makin tinggi kandungan padatan dalam lumpur maka makin rendah kadar air dalam lumpur pekat cake/.
Thickening
ari beberapa cara pengolahan/perlakuan lumpur yang disampaikan pada +abel %, proses thickening yang umum digunakan adalah gravity thickening dan lotasi. Prinsip kerja masing masing peralatan tersebut disampaikan sebagai berikut ini.
(/ Gravity Thickening
Proses ini umumnya digunakan sebagai pretreatment sebelum lumpur diolah lebih lanjut ke proses de-watering lainnya. Prinsip dasar yang digunakan pada proses ini adalah pengendapan secara gra1itasi. Pada proses ini, lumpur dibiarkan untuk mengendap pada bidang yang memiliki surface loading sekitar 33 sampai dengan 33 m /m%.d.
engan proses ini primary sludge dapat dipekatkan pada "3 kg/m%.d dengan kandungan padatan sekitar "36. Untuk meningkatkan eisiensi proses, biasanya ditambahkan chemical conditioners. ;al penting yang harus diperhatikan pada proses ini adalah timbulnya bau akibat proses anaerobik. &kema peralatan proses gravity thickening dapat dilihat pada ambar .
Tujuan Pengelolaan Lumpur
Lumpur yang dihasilkan dari sistem pengolahan air limbah dibedakan atas lumpur kimia isika dan lumpur biologi. Lumpur kimiaisika berasal dari pemisahan hasil perlakuaan proses isikakimia, sedangkan lumpur biologi berasal dari perlakuan biologi. Umumnya lumpur masih memiliki kadar air yang cukup tinggi, oleh karenanya perlu perlakuan lumpur yang merupakan bagian dari penanganan air limbah.
•
lumpur mengandung pencemar yang lebih terkonsentrasi lumpur tetap memiliki kandungan air yang tinggi lumpur dapat mengandung jenis pencemar baru yang tidak terkandung sebelumnya di dalam air limbah akibat dari penambahan bahan kimia dan dari peruraian senya8a yang terkandung dalam lumpur.
Lumpur yang banyak mengandung padatan diperoleh dari hasil proses pemisahan padatcair dari limbah yang sering disebut dengan sludge atau lumpur encer, di dalam sludge tersebut sebagian besar mengandung air dan hanya beberapa persen berupa 7at padat. Umumnya persentase kandungan air tersebut dapat mencapai 5556. Lumpur yang dihasilkan unit pengolahan air limbah dapat dikelola hingga menjadi abu dengan kadar 3, 6 dengan melalui beberapa tahap pengolahan yang meliputi proses pemekatan dengan proses thickening, proses de8atering, proses pengering dan pembakaran. =iltrat yang dihasilkan dari proses pemekatan dan de8atering dikembalikan ke unit e>ualisasi (IPAL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Untuk dapat mengelola lumpur secara eekti dan tepat, maka perlu mengetahui karakteristik lumpur tersebut.
Karakteristik dan 2umlah Lumpur
Lumpur kimiaisika merupakan lumpur yang dihasilkan dari proses pemisahan padatan di unitunit pengolahan secara isikakimia
•
'eban hidrolik dari unit pengolahan penghasil Lumpur Bektiitas koagulan dan lokulan yang digunakan
•
•
Bisiensi tanki pengendap
•
Pemisahan air pada lumpur kimiaisika lebih mudah dilakukan dengan cara seperti pengentalan yang diikuti penyaringan. Lumpur 3iologi
Lumpur biologi merupakan lumpur yang dihasilkan dari proses pemisahan gumpalan mikroba di unit pengolahan biologi. Lumpur biologi berasal dari dua bagian yaitu ! ". 0ikroba yang mati %. $rganik yang tidak terdegradasi oleh mikroba
•
0empunyai 8arna coklat 0empunyai kandungan padatan 3,%,6 yang artinya dalam " liter lumpur mengandung air sebanyak 59,55,6
•
0empunyai berat jenis yang rendah, sebesar ",33 g/mL
•
0engandung banyak senya8a organik terurai yang mudah membusuk
•
#umlah lumpur biologi yang dihasilkan tergantung dari!
