1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1 Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Salah Salah satu masalah masalah pentin penting g dalam dalam bidang bidang obstet obstetri ri dan gineko ginekolog logii adalah adalah masala masalah h perdar perdaraha ahan. n. Walaup alaupun un angka angka kematia kematian n matern maternal al telah telah menuru menurun n secara secara dramat dramatii dengan dengan adany adanyaa pemerik pemeriksaan saan-pem -pemeri eriksaa ksaan n dan perawatan kehamilan dan persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas tran transfu sfusi si darah darah,, namu namun n kema kemati tian an ibu ibu akib akibat at perd perdara araha han n masih masih teta tetap p merupakan faktor utama dalam kematian maternal (Prawirohardjo,!1!". Perdarahan obstetri dapat terjadi setiap saat, baik selama kehamilan, persalinan, maupun masa nifas. #leh karena itu, setiap perdarahan yang terjadi dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas harus dianggap sebagai suatu keadaan akut dan serius, karena dapat membahayakan ibu dan janin. Setiap wanita hamil, dan nifas yang mengalami perdarahan, harus segera diraw dirawat at dan dan dite ditent ntuk ukan an peny penyeb ebab abny nya, a, untu untuk k selan selanju jutn tny ya dapa dapatt dibe diberi ri pertolongan dengan tepat (Prawirohardjo,!1!". (Prawirohardjo,!1!". $iperkirakan ada 1% juta kasus pendarahan dalam kehamilan setiap tahunnya& paling sedikit 1'.!!! perempuan mengalami pendarahan sampai meninggal. Pendarahan pasca persalinan merupakan pendarahan yang paling banyak menyebabkan kematian ibu. ebih dari separuh jumlah seluruh kematian ibu terjadi dalam waktu % jam setelah melahirkan, sebagian besar karena karena terlalu terlalu banyak banyak mengeluark mengeluarkan an darah. darah. Walaupun alaupun seorang perempuan perempuan 1
dapat bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat" dan mengalami mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan. #leh sebab itu, diperlukan tndakan yang tepat dan cepat dalam mengatasi pendarahan pasca persalinan. (Prawirohardjo, !1!". )nsidensi perdarahan postpartum pada negara maju sekitar *+ dari persalinan, sedangkan pada egara berkembang bisa mencapai '+ dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu. Penyebabnya Penyebabnya !+ dari atonia uteri, + robekan jalin lahir, sisanya dikarenakan retensio plasenta dan gangguan pembekuan darah. /enurut W0#, egara yang berkembang memiliki angka kematian ibu *+ kematian ibu itu disebabkan oleh perdarahan post partum.erhitung lebih dari 1!!.!!! kematian maternal pertahun. /enurut bulletin 2 American collage of cologists3 cologists3
mene menem mpatk patkan an
perk perkir iraa aan n
1%!. 1%!.!! !!! !
obstetrician and gyne
kema kemati tian an
ibu ibu
pert pertah ahun un
(Prawirohardjo,!1!". $i )ndo )ndone nesia sia dipe diperk rkir irak akan an ada ada 1% juta juta kasu kasuss perd perdara araha han n dalam dalam kehamilan. Setiap tahunnya paling sedikit 1'.!!! perempuan mengalami perdarahan sampai meninggal. Perdarahan pasca persalinan terutama perdarahan postpartum primer merupakan perdarahan yang paling banyak menyebabkan kematian ibu. Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam % jam pertama kelahiran , tiga faktor utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan ('+", eklampsia (%+", dan infeks(11+". 4nemia dan kekurangan energi kronis (565" pada ibu
dapat bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat" dan mengalami mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan. #leh sebab itu, diperlukan tndakan yang tepat dan cepat dalam mengatasi pendarahan pasca persalinan. (Prawirohardjo, !1!". )nsidensi perdarahan postpartum pada negara maju sekitar *+ dari persalinan, sedangkan pada egara berkembang bisa mencapai '+ dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu. Penyebabnya Penyebabnya !+ dari atonia uteri, + robekan jalin lahir, sisanya dikarenakan retensio plasenta dan gangguan pembekuan darah. /enurut W0#, egara yang berkembang memiliki angka kematian ibu *+ kematian ibu itu disebabkan oleh perdarahan post partum.erhitung lebih dari 1!!.!!! kematian maternal pertahun. /enurut bulletin 2 American collage of cologists3 cologists3
mene menem mpatk patkan an
perk perkir iraa aan n
1%!. 1%!.!! !!! !
obstetrician and gyne
kema kemati tian an
ibu ibu
pert pertah ahun un
(Prawirohardjo,!1!". $i )ndo )ndone nesia sia dipe diperk rkir irak akan an ada ada 1% juta juta kasu kasuss perd perdara araha han n dalam dalam kehamilan. Setiap tahunnya paling sedikit 1'.!!! perempuan mengalami perdarahan sampai meninggal. Perdarahan pasca persalinan terutama perdarahan postpartum primer merupakan perdarahan yang paling banyak menyebabkan kematian ibu. Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam % jam pertama kelahiran , tiga faktor utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan ('+", eklampsia (%+", dan infeks(11+". 4nemia dan kekurangan energi kronis (565" pada ibu
7
hamil hamil menjadi menjadi penye penyebab bab utama utama terjadi terjadiny nyaa perdar perdaraha ahan n dan infeks infeksii yang yang merupakan faktor utama kematian ibu ($epkes 8),!1!". 4ngka 5ematian )bu (45)" di Pro9insi :anten hingga saat ini masih tergolong tergolong
tinggi tinggi berjumla berjumlah h *;
kematian kematian per per 1!!.!! 1!!.!!! ! kelahira kelahiran n
dengan penyebabnya perdarahan 7+, pre-eklampsia +, infeksi 1'+, dan akibat lain-lain 7+ ,sedangkan ,sedangkan untuk untuk 5abupaten Serang tahun !17 !17 angka kema kemati tian an ibu ibu yaitu aitu 7;< 7;<1! 1!!. !.!! !!! ! kela kelahi hira ran n hidu hidup, p, deng dengan an peny penyeb ebab ab pendarahan orang (;,!+", pre-eklampsia< eklampsia 1 orang (1;,7'+", infeksi * orang (%,71+", dan akibat lain-lain ! orang (1,%+" ($inkes Pro9insi :anten,!17". :erd :erdasa asark rkan an data data yang ang dite ditemu muka kan n di Pusk Puskesm esmas as Peti Petirr 5abu 5abupa paten ten Serang tahun !1* jumlah jumlah persalinan persalinan terdapat *! persalinan, persalinan, sedangkan sedangkan yang yang mengal mengalami ami perdar perdaraha ahan n post post partum partum menun menunjuk jukan an bahwa bahwa terdap terdapat at ;% orang (1,7+". (1,7+". Sedangkan Sedangkan pada tahun !1% jumlah persalinan persalinan terdapat %1 persalinan, sedangkan yang mengalami perdarahan perdara han post partum menunjukan bahwa terdapat 7 orang (', +" (Profil P5/.Poned P5/.Poned Petir 5ab.Serang,!1*". Penye Penyebab bab terjadi terjadiny nyaa perdar perdaraha ahan n post post partum partum adalah adalah wanita wanita yang yang melahirkan bayi bayi pada usia dibawah dibawah ! tahun atau lebih lebih dari 7* tahun, ibu dengan dengan keham kehamilan ilan lebih lebih dari dari 1, secara secara umum umum perdar perdaraha ahan n post post partum partum disebabkan disebabkan oleh atonia atonia uteri (*!-;!+", (*!-;!+", retensio plasenta plasenta (1;-1+", sisa plasenta (7-%+", trauma jalan lahir (laserasi" (%-*+", dan kelainan darah (!,*-!,'+ (!,*-!,'+"" serta dampak dar i perdarahan perda rahan post partum par tum dapat da pat mengakib mengakibatka atkan n kematian maternal ($enaswari,!1!". ($enaswari,!1!". $ampak perdarahan banyak bergantung pada 9olume darah sebelum hamil, hamil, derajat derajat hiper9olemia hiper9olemia-terind -terinduksi uksi kehamilan dan derajat anemia saat
%
persalinan. =ambaran perdarahan yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan darah untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak. 5ehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain (Wiknjosastro, !1!". /emperhatikan 4ngka 5ematian )bu dan Perinatal dapat diperkirakan bahwa sekitar ;!+ kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan *!+ kematian masa nifas terjadi dalam % jam pertama, salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (Prawirohardjo, !1!". >paya untuk menanggulangi perdarahan post partum menurut Wiknjosastro (!1!" ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan postpartum yaitu penghentian da rah , jaga jangan sampai timbul shok serta penggantian darah yang hilang. >paya yang dilakukan yaitu pencegahan, diagnosis dini, dan manajemen yang benar, merupakan kunci untuk mengurangi dampak tersebut. ?ara yang terbaik untuk mencegah terjadinya perdarahan post partum adalah memimpin kala )) dan kala ))) persalinan secara lega artis. 4pabila persalinan diawasi oleh seorang dokter spesialis obstetrik dan ginekologi :erdasarkan data diatas yang menunjukan masih tingginya angka kejadian perdarahan post partum, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
*
tentang 2 @aktor-@aktor Aang :erhubungan $engan 5ejadian Perdarahan Post Partum $i Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang ahun !1*3. 1.2 Rumusan Masalah
:erdasarkan data di Puskesmas Petir 5abupaten Serang tahun !1* jumlah persalinan terdapat *%! persalinan, yang mengalami perdarahan post partum terdapat ;% orang (11,'+". Sedangkan pada tahun !1% jumlah persalinan terdapat %1 persalinan dan yang mengalami perdarahan post partum 7 orang (',+". Sehingga terdapat peningkatan ,+. :erdasarkan data di atas maka apa sajakah faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* B3.
