2
26
Sangat
Rendah
0,631
Sangat
Tinggi
0
n
n
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan alat ortodontik cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat luas. Orang dewasa maupun anak-anak menggunakan alat ortodontik cekat bukan hanya untuk kepentingan perawatan gigi dan mulut saja tapi juga sebagai bagian dari gaya hidup. Masyarakat sering tidak menyadari risiko dari penggunaan alat ortodontik cekat, seperti masalah kebersihan mulut dan karies. Perawatan ortodontik khususnya penggunaan alat ortodontik cekat dapat memberikan dampak berupa perubahan lingkungan rongga mulut dan komposisi flora rongga mulut, peningkatan jumlah plak yang dapat menyebabkan karies gigi, sebagai akibat sulitnya prosedur kebersihan mulut pada pasien.1
Alat ortodontik cekat memiliki desain yang lebih sulit untuk dibersihkan dibandingkan dengan alat ortodontik lepasan, sehingga pasien pengguna alat ortodontik cekat lebih sulit untuk memelihara kebersihan mulut selama perawatan.2 Perawatan ortodontik dengan komponen alat ortodontik cekat seperti bracket dan band dapat menjadi tempat plak berakumulasi akibat meningkatnya pembentukan biofilm setelah insersi. Kontrol plak yang teratur diperlukan untuk menjaga kebersihan mulut selama perawatan ortodontik cekat. 3
Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan karies pada pengguna alat ortodontik cekat. Proses bakterial pada karies secara progresif dapat menyebabkan kerusakan pada struktur jaringan keras gigi.4 Penelitian di Saudi Arabia yang dilakukan oleh Ahmed dkk pada tahun 2010 menunjukkan bahwa pasien yang sedang berada dalam perawatan ortodontik cekat dan tidak menjaga kebersihan mulutnya berisiko tinggi terkena karies.5
Penelitian yang dilakukan oleh Wirna pada tahun 2010 tentang kebersihan gigi dan mulut di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa kebersihan mulut pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat rata-rata termasuk pada kategori baik hingga sedang.6 Mahasiswa kedokteran gigi dianggap sudah memiliki pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut serta karies, mengetahui risiko penggunaan alat ortodontik cekat, sehingga memiliki kesadaran lebih untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
Survei awal yang dilakukan di Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi untuk memperoleh data tentang jumlah mahasiswa sekaligus wawancara untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan alat ortodontik cekat, menunjukkan adanya keluhan pada pasien pengguna alat ortodontik cekat. Keluhan yang muncul biasanya berkaitan dengan kesulitan dalam membersihkan sisa makanan yang tersangkut pada komponen alat ortodontik cekat seperti bracket sehingga menyebabkan penumpukan makanan dan munculnya karies pada daerah yang sulit dijangkau saat menyikat gigi.
Berdasar pada hal yang disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran status kebersihan mulut dan status karies pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran status kebersihan mulut dan status karies mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat.
Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran status kebersihan mulut dan status karies mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat.
D. Manfaat Penelitian
Bagi masyarakat,
Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan terlebih khusus bagi pengguna alat ortodontik cekat dalam meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut selama perawatan, agar terhindar dari penyakit karies.
Bagi institusi pendidikan,
Sebagai sumber referensi tambahan bagi proses perkuliahan dan dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Bagi penulis,
Sebagai kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan sebagai pengalaman baru dalam melakukan suatu penelitian serta menuangkannya dalam suatu skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebersihan Mulut
Kebersihan mulut merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pasien yang sedang menjalani perawatan ortodontik cekat karena prosedur pemeliharaan kebersihan mulut sulit dilakukan ketika alat ortodontik dicekatkan pada gigi. Kondisi lingkungan rongga mulut yang berubah setelah insersi alat ortodontik cekat bisa mengarah pada peningkatan akumulasi plak (Gambar 1).7
Gambar 1.Plak yang terlihat dengan bantuan disclosing solution di sekitar bracket alat ortodontik cekat.8
Plak gigi adalah substansi berstruktur lunak, berwarna kuning keabuan yang menyelimuti permukaan keras intraoral.9 Substansi ini terdiri dari deposit bakteri lunak yang menyelimuti gigi dengan rapat dan dapat dihilangkan dengan cara menyikat gigi.10 Plak gigi dianggap sebagai faktor utama penyebab karies dan penyakit periodontal, di mana penggunaan alat ortodontik cekat pada perawatan ortodontik merupakan faktor risiko penumpukan plak pada gigi.