•
'eban hidrolis dari unit pengolahan penghasil lumpur dan beban organik.
•
•
Bisiensi tanki pengendap
•
Perlakuan lumpur pada dasarnya berupa pengurangan 1olume dan meningkatkan kestabilan siat lumpur menjadi lebih baik, agar penanganan selanjutnya tidak menimbulkan permasalahan lingkungan. Proses Pengolahan Lumpur
&asaran upaya penanganan lumpur adalah menghasilkan lumpur dengan kandungan padatan setinggitingginya, atau 1olume yang sekecilkecilnya dan stabil serta tidak memiliki dampak lingkungan yang lebih buruk. Peningkatan kandungan padatan (6 &&) atau pengurangan kadar air dapat dilakukan melalui beberapa cara. Umumnya upaya pengelolaan terhadap lumpur meliputi tahaptahap pengerjaan! ". Pengentalan atau pemekatan lumpur (sludge thickening) %. &tabilisasi lumpur (sludge stabili7ation) . Pengeluaran air (sludge de8atering) -. Pengeringan lumpur (sludge drying) 0asingmasing cara memiliki kelebihan dan kelemahannya, sehingga tidak ada satu carapun yang dapat diterapkan untuk setiap jenis lumpur tertentu.
dihasilkan abu dengan kadar 3, 6. =iltrat yang dihasilkan dari proses pemekatan dan de8atering dikembalikan ke unit e>ualisasi (IPAL) untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengentalan Lumpur Sludge Thickening/
Proses pengentalan lumpur bertujuan untuk meningkatkan kekentalan atau kandungan padatan dalam lumpur dengan cara pengeluaran air. Pada umumnya lumpur yang dihasilkan dari unit pengolahan air limbah masih encer dengan kandungan padatan antara 3,",36 atau kandungan air 55,556, sehingga perlu dipekatkan secara gra1itasi hingga %6 atau kandungan air 595:6 dengan menggunakan thickener. Pada proses pengentalan tersebut lumpur sebelumnya perlu dikondisikan dengan cara isika maupun isikakimia, agar dapat menggumpal sehingga air lebih mudah dipisahkan. Pemisahan air dari lumpur kimiaisika lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan lumpur biologi. ;al ini disebabkan air yang terkandung dalam lumpur biologi adalah hasil perlakuan biologi yang :36 merupakan air sel bakteri.
Pengentalan lumpur secara gra1itasi adalah salah satu metode yang umum digunakan. Unit pengental gra1itasi bekerja dengan gaya gra1itasi seperti halnya dengan tangki pengendap lainnya. Prinsip dasar dan bentuk unit ini juga menyerupai tangki pengendap yang biasa, perbedaannya hanya pada nilai beban permukaan yang lebih rendah. Alat ini berbentuk tangki bundar dilengkapi dengan penggaruk lumpur, seperti yang terlihat pada gambar 5.-. adalah salah satu contoh alat thickener. Pada umumnya diameter tanki tidak lebih dari % m dengan kedalaman sekitar - m, dengan maksimum hydraulic o1erlo8 rate antara "," m/m%, hari untuk lumpur kimiaisika, sedangkan untuk lumpur biologi antara -: m /m%, hari, begitu pula untuk lumpur campuran kimiaisika dengan biologi sekitar C"% m /m%, hari. ari data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bah8a dengan alat ini kepekatan lumpur kimiaisika dapat mencapai kadar padatan kering "36 atau kandungan air 5356, sedangkan untuk lumpur biologi hanya mencapai kadar padatan kering antara %6 kandungan air antara 595:6. ;asil pengentalan yang diperoleh untuk lumpur campuran dari lumpur kimia isika dan lumpur biologi mencapai kepekatan dengan kadar padatan kering %:6 atau kandungan air 5%5:6,. Unit pengental gra1itasi umumnya digunakan sebagai unit pertama di dalam bagian penanganan lumpur.