1.3 Tujuan Peneltan
ujuan penelitian antara lain memperolehC 1.3.1 Tujuan Umum
>ntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang ahun !1*. 1.3.2 Tujuan !husus
1.7..1 $iketahui distribusi frekuensi ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*.
;
1.7.. $iketahui distribusi frekuensi ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum berdasarkan umur di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* 1.7..7 $iketahui distribusi frekuensi ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum berdasarkan paritas di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7..% $iketahui distribusi frekuensi ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum berdasarkan pendidikan di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7..* $iketahui distribusi frekuensi ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7..; $ikketahui distribusi frekuensi ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum berdasarkan anemia di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7.. $iketahui hubungan antara umur ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7..' $iketahui hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*.
1.7.. $iketahui hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7..1! $iketahui hubungan antara pekerjann ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 1.7..11 $iketahui hubungan antara anemia ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*.
1." Ruang Lngku# Peneltan
$alam penelitian ini peneliti hanya membahas masalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan /ei !1;. 4lasannya dilakukannya penelitian ini disebabkan karena adanya fakta bahwa masih tingginya kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang !1* jumlah persalinan terdapat *%! persalinan, sedangkan yang mengalami perdarahan post partum menunjukan bahwa terdapat ;% orang (11,'+". Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode sur9ey analitik dan desaiannya
cross
sectional .Dumlah sampel '* dan teknik pengambilan sampel simple random sampling . Eariabel depedennya adalah kejadian perdarahan post partum
'
sedangkan 9ariabel
independennya
adalah umur, paritas,
pendidikan,
pekerjaan dan anemia
1.$ Man%aat Peneltan 1.$.1 Bag Penuls
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, terutama untuk
menambah wawasan
dalam
hal
mengetahui hubungan
karakteristik ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum. $an sebagi bahan acuan dalam penyusunan skripsi sebagai tugas akhir, serta penulis dapat mengaflikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh semasa perkuliahan kepada masyarakat luas. 1.$.2 Bag Insttus Pen&&kan
0asil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dokumentasi dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk menambah kajian maupun referensi. 1.$.3 Bag Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang &an Tenaga !esehatan
$apat menjadi masukkan bagi petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan untuk menurunkan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin.
1.* )stematka Penulsan
$alam skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikutC BAB
I
PENDAHULUAN
:erisi
atar
:elakang,
8umusan
Penelitian, 8uang ingkup Penelitian
/asalah,ujuan dan /anfaat
Penelitian BAB
II
LANDA)AN TE+RI
:erisi tentang landasan teori tentang Perdarahan Post Partum, @aktor-@aktor Aang 4kan $iteliti serta 5erangka eori BAB
III
!ERAN,!A !+N)EP- DEINI)I +PERA)I+NAL DAN HIP+TE)I) PENELITIAN
:erisi tentang 5erangka 5onsep, $efinisi #perasional dan 0ipotesis Penelitian BAB
I/
MET+DEL+,I PENELITIAN
:erisi tentang $esaian Penelitian, Populasi dan Sampel, Pengumpulan $ata, Pengolahan $ata dan 4nalisa $ata BAB
/
HA)IL PENELITIAN DAN PEMBAHA)AN
:erisi tentang hasil penelitian baik bi9ariat dan multi9ariat serta pembahasannya BAB
/I
!E)IMPULAN DAN )ARAN
:erisi tentang kesimpulan penelitian serta saran penelitian BAB II TIN0AUAN TE+RI
1!
2.1 P'st Partum 2.1.1 De%ns P'st Partum
Post partum atau masa nifas (peurperium" dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelumnya. /asa nifas berlangsung selama kira-kira ; minggu (Prawirohardjo,!1!". /asa peurperium berlangsung selama ; minggu atau % hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pemulihan alat kandungan pada keadaan normal (/anuaba,!11". /asa nifas (peurperium" adalah masa pulih kembali dari persalinan selesai sampai alat kandungan seperti pra hamil, lama masa nifas yaitu ;-' minggu (/ochtar,!11". /asa nifas (peurperium" adalah masa setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. /asa nifas berlangsung selama kira-kira ; minggu (:ari, 4S dkk,!1". 2.1.2 Pem(aganPer'&e Masa N%as
ifas dibagi dalam 7 periode C 1.
Peurperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. $alam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah %! hari. 1!
11
. Peurperium intermedial, yaitu kepulihan
mnyeluruh alat-alat
genitalis yang lamanya ;-' minggu. 7. 8emote peurperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. 2.1.3
Peru(ahan s'l'gs Pa&a Masa N%asIn'lus Alat !an&ungan Pa&a Masa N%as.
- >terus secara berangsur-angsur menjadi kecil (in9olusi" sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. - :ayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1!!! gram. - 4khir kala ))) persalinan tinggi fundus uteri teraba jari di bawah pusat dengan berat uterus *! gram. - Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simfisis dengan berat uterus *!! gram. - $ua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simfisis dengan berat uterus 7*! gram. - 6nam minggu post partum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus *! gram.
1
2.1." L'hea a&alah aran sekret 4ang (erasal &ar aum uter &an agna &alam masa n%as. maam5maam l'hea menurut Manua(a 6271789
1. ochea rubra (cruenta" C berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, 9ernik kaseosa, lanugo dan mekonium selama hari post partum. . ochea sanguinolenta C berwarna kuning berisi darah dan lender hari ke 7- post partum 7. ochea serosa C berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke -1% post partum. %. ochea alba C cairan putih, setelah minggu. *. ochea purulenta C terjadi infeksi,keluar cairan seperti nanah berbau busuk. ;. ocheastatis C lochea tidak lancar keluarnya. 2.1.$ )erks
Ser9iks mengalami in9olusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh hingga 7 jari tangan, setelah ; minggu persalinan ser9iks menutup (/anuaba,!1!". 2.1.* /ula &an /agna
Eul9a dan 9agina mangalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 7 minggu 9ul9a dan 9agina kembali kepada keadaan
17
tidak hamil dan rugae dalam 9agina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali
sementara
labia
menjadi
lebih
menonjol
(/anuaba,!1!". 2.1.: Perneum
Segera
letelah
melahirkan,
perineum
menjadi
kendur
karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke *, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan (/anuaba,!1!". 2.1.; Luka 0alan Lahr
uka jalan lahir seperti episiotomy yang telah dijahit, luka pada 9agina dan ser9ick. $an apabila tidak disertai infeksi akan sembuh ;- hari (/anuaba,!1!". 2.1.< Lgamen5lgamen
igamen, diafragma pel9is, serta fasia yang menegang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur kembali seperti semula. igamentum 8otundum dapat mengendorkan sehingga pada hari ke pasca persalinan harus dilakukan latihan senam. #tot-otot dinding perut akan berin9olusi pada ;- minggu pasca persalinan. $inding 9agina yang tegang akan kembali seperti sebelumnya. 2.1.17 )stem #erkemhan
:uang air kecil sering sulit selama % jam pertama. 5emungkinan terdapat spasine sfringter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
1%
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. >rin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 1-7; jam sesudah melahirkan. Setelah placenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. 5eadaan ini menyebabkan dieresis. >reter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo ; minggu.
