SKRIPSI
IMPLEMENTASI LOKASI PARKIR PADA PUSAT PEMBELANJAAN (MALL) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING
IMPLEMENTATION OF PARKING LOCATION IN THE LEADING CENTER (MALL) FOR FOUR WHEEL VEHICLES USING TEMPLATE MATCHING METHOD Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika
Disusun Oleh :
Nama
: Luthfia Diba Kusumawardhani Kusumawardhani
NIM
: A11.2013.07452
Program Studi
: Teknik Informatika S1
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 1
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Luthfia Diba Kusumawardhani
NIM
: A11.2013.07452 A11.2013.07452
Program Studi
: Teknik Informatika S1
Fakultas
: Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir
: IMPLEMENTASI LOKASI LOKASI PARKIR PADA PUSAT PUSAT PEMBELANJAAN (MALL) UNTUK KENDARAAN RODA
EMPAT
MENGGUNAKAN
METODE
TEMPLATE MATCHING
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 7 Agustus 2017
Menyetujui
Mengetahui
Pembimbing
Dekan Fakultas Ilmu Komputer
T. Sutojo S.Si M.kom
Dr. Abdul Syukur
2
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir
: Luthfia Diba Kusumawardhani : A11.2013.07452 A11.2013.07452 : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : IMPLEMENTASI LOKASI LOKASI PARKIR PADA PUSAT PUSAT PEMBELANJAAN (MALL) UNTUK KENDARAAN RODA
EMPAT
MENGGUNAKAN
METODE
TEMPLATE MATCHING
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 7 Agustus 2017. Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai dari segi s egi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Semarang, 7 Agustus 2017 Dewan Penguji :
Setia Astuti, S.Si, M.Kom
ARIPIN, M.Kom
Anggota
Anggota
Erna Zuni Astuti, M.Kom
Ketua Penguji
3
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Luthfia Diba Kusumawardhani NIM
: A11.2013.07452 A11.2013.07452
menyatakan bahwa karya ilmiah saya sa ya yang berjudul: berjudul: “IMPLEMENTA “IMPLEMENTASI SI LOKASI PARKIR PADA PUSAT PEMBELANJAAN (MALL) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING ” merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 7 Agustus 2017 Yang menyatakan
(Luthfia Diba Kusumawardhani)
4
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Luthfia Diba Kusumawardhani NIM
: A11.2013.07452
demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Ekskutif ( Non-exclusive Royalti-Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul: IMPLEMENTASI LOKASI PARKIR PADA PUSAT PEMBELANJAAN (MALL) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data
(database),
mendistribusikannya
dan
menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sel ama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Semarang
Pada tanggal : 28 Februari 2017 Yang menyatakan
(Luthfia Diba Kusumawardhani) 5
UCAPAN TERIMAKASIH Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “IMPLEMENTASI LOKASI PARKIR PADA PUSAT PEMBELANJAAN (MALL) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING ” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena it u penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Prof., Dr., Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Drs Abdul Syukur, MM selaku Dekan Fasilkom. 3. Heru Agus Santoso, P.hD, selaku Ka. Progdi Teknik Informatika. 4. T. Sutojo S.Si M.Kom selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis. 5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan. 6. Keluarga, sahabat, serta teman-teman yang mendukung saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.
Semarang, 7 Agustus 2017
6
Penulis
ABSTRAK Penyediaan tempat parkir sangat di butuhkan dalam sistem lalu lintas. Area parkir sangat di butuhkan di tempat umum seperti pusat pembelanjaan (mall), Kurangnya informasi tentang area parkir yang kosong dan sudah terisi mengakibatkan pengguna jasa parkir terjebak terlalu lama di area parkir untuk memarkirkan kendaraannya. Kebanyakan pusat pembelanjaan besar (mall) hanya menggunakan sistem pakir otomatis di mana palang parkir otomatis dapat terbuka ketika pengemudi menekan tombol tiket pada sistem yang telah di sediakan. Pengenalan area parkir untuk mengetahui apakah area tersebut sudah terisi atau masih kosong juga penting untuk membantu pengendara yang akan memasuki lokasi area parkir mall tersebut. Diteksi tepi (sobel) merupakan Sebuah proses yang di lakukan untuk mengetahui hasil segmentasi pada sebuah objek citra digital. Template matching, salah satu ide yang di gunakan untuk menjelaskan bagian otak dapat mengenali kembali bentuk-bentuk atau pola dari suatu gambar template dalam konteks rekognisi pola menunjuk suatu kontruk pada internal yang jika cocok (match). dari diteksi tepi dan template matching maka
hasil
citra
yang
di
tampilkan
mendekati
akurasi
yang
cukup
memuaskan.Pada penelitian ini, peneliti membuat sistem menggunakan metode template matching yang akan memberitahu lokasi parkir mana yang masih kosong dan sudah terisi.