Penilaian Status Kebersihan Mulut
Keadaan kebersihan mulut pasien dapat diukur dengan beberapa indeks. Indeks yang biasanya digunakan antara lain Oral Hygiene Index (OHI), Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S), Patient Hygiene Performance (PHP) Index, dan Plaque control record.11 Oral Hygiene Index dan Oral Hygiene Index Simplified dilakukan dengan memeriksa gigi-gigi individual dengan cara menarik lapisan debris dengan bantuan sonde dan juga melihat kalkulus yang terdapat pada permukaan gigi. Pemeriksaan dengan indeks ini sulit dilakukan pada pasien pengguna alat ortodontik cekat karena adanya komponen alat ortodontik cekat seperti bracket yang menutupi permukaan gigi sehingga pemeriksaan dengan sonde tidak dapat dilakukan. Indeks lain yang dapat digunakan untuk memeriksa kebersihan mulut pasien yaitu Plaque control record. Pemeriksaan dengan indeks ini dilakukan dengan mengaplikasikan disclosing solution pada permukaan gigi yang diperiksa, namun kategori kebersihan mulut untuk indeks ini hanya dibatasi pada kategori baik yaitu memiliki jumlah Plaque control record kurang dari 10% sehingga hasil pemeriksaan menjadi kurang lengkap.
Pemeriksaan kebersihan mulut pada pengguna alat ortodontik cekat dapat dilakukan dengan PHP Index dengan pertimbangan bahwa penempatan bracket dan komponen alat ortodontik cekat lainnya tidak menjadi masalah karena penggunaan disclosing solution dan pembagian kategori kebersihan mulut yang terbagi menjadi kategori sangat baik, baik, sedang, dan buruk. Permukaan gigi individual yang diperiksa juga dibagi dalam beberapa bagian sehingga hasil pemeriksaan kebersihan mulut dengan indeks ini lebih akurat daripada indeks lainnya.
Patient Hygiene Performance Index dikembangkan oleh Podshaley dan Haley pada tahun 1968. Indeks tersebut diperoleh dengan melihat lapisan plak yang nampak pada permukaan gigi dengan bantuan disclosing solution.11 Gigi yang diperiksa pada pemeriksaan dengan PHP Index terdiri dari gigi 16, 11, 26, 36, 31 dan 46, di mana permukaan yang diperiksa untuk gigi incisivus dan gigi molar rahang atas ialah sisi labial dan sisi lingual untuk gigi molar rahang bawah (Gambar 2).11
Gambar 2. Gigi yang diperiksa untuk Patient Hygiene Performance Index.11
Gigi molar pertama dapat digantikan dengan gigi moral kedua apabila gigi molar pertama telah dicabut, erupsi giginya kurang dari ¾ ukuran mahkota gigi, sudah direstorasi menjadi mahkota tiruan penuh, atau mengalami fraktur. Gigi molar ketiga digunakan ketika tidak terdapat gigi molar kedua. Gigi incisivus pertama yang hilang dapat digantikan oleh gigi incisivus yang berada pada sisi yang berlawanan.11
Prosedur pemeriksaan keadaan kebersihan mulut pasien dengan PHP Index yaitu :11
Disclosing solution diaplikasikan pada permukaan gigi yang diperiksa.
Pasien diminta untuk mendesis selama 30 detik kemudian meludah tapi tidak berkumur.
Pemeriksaan dilakukan dengan kaca mulut.
Permukaan gigi yang diperiksa dibagi menjadi 5 bagian yaitu secara vertikal dibagi menjadi sisi mesial, tengah dan distal, dan secara horizontal yaitu bagian tengah gigi dibagi menjadi 3 yang terdiri dari sisi lingual, tengah, dan oklusal atau 1/3 incisal (Gambar 3).
Gambar 3. Permukaan gigi yang diperiksa dibagi menjadi 5 bagian.11
Setiap area yang terdapat plak diberi poin, maka jumlah poin pada setiap gigi berkisar antara 1 sampai 5.
Jumlah rata-rata PHP Index diperoleh dengan cara memeriksa gigi-gigi individual tersebut, melihat bagian mana yang terdapat plak, kemudian dijumlahkan dengan rumus sebagai berikut.11
PHP Index = Jumlah plak semua gigi yang diperiksa6
PHP Index = Jumlah plak semua gigi yang diperiksa6
Kategori PHP Index berdasarkan jumlah rata-rata plak yang nampak pada permukaan gigi untuk menentukan kebersihan mulut dengan kategori sangat baik, baik, sedang dan buruk (Tabel 1).11
Tabel 1. Kategori skor PHP Index.11
Skor
Kategori
0
Sangat baik.
0,1 – 1,7
Baik.
1,8 – 3,4
Sedang.
3,5 – 5,0
Buruk.
Penilaian Status Karies
Karies adalah penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa, dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam, sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai.12 Untuk mengetahui status karies pada individu atau kelompok dapat diperoleh melalui pemeriksaan indeks karies.
