5
Sistem Regulasi pada Manusia
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Konsep Dasar IPA
Dosen Pengampu : Dhuta Sukmarani, M.Si
Disusun oleh:
13.0305.0014 Barokatus Tsani A
13.0305.0015 Eka Noviana M
13.0305.0022 Putri Budi U
13.0305.0032 Anis Khoirunnisa
13.0305.0033 Zumrotul Inayah
REGULER 3/A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 3
Rumusan Masalah 3
Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
Sistem Saraf 6
Sistem Endokrin 15
Sistem Indera 18
BAB III PENUTUP 23
Kesimpulan 27
DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama anatara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem koordinasi.
System regulasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem endokrin/hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.
Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus Irianto. 2004)
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan sistem saraf, serta pembagiannya ?
Apa yang dimaksud dengan hormon ?
Apa saja alat indera pada manusia ?
Tujuan
Mengetahui pengertian sistem saraf dan pembagian ssistem saraf pada manusia.
Menginformasikan mengenai hormon dan macam fungsinya.
Untuk mengetahui alat indera pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Fungsi Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita,
Penglihat (mata)Penglihat (mata)Pendengar(telinga)Pendengar(telinga)Peraba (kulit)Peraba (kulit)Pembau (hidung)Pembau (hidung)Pengecap (lidah)Pengecap (lidah)Sistem saraf tak sadarSistem saraf tak sadarSistem saraf sadarSistem saraf sadarSistem saraf tepiSistem saraf tepiSumsum tulang belakangSumsum tulang belakangotakotakKelenjar endrokrinKelenjar endrokrindihasilkan olehdihasilkan olehSistem saraf pusatSistem saraf pusatSistem InderaSistem InderaHormonHormonSistem SarafSistem SarafSistem Regulasi ManusiaSistem Regulasi ManusiaPeta Konsep
Penglihat (mata)
Penglihat (mata)
Pendengar(telinga)
Pendengar(telinga)
Peraba (kulit)
Peraba (kulit)
Pembau (hidung)
Pembau (hidung)
Pengecap (lidah)
Pengecap (lidah)
Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar
Sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi
Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang
otak
otak
Kelenjar endrokrin
Kelenjar endrokrin
dihasilkan oleh
dihasilkan oleh
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat
Sistem Indera
Sistem Indera
Hormon
Hormon
Sistem Saraf
Sistem Saraf
Sistem Regulasi Manusia
Sistem Regulasi Manusia
Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya neuron).
Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).
Gambar Sel Saraf
Badan sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa menuju badan sel saraf.
Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Macam-Macam Sel Saraf
Sel saraf motorik (eferen): sel saraf yang membawa rangsang dari sistem saraf pusat ke sel-sel efektor (otot dan kelenjar).
Sel saraf sensorik (aferen): sel saraf yang membawa rangsang dari reseptor ke dalam sistem saraf pusat.
Sel saraf asosiasi: penghubung sel saraf sensorik dan motorik. Berdasarkan tempatnya dibagi menjadi dua:
Sel saraf konektor (Interneuron): menghubungkan antar neuron.
Sel saraf adjustor: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.
Struktur/susunan Sistem Saraf
Sistem Saraf Pusat
Otak
Gambar Otak
Otak Besar (Cerebrum)
Gambar Belahan pada Otak Besar
Otak besar dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Bagian dahi (lobus frontalis): berperan dalam aktivitas motorik volunter, kemampuan berbicara dan berbahasa, dan elaborasi pikiran.
Bagian tengah/ubun-ubun (lobus parientalis): berperan sebagai pengatur kerja kulit dan otot terhadap pengaruh panas, dingin, sentuhan, tekanan, dan nyeri serta merasakan kesadaran mengenai posisi tubuh.
Bagian samping (lobus temporalis): berperan sebagai pusat pendengaran.
Bagian belakang (lobus oksipitalis): berfungsi sebagai pusat penglihatan.
Otak Depan (Diensefalon)
Otak depan dibagi : talamus dan hipotalamus. Talamus merupakan pusat pengatur sensorik yang berasal dari otak besar, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik cerebrumsedangkan hipotalamus merupakan pengontrol suhu tubuh, pengontrol rasa haus dan pengeluaran urine, pengontrol asupan makanan, pengontrol perilaku dan emosi.
Otak Tengah (Mesencefalon)
Otak tengah merupakan pusat keseimbangan otak depan dan otak belakang. Otak tengah merupakan pusat dari refleks mata dan pendengaran.
Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
Otak Kecil (cerebelum)
Fungsi utama sebagai pusat keseimbangan otot dan koordinasi otot.
Gambar Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata
Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Berfungsi mengatur refleks fisiologi (denyut jantung, pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah).
Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dan ke otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Gambar Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Bagian-bagian sumsum tulang belakang:
Lapisan luar berwarna putih dan mengandung akson.
Lapisan dalam berwarna kelabu dan mengandung badan sel saraf.
Bagian dalam terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal (mengandung sensorik, dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang meliputi :
Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.
Gerak Refleks: reseptor – saraf sensorik – sumsum tulang belakang – saraf motorik – efektor.
Sistem Saraf Tepi
Tersusun atas 12 pasang saraf otak yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot.
No. Saraf
Nama Saraf
Jenis saraf
Impuls
I
Olfaktori
Sensori
Dari indera pencium pada lapisan lendir hidung
II
Optik
Sensori
Dari indera penglihat pada retina mata
III
Okulomotorik
Motor
Menuju otak penggerak bola mata
IV
Troklear pathenik
Motor
Menuju otak penggerak bola mata oblique superior
V
Trigeminal
Gabungan
Dari dan menuju daerah muka/wajah, gigi, dan rahang
VI
Abdusen
Motor
Menuju otot penggerak bola mata rektus eksternal
VII
Facial
Gabungan
Dari dan menuju lidah, wajah, bibir dan kelopak mata
VIII
Auditori
Sensori
Dari indera di telinga dalam (koklea dan saluran setengah lingkaran)
IX
Glossofaringeal
Gabungan
Dari daerah lidah belakang tonsil, langit-langit menuju kelenjar ludah dan otot-otot faring
X
Vagus
Gabungan
Dari dan menuju laring, paru-paru, jantung, lambung, pankreas, hati, otot-otot badan, dan otot anggota gerak
XI
Spinalis
Motor
Menuju otot laring, faring dan langit-langit halus
XII
Hipoglosal
Motor
Menuju otot-otot lidah
Serabut saraf otak/cranial, diantaranya Olfaktoriu (penciuman), Optik (penglihatan), Stato akustik (keseimbangan dan pendengaran).
Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga.
Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan VII.
Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII.
Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX.
Saraf pengembara, yakni saraf yang mempunyai daerah jelajah luas yaitu saraf nomor X (nervus vagus)
Serabut saraf tulang belakang/spinal, merupakan gabungan saraf sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik masuk ke akar dorsal, sedangkan serabut saraf motorik keluar melalui akar ventral. 31 pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal) merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja secara berlawanan.
Gambar Saraf Parasimpatik dan Simpatik
Saraf simpatik
Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.
Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja berlawanan dengan saraf simpatik.
Mekanisme Kerja Saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi. Berikut ini neurohumor yang dikenal:
Asetilkolin, merupakan zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan otot lurik, dan neuron dengan otot polos.
Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot jantung, neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase pada sinapsis.
Penghantaran Impuls
Penghantaran impuls saraf melalui sinapsis
Penghantaran impuls saraf melewati sinapsis dibantu oleh senyawa kimia yang disebut neurotransmiter, seperti: asetilkolin, norepinefrin, dopamin, dan serotonin.
Penghantaran impuls saraf melalui sel saraf
Perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf mengakibatkan mengalirnya impuls dalam serabut saraf tersebut.
Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Gerak biasa yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya melalui otak.
Jalannya rangsang : reseptor neuron sensorik otak neuron motorik efektor.
Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui gerak ini disebut lengkung refleks.
Jalannya rangsang : reseptor neuron sensorik sumsum tulang belakang neuron motorik efektor.
Gangguan/Penyakit pada Sistem Saraf
Meningitis, peradangan pada selaput pembungkus otak maupun tulang belakang sebagai akibat infeksi bakteri.
Penyakit ensefalitis, otak mengalami infeksi dan pembengkakan yang disebabkan virus, misalnya virus yang dibawa oleh nyamuk atau serangga pengisap darah maupun virus herpes, gondong, HIV, dan adenovirus.
Epilepsi, kondisi otak yang membuat penderita sensitif terhadap kejang berulang-ulang. Disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi, racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.
Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam mengingat.