Kata kunci : diteksi tepi, sobel, template matching, lokasi parkir
7
DAFTAR ISI
SKRIPSI..................................................................................................................1 PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................................................2 PENGESAHAN TUGAS AKHIR......................................................................... 3 PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ..................................................4 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............................................................................5 UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................................6 ABSTRAK ..............................................................................................................7 DAFTAR ISI ...........................................................................................................8 BAB I .....................................................................................................................11 PENDAULUAN....................................................................................................12 1.1
LATAR BELAKANG .......................................................................... 12
1.2
Perumusan Masalah ............................................................................. 13
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................................. 14
1.4
Manfaat ................................................................................................. 14
1.5
Batasan Masalah................................................................................... 14
BAB II ................................................................................................................... 15 LANDASAN TEORI............................................................................................15 2.1
Tinjauan studi ....................................................................................... 15
2.2 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 19 2.2.1 Sistem Parkir ....................................................................................... 19 2.2
Citra (image) ......................................................................................... 23
2.2.1
Tujuan pengolahan citra .............................................................. 26
2.2.2
Metodologi pengolahan citra........................................................ 26
2.2.3
Citra Biner ..................................................................................... 27
2.3 Diteksi Tepi (Sobel) .................................................................................. 28 2. 4 Template Matching .................................................................................. 30 2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 33
8
BAB III..................................................................................................................35 METODE PENELITIAN ....................................................................................35 3.1
Analisa Kebutuhan Sistem .................................................................. 35
3.2
Pengumpulan Data ............................................................................... 35
3.3
Studi Pustaka ........................................................................................ 38
3.4
Pelatihan Data ....................................................................................... 38
3.5
Analisis Data ......................................................................................... 38
3.6
Flowchart Penelitian ............................................................................ 39
BAB IV ..................................................................................................................40 ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................40 4.1 Persiapan Data ........................................................................................... 40 4.2 Pengolahan Citra Awal ............................................................................. 41 4.2.1 Segmentasi ........................................................................................... 41 4.2.2 Deteksi Tepi (sobel)............................................................................. 41 4.2.2 Template Matching............................................................................. 41 4.2.3 Menghilangkan Noise ......................................................................... 42 4.3 Tampilan Aplikasi ..................................................................................... 42 4.4 Pembahasan ............................................................................................... 43 BAB V....................................................................................................................45 KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN SELANJUTNYA....................45 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 45
9
DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 state of the art ....................................................................................... 16 Tabel 3.1 Instrumentasi Penelitian ........................................................................ 35
10
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Contoh Citra ..................................................................................... 27 Gambar 2. 2 Matrik 3x3 ........................................................................................ 28 Gambar 2. 3 Mask sobel 3x3................................................................................. 30 Gambar 2. 4 Alur Template Matching .................................................................. 32 Gambar 3. 1 Model Prototyping ........................................................................... 37 Gambar 3. 2 Flowchart Penelitian ......................................................................... 39 Gambar 4. 1 Citra Awal ........................................................................................ 40 Gambar 4. 2 Citra dengan Template Maching ...................................................... 40 Gambar 4. 3 Lokasi Area Parkir ........................................................................... 42 Gambar 4. 4 Lokasi parkir yang sudah terisi ....................................................... 43 Gambar 4. 5 Hasil diteksi objek menggunakan template Matching ..................... 43
11
BAB I PENDAULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lalu lintas yang bergerak suatu saat akan berhenti baik sementara maupun berhenti dalam waktu yang cukup lama. Yang tentunya akan memerlukan tempat untuk memarkir kendaraannya. Jelas penyediaan tempat parkir sangat di butuhkan dalam sistem lalu lintas. Area parkir sangat di butuhkan di tempat umum seperti pusat pembelanjaan (mall), apalagi dengan berkemang pesatnya produksi mobil di Indonesia. Jumlah mobil yang semakin bertambah maka akan semakin sulit mencari area parkir untuk kendaraan mobil. Kurangnya informasi tentang area parkir yang kosong dan sudah terisi mengakibatkan pengguna jasa parkir terjebak terlalu lama di area parkir untuk memarkirkan kendaraannya. Pengenalan lokasi parkir kendaraan roda empat di Indonesia masih sangat jarang di terapkan. Hal ini sangat di sayangkan karena pengguna kendaraan roda empat semakin banyak dan belum teroganisir dengan baik. Kebanyakan pusat pembelanjaan besar (mall) hanya menggunakan sistem pakir otomatis di mana palang parkir otomatis dapat terbuka ketika pengemudi menekan tombol tiket pada sistem yang telah di sediakan. Pengenalan area parkir untuk mengetahui apakah area tersebut sudah terisi atau masih kosong juga penting untuk membantu pengendara yang akan memasuki lokasi area parkir mall tersebut dan petugas parkir. Template matching ialah suatu teknik dalam pengolahan citra digital yang menemukan bagian-bagian kecil dari suatu gambar yang cocok dengan template gambar. Template matching merupakan salah satu ide yang di gunakan untuk menjelaskan bagian otak dapat mengenali kembali bentuk-bentuk atau pola dari suatu gambar template dalam konteks rekognisi pola menunjuk suatu kontruk pada internal yang jika cocok (match).
12
Sebelumnya sudah ada penelitian mengenai pengenalan tempat parkir di sebuah area tertentu, dan memenuhi kebutuhan penyedia parkir dan pengemudi kendaraan. Salah satunya penelitian dari University of Nebraska yang di lakukan oleh ( Hongwei Wang, 2011). Di mana yang di bahas dalam penelitiannya ialah untuk sistem parkir cerdas berbasis reservasi. Dalam penelitian yang di lakukan membahas ke efektifan menentukan lokasi parkir dan harga parkir mempengaruhi dalam pemilihan slot parkir. Sistem parkir cerdas dapat di anggap sebagai sistem cyber-fisik penuh (CPS). Berdasarkan latar belakang permasalahan yang di bahas penelitian ini menggunakan metode template matching dan diteksi tepi (sobel). Template matching dan diteksi tepi (sobel) menjadi metode yang di pilih karena memiliki keunggulan untuk mengolah suatu citra digital. Peneliti juga mengacu pada penelitian yang di lakukan oleh ( Hongwai Wang, 2011 ) dan ( sri enggal indriani, dkk, 2014). Dimana penelitian yang di lakukan sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Berdasarkan latar belakang yang sudah di tulis peneliti memilih judul : “ implementasi lokasi parkir kendaraan roda empat menggunakan metode template matching pada pusat pembelanjaan (mall)”.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir disini dapat didefinisikan sebagai berikut.
Menentukan lokasi parkir bagi kendaraan mobil pada area parkir pusat pembelanjaan (mall) untuk mengetahui masih ada slot kosong atau penuh sebelum pengguna kendaraan memasuki area parkir.
13
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari tugas akhir disini antara lain adalah sebagai berikut.
Menentukan lokasi parkir pada mobil yang membantu pengedara mobil untuk mengtaui slot parkir di area pusat pembelanjaan (mall) tersebut masih ada slot kosong atau penuh sebelum pengemudi memasuki area parkir mall.