Prinsip kerja sama dengan proses lotasi untuk pengolahan air limbah. Alat penggaruk lumpur terdapat di sebelah atas maupun di bagian ba8ah. ibandingkan dengan pemekatan lumpur secara gra1itasi, alat ini lebih sukar pengoperasiannya dan diperlukan pula penambahan bahan kimia polimer untuk meningkatkan konsentarasi lumpur dari :6 menjadi 5:6. engan terkonsentrasinya lumpur dapat meningkatkan eisiensi alat. Pemakaian bahan kimia polimer untuk memekatkan lumpur biologi sekitar % kg berat kering polimer/ mg 7atpadat. Penggunaan rasio udarapadatan sangat mempengaruhi kinerja sistem ini, pada umumnya nilai rasio udarapadatan ber1ariasi, maksimum pada kisaran dari %-6 untuk mengapungkan 7at padat. ;asil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan kering antara -C6 atau kandungan air 5-5C6 untuk lumpur biologi dengan penambahan bahan kimia polimer, sedangkan tanpa penambahan bahan kimia polimer kadar padatan kering hanya mencapai 6 atau kandungan air 5596.
Pemekatan secara gra1itasi
Pemekatan secara mekanis +ipe +ipe ekantasi Penyaringan
0odel
Bisien
Pemekatan lumpur
Pemekatan dengan pengendapan secara gra1itasi
PemekatanPemekatan secara dengan sentriugal penyaringan dan granulasi
", %, 6
- 6 atau lebih
%6
stabil
&tabil
Pemisahan cairannya +idak stabil $prasional Pemakaian energi 0anajemen termasuk (auEiliary machine )
Parameter operasi dan operasionality
•
'eban lumpur (padatan) o
'eban permukaan
o
Permukaan Lumpur
o
Dara pengumpanan
0enengah
o
Bect &entriugal
o
+roughput
o
o
Plat $riice
o
+roughput
o
Bek pengumpulan
o
o
$prasional Lingkungan
•
'au
•
kebisingan
•
0enengah
•
•
•
0enengah
•
•
Perbedaan dalam kecepatan perputaran
'eban permukaan pada pemisahan Lebar meshes
Stabilisasi Lumpur sludge stabili5ation/
&tabilisasi lumpur merupakan upaya mengurangi kandungan senya8a organik dalam lumpur atau mencegah akti1itas mikroorganisme. +ujuan stabilisasi lumpur adalah agar lumpur menjadi stabil dan tidak menimbulkan bau busuk dan gangguan kesehatan saat dilakukan proses maupun saat pembuangan ke lingkungan. &tabilisasi lumpur dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain adalah sebagai berikut! ". igestasi anaerobik Proses ini merupakan suatu proses degradasi senya8a organik dalam lumpur secara anaerobik. &tabilisasi ini biasanya hanya untuk lumpur biologi dan dilakukan sebelum proses pengeluaran air dari lumpur. engan proses digestasi ini, sekitar 36 senya8a organik dalam lumpur dapat diubah menjadi gas bio yang tersusun dari metan (D; -) dan D$% apabila di dalam senya8a organik tersebut terdapat kandungan sulur, maka dihasilkan ; %&. Produk gas bio ini sangat potensial untuk dimanaatkan sebagai sumber energi, sedangkan lumpur sisa yang diperoleh bisa dimanaatkan sebagai pupuk. igestasi lumpur dilakukan dalam tangki tertutup dengan sistem pengeluaran gas dan dapat dilengkapi dengan sistem pengadukan. @aktu retensi yang diperlukan antara "3%3 hari dengan beban padatan antara %-
kg/m. ;asil pemekatan dengan sistem ini mencapai kadar padatan kering antara %6 atau kandungan air 55:6 untuk lumpur kimiaisika, sedangkan untuk lumpur campuran kimia isikabiologi kadar padatan kering hanya mencapai ",-6 atau kandungan air 5C 5:,6.