Indeks karies merupakan jumlah total gigi yang karies, gigi hilang, dan yang ditambal, di mana kondisi ini dapat menggambarkan status karies seseorang.13 Indeks ini terbagi atas Decay Missing Filling Teeth (DMF-T) untuk gigi tetap dan decay extracted filled (def-t) untuk gigi susu.14
Indeks DMF-T dikembangkan oleh Henry Klein, Carrole E. Palmer dan Knutson JW pada tahun 1938.11 Decay (D) merupakan jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal, Missing (M) merupakan jumlah gigi tetap yang telah/harus dicabut karena karies, sedangkan Filling (F) merupakan jumlah gigi yang telah ditambal.10 Pemeriksaan DMF-T dilakukan dengan memeriksa 28 gigi yang ada. Gigi yang tidak diperiksa, yaitu :15
Gigi molar ketiga,
Gigi yang tidak erupsi,
Gigi supernumerary dan gigi yang hilang karena alasan kongenital,
Gigi yang dicabut dengan alasan selain karies gigi, seperti karena perawatan ortodontik dan impaksi,
Gigi yang direstorasi dengan alasan selain karies gigi seperti trauma, atau digunakan sebagai penyangga untuk gigi tiruan jembatan,
Gigi sulung yang masih bertahan sementara gigi permanennya sudah ada.
Jumlah DMF-T rata-rata dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah gigi yang karies, hilang dan ditambal lalu dibagi dengan jumlah populasi, sebagai berikut: 11
Indeks DMF-T = D + M + FJumlah Populasi
Indeks DMF-T = D + M + FJumlah Populasi
Kategori status karies berdasarkan jumlah DMF-T rata-rata menurut WHO mulai dari tingkat sangat rendah sampai sangat tinggi, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kategori DMF-T.16
Skor
Kategori
0,0 – 1,1
Sangat rendah
1,2 – 2,6
Rendah
2,7 – 4,4
Sedang
4,5 – 6,5
Tinggi
>6,6
Sangat Tinggi
Alat Ortodontik Cekat
Alat ortodontik adalah alat yang dapat meneruskan tekanan pada gigi individual atau sekelompok gigi dan/atau unit maksilo-fasial skeletal untuk mencapai tujuan dari perawatan yaitu efisiensi fungsi, keseimbangan struktural dan keseimbangan estetik. Klasifikasi dari alat ortodontik yaitu alat ortodontik lepasan, alat ortodontik semi-cekat (semi-fixed) dan alat ortodontik cekat.2
Alat ortodontik cekat digambarkan sebagai alat ortodontik yang melekat pada permukaan gigi sedemikian rupa sehingga hanya bisa dilepas oleh operator (Gambar 4).17
Gambar 4. Alat ortodontik cekat.2
Komponen Alat Ortodontik Cekat
Komponen alat ortodontik cekat terbagi atas komponen aktif yang terdiri dari arch wires, spring, elastics dan separator, serta komponen pasif yang terdiri dari band, bracket, buccal tubes, lingual attachment, lock pin, dan ligature wire (Gambar 5).18
Gambar 5. Komponen alat ortodontik cekat : a. Buccal tube, b. Molar Band, c. Bracket, d. Arch wire, e. Auxilliary Spring. 19
Arch Wires, merupakan salah satu komponen aktif alat ortodontik cekat. Komponen ini dapat memberikan berbagai jenis pergerakan gigi terhadap bracket dan buccal tube yang bertindak sebagai penahan gigi.
Spring, merupakan komponen aktif lainnya yang dapat digunakan untuk memberikan berbagai pergerakan gigi. Jenis Springs yang digunakan pada perawatan ortodontik yaitu uprighting springs, torquing springs, open coll springs dan closed coll springs.
Elastics dan Elastometrics, secara rutin digunakan sebagai komponen aktif pada alat ortodontik cekat. Jenis elastics yang digunakan pada perawatan ortodontik cekat meliputi simple elastics, elastic chains, elastic thread dan elastic modules.
Separator, adalah alat yang digunakan untuk memisahkan gigi agar mencegah adanya kontak interdental yang terlalu ketat. Jenis separator yang digunakan yaitu brass wire separators, ring separators, dumbbell separators dan kesling's spring separator.
Band, adalah komponen pasif yang membantu dalam mengatur berbagai pergerakan pada gigi. Komponen ini terbuat dari kawat yang halus dan tersedia dalam berbagai ukuran untuk disesuaikan dengan tiap gigi. Perlekatan seperti molar tubes dan brackets disolder di atas band yang disemen di sekitar gigi
Bracket, bertindak sebagai penahan untuk meneruskan tekanan dari komponen aktif kepada gigi. Komponen ini memiliki satu atau lebih slot yang menerima arch wires.
Buccal tube, adalah perlekatan yang umumnya digunakan pada geraham atau disebut juga molar tube. Buccal tube dapat dilekatkan ke band yang disemen di sekitar gigi atau bisa di-bonding.
Lingual attachment, adalah perlekatan yang dapat dicekatkan pada daerah lingual untuk bracket dan buccal tube.
Lock pin, adalah pin kecil yang dapat digunakan untuk menahan arch wire pada bracket dengan slot vertikal seperti ribbon arch bracket. Komponen ini biasanya terbuat dari kuningan.