1.4 Manfaat
a) Adanya sistem yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini menentukan area parkir mobil di pusat pembelanjaan (mall), untuk menentukan lokasi parkir dimana slot di area parkir masih ada yang kosong atau penuh . b) Tidak membutuhkan waktu yang lama ketika harus memarkir kendaraan mobil saat memasuki area pusat pembelanjaan (mall) karena lokasi parkir yang kosong telah di tunjukan oleh monitor pada saat memasuki area parkir. c) Adanya sistem ini, maka dapat memberikan kemudahan bagi pihak pengemudi ataupun petugas parkir dalam bidang pelayanan pelayanan.
1.5 Batasan Masalah
1. Aplikasi dalam tugas akhir ini hanya menangani penentuan lokasi parkir di mana sistem akan memberi tahu masih ada slot yang kosong atau penuh pada area parkir mobil. 2. Hanya membahas lokasi parkir pada mobil. 3. Aplikasi ini dirancang menggunakan pemograman Matlab.
14
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan studi
Penelitian terkait dengan topik yang diangkat peneliti pernah dilakukan oleh Sasotya Angga Kurnia, dkk pada tahun 2013 dengan judul “ Metode sobel edge dan template matching dalam pengenalan pengenalan sobel edge method and template matching in automatic number plate recognition “. Membahas mengenai proses pengenalan plat nomor menggunakan template matching. Sobel Edge ,Horizontal Vertical Projection dan Spectral Analysis melalui Fourier Transform digunakan dalam mengimplementasikan sistem pengenalan lokasi plat nomor kendaraan yang akan menghasilkan power spectrum yang diproses oleh Spectral Analysis untuk mendapatkan lokasi plat nomor dari sebuah kendaraan.
Penelitian serupa di lakukan oleh Apriyana, Delta Sri Maharani, Shinta Puspasari, dan Renni Angreni yang berjudul “ perbandingan metode sobel, metode prewitt dan metode robert untuk diteksi tepi objek pengenalan
bentuk
berbasis
citra
digital
“.Dimana
pada aplikasi
nantinya
dapat
membandingkan keakuratan atau selisih akurasi dari hasil pengenalan bentuk dari ketiga metode yang diterapkan untuk mengetahui ke akuarasian dari setiap metode yang di gunakan. Deteksi tepi merupakan langkah pertama untuk melengkapi informasi di dalam citra dimana tepi mencirikan batas- batas objek dan karena itu tepi berguna untuk proses segmentasi dan identifikasi objek dalam citra.
Terdapat penelitian yang cukup relevan pada tahun 2014 oleh Usman Nurhasan, Hadi Suyono dan M. Aziz Muslim berjudul “ Sistem Cerdas Pencarian Lokasi Parkir Terbaik dengan Algoritma Fuzzy-Best Fit “. Dalam penelitian tersebut fokus peneliti terdapat pada kasus pencarian lokasi parkir 15
terbaik. Lokasi parkir terbaik yang dimaksud adalah area parkir yang memiliki bobot terendah dalam parameter jarak dan memiliki bobot terendah pula dalam parameter kapasitas. Selain hal tersebut, pemilihan slot didalam area akan ditentukan dengan membandingkan bobot slot dan bobot kendaraan yang masuk.
Tabel 2. 1 state of the art
16
17
18
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Sistem Parkir Pada kasus pencarian lokasi parkir, tidak hanya jarak area saja yang dijadikan sebagai acuan sebagai pertimbangan pemilihan lokasi. Namun faktor kepadatan area dan pembobotan slot juga menjadi pertimbangan yang penting. Sistem parkir pintar ialah suatu perangkat untuk mengetahui tentang suatu kendaraan di mana ketika ada lokasi yang belum terisi atau sudah terisi maka dapat di ketahui terlebih dahulu. khususnya parkir paralel, tegak lurus ataupun serong tanpa perlu dikemudikan oleh pengemudi kendaraan, bahkan bisa dilakukan dari luar kendaraan[1] . Sistem berkendara pintar terus dikembangkan seperti awalnya dimulai dengan sistem parkir pintar sebagaimana dikembangkan oleh Toyota Prius pada tahun 2006. Dimana Sistem parkir pintar dapat bekerja dengan menggunakan prosesor komputer yang digunakan dengan masukan mengenai ruang parkir yang kosong, dengan sistem parkir seperti ini di harapkan akan memudahkan pengemudi dalam menemukan lokasi yang belum terisi untuk kendaraan yang di gunakannya. Sistem parkir pintar bekerja dengan menggunakan bantuan komputer yang mendapatkan masukan mengenai ruang parkir yang kosong sehingga pengendara mengetahui apakah area parkir penuh atau 19
kosong dan mengetahui jumlah lokasi yang belum terisi oleh kendaraan.
Sistem manual tentunya menyebabkan beberapa kendala baik bagi petugas ataupun bagi pengendara mobil yang akan parkir. Dimana yang salah satu di perhatikan ialah jumlah kapasitas area parkir dalam tempat tersebut apakah dapat terkendali dengan baik atau tidak. Seperti area parkir mobil, mereka yang ingin memarkirkan mobil langsung masuk ke dalam area parkir tersebut tanpa megetahui terlebih dahulu apakah area parkir tersebut masih tersedia ruang untuk parkir atau tidak. Menentukan lokasi parkir pada mobil yang membantu pengedara mobil untuk mengtaui apakah slot parkir di area pusat pembelanjaan (mall) tersebut masih ada slot kosong atau penuh. sehingga dapat mengetahui dan memarkirkan mobilnya pada area yang telah disediakan sesuai dengan informasi yang diberikan serta memaksimalkan kinerja SDM, mengefektif dan mengefisienkan waktu dan fungsi dari lahan parkir yang disediakan serta membantu informasi menentukan jumlah area parkir yang tersedia. 2.2.1.1 parkir Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara yang memarkirkan kendaraannya. Parkir merupakan salah satu unsur prasarana transportasi yang tidak terpisahkan dari sistem jaringan transportasi, sehingga pengaturan parkir akan mempengaruhi kinerja suatu jaringan, terutama jaringan jalan raya. Daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk dan tingkat ekonomi yang tinggi mengakibatkan tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang tinggi pula. Apabila kondisi ini didukung dengan kebijakan pemerintah dalam manajemen lalu lintas yang tidak membatasi penggunaan mobil pribadi, maka akan mendukung pelaku pergerakan untuk selalu menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini akan menimbulkan kebutuhan lahan parkir yang besar pada zona tarikan s ebagai contoh pada daerah pusat pembelanjaan besar (mall).