+ujuan proses pengeluaran air lumpur ialah menghilangkan sebanyak mungkin air yang terkandung dalam lumpur setelah proses pengentalan. Persyaratan kadar padatan kering lumpur yang diinginkan tergantung pada penanganan akhir yang akan dilakukan, umumnya berkisar 36. Proses pengeluaran air lumpur dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain menggunakan alat! ". 'elt press
%. =ilter press . &cre8 press -. rying bed . Dentriugal C. 2otary drum 1acuum ilter A. 3elt Press
Proses pengeluaran air lumpur yang digunakan di industri antara lain belt ilter press. +ipe alat ini banyak digunakan di industri pulp dan kertas. Pengeluaran air dari lumpur yang dapat dilakukan dengan alat ini melalui % tahapan, ! ". aerah Pengeluaran Air (raining Fone) Pada daerah ini lumpur mengalir dan tersebar secara merata di atas lembaran 8ire. Pengeluaran air dilakukan tanpa tekanan, hanya mengandalkan gra1itasi sampai mencapai kadar padatan tertentu, selanjutnya lumpur memasuki daerah pengeringan bertekanan. %. aerah Pengeringan 'ertekanan (Pressing Fone) Air keluar dari lumpur dengan cara dijepit di antara dua belt atau 8ire sambil ditekan oleh rol secara bertahap di daerah pressing 7one, dengan tekanan meningkat sejalan dengan mengecilnya rol. Pada saat dijepit, air diperas ke luar sampai akhir daerah bertekanan, yang selanjutnya memasuki daerah pengelupasan lumpur dari belt atau 8ire (share 7one). &ebelum diungsikan kembali di daerah pengeluaran air, belt atau 8ire perlu dicuci dahulu. Umumnya kadar padatan kering yang bisa dicapai antara 3-36 atau kandungan air C3936, untuk lumpur kimiaisika dan %%36 atau kandungan air 939:6, untuk lumpur biologi. Pengkondisian lumpur dengan menambahkan polimer perlu dilakukan untuk mempercepat dan mempermudah pengeluaran air. Alat pengering lumpur dirancang untuk beban "333 kg padatan kering/m lebar 8ire per jam untuk lumpur yang sulit dipisahkan airnya, sedangkan untuk lumpur yang mudah dipisahkan airnya %333 kg padatan kering/m lebar 8ire/jam. 'elt penjepit baik bagian atas maupun ba8ah, setelah melepaskan lumpur, perlu dicuci, sebelum diungsikan kembali di daerah pengeluaran air.
Prinsip kerja sistem ini adalah memberi tekanan pada lumpur yang berada di antara lempenganlempengan ilter (ilter plate). +ekanan diberikan melalui gaya hidrolik di kedua sisi lempengan. =ilter ini tersusun dari plate and rame ilter berjumlah banyak, dimana bagian dalam dari rame tersebut ditarik oleh ilter kain yang bersambungan. &etelah rame
terkunci karena tekanan hidrolik atau tekanan tangan, lumpur akan tertekan masuk dari tabung suplai ke dalam ruang iltrasi. Air yang tersaring karena tekanan itu akan jatuh dari rame, lumpur akan mengental karena kehilangan air dan tersiasa di bagian dalam. Penambahan tekanan berkisar antara ""3 kg/cm %, tetapi karena resistan tekanan yang masuk bertambah besar, maka akan terbentuk cukup adonan di bagian dalam. Apabila sudah terjadi kondisi seperti ini maka pengisian lumpur dihentikan. +ipe alat penyaring tekanan ini umumnya digunakan di industri kecil, antara lain seperti industri tekstil.