Ligature wire, adalah kawat baja yang terbuat dari stainless steel berdiameter 0,009 sampai 0,011 inci dan digunakan untuk menahan archwire pada bracket.18
Kelebihan dan kekurangan alat ortodontik cekat
Alat ortodontik cekat mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan alat ortodontik cekat terdapat pada retensi yang tidak menjadi masalah, karena alat ortodontik ini dicekatkan pada gigi-gigi. Penggunaan alat ortodontik cekat juga kurang membutuhkan keterampilan dari pihak pasien dalam mengendalikan alat ortodontik cekat. Alat ortodontik cekat bisa menghasilkan gerakan gigi yang tidak mungkin diperoleh dengan alat ortodontik lepasan karena alat ortodontik lepasan mengaplikasikan komponen tekanan hanya pada daerah yang sangat kecil di mahkota gigi, dan karena itu hanya menghasilkan gerak tipping dan rotasi sederhana.20
Kekurangan utama dari alat ortodontik cekat berpusat pada masalah kesehatan rongga mulut. Alat ortodontik jenis ini dicekatkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada alat ortodontik lepasan, dan kesehatan rongga mulut tentu lebih sulit dipertahankan selama perawatan dengan alat ortodontik cekat. Kekurangan lain dari alat ortodontik cekat yaitu dapat menghasilkan gerakan gigi yang merugikan karena alat ortodontik tersebut dicekatkan pada gigi, tekanan yang terlalu besar tidak akan menyebabkan alat ortodontik cekat terungkit, tetapi malahan bisa merusak struktur pendukung gigi. Selain itu pada sistem alat orotodontik cekat yang lebih rumit akan lebih mudah untuk mendapatkan gerak yang tidak diinginkan melalui tekanan resiprokal, dan sistem ini sebaiknya hanya dikerjakan oleh operator yang berpengalaman.20
Kerangka Konsep
Sangat rendahPengguna Alat Ortodontik CekatStatus Karies
Sangat rendah
Pengguna Alat Ortodontik Cekat
Status Karies
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat Baik
Sangat Baik
BaikStatus Kebersihan Mulut
Baik
Status Kebersihan Mulut
Sedang
Sedang
Buruk
Buruk
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado pada bulan November tahun 2012.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu semua mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado berjumlah 38 orang.
Sampel
Kerangka Sampel
1) Kriteria Inklusi :
a) Menggunakan alat ortodontik cekat minimal 1 bulan.
b) Bersedia menjadi subjek penelitian yang dibuktikan dengan kesediaan untuk mengisi surat persetujuan sebagai subjek penelitian.
c) Kooperatif dalam pengambilan data.
2) Kriteria Eksklusi :
a) Menggunakan alat ortodontik cekat kurang dari 1 bulan.
b) Tidak hadir saat penelitian dilakukan.
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Total Sampling yaitu semua anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi menjadi sampel penelitian.
Besar Sampel
Besar sampel berjumlah 38 orang yang merupakan seluruh anggota populasi, yakni keseluruhan mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2005-2012.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini yaitu status kebersihan mulut dan status karies gigi.
Definisi Operasional
Status kebersihan mulut merupakan keadaan yang menunjukkan kebersihan mulut mahasiswa Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado pengguna alat ortodontik cekat, diukur dengan Patient Hygiene Performance Index (PHP), yakni diperoleh dengan cara memeriksa gigi-gigi yang telah diberi disclosing agent untuk melihat apakah terdapat penumpukan plak pada permukaan gigi yang diperiksa.
Status karies gigi merupakan keadaan yang menggambarkan jumlah total gigi yang karies, hilang, dan ditambal pada mahasiswa Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado pengguna alat ortodontik cekat, diukur dengan indeks DMF-T, sebagai berikut:
Decay (D) merupakan jumlah karies gigi pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat.
Missing (M) merupakan jumlah gigi tetap yang telah atau harus dicabut karena karies gigi pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat.
Filling (F) merupakan jumlah gigi yang ditambal karena karies gigi pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat.
Mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat merupakan mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado yang menggunakan alat ortodontik cekat, baik yang masih tercatat sebagai mahasiswa tahap pendidikan sarjana maupun mahasiswa tahap pendidikan profesi.
Instrumen Penelitian
Formulir pemeriksaan DMF-T dan PHP.
Alat dan bahan berupa :
Kaca mulut,
Pinset dental,
Senter,
Nierbeken,
Diclosing solution,
Cotton pellet,
Alkohol dan desinfektan.
Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data
Pertimbangan Etik
Pelaksanaan penelitian diawali dengan mengajukan permohonan ijin untuk mengadakan penelitian di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Setelah ijin didapatkan, dilanjutkan dengan permintaan persetujuan sebagai subjek penelitian pada mahasiswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan setelah persetujuan diperoleh.