20
Tidak semua pengembang pusat bisnis mampu menyediakan lahan parkir yang mencukupi, sehingga badan jalan yang berada di sekitarnya digunakan untuk lahan parkir. Apabila badan jalan tersebut dilalui lalu lintas dalam jumlah yang cukup besar maka bisa dipastikan bahwa parkir di badan jalan akan menimbulkan permasalahan lalu lintas (kecepatan menurun dan waktu tempuh meningkat. Timbulnya permasalahan parkir di kota-kota besar, termasuk kota semarang menuntut para ahli transportasi untuk betul betul memahami parkir. Konsep dan karakteristik parkir, analisis kebutuhan parkirr, perencanaan geometrik lahan parkir, dan kebijakan parkir merupakan materi bisa diimplementasikan untuk menangani permasalahan parkir .
2.2.2. Tempat Parkir Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 73 tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perparkiran Daerah yang dimaksud dengan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sedangkan tempat parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan di lokasi tertentu baik di tepi jalan umum, gedung, pelataran atau bangunan umum. Sementara itu berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, yang dimaksud dengan penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan baik di badan jalan maupun di luar badan jalan. Di kota Semarang retribusi parkir dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu retribusi parkir di tepi jalan umum yang berdasar Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Dan Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum dan retribusi tempat khusus parkir yang berdasarkan pada Peraturan Daerah No. 2 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Parkir Swasta Tempat Khusus Dan Retribusi Tempat Khusus Parkir. Obyek Retribusi Parkir di dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 tahun 2004 pasal 2 yang menjadi obyek retribusi parkir adalah pelayanan penyediaan tempat parkir umum yang disediakan oleh Pemerintah 21
Daerah. Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Daer ah Kota Semarang Nomor 2 tahun 2004 Pasal 9 yang menjadi obyek retribusi tempat khusus parkir adalah; 1. jasa pelayanan dan fasilitas tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah; yang meliputi penyediaan fasilitas tempat, penempatan dan penataan, keamanan dan ketertiban tempat khusus parkir; 2. Jasa pelayanan terhadap kegiatan pemberian ijin penyelenggaraan parkir swasta yang meliputi; biaya administrasi, biaya penelitian, biaya pengawasandan pengendalian. Subyek Retribusi Parkir Subyek retribusi parkir di tepi jalan umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan /menikmati jasa pelayanan dan fasilitas parkir di tepi jalan umum. Sedangkan subyek retribusi tempat khusus parkir yaitu orang pribadi atau badan yang menggunakan dan atau menikmati jasa pelayanan dan fasilitas tempat khusus parkir sementara subyek retribusi perijinan penyelenggaraan parkir swasta adalah orang atau badan yang menggunakan dan atau menikmati jasa perijinan.
2.2.3 Kendaraan Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam (perkakas atau alat untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yg dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam). Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas jalanan.10 Berdasarkan UU No. 14 tahun 1992 , yang dimaksud dengan peralatan teknik dapat berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan.Pengertian kata kendaraan bermotor dalam ketentuan ini adalah terpasang pada tempat sesuai dengan fungsinya. Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kereta gandengan atau kereta tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor sebagai penariknya. Kendaraan bermotor kita masukkan menjadi suatu benda bergerak karena memenuhi beberapa unsur - unsur dari kebendaan bergerak seperti :
22
1. Benda - benda yang karena sifatnya dapat berpindah atau yang dapat dipindah-pindahkan. 2. mobil, motor, Kapal-kapal dan perahu-perahu serta tongkang-tongkang selain dari yang termasuk dalam kebendaan tidak bergerak. 3. Hak-hak yang terbit atas pemakaian dan penggunaan serta penuntutan kembali atas kebendaan bergerak. 2.2 Citra (image) Citra terdiri dari 2 macarn: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerirna sinyal analog, seperti mata. Citra diskrit dihasilkan melalui proses digitalisasi terbadap citra kontinu. Beberapa sistem optik dilengkapi dengan fungsi digitalisasi sehingga mampu menghasilkan citra diskrit, misalnya kamera digital Citra diskrit inilah yang disebut citra digital. Citra yang merupakan garnbar pada bidang dna dimensi, seeara maternatis, adaIah fungsi kontinu dari intensitas cahaya pada bidang dna dirnensi. Citra digital merupkan fungsi intensitas cahaya f ( x, y ) dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra pada titik ters ebut. Citra digital adalah citra f ( x, y ) dimana dilakukan diskritisasi koordinat spasial
(sampling)
dan
diskritisasi
tingkat
kecemerlangannya/keabuan
(kwantisasi). Suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar / piksel / pixel / picture element / pels) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut. Citra digital dinyatakan dengan matriks berukuran N x M (baris/tinggi = N, kolom/lebar = M) dimana : N = jumlah baris
0 ≤ y ≤ N – 1
M = Jumlah Kolom
0 ≤ x ≤ M – 1
L = maksimal warna intensitas
0 ≤ f(x,y) ≤ L – 1
(derajat keabuan / gray level) 23
x 0
1
2
3
4
y baris / tinggi = 5
piksel
derajat keabuan x 0
1
2
3
4
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
y
24
kolom lebar = 5
contoh :
f (2,3) = 1 ( Berdasarkan koordinat matriks isi atau data citra digital sebelumnya ) f (3,2) = 1 (Berdasarkan koordinat piksel di layar )
Operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada citra bila : 1. Perbaikan atau memodifikasi citra dilakukan untuk meningkatkan kualitas penampakan citra/menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung dalam citra (image enhancement) contoh : perbaikan kontras gelap/terang, perbaikan tepian objek, penajaman, pemberian warna semu, dll 2. Adanya cacat pada citra sehingga perlu dihilangkan/diminimumkan (image restoration) contoh : penghilangan kesamaran (debluring) Æ citra tampak kabur karena pengaturan fokus lensa tidak tepat / kamera goyang, penghilangan noise 3. Elemen dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokan atau diukur (image segmentation) Operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan pola. 4. Diperlukannya ekstraksi ciri-ciri tertentu yang dimiliki citra untuk membantu dalam pengidentifikasian objek (image analysis).