2.2 Per&arahan P'st Partum 2.2.1 De%ns #er&arahan #'st #artum
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah lebih dari *!! ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala ))) (/ochtar,!1!", sedangkan menurut Prawirohardjo (!1!", Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi *!! ml setelah bayi lahir. 2.2.2 !las%kas #'st #artum
1. Perdarahan pasca persalinan primer 4dalah bila perdarahan lebih dari *!! cc dan traktus genital< jalan lahir yang terjadi dalam % jam pertama setelah persalinan. . Perdarahan Pasca persalinan Sekunder 4dalah bila perdarahan lebih dari *!! cc dan traktus genital
1*
2.2.3 Et'l'g
0PP muncul pada sekitar *-1*+ pasien setelah persalinan. Post partum perimer disebabkan oleh satu atau lebih sebab yaitu 4tonia >terus, 8etensio Plasenta, )n9ersi >terus, aserasi Dalan ahir dan kelainan pembekuan darah atau juga dikenal dengan akronim % (tonus, tissue, trauma dan thrombin". 1. At'na uter
4tonia >teri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan uterus dalam berkontraksi dengan baik setelah persalinan, atonia uteri juga didefinisikan sebagai tidak adanya kontraksi uterus segera setelah plasenta lahir. 4tonia uteri adalah kegagalan serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek. 0al ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir sehingga % jam setelah persalinan atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipo9olemik. Sebagian besar perdarahan pada masa nifas (*-'!+" adalah akibat adanya atonia uteri. Sekarang kita ketahui bahwa aliran darah utero plasenta selama kehamilan adalah *!!-'!! ml
1;
@aktor-faktor terjadinya atonia uteri C -
>mur terlalu tua atau muda
-
Paritas
-
Partus lama
-
>terus terlalu regang dan besar
-
5elainan pada uterus
-
/alnutrisi
2. Retens' #lasenta
8etensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 7! menit setelah bayi lahir. 0ampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus dan in9asi abnormal di berbagai lapisan dinding uterus. Denis retensio plasenta C a. )mplantasi yang terlalu kuat -
Plasenta 4dhesi9e C implantasi kuat dari jonjot korion plasenta. 0ambatan pendorongan mekanik (pengumpulan darah diantara tempat implantasi pada dinding uterus dan permukaan maternal".
-
Plasenta 4kreta C implantasi abnormal jonjot korion plasenta hingga memasuki (sebagian lapisan miometrium".
-
Plasenta inkreta C implantasi massif dari jonjot korion plasenta dari dinding dalam uterus sehingga masuk atau tertanam dalam miometrium
1
-
Plasenta perkreta C implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serasa dinding uterus
b. ertahan di ka9um uteri Plasenta
)nkarserata
C
tertahannya
plasenta
dica9um
uteri
disebabkan karena kontraksi astium uteri internum (#>)". 3. Iners' uter
)n9ersio uteri adalah suatu keadaan dimana uterus terputus terbalik sehingga fundus uteri terdapat didalam 9agina dengan endometrium berada disebelah luar. Denis in9ersio uteri C -
)n9ersio uteri complete C fundus uteri tidak teraba, fundus teraba di 9agina atau sudah keluar 9agina.
-
)n9ersio uteri incomplete C terdapat cekungan seperti kawah pada fundus uteri, teraba fundus uteri dikanalis ser9ikalis.
". Perlukaan 0alan Lahr
8obekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. 8obekan dapat terj adi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan ser9iks atau 9agina. a. Luka #a&a ula
4kibat persalinan terutama pada seorang primipara, bias timbul luka pada 9ul9a disekitar introitus 9agina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bias timbul perdarahan banyak, khususnya pada luka dekat klitoris.
1'
(. R'(ekan #erneum
8obekan perineum terjadi pada hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama,karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama. 8obekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang dari pada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipito-bregmatika, atau anak dilahirkan dengan pembedahan 9aginal. . Perlukaan agna
Perlukaan 9agina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak seberapa sering terdapat. /ungkin ditemukan sesudah persalinan biasa,tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, lebih-lebih apabila kepala janin harus diputar. 8obekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan dengan speculum. Perdarahan biasanya banyak, tetapi mudah diatasi dengan jahitan. kadang-kadang robekan
1
bagian atas 9agina terjadi akibat menjalarnya robekan ser9iks. 4pabila ligamentum latum terbuka dan cabang-cabang arteri uterin terputus, timbul banyak perdarahan yang membahayakan jiwa penderika. &. R'(ekan serks
Persalinan
selalu
mengakibatkan
robekan
ser9iks,
sehingga ser9iks seorang multipara berbeda dari pada yang belum pernah melahirkan per9aginam. robekan ser9iks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. 4pabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus berkontraksi baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya. $alam keadaan ini ser9iks harus diperiksa dengan speculum. pemeriksaan ini juga harus dilakukan secara rutin setelah tindakan obstetrik yang sulit. 4pabila ada robekan, ser9iks perlu ditarik keluar dengan beberapa cunam o9um,supaya batas antara robekan dapat di lihat dengan baik. Dahitan pertama dilakuan pada ujung atas luka, baru kemudian diadakan jahitan terus ke bawah.4pabila ser9iks kaku dan his kuat, ser9iks uteri mengalami tekanan kuat oleh kepala janin, sedangkan pembukaan tidak maju. 4kibat tekanan kuat dan lama ialah pelepasan sebagian ser9iks atau pelepasan ser9iks secara sirkuler. Pelepasan ini dapat dihindarkan dengan seksio sesarian jika diketahui ada distosia ser9ikalis.
!
e. Ru#tur uter
8upture uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang juga pada kehamilan tua. 8obekan pada uterus dapat ditemukan untuk sebagian besar pada bagian bawah uterus. Pada robekan ini kadang-kadang 9agina atas ikut serta pula. 4pabila robekan tidak terjadi pada uterus melainkan pada 9agina atas, hal itu dinamakan kolpaporeksis. 5adang-kadang sukar membedakan antara rupture uteri dan kolpaporeksis apabila pada rupture uteri peritoneum pada permukaan uterus ikut robek, hal itu dinamakan ruptur uteri kompleta, jika tidak rupture uteri inkompleta. Pinggir rupture biasanya tidak rata, letaknya pada uterus melintang, atau membuju, atau miring dan bias agak ke kiri atau ke kanan.
