KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KESAMBEN NOMOR 020/SK/DIR/I/20 020/ SK/DIR/I/2019 19 TENTANG PENETAPAN PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA)
Menimbang :
Mengingat :
a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien di Rumah Sakit, diperlukan pelayanan keperawatan yang berkualitas, aman dan efektif. b. Bahwa untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, aman dan efektif untuk masing-masing pasien, diperlukan suatu kajian pasien yang seragam se ragam dan berkesinambungan c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, maka perlu diterbitkan Surat Keputusan Keputusan Direksi tentang tentang Kebijakan Kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan 3. Surat Keputusan Direktur PT.Sarana Budi Mulyo Nomor 003/SK-DIR/PTSBM/VII/2018 tanggal 02 juli 2018 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Wava Husada Kesamben.
MEMUTUSKAN Menetapkan :
Pertama
:
Kedua
:
Ketiga
:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KESAMBEN TENTANG SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA) Surat Keputusan Penetapan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) (PPA) Yang Berkompeten Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran keputusan ini Keputusan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal diterbitkan dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali. Apabila hasil evaluasi mensyaratkan mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Kesamben Pada Tanggal : 10 Januari 2019 Direktur,
Dr. Dwi Bambang Ari Wibowo NIK. 01.0518.015
SK PENETAPAN PENETAPAN PROFESIONAL PEMBERI PEM BERI ASUHAN (PPA) – Hal. xx
Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Wava Husada Kesamben Nomor : 020/SK/DIR/I/2019 Tentang : Surat Keputusan Penetapan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) Tanggal : 10 Januari 2019 A. Pengertian: Proses yang terus menerus dan dinamis yang digunaan disebagian besar unit kerja yaitu rawat jalan dan rawat inap untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien dan terdiri dari 3 (tiga) proses yaitu: 1. Pengumpulan informasi dan data mengenai status fisik,psikologis,sosial ekonomi, nutrisi dan spiritual serta riwayat kesehatan pasien 2. Analisa data dan informasi termasuk hasil tes laborat dan pemeriksaan diagnostik untuk mengidentifikasi kebutuhan keperawatan kesehatan pasien 3. Pengembangan rencana Keperawatan/ Medis untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. B. Tujuan: 1. Mengumpulkan informasi dari pemeriksaan fisik (dari kepala sampai ke kaki), psikologis, sosial ekonomi, nutrisi dan spiritual dan riwayat penyakit sebelumnya dan pengkajian tambahan 2. Mengumpulkan hasil pemeriksaan penunjang (laborat dan radiologi) 3. Semua Menganalisa hasil pemeriksaan untuk menentukan diagnose 4. Menentukan perencanaa tindakan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien C. Kebijakan: 1. Format Pengkajian Keperawatan yang ada di Rumah Sakit: a. Anak b. Umum c. Bayi d. Rawat Jalan e. Kebidanan f. IGD g. ICU/ PICU 2. Format Pengkajian Medis yang ada di Rumah Sakit a. Bayi b. IGD c. Rawat Jalan 3. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku. 4. Setiap pasien rawat jalan dilakukan asesmen informasi yang meliputi data umum pasien dan data medis. 5. Pengkajian rawat jalan untuk identitas pasien diisi oleh pasien /keluarga dan pengkajian rawat jalan harus direview 3 tahun sekali ( Apabila ada perubahan alamat dapat segera direview, tidak perlu menunggu 3 tahun) 6. Setiap pasien rawat inap dilakukan asesmen informasi yang meliputi tata tertib Rumah sakit, Hak dan kewajiban pasien dan keluarga, tarif perawatan, Informasi petugas yang merawat pasien, Informasi tentang catatan perkembangan pasien, Informasi waktu konsultasi, Discharge Planning dan fasilitas ruangan. 7. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen
SK PENETAPAN PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA) – Hal. xx