Proses
segementasi kadangkala diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkan dari sekelilingnya. Contoh : pendeteksian tepi objek 5. Sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain (image reconstruction) contoh : beberapa foto rontgen digunakan untuk membentuk ulang gambar organ tubuh 6. Citra perlu dimampatkan (image compression) contoh : suatu file citra berbentuk BMP berukuran 258 KB dimampatkan dengan metode JPEG menjadi berukuran 49 KB 25
7. Menyembunyikan data rahasia (berupa teks/citra) pada citra sehingga keberadaan data rahasia tersebut tidak diketahui orang (steganografi & watermarking).
2.2.1
Tujuan pengolahan citra Pengolahan citra memiliki tujuan antara lain: a. Pengolahan citra diperlukan untuk memperbaiki kualitas gambar dari aspek
radiometrik (peningkatan kontras, tranformasi warna, restorasi
citra) dan dari aspek gemetrik (rotasi, translasi, skala, transformasi geometrik) b. Melakukan proses penarikan informasi atau deskripsi objek atau pengenalan objek yang terkandung pada citra c. Melakukan kompresi atau reduksi data untuk tujuan penyimpanan data, transmisi data dan waktu proses data.
2.2.2
Metodologi pengolahan citra
Metodologi Pengolahan Citra Metode-metode pengolahan citra yaitu : a. Pembentukan citra (data acquisition) Menentukan data yang diperlukan dan memilih metode perekaman citra digital b. Pengolahan citra tingkat awal (image preprocessing) Meningkatkan kontrak, menghilangkan ganggung geometrik/radiometrik, menentukan bagian citra yang akan diobservasi. 26
c. Segmentasi citra (image segmentation) dan Deteksi sisi (edge detection) Melakukan partisi citra menjadi wilayah-wilayah objek (internal properties) atau menentukan garis batas wilayah objek (external shape characteristics). d. Seleksi dan ekstraksi ciri (feature extraction and selection) 2.2.3
Citra Biner Citra biner ( binary image ) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat keabuan yaitu hitam dan putih. Setiap titik ( pixel ) dalam citra bernilai 0 atau 1 warna hitam = 0 , putih = 1.
Catatan : Model citra cahaya = ada cahaya ( = 1 ) maka warna putih. Model citra cahaya = tidak ada cahaya ( = 0 ) maka warna
hitam.
Model citra tinta atau cat = ada cat ( = 1 ) maka warna hitam. Model citra tinta atau cat = tidak ada cat ( = 0 ) maka warna putih. Setiap titik membutuhkan media penyimpanan 1 bit. Contoh :
Gambar 2. 1 Contoh Citra Citra biner ( Hitam = 0,
Putih = 1 ).
=11011011 =11011011 =11000011
27
=11011011 =11011011
2.3 Diteksi Tepi (Sobel)
Sobel merupakan salah satu pengembangan dari edge detection (metode Robert). Algoritma pemograman yang berfungsi sebagai filter image. Filter mendeteksi keseluruhan edge yang ada. Proses filter ini menggunakan sebuah operator yang di berinama operator sobel. Sobel menggunakan matrik N x N, yang berordo 3 x 3, 5 x 5, 7 x 7, dan sebagainya. Matrik seperti ini di gunakan untuk mempermudah mendapatkan piksel tengah sehingga menjadi titik tengah matriks (a ij). Pixel tengah ini adalah pixel yang nantinya akan di periksa, cara memanfaatkan matrik ini sama dengan pemakaian sebuah grid, yaitu dengan cara memasukan pixel – pixel di sekitar yang di periksa ( pixel tengah ) kedalam matrik. Cara demikian disebut spatial filtering.
a0
a1
a2
a7
aij
a3
a6
a5
a4
Gambar 2.2 Matrik 3x3
Di definisikan G y = sebagai arah penelusuran secara vertikal Gy = ( a0 - a6 ) + ( a2 - a4 ) + 2( a 1 - a5 ) Gy = ( a0 + 2a1 + a2 ) – ( a4 + 2a5 + a6 ) ..............................................( 1 )
28
Dan Gx sebagai arah pelurusan secara horizontal Gx = ( a0 – a2 ) + ( a6 – a4 ) + 2 ( a 7 – a3 ) Gx = ( a0 + 2a7 + a6 ) – ( a2 + a4 + 2a3 ).................................................( 2 )
Definisi menggunakan nilai mutlak di berikan G = |Gx| + |Gy|......................................................................................( 3 )
Dengan membandingkan area di atas persamaan ( 1 ) bisa di lihat bahwa (Gy) berbeda antara baris pertama dan ketiga. Dimana element terdekat (aij) adalah ( a1 dan a5 ) lebih besar dua kali di bandingkan nilai sekelilingnya ( hal itu berdasarkan intusi wilayah atau area 0 ) juga pada persamaan ( 2 ). Yang berbeda pada Gx adalah kolom a 3 dan a7. Gx adalah arah dari x dan Gy merupakan arah dari y. Persamaan dari ( 1 ) dan ( 2 ) di implementasikan dari operasi sobel dan dapat di nilai dari persamaan ( 3 ).