2.3 akt'r5akt'r =ang Berhu(ungan Dengan !eja&an Per&arahan P'st Partum 2.3.1 Umur
>mur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini. >mur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, semakin
bertambahnya
umur
akan
mencapai
usia
reproduksi
(otoadmodjo,!1!". Pada usia kurang dari ! tahun penyakit kehamilan lebih tinggi di banding waktu reproduksi sehat, yaitu usia !-7* tahun. 5eadaan pada
1
kehamilan remaja disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga menyebabkan persalinan premature atau ::8. Sebaliknya semakin tua usia ibu melahirkan kondisi dan keelastisan otot-otot ibu semakin berkurang (/anuaba,!1!". >mur dibawah ! tahun dan diatas 7* tahun merupakan umur beresiko untuk hamil dan melahirkan. :agi ibu yang berumur F! tahun dikarenakan organ-organ reproduksinya belum siap untuk menerima kehamilan, hal ini perlu untuk menunda kehamilannya. Sedangkan bagi ibu yang berumu G7* tahun perlu untuk mengakhiri kehamilan karena organ-organ reproduksinya sudah berkurang kemampuannya dan keelastisannya dalam menerima kehamilan dan proses persalinan (/anuaba,!1!". Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah ! tahun atau lebih dari 7* tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. 0al ini dikarenakan pada usia dibawah ! tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 7* tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan
dibandingkan
fungsi
reproduksi
normal
sehingga
kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar (@aisal, !11". $alam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah !-7! tahun. 5ematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah ! tahun ternyata -* kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia ! tahun. 5ematian maternal meningkat kembali sesudah usia 7!-7* tahun (Wiknjosastro, !1!". /enurut :55: (!1!" bahwa jika ingin memiliki kesehatan reproduksi yang prima seyogyanya harus menghindari 2% terlalu3 dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia ibu. yang pertama yaitu terlalu muda artinya hamil pada usia kurang dari ! tahun. 4dapun risiko yang mungkin terjadi jika hamil di bawah ! tahun antara lain keguguran, preeklampsia (tekanan darah tiggi, oedema, proteinuria", eklampsia (keracunan kehamilan", timbulnya kesulitan persalinan karena sistem reproduksi belum sempurna, bayi lahir sebelum waktunya, :erat :adan ahir 8endah (::8", fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke 9agina", fistula retrovaginal (keluarnya gas dan tinja dari 9agina" dan kanker leher rahim. yang kedua adalah terlalu tua artinya hamil di atas usia 7* tahun. 8isiko yang mungkin terjadi jika hamil pada usia terlalu tua ini antara lain adalah terjadinya keguguran, preeklampsia, eklampsia, timbulnya kesulitan pada persalinan, perdarahan, ::8 dan cacat bawaan (Suryani, !1!". /enurut
penelitian
Pardosi
(!1!",
bahwa
pada
tingkat
kepercayaan *+ ibu yang berumur di bawah ! tahun atau di atas 7! tahun memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 7,7 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur ! sampai tahun. Selain itu
7
penelitian ajah (!11" menyatakan bahwa pada tingkat kepercayaan *+ umur ibu di bawah ! tahun dan di atas 7* tahun bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum. Sedangkan hasil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin yang berumur F ! tahun G 7* tahun (';,+" dibandingkan ibu bersalin berumur ! H 7* tahun (1%,!+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara umur ibu dengan perdarahan post partum. 2.3.2 Partas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki seorang wanita (aksmamn,!1!". Semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami seorang ibu semakin tinggi resikonya untuk mengalami komplikasi
kehamilan,
persalinan
dan
nifas
demikian
yang
dikemukakan oleh 0ebert 0utabarat (/anuaba,!1!". Paritas tinggi merupakan salah satu resiko kehamilan. 8oyston menjelaskana bahwa persalinan kedua dan ketiga merupakan persalinan yang aman, sedangkan resiko terjadinya komplikasi meningkat pada kehamilan, persalinan dan nifas setelah yang ke tiga dan seterusnya (/anuaba,!1!". Paritas tinggi cenderung mengalami komplikasi pada kehamilannya sehingga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin didalam
%
kandungan. Pada paritas yang tinggi kejadian post partum semakin besar, lebih banyak dijumpai pada multigra9ida terutama jarak antara kehamilan-kehamilan tersebut pendek (6lly ,!1!". Paritas diklasifikasi menjadi (otoatmodjo,!1!" 1.
Primipara F 1 anak
.
/ultipara<=randemulipara G 1 anak 0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin
yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan paritas tinggi ('*,+" dibandingkan ibu bersalin dengan paritas rendah (1%,7+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu dengan perdarahan post partum. 0asil penelitian 8ita (!1%" menunjukkan bahwa ibu bersalin dengan paritas tinggi yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi ('%,7+" dibandingkan ibu bersalin dengan paritas rendah (1*,+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu dengan perdarahan post partum.
*
2.3.3 Pen&&kan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (5amus :esar :ahasa )ndonesia, !1". ingkat pendidikan ibu dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatannya. $engan berbekal pendidikan yang cukup, seorang ibu dinilai
lebih banyak memperoleh infromasi
yang
dibutuhkan. Selain itu, ibu dengan tingkat pendidikan relatif tinggi lebih mudah menyerap informasi atau himbauan yang diberikan. $engan demikian mereka dapat memilih serta menentukan alternatif terbaik dalam melakukan perawatan dan pemeriksaan kehamilan sehingga dapat melahirkan bayi sehat (/anuaba,!1!". /enurut otoatmodjo (!1!" makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi, pendidikan di klasifikasikan menjadiC 1.
Pendidikan 8endah F SP
.
Pendidikan inggi G S4 0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin
yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi
pada ibu
bersalin dengan
pendidikan
rendah
dibandingkan ibu bersalin dengan pendidikan tinggi (7,*+".
(;,*+"
;
0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!1 (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan perdarahan post partum. 0asil penelitian 8ita (!1%" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum dengan pendidikan rendah proporsinya lebih tinggi (*,7+" dibandingkan ibu bersalin dengan pendidikan tinggi (%,+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!1 (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan perdarahan post partum.
2.3." Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan atau diperbuat atas tugas kewajiban atau hasil bekerja atau perbuatan atau pencaharian yang dijadikan pokok penghidupan atau sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah (5amus :esar :ahasa )ndonesia, !1". Seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan lingkungan di tempat ia bekerja, yang salah satunya akan menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya. ain halnya dengan seseorang yang tidak bekerja dan cenderung terbatas dalam arus komunikasi dan interaksi dengan lingkungannya sehingga transfer informasi dalam pengetahuan akan berkurang jika dibandingkan dengan seseorang yang bekerja (ursalam,!1!".
0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan tidak bekerja (;*+" dibandingkan ibu bersalin yang bekerja (7*+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perdarahan post partum. 0asil penelitian 8ita (!1%" menunjukkan bahwa ibu bersalin dengan tidak bekerja yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi (;%,7+" dibandingkan ibu bersalin yang bekerja (7*,+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perdarahan post partum.
2.3.$ Anema
4nemia adalah suatu keadaan dimana terjadi kelainan hematologi yang ditandai dengan disfungsi eritrosit atau hemoglobon dalam mensuplai oksigen kejaringan. Secara laboratorik anemia terjadi penurunan kadar 0b, hitung eritrosit dan hematokrit (/anuaba,!1!". 4nemia pada kehamilan dapat menimbulkan gangguan his (in9ersion uteri", kekuatan mengejan sehingga ibu menjadi lemah dan dapat memperlambat persalinan (partus lama". Selain itu anemia pada
'
kehamilan juga dapat mengakibatkan atonia uteri dan menyebabkan terjadinya perdarahan post partum (/ochtar,!1!". ilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia pada ibu hamil didasarkan pada kriteria W0# (!1!" yang ditetapkan dalam 7 kategori yaitu, normal (K11gr
pula
jumlah
Mat
besi
yang
dibutuhkan
untuk
memproduksi sel-sel darah merah sehingga tubuh dapat menormalkan konsentrasi
hemoglobin
(Winkjosastro, !1!".
sebagai
protein
pengankut
oksigen
4nemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan
serta persalinan. 4nemia
juga
menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan. 8asa cepat lelah pada penderita anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kekurangan oksigen. Selama hamil diperlukan lebih banyak Mat besi untuk menghasilkan sel darah merah karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri dan saat bersalin ibu membutuhkan hemoglobin untuk memberikan energi agar
otot-otot
uterus
dapat
berkontraksi
dengan
baik.
Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. 0asil pemeriksaan dengan alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut (/anuaba,!1!" C 7.
0b G 11,! gr+ disebut tidak anemia
%.
0b ,! gr+ - 1!, gr+ disebut anemia ringan
*.
0b ,! gr+ - ', gr+ disebut anemia sedang
;.
0b F ;, gr+ disebut anemia berat 0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin
yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin yang mengalami anemia (%,*+" dibandingkan ibu bersalin yang tidak mengalami anemia (,%+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara anemia ibu bersalin dengan perdarahan post partum.
7!