&alah satu metode paling sederhana adalah drying bed atau bak pengering lumpur. Pengeluaran air lumpur dilakukan melalui media pengering secara gra1itasi dan penguapan sinar matahari. Lumpur yang berasal dari pengolahan air limbah secara langsung tanpa proses pemekatan terlebih dahulu dapat dikeringkan dengan drying bed. eskripsi bak pengering berupa bak dangkal berisi media penyaring pasir setinggi "3%3 cm dan batu kerikil sebagai penyangga pasir antara %3-3 cm, serta saluran air tersaring (iltrat) di bagian ba8ah bak. Pada bagian dasar bak pengering dibuat saluran atau pipa pembuangan air dan di atasnya diberi lapisan kerikil (diameter "33 mmG) setebal %3 cm dan lapisan pasir kasar ( mmG) setebal %33 cm. 0edia penyaring merupakan bahan yang memiliki pori besar untuk ditembus air. Pasir, ijuk dan kerikil merupakan media penyaring yang sering digunakan. Pengisian lumpur ke bak pengering sebaiknya dilakukan " kali sehari dengan ketebalan lumpur di ba8ah " cm. 0engingat keterbatasan daya tembus panas matahari, maka kedalaman bak ikurang dari 3 cm. #ika lumpur masuk terlalu banyak, permukaan lumpur tampak mengering tetapi lapisan ba8ah masih basah, sehingga pengurangan air perlu 8aktu berharihari. #ika saringan tersumbat maka air tidak dapat keluar, sehingga pengurangan kadar air tidak terjadi. Pengurangan kandungan air dalam lumpur menggunakan sistem pengeringan a lami dengan matahari, maka air akan keluar melalui saringan dan penguapan. Pada mulanya keluarnya air melalui saringan berjalan lancar dan kecepatan pengurangan air tinggi, tetapi jika bahan penyaring (pasir) tersumbat maka proses pengurangan air hanya tergantung kecepatan penguapan.
&cre8 press seperti terlihat di ambar 5."3 menghasilkan lumpur kering (cake) dengan kadar padatan kering 3 936 atau kandungan air 3936. Apabila lumpur yang akan diolah berasal dari campuran lumpur kimiaisika dengan lumpur biologi, maka perlu ditambahkan
koagulan polimer atau polielektrolit (PB), sebaliknya apabila hanya berasal dari lumpur kimiaisika tanpa penambahan koagulan polimer atau polielektrolit (PB), dengan pemakaian umumnya sekitar "% ppm. 'esarnya tekanan yang dihasilkan tergantung dari pengaturan perbedaan jarak antara puncak ulir tekan sepanjang poros dengan kekuatan tekan lange penahan yang ditentukan oleh kondisi dan jumlah pegas yang digunakan Alat scre8 press sangat hemat energi. Penggunaan alat scre8 press makin banyak diterapkan di industri khususnya industri pulp dan kertas. 8. 6entri0ugal
Pada prinsipnya alat ini memisahkan padatan dalam lumpur dari cairan melalui proses sedimentasi dan sentriugasi. Adabeberapa tipe sentriugasi tetapi yang umum digunakan adalah tabung hori7ontal berbentuk kerucutsilindris yang di dalamnya dilengkapi juga dengan scre8 con1eyor yang dapat berputar.
Penyaringan terjadi pada permukaan drum yang berputar. rum berputar ini dibagi dalam beberapa bagian yang masing masing berada di ba8ah tekanan 1akum. &ekitar %3 -36 bagian drum akan terendam lumpur dan mengambil 7at padat membentuk padatan lumpur yang menempel di permukaan karena diserap pompa 1akum. &ebelum bagian drum dengan padatan lumpur yang menempel terendam kembali, padatan tersebut akan terlepas setelah dicuci. Lumpur kimiaisika dapat dikeluarkan airnya sampai mencapai padatan kering sebesar 956 atau kandungan air 5"56 tanpa perlu dikondisikan dahulu dengan bahan kimia. Lumpur biologi mencapai padatan kering sebesar -56 atau kandungan air 5"5C6, sedangkan lumpur campuran mencapai padatan kering sebesar 56 atau kandungan air 5"56. 'eban lumpur kimia isika umumnya 3 kg padatan kering /m % jam, sedangkan untuk lumpur biologi atau lumpur campuran bebannya lebih kecil yaitu "3 %3 kg padatan kering/m% jam dengan hasil padatan kering sekitar "6 dan sebelumnya perlu dikondisikan terlebih dahulu.