Pengambilan Data
Data primer diperoleh melalui hasil pemeriksaan DMF-T dan PHP pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat yang dilakukan oleh peneliti. Data sekunder berupa jumlah mahasiswa diperoleh dari Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jalannya Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pengguna alat ortodontik cekat yang telah memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data kebersihan mulut dan karies gigi pada mahasiswa dilakukan dengan cara mengumpulkan subjek penelitian di salah satu ruang kelas Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang kosong untuk melakukan pemeriksaan. Mahasiswa tahap pendidikan profesi diperiksa di ruangan pemeriksaan Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (BP-RSGMP) Universitas Sam Ratulangi. Pemeriksaan dilakukan selama 10 hari kerja pada hari yang ditentukan untuk masing-masing angkatan yang diperiksa dan setiap harinya terkumpul sekitar 6 hingga 8 mahasiswa yang diperiksa.
Pemeriksaan kebersihan mulut dengan PHP Index dilakukan dengan bantuan disclosing solution yang diaplikasikan pada gigi yang diperiksa. Subjek penelitian diminta mendesis selama 30 detik kemudian diminta meludah tapi tidak berkumur, kemudian gigi diperiksa dengan kaca mulut.
Karies gigi diperiksa menggunakan indeks DMF-T dengan melihat jumlah gigi karies yang masih bisa ditambal (Decay), gigi yang hilang karena karies (Missing) dan gigi yang ditambal akibat karies yang muncul selama perawatan ortodontik cekat (Filling). Data yang didapat kemudian dicatat dan dimasukkan dalam tabel kerja.
Pengolahan dan analisis data
Data diolah berdasarkan distribusi frekuensi kemudian disajikan dalam bentuk diagram untuk mengetahui status kebersihan mulut dan status karies gigi mahasiswa.
Skema Proses Penelitian
Populasi :Mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat di Program Studi Kedokteran Gigi UNSRAT.
Populasi :
Mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat di Program Studi Kedokteran Gigi UNSRAT.
Kerangka Sampel(Kriteria eksklusi dan inklusi)
Kerangka Sampel
(Kriteria eksklusi dan inklusi)
Sampel(Total Sampling)
Sampel
(Total Sampling)
Pemeriksaan DMF-T dan PHP
Pemeriksaan DMF-T dan PHP
Data Hasil Pemeriksaan
Data Hasil Pemeriksaan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Profil Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Program studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado merupakan salah satu Program Studi yang berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran. Penelitian dilaksanakan di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan juga di Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (BP-RSGMP) Universitas Sam Ratulangi dengan populasi sebanyak 656 orang yang terdiri dari 186 laki-laki dan 470 perempuan.
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi berjumlah 38 orang dan distribusi berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Diagram distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin.
Gambar di atas menunjukkan distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagian besar didominasi oleh mahasiswa perempuan (81,58%) dibanding dengan mahasiswa laki-laki (18,42%).
Hasil Pemeriksaan Kebersihan Mulut
Hasil pemeriksaan kebersihan mulut dengan menggunakan PHP Index dari 38 mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, sedang, dan buruk (Gambar 7).
Gambar 7. Diagram distribusi kebersihan mulut (PHP).
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat (89,47%) memiliki kebersihan mulut yang baik, sedangkan yang tersisa memiliki kebersihan mulut sedang (10,53%) dan tidak terdapat subjek penelitian dengan kebersihan mulut yang buruk.
Hasil Pemeriksaan Karies
Hasil pemeriksaan karies berdasarkan jumlah mahasiswa yang terpapar karies dan bebas karies dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Distribusi jumlah subjek penelitian yang terpapar karies dan bebas karies.
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat (73,69%) bebas karies sedangkan sisanya (26,31%) terpapar karies.
Hasil pemeriksaan karies berdasarkan distribusi komponen DMF-T dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram distribusi komponen DMF-T.
Diagram di atas menunjukkan bahwa hanya komponen D yang ditemukan pada subjek penelitian yang diperiksa, dan tidak terdapat komponen M dan F.
Keadaan karies pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat dapat ditentukan dari jumlah DMF-T rata-rata yang diperoleh melalui hasil pembagian dari jumlah ketiga komponen DMF-T di atas dan jumlah subjek penelitian. Hasil pemeriksaan status karies berdasarkan jumlah DMF-T dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Hasil pemeriksaan status karies berdasarkan jumlah DMF-T.
Jumlah DMF-T rata-rata ialah 0,631 dan menurut kategori indeks DMF-T dari WHO termasuk pada kategori sangat rendah.