2." !erangka Te'r Bagan 2.1 !erangka Te'r
Penyebab idak angsung - >sia - Paritas - Pekerjaan - Pendidikan - 4nemia
Penyebab angsung - 4tonia >teri - )n9ersio >teri - 8etensio Plasenta - Perdaraham akibat trauma lahir - Perdarahan karena gangguan pembekuan darah
Perdarahan Post Partum
SumberC /anuaba (!1!" Aang $igaris bawahi yang akan diteliti
71
BAB III !ERAN,!A !+N)EP- DEINI)I +PERA)I+NAL DAN HIP+TE)I) PENELITIANN
3.1 !erangka !'nse#
5erangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan 9isualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara 9ariable yang satu dengan 9ariable yang lain dari masalah yang akan diteliti. (otoatmodjo,!1!". 4dapun
9ariabel
yang
akan
diteliti
adalah
9ariabel
tunggal
(otoatmodjo,!1!". Bagan 3.1. !erangka !'nse#
Eariabel )ndependen -
Eariabel $ependent
>mur Paritas Pendidika Pekerjaan 4nemia
Perdarahan Post Partum
3.2 De%ns +#eras'nal
$efinisi operasional adalah uraian tentang batasan 9ariabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh 9ariabel yang bersangkutan (otoatmodjo, !1". Eariabel-9ariabel dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam definisi sebagai berikut C Ta(el 713.1
7
De%ns +#eras'nal
N'
/ara(el
1
Perdarahan Post Partum
De%ns
>ara
Alat
+#eras'nal kehilangan da
Ukur 8ekam
Ukur ?eklist
rah
lebih dari
medik
Hasl Ukur
)kala
Ukur 1JPerdarahan ominal
postpartum Jidak
*!! ml melalui
Perdarahan
jalan lahir yang terjadi
selama
atau
setelah
persalinan )))
kala
(8ustam,
!1!"..
>mur )bu
amanya hidup
8ekam
yang dihitung se
medik
?eklist
1JF! tahun #rdinal G7* tahun
jak lahir sampai
J!-7*
saat ini .(oto
hun
ta
admodjo,!1!". 7
Paritas
:anyaknya kela 8ekam hiran hidup yang
?eklist
1JParitas ren #rdinal dah (F 1 anak" JParitas tinggi (G 1 anak"
?eklist
1J8endah
medik
dimiliki seorang wanita
(aks
mamn, !1!". %.
Pendidikan
Proses
pengu
bahan sikap dan
8ekam medik
(FSP" Jinggi
tata
laku
sese
(KS4"
#rdinal
77
orang
atau
ke
lompok
orang
dalam
usaha
mendewasakan manusia melalui upaya
penga
jaran dan latihan (5amus
:esar
:ahasa
)ndone
sia, !1".
*.
Pekerjaan
Sesuatu
yang
dilakukan
atau medik
diperbuat atas tu gas
kewajiban
atau
hasil
be
kerja atau per buatan atau pen caharian yang di jadikan
pokok
penghidupan atau
sesuatu
yang dilakukan untuk mendapat kan (5amus :ahasa
nafkah :esar )ndone
8ekam
?eklist
1Jidak bekerja J:ekerja
ominal
7%
sia, !1". ;.
4nemia
Suatu
keadaan 8ekam
dimana
terjadi
medik
?eklist
1.J Aa (0: F11 gr +" .J idak ,
kelainan
hema
tologi yang ditan dai dengan dis fungsi
eritrosit
atau
hemo
globon
dalam
mensuplai
oksi
gen kejaringan. Secara torik
labora anemia
terjadi
penu
runan kadar 0b, hitung dan
eritrosit
hematokrit
(/anuaba,!1!" .
3.3
H#'tess
( 0: K11 gr+ "
ominal
7*
0ipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang keberadaannya
akan
dibuktikan
setelah
dilakukan
penelitian
(otoatmodjo,!1!". 0ipotesis dalam penelitian ini adalahC 0a.1 C 4da hubungan antara umur ibu dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* 0a. C 4da hubungan antara paritas ibu dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 0a.7 C 4da hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 0a.% C 4da hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*. 0a.* C 4da hubungan antara 4nemia ibu dengan kejadian perdarahan post partum di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1*.
BAB I/
7;
MET+DEL+,I PENELITIAN
".1 Desan Peneltan Penelitian ini merupakan penelitian sur9ey analitik yaitu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi, pada umumnya untuk menjawab pertanyaan 2 mengapa 3 (otoatmodjo,!1!". $engan menggunakan desain penelitian cross sectional . $esain studi cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamikNa korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, obser9asi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach" (otoatmodjo,!1!". Penelitian bersifat analitik yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menguraikan keadaan atau situasi tertentu, pada umumnya untuk menjawab pertanyaan dengan menggunakan desain penelitian cross sectional . Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari antara hubungan faktor yang diteiti. ".2 L'kas &an ?aktu Peneltan ".2.1 L'kas Peneltan okasi penelitian di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang. ".2.2 ?aktu Peneltan Penelitian dilaksanakan pada bulan /ei !1; ".3 P'#ulas &an )am#el 7; ".3.1 P'#ulas Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang di
teliti (Soekidjo otoatmodjo,!1". :erdasarkan jumlah kasus yang di teliti dalam peneliti ini yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di
7
Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* yaitu sebanyak *%! orang. ".3.2 )am#el Sampel merupakan sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (otoatmodjo, !1!". Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* yaitu sebanyak *%! orang. $alam penelitian ini peneliti menggunakan rumus dalam penentuan besar sampel. 8umus C
n
5eterangan
N =
1 + N ( d "
J Dumlah populasi n J Dumlah sampel d J ingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan n
N =
n@
1 + N ( d " *%! 1 + *%!(!,1"
n @ ;"-3:$ J $ibulatkan menjadi '* 8esponden Dadi jumlah sampel yang di gunakan pada peneliti ini adalah berjumlah '* orang ibu yang bersalin. ".3.3 Teknk Pengam(lan )am#el
7'
ehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling . ehnik simple random sampling adalah merupakan pengambilan sampel secara acak sederhana, bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (otoatmodjo,!1!". "." Pengum#ulan Data eknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik dan dimasukkan kedalam lembar checklist yang dibuat oleh penulis. 4dapun tahap-tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut C 1. /engidentifikasi 9ariabel-9ariabel yang akan diteliti . /enetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampel penelitian 7. /elakukan pengumpulan data %. /engolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan antar masing-masing faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan post partum. ".$ Peng'lahan Data $alam pengolahan data menggunakan bantuan komputer, yaitu
dengan memakai perangkat lunak statistic program SPSS ( Statistical Product Service Solution" Eersi !.!. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikutC a. Editing (pemeriksaan data" Aaitu merupakan tahap yang dilakukan untuk memastikan kelengkapan data dan ketepatan data. b. Coding (pemberian kode" Aaitu melakukan pengkodean terhadap beberapa 9ariabel yang akan diteliti, dengan tujuan untuk mempermudah pada saat melakukan
7
analisis data dan juga pada saat pemasukan data ! untuk yang beresiko dan 1 yang tidak beresiko. c. Entry Data (pemasukan data" Setelah semua isian data terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara memasukan data dari kuesioner ke paket program komputer.
d. Cleaning (pembersihan data" Aaitu data yang sudah dimasukan kemudian dibersihkan dengan cara membandingkan hasil dari data yang masuk untuk melihat kesalahan yang dilakukan dalam proses pemasukan data. ".* Analss Data eknik analisis data yang didapat dari hasil pengumpulan data
kemudian diolah menurut 9ariabel yang disesuaikan dengan kerangka konsep yang ada, dengan tujuan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan data dilakukan secara SPSS dengan menggunakan komputer, selanjutnya data diolah dan kemudian dianalisis yang terdiri dari analisis uni9ariat dan analisis bi9ariat C a. Analss Unarat 4nalisa ini yaitu untuk mengetahui distribusi dan presentase dari setiap 9ariabel penelitian ini meliputi faktor-faktor yang diteliti. 8umus yang digunakan adalah C P =
5eterangan C P
J Presentase
F N
x1!!
%!
@
J Dumlah jawaban yang benar
J Dumlah total pertanyaan
(. Analsa Barat 4nalisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
9ariabel yang berhubungan atau berkorelasi yaitu 9ariabel dependen dan 9ariabel independen. >ntuk membuktikan adanya hubungan antara (dua" 9ariabel tersebut digunakan uji statistik chi suere !kali kuadrat" dengan batas kemaknaan nilai alpha sebesar !,!* dengan rumus.