Pemekat 'ertekanan
åan 'eltpress
Pemekat
Pemekat
0ulti isc
&cre8 Press
+ekanan yang Lumpur engan digunakan sekitar dipekatkan memutar -3333 kPa dalam belt sejumlah dengan (kain saring) piringan yang perbedaan secara terpasang di tekanan antara gra1itasi, bagian atas dua permukaan selanjutnya dan ba8ah kain saringan dan disaring pada air yang dibuang. diantara dua kecepatan Akhirnya, lumpur kain saringan lambat, ditekan dan dan ditekan penghilangan diturunkan kadar secara air dilakukan airnya bertahap pada dengan bagian atas phenomenon dan ba8ah kapiler rol. Akhirnya re1italisasi lumpur consecuti1e ditekan secara kuat dan dikurangi kadar airnya
Penyaringan secara gra1itasi terjadi di bagian luar drum pada setengah operasi. +ahap a8al penghilangan air dilakukan dengan tekanan
;alhal
36
93:36
C3936
3936
Injeksikan molekul pengkodisi
3936 Injeksikan molekul pengkodisi
injeksi
unit &&
molekul tinggi pada tinggi pada tinggi pada ",3 pengkodisi tinggi ",3%,36 per ",3%,36 per %,36 per unit pada 3,",36 unit && unit && && per unit &&
Pembuangan Akhir Sludge Land0illing/
Pada tahap akhir, lumpur dibuang ke lingkungan dengan aman dan tidak menimbulkan dampak negati lingkungan. Pembuangan langsung ke lingkungan dapat menimbulkan dampak lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. &ludge landilling merupakan tahap akhir dari pengelolaan lumpur. Pemerintah 2epublik Indonesia memiliki peraturan tentang pembuangan lumpur ' yang sangat ketat dengan sangsi yang berat. Pengelompokan Lumpur ' antara lain dilakukan berdasarkan! • •
jenis senya8a kimia yang dikandungnya (sumber tidak spesiik) jenis industri penghasil lumpur (sumber tidak spesiik)
Pembungan akhir limbah lumpur ' harus dilakukan di lokasi yang ditunjuk oleh pemerintah. Pihak industri dapat membuat asilitas khusus, 8alaupun persyaratan dan prosedur rumit. Lokasi pembuangan akhir limbah padat atau landill merupakan lokasi khusus yang diperuntukkan sebagai tempat penimbunan lumpur dengan desain yang dilengkapi sistem tempat pengumpulan dan pengolahan lindi. &yaratsyarat lokasi penimbunan cake menurut persyaratan landill yang baik adalah! Lokasi Land0ill Kep-$(;3apedal;$!;(!!!/ • •
•
•
aerah yang bebas dari banjir seratus tahunan 'ukan ka8asan lindung &esuai 2encana +ata 2uang (2+2) ditetapkan sebagai lokasi baik untuk peruntukan industri atau tempat penimbunan limbah, merupakan tanah kosong yang tidak subur, tanah pertanian yang kurang subur atau lokasi bekas pertambangan yang telah tidak berpotensi ?ilai permeabilitas 0aE "39 cm/det
•
&ecara geologi dinyatakan amanstabil tidak ra8an bencana
•
'ukan daerah resapan air tanah tidak tertekan
•
'ukan daerah genangan air, berjarak 33 m dari aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun, danau, 8aduk untuk irigasi pertanian dan air bersih
Program pemantauan Landill yang perlu diperhatikan! ". Lindi (Leachate) yang dihasilkan dari limbah %. #umlah kebocoran lindi yang mele8ati lapisan landill . 0igrasi gas yang mele8ati lapisan landill -.
.
Lokasi
Parameter
+rekuensi Pemantauan
". Air +anah
'ulanan
%.
•
•
. as Landill ! +ekanan statis, aliran, suhu, &aluran Penampung konsentrasi gas metan
0ingguan
•
0ingguan •
•
•
&umur penampung
+ekanan statis, aliran, suhu, konsentrasi gas metan
;arian
&tasiun L= lare Probe migrasi gas
+ekanan statis, aliran, suhu, konsentrasi gas metan
'ulanan 'ulanan
•
+ekanan, konsentrasi gas yang dapat terbakar
-. Lindi (Leachate) Landill Lindi &tasiun pompa
'ulanan
Pelampung
• •
•
•
'uangan ke sungai
&istem Penampungan &edimen lindi
&atu tahun sekali . Air Pemukaan
=lo8
C.
9. Pemulihan Lokasi (Pasca Brosi, resapan permukaan, air
•
'au About these ads