Pembahasan
Hasil pemeriksaan kebersihan mulut dengan menggunakan PHP Index menunjukkan bahwa sebagian besar (89,47%) subjek penelitian yang diperiksa memiliki kebersihan mulut yang baik. Kebersihan mulut dipengaruhi oleh perilaku pemeliharaan kebersihan mulut pada masing-masing individu. Perilaku dapat dibentuk dari lingkungan dan juga dari faktor genetik. Pembentukan perilaku yang berasal dari lingkungan dapat berupa pengalaman yang diperoleh dari lingkungan kehidupan sehari-hari, sedangkan untuk faktor genetik berupa perilaku yang diturunkan dari orang tua.14 Peneliti berasumsi bahwa hasil penelitian ini dipengaruhi oleh perilaku kebersihan mulut mahasiswa Kedokteran Gigi. Pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar dapat juga memengaruhi pembentukan perilaku. Mahasiswa kedokteran gigi yang telah memiliki pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dapat menuangkan pengetahuan yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan perubahan sikap dan diwujudkan dalam tindakan pemeliharaan kebersihan mulutnya sendiri. Asumsi tersebut ditunjang oleh penelitian yang dilakukan Wirna tahun 2010 pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek penelitian .memiliki kebersihan mulut pada kategori baik hingga sedang.6 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nor tahun 2011 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga yang menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran gigi yang menjadi subjek penelitian memiliki perilaku memelihara kebersihan mulut yang lebih baik daripada mahasiswa pada jurusan lain.21
Kebersihan mulut yang baik juga dipengaruhi oleh peran dokter gigi dalam memberikan motivasi dan intruksi selama perawatan ortodontik cekat. Dokter gigi perlu memberikan motivasi dan intruksi yang benar sejak awal sampai akhir perawatan ortodontik cekat, sehingga pasien bisa lebih peduli pada kebersihan mulutnya. Hal ini juga dipaparkan oleh Wulandari dalam penelitiannya pada tahun 2012 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Indonesia. Dorongan motivasi yang diberikan dokter gigi pada pengguna alat ortodontik cekat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah plak pada pasien yang menjalani perawatan ortodontik cekat.22 Namun dalam penelitian ini faktor motivasi kepada pasien itu sendiri tidak diteliti.
Hasil pemeriksaan status karies pada 38 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ditemukan 10 di antaranya terpapar karies. Karies yang ditemukan rata-rata dimiliki oleh mahasiswa yang sudah menjalani perawatan lebih dari 1 tahun. Peneliti berasumsi bahwa penyebab munculnya karies dipengaruhi oleh perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat. Permukaan gigi yang tidak disikat dengan benar dapat menyebabkan penumpukan makanan di sekitar komponen alat ortodontik cekat dan memicu terjadinya pembentukan plak. Penggunan alat ortodontik cekat itu sendiri sudah menjadi faktor risiko pembentukan karies. Apabila perilaku kebersihan mulut tersebut tidak diubah, maka lama-kelamaan proses pembentukan karies bisa terjadi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ahmed pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa prevalensi karies pengguna alat ortodontik cekat di Pakistan menjadi lebih tinggi setelah 1 tahun penggunaan alat ortodontik cekat.4
Pada pemeriksaan DMF-T ditemukan hanya komponen D saja atau gigi yang mengalami karies. Karies yang muncul sebagian besar merupakan karies pada permukaan saja dan hanya terdapat pada gigi geraham. Hal ini disebabkan karena pada gigi geraham, komponen alat ortodontik cekat yaitu band menutupi ¾ permukaan gigi geraham. Hal ini mempersulit pasien dalam membersihkan permukaan gigi tersebut, sehingga memudahkan terjadinya pembentukan karies.
Alasan lain yang dapat menyebabkan pembentukan karies yaitu kelalaian mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat dalam melakukan kontrol ke dokter gigi. Kontrol rutin untuk memeriksa kebersihan mulut pada pengguna alat ortodontik cekat sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali, berbeda dengan individu yang tidak menggunakan alat ortodontik cekat yang disarankan melakukan kontrol setiap 6 bulan sekali. Penggunaan alat ortodontik cekat dapat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karies gigi pada penggunanya. Jangka waktu kontrol yang terlalu lama dapat menyebabkan lesi karies yang mungkin terbentuk akibat kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik menjadi terlambat dideteksi sehingga bisa berkembang menjadi lebih parah.
Jumlah DMF-T rata-rata pada subjek penelitian yang diperiksa yaitu 0,631. Berdasarkan penilaian kategori WHO termasuk pada kategori sangat rendah, yang menggambarkan sangat rendahnya status karies mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi pengguna alat ortodontik cekat. Peneliti berasumsi bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh karena mahasiswa sudah memiliki perilaku yang baik dalam pemeliharaan kebersihan mulut. Selain itu, tindakan pembersihan gigi dari karies yang dilakukan pada awal perawatan ortodontik juga dapat menyebabkan rendahnya status karies mahasiswa terutama pada pasien yang belum lama menggunakan alat ortodontik cekat. Namun hal ini juga dikembalikan lagi pada perilaku mahasiswa dalam memelihara kebersihan mulut, yang ditunjang oleh intruksi dari dokter gigi di awal perawatan ortodontik cekat dalam mengarahkan pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan rutin melakukan kontrol selama perawatan. Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa saat menjalani pendidikan di Program Studi Kedokteran Gigi juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa sehingga lebih menjaga kebersihan gigi dan mulut terutama saat menjalani perawatan ortodontik cekat sehingga dapat terhindar dari karies.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Status kebersihan mulut mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat termasuk pada kategori baik (89,47%).