Sistem Endokrin/Hormon
Pengertian
Hormon adalah getah yang disekresikan oleh kelenjar dan langsung diedarkan ke cairan tubuh (darah) untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang sifatnya mengatur tubuh.
Sistem endokrin dikontrol oleh hipotalamus, dengan cara menerima informasi dari otak dan mengintegrasikan ke dalam sistem endokrin sesuai dengan kondisi lingkungan.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin/buntu dibedakan menjadi:
Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat: bekerja terus menerus menghasilkan hormon. Contoh: kelenjar tiroid, hormonnya tiroksin.
Kelenjar yang bekerja sampai waktu tertentu: bekerja hanya sampai pada masa tertentu. Contoh: kelenjar kelamin, hormon GH/STH.
Kelenjar yang bekerja mulai waktu tertentu: bekerja mulai masa tertentu. Contohya kelenjar timus, hormon FSH, LH, dan prolaktin.
Hormon berfungsi sebagai mengatur homoeostatis, memacu pertumbuhan, untuk reproduksi, mengatur metabolisme, mengatur tingkah laku.
Berikut perbedaan antara kerja sistem saraf dan siistem endokrin
No.
Sistem saraf
Sistem endokrin
1
Responnya cepat
Responnya lambat
2
Signal-signal dibawa melalui neuron
Hormon-hormon dibawa melelui darah
3
Responnya langsung terhadap rangsangan dari luar
Responnya tidak langsung terhadap internal
Macam-macam Kelenjar Buntu
Kelenjar
Sekresi hormon
Fungsi
Keterangan
Hipofisis
Disebut juga master of gland karena mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan dalam tubuh.
Hipofisis Anterior
TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
mengatur pelepasan hormon dari kelenjar tiroid
ACTH (Adrenocorticotropic Hormon)
Merangsang kelenjar adrenal untuk mengekskresi glukokortikoid
- FSH (Follicle stimulating hormone)
- LH
(Luteinizing Hormon)
- merangsang folikel ovarium dan menghasilkan estrogen
- mempengaruhi pertumbuhan folikel jadi korpus luteum dan menghasilkan hormon progesteron
- merangsang terjadinya ovulasi
bersama dengan esterogen untuk pembentukkan progesterone oleh korpus luteum, pada pria menstimulasi testis menghasilkan sperma
GH /STH
mendorong pertumbuhan secara langsung, dengan merangsang pemanjangan cakra epifise tulang pipa.
Hipersekresi menyebabkan gigantisme (masa pertumbuhan)
Hiposekresi menyebabkan kretinisme (kekerdilan).
Prolaktin
merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan sintesis susu pada mamalia
-
Hipofisis Posterior
Oksitosin
menginduksi kontraksi otot uterus selama proses kelahiran bayi dan menyebabkan sekresi (glandula mammae) selama menyusui bayi
ADH
meningkatkan reabsorbsi air sehingga menurunkan jumlah urin, dan mempengaruhi rasa haus
Hipofisis Medial
MSH
(Melanocyt Stimulating Hormon)
aktivitas sel yang mengandung pigmen melanin pada kulit
Tiroid
Tiroksin
memelihara tekanan darah normal, denyut jantung, tonus otot, pencernaan, dan fungsi reproduksi, serta meningkatkan laju konsumsi oksigen pada metabolisme seluler
Hipersekresi menyebabkan Morbus Basedowi dan gigantisme
Hiposekresi menyebabkan kretisnisme dengan pertumbuhan jasmani dan kecerdasan terhambat.
Paratiroid
PTH
meningkatkan kadar Ca2+ di dalam darah (berlawanan dengan kalsitonin)
kelebihan menyebabkan batu ginjal
Kekurangan menyebabkan tetanus dan tulang rapuh
Pankreas
Insulin
mengubah glukosa menjadi glikogen yang akan disimpan di hati dan otot
Adrenal
adrenalin
memacu jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa; mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melegakan pernapasan; dan mempengaruhi pemecahan glikogen sehingga menaikkan kadar darah
Kerusakan kelenjar adrenal pada bagian korteks akan menyebabkan penyakit Addison
Timus
Somatotrofin
mempengaruhi pertumbuhan
Hipersekresi menyebabkan gigantisme dan akromegali (pertumbuhan ujung-ujung tulang pipa ke arah samping).
Hiposekresi menyebabkan kretinisme.