8. pasien baru dilakukan asesmen awal a. medis dilakukan oleh dokter jaga ruangan yang sudah punya STR dan apabila dilakukan oleh Coas harus disupervisi oleh DPJP (dokter penanggung jawab pasien) b. Asesmen awal keperawatan dilakukan oleh perawat yang berkompeten dalam hal ini yaitu D3 dan S1 yang memiliki STR dan tidak dilakukan oleh mahasiswa keperawatan. 9. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial ekonomi, nutrisi dan spiritual termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan 10.Evaluasi keluhan pasien (S: subyek, O: obyekif, A: asesmen, P: planning) dilakukan 3x sehari oleh perawat D3 dan S1 setiap shif dan ditulis pada Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 11.Asesmen awal medis IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD yang mempunyai STR dan sertifikasi ACLS, GEL, ATLS.Apabila operasi cito dilakukan harus ada catatan ringkas dan diagnosis praoperasi dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 12.Asesmen awal IGD keperawatan dilakukan oleh perawat IGD D- III dan SI yang mempunyai STR dan bersertifikat BTCLS. Perawat hanya melakukan asesmen dasar yaitu respiratori (A: airway, B: breathing, C: circulasi, D: drug), kardiovaskuler, riwayat penyakit sebelumnya, alergi dan sistem neurosenorik serta asesmen yang lain meliputi asesmen nutrisi, nyeri dan fungsional. 13.Hasil temuan semua asesmen diluar rumah sakit harus dinilai ulang dan diverifikasi saat pasien masuk rawat inap, untuk memperbaharui atau mengulang bagian- bagian dari asesmen medis yang sudah lebih dari 30 (tiga puluh) hari. 14.Asesmen awal Medis diisi dan dilengkapi dalam waktu di isi 1x24 jam atau lebih cepat sesuai kondisi pasien dari awal masuk rawat inap. 15.Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 (tiga puluh) hari, atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi. 16.Asesmen kurang dari 30 (tiga puluh) hari, setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk rawat inap. 17.Pasien yang direncanakan operasi harus dilakukan asesmen awal anestesi- bedah dan inform concent dilakukan oleh dokter anastesi – bedah. 18. Asesmen awal gizi dilakukan oleh perawat D3 dan S1 Keperawatan dan asesmen lanjutan dilakukan oleh ahli gizi. 19.Kajian resiko jatuh dan restrain (pengikatan). Bila ditemukan faktor beresiko, harus dilanjutkan dengan intervensi menggunakan form – form terkait, dan di evaluasi setiap 3 (tiga) hari sekali. 20. Setiap pasien rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan scrining untuk rasa sakit dan akan dilakukan asesmen lebih mendalam sesuai dengan umur, pengukuran intensitas dan kualitas nyeri ( karakter, kekerapan/ frekuensi, lokasi dan lamanya ) dan harus dicatat dalam form yang telah ditentukan. Perlu dilakukan assesmen ulang yang teratur dan tindak lanjut sesui kriteria yang telah di tetapkan rumah sakit dan sesuai kebutuhan pasien 21.Pasien dalam kondisi khusus (manula, kemoterapi, jiwa, imun rendah) pengkajian dimasukkan dalam pengkajian umum dan dapat diintegrasikan dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 22.Pasien terminal harus dilakukan asesmen awal dan asesmen ulang dan temuan dalam asesmen dilakukan dalam dokumentasi dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 23. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya dilakukan asesmen dan asesmen ulang sesuai kebutuhan individu pasien,temuan dalam asesmen harus di dokumentasikan dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 24.Pengkajian Perencanaan Kepulangan Pasien (Discharge planning) dilakuan awal pada saat pasien masuk rumah sakit, selama perawatan dan menentukan kebutuhann perencanaan pasien. 25.Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi dan pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan, merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien oleh dokter penanggung jawab pasien. 26.Pada pasien akut asesmen ulang dilakukan pada saat dokter DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) visit dan dilakukan 1x/hari termasuk akhir minggu dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
SK PENETAPAN PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA) – Hal. xx
27. Pada pasien non akut asesmen ulang dilakukan oleh dokter DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) bisa kurang dari sekali sehari dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 28. Asesmen ulang keperawatan pasien rawat inap keseluruhan, diulang setiap 30 (tiga puluh) hari dengan menggunakan form Pengkajian Keperawatan yang sesuai. 29.Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan oleh staf medis, keperawatan dan staf lain yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien 30.Pasien di informasikan hasil pemeriksaan penunjang (laborat dan radiologi) dan keluarga dilibatkan dalam proses perawatan pasien. Setiap pasien di informasikan hasil asesmen, perkembangan penyakitnya dan setiap diagnosa medis.
Ditetapkan di : Kesamben Pada Tanggal : 10 Januari 2019 Direktur
dr. Dwi Bambang Ari Wibowo NIK. 010518015
SK PENETAPAN PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN (PPA) – Hal. xx