Status karies mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat termasuk pada kategori sangat rendah (0,631), di mana hanya terdapat 10 mahasiswa (26,31%) yang terpapar karies.
Saran
Perlu dilakukan upaya penyuluhan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan mulut, terlebih khusus pada masyarakat pengguna alat ortodontik cekat di luar populasi mahasiswa Kedokteran Gigi; sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mencegah terjadinya karies dan penyakit periodontal lainnya.
Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan melibatkan populasi yang lebih besar, yaitu pada mahasiswa Kedokteran Gigi pengguna alat ortodontik cekat serta pada masyarakat non mahasiswa Kedokteran Gigi, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih valid.
Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan membatasi subjek penelitian berdasarkan lamanya perawatan ortodontik cekat, serta penelitian yang mencakup perilaku pengguna alat ortodontik cekat dalam pemeliharaan kebersihan mulut.
Daftar Pustaka
Ay ZY, Sayin MO, Ozat Y, Goster T, Atilla AO, Bozkurt FY. Appropriate oral hygiene motivation method for patients with fixed appliances. Angle Orthodontist; 2007 : 77 (6). p. 1085-89.
Singh G. Fixed orthodontic appliances. In : Singh G, editor. Text book of orthodontics. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Publishers; 2007. p. 449.
Al-Anezi SA, Harradine NWT. Quantifying plaque during orthodontic treatment. Angle Orthodontist; 2012 : 82. p. 748–53.
Ahmed I, Haque SU, Nazir R. Carious lesions in patients undergoing orthodontic treatment. J Pak Med Assoc; 2011: 61(12). p. 116-17.
Anas H, Al M. Saad AK, Heidrun K, Dowen B. Caries risk profiles in orthodontic patients at follow-up using cariogram. Angle Orthodontist; 2009 : 79(2). p. 323-30.
Sukmawaty W. Efektifitas sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pemakai fixed orthodontic pada mahasiswa FKG USU [skripsi]. Medan, Kedokteran Gigi USU; 2002. h. 27.
Carillo EL, Bastida NM, Perez LS, Tavira JA. Effect of orthodontic treatment on saliva, plaque and the levels of streptococcus mutans and lactobacillus. Med Oral Patol Oral Cir Bucal; 2010 : 1 : 15(6). p. 924-29.
Travess H, Roberts-Harry D, Sandy J. Risks in orthodontic treatment. British Dental Journal; 2004: 196(2). p. 71-7.
Quirynen M, Theugels W, Haake SK, Newman MG. Microbiology of periodontal diseases. In : Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FA, editors. Carranza's Clinical Periodontology. 10th ed. Los Angeles : Saunders Elsevier; 2006. p. 137.
Orban BJ. Microbiology and periodontal disease. In : Orban BJ, Grant DA, editors. Orbans periodontics, 4th ed. Michigan : Mosby publisher; 1972. p. 110.
Marya CM. Dental Indices. In : Marya CM, editor. A textbook of public health dentistry. New Delhi: Jaypee Publishers; 2011. p. 192-93, 204-05.
Edwina AM, Bechal SJ. Dasar-dasar karies: penyakit dan penanggulangannya. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 1991. h. 2.
Harty FJ, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. h. 98.
Herijulianti E, Tati SI, Sri A. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. h. 35, 98.
Kristina P, Senka M, Sandra AM, Mladen S. Salivary microbial and nonmicrobial parameters in children with fixed orthodontic appliances. Angle Orthodontist; 2011: 81(5). p. 901-06.
World Health Organization. DMFT Levels at 12 Years. United States : Univertsity of Michigan. p.1.
Gardiner JH. Fixed Appliances. In : Gardiner JH, editor. Orthodontics for dental student, 4th ed. New Delhi: Oxford University Press; 1998. p. 213.
Bhalajhi SI. Fixed Appliances. In : Bhalajhi SI, editor. Orthodontics, the art and science, 3rd ed. New Delhi: Arya (MEDI) Publishing House; 2004. p. 309-20.
Ardhana W. Komponen alat ortodontik cekat. http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/materi_orto1_rev.pdf (cited July 2012).
Foster TD. Buku ajar ortodonsi, edisi 3. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 1999. h. 240-41.
Abdullah BTAN. Perilaku menjaga kebersihan rongga mulut pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya. [abstract] Surabaya; 2011. h. iv.
Wulandari NNS. Pengaruh berbagai metode motivasi pada skor oral hygiene pasien ortodonti cekat di RSGM-P FKG UI. [tesis] Jakarta; 2012. h. 42-6.