Sistem Penginderaan
Pengertian
Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat khusus. Macam-macam indera adalah:
Indera Peraba (Tangoreseptor)
Gambar Bagian Indera Peraba
Terletak di kulit, ada yang ujung sarafnya bebas ada yang berselubung (disebut saraf korpuskel).
Beberapa ujung saraf pada kulit: paccini (tekanan kuat), ruffini (panas), meisner (nyeri), merisneer (peraba), krausse (dingin).
Indera Pengecap
Gambar Bagian bagian lidah
Reseptornya disebut kemoreseptor (berupa zat kimia).
Terdapat di lidah dalam bentuk puting/papil pengecap Tiga macam papil: papil bentuk benang (papil peraba yang menyebar di seluruh permukaan lidah), papil yang dilingkari saluran (papil pengecap), dan papil bentuk martil (papil pengecap yang ada di tepi lidah).
Indra pengecap yang mampu mengecap empat cita rasa yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam (samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah).
Indera Pembau
Gambar Bagian hidung
Sel-sel pembau mempunyai ujung-ujung berupa rambut halus yang berhubungan dengan saraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat saraf olfaktori yang menuju ke otak.
Menerima rangsang berupa bau atau oflaksi.
Pendengaran dan Keseimbangan
Gambar Bagian bagian telinga
Telinga luar: daun telinga, liang telinga yang membantu mengkonsentrasikan gelombang suara.
Telinga Tengah:
Membran Timfani (selaput gendang), menerima gelombang bunyi.
Tulang-tulang pendengaran: tl. Martil (os maleus), tl. Landasan (os inkus) dan tl. Sanggurdi (os stapes), meneruskan vibrasi ke jendela oval.
Saluran eustachius, menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dengan lingkungan.
Telinga dalam
Jendela oval, penghubung telinga tengah dan telinga dalam.
Jendela melingkar, sebagai reseptor suara.
Koklea (rumah siput), reseptor untuk gerakan kepala.
Saluran semisirkuler dan utrikulus, reseptor gravitasi.
Membran basiler, meneruskan vibrasi.
Organ Korti, tempat terdapatnya reseptor suara berbentuk rambut.
Membran tektorial, meneruskan vibrasi ke organ korti.
Proses mendengar adalah sebagai berikut:
Getaran suara saluran pendengaran membran timpani martil landasan sanggurdi tingkap bulat cairan pada koklea bergetar ujung saraf otak timbul persepsi suara.
Penglihatan
Gambar Bagian bagian mata
Bagian-bagian mata:
Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan benda pada retina.
iris (selaput pelangi), bagian yang mengandung pigmen mata, untuk memperlebar atau memperkecil lubang pupil;
pupil: pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola mata.
lensa: mempunyai daya akomodasi;
bintik kuning (fovea): banyak mengandung saraf sehingga sangat peka untuk menerima sinar. Bintik kuning banyak mengandung sel basilus dan sel konus;
bintik buta: tempat masuk dan berbeloknya berkas saraf menuju ke pusat saraf;
cairan pengisi rongga: aqueous humor dan vitreous humor.
Fotoreseptor ada dua, yaitu:
bacillus (batang), menerima rangsang sinar lemah dan tak berwarna dan mengandung rodopsin (vit A dan protein).
conus (kerucut), menerima rangsang sinar kuat dan warna dan mengandung indopsin (retinin dan opsin)
Proses melihat adalah sebagai berikut:
rangsangan cahaya kornea aqueous humor lensa vitreous humor retina (fotoreseptor) saraf otak kesan melihat.
Kelainan pada mata
Miopi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak dekat.
Hipermetropi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak jauh.
Presbiopi: mata yang mengalami penurunan daya akomodasi lensa
Astigmatisma
Bidang refraksi tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam mata tidak difokuskan ke satu titik. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silindris.
Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:
a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.
b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.
c. Keratomalasi, kornea rusak
d. Kebutaan kornea
Kataraks
Karena kekurangan vitamin B2 (riboflavin) sehingga penglihatan terganggu karena lensa mata keruh.
Buta Warna
Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor warna tersebut dikenal:
Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam reseptor warna.
Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna, dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia (buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam dan putih, serta bayangan abu-abu.
Glaukoma
Glaukoma dalah meningkatnya volume aqueous humor, menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sehingga kapiler darah tertekan, kelangsungan hidup sel-sel penyususn retina terancam dan dapat berakibat kebutaan.
Strabismus (juling)
Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat diperbaiki dengan cara operasi.