Contoh perhitungan matrik 3x3 :
4
2
4
5
4
6
3
2
3
Gy = ( 4 – 3 ) + ( 4 – 3 ) + 2 ( 2- 2 ) = 1 + 1 + 0 = 2 Gy = ( 4 + 2.2 + 4 ) – ( 3 + 2.2 + 3 ) = 12 – 10
= 2
Gx = (4 – 4 ) + ( 3 – 3 ) + 2 ( 5 – 6 ) = 0 + 0 + 2 = 2 Gx = ( 4 + 2.5 + 3 ) – ( 4 + 3 + 2.6 ) = 17 – 19
G = |Gx| + |Gy| = 0 + 4 = 4
29
= -2
*
*
*
*
4
*
*
*
*
Jadi titik tengah dari matrik 3x3 di atas adalah 4. Teknik spatial filtering biasanya menggunakan sebuah matrik tambahan yang biasanya disebut mask. Ukuran matrik mask sama dengan ukuran matrik pixel N x N. Di dalam mask ini unitnya di simpan jenis operasi yang akan di lakukan terhadap matrik pixel. Tetapi tidak semua spatial filtering menggunakan mask untuk menyimpan operasinya. Sobel operator di terapkan dalam dua buah mask yaitu :
-1
0
1
-1
-2
-1
-2
0
2
0
0
0
-1
0
1
1
2
1
Mask (a) Vertikal
Mask (b) Horizontal Gambar 2. 3 Mask sobel 3x3
Mask pertama yaitu mask (a) di gunakan untuk menghitung selisih titik pada sisi vertikal. Sehingga di hasilkan titik penelusuran arah vertikal. Mask kedua yaitu (b), di gunakan untuk menghitung selisih titik pada sisi horizontal sehingga di hasilkan titik hasil penelusuran arah horizontal.
2. 4 Template Matching
Template matching merupakan sebuah teknik dalam pengolahan citra digital yang menemukan bagian-bagian kecil dari gambar yang cocok dengan template gambar. Template matching salah satu ide yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana otak kita mengenali kembali bentuk-bentuk atau pola-pola. Template dalam konteks rekognisi pola menunjuk pada konstruk internal yang jika cocok (match ) dengan stimulus penginderaan mengantar pada rekognisi suatu objek. Sebelum memulai dari algoritma 30
pengenalan karakter yang dinormalisasi menjadi blok-blok yang tidak mengandung spasi ekstra. Pemisahan karakter ini dilakukan dengan operasi pelebaran. Mengolesi diterapkan dalam arah vertikal dan horisontal untuk menemukan daerah karakter. (Saqib Rasheed,2012). Perhitungan pada template matching dapat di contohkan sebagai berikut:
X=
( 12 12 )
ₑ
1=
ₑ
A=
0 1 ) ( 1,5 2,5 ( 12 12 )
| x – a | =
2 =
B=
0 1 ) ( 1,5 2,5
-
=
0 | | 0,51 0,5
=
2
( 12 12 )
| x – b | =
=
=
( −12 40 )
-
( −12 40 )
| 00 21| -1
E = min ( 31
ₑₑ 1,
2 )
= -1
Dari perhitungan di atas bisa di simpulkan bahwa nilai X lebih indentik dengan B dari pada A. Dikarenakan nilai hasil selisih antara kedua matrik tersebut adalah yang terkecil. Penggunaan metode template matching akan di gambarkan secara umum pada diagram alur di bawah ini :
Gambar 2. 4 Alur Template Matching
Langkah awal yang di lakukan adalah menentukan gambar lokasi parkir yang nantinya menjadi citra awal. Citra di capture untuk menjadi template, tahapan selanjutnya menditeksi lokasi parkir, gambar yang telah di capture dapat terditeksi atau jarak fokus saat mengcapture terjadi kesalahan. Citra di crop, di mana area lokasi tersebut terdapat citra awal yaitu area parkir yang masih kosong dan sudah terisi beberapa mobil di dalamnya. Citra awal dan citra yang lainnya di cocokan menggunakan diteksi tepi sobel untuk mendeteksi garis- garis yang signifikan, setelah itu gambar di hitung dengan penjumlahan matrik untuk mengitung citra yang akan di lakukan untuk uji coba. Tahapan yang selanjutnya templat e matching 32
untuk mencocokan citra awal dan citra sempel di mana citra awal nantinya akan di lakukan uji coba dengan memasukan citra sempel dan akan mengetahui hasilnya apakah lokasi tersebut sudah terisi mobil atau area tersebut masih kosong belum terisi
2.6 Kerangka Pemikiran
Masalah
Permasalahan yang di angkat dari tugas akhir ini Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah kurangnya pelayanan yang efisien pada area parkir di pusat pembelajaan (mall), hal ini menjadi kekurangan dalam pelayanan. Untuk mendapatkan pelayanan yang baik agar pngendara mobil tidak kecewa, banyak di jumpai ketika mobil telah memasuki area parkir dan ternyata area tersebut penuh maka pengendara harus keluar dan mencari tempat parkir di area lain, itu sangat membuang waktu yang lama. Tujuan
Tujuan dalam tugas akhir ini adalah memudahkan pengguna kendaraan untuk mengetahui apakah ada lokasi parkir yang masih kosong atau sudah terisi penuh. Eksperimen Data
Metode
Mengumpulkan data-data
Tool
1. Metode Survei
dari
lokasi parkir untuk dijadikan
bahan
penelitian. Hasil
33
`1. Matlab
Memberikan informasi lokasi parkir yang masih kosong dan sudah terisi berdasarkan lokasi dan dapat menginformasikan jumlah lokasi parkir yang belum terisi. Manfaat
Membantu pengguna kendaraan untuk mengetahui apakah ada lokasi parkir yang masih kosong atau sudah terisi penuh. Sehingga pegendara kendaraan tidak akan kesusahan untuk memarkir kendaraannya saat berada di pusat pembelanjaan.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Analisa Kebutuhan Sistem
Dalam membuat suatu sistem, peneliti membutuhkan bahan sebagai penunjang agar hasil serta tujuan aplikasi tercapai dengan tepat dan sesuai seperti harapan. beberapa kebutuhan yang diperlukan yaitu kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, kebutuhan data, spesifikasi sistem serta sistematika kerja sistem. Tabel 3.1 Instrumentasi Penelitian PERANGKAT KERAS
1 Processor
:
PERANGKAT LUNAK
Processor
intel i5 2,7 GHz 2
Harddisk 1 TB
3
Monitor LCD 14”
RAM
Codding Template matching, diteksi tepi : matlab
: 4,00 GB
OS Windows 10 Professional 64-bit
3.2 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang akan digunakan, didapatkan dari survai pada lokasi parkir sebuah mall yang berada di semarang dan dari internet yang berupa gambar data ruang parkir data tersebut terdiri dari, area lokasi parkir yang kosong dan area parkir yang sudah terdapat mobil di dalamnya. Pengolahan area parkir dalam penelitian ini hanya untuk area lokasi parkir mobil, di mana ketika mobil akan memasuki area parkir maka pangguna juga mengetahui apakah area parkir masih kosong atau sudah terisi penuh.