Lampiran 1. Surat pengantar penelitian dari Program Studi Kedokteran Gigi
Ketua Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Unsrat
Lampiran 2.
SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado, maka mahasiswa dengan nama Stany Cecilia Mantiri, nomor induk mahasiswa 080113040 hendak mengadakan sebuah penelitian dengan judul "Status Kebersihan Mulut dan Status Karies Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat di Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi".
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan pemeriksaan kebersihan mulut dan karies gigi. Prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Subjek duduk tenang dan diinstruksikan untuk membuka mulut.
Subjek diperiksa kebersihan mulutnya dengan cara mengoleskan bahan pewarna gigi untuk melihat apakah terdapat penumpukan plak pada gigi.
Subjek diperiksa apakah ada gigi yang berlubang, gigi hilang dan gigi yang ditambal setelah perawatan ortodontik.
Berdasarkan hal di atas, peneliti meminta kesediaan dari mahasiwa/i secara sukarela untuk mengikuti penelitian ini.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa gambaran kebersihan mulut dan tingkat karies gigi di kalangan mahasiswa Kedokteran Gigi pengguna alat ortodontik cekat bagi ilmu Kedokteran Gigi dan bagi para mahasiswa.
Setelah mengetahui informasi di atas, maka subjek dimohon untuk mengisi data di bawah ini.
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
Manado, 2012
( )
Lampiran 3.
FORMULIR PEMERIKSAAN
PHP DAN DMF-T
No. : Hari/tanggal :
Nama :
Angkatan :
Usia :
Jenis Kelamin :
Patient Hygiene Performance Index
Gigi
11
16
26
46
36
31
PHP Index rata-rata = Jumlah plak semua gigi yang diperiksa6 = ...............
Skor dan Kategori :
0 : Sangat baik.
0,1-1,7 : Baik.
1,8-3,4 : Sedang.
3,5-5,0 : Buruk.
DMF-T Index
D = Decay, jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal.
M = Missing, gigi yang hilang atau dicabut karena karies.
F = Filling, gigi yang telah ditambal.
8
7
6
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
8
7
6
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah D = Jumlah M = Jumlah F =
Jumlah DMF-T rata-rata = D + M + FJumlahPopulasi = ………………………………. =
Skor dan Kategori :
0,0-1,1 : Sangat rendah.
1,2-2,6 : Rendah.
2,7-4,4 : Sedang.
4,5-6,5 : Tinggi.
>6,6 : Sangat tinggi.
Lampiran 4. Rekapitulasi Status Kebersihan Mulut dan Status Karies Mahasiswa
Kedokteran Gigi Pengguna Alat Ortodontik Cekat
No.
PHP Rata-rata
Kategori
DMF-T Rata-rata
Kategori
1.
1,83
Sedang
0
Sangat rendah
2.
2
Sedang
0,026
Sangat rendah
3.
1,67
Baik
0
Sangat rendah
4.
1,5
Baik
0
Sangat rendah
5.
1,5
Baik
0,078
Sangat rendah
6.
1,5
Baik
0,026
Sangat rendah
7.
0,33
Baik
0
Sangat rendah
8.
1,167
Baik
0
Sangat rendah
9.
1,5
Baik
0
Sangat rendah
10.
1,3
Baik
0
Sangat rendah
11.
1,167
Baik
0
Sangat rendah
12.
1,167
Baik
0,078
Sangat rendah
13.
0,66
Baik
0
Sangat rendah
14.
1
Baik
0
Sangat rendah
15.
0,5
Baik
0
Sangat rendah
16.
2,33
Sedang
0,026
Sangat rendah
17.
1,33
Baik
0
Sangat rendah
18.
2,167
Sedang
0,026
Sangat rendah
19.
1,67
Baik
0
Sangat rendah
20.
1,33
Baik
0
Sangat rendah
21.
0,67
Baik
0
Sangat rendah
22.
1,33
Baik
0,026
Sangat rendah
23.
0,83
Baik
0
Sangat rendah
24.
1,167
Baik
0
Sangat rendah
25.
0,5
Baik
0
Sangat rendah
26.
1,33
Baik
0,131
Sangat rendah
27.
0,67
Baik
0
Sangat rendah
28.
1
Baik
0,105
Sangat rendah
29.
1,33
Baik
0,052
Sangat rendah
30.
0,5
Baik
0
Sangat rendah
31.
0,5
Baik
0
Sangat rendah
32.
1,167
Baik
0
Sangat rendah
33.
1,167
Baik
0
Sangat rendah
34.
0,67
Baik
0
Sangat rendah
35.
0,5
Baik
0
Sangat rendah
36.
0,33
Baik
0
Sangat rendah
37.
0,33
Baik
0
Sangat rendah
38.
0,167
Baik
0
Sangat rendah
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
n
n
n