5eterangan C O J ilai chi sIuere ! J @rekuensi obser9asi 6 J @rekuensi harapan 5esimpulan dari uji Chi suere( O" adalah jika P L !,!* maka 0 ! ditolak artinya ada hubungan antara 9ariabel independen dan 9ariabel dependen. Dika P G !,!* maka 0 ! gagal ditolak artinya tidak ada hubungan antara 9ariabel independen dan 9ariabel dependen.
BAB /
%1
HA)IL PENELITIAN
A. ,am(ar Umum Puskesmas Petr
Puskesmas Poned Petir merupakan salah satu daerah di 5abupaten Serang Pro9insi :anten. $engan jumlah penduduknya sebesar '7.!* jiwa terdiri dari %.';' laki-laki dan %!.11 perempuan. sebagian besar masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani . Sebagian besar penduduk berusia -* tahun. >ntuk pendidikan sebagian besar berpendidikan Sekolah $asar dan Sekolah /enengah Pertama. /asyarakat Puskesmas Petir merupakan masyarakat religius dimana peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat memiliki pengaruh. /otto Puskesmas Poned Petir adalah 2 :ersih, aIwa , Santun )no9atif 2. Eisinya terwujudnya masyarakat yang hidup sehat dan mandiri menuju madani.
B. Hasl Peneltan
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang pada bulan /ei ahun !1; dengan jumlah sampel sebanyak '* orang :erikut ini akan dibahas hasil penelitian dari masing-masing 9ariabel yang diteliti dalam bentuk tabel uni9ariat dan tabel bi9ariat. % 1. Hasl Analsa Unarat
%
0asil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang yaitu mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini berdasarkan 9ariabel-9ariabel yang ada sebagai berikut C
Ta(el $.1 Dstr(us rekuens I(u Bersaln =ang Mengalam Per&arahan P'st Partum D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N' 1. .
Per&arahan P'st Partum Perdarahan on Perdarahan Dumlah
0umlah *1 7% '*
;!,! %!,! 1!!
$ari tabel di atas menunjukan bahwa ibu bersalin mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih besar (;!,!+" dibandingkan ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan post partum sebesar (%!,!+".
Ta(el $.2
%7
Dstr(us rekuens I(u Bersaln Ber&asarkan Umur D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N' 1. .
Umur F ! G 7* tahun ! H 7* tahun Dumlah
0umlah %7 % '*
*!,; %,% 1!!
$ari tabel di atas menunjukan bahwa ibu bersalin yang berumur F! G 7* tahun proporsinya lebih besar (*!,;+" dibandingkan ibu bersalin yang berumur !-7* tahun (%,%+ ". Ta(el $.3 Dstr(us rekuens I(u Bersaln Ber&asarkan Partas D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N' 1. .
Partas 8endah inggi Dumlah
0umlah %1 %% '*
%', *1,' 1!!
$ari tabel di atas menunjukan bahwa ibu bersalin dengan paritas tinggi proporsinya lebih besar (*1,'+" dibandingkan dengan paritas rendah (%',+". Ta(el $." Dstr(us rekuens I(u Bersaln Ber&asarkan Pen&&kan D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N' 1. .
Pen&&kan 8endah inggi Dumlah
0umlah % 7; '*
*,; %,% 1!!
$ari tabel di atas menunjukan bahwa ibu bersalin
pendidikan rendah
proporsinya lebih besar (*,;+" dibandingkan dengan pendidikan tinggi (%,%+". Ta(el $.$
%%
Dstr(us rekuens I(u Bersaln Ber&asarkan Pekerjaan D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N' 1. .
Pekerjaan idak bekerja :ekerja Dumlah
0umlah %* %! '*
*, %,1 1!!
$ari tabel di atas menunjukan bahwa ibu bersalin tidak bekerja proporsinya lebih besar (*,+" dibandingkan yang bekerja (%,1+". Ta(el $.* Dstr(us rekuens I(u Bersaln Ber&asarkan Anema D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N' 1. .
Anema Aa idak Dumlah
0umlah %; 7 '*
*%,1 %*, 1!!
$ari tabel di atas menunjukan bahwa ibu bersalin yang anemia proporsinya lebih besar (*%,1+" dibandingkan dengan tidak anemia (%*,+".
2. Hasl Analsa Barat
@aktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin dengan tiap-tiap 9ariabel dapat dilihat pada tabeltabel dibawah ini C
Ta(el $.:
%*
Hu(ungan Umur I(u Bersaln Dengan !eja&an Per&arahan P'st Partum D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N'.
Umur
!eja&an Per&arahan P'st Partum =a
T'tal
T&ak
+R
/alue
<$
7-73:
1-1$$5 *-<<2
1.
F! G 7* th
71
,1
1
,
%7
1!!
.
!-7* th
!
%,;
*,%
%
1!!
*1
*,
7%
%,1
'*
1!!
Dumlah
P
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin yang berumur F ! G 7* tahun (,1+" dibandingkan ibu bersalin yang berumur !-7* tahun (%,;+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P sebesar
α
!,!7 (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara umur ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ;, artinya ibu bersalin dengan umur F ! tahun G 7* tahun mempunyai peluang ;, kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan umur !-7* tahun.
Ta(el $.;
%;
Hu(ungan Partas I(u Bersaln Dengan !eja&an Per&arahan P'st Partum D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N'.
Partas
!eja&an Per&arahan P'st Partum =a
T'tal
T&ak
+R
/alue
<$
7-737
1-2735 :-"1:
1.
8endah
7!
7,
11
;,'
%1
1!!
.
inggi
1
%,
7
*,7
%%
1!!
*1
*,
7%
%,1
'*
1!!
Dumlah
P
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan paritas rendah (7,+" dibandingkan ibu bersalin dengan paritas tinggi (%,+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P sebesar
α
!,!7! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ,%1 artinya ibu bersalin dengan paritas rendah mempunyai peluang ,%1 kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan paritas tinggi.
%
Ta(el $.< Hu(ungan Pen&&kan I(u Bersaln Dengan !eja&an Per&arahan P'st PartumD Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N'.
Pen&&ka n
!eja&an Per&arahan P'st Partum =a
T'tal
T&ak
+R
/alue
<$
7-722
1-2**5 :-:13
1.
8endah
7*
1,%
1%
',;
%
1!!
.
inggi
1;
%%,%
!
**,;
7;
1!!
*1
*,
7%
%,1
'*
1!!
Dumlah
P
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan pendidikan rendah (1,%+" dibandingkan ibu bersalin dengan pendidikan tinggi (%%,%+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P sebesar
α
!,! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ,17 artinya ibu bersalin dengan pendidikan rendah mempunyai peluang ,17 kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan pendidikan tinggi.
%'
Ta(el $.17 Hu(ungan Pekerjaan I(u Bersaln Dengan !eja&an Per&arahan P'st Partum D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N'.
Pekerjaan
!eja&an Per&arahan P'st Partum =a
T'tal
T&ak
+R
/alue
<$
7-71$
1-3$*5 ;-33"
1.
idak bekerja
77
7,7
1
;,
%*
1!!
.
:ekerja
1'
%*,!
**,!
%!
1!!
*1
*,
7%
%,1
'*
1!!
Dumlah
P
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin tidak bekerja (7,7+" dibandingkan ibu bersalin yang bekerja (%*,!+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P sebesar
α
!,!1* (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ',77% artinya ibu bersalin dengan yang tidak bekerja mempunyai peluang ',77% kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan yang bekerja.
%
Ta(el $.11 Hu(ungan Anema I(u Bersaln Dengan !eja&an Per&arahan P'st Partum D Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang Tahun 271$ N'.
Anema
!eja&an Per&arahan P'st Partum =a
T'tal
T&ak
+R
/alue
<$
7-77<
1-":15 <-13:
1.
Aa
7%
7,
1
;,1
%1
1!!
.
idak
1
%7,;
*;,%
%%
1!!
*1
*,
7%
%,1
'*
1!!
Dumlah
P
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan anemia (7,+" dibandingkan ibu bersalin dengan tidak anemia (%7,;+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P sebesar
α
!,!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara anemia ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ,17 artinya ibu bersalin dengan anemia mempunyai peluang ,17 kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding tidak anemia.
*!