35
Apabila area parkir penuh maka sistem akan memberi tahu terlebih dahulu kepada penggemudi sebelum pengemudi memasuki area parkir. Pengambilan data menggunakan kamera handphone, di mana gambargambar yang di ambil nanti adalah area parkir kendaraan roda empat. Fokus kamera pada lokasi parkir menjadi hal yang penting, ketika kamera mendapatkan citra yang kurang bagus maka untuk mengolah citra tersebutpun tidak dapat di lakukan. Menentuan cahaya dan titik fokus kamera pada obek menjadi hal penting dalam pengambilan data area lokasi parkir.
1.3 Implementasi Sistem
Prototype merupakan metodologi pengembangan software yang menitik-beratkan pada pendekatan aspek desain, fungsidan user interface. Developer dan user fokus pada user-interface dan bersamasama mendefinisikan spesifikasi, fungsi,desain dan bagaimana software bekerja. Developer dan user bertemu dan melakukan komunikasi dan menentukan tujuanumum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian
yang
akan
dibutuhkan. Developer mengumpulkan
detaildari kebutuhan dan memberikan suatu gambaran dengan cetak biru (prototype). Dari proses tersebut akan diketahui detaildetail yang harus dikembangkan atau ditambahkan oleh developer terhadap cetak biru, atau menghapus detail-detail yang tidak diperlukan oleh user . Proses akan terjadi terus menerus sehingga produk sesuai dengan keinginan dari user .
36
Gambar 3. 1 Model Prototyping
Tujuan utama dari prototype [Thompson, Wishbow - 1992] adalah :
Proses revisi dan pengujian terhadap produk dilakukan secara terus menerus, sehingga didapatkan produk yang sesuaidengan yang diinginkan oleh user . Proses testing dan revisi dapat dilakukan baik secara keseluruhan maupun partial pada bagian dari produk.
Proses
pengujian
harus
memiliki
perbandingan
baku
(benchmark ) sehingga menghasilkan produk yang secara empiristerukur sehinga menghindari kegagalan produk atau terjadi perbedaan persepsi antara developer atau user .
Dengan proses testing dan komunikasi yang terus menerus antara user dan developer diharapkan dihasilkan produkyang fungsional dan user-friendly.
37
3.3 Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi atau literatur yang terkait dalam penelitian. Informasi yang bersumber dari internet, paper ataupun artikel yang membahas mengenai, diteksi tepi (sobel) dan Template matching. Penelitian terkait juga pernah di lakukan oleh Endah Caesarria Pangestiningsih (2009) yang berjudul “ PERANCANGAN APLIKASI PENDETEKSI AREA PARKIR MOBIL (Studi Kasus Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang) “. Di mana Hal tersebut telah terselesaikan dengan dibuatnya gate otomatis yang dikontrol melalui sistem komputerisasi. Namun ternyata seiring meningkatnya mutu dan kualitas dari RSISA meningkat pula jumlah pengunjung begitu pula karyawan sebagai pelaksana didalamnya. Hal itu mengakibatkan bertambahnya kendaraan terutama mobil yang keluar masuk dari ydari RSISA itu sendiri maka penulis membuat sebuah aplikasi agar dapat membantu menyelesaikan masalah mendeteksi lahan parkir yang kosong.
3.4 Pelatihan Data
Pada tahap pelatihan, diambil sejumlah gambar pada area lokasi parkir yang suda terisi maupun belum terisi oleh kendaraan. Kemudian dilakukan fitur ekstraksi dari hasil pelatihan tadi. Lalu melakukan evaluasi secara subjektif untuk mengetahui jika area parkir terisi dan jika area parkir belum terisi. Fase pelatihan ini dimulai dari gambar yang nantinya di cocokan dan di hitung menggunakan diteksi tepi sobel dan template matching. Lokasi parkir yang sudah terisi dan belum terisi nantinya terlihat dan dapat mengetahui jumlah lokasi parkir yang belum terisi.
3.5 Analisis Data
Teknik analisis data ialah suatu langkah yang paling menentukan dari sebuah penelitian, karena analisis data sangat menentukan untuk menyimpulkan hasil penelitian. Pada penelitian ini menggunakan penelitian 38
kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penentuan cara mencari, mengumpulkan, dan menganalisis suatu data hasil penelitian tersebut. Tujuannya agar memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan
manusia
yang
diteliti.
Sehingga
dipilihlah
menggunakan metode peneliti kualitatif.
3.6 Flowchart Penelitian
Flowchart atau Diagram alir penelitian adalah gambaran beberapa tahapan penelitian. Pada penelitian ini meliputi data sistem parkir dengan menggunakan metode. Flowchart pada penelitian akan di gambarkan sesuai alur di bawah ini :
Gambar 3. 2 Flowchart Penelitian 39
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Persiapan Data
Dalam melakukan eksperimen di perlukan suatu citra pada data base berjenis *jpg. Citra yang di gunakan dalam file ini adalah citra berwarna dan nantinya akan menjadi citra hitam dan putih. Citra ini nantinya akan di cocokan antara citra 1 dengan citra lainya dengan menggunakan template matching.
Gambar 4. 1 Citra Awal
Gambar 4. 2 Citra dengan Template Maching
Di atas merupakan salah satu contoh lokasi parkir di mana citra awal dan citra yang telah di ubah menggunakan tamplate matching. Semakin bagus kualitas gambar maka keakurasian dari citra yang di hasilkan untuk mendeteksi area parkir akan lebih baik hasilnya. 40
4.2 Pengolahan Citra Awal
Tahap preprossesing adalah proses awal yang dilakukan untuk memudahkan
mengenal
objek
yang
dikenali/
diklasifikasikan.