Narkotika dan pengaruhnya terhadap sistem saraf
Di dunia kedokteran dikenal adanya obat-obat tertentu yang dapat menghilangkan penyakit atau rasa sakit di tubuh, ada pula obat tertentu yang dapat memengaruhi sistem saraf yang seringkali menimbulkan perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat yang sering disebut melayang, aktivitas luar biasa, rasa mengantuk atau tidur, halusinasi.
Obat-obat semacam itu disebut zat-zat psikoaktif yang bermanfaat bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila disalahgunakan dapat menyebabkan terjadinya masalah serius karena memengaruhi otak atau pikiran serta tingkah laku pemakainya, biasanya memengaruhi bagian tubuh yang lain. Selain itu, penyalahgunaan zat psikoaktif juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim disebut sebagai ketagihan (adiksi).
Penggunaan obat psikoaktif dalam dosis yang tinggi menyebabkan kerusakan pada otak dan tubuh serta dapat menimbulkan kematian. Zat psikoaktif masuk ke dalam tubuh melalui:
mulut (merokok dengan pipa atau sigaret)
hidung (menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya kokain)
kulit (menyuntikkannya ke dalam otot atau vena).
Cara yang paling langsung dan keras, yaitu dengan menyuntikkan melalui vena karena hasilnya cepat dan dramatis. Obat psiokaktif diklasifikasikan menurut cara obat itu memengaruhi penggunanya, yaitu stimulan, depresan, halusinogen, dan euforia.
Stimulan
Stimulan bersifat mentimulus sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja (kegiatan) misalnya meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Pengecilan pupil dan peningkatan gula darah. Jadi stimulus memberikan rangsang pemakainya untuk menggunakan tenaganya lebih cepat, oleh karenanya stimulan ini disebut juga "pil penggiat".
Stimulan dapat berupa kafein, nikotin, atau amfetamin (deksaderin, metil amfetamin, preludin, ritalin, serta kokain). Dengan amfetamin, para atlet olah raga dapat meningkatkan penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan luar biasa. Amfetamin juga memengaruhi organ-organ lainnya yang berhubungan dengan hipotalamus. Seperti halnya peningkatan rasa haus dan peningkatan rasa lapar dan kantuk.
Depresan
Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Pemakainya menjadi lambat dan kadang kadang membuatnya tertidur. Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut: etanol (etil alkohol); barbitural mencakup obat-obatan flu sperti seconal, membutal, dan emytal; obat penenang paling banyak dipakai adalah diazepam (valium); opiat mencakup opium, morfin, kodin dan metadon; abastetik mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah menguap dan biasa digunakan sebagai pelarut, misalnya benzen, toluena, dan karbon tetraklorida.
Halusinogen
Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan dan pendengaran subjek dan juga peningkatan respon emosional. Dengan dosis yang lebih tinggi, dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya, yakni si subjek "melihat" atau "mendengar" benda-benda yang tidak ada sama sekali atau melihat benda-benda nampak seperti bergoyang hidup.
Halusinogen meliputi LSD, STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin (dari pohon kaktus peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP (fenseklidin) suatu obat bius hewan. Halusinogen biasanya ditelan, tetapi juga disuntikkan.
Euforia
Euforia dalah obat yang memberikan rasa gembira dan bergairah. Yang termasuk obat utama dalam kelompok ini adalah ganja dan mariyuana. Ganja adalah mariyuana yang lebih kental. Kedua obat tersebut mengakibatkan rasa "melayang"
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri atas milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor.
Di dalam tubuh manusia struktur dan fungsi sistem regulasi (saraf, endokrin, indera). Sistem saraf meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Alat indera sebagai reseptor rangsang dari luar dilakukan oleh mata, telinga, lidah, kulit dan hidung. Sistem koordinasi secara sinegis berfungsi mengendalikan aktivitas dan keserasian kerjasama antar sistem organ.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarjito (2010), Panduan Belajar 12 SMA IPA, Primagama, Yogyakarta.
Kirana, Pramudiyanti, dkk (2011), Biologi untuk SMA/MA semester genap, Viva Pakarindo, Klaten.
http://www.generasibiologi.com/2012/09/sistem-regulasi.html
http://edukasi-global.blogspot.com/2012/04/sisrtem-regulasi-pada-manusia-lengkap.html
http://sistemregulasi.blogspot.com/