BAB /I PEMBAHA)AN
*.1 Pem(ahasan *.1.1 !eja&an I(u I(u Bersaln Bersaln &engan Per&arahan P'st Partum Partum
$ari hasil hasil penelitian penelitian yang yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel '* persalinan dari seluruh jumlah persalinan pada tahun !1*, menunjukkan bahwa distribusi ibu bersalin mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih besar (;!,!+" dibandingkan ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan post partum sebesar (%!,!+". Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah lebih dari *!! ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala ))) )))
(/och (/ochta tar, r,!1 !1!" !",,
sedan sedangk gkan an
menu menuru rutt
Praw Prawiro iroha hard rdjo jo
(!1 (!1!" !",,
Perdar Perdaraha ahan n post post partum partum adalah adalah perdar perdaraha ahan n yang yang melebi melebihi hi *!! ml setelah bayi lahir. *.1.2 Hu(ungan Umur I(u Bersaln &engan Per&arahan P'st Partum
0asil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin yang berumur F !
G 7* tahun (,1+" dibandingkan ibu
bersalin yang berumur !-7* tahun tahun (%,;+". 0asil 0asil uji statisti statistik k ?hi SIuare SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!7 (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara umur ibu dengan perdarahan post post partum.
*1
0asil analisa analisa lebih lanjut lanjut didapatkan didapatkan nilai nilai #8 J ;, ;, artinya artinya ibu bersalin dengan umur F ! tahun G 7* tahun tahun mempunyai peluang ;, kali untuk untuk kejadian perdarahan perdarahan post post partum dibanding dibanding dengan dengan umur !-7* tahun. >mur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini. >mur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, sema semaki kin n bert bertam amba bahn hny ya umur umur akan akan menc mencap apai ai usia usia repro reprodu duks ksii . (otoadmodjo,!1!". 0asil penelitian ini sesuai dengan /anuaba (!1!" bahwa pada usia kurang dari ! tahun penyakit kehamilan lebih tinggi di banding wakt waktu u repro reprodu duks ksii seha sehat, t, yaitu yaitu usia usia !-7 !-7* * tahun tahun.. 5ead 5eadaa aan n pada pada kehamilan remaja disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hami hamil, l, sehi sehing ngga ga meny menyeb ebabk abkan an pers persali alina nan n prem prematu ature re atau atau ::8 ::8.. Sebaliknya semakin tua usia ibu melahirkan kondisi dan keelastisan otot-otot ibu semakin berkurang. >mur >mur dibawa dibawah h ! tahun tahun dan diatas 7* tahun tahun merupa merupakan kan umur umur beresiko untuk hamil dan melahirkan. :agi ibu ibu yang berumur F! tahun dikarenakan dikarenakan organ-or organ-organ gan reproduksiny reproduksinyaa belum siap untuk untuk menerima menerima kehamilan, hal ini perlu untuk menunda kehamilannya. Sedangkan bagi ibu yang berumu G7* tahun perlu untuk mengakhiri mengakhiri kehamilan kehamilan karena organorgan-org organ an reprod reproduks uksiny inyaa sudah sudah berkur berkurang ang kemamp kemampuan uanny nyaa dan keelast keelastisan isanny nyaa dalam dalam menerim menerimaa kehami kehamilan lan dan proses proses persali persalinan nan (/anuaba,!1!".
*
Sedangkan @aisal (!11", wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah ! tahun atau lebih dari 7* tahun merupakan faktor risiko terjad terjadiny inyaa perdar perdaraha ahan n pasca pasca persali persalinan nan yang yang dapat dapat mengak mengakiba ibatkan tkan kematian maternal. 0al ini dikarenakan pada usia dibawah ! tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 7* tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan penurunan dibanding dibandingkan kan fungsi fungsi reproduksi reproduksi normal normal sehingga sehingga kemungkin kemungkinan an untuk terjadinya terjadinya komplikasi komplikasi pasca persalinan persalinan terutama perdarahan akan lebih besar . $alam $alam kurun kurun reprod reproduks uksii sehat sehat dikena dikenall bahwa bahwa usia usia aman aman untuk untuk kehamilan dan persalinan adalah !-7! tahun. 5ematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah ! tahun ternyata -* kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia ! tahun. 5ematian maternal meningkat kembali sesudah usia 7!-7* tahun (Wiknjosastro, !1!". /enuru /enurutt :55: :55: (!1!" (!1!" bahwa bahwa jika jika ingin ingin memilik memilikii kesehat kesehatan an reprod reproduks uksii yang yang prima prima seyogy seyogyany anyaa harus harus menghi menghinda ndari ri 2% terlal terlalu3 u3 dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia ibu. yang pertama yaitu terlalu muda artinya hamil pada usia kurang dari ! tahun. tahun. 4dapun 4dapun risiko yang mungk mungkin in terjad terjadii jika jika hamil hamil di bawah bawah ! tahu tahun n anta antara ra lain lain kegu kegugu gura ran, n, preek preekla lamp mpsia sia (tek (tekan anan an dara darah h tigg tiggi, i, oedema, oedema, proteinuria proteinuria", ", eklampsia eklampsia (keracunan (keracunan kehamilan", kehamilan", timbulnya timbulnya kesulitan persalinan karena sistem reproduksi belum sempurna, bayi
*7
lahir sebelum waktunya, :erat :adan ahir 8endah (::8", fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke 9agina", fistula retrovaginal (keluarnya gas dan tinja dari 9agina" dan kanker leher rahim. yang kedua adalah terlalu tua artinya hamil di atas usia 7* tahun. 8isiko yang mungkin terjadi jika hamil pada usia terlalu tua ini antara lain adalah terjadinya keguguran, preeklampsia, eklampsia, timbulnya kesulitan pada persalinan, perdarahan, ::8 dan cacat bawaan (Suryani, !1!". /enurut
penelitian
Pardosi
(!1!",
bahwa
pada
tingkat
kepercayaan *+ ibu yang berumur di bawah ! tahun atau di atas 7! tahun memiliki risiko mengalami perdarahan postpartum 7,7 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur ! sampai tahun. Selain itu penelitian ajah (!11" menyatakan bahwa pada tingkat kepercayaan *+ umur ibu di bawah ! tahun dan di atas 7* tahun bermakna sebagai faktor risiko yang memengaruhi perdarahan postpartum. Sedangkan hasil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin yang berumur F ! tahun G 7* tahun (';,+" dibandingkan ibu bersalin berumur ! H 7* tahun (1%,!+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara umur ibu dengan perdarahan post partum.
*%
*.1.3 Hu(ungan Partas I(u Bersaln &engan Per&arahan P'st Partum
0asil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan paritas rendah (7,+" dibandingkan ibu bersalin dengan paritas tinggi (%,+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!7! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu dengan perdarahan post partum 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ,%1 artinya ibu bersalin dengan paritas rendah mempunyai peluang ,%1 kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan paritas tinggi. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki seorang wanita (aksmamn,!1!". Semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami seorang ibu semakin tinggi resikonya untuk mengalami komplikasi
kehamilan,
persalinan
dan
nifas
demikian
yang
dikemukakan oleh 0ebert 0utabarat (/anuaba,!1!". 0asil penelitiana ini tidak sesuai dengan /anuaba (!1!" yang menyatakan bahwa paritas tinggi merupakan salah satu resiko kehamilan. 8oyston menjelaskana bahwa persalinan kedua dan ketiga merupakan persalinan yang aman, sedangkan resiko terjadinya komplikasi meningkat pada kehamilan, persalinan dan nifas setelah yang ke tiga dan seterusnya.
**
Paritas tinggi cenderung mengalami komplikasi pada kehamilannya sehingga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin didalam kandungan. Pada paritas yang tinggi kejadian post partum semakin besar, lebih banyak dijumpai pada multigra9ida terutama jarak antara kehamilan-kehamilan tersebut pendek (6lly ,!1!". 0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan paritas tinggi ('*,+" dibandingkan ibu bersalin dengan paritas rendah (1%,7+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara paritas ibu dengan perdarahan post partum.