Misal
memperbaiki kualitas objek, memisahkan objek dari latar belakang, melakukan normalisasi dan lain-lain. Sehingga dalam tahap ini adalah mengkondisikan gambar lokasi parkir agar dapat ditemukan posisi lokasi parkir dan memisahkan dari latar belakangnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 4.2.1 Segmentasi Dalam melakukan pengenalan sebuah objek di antara banyak objek dalam citra, komputer harus melakukan proses segmentasi terlebih dahulu. Segmentasi juga dapat di artikan memisahkan citra menjadi bagian-bagian yang diharapkan merupakan objek-objek tersendiri. membagi suatu citra menjadi wilayahwilayah yang homogen berdasarkan kriteria keserupaan tertentu antara derajat keabuan suatu piksel dengan derajat keabuan piksel-piksel tetangganya. 4.2.2 Deteksi Tepi (sobel) Sebuah proses yang di lakukan untuk mengetahui hasil segmentasi pada sebuah objek citra digital. Metode sobel merupakan pengembangan metode robert dengan menggunakan filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Metode ini menggambil prinsip dari fungsi laplacian dan gaussian yang di kenal sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF. Kelebihan dari metode sobel ini adalah kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan diteksi tepi.
4.2.2 Template Matching Template Matching sutu metode pengenalan citra dengan cara melakukan suatu proses operasi pengurangan suatu matrik citra uji dengan matrik citra lain dan hasilnya di mutlakan. Hasil dari perhitungan matrik tersebut dapat di nilai selisih antara matrik uji dengan matrik latih. Semakin kecil nilai selisih, semakin dekat persamaan antara kedua matrik tersebut. 41
4.2.3 Menghilangkan Noise Setiap citra memiliki noise,
merupakan salah satu hal yang dapat
mempengaruhi pendeteksian karakteristik citra lokasi parkir, digunakan perbaikan noise agar karakter yang dideteksi dapat dikenali secara akurat. 4.3 Tampilan Aplikasi
Berikut adalah tampilan aplikasi yang digunakan dalam pendeteksian lokasi parkir . sistem pendeteksi akan membaca yang ada dalam citra atau segmen citra lokasi parkir yang digunakan dalam pendeteksian, kemudian dari segmen citra yang didapat, citra template matching. akan mendeteksi kemiripan guna mendapatkan hasil citra dari lokasi parkir yang dideteksi. Namun citra yang dideteksi haruslah jelas sehinggga hasil yang di dapatkan akan lebih baik pada citra template matching. Ini adalah contoh hasil pendeteksian lokasi parkir pada kendaraan roda empat. Citra dibawah merupakan lokasi parkir dari kendaran roda empat.
Gambar 4. 3 Lokasi Area Parkir Gambar diatas akan dimasukkan ke dalam aplikasi dan akan di cocokan dengan gambar yang sama tetapi di area lokasi tersebut terdapat lokasi yang di isi, menggunakan fitur yang sudah disebutkan diatas. Salah satunya adalah konversi deteksi tepi sobel dan template matching. Berikut gambar lokasi parkir yang di dalamnya terdapat area yang sudah di isi dan masih kosong :
42
Gambar 4. 4 Lokasi parkir yang sudah terisi
Berdasarkan hasil segmentasi citra yang didapatkan. Citra tersebut akan diproses menggunakan template matching yang akan mendeteksi setiap karakter yang ada didalam citra tersebut.
Gambar 4.5 Hasil diteksi objek menggunakan template Matching
Dari citra diatas akan dideteksi menggunakan metode template matching berdasarkan karakter gambar yang berisi karakter angka dan numerik citra,
4.4 Pembahasan
Penelitian ini di dasari permasalahan yang ada di pusat pembelanjaan (mall) di pusat kota semarang. Di mana sistem parkir yang berada di sana, sering kali menimbulkan kekacauan akibat lokasi parkir yang terkadang penuh tetapi 43
pengunjung tidak mengetahui. Lokasi parkir tersebut juga tidak terdapat sistem yang memberikan informasi di lokasi mana area parkir yang masih kosong dan sudah terisi, sehingga menimbulkan waktu yang lama bagi seorang pengemudi untuk memarkikan kendaraannya saat akan memasuki pusat pemblanjaan tersebut. Atas dasar permasalahan tersebut penulis memberikan salah satu alternatif untuk sebuah masalah yang di hadapi dengan memberikan solusi menentukan lokasi parkir dengan metode template matching. Metode yang di gunakan adalah metode template matching. Metode tersebut merupakan metode penerapan citra dengan cara membandingkan antara data masukan dan data di database, yang kemudian akan di cari nilai selisih yang terkecil. Template matching sering digunakan dalam pembuatan sebagai bagian dari kontrol kualitas, atau sebagai cara untuk mendeteksi tepi dalam
gambar.
Metode
template
matching
di
harapkan
dapat
mengimplementasikan dalam sistem penentuan lokasi parkir pada pusat pembelanjaan (mall) yang berada di kota semarang.
44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN SELANJUTNYA
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan proses penelitian yang di lakukan dalam kaitannya Tugas Akhir yang telah di susun, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem lokasi parkir dapat melakukan pengecekan dan menampilkan area parkir yang masih kosong dan sudah terisi kendaraan dan menentukan jumlah area parkir yang masih belum terisi. 2. Fungsi – fungsi yang ada pada sistem lokasi parkir dapat menerima input dan menghasilkan output yang sesuai.
5.2 Saran dan penelitian selanjutnya
Dibawah ini merupakan beberapa saran untuk dapat menjadi cuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut kaitannya dengan sistem lokasi parkir pada kendaraan roda empat : 1. Sistem lokasi parkir pada kendaraan roda empat di pusat pembelanjaan besar (mall) dapat di kembangkan lagi untuk menunjang perkembangan teknologi kedepannya. 2. Proses pengecekan lokasi parkir pada kendaraan roda empat di pusat pembelanjaan besar (mall) menjadi suatu node dapat di kembangkan agar dapat di lakukan otomatis ketika pengemudi belum memsuki area parkir
45