*.1." Hu(ungan Pen&&kan I(u Partum
Bersaln
&engan Per&arahan P'st
0asil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan pendidikan rendah (1,%+" dibandingkan ibu bersalin dengan pendidikan tinggi (%%,%+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ,17 artinya ibu bersalin
dengan pendidikan rendah mempunyai peluang ,17 kali
*;
untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan pendidikan tinggi. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (5amus :esar :ahasa )ndonesia, !1". 0asil penelitian ini sesuai dengan /anuaba (!1!" bahwa tingkat pendidikan ibu dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatannya. $engan berbekal pendidikan yang cukup, seorang ibu dinilai lebih banyak memperoleh infromasi yang dibutuhkan. Selain itu, ibu dengan tingkat pendidikan relatif tinggi lebih mudah menyerap informasi atau himbauan yang diberikan. $engan demikian mereka dapat memilih serta menentukan alternatif terbaik dalam melakukan perawatan dan pemeriksaan kehamilan sehingga dapat melahirkan bayi sehat. 0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi
pada ibu
bersalin dengan
pendidikan
rendah
(;,*+"
dibandingkan ibu bersalin dengan pendidikan tinggi (7,*+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!1 (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan perdarahan post partum.
*
*.1.$ Hu(ungan Pekerjaan Partum
I(u
Bersaln
&engan
Per&arahan P'st
0asil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin tidak bekerja (7,7+" dibandingkan ibu bersalin yang bekerja (%*,!+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!1* (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ',77% artinya ibu bersalin
dengan yang tidak bekerja mempunyai peluang ',77% kali
untuk kejadian perdarahan post partum dibanding dengan yang bekerja. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan atau diperbuat atas tugas kewajiban atau hasil bekerja atau perbuatan atau pencaharian yang dijadikan pokok penghidupan atau sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah (5amus :esar :ahasa )ndonesia, !1". 0asil penelitian sesuai dengan ursalam (!1!" bahwa seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan lingkungan di tempat ia bekerja, yang salah satunya akan menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya. ain halnya dengan seseorang yang tidak bekerja dan cenderung terbatas dalam arus komunikasi dan interaksi dengan lingkungannya sehingga transfer informasi dalam pengetahuan akan berkurang jika dibandingkan dengan seseorang yang bekerja.
*'
0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan tidak bekerja (;*+" dibandingkan ibu bersalin yang bekerja (7*+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perdarahan post partum.
*.1.* Hu(ungan Pekerjaan Partum
I(u
Bersaln
&engan
Per&arahan P'st
0asil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin dengan anemia (7,+" dibandingkan ibu bersalin dengan tidak anemia (%7,;+". 0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara anemia ibu dengan perdarahan post partum. 0asil analisa lebih lanjut didapatkan nilai #8 J ,17 artinya ibu bersalin dengan anemia mempunyai peluang ,17 kali untuk kejadian perdarahan post partum dibanding tidak anemia. 4nemia adalah suatu keadaan dimana terjadi kelainan hematologi yang ditandai dengan disfungsi eritrosit atau hemoglobon dalam mensuplai oksigen kejaringan. Secara laboratorik anemia terjadi penurunan kadar 0b, hitung eritrosit dan hematokrit (/anuaba,!1!".
*
4nemia pada kehamilan dapat menimbulkan gangguan his (in9ersion uteri", kekuatan mengejan sehingga ibu menjadi lemah dan dapat memperlambat persalinan (partus lama". Selain itu anemia pada kehamilan juga dapat mengakibatkan atonia uteri dan menyebabkan terjadinya perdarahan post partum (8ustam,!1!". ilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia pada ibu hamil didasarkan pada kriteria W0# (!1!" yang ditetapkan dalam 7 kategori yaitu, normal (G11gr
pula
jumlah
Mat
besi
yang
dibutuhkan
untuk
memproduksi sel-sel darah merah sehingga tubuh dapat menormalkan
;!
konsentrasi
hemoglobin
sebagai
protein
pengankut
oksigen
(Winkjosastro, !1!". 4nemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan
serta persalinan. 4nemia
juga
menyebabkan peningkatan risiko perdarahan pasca persalinan. 8asa cepat lelah pada penderita anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kekurangan oksigen. Selama hamil diperlukan lebih banyak Mat besi untuk menghasilkan sel darah merah karena ibu harus memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sendiri dan saat bersalin ibu membutuhkan hemoglobin untuk memberikan energi agar
otot-otot
uterus
dapat
berkontraksi
dengan
baik.
Pemeriksaan dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. 0asil pemeriksaan dengan alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut (/anuaba,!1!" C -
0b G 11,! gr+ disebut tidak anemia
-
0b ,! gr+ - 1!, gr+ disebut anemia ringan
-
0b ,! gr+ - ', gr+ disebut anemia sedang
-
0b F ;, gr+ disebut anemia berat
0asil penelitian @arihah (!1!" menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum proporsinya lebih tinggi terjadi pada ibu bersalin yang mengalami anemia (%,*+" dibandingkan ibu bersalin yang tidak mengalami anemia (,%+".
;1
0asil uji statistik ?hi SIuare pada
J !,!* didapatkan nilai P
α
sebesar !,!!! (P F !,!*" yang berarti secara statistik terdapat hubungan bermakna antara anemia ibu bersalin dengan perdarahan post partum.
BAB /II !E)IMPULAN DAN )ARAN
;
:.1 !esm#ulan
Setelah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum pada ibu bersalin di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang pada '* sampel maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut C .1.1 Sebagian besar responden yang mengalami perdarahana post partum yaitu *1 (;!,!+" dan yang tidak mengalami 7% (%!,!+". .1.
Sebagian besar responden berusia F! G 7* tahun sebanyak %7 orang (*!,;+" sedangkan yang berusia
!-7* tahun sebanyak % orang
(%,% +". .1.7
Sebagian besar responden paritas tinggi sebanyak %% orang (*1,'+" dan paritas rendah sebanyak %1 orang (%',+"
.1.% 8esponden yang
mempunyai tingkat berpendidikan rendah %
(*,;+" dan berpendidikan tinggi 7 (%',+". .1.*
Sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak %* orang (*,+" dan yang bekerja (%,1+"
.1.;
Sebagian besar responden anemia %; orang (*%,1+" dan yang tidak anemia sebanyak 7 orang (%*,+"
.1.
;7 erdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskemas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* dengan p-9alue sebesar !,!7 (P F!,!*".
;7
.1.'
erdapat hubungan yang bermakna antara paritas ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskemas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* dengan p-9alue sebesar !,!7! (P F!,!*".
.1. erdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskemas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* dengan
p-9alue sebesar !,! (P
F!,!*". .1.1! erdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskemas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* dengan
p-9alue sebesar !,!1*
(P
F!,!*". .1.11 erdapat hubungan yang bermakna antara anemia ibu bersalin dengan kejadian perdarahan post partum di Puskemas Poned Petir 5abupaten Serang tahun !1* dengan p-9alue sebesar !,!! (P F!,!*".
:.2 )aran
Setelah dilakukan penelitian di Puskesmas Poned Petir 5abupaten Serang dengan hasil sebagaimana telah diuraikan diatas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut C
1.
Bag Puskesmas P'ne& Petr !a(u#aten )erang
Perlu kiranya untuk mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan, terutama
pelayanan
#bstetri
dan
=inekologi,
dengan
cara
;%
mengoptimalkan pelayanan di /aternal dan eonatal, misalnya adanya )=$ khusus untuk penanganan kegawatdaruratan /aternal dan eonatal. 2. Bag Tenaga !esehatan
4gar lebih meningkatkan keahlian terutama dalam melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan yang beresiko untuk terjadinya perdarahan post partum dan lebih sering memberikan konseling, informasi dan edukasi pada
ibu
hamil,
yaitu
meningkatkan
keterampilan
penanganan
kegawatdaruratan khususnya #bstetri dan =inekologi 3. Bag Pen&&kan
0asil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk sarana pembelajaran dan masukan bagi proses penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan masalah persalinan, dan dapat diadakan pelatihan-pelatihan khususnya kegawatdaruratan, untuk meningkatkan pelayanan /aternal dan eonatal bagi mahasiswa yang telah lulus yudisium.
DATAR PU)TA!A
:ari, 4S dkk. !1. Perkembangan dan #ahapan $asa Nifas.6=?C